PENDAHULUAN
Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh
oleh suatu sel atau kelompok sel dan menimbulkan efek pengaturan fisiologis
pada sel-sel tubuh lainnya.1
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah
untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang peranan hormonal terhadap
fungsi seksual wanita.
Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi
bagian depan sympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris
tertutup oleh rambut.
b. Labia majora
Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan
ke bawah dan belakang. Labia majora sinistra dan dextra bersatu di sebelah
belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut : commisura
posterior (frenulum)
Terdiri dari 2 permukaan :
1. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut
2. Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak
kelenjar sebacea
Labia mayora homolog dengan scrotum laki - laki
c. Labia Minora
Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini
menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil-bacil Doderlein hingga
vagina mempunyai reaksi asam dengan pH=4,5 dan ini memberi proteksi
terhadap invasi kuman-kuman.
b. Uterus
Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor di antara
vesica urinaria dan rectum. Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh
peritoneum sedangkan permukaan depan hanya di bagian atasnya saja.
Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang vesica
urinaria. Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola
lampu yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian : corpus uteri berbentuk segitiga
dan cervix uteri berbentuk silindris. Bagian dari corpus uteri antara kedua
pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim). Pinggir kanan / kiri tidak
tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium kanan / kiri.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan:
1. Perimetrium (lapisan peritonium) yang meliputi dinding uterus bagian luar.
2. Myometrium (lapisan otot) merupakan lapisan yang paling tebal.
3. Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari corpus
uteri yang membatasi cavum uteri.
c. Tuba Uterina Fallopi
Alat ini terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral,
mulai dari cornu uteri kanan kiri. Panjangnya 12 cm, diameter 3-8 mm.
Pada tuba ini dibedakan empat bagian:
d. Ovarium
Ovarium ada dua, kirii dan kanan uterus, dihubungkan dengan uterus oleh
ligamen ovarii proprium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan
perantarraan ligamentum infundibulo-pelvicum, disini terdapat pembuluh
darah untuk ovarium yaitu arteri dan vena ovarica.
e. Parametrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium.
Gambar 1. Organ reproduktif wanita
Fungsi seksual dan reproduksi pada wanita dapat dibagi dalam dua fase
utama: pertama, persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan, serta kedua,
periode kehamilan itu sendiri.1
Sistem hormon pada wanita seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki
hormon sebagai berikut:
Dua hasil bermakna dari siklus seksual adalah: Pertama, hanya satu ovum
matang yang normal dikeluarkan dari ovarium setiap bulan sehingga hanya
satu fetus yang dapat mulai tumbuh pada saat ini. Kedua, endometrium uterus
dipersiapkan untuk implantasi ovum yang telah dibuahi bila
dibutuhkan pada bulan ini.1
Selama setiap bulan siklus seksual wanita, terjadi kenaikan dan penurunan
jumlah FSH dan LH.Variasi siklus ini menyebabkan terjadinya perubahan
siklus ovarium.1
Gambar 2. Konsentrasi gonadotropin dan hormon-hormon ovarium plasma
selama siklus seksual wanita
a. Pertumbuhan Folikel
Folikel vesikular. Pada permulaan siklus seksual wanita setiap bulan, pada
sekitar permulaan menstruasi, konsentrasi FSH dan LH meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan percepatan pertumubuhan sel teka dan sel
granulosa dalam sekitar 20 folikel ovarium tiap bulan. Sel teka dan sel
granulosa juga menyekresikan cairan folikular yang mengandung estrogen
konsentrasi tinggi. Penimbunan cairan ini dalam folikel menyebabkan
terbentuk antrum dalam sel-sel teka dan sel granulosa.1
Bila folikel vesikular membesar, sel teka dan granulosa terus berkembang
pada salah satu kutub folikel. Dalam masa ini terletak ovum.1
Pada manusia, satu folikel dari salah satu ovarium mulai tumbuh cepat
pada sekitar haru keenam dan menjadi folikel dominan, sementara yang lain
mengalami regresi, membentuk folikel atretik.6
b. Ovulasi
Saat ovulasi atau keluarnya sel telur dari indung telur perlu kita ketahui
untuk menetukan massa/hari subur seorang wanita. Karena kehamilan hanya
mungkin bila senggama (koitus) terjadi sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi
terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang (pada siklus normal 28
hari). Dengan perkataan lain di antara dua haid yang berturutanoleh indung
telur dikeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari
ovarium kiri.7
Selama hari terakhir sebelum ovulasi dan diteruskan selama sehari atau
lebih setelah ovulasi, di bawah rangsang hormon luteinisasi, sel-sel teka dan
granulosa mengalami perubahan fisik dan kimia dengan cepat, suatu proses
yang dinamakan luteinisasi. Jadi massa sel yang masih tetap pada tempat
folikel yang pecah menjadi korpus luteum yang menyekresi hormon
progesteron dan estrogen. Sel-sel ini menjadi sangat besar dan memasukkan
lipid sehingga berwarna kekuningan, dari mana berasal istilah luteum.1
d. Fase Menstruasi
Bila sel telur tidak di buahi, maka setelah berusia tertentu korpus luteum
yang merupakan pemroduksi hormon estrogen dan progesterone
menghentikan aktivitasnya, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikans yang kemampuannya memproduksi estrogen dan progesterone amat
rendah. Turunnya kadar estrogen dan progesterone secara mendadak berakibat
lepasnya ovum dan robeknya endometrium yang menebal. Robek dan
hancurnya endometrium menyebabkan tipisnya dinding rahim. Pada masa
menstruasi biasanya hormon wanita ini berpengaruh dalam tingkah lakunya
sehari-hari, misalnya mudah marah, mudah tersinggung, rasa cemas, dan lain-
lain.8
Siklus menstruasi terdiri atas perubahan-perubahan di dalam ovarium dan
uterus. Masa menstruasi berlangsung kira-kira lima hari; selama masa ini
epitelium permukaan lepas dari dinding uterus dan perdarahan pun terjadi.9
b. Fungsi progesteron
Efek pada uterus. Sejauh ini sebagian besar fungsi progesteron adalah
meningkatkan perubahan sekresi pada endometrium jadi menyiapkan
uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
II.2.1.4Pubertas
II.2.1.5Menopause
Fase eksitasi pada wanita dapat dimulai oleh rangsangan fisik dan psikis.
Stimulasi taktil pada klitoris dan daerah perineum sekitar merupakan
rangsangan seks yang sangat kuat(guyton). Faktor psikis yang merupakan
dorongan seksual pada wanita sukar ditafsirkan. Hormon-hormon seks, dan
hormon-hormon korteks adrenal juga, tampaknya menunjukkan pengaruh
langsung pada wanita untuk menimbulkan dorongan seksual. 3Hasrat juga akan
berubah selama siklus bulanan seksual, hasrat tertinggi didapatkan menjelang
ovulasi yang dipercaya karena kadar estrogen yang sedang tinggi selama
periode ini.11
Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi penetrasi akhir ovum. Untuk
membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati korona
radiata dan zona pelusida yang mengelilingi sel telur. Enzim-enzim akrosom
yang terpajan ketika membran akrosom pecah setelah berkontak dengan
korona radiata memungkinkan sperma membuat saluran menembus sawar-
sawar protektif ini.3
Gambar 4.Proses fertilisasi. (a) Gambaran skematik sperma yang
menembus sawar-sawar yang mengelilingi ovum. (b) Foto mikroskop elektron
memperlihatkan sebuah spermatozoa dengan membran akrosom yang telah
rusak dan enzim-enzim akrosom dibebaskan (warna merah).
Selama tiga sampai empat jam pertama setelah pembuahan, zigot tetap
berada di ampula dan mengalami sejumlah pembelahan mitotik untuk
membentuk suatu bola padat sel-sel yang disebut morula. Sementara itu,
peningkatan progesteron dari korpus luteum merangsang pengeluaran
glikogen dari endometrium ke dalam lumen saluran reproduksi untuk
digunakan sebagai energi oleh mudigah. Sekitar tiga sampai empat hari setelah
ovulasi, progesteron diproduksi dalam jumlah memadai untuk melemaskan
otot tuba uterina sehingga morula dapat dengan cepat terdorong ke dalam
uterus oleh kontraksi peristaltik tuba uterina dan aktivitas silia. Ketika turun
ke uterus, morula mengapung bebas di dalam rongga uterus selam tiga sampai
empat hari, hidup dari sekresi endometrium dan terus membelah. Selama
enam sampai tujuh hari pertama setalah ovulasi, lapisan dalam uterus
dipersiapkan untuk implantasi di bawah pengaruh progesteron fase luteal.
Selama waktu ini, uterus berada dalam fase sekretoriknya, atau fase
progestasional, menyimpan glikogen dan mengalami peningkatan
vaskularisasi.3
Selama gestasi, pintu keluar uterus tetap terttutup oleh serviks yang kaku
dan tertutup rapat. Seiring dengan mendekatnya persalinan, serviks mulai
melunak (atau matang) akibat disosiasi serat jaringan ikatnya yang kuat
(kolagen). Karena perlunakan ini maka serviks menjadi lentur sehingga dapat
secara bertahap membuka pintu keluarnya sewaktu janin yang secara paksa
didorong menekannya saat persalinan. Perlunakan ini terutama disebabkan
oleh relaksin, suatu hormon peptida yang dihasilkan oleh korpus luteum
kehamilan dan plasenta. Faktor lain juga berperan dalam perlunakan serviks
ini. Relaksin juga melemaskan jalan lahir dengan melonggarkan jaringan ikat
antara tulang-tulang panggul.3
1. Faktor hormonal
2. Faktor mekanik
II.2.2.2Laktasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Hormon mempunyai banyak peran dalam kehidupan, salah satunya
berperan pada wanita dalam fungsi seksual wanita. Hormon juga berperan
dari awal penentuan fenotip seks pada saat masih di dalam kandungan,
dimana hormon testosteron, MIF, dan DHT akan mempengaruhi fenotip pria,
dan sebaliknya apabila ketiga hormon ini tidak ada maka tebentuklah fenotip
wanita.
Sistem hormon wanita baru dimulai pada saat pubertas, dimana homon
releasing hipotalamus mulai bekerja kemudian mengeksitasi hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormon gonadotropin, yaitu FSH dan LH. Kemudian
hormon ini meningkat di dalam darah yang memberikan efek sistemik,
terutama pada organ genital, yaitu ovarium dengan sasaran folikel yang
mengandung bakal ovum. Bila FSH dan LH dari kelenjar hipofisis anterior
mulai disekresi dalam jumlah besar, maka terjadilah pertumbuhan folikel
ovarium. Stadium pertama pertumbuhan folikel adalah pembesaran ovum
yang diikuti perkembangan lapisan-lapisan sel granulosa tambahan dan
beberapa lapisan sel-sel teka. Sel granulosa akan menyekresikan progesteron,
sedangkan sel teka akan mengeksresikan estrogen. Sel teka dan sel granulosa
juga menyekresikan cairan folikuler. Penimbunan cairan ini dalam folikel
menyebabkan terbentuknya antrum dalam sel teka dan sel granulosa. Semakin
lama folikel akan makin bertambah besar dan setelah itu folikel menjadi
matang dan pecah membebaskan ovum,peristiwa ini dinamakan ovulasi.
Kemudian ovum tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam abdomen oleh
cairan antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan ini cepat ditarik ke dalam
tuba uterina, tempat fertilisasi akan terjadi.
Masa sel yang masih tetap pada folikel yang pecah menjadi korpus luteum.
Di bawah pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan progesteron dan
estrogen, dengan progesteron merupakan produk hormon paling banyak.
Bila ovum tidak dibuahi maka setelah berusia beberapa hari korpus luteum
menghentikan aktifitasnya dalam mengahasilkan progesteron dan estrogen.
Kemudian korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans. Penurunan
estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dan robeknya
endometrium, peristiwa ini dinamakan mensruasi.
Bila terjadi proses fetilisasi, maka korpus luteum akan dipertahankan oleh
hormon human chorionic gonadotropin untuk menghasilkan estrogen,
progesteron, dan relaksin untuk mempertahankan dan myokong kehamilan.
Pada minggu keenam kehamilan plasenta mengambil alih fungsi korpus
luteum, tetapi korpun luteum masih tetap dipertahankan selama kehamilan.
Selama kehamilan jumlah estrogen yang sangat berlebihan menyebabkan
(1) pembesaran uterus, (2) pembesaran kelenjar mammae dan pertumbuhan
jaringan kelenjar mammae, dan (3) pembesaran genitalia eksterna wanita.
Estrogen juga merelaksasi berbagai ligamentum pelvis sehingga sendi
sakroiliaka relatif lentur dan simpisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini
mempermudah pengeluaran fetus mealaui jalan lahir.
BAB V
KESIMPULAN
Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh
oleh suatu sel atau kelompok sel dan menimbulkan efek pengaturan fisiologis
pada sel-sel tubuh lainnya.
Hormon berperan dalam fungsi seksual dan reproduksi pada wanita dapat
dibagi dalam dua fase utama: pertama, persiapan tubuh untuk konsepsi dan
kehamilan, serta kedua, periode kehamilan dan laktasi.
Hormon yang berperan pada fada fase persiapan konsepsi dan kehamilan
adalah FSH dan LH yang dirangsang pengeluarannya oleh hormon releasing
hipotalamus. Kemudian hormon ini merangsang ovarium yang merupakan salah
satu organ target untuk mengeluarkan estrogen dan progesteron. Hormon yang
berperan saat kehamilan adalah human chorionic gonadotropin, estrogen,
progesteron, rekasin, somotomamotropin korionik, oksitosin, dan prolaktin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Petrus Andrianto (Penerjemah).2011.Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit:.Jakarta:EGC
2. Yurita Handojo (Penterjemah). 1998.Atlas berwarna dan teks
fisiologi.Jakarta: Hipocrates
3. Brahm U. Pendit (Penterjemah).2011.Fisiologi Manusia:dari Sel ke
Sistem.Jakarta:EGC
4. Santoso Gunardi,dkk (Penterjemah).2013. Sinopsis Organ System-Sistem
Reproduksi.Tangerang:Karisma
5. Bagian obsetri & ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung.1983.Obstetri Fisiologi.Bandung:Eleman
6. Djauhari Widjajakusumah dan Dangsina
Moeloek(Penterjemah).2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
7. Mochtar, Rustam.1992.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
8. Indryawati,Rini.2007.Pengaruh Hormon Seksual terhadap
Wanita.Gunadarma. indryawati.staff.gunadarma.ac.id
9. Sri Yuliani Handoyo (Penterjemah).2015.Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis.Jakarta:Prima Grafika
10. Anonim.repository.usu.ac.id
11. Ardi,Muhammad.eprints.undip.ac.id
12. Anwar, Ruswana.2005.Endrokinologi kehamilan dan
persalinan.Bandung:FK Unpad.pustaka.unpad.ac.id