PENDAHULUAN
Dari data Badan Kesehatan Dunia WHO pada tahun 2010, diketahui
terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan
angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Di Indonesia,
setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar 8.000
kasus berakhir dengan kematian.
1
Peningkatan kasus ini terlihat dari tahun 2007 sebanyak 36 kasus sampai tahun
2013 dengan 42 kasus. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas kanker serviks
menurut WHO (2006) disebabkan karena keterlambatan dalam pengobatan.
Pasien biasanya datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut, dan
terlambat untuk diobati. Ini terjadi karena terlambatnya deteksi dini kanker dan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala kanker serviks.
2
pra-kanker. Tes IVA dianjurkan bagi semua perempuan usia 30 – 50 tahun yang
sudah melakukan hubungan seksual. Target program adalah 50% perempuan
berusia 30-50 tahun melakukan skrining yang dicapai pada tahun 2019.
Faktor yang menjadi hambatan perempuan tidak melakukan deteksi dini
kanker serviks adalah kurangnya pengetahuan akan bahaya kanker, pendidikan
yang kurang atau kurangnya informasi tentang penyakit kanker dan deteksi
dininya, sehingga muncul rasa takut, cemas, ataupun malu bila hasilnya positif
dan memilih untuk menghindarinya. Kurangnya promosi kesehatan dan belum
maksimalnya perluasan informasi deteksi dini kanker serviks metode IVA
ditanggung oleh JKN juga menjadi hambatan seseorang melakukan IVA.
Pelaksanaan IVA untuk deteksi dini kanker di Kota Solok telah dimulai
pada tahun 2010, banyak kendala yang dihadapi termasuk mengubah mindset
masyarakat yang masih menganggap tabu untuk memeriksakan alat
reproduksinya. Data Puskesmas Tanah Garam pada tahun 2017 memiliki
jumlah kunjungan IVA 508 orang dengan 2 WUS positif IVA. Cakupan deteksi
dini kanker serviks pada tahun 2017 sebesar 13,5%. Target ini masih di bawah
dari target yang ditetapkan yaitu target per satu tahun 16%.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1. Bagi pembaca agar dapat menambah pengetahuan untuk dapat lebih
memahami tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat.
2. Meningkatnya motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin
3
3. Meningkatnya jumlah perempuan yang melakukan deteksi dini kanker
leher rahim
4. Meningkatnya penemuan lesi prakanker dan stadium dini kanker leher
rahim
5. Terlaksananya perluasan informasi tentang penyakit kanker, faktor risiko
kanker dan upaya pengendaliannya
DAFTAR PUSTAKA
4
Kemenkes RI.2017.Buku Monitoring Faktor Resiko Penyakit Tidak
Menular.Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
tahun 2015 diperbanyak Dinas Kesehatan Kota Solok Seksi P2.