untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar
JENIS MIKROSKOP :
Mikroskop Biasa
Mikroskop monokuler
Mikroskop Elektron
BAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP :
Lensa Okuler
Tabung Mikroskop
Tombol pengatur fokus kasar
Tombol pengatur fokus halus
Revolver
Lensa Objektif
Lengan Mikroskop
Meja Preparat
Penjepit Objek Glass
Kondensor
Diafragma
Reflektor/cermin
Kaki Mikroskop
CARA KERJA :
Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur
serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran
daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan
pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh
daya pisah maksimal.
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan
pembesarannyapun akan kurang optimal.
SIFAT BAYANGAN
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis
besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat
bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi
diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop
cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang
terbalik dan diperbesar.
Apa fungsi Pipet pada Laboratorium ?
Selasa, 6 Oktober 2015
Pipet adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran
yang kecil dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang pada proses penelitian kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya
tidaklah terlalu besar, disaat itu lah kita membutuhkan pipet yang dapat memindahkan cairan
yang tidak besar volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya.
Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet memang membutuhkan waktu yang agak
lama, karena biasanya kita harus menggunakan pipet jenis pipet tetes yang memiliki volume
maksimal tidak lebih dari 5ml. tapi demi hasil ukuran yang sesuai kita harus tetap
menggunakan pipet tetes .
Pipet tetes memiliki berbagai bentuk ukuran mulai dari yang terkecil 1ml, hingga ukuran
pipet tetes yang paling besar yaitu 5ml.
Cawan petri itu sendiri dapat terbuat dari kaca ataupun plastik yang dilengkapi dengan tutup.
Dilihat dari sisi bentuk petri dish ini berbentuk wadah bulat dan dangkal. Salah satu brand
dari petri dish yang sering digunakan adalah normax. Jika anda kesulitan mencari penjual
petri dish silakan hubungi kami, dengan senang hati kami akan membantu.
Sebagai wadah untuk memanaskan bahan diatas hot plate, khusus untuk
beker glass yang terbuat dari kaca borosilat.
Gelas Ukur
gelas ukur
Gelas Ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan dari 10
hingga 2000 mL. Alat ini memiliki bentuk seperti pipa dengan bagian bawah agak
sedikit lebar yang berguna sebagai kaki untuk menyangga alat ini agar dapat tetap
berdiri. Gelas ukur pada umumnya terbuat dari bahan elas (polipropilen) ataupun
plastik.
Gambar anemometer
Hygrometer adalah sebuah alat untuk mengukur kadar kelembaban udara pada lingkungan.
Alat pengukuran kelembaban udara biasanya bergantung pada pengukuran-pengukuran
beberapa kuantitas lainnya seperti temperatur, tekanan, masa atau perubahan mekanis atau
elektris pada zat dimana kelembaban terhisap. Dengan kalibrasi dan kalkulasi, pengukuran-
pengukuran ini dapat merujuk pada pengukuran humidity (kelembaban udara). Alat-alat
elektronik modern menggunakan kondensasi suhu, atau perubahan pada kapasitansi elektrikal
atau resistansi untuk mengukur perubahan kelembaban udara.
Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan
temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur
kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembaban biasanya ditandai
dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius
Soil taster
oil Tester
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus
jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai
pH 7 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Di dalam air minum PH meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasa-an.
Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat
dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya log [H+]. Dengan kata lain pH
merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan
indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukur PH tingkat asam
dan basa air minum ini bekerja secara digital, PH air disebut asam bila kurang
dari 7,
PH air disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan
PH air disebut netral bila ph sama dengan 7. PH air minum ideal menurut standar
Departemen Kesehatan RI adalah berkisar antara 6,5 sampai 8,5
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan
diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih
berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil
Selain untuk mengukur ph air maka ph meter ini dapat digunakan untuk
mengukur ph tanah dengan terlebih dahulu mencampurkan tanah yang akan
diukur dengan sejumlah air. Komposisi campuran air dan tanah mengikuti aturan
yang berlaku yaitu dengan nisbah 1:1 atau 1:2,5 atau 1:5. Tipe keasaman aktif
atau keasaman actual disebabkan oleh adanya Ion H+ dalam larutan tanah.
Keasaman ini ditulis dengan pH (H2O). Sebagai contoh keasaman (pH) tanah
diukur dengan nisbah tanah : air 1 : 2,5 (10 g tanah dilarutkan dengan 25 ml air)
dan ditulis dengan pH2,5(H2O). Di beberapa laboratorium, pengukuran pH tanah
dilakukan dengan perbandingan tanah dan air 1 : 1 atau 1 : 5. Pengukuran pada
nisbah ini agak berbeda dengan pengukuran pH2,5 karena pengaruh
pengenceran terhadap konsentrasi ion H. Untuk tujuan tertentu, misalnya
pengukuran pH tanah basa, dilakukan terhadap pasta jenuh air. Hasil pengukuran
selalu lebih rendah daripada pH2,5 karena lebih kental dan konsentrasi ion H+
lebih tinggi. Di bidang pertanian tanah yang ideal adalah PH mendekati 7
sehingga unsur hara dan senyawa yang penting dapat diserap oleh tanaman.
Jika PH tanah terlalu asam yaitu dibawah nilai 7 maka perlu diperbaiki dengan
menambahkan kapur (CaCO3) pada tanah tersebut sehingga PH-nya mendekati
netral. Caranya pada awal musim kemarau kita gemburkan tanah menggunakan
cangkul, taburkan kapur giling atau kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3
sampai 90%. Campur kapur tersebut dengan tanah yang akan kita netralkan
dengan dosis kg tiap m2, biarkan selama kurang lebih 1 bulan (pengapuran
diusahakan agar tidak terkena hujan). Setelah 1 bulan atau lebih, kita ukur
kembali pH tanah tersebut hingga mendapat pH 7. Setelah kita dapatkan pH 7
biarkan 2 minggu , kalau akan di Tanami kita harus menyiramnya paling tidak 5
kali apabila akan kita lakukan pemupukan untuk dilakukan
penanaman(sebaiknya menggunakan pupuk kandang).
Jika tanah bersifat basa caranya sama dengan jenis tahah yang Asam, tetapi
tidak menggunakan kapur, melainkan menggunakan belerang dan lakukan cara
yang sama apa bila akan dilakukan pemupukan. Penggunaan PH meter dapat
lebih komplek lagi untuk pengukuran PH tepung, PH Urine, maupun PH Karbon
aktif dan lain-lain.
Larangan penggunaan :
PH Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai berikut :
1. Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak
presisi
2. Air Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran
menjadi tidak presisi
3. Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran dari
spesifikasi alat ini
Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu : Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat
memerahkan kertas lakmus biru, Larutan dalam air dapat mengantarkan arus
listrik, Menyebabkan perkaratan logam (korosif).
Contoh larutan Asam : Air jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL),
Tembaga(II) Sulfat (CuSO4), Alumunium Sulfat (AlSO4) dll
Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : Rasanya pahit, Bersifat licin, Dapat
membirukan kertas lakmus merah, Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik,
Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)
Cantoh larutan basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida
(NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3),
Contoh larutan netral: Alkohol/Ethanol, garam (Natrium Klorida=NaCl),
Amonium Klorida, Air abu (air alkali = iye water = garam alkali)
Kita mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam lemah dan asam
kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam atau
basa tergantung dari bagaimana suatu senyawa diuraikan dalam pembentukan
ion-ion jika senyawa tersebut dalam air. Asam atau basa juga bersifat elektrolit,
daya hantar larutan elektrolit bergantung pada konsentrasi ion-ion dalam
larutan. Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara sempurna sehingga
konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya sebagian kecil saja yang
dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit. Untuk mengetahui
suatu larutan termasuk elektrolit atau bukan dapat menggunakan alat penguji
elektrolit atau juga dapat menggunakan alat pH meter, dan indikator universal
untuk mengetahui pH suatu larutan secara langsung sehingga dapat diketahui
apakah larutan tersebut termasuk asam, basa atau garam. Nilai pH ditunjukkan
dengan skala, secara sistematis dengan nomor 0-14.