Anda di halaman 1dari 16

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. MANDOM INDONESIA TBK


PADA 04 JULI 2013

ERGONOMI PERUSAHAAN

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
dr. Nurvalinda As
dr. Pramudya Budi Kusumawardhana
dr. Puspa Astiriana Holle
dr. Raden Roro Pratiwi Madya Putri
dr. Rahma Putri Maharani
dr. Sri Rahayu
dr. Tri Wahyu
dr. Wahyu Hendra Prabowo
dr. Wisnu Prabowo

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


JAKARTA
PERIODE 01 05 JULI 2013
DAFTAR ISI

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan Kunjungan 4
1.3 Profil Perusahaan 4
1.3.1 Sejarah Perusahaan 5
1.3.2 Perkembangan Perusahaan 5
1.3.3 Produk Perusahaan 6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi 8
2.2 Ergonomi 8
2.2.1 Aplikasi Ergonomi pada Tenaga Kerja 9
2.2.2 Supervisi Tenaga Kerja 10
2.3 Kesehatan Kerja 10
2.4 Gizi Kerja 12
BAB III HASIL PENGAMATAN
3.1 Sikap Kerja 14
3.2 Cara Kerja 14
3.3 Beban Kerja 14
3.4 Kesehatan Kerja 15
3.5 Kantin dan Gizi Kerja 16
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 18
5.2 Saran 18
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja

yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK),

serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana telah

diamanatkan dalam UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti yang telah

diketahui, kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan

kerugian bagi pekerja dan pengusaha, mengganggu proses produksi perusahaan, dan merusak

lingkungan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap masyarakat luas. Oleh karena itu, upaya

yang nyata untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan PAK harus dilakukan secara

maksimal. Apabila analisis dilakukan secara mendalam, maka kecelakaan kerja (seperti

peledakan, kebakaran) dan PAK umumnya disebabkan oleh ketidakpedulian akan sistem

manajemen K3 (SMK3) yang baik dan benar.

Sejak diberlakukannya UU no. 22 tahun 1999 yang kemudian diamandemen dengan UU

no. 32 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah no. 25 tahun 2000 yang memberikan wewenang

operasional sepenuhnya kepada daerah, maka dalam implementasinya di lapangan muncul

berbagai macam penafsiran yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pengawasan K3

sebagaimana yang telah dimaksud dalam UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran berserta praktiknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial dengan usaha-usaha
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.

2 Tujuan Kunjungan

Kami telah melakukan kunjungan ke PT. Mendom Indonesia Tbk pada tanggal 04 Juli

2013, dimana perusahaan ini bergerak di bidang kosmetika, parfum, perbekalan kesehatan rumah

tangga, toiletries, dan kemasan plastik.

Tujuan kunjungan ini adalah untuk melakukan studi banding dan pengamatan higiene

industri terhadap hazard dan manajemen higiene serta penerapannya di lingkungan kerja PT.

Mendom Indonesia Tbk.

3 Profil Perusahaan

Nama perusahaan : PT. Mandom Indonesia Tbk

Bidang dan kegiatan usaha : Kosmetika, wewangian (parfum), perbekalan kesehatan

rumah tangga, toiletries, dan kemasan plastik

Alamat perusahaan : Jl. Yos Sudarso, By Pass, PO BOX 1072, Jakarta 14010,

Indonesia

Tanggal pendirian : 05 November 1969

Commercial operation : 16 April 1971

Go public : 30 September 1993

1 Sejarah Perusahaan
PT. Mandom Indonesia Tbk didirikan di Jakarta pada 05 November 1969. Awalnya,

perusahaan ini pertama kali didirikan dengan nama PT. Tancho Indonesia. Perusahaan ini
bergerak di bidang usaha industri kosmetika, wewangian, perbekalan kesehatan rumah

tangga, toiletries, dan kemasan plastik.


Sebagai perusahaan yang menjalankan usaha di Indonesia, PT. Mandom Indonesia

Tbk telah menetapkan komitmennya untuk melayani dan memberikan kontribusi bagi pasar

domestik dengan produk-produk terbaik Mandom. Setiap brand PT. Mandom Indonesia Tbk

secara khusus diciptakan dengan keunggulan dan keunikan masing-masing yang ditargetkan

untuk konsumen yang berbeda-beda.

2 Perkembangan Perusahaan
Sejak didirikan pada tahun 1969 hingga saat ini, PT. Mandom Indonesia Tbk

mengalami perkembangan yang cukup pesat; terbukti dengan kenaikan penjualan

perusahaan pada setiap tahunnya dan pada 07 Desember 2007 penjualan mencapai 1 triliun,

yang sesuai dengan Rencana Manajemen Jangka Menengah Tahap ke-1 (MID-1).

Pencapaian ini merupakan suatu lembaran sejarah tersendiri bagi perseroan dan merupakan

batu pijakan menuju perusahaan yang berskala lebih besar.


PT. Mandom Indonesia Tbk bergerak di bidang usaha industri kosmetika,

wewangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries, dan kemasan plastik. Usaha

kosmetika dan toiletries merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era globalisasi,

yang terbukti dari peningkatan penjualan yang konsisten selama lima tahun terakhir ini,

didukung dengan semakin meningkatknya kesadaran masyarakat Indonesia, baik laki-laki

maupun perempuan, akan perawatan tubuh dan penampilan. Oleh karena itu, PT. Mandom

Indonesia Tbk melakukan beberapa program marketing, seperti: launching produk baru

Pixy; sebagai sponsor Lets Dance Contest yang sesuai dengan segmentasi Gatsby yang

memiliki ciri khas gaya dan aktif; dan MTV Monday Soundsation (ditayangkan secara

langsung oleh salah satu stasiun televisi Indonesia) yang juga disponsori oleh Gatsby. PT.

Mandom Indonesia Tbk juga melakukan promosi dengan cara Mandom Fair, dimana PT.
Mandom Indonesia Tbk memperkenalkan produk-produknya kepada target pasar melalui

lomba, pameran, atau berbagai jenis event.

3 Produk Perusahaan

Berikut adalah produk yang diproduksi oleh PT. Mandom Indonesia Tbk, yaitu:

Gatsby
Johnny Andrean
La Beaute
Lovillea
Mandom
Miratone
Pixy
Pucelle
Spalding
Tancho
BAB II

TINJAUAN TEORI

1 Definisi

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (International Labor Organization/ILO)

adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai

penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi

efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli

hiperkes), manusia (dokter dan paramedik), serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini

disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang

berkaitan erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah

seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal, maupun tradisional.

2 Ergonomi

Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan lingkungan yang

bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat, dan nyaman.

Dengan demikian, dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja,

posisi kerja, dan proses kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: (1)

meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik

dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja; (2)

meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama

pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat

kerja; dan (3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi, dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem

manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat kerja,

menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress akibat kerja

berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena bebas dari

gangguan cidera, kepuasan kerja meningkat.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi: (1) tekhnik; (2) fisik;

(3) pengalaman psikis; (4) anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan

otot dan persendian; (5) anthropometri; (6) sosiologi; (7) fisiologi, terutama berhubungan dengan

temperatur tubuh, oxygen up take dan aktivitas otot; (8) disain; dan sebagainya.

1 Aplikasi Ergonomi pada Tenaga Kerja


a Posisi kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak

terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi

berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara

seimbang pada dua kaki.

b Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja

dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri

barat dan timur.

c Tata letak tempat kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan

simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

d Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,

tangan, punggung, dan lain-lain. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera

tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

2 Supervisi Tenaga Kerja


Semua pekerja secara kontinyu mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis

yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain:


a Pemeriksaan sebelum kerja bertujuan untuk menyesuaikan pekerja baru terhadap beban

kerjanya.
b Pemeriksaan berkala bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya

dan mendeteksi bila ada kelainan.


c Nasihat harus diberikan tentang higiene dan kesehatan

3 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan

lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal

(UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat

yang berada di lingkungan perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif.


Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang

untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan

kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah

terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari

promosi kesehatan adalah:

Mengembangkan perilaku kerja sehat


Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
Menurunkan angka absensi sakit
Meningkatkan produktivitas kerja
Menurunnya biaya kesehatan
Meningkatnya semangat kerja

Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang

disebabkan oleh alat/mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun

penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang

diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal

pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan

keuntungan bagi kedua belah pihak. Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat

pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja.

4 Gizi Kerja

Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi

kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi masalah

disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha,
kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah,

kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah:

Pekerja tidak bekerja dengan maksimal


Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
Pekerja tidak teliti
Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang

Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai

penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,

arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan

saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan informasi

gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan

dan produktivitas yang setinggi-tingginya.

Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi pekerja.

Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja merupakan langkah untuk

meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk pekerja

supaya memiliki kesehatan yang optimal. Penyakit yang sering timbul dalam suatu lokasi

pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan pencegahan,

sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal dilaksanakan.


BAB III

HASIL PENGAMATAN

Kegiatan kunjungan ke PT. Mendom Indonesia Tbk, Jakarta, ini dilakukan pada hari Kamis, 04

Juli 2013, pukul 09.00 11.30 WIB. Kami melakukan pengamatan aspek ergonomis terhadap

tenaga dan lingkungan kerja.

1 Sikap Kerja
Sikap para pekerja sudah sesuai dengan standar kerja yang ada (pekerja terlihat serius

dalam menghadapi pekerjaannya, tidak ada yang bersenda gurau atau berbicara diluar

pekerjaan). Para pekerja juga sudah memakai alat pelindung diri yang sesuai. Namun ada

beberapa pekerja diruang pengolahan dan pengepakan barang yang masih dalam posisi

membungkuk dalam berkerja.

2 Cara Kerja

Para pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan duduk. Pekerja dengan posisi berdiri

dilakukan roasi setiap 30 menit untuk mencegah kelelahan atau fatigue. Setiap pekerja

mendapatkan istirahat selama 50 menit dan dibagi menjadi tiga grup yaitu pada pukul 11.30

WIB, 12.00 WIB, 12.30 WIB. Selama istirahat para pekerja diperbolehkan untuk makan siang

dan beribadah.

3 Beban Kerja

Berdasarkan pengamatan dilingkungan kerja PT. Mandom. Beban kerja dari tenaga kerja

masih dalam batas normal yaitu 8-8,5 jam. Jam kerja yang berlaku dilapangan terbagi dalam tiga

shift yaitu:
Shift pagi mulai pukul 07.00 WIB 15.00 WIB
Shift siang mulai pukul 15.00 WIB 23.00 WIB
Shift malam mulai pukul 23.00 WIB 07.00 WIB

4 Kesehatan Kerja
Berdasarkan pengamatan di lingkungan kerja PT. Mandom para karyawan diberi masker

untuk APD yang utama dikarenakan PT. Mandom bekerja dalam bidang kosmetik dan

perawatan tubuh yang notabene menggunakan bahan kimia yang menghasilkan uap yang dapat

terhirup oleh paru-paru para karyawan. Disamping itu standarisasi cara pemakaian masker masih

kurang diterapkan secara baik, banyak karyawan menggunakan masker hanya sekedar pelengkap

pakaian kerja seperti pemakaian dibawah hidung. Bahan masker yang digunakan memenuhi

standar yang apabila digunakan dengan baik dapat melindungi para pekerja. Sedangkan pakaian

karyawan telah memenuhi standar keselamatan kerja di pabrik seperti topi dan sarung tangan.

Untuk keselamatan kerja PT. Mandom menyediakan tandu dan kotak P3K disetiap lantai untuk

penanganan perama apabila terjadi kecelakaan kerja. PT Mandom menyediakan klinik didalam

kompleks PT. tersebut yang terletak dilantai dasar, klinik tersebut terdiri dari dua dokter dan tiga

perawat jika ada karyawan yang sakit ringan maka karyawan akan ditangani ole dokter

perusahaan, tetapi jika karyawan ada yang mengalami sakit yang membutuhkn perawatan lebih

lanjut maka akan dirujuk ke rumah sakit yang menjalin kerja sama dengan PT Mandom untuk

melakukan pemeriksaan awal bagi calon pekerja maupun pemeriksaan kesehatan berkala kepada

setiap pekerja satu tahun sekali pemeriksaan khusus juga dilakukan terhadap karyawan tertentu

dengan faktor risiko tertentu.

5 Kantin dan Gizi Kerja

PT. Mandom Indonesia tbk menyediakan fasilitas kantin untuk tenaga kerja bagian

produksi maupun administrasi. Luas kantin mampu menampung seluruh karyawan di perusahaan
itu, teapi dalam hal penyajian makanan terdapat keterbatasan karena jumlah petugas catering

yang tidak memadai, oleh karena itu dalam penyajian makan siang dibagi dalam 3 shift jam

makan (jam 11.30, 12.00, 12.30) dan setiap karyawan diberi waktu 50 menit.

Jam kerja karyawan diperusahaan itu beragam, untuk pekerja yang shif pagi diberikan

makan 1 kali makan siang, untuk pekerja yang malam diberikan 1 kali makan malam, dan untuk

pekerjayang lembur sampai pagi diberikan makan jam 24.00 WIB.

Pengaturan gizi dilakukan oleh ahli gizi dari tempat catering yang sudah ditunjuk oleh

perusahaan. Catering tersebut menyediakan makanan dimulai dari pengaturan jenis makanan

penghitungan jumlah kalori dan kandungan makanan, pengolahan makanan, penyajian sampai

dengan pembuangan limbah makanan atau sampah. Semua itu sudah diatur sebelumnya dalam

suat perjanjian pihak catering dengan perusahaan.

Untuk kebersihan kantin secara garis besar cukup bersih nyaman dan rapih dalam

peletakan gelas dan air minum pada meja makan karyawan sudah cukup baik dan memadai.
BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, kami memberikan saran terhadap proses

produksi yang ada pada PT. Medom Indonesia Tbk, yaitu:

No. Aspek Permasalahan Anjuran Penanganan


1 Sikap kerja Ada beberapa pekerja diruang Untuk pengolahan, sebaiknya
pengolahan barang yang masih tempat menaruh mesin
dalam posisi membungkuk dalam ditinggikan sehingga para pekerja
berkerja. tidak perlu membungkuk.
2 Kesehatan Cara pemakaian masker masih Para pekerja diberikan
kerja kurang diterapkan secara baik, pengarahan untuk memasang
banyak karyawan menggunakan masker dengan cara yang baik
masker hanya sekedar pelengkap (menutupi hidung) sehingga
pakaian kerja seperti pemakaian serbuk-serbuk bedak dapat
dibawah hidung. dicegah masuk ke dalam saluran
pernapasan.
BAB V

PENUTUP

1 Kesimpulan
a Secara garis besar, aspek ergonomi dan kesehatan kerja dalam sikap kerja, cara kerja, dan

beban kerja yang ada di PT. Mandom Indonesia Tbk telah terpenuhi dengan baik.
b Kesehatan kerja PT. Mandom Indonesia Tbk telah berjalan dengan baik karena telah

memiliki kantin kerja yang mengatur gizi tenaga kerja serta klinik perusahaan yang

berperan sebagai pusat pengobatan primer para tenaga kerja.

2 Saran
a Untuk pengolahan, sebaiknya tempat menaruh mesin ditinggikan sehingga para pekerja

tidak perlu membungkuk.


b Para pekerja diberikan pengarahan untuk memasang masker dengan cara yang baik

(menutupi hidung) sehingga serbuk-serbuk bedak dapat dicegah masuk ke dalam saluran

pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai