Anda di halaman 1dari 192

INSTRUMENTASI

LABORATORIUM KIMIA KLINIK

1. Achmad Nur Fadillah


2. Ahmed Fajrul Ilmi
3. Amara Sollamita Putri
4. Annisa Larasati
5. Aqshal Azmi Muhammad
6. Ardhita Nabila Syari
7. Chika Aini Sabilla
8. Delvina
9. Diah Ropaidah
10. Dian Indie Rahmalia
11. Eva Nadila
12. Fadihillah Aulia Zahra
13. Farah Annisa Shalekha Sukma
14. Febri Khoirunnisa
15. Ina Khairina Salasatunnisa
16. Khollyfatun Khaliah
17. Komyati
Fotometer
Bagian dan Fungsi
1. Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.
2. Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuangan.
3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample.
4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar hasilnya
sempurna.
5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis oleh f
otometer.
6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elastic dan
menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.
7. Display LCD untuk melihat hasil pemeriksaan

Prinsip Kerja
Berdasarkan hukum Lambert-Beer jika seberkas sinar melalui suatu larutan berwarna, maka sinar itu akan
diserap (Absorbence), banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Sumber
cahaya yang berasal dari dari lampu halogen tungsten dikumpulkan oleh lensa cembung. Cahaya itu dipant
ulkan oleh cermin pembalik dan dibentuk kembali oleh lensa kedua, cahaya putih melalui kuvet penghitung
berinteraksi dengan campuran reaksi. Cahaya yang timbul dari dari kuvet yang telah disatukan dengan Spe
ctrograph Enterance Slit (Celah pembentuk cahaya Spectrograph) oleh lensa ketiga. Concave Reflective G
rating (Lensa cekung pembalik cahaya dari kisi) mengarahkan cahaya ke dalam radiasi monokromatik dan
dipantulkan ke pendeteksi pixel PDA (Pixel Digital Analogical) lalu hasil tampil dalam display.
Cara Kerja
Persiapan Sample
1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik.
2. Tekan tombol power on.
3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.
4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.
5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu dengan aquabidea dengan cara selang aspirator
dicelupkan ke dalam aquabides, lalu tekan tombol washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam a
lat dan dilakukan proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-gelembung udara atau
kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.
Pengukuran Sample
1. Sample diinkubator selama 5-10 menit.
2. Ukurlah larutan blanko, larutan standar dan sampel.
3. Lakukan set up pada suhu kuvet.
4. Blanko, standar dan sampel akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data
Sentrifuge

• Motor fungsinya sebagai penggerak rotor sehingga dapat berputar dengan


kecepatan tertentu
• Rotor befungsi untuk meletakkan tabung sampel
• Control / panel control yaitu sebuah komponen yang berisi tombol seperti
on/off, pengatur kecepetan, pengatur waktu
• Lid / penutup dilengkapi dengan tutup yang mekanismenya diatur dengan
pengunci / latch otomotis. Tidak dapat terbuka sebelum proses centrifugisa
si selesai
• Body fungsinya melindungi bagian dalam (motor/rotor/sample) dan kompo
nen lainnya

Prinsip Kerja
Dengan memisahkan partikel yang terkandung di dalam suatu larutan menurut ukuran, bentuk, kerapatan molekul,
viskositas dari medium tersebut serta kecepatan rotor. Semakin besar perbedaan kerapatan antara partikel larutan,
maka akan semakin cepat pergerakannya. Sedangkan, partikel dengan kerapatan yang lebih besar akan terkumpul
di dasar membentuk sedimentasi, terpisah dari partikel dengan kerapatan yang lebih rendah yang akan mengapun
g di atasnya.
Cara Kerja

1. Untuk mengoperasikan colokkan alat pada stop kontak


2. Siapkan sample yang akan diputar dan letakkan pada tempatnya secara simetris
dan seimbang
3. Jika persiapan sample telah selesai nyalakan mesin
4. Kemudian set TIMER pada waktu yang dikehendaki dengan memutar knob,timer
akan berhenti dengan sendirinya sesuai dgn capaian waktunya
5. Pilih kecepatan dengan memutar SPEED
6. Alat akan langsung berputar ditandai dengan lampu operation menyala.
7. Tunggu sampai alat berhenti berputar lalu keluarkan sampel
8. Matikan alat dengan menekan tombol POWER
Mikroskop

Lensa Okuler : salah satu bagian-bagian mikroskop yang paling dikenali. Letak lensa
okuler dekat dengan mata pengamat atau observer. Fungsi letak okuler adalah untuk
membentuk bayangan maya, tegak, diperbesar dari lensa objektif.
Lensa Objektif : Jika lensa okuler berdekatan dengan mata pengamat, maka lensa
objektif berada dekat dengan objek yang diamati. Fungsi lensa objektif adalah untuk
membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Tabung Mikroskop (Tubus) : Bagian mikroskop berikutnya adalah tabung mikroskop
yang biasa disebut sebagai tubus. Bentuk tabung mikroskop berbentuk seperti tabung
.Fungsi tabung mikroskop atau tubuh adalah untuk mengatur fokus dan menghubung
kan lensa okuler dengan lensa objektif.
Makrometer (Pemutar Kasar)
Berikutnya ada bagian mikroskop makrometer atau pemutar kasar. Letak makrometer
terdapat di bagian lengan mikroskop. Fungsi makrometer atau pemutar kasar adalah
untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan cepat
Makrometer (Pemutar Kasar) : Berikutnya ada bagian mikroskop makrometer atau pemutar kasar. Letak
makrometer terdapat di bagian lengan mikroskop. Fungsi makrometer atau pemutar kasar adalah untu
k menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan cepat.
Mikrometer (Pemutar Halus) : Selain makrometer juga ada mikrometer atau pemutar halus. Fungsi mikr
ometer atau pemutar halus adalah untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan lambat.
Ukuran mikrometer biasanya lebih kecil dibandingkan makrometer.
Revolver (Pemutar Lensa) : Bagian-bagian mikroskop berikutnya adalah pemutar lensa atau yang lebih
dikenal sebagai revolver mikroskop. Fungsi revolver adalah untuk mengatur perbesaran lensa objektif. Ca
ra penggunaan revolver adalah dengan memutarnya ke kanan atau ke kiri.
Reflektor (Cermin Pengatur) : Reflektor juga termasuk bagian mikroskop. Fungsi reflektor adalah untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke objek yang diamati melewati lubang yang ada di meja objek. Reflek
tor terdiri dari dua jenis cermin, yaitu cermin datar, digunakan saat cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, s
erta cermin cekung, digunakan saat kondisi kekurangan cahaya.
Diafragma : Bagian mikroskop selanjutnya adalah diafragma atau yang dikenal sebagai pengatur cahaya.
Fungsi diafragma adalah untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk, sehingga pengamat bis
a menentukan jumlah cahaya yang masuk.

Kondensor :
Kondensor bisa digunakan dengan cara diputar-putar dan dinaik-turunkan sesuai keinginan. Fungsi kon
densor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin serta memfokuskan cahaya
untuk menerangi objek pengamatan.
Meja Mikroskop
Berikutnya juga ada meja mikroskop atau meja kerja sebagai salah satu bagian mikroskop. Meja mikros
kop ini menjadi alas dan tempat mengamati objek. Fungsi meja mikroskop adalah untuk meletakkan ob
jek yang diamati dalam sebuah penelitian.
Penjepit Kaca (Klip)
Ada juga bagian penjepit kaca atau penjepit objek atau dikenal juga sebagai klip. Fungsi penjepit kaca ini
adalah sebagai pelapis objek agar objek tidak bergeser-geser saat pengamatan sedang berlangsung. Cara
nya dengan menjepit kaca yang melapisi objek sehingga posisi objek menjadi tetap.
Lengan Mikroskop
Selain itu juga terdapat bagian lengan mikroskop yang cukup mencolok untuk diamati. Fungsi lengan mik
roskop ini adalah sebagai pegangan pada mikroskop. Hal ini penting saat mikroskop akan dibawa atau di
pindahkan menuju ke tempat lain.
Bagian Kaki Mikroskop
Berikutnya juga bagian kaki pada mikroskop. Fungsi kaki mikroskop adalah berfungsi sebagai penyangga
atau penopang mikroskop. Hal ini penting agar posisi mikroskop tetap stabil dan bisa berdiri tanpa takut
akan terjatuh atau terbalik posisinya.
Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut)
Yang terakhir juga ada bagian pengatur sudut atau yang dikenal sebagai sendi inklinasi. Fungsi sendi inkli
nasi adalah untuk mengatur sudut tegaknya mikroskop yaitu dengan mengatur derajat kemiringan mikros
kop untuk memudahkan pengamatan.

Prinsip kerja
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa
okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau den
gan mata berakomodasi maksimum
Cara kerja
1. Letakan mikroskop pada meja yang datar dan stabil, pastikan meja kokoh dan tidak mudah goyah.
2. Jika mikroskop menggunakan sumber listrik untuk media pengamatan objek, pastikan kabel mikroskop menjangkau sumber list
rik dan hubungkan.
3. Sediakan objek yang akan diamati dengan mikroskop dan letakan dekat dengan mikroskop.
4. Kendurkan terlebih dahulu makrometer supaya penempatan objek pada meja preparat bisa dilakukan dengan mudah.
5. Preparasi sample atau objek yang akan diamati dengan mikroskop lalu letakan pada meja preparat dan jepit.
6. Putar revolver untuk memilih perbesaran yang dibutuhkan (4x, 10x, 40x atau 100x) untuk mengamati objek.
7. Nyalakan lampu untuk mengamati objek pada meja preparat, jika anda menggunakan mikroskop dengan pencahayaan alami(c
ahaya matahari) anda perlu melakukan setting cermin untuk memfokuskan cahaya pada objek.
8. Mulai amati objek yang telah ditempatkan pada meja preparat, jika anda menggunakan mikroskop tipe monokuler, anda hanya
bisa mengamati dengan salah satu mata. Jika anda menggunakan mikroskop tipe binokuler anda bisa mengamati dengan kedu
a mata. Dan jika anda menggunakan tipe mikroskop trinokuler dengan kamera yang sudah terpasang dengan baik, anda bisa
melihat dalam monitor yang tersedia.
9. Beberapa jenis mikroskop memiliki beberapa makrometer dan mikrometer pada satu unit mikroskop, hal ini memudahkan anda
dalam mengamati objek.
10. Putar makrometer atau mikrometer pada pada preparat(geser kanan-kiri) untuk menempatkanya pada posisi yang sesuai.
11. Putar makrometer atau micrometer pada lengan mikroskop(geser atas-bawah) untuk memfokuskan objek yang sedang diamati.
12. Mikroskop yang baik memiliki fitur lampu yang bisa di atur tingkat kecerahannya(terang-redup).
13. Aturlah revolver lensa untuk memilih perbesaran yang diinginkan, pastikan ketika mengatur revolver lensa perbesaran, jarak an
tara meja preparat dengan lensa objektif cukup jauh, sehigga tidak terjadi gesekan antara keduanya.
Gelas Kimia (Beaker Glass)

• Beaker glass/ gelas beker adalah alat gelas kimia berbentuk silinder
dengan dasar yang rata.
• umumnya terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga 2000C.
• Walau memiliki takaran tetapi tidak digunakan untuk mengukur volume suatu
zat cair, karena alat ini hanya memiliki tingkat ketelitian dengan akurasi 10
%
• Ukuran beaker glass ini bervariasi yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml
, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.

Fungsi Beaker Glass

• Sebagai tempat untuk membuat larutan seperti larutan


• Untuk mengukur volume larutan yang tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
• misalnya tempat untuk memanaskan bahan/larutan diatas hot plate, memanaskan aquad
es untuk melarutkan bahan kimia.
• Menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta atau tepung.
Erlenmeyer
• Erlenmeyer adalah alat gelas laboratorium yang berbentuk kerucut dengan leher
silinder dan dasar yang rata.
• Alat ini dinamakan erlenmeyer menurut nama yang menciptakannya yaitu Emil
Erlenmeyer seorang kimiawan asal Jerman.
• terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga suhu 200 ⁰C.
• Erlenmeyer mempunyai berbagai macam ukuran volume mulai dari 25 ml - 2000
ml.
• alat ini memiliki ketelitian yang rendah.
• Terdapat beberapa macam Erlenmeyer yaitu : Erlenmeyer tanpa tutup,
Erlenmeyer bertutup dan mulut erlenmeyer terbuat dari kaca asah,
dan Erlenmeyer buchner/ bercucuk.

• Fungsi :
• berfungsi sebagai penampung larutan yang akan dititrasi dalam proses titrasi.
• Dalam bidang mikrobiologi, erlenmeyer berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroba dan tempat
pembuatan media.
• Menghomogenkan larutan kimia atau bahan -bahan komposisi media.
• Menampung larutan kimia, bahan kimia padat dan cairan.
• Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokan kuat.
Gelas Ukur

• Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk mengukur volume
cairan.
• memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan
yang telah terukur.
• Fungsi Gelas ukur adalah sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia kualitatif
atau untuk pembuatan larutan pada analisis titrimetri/volumetric
• ukuran gelas ukur ini, mulai dari 5 mL sampai 2 Liter.
• terbuat dari polypropylene karena ketahanan kimia
• tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.

Cara menggunakan gelas ukur


• Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, perhatikan batas meniskus cekung bagian bawah,
Gelas ukur harus diletakan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca sejajar dengan mata.
• Untuk mengukur volume larutan yang berwarna, perhatikan batas meniskus cembung yang dilihat sejajar
dengan mata dan meletakan gelas ukur pada bidang yang rata.
Tabung Reaksi

• Tabung reaksi, adalah peralatan gelas yang umum ada di laboratorium berbentuk
tabung sebesar kira-kira jari tangan manusia dewasa
• terbuat dari kaca atau plastik, terbuka di bagian atasnya, biasanya alasnya
berbentuk huruf-U.
• Tabung reaksi tersedia dalam berbagai ukuran panjang dan diameter, umumnya
dari diameter 10 sampai 20 mm dan panjang 50 sampai 200 mm

Fungsi Tabung Reaksi

• Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi kimia dalam skala medium. Untuk melakukan percobaan reaksi
kimia dalam skala kecil.

• Sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroorganisme dalam media cair. Untuk mencampur, menampung,
dan memanaskan bahan kimia dalam jumlah yang kecil.

• Untuk pengujian kualitatif.


Batang Pengaduk

• Batang pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari kaca

• umumnya terbuat dari material kaca borosilikat atau juga dapat terbuat
dari plastik polipropilena

• memiliki panjang 10 hingga 40 cm dengan diameternya 0.5 cm.

• Kaca dibentuk silindris memanjang dan pada bagian bawah umumnya


dibuat seperti bentuk ujung sendok atau hanya dibuat melingkar. Hal itu
bertujuan untuk mencegah terjadinya goresan ketika digunakan.
Fungsi Batang Pengaduk

• berfungsi sebagai pengaduk dalam suatu metode kimia.


• Membantu mempermudah dalam proses Pemisahan Secara Dekantasi
• Fungsi lain dari batang pengaduk adalah dalam proses rekristalisasi dimana batang pengaduk
dapat digunakan untuk memecahkan permukaan kristal di dasar gelas beaker.
Bunsen atau pembakar spiritus

• Bunsen atau pembakar spiritus merupakan sebuah alat yang berfungsi


sebagai pembakaran untuk menghasilkan api.
• bahan bakar dari alat ini adalah dengan menggunakan spiritus.
• pembakar spiritus ini memiliki sumbu yang akan terhubung dengan
spiritus sebagai bahan bakar didalamnya
• digunakan untuk beberapa proses kimia yang membutuhkan pemanasan.
• dalam kimia analitik pembakar spiritus ini biasa digunakan dalam uji
kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi.
Pipet volume
• pipet volume berfungsi untuk memindahkan cairan-cairan yang digunakan
dalam proses pengujian dengan jumlah mulai sangat kecil hingga ukuran
lainnya yang diinginkan sang penguji
• Alat ini umumnya dibuat dengan bahan bahan yang transparan, dan sangat
membantu dalam memindahkan berbagai macam jenis cairan dan zat cair
lainnya.
• Caranya adalah dengan menyedot cairan yang akan dipindahkan dengan
menggunakan mulut secara perlahan lahan.
• saat menggunakan alat ini harus cukup berhati hari terutama saat akan memin
dahkan berbagai jenis cairan yang berbahaya.
Tourniquet
• Tourniquet adalah alat untuk mengerutkan (constricting) dan menekan
(compressing) di bagian tertentu pada tubuh manusia, contohnya tungkai ata
u lengan.
• Membantu dalam proses pengambilan sampel darah.
• Tourniquet berfungsi untuk mengontrol aliran darah pada vena atau arteri
dengan cara menekan dan melepas dalam rentang waktu tertentu.
• Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan tourniquet ini yaitu tidak boleh
menunggu terlalu lama dikarenakan hal tersebut dapat menyebabkan darah m
enjadi hemolisis
Syringe
• Spuit / syringe adalah alat yang digunakan untuk
pemberian secara intravena / intramuscular / sub
cutan dengan volume tertentu.

• Spuit ini memiliki ukuran 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, 20


ml, 50 ml. masing – masing ukuran mempunyai
penggunaan yang berbeda – beda.

• Jarum suntik ini mempunyai ukuran : 19, 21, 22, 2


3, 25, 26, 27 G.
Chemistry Analyzer
• Autoanalyzer (Chemistry Analyzer) merupakan salah satu
alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan sistem
sequensial multiple analysis.

• Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih


banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis.

• Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik,


yaitu mengukur kadar zat-zat yang terkandung dalam
darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT,
SGPT, kolesterol, trigliserid, gamma GT, albumin, dsb.
Prinsip Chemistry Analizer

o Continous Flow Analyzer (CFA) :

Prinsipnya, gelembung udara membawa sampel ke tiap ruangan pemeriksaan dalam


mesin untuk kemudian dianalisa. Metode ini bisa ddipercaya untuk memeriksa 90 sampel
per jam. Meskipun pada saat melewati batas kuota pemeriksaan per jam dapat
meningkatkan cross contamination.

o Flow Injection Analyzer (FIA)

Prinsip kerjanya, tiap sampel dilarutkan dalam pelarut masing masing untuk kemudian di
masukkan kedalam mesin. Udara tidak mengambil peran dalam sistem ini. Bagian dari
sampel dimasukkan kedalam ruang pemeriksaan untuk kemudian diperiksa.
Urine Analyzer
• Urine Analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan
diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang
lebih tepat dengan menggunakan fotometer reflektansi
(reflectance photometer).

• Urine Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar,


menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in
dan / atau serial interface pada alat tersebut.

Prinsip kerja urine analyzer


Strip uji ditempatkan pada tray, lalu tray ditarik motor penggerak sehingga strip bergerak kedalam alat
pembaca. Analisa pada membaca referensi, diikuti oleh masing - masing dari bagian uji pada strip, sample
masuk pada (LED Spectral Reflectance). Alat pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada
berbagai macam panjang gelombang. Hasil dilaporkan kepada pelanggan melalui layar sentuh, onboard,
printer, dan / atau melalui antarmuka komputer.
Cara Mengoperasikan Alat Urine Analyzer :
• Celupkan strip reagen ke dalam sampel urin, sehingga
1. Pengujian dimulai dari Pilih layar utama. membasahi semua bantalan. Setelah itu segera
2. tekan strip tes untuk melakukan strip tes urine menghapus strip tes dari urin dengan menggunakan
. tisu dan tiriskan pada tissue.
3. Layar yang muncul berikutnya yaitu persiapan • Tarik ujung strip terhadap sisi sampel yang Anda
Uji. keluarkan.
4. Pastikan menggunakan table uji yang sesuai • Noda yang menyentuh tepi bersihkan dengan tisu
dengan strip tes yang di gunakan untuk menghapus kelebihan urine.
5. Siapkan juga tisu, strip tes, dan urin dan tarik • Tempatkan strip reagen di meja tes dengan bantalan
pad. menghadap ke atas.
6. Sentuh tombol START. • Pada akhir 8 detik menghitung mundur, meja tes dan
Analyzer memberiakn anda waktu ± 8 detik untuk strip secara otomatis akan ditarik ke dalam analyzer
menyelesaikan 4 langkah berikut : • Timer akan menghitung mundur waktu tersisa dalam
menganalisis strip hasil.
• Jika analisa telah dibentuk untuk otomatis mencetak
hasil, maka layar Printing akan ditampilkan sampai
print out telah selesai (jika tidak layar hasil akan
muncul).
Mikropipet dan tip

mikropipet adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil dan/atau


memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.

mikropipet mempunyai fungsi seperti pipet biasa, yaitu untuk


memindahkan cairan atau larutan. Hanya saja beda akurasi antara mikr
opipet dengan pipet biasa.

Tip mikropipet adalah asesoris (pelengkap tambahan) dari pipet yang


berada diujung dan bersentuhan langsung dengan cairan yang akan di
pindahkan (seperti mulut pipet).
Jenis mikropipet
Berdasarkan jumlah channel pada mikropipet, terbagi menjadi 2 jenis, yakni:
• Single channel(hanya memiliki satu ujung masuk dan keluar)
• Multi channel(memiliki banyak ujung masuk dan keluar)

Di klasifikasikan berdasarkan teknologi mikropipet yang digunakan, dibagi menjadi 2 yakni :


• Mikropipet Manual(butuh penekanan)
• Mikropipet Otomatis(dilengkapi dengan motor, modul elektronik, display elektronik)

Pengklasifikasian mikropipet berdasarkan volume dibagi menjadi 2, yakni :


• Fixed volume mikropipet
• Variable volume mikropipet

Klasifikasi lainnya dari mikropipet adalah fiturnya, dibagi menjadi 2 yakni :


• Mikropipet tanpa fitur autoclavable
• Mikropipet dengan fitur autoclavable
Jenis tip mikropipet

• Tip warna putih (white tip)


Jenis tip dipasangkan dengan mikro pipet yang memiliki kapasitas volume 5-10 µl dan memiliki tingkat
ketelitian hingga 0,05 µl.

• Tip warna kuning (yellow tip)


Jenis tip dipasangkan dengan mikro pipet yang memiliki kapasitas volume 20-200 µl dengan tingkat k
etelitian hingga 0,1 µl.

• Tip warna biru (blue tip)


Jenis tip dipasangkan dengan mikro pipet yang memiliki kapasitas volume maksimal 1.000 µl dengan
ketelitian hingga 1 µl.
Cara menggunakan mikropipet dan tip

Mikropipet Tip mikropipet

1. Atur volume mikropipet dengan memutar/menek 1. Periksa tip dan pastikan bersih dan bebas
an tombol volume navigasi sesuai dengan yang dari partikel debu atau kotoran
dibutuhkan. 2. Bagian ujung mikro pipet (tube) harus ses
2. Pasang Tips mikropipet sesuai dengan kebutuh uai dengan bagian ujung tip
an, proses pemasangan tips yang dianjurkan 3. Memiliki warna transparan/tembus cahaya
adalah dengan memutar-mutarnya, bukan meng
4. Terbuat dari bahan yang tahan bila kontak
etuk-ketukannya.
dengan bahan kimia
3. Memegang mikropipet dengan kondisi tangan
5. Cek nomor identifikasi, nomor batch dan
yang nyaman, beberapa artikel menyebutnya
sertifikat mutu yang tertera pada kotak ke
menyerupai simbol tangan like di facebook.
masan tip.
4. Menyedot masuk dan memompa keluar cairan
6. Pisahkan tip yang siap pakai dan tip yang
sesuai dengan kebutuhan. Pastikan anda melak
sudah pernah dipakai
ukannya dengan cara yang benar dan tidak terb
uru-buru. Beberapa jenis mikropipet memiliki
sensitifitas yang berbeda-beda pada setiap butt
onnya.
kesimpulan

– Alat-alat kimia klinik memiliki nama, bagian, fungsi, prinsip dan cara penggunaannya
yang berbeda dari masing- masing alat. Alat-alat kimia klinik pada umumnya terbuat
dari kaca, karena kaca tidak dapat berinteraksi dengan zat kimia dan terpenting tahan
terhadap panas. praktikum kimia klinik juga memiliki alat yang digunakan khusus untuk
praktikum yaitu fotometer, chemistry analyzer, urine analyzer.

– Peralatan laboratorium yang digunakan pada saat praktikum terdiri atas fotometer,
centrifuge mikroskop, gelas kimia (beaker glass), Erlenmeyer, gelas ukur, tabung
reaksi, batang pengaduk, pembakar spirtus, chemistry analyzer, urine analyzer,
mikropipet dan tip, pipet volume, syringe dan tourniquet.
THANK YOU
PELAKSANAAN DAN PEMANTAPAN
MUTU DAN ISTILAH-ISTILAH YANG
DITERAPKAN DI LABORATORIUM
KIMIA KLINIK

TINGKAT 2B
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
Di susun oleh:
1. Abdillah Rizki Pratama 10. Aziya Endang Pratiwi

11. Bima Putra Utama


2. Adisty Hida Sriasih

3. Ajeng Natalia Nurohmah 12. Brigitta Clarasonia Vianny Wawessy

4. Alvina Noviyanti
13. Cicih Nasriyah

5. Amila Thursina Hilyah


14. Diah Chinanti Fajrin

6. Anisatin Agniyatu Sholekhah 15. Diana Putri

7. Anisha Nurul Hapsari 16. Difa Farhatunnisa

8. Annida Millati Rohmah 17. Dinda Aulia Hakim

9. Arlinda
Pemantapan mutu (quality assurance)
laboratorium klinik
adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting,
yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan
mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan
pendidikan dan pelatihan.
• Kegiatan pemantapan mutu (quality assurance) terdiri
dari:
1. Pemantapan mutu internal (PMI)
2. Pemantapan mutu eksternal (PME)/ Uji Profisiensi
Manfaat pemantapan mutu
1. Meningkatkan kualitas laboratorium.
2. Meningkatkan moral tenaga ATLM (kepercayaan diri dalam
mengeluarkan hasil pemeriksaan, kesadaran akan usaha yang
telah dilakukan, serta prestice yang diberikan kepadanya).
3. Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat
dari fungsi manajerial.
4. Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan
oleh pengguna (konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai
dengan gejala klinis.
5. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil
sehingga tidak perlu ada “ duplo “.
MACAM-MACAM PEMANTAPAN MUTU

Pemantapan Mutu Pemantapan Mutu


Internal Eksternal
(Internal Quality Control) (External Quality Control)
Cakupan objek pemantapan mutu internal
Pemantapan Mutu meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap
Internal analitik dan tahap pasca-analitik.
(Internal Quality Control)

Tujuan Pemantapan Mutu Internal:

adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan 1. Pemantapan dan penyempurnaan metode


yang dilaksanakan oleh masing-masing pemeriksaan dengan mempertimbangkan
aspek analitik dan klinis.
laboratorium secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian 2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga
pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi
error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil dan perbaikan penyimpangan dapat
pemeriksaan yang tepat. dilakukan segera.

Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan 3. Memastikan bahwa semua proses mulai


dari persiapan pasien, pengambilan,
mutu internal laboratorium antara lain mutu pengiriman, penyimpanan dan pengolahan
presisi maupun akurasi hasil laboratorium spesimen sampai dengan pencatatan dan
pelaporan telah dilakukan dengan benar.
akan meningkat, kepercayaan dokter terhadap
hasil laboratorium akan meningkat, serta 4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui
pimpinan laboratorium akan mudah sumbernya.

melaksanakan pengawasan terhadap hasil 5. Membantu perbaikan pelayanan kepada


laboratorium. pelanggan (customer)
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
Pemantapan Mutu
internasional.
Eksternal
(External Quality Control)

dalam pelaksanaannya PME


Adalah kegiatan yang diselenggarakan mengikutsertakan semua
laboratorium dan dikaitkan dengan
secara periodik oleh pihak lain di luar
akreditasi laboratorium Kesehatan
laboratorium yang bersangkutan untuk serta perizinan laboratorium
memantau dan menilai penampilan Kesehatan swasta.
suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Karena beraneka ragam jenis dan
jenjang pelayanan, pemerintah
menyelenggarakan PME pada
berbagai tingkat:
1. Tingkat nasional.pusat
2. Tingkat regional
3. Tingkat provinsi/wilayah
PEMANTAPAN MUTU BIDANG
KIMIA KLINIK
PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL (QUALITY a. Tahap Pra Analitik
ASSURANCE) KIMIA KLINIK
Kegiatan ini mencakup tiga 1. Pada formular: di cek ulang identitas,
nama dan alamat dokter, serta
tahapan proses, yaitu pra-analitik, pemeriksaan yang diminta
analitik dan paska analitik.
2. Pada sampel: dilakukan konfirmasi
Beberapa kegiatan pemantapan jenis sampel yang harus diambil dan
mutu internal antara lain : diperksa
persiapan penderita, pengambilan 3. Preparasi sampel: pemisahan serum
dan penanganan spesimen, dari sel darah
kalibrasi peralatan, uji kualitas air, 4. Pada kalibrasi dilakukan terhadap
uji kualitas reagen, uji ketelitian instrument
dan ketepatan, pencatatan dan
5. Uji presisi dan akurasi pada
pelaporan hasil. instrument
Persiapan pasien secara umum Faktor pada pasien yang
1. Untuk pengambilkan specimen mempengaruhi hasil pemeriksaan
pada keadaan basal: puasa 8-12 mencakup variabel fisik pasien,
jam sebelum diambil darah, seperti latihan fisik, puasa, diet,
pengambilan darah sebaiknya stres, efek posisi, menstruasi,
pagi kehamilan, gaya hidup (konsumsi
alkohol, rokok, kopi, obat adiktif),
2. Menghindari obat-obat,
usia, jenis kelamin, variasi diurnal,
3. Menghindari aktifitas fisik, pasca transfusi, pasca donasi, pasca
operasi, ketinggian. Karena
4. Memperhatikan efek postur, variabel tersebut memiliki
pengaruh yang kuat terhadap
5. Memperhatikan variasi diurnal
beberapa variabel biokimia dan
hematologi, maka gaya hidup
individu dan ritme biologis pasien
harus selalu dipertimbangkan
sebelum pengambilan sampel.
Persiapan pengumpulan
spesimen Peralatan
Spesimen memenuhi persyaratan: Peralatan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai
1. Jenisnya sesuai jenis berikut:
pemeriksaan 1) bersih, kering
2. Volume mencukupi 2) tidak mengandung deterjen atau
bahan kimia
3. Kondisi baik
3) terbuat dari bahan yang tidak
4. Pemakaian pengawet tepat mengubah zat-zat dalam spesimen
5. Ditampung dalam wadah yang 4) sekali pakai buang (disposable)
memenuhi syarat
5) steril (terutama untuk kultur
6. Identitas benar sesuai dengan kuman)
data pasien 6) tidak retak/pecah, mudah dibuka
dan ditutup rapat, ukuran sesuai
dengan volume spesimen
Wadah Pengawet
Wadah speseimen harus memenuhi syarat:
Pengawet adalah zat kimia yg
1) Terbuat dari gelas (untuk darah) /plastik ditambahkan kedalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat
2) Tidak bocor /merembes
dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
3) Harus dapat ditutup rapat dg tutup ulir
Pengambilan specimen
4) Besar wadah disesuaikan dg volume spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada
pengambilan spesimen adalah :
5) Bersih, kering
1. Teknik atau cara pengambilan sesuai
6) tidak mengandung deterjen atau bahan kimia dengan standard operating procedure
(SOP) yang ada.
7) tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam
spesimen 2. Cara menampung spesimen dalam
wadah/penampung.
8) utk pem zat dlm spesimen yg mudah
Seluruh sampel harus masuk ke dalam
rusak/terurai sinar matahari maka perlu wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
digunakan botol coklat yang menempel pada bagian luar tabung
untuk menghindari bahaya infeksi
9) utk pemeriksaan mikroorganisme wadah harus
steril Wadah harus dapat ditutup rapat dan
diletakkan dalam posisi berdiri untuk
10) utk wadah spesimen urin, sputum, tinja mencegah spesimen tumpah.
dengan wadah bermulut lebar
Waktu Pengolahan
Pengambilan specimen biasanya 1. Serum: Darah dibiarkan suhu
pagi hari kamar selama 20-30 menit,
sentrifuse 3000 rpm selama 5-15
menit. Pemisahan serum dilakukan
Lokasi 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Serum yang memenuhi
Spesimen untuk pemeriksaan syarat tidak merah dan tidak keruh.
biakan harus diambil ditempat
2. Plasma: 2 mg EDTA dlm botol
yang sedang mengalami infeksi, +alirkan 2 ml darah vena tanpa
kecuali darah dan cairan otak. melalui jarum , tutup botol &
Pengambilan darah lengkap untuk campur dg antikoagulan EDTA 60
pemeriksaan mikrofilaria dari detil/lebih. Ambil darah untuk
pemeriksaan langsung dari botol,
kapiler jari tangan. tutup botol segera. Bila
pemeriksaan ditunda disimpan
Pemberian identitas dialmari es.

Pengisian formular, pendaftaran, 3. Darah: Darah yang diperoleh


pengisian label wadah ditampung dalam tabung yang
berisi antikoagulan yang sesuai,
kemudian dihomogenkan dengan
membolak balik tabung 10-12 x
secara perlahan dan merata.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas
spesimen antara lain: Pengiriman
1) Terjadi kontaminasi kuman dan Persyaratan pengiriman :
bahan kimia
Waktu pengiriman jangan
2) terjadi metabolisme oleh sel-sel melampaui masa stabilitas
hidup pada spesimen spesimen, tidak terkena sinar
matahari langsung, kemasan harus
3) terjadi penguapan memenuhi syarat keamanan kerja
4) pengaruh suhu laboratorium dengan berlabel, suhu
pengiriman memenuhi syarat.
5) terkena paparan sinar matahari
b. Tahap Analitik
adalah usaha untuk menghasilkan data Akurasi: dipakai untuk menilai adanya
analisis yang akurat, reliabel dan valid. kesalahan acak atau sistematik/
keduanya. Nilai akurasi menunjukkan
Uji kualitas reagensi kedekatan hasil terhadap nilai
Pengujian kualitas dapat dilakukan sebenarnya yang telah ditentukan oleh
dengan : bahan kontrol assayed yang metode standar.
telah diketahui nilainya
Uji ketelitian – uji ketepatan
Presisi: kedetakan hasil bila dilakukan
pemeriksaan berulang dengan sampel
yang sama
Rumus: KV (%) = x 100 SD X
Presisi (ketelitian) sering dinyatakan
sebagai impresism/metodi (ketidak
telitian) Semakin kecil nilai KV (%)
semakin teliti sistem / metode tersebut
dan sebaliknya.
PENERAPAN PEMANTAPAN
MUTU BIDANG KIMIA KLINIK
PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL (PMI) PENGAMBILAN
Kegiatan tersebut meliputi : tahap pra- a) Peralatan (basah, kering, tidak
analitik (persiapan pasien, mengandung deterjen, terbuat dari
pengambilan & pengolahan specimen, bahan stabil, mudah dicuci,
kalibrasi) analitik dan pasca analitik. disposibel)
b) Wadah dg syarat (bahan
PESIAPAN PASIEN gelas/plastic, aman, bertutup
rapat/ulir, bersih, kering).
Sebelum diambil specimen, pasien
dipersiapkan dahulu dengan baik c) Pengawet dan antikoagulan
sesuai persyaratan pengambilan
specimen berdasarkan Pedoman d) waktu
Praktek Laboratorium Yang Benar
e) Lokasi pengambilan (Vena/kapiler)
(GLP), 2004.
f) Volume tergantung pemeriksaan
FAKTOR YANG
MEMEPENGARUHI HASIL PENYIMPANAN SPESIMEN
Diet, obat-obatan,merokok, alcohol, aktivitas fisik, Cara penyimpanan spesimen pada
ketinggian tempat tinggal, demam, trauma, variasi
circadian rythme (umur,diurnal, mentruasi/tdk,
Suhu kamar, dalam almaei es suhu 2 -
pagi/siang), umur, ras, gander, kehamilan. 8o C;dibekukan suhu -20o C; -70o C; -
120o C, diberi bahan pengawet,
PEMBERIAN IDENTITAS penyimpanan spesimen darah
PENGOLAHAN sebaiknya bentuk serum/lisat

a. Serum : Darah dibiarkan suhu kamar selama FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


20-30 menit, sentrifuse 3000 rpm selama 5-15 SABILITAS SPESIMEN
menit. Pemisahan serum dilakukan 2 jam setelah
pengambilan spesimen. Serum yang memenuhi
syarat tidak merah dan tidak keruh.
a. Terjadi kontaminasi kuman dan
bahan kimia
b. Plasma : 2 mg EDTA dlm botol +alirkan 2 ml
darah vena tanpa melalui jarum , tutup botol & b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel
campur dg antikoagulan EDTA 60 detil/lebih. hidup pada spesimen
Ambil darah untuk pemeriksaan langsung dari
botol, tutup botol segera. Bila pemeriksaan
ditunda disimpan di almari es. c. Terjadi penguapan

c. Darah : Darah yang diperoleh ditampung dalam d. Pengaruh suhu


tabung yang berisi antikoagulan yang sesuai,
kemudian dihomogenkan dengan membolak balik e. Terkena paparan sinar matahari
tabung 10-12 x secara perlahan dan merata.
Pemantapan Mutu Internal Kimia Kesehatan
PENGIRIMAN SPESIMEN meliputi
Persyaratan pengiriman : • Thermometer, kalibrasi 6 bulan sekali
(1) Pencatatan atau pemantauan suhu almari
Waktu pengiriman jangan melampaui masa
stabilitas spesimen, tidak terkena sinar es.
matahari langsung, kemasan harus memenuhi (2) Kalibrasi alat GC
syarat keamanan kerja laboratorium dengan
berlabel, suhu pengiriman memenuhi syarat. (3) Kalibrasi alat AAS.

KALIBRASI PERALATAN • Pemantapan Mutu Internal Patologi


meliputi :
a. Pemantauan suhu
(1) Pencatatan atau pemantauan suhu almari
b. Uji Kualitas Air : es.
- Air Suling : fisik jernis, tidak berbau, tidak
(2) Kalibrasi Spekto fotometer.
berwarna (3) Pemeriksaaan gula.
- Keasaman Kebasaan : 10 ml air + 2 tetes (4) Pemeriksaan SGOT.
larutan Metil Merah / 5 tetes Biru (5) Pemeriksaan SGPT.
bromthimol . Jika dg MM menjadi merah (air
bersifat asam), jika biru dg BTB (air bersifat (6) Pemeriksaan Kreatin.
basa), Syarat tidak berwarna
(7) Pemeriksaan Ureum.
- Bebas Ammonium, besi, Kalsium, Klorida, (8) Pemeriksaan suhu refrigator.
nitrat, sulfat, CO2, Zat Teroksidasi, Sisa
Penguapan. (9) Pemeriksaan Kolestrol
9. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) • Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak
tepatan) dipakai untuk menilai adanya
kesalahan acak atau sistematik/ keduanya.
a) Pemantauan Mutu Eksternal Mikrobiologi Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil
Biakan dan Kepekaan.
terhadap nilai sebenarnya yang telah
b)Pemantauan Mutu Eksternal Regional (PMER) ditentukan oleh metode standar.
• Presisi dan Akurasi • Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan
bahan control dan dihitung sebagai nilai
• Nilai Presisi menunjukkan seberapa dekat
suatu hasil bila dilakukan berulang dengan
biasnya( d %).
sampel yang sama.
• d (%) = – X NA NA
• Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai koefisien variasi
(%KV • X = hasil pemeriksaan bahan control
• / %CV) yang dihitung dengan rumus:
• NA = Nilai Aktual/ sebenarnya dari bahan
• KV (%) = x 100 SD X
control.
• SD = standar
Deviasi (simpangan
baku) X = Rata-rata
Hasil Pemeriksaan
berulang
B.Jenis kesalahan 2.Cara Pembuatan

1. Inherent Random Error: kesalahan yang a.Serum yang terkumpul 225 ml dalam labu
hanya disebabkan oleh limitasi metodik Erlenmeyer dalam freezer, dikeluarkan dan
pemeriksaan dibiarkan mencair pada suhu kamar.
2. Systematic Shift/kesalahan sistematis : b. Kumpulan serum diaduk dengan pengaduk
sampai homogeny.
kesalatan yang terus menerus dg pola yang
c. Pipet dan buang serum kumpulan sebanyak 34
sama. Disebabkan oleh standar kalibrasi / ml (15%).
instrumentasi yang tidak baik. Berhubungan d. Etilen glikol ditambahkan sebanyak 34 ml
akurasi. kedalam labu berisi serum kumpulan, diaduk
3. Random error/kesalahan acak : kesalahan sampai benar-benar tercampur (bisa dengan
dengan pola yang tidak disebabkan oleh
shaker).
standar kalibrasi / instrumentasi yang tidak
e. Serum disaring dengan beberapa lapis kain
tetap. Penyebab ketidak stabilan, misal karena
kasa steril kedalaam labu Erlenmeyer lain yang
pemanas air, reagen, pipet dll. Kesalahan
steril.
berhubungan dengan presisi.
1. Pembuatan Aliquot

a. Botol kecil diisi serum diatas sebanyak 1


ml. Ditutup (lebih baik Screwed Cup)
kemudian dilapisi parafilm dan disimpan
kembali sampai beku.
b. Tes dilakukan secara acak/random untuk
mendeteksi adanya penyakit HIV, HBV,
HCV. Bila tes negatif, serum dapat dipakai,
namun tetap waspada mengingat potensi
serum dapat mengandung sumber penyakit.

• Setiap hari kerja, apabila akan dilakukan


pemeriksaan serum kontrol, maka serum
yang terbagi dikeluarkan sebanyak 1 botol
untuk pemeriksaan hari tersebut.
PRINSIP DASAR
Prosedur pelaksanaan
1. Kepada laboratorium peserta dikirimkan serum
kontrol. • Pendaftaran

2. Hasil pemeriksaan laboratorium peserta dikirimkan • Pelaksanaan


kepada penyelenggara dengan menggunakan
• Parameter
formulir khusus dalam waktu yang ditetapkan.
• Hasil Pemeriksaan
3. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium peserta
dilakukan dengan membandingkannya terhadap nilai
• Cara Penilaian
target (nilai rata-rata seluruh peserta secara kolektif • Evaluasi
dalam kelompok metode pemeriksaan dan alat yang
sama).

4. Sebagai umpan balik, peserta akan menerima hasil


evaluasi berupa print out komputer yang
mengandung informasi tentang :
1. nilai target

2. hasil pemeriksaan peserta yang bersangkutan


serta penyimpangannya dari nilai target.
1. Tahap Pra Analitik 2.Tahap Pasca Analitik

• Formulir permintaan pemeriksaan • Pembacaan hasil

• Persiapan pasien • Pelaporan Hasil

• Pengambilan dan penerimaan spesimen • Validasi Hasil

• Penanganan spesimen • Pendidikan dan Pelatihan

• Persiapan sampel untuk analisa • Uji Profisiensi

• Persiapan reagen

• Pipetasi reagen dan sampel

• Incubasi

• Pemeriksaan
Istilah Dalam Kimia Klinik
Pemeriksaan Ulang atau Uji Ulang
(Rechecking/Retesting) 1. Akurasi (ketepatan) merupakan nilai yang
menyatakan tingkat kebenaran hasil pengukuran
Metode ini dilakukan dimana hasil
sesuai dengan standar, biasanya digunakan untuk
pemeriksaan suatu laboratorium kesehatan
diperiksa ulang oleh laboratorium rujukan, memverifikasi suatu metode pemeriksaan.
dan sampel yang ada telah diuji ulang antar 2. Antikoagulan adalah zat yang mencegah
laboratorium. Metode ini digunakan untuk pembekuan darah. Contoh : zat EDTA, litium
rapid tes HIV.
heparin, dan masih banyak lagi.
On-site Evaluation (Evaluasi di tempat) 3. Bahan Kontrol adalah bahan atau substansi yang

Metode ini biasanya dilakukan, digunakan untuk memantau ketepatan dan ketelitian
ketika sulit melakukan uji profisiensi atau suatu pemeriksaan atau disebut dengan pemantapan
untuk menggunakan metode pengecekan mutu.
ulang/pengujian ulang. Kunjungan berkala
oleh evaluator untuk pemeriksaan 4. Detektor adalah bagian dari fotometer yang
laboratorium kesehatan merupakan jenis PME beefungsi sebagai pengubah energi cahaya menjadi
dapat digunakan ketika saat metode PME lain energi listrik.
tidak layak atau efektif.
5. Kalibrator adalah bahan atau substansi yang
digunakan untuk mengkalibrasiperalatan.
Istilah Dalam Kimia Klinik

6. Ketidakpastian (uncertainty) adalah indikasi kualitatif dari kualitas hasil, yang


dapat diartikan sebagai “parameter yang terkait dengan hasil pengukuran yang
dicirikan dengan dispersi nilai yang dapat dikaitkan dengan pengukuran”.

7. Kit Insert adalah petunjuk/keterangan operasional suatu produk/kit reagen yang


dibuat oleh pabrik.

8. Kuvet adalah suatu wadah atau alat yang digunakan sebagai tempat sampel yang
akan dianalisis.

9. Linearitas adalah kemampuan metode analisis suatu sistem pemeriksaan yang


memberikan respon proporsional terhadap konsenterasi analit dalam sampel.

10. Matriks adalah semua komponen atau substabsi yang ada dalam bahan kecuali
analit.
Istilah Dalam Kimia Klinik

11. Monokromator adalah alat yang digunakan untuk menseleksi panjang gelombang
sehingga hanya satu panjang gelombang yang dilewatkan

12. Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan.

13. Nilai Rujukan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan nilai normal dari
pemeriksaan.

14. Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pengawasan dan pencegahan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium klinik secara terus menerus, yang berfungsi
untuk menjaga kualitas laboratorium.

15. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain diluar laboratorium kimia klinik maupun laboratorium lain yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai berbagai aspek seperti pemeriksaan
pada laboratorium tersebut.

16. Plasma adalah komponen darah bentuk cair yang tidak mengandung sel darah
tetapi masih mengandung faktor pembekuan.
Istilah Dalam Kimia Klinik

17. Presisi (ketelitian) adalah kedekatan hasil pemeriksaan yang dilakukan berulang dengan sampel yang sama.
Presisi sama halnya dengan akurasi biasanya sering digunakan dalam memverifikasi sebuah metode
pemeriksaan.

18. Sampel adalah satu atau lebih bagian yang diambil dari suatu sistem dan dimaksudkan untuk memperoleh
informasi, sebagai dasar untuk mengambil keputusan terhadap sistem tersebut atau produksinya

19. Satuan adalah patokan untuk mengukur suatu besaran

20. Serum adalah komponen darah berbentuk cair yang tidak lagi mengandung sel darah tanpa mengandung
faktor pembekuan

21. Specimen adalah sekumpulan dari satu bagian atau lebih bahan yang diambil langsung dari suatu sistem.

22. Standar adalah zat yang konsenterasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh dengan cara
penimbangan.

23. Sumber cahaya adalah bagian dari fotometer yang menghasilkan cahaya.

24. Ketelusuran (tracebility) adalah sifat hasil suatu pengukuran atau nilai suatu standar yang dapat
dihubungkan dengan acuan tertentu, biasanya standar nasional atau internasional, melalui suatu rantai
pembandingan yang tidak terputus yang semuanya mempunyai ketidakpastian tertentu.

25. Turn Around Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh jenis pemeriksaan tertentu mulai dari pengambilan
sampel sampai hasil pemeriksaan diberikan kepada pasien.
Kesimpulan

Kegiatan pengendalian mutu laboratorium penting dijalankan untuk menghasilkan


pemeriksaan laboratorium yang bermutu, karena hasil pemeriksaan laboratorium digunakan
oleh Klinisi untuk menegakkan diagnosa seorang pasien, sehingga harus dapat dijamin
ketelitian dan ketepatannya Untuk dapat memberikan jaminan itu, perlu melakukan suatu
upaya sistemik yang dinamakan kontrol kualitas (quality control/QC). Kegiatan jaminan mutu
atau pemantapan mutu (quality assurance) mengandung komponen komponen meliputi
pemantapan mutu internal, pemantapan mutu eksternal, verifikasi, validasi hasil, audit,
pelatihan dan pendidikan (Depkes, 2013). Tahapan pemantapan mutu internal meliputi tahapan
pra analitik, analitik dan pasca analitik dan untuk menunjang kegiatan tersebut seorang TLM
juga diaharuskan untuk mengetahui istilah-istilah yang diterapkan dilabolatorium kimia klinik
seperti verifikasi, validasi dll.
PEMERIKSAAN PRESISI AKURASI PROTEIN

Kelompok 2 TLM 2A:


1. LANA FAUZIAH FADLIN 10. NURUL PURBAYA
2. LUTHFIAH NISA HANIFAH 11. PERWITA
3. MAHDUM WALIMUN HAMZAH 12. RAHMA LISA
4. MUTHIA BILQIS ASSAFAR 13. RIA ANGRRAENI
5. NABILA AYU FAHIRAH 14. RIFQOH HANNYFAH
6. NABILAH NURACHMAWATY 15. RIZKA AMALIA
7. NIA MURNIAWATI 16. RIZKY MAULANA
8. NITADEWI SITI HARTATI 17. SALWA GAIDAHARA
9. NURHOJATUL HAYAN
Pemeriksaan Protein

1. Pemeriksaan Kadar Protein Total


Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk
pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total pr
otein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
• Deskripsi
Protein total sebagian besar terdiri atas albumin dan globulin. Manfaat uji protein serum total ini bersif
at terbatas, kecuali jika tambahan uji albumin serum, rasio A/G, atau uji elektroforesis protein jug
a dilakukan.
• Tujuan:
– Untuk membedakan antara kadar albumin dan globulin
– Untuk memantau kadar protein
– Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan terpilih yang berhubungan dengan deficit protein.
1). Pra analitik:
2). Persiapan Pasien
Alat dan Bahan
• Alat yang digunakan: - Tidak perlu persiapan khusus
– Sentrifuge
- Hindari zat – zat yang ada hubungannya dengan pening
– Tabung sentrifuge
katan total protein serum invivo.
– Tabung serologi
– Fotometer - Tidak terdapat pembatasan asupan makanan ataupun
– Mikropipet 20mL dan 1000mL minuman.
– Tip kuning dan biru - Makanan tinggi lemak harus dihindari selama 24 jam
– Parafilm sebelum uji dilakukan.
– Tissue
• Bahan yang digunakan:
- Sampel (serum) atau plasma (EDTA/Heparin)
- Pereaksi Biuret
3). Persiapan Sampel
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama.
• Kumpulkan 3 ml darah vena dalam tabung bertutup merah.
• Identitas benar sesuai dengan data pasien
• Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
• Diamkan tabung selama 30 menit dalam suhu kamar
• Centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rp
• Serum/plasma yang terbentuk dimasukkan ke dalam disposible cup atau ep
endorp kemudian diberi label nama pasien
• Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, su
hu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
• Metode : Biuret
• Prinsip : Ikatan peptide dalam senyawa basa akan membentuk senya
wa kompleks yang berwarna ungu dengan adanya pereaksi biuret, in
tensitas warna yang terjadi setara dengan kadar protein total dalam
sampel dan diukur dengan menggunakan fotometer pada panjang g
elombang 546nm.
ANALITIK
Blanko Standar Sampel
Standar - 20µl -
Serum 20µl

Larutan Kerja 1.000µl 1.000µl 1.000µl

Campur sampai homogen. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25oC.


Ukur absorban standard an sampel terhadap blanko pada panajjng gelomban
g 546nm.
Prosedur:
• Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label untuk reagen Blanko
(RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa serum darah.
• Tabung RB diberi 1.000 μl Reagen biuret.
• Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl Reagen Biuret,
dicampur supaya homogen.
• Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur supaya homogen.
• Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
• Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan panjang gelomba
ng 546 nm.
• Batas linearitas alat adalah 12 g/dl. Apabila didapatkan diatas angka tersebut, serum harus dien
cerkan dengan NaCl 1+1, hasil dikalikan 2.
Pasca Analitik

• Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar proteinny


a
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Rumus : Kadar Protein = X Konsentrasi standar
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

• Nilai rujukan
Dewasa: 6.0 – 8,7 g/dl
Bayi : 6,0 – 6,7 g/dl
Anak: 6,2 – 8,0 g/dl
Anak premaatur: 4,2 – 7,6 g/dl
Bayi baru lahir: 4,6 – 7,4 g/dl
Pemeriksaan Kadar Albumin (Serum)
Dekripsi
Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi dihati.
Saat hati normal mampu memproduksi 11-15g albumin/hari. Bahkan
ia merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang kadarny
a mencapai60%. Sedangkan nilai normal dalam darah sekitar 3,5 sam
pai 5g/dL.
Tujuan
Untuk mendeteksi kekurangan albumin.
Pra Analitik
• Alat dan bahan • Bahan yang digunakan
1. Sentrifuge, tabung sentrifug 1. Sampel (serum) atau plasma
e (EDTA/Heparin)
2. Tabung serologi
3. Fotometer
4. Mikropipet 10µl dan 1000µl
5. Tip kuning dan tip biru
6. parafilm
2. Persiapan Pasien 3. Persiapan sampel
• Tidak perlu persiapan khusus • Hindari hemolisis dan penggun
• Hindari obat-obat yang dapat aan tourniquet yang lama kare
mempengaruhi kadar albumin s na akan menyebabkan hasil pe
erum invivo , kadarnya mening ningkatan palsu.
kat pada infus albumin.
• Tampung 3-5 ml dara vena dala
• Tidak ada pembatasan makana m tabung bertutup merah.
n atau minuman.
• Obat tertentu dapat menyebab
kan hasil negatif dan positif pal
su (lihat pengaruh obat)
• Metode : Brom Cresol Green (BCG)
• Prinsip : Albumin dengan BCG pada suasana pH 4,2 dari buffer sit
rat akan membentuk kompleks warna Hijau-Biru. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi Albumin dalam sa
mpel, yang diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 5
78nm.
ANALITIK
Blanko Standar Sampel
Standar - 10µl -
Serum 10 µl

Larutan Kerja 1.000 µl 1.000 µl 1.000 µl

Campur sampai homogen.


Inkubasi selama 3 menit pada suhu 20-25oC.
Ukur absorban standar & sampel terhadap blanko dengan menggunkanprogram
absorban atau ukur kadar albumin dengan program C/ST pada
fotometer dengan panjang gelombang 640nm.
PROSEDUR
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label untuk
reagen Blanko (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa serum darah.
2. Tabung RB diberi 1.000μl Reagen biuret.
3. Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl R
eagen Biuret, dicampur supaya homogen.
4. Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur sup
aya homogen.
5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
6. Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan pan
jang gelombang 640 nm.
Pasca Analitik
• Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar proteinnya
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Rumus : Kadar Protein = X Konsentrasi standar
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
• Nilai rujukan
Dewasa : 3,5 – 5,0 g/dl
Anak : 4,0 – 5,8 g/dl
Bayi : 4,4 – 5,4 g/dl
Noenatus: 2,9 – 5,4 g/dl
Pemeriksaan kadar globulin serum
• Prinsip: Kadar globulin didapat dari selisih antara kadar protein total seru
m dengan kadar albumin serum tersebut. Sedangkan nilai ratio albumin
dengan globulin didapapt dari perbandingan kadar albumin terhadap glo
bulin serum tersebut.

• Rumus :
Kadar globulin = Kadar protein- Kadar Albumin
Ratio = Albumin : Globulin
Pra analitik
Alat dan Bahan :
Pra analitik: • Alat
• Persiapan pasien • Elektroforesis chamber
• Power supply
• Tidak perlu persiapan khusus • Mikropipet
• Hindari obat yang meningkatkan protein total s • Bahan
– Serum
erum (steroid, androgen, digitalis, insulin, kontr – Agarosa
asepsi oral) – Buffer TAE 1x
– Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie B
• Hindari obat yang menurunkan protein total ser lue R250 (w/w), 30% metanol, 5% asam asetat)
um (laksansia, rifampisin, dekstran, estrogen). – Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
– Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
Persiapan Sampel
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam ta
bung merah bertutup merah. Cegah terjadinya
hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet y
ang lama karena akan menyebabkan hasil peni
ngkatan palsu.
Analitik
1. Masukkan 1 ml serum dalam tabung Venoject
2. Teteskan larutan Hayem dalam serum dengan pipet TD
3. Amati hingga terjadi kekeruhan pertama
4. Bandingkan kekeruhan dengan serum awal
5. Hitung berapa volume larutan hayem yang digunakan pada pipet
Interpretasi hasil
• Perhitungan kadar globulin didasarkan pada volume larutan hayem yang
digunakan hingga terjadi kekeruhan dengan nilai normal berada diamban
g 1,5 ml - 2 ml
• Rumus perhitungan mungkin saja berlaku jika kadar albumin dan protein
total dalam spesimen diketahui dengan menggunakan rumus :
• Globulin (g/dL) = Protein total – Albumin

Dengan nilai normal berada pada ambang


• Serum : 3,8 5.1 g/dL
• Plasma : 38 - 51 g/Dl
ELEKTROFORESIS PROTEIN (SERUM)

• Elektroforesis merupakan teknik pemisahan berdasarkan pergerakan molekul


bermuatan dalam suatu medan listrik dimana percepatan pergerakan molekul
tergantung dari muatan bentuk serta ukuran.
Tujuan:
• Uji elektroforesis protein digunakan untuk mengukur albumin dan globulin se
rum, protein darah utama, dengan memisahkan protein kedalam lima fraksi y
ang
Prinsip:
• Partikel – partikel bermuatan dalam substrat dapat mengalami pemisahan kar
ena partikel – partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda dala
m muatan listrik besar kecilnya muatan listrik ini tergantung dari banyak sedi
kitnya gugus amino atau karboksil yang terikat pada masing – masing asam
amino.
▪ Pra analitik:

Persiapan pasien
• Tidak perlu persiapan khusus
• Hindari obat yang meningkatkan protein total serum (steroid, and
rogen, digitalis, insulin, kontrasepsi oral)
• Hindari obat yang menurunkan protein total serum (laksansia, rifa
mpisin, dekstran, estrogen).
Persiapan Sampel
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung merah bertu
tup merah. Cegah terjadinya hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena a
kan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
Alat dan Bahan
1.) Alat
2.) Elektroforesis chamber
3.) Power supply
Mikropipet
1.) Bahan
2.) Serum
3.) Agarosa
4.) Buffer TAE 1x
5.) Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie Blue R250 (w/w), 3
0% metanol, 5% asam asetat)
4.) Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
5.) Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
Analitik
➢ Diletakkan agarosa yang telah dicetak dalam chamber.
➢ Dimasukkan buffer TAE 1x pada chamber jangan sampai melebihi jembatan.
➢ Tempat agarosa diletakkan
➢ Dimasukkan Serum ke dalam sumur (origin) dengan berjarak 1 origin kosong dalam agarosa dengan digunak
an mikropipet ± 50 µL
➢ Dihubungkan kabel dengan power supply.
Set power supply :
• Voltase 220 v
• Arus 90 A
• Waktu 60 menit
➢ Dijalankan power supply
➢ Setelah 60 menit, dimatikan power supply dan angkat agarosa.
➢ Dimasukkan agarosa dalam larutan Coomassie R250 staining solutin dan diamkan selama 5 menit ( gunakan
hand gloves ), lalu angkat agarosa dan masukan dalam Destain Solution 1 lalu diamkan selama 5 menit, kem
udian angkat agarosa dan masukan dan Destain Solution 2 lalu diamkan selama 5 menit.26
➢ Diamati dan Identifikasi hasil Serum protein tersebut dengan densitometer yang dihubungkan elektrophoreto
gram, hasil berupa kurva dan hasil prosentase masingmasing fraksi protein.
•Pasca Analitik Nilai Rujukan
Interpretasi Hasil Normalnya:
Fraksi % g/dl
Albumin 58-74 3,3-5,0
Alfa 1 globulin 2,0-3,5 0,1-0,4
Alfa 2 globulin 5,4-10,6 0,5-0,1
Beta globulin 7,4-14,0 0,7-1,2
Gama globulin 8,0-18,0 0,5-1,6

(a) Skema representasi dari protein Elektroforesis dengan gel agarose

(b) Pemisahan protein dilihat dengan densitometer


Fraksi-fraksi Serum Protein Elektroforesis:

A. Albumin, berfungsi mempertahankan tekanan osmotik


plasma yang di sintesa dalam hati.
• Sirosis Hepatis
• Hiperalbuminemia: Peningkatan Albumin
– Dehidrasi
– Multiple myeloma
• Hipoalbuminemia: Penurunan Albumin
– Penyakit hati : cirosis hepatis
– Penyakit ginjal : sindrom nefrotik
– Keganasan
– Malnutrisi
– Inflamasi gastrointestinal Kehamilan (normal 8 minggu post
partum), usia tua

Sirosis Hepatis
b. Alpha 1-globulin, Terdiri dari:
– Alfa 1 Antitripsin (AAT)
Apabila terjadi peningkatan pada Alpha 1-globulin, dapat menyebabkan: infeksi akut,
febris, kehamilan sedangkan jika terjadi penurunan dapat menyebabkan: nefrosis, defi
siensi alfa 1 antitripsin.

c. Alpha2- globulin, terdiri dari :


– α2 Haptoglobin (HAP) → hemolisis
– α2 Macroglobulin (AMG) → sindrome nefrotik
– Ceruloplasmin (CER) → penyakit wilson
d. Beta-globulin, terdiri dari :
– Transferin (TRF) : transport Fe → Anemia hipokromik
– β Lipoprotein : Transport Lipid

e. Alpha2- globulin, terdiri dari :


– α2 Haptoglobin (HAP) → hemolisis
– α2 Macroglobulin (AMG) → sindrome nefrotik
– Ceruloplasmin (CER) → penyakit wilson
Kesimpulan :

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan


susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam
amino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal, serta molekul
nya sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh karena protein te
rsusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-uns
ur seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H, O, N da
n kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti misalnya S, P, Fe, a
tau Mg.Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula.
Presisi atau ketelitian merupakan kesesuaian antara hasil pada pemeriksaan
berulang. Akurasi atau ketepatan merupakan kesesuaian hasil pemeriksaan
dengan nilai yang sebenarnya. Pada pemeriksaan laboratorium ketelitian da
n ketepatan analisa sangatlah penting untuk hasil pemeriksaan.
TERIMA KASIH
PEMERIKSAAN GULA DARAH

KELOMPOK 2 (2B)
Nama Anggota:
Dinda Kartika Putri Haerunisa Ardianti
Dini Nurdianti Karmila
Dwi Nur Suryani Katherina A A P
Dzihni Nadhifatul Aulia Khansa Yumna R
Ella Nuraena Lala Maola
Faninda Ardita Fatmalasari Maulyddina Utami
Febri Alif Septyan M. Insyirah Rizieq
Frida Yuandani J M. Yusup Ardabily
Ghaidah Haura Mumtazah

SLIDESMANIA.COM
GDS (Gula Darah Sewaktu)

GDP (Gula Darah Puasa)

GD2PP (Glukosa darah 2 Jam Postprandial)

Pembahasan
OGTT (Tes Toleransi Glukosa Oral)

HbA1C

Glycated Albumin (GA)

SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN PENGUKURAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU(GDS)

Pemeriksaan glukosa darah


sewaktu adalah hasil
pengukuran seketika waktu
tersebut tanpa berpuasa
terlebih dahulu.

SLIDESMANIA.COM
PERSIAPAN PASIEN

Pra analitik
1. Tidak perlu berpuasa
2. Hindari meminum obat – PERSIAPAN SAMPEL
obatan yang mempengaruhi
hasil 1. Identifikasi pasien 1. Darah kapiler
pemeriksaan. /jam pengambilan 2. Darah vena . Serum
3. Hindari membatasi diet spesimen (Pada tabung
karbohidrat
2. Labeling Merah/Kuning) dan
4. Hindari merokok
3. Teknik pengambilan Plasma (Pada Tabung Abu-
sebelum pemeriksaan
darah yang benar untuk abu berisi NaF) karena NaF
5. Sebaiknya tidak melakukan
Aktifitas yang berat sebelum uji mencegah kontaminasi mampu menghambat
laboratorium dilakukan dapat pada sampel misal proses glikolisis spesimen
menurunkan kadar gula darah. lamanya pemasangan dapat stabil pada suhu 15 –
6. Pemeriksaan sebaiknya dipagi hari. 25 C selama 24 jam dan
torniquet
7. Ketahui riwayat penyakit pasien. 4. Posisi saat pengambilan stabil selama 10 hari pada
darah (sebaiknya duduk) suhu 4 C.
SLIDESMANIA.COM
Tujuan: untuk menentukan kadar glukosa pada darah sewaktu
ANALITIK
Prinsip : Darah kapiler diserap ke dalam strip tes, kemudian mengalir
ke area tes dan bercampur dengan reagen untuk memulai proses
pengukuran. Enzim Glucose dehydrogenase dan koenzim dalam
strip tes mengkonversi glukosa dalam sampel darah menjadi
glukonolakton. Reaksi tersebut menghasilkan listrik DC yang tidak
berbahaya sehingga Meter mampu mengukur gula darah.

Prosedur kerja GDS (Kapiler)


1. Test glucosa membutuhkan 5 μl darah .
2. Lalu darah yang telah diambil dipipet menggunakan
mikropipet lalu didekatkan ke mulut strip sampai
terdengar bunyi “Bip”.

3. Setelah bunyi “Bip” alat mulai menghitung mundur.


4. Kemudian membaca hasil pada layar alat

SLIDESMANIA.COM
ANALITIK

Prosedur kerja GDS


1. Pasien diambil darah vena sebanyak 3cc
2. Masukkan darah kedalam tabung tutup merah/tabung vakum.
3. Kemudian sampel di centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan
3000rpm
4. Masukkan reagen glukosa sebanyak 1000 µl kedalam tabung reaksi.
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 10 µl. Lakukan sedot semprot agar
serum tercampur dengan larutan glukosa.
6. Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Absorbansi dibaca dengan
fotometer dengan panjang gelombang 546 nm.

SLIDESMANIA.COM
PASCA ANALITIK

● Melakukan verifikasi pada sampel


● Memastikan kondisi pasien (riwayat
penyakit, konsumsi obat,konsumsi
makanan) dan identitas pasien
● Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan
pelaporan hasil

Nilai normalnya : <180 mg/dL

SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN KADAR GULUKOSA DARAH PUASA (GDP)

● Tes glukosa darah puasa adalah


pengukuran tingkat glukosa darah
seseorang setelah orang tersebut tidak
makan selama 8 sampai 12 jam
(biasanya semalam)

SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)
PERSIAPAN PASIEN

1. Pasien dipuasakan 8– 12 jam sebelum tes. Pasien tidak boleh merokok, jika pasien
puasa lebih dari 12 jam maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena dapat
menghasilkan kadar glukosa yang rendah palsu
2. Jika sampel tetap dikerjakan, mintalah persetujuan dari dokter,pasien dan
cantumkan kondisi sampel
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu, jika pasien mengonsumsi
obat maka catat jenis obat dan waktu meminum obatnya.

SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)
PERSIAPAN SAMPEL

1. Pengambilan sampel darah vena 3 mL


sebaiknya dilakukan pada
pagi hari.
2. Serum (Pada tabung Merah/Kuning). Stabil
kurang dari 1jam

SLIDESMANIA.COM
ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PUASA
(GDP)
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dL

Prinsip kerja :
Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam
glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan
phnenol dan 4- aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase
menghasilkan quinoeimin berwarna merah. Intensitas warna sebanding
dengan kadar glukosa dalam serum

SLIDESMANIA.COM
ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PUASA
(GDP)

● Campur sampai homogen Inkubasi selama 10


menit pada suhu 20-25o C Baca hasil dengan
fotometer pada Panjang gelombang 546 nm,
dengan program absorban atau C/ST.

SLIDESMANIA.COM
PASCA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)

● Melakukan verifikasi pada sample


● Memastikan kondisi pasien Interprestasi Hasil
(riwayat penyakit, konsumsi
obat, konsumsi makanan) dan ● Normal : 70 – 110
identitas pasien mg/dL
● Pada tahap ini dilakukan pelaporan
dan
pencatatan hasil

SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM
POSTPRANDIAL (GD2PP)

Pemeriksaan GD2PP dilakukan 2 jam


setelah makan.

SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK
PESIAPAN PASIEN

1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi hari. Pasien dipuasakan 8 – 12 jam sebelum tes, kemudian diambil
darah puasa
2. Setelah pengambilan darah, pasien diberi makan ( ukurannya seperti pola makan biasanya ) puasakan
kembali 2 jam lalu ambil darah kembali
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu

Bahan yang digunakan :


PERSIAPAN SAMPEL Alat yang digunakan :
1. Sampel (serum)
1. Fotometer 2. Pereaksi glukosa darah (GOD-
1. Pengambilan sampel darah vena 3 mL sebaiknya 2. Mikropippete 10 µl PAP)
dilakukan pada pagi hari. 3. Tabung reaksi kecil terdiri dari :
4. Tip kuning dan biru R - 1 : buffer enzim
2. Sampel serum ( Tabung merah/ kuning ) stabil kurang
R – 2 : phenol
dari 1 jam. R – 3 : larutan standar

SLIDESMANIA.COM
ANALITIK

Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)


Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dL
Prinsip kerja :
Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam glukonat
dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan phnenol dan 4-
aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoeimin
berwarna merah. Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum

SLIDESMANIA.COM
CARA KERJA

Campur sampai homogen


inkubasi selama 10 menit
pada suhu kamar. Baca
hasil pada panjang Nilai Normal Glukosa
gelombang 546 nm darah 2 jam post prandial:
<140 mg/dL
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN OGTT (Tes Toleransi
Glukosa Oral)
● Oral glucose tolerance test (OGTT) atau toleransi
glukosa oral (TTGO) adalah tes yang dilakukan
sebagai standar untuk mendiagnosis diabetes
sekaligus mengukur kemampuan glukosa yang
merupakan sumber energi utama pada tubuh manusia
● Tes ini masih umum dilakukan, terutama saat masa
kehamilan guna mendiagnosis adanya diabetes
gestasional.
SLIDESMANIA.COM
Pra analitik ttgo/ogtt (oral glucose tolerance test)
Persiapan pasien
● Terlebih dahulu pasien Alat
berpuasa selama 8-12 jam ● Fotometer
● Diambil darah puasa ● Mikropipet 10 uL dan 1000 uL
● Setelah diambil darah puasa, ● Tabung reaksi kecil
diberikan 75 gram. Dilarutkan ● Tip kuning dan tip biru
dalam 250 ml air
● Selama TTGO pasien hanya Bahan
boleh minum air putih, ● Serum (Pada tabung
pasien tidak boleh minum Merah/Kuning)
kopi, teh, merokok. Pasien
tidak boleh minum obat
sebelum pemeriksaan

SLIDESMANIA.COM
Analitik TTGO/OGTT (Oral Glucose Tolerance Test)
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Prinsip kerja :
Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk
asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi
dengan phnenol dan 4- aminoantypirin dengan bantuan enzim
peroksidase menghasilkan quinoeimin berwarna merah. Intensitas
warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum

1. Pasien diambil darah vena 3-5 ml untuk uji


glukosa darah puasa.

2. Pengambilan sampel darah vena 3 mL sebaiknya


dilakukan pada pagi hari ● Campur sampai homogen
3. Setelah meminum cairan glukosa , Pada waktu ½ ● Inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25o C
jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, pasien diambil
● Ukur kadar glukosa dari masing masing sampel
terhadap standar pada fotometer dengan Panjang
darah untuk pemeriksaan glukosa darahnya. gelombang 546 nm, menggunakan program absorban
4. Sampel serum ( Tabung merah/ kuning ) stabil atau C/ST
kurang dari 1 jam.
SLIDESMANIA.COM
PASCA ANALITIK TTGO/OGTT (ORAL GLUCOSE
TOLERANCE TEST)
Nilai Normal TTGO/OGTT

● Puasa : 70-110 mg/dL ● Melakukan verifikasi pada sample


● 30 menit : 110-170 ● Memastikan kondisi pasien
(riwayat penyakit, konsumsi
mg/dL
obat, konsumsi makanan) dan
● 60 menit : 120-170
identitas pasien
mg/dL
● 90 menit : 100-140
● Pada tahap ini dilakukan pelaporan
dan
mg/dL
pencatatan hasil
● 120 menit : 70-120
mg/dL
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN HbA1c

• HbA1c mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan


terakhir (sesuai dengan umur
sel darah merah manusia kira-kira 100-120 hari),
sehingga hal ini dapat memberikan
informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu 3
bulan terakhir.
• TUJUAN : untuk mengetahui seberapa baik pasien dapat
mengontrol penyakitnya
dalam 2 sampai 3 bulan terakhir
SLIDESMANIA.COM
Pra analitik HbA1c
Alat dan Bahan :

a. Alat The D-10 Dual TM dari Bio-Rad


b. Mikropipet 5 µl
c. Disposable gloves. 1. Persiapan pasien (Tidak ada persiapan
d. Darah EDTA khusus).
e. Elution buffer 1: Bis-Tris/Phosphate
buffer 2000 mL (pH 6,0), mengandung 2. Persiapan sampel Darah EDTA sebanyak
natrium azide <0.05% sebagai 5 µl, dapat disimpan 1 minggu pada suhu 2-8
pengawet.
f. Elution buffer 2: Bis-Tris/Phosphate °C atau 4 hari pada suhu 15-30°C.
buffer 1000 mL (pH 6,7), mengandung 3. Hindari sampel yang ikterik, lisis dan
natrium azide <0.05% sebagai
pengawet. lipemia.
g. Larutan pencuci (Wash/Diluent
Solution) berisi 1600 deionized water ,
mengandung natrium azide <0.05%
sebagai pengawet.

SLIDESMANIA.COM
Analitik
Metode :
metode HPLC menggunakan The D-10 Dual TM
. Cara Kerja
a. Campurkan 5 µl darah EDTA dengan 1,5 ml reagen
hemolisis ke dalam sampel vial dengan menggunakan
auto dilutor atau cara manual. Tempatkan darah yang
telah diencerkan pada sampel tray.
b. Tekan MULAI. Pilih metode HbA1c.
c. Pipetkan 1 mL Hb primer, kalibrator yang telah
dilarutkan maupun hemolisat pasien dalam vial sampel.
Tempatkan pada sampel tray sesuai urutan.
d. Alat akan memulai dengan Column Priming. Setelah
selesai, alat akan menyatakan Analysis. Pemeriksaan Nilai normalHbA1c
bahan dapat dimulai.
adalah 4,0 - 6,0%
e. Setelah selesai tiap seri pemeriksaan, alat otomatis
akan mencuci selama 5 menit.
SLIDESMANIA.COM
GLYCATED ALBUMIN
● Glicated albumin (GA) adalah salah satu
indikator yang menunjukkan keadaan
pengendalian glukosa darah, yang
menggambarkan rata-rata glukosa darah
1bulan sebelumnya (terutama 2 minggu
sebelumnya) sesuai dengan usia albumin
dan digunakan untuk menilai diabetes
melitus.
● Glycated albumin (GA) adalah albumin
yang berikatan dengan glukosa.
● Nilai Normal : 11-16 %
SLIDESMANIA.COM
Pra analitik Glycated Albumin
❑ ❑









SLIDESMANIA.COM
Analitik glycated albumin

SLIDESMANIA.COM
SLIDESMANIA.COM
● Kadar glukosa darah atau gula darah adalah istilah
yang mengacu kepada tingkat glukosa dalam darah.
Konsentrasi dalam darah/tingkat glukosa serum
sangatlah diatur ketat oleh tubuh kita.
● Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah hasil
pengukuran seketika waktu tersebut tanpa berpuasa
terlebih dahulu.
● Tes glukosa darah puasa adalah pengukuran tingkat
glukosa darah seseorang setelah orang tersebut
tidak makan selama 8 sampai 12 jam
● Pemeriksaan GD2PP dilakukan 2 jam setelah
makan.
● Dan pemeriksaan lainnya seperti HbA1c, glycated
albumin, dan OGTT

SLIDESMANIA.COM
TERIMA
KASIH

SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN
PROFIL LIPID
KELOMPOK 3 TLM 2A: 11. Tiha Amalia
1. Salwa Salsabilla 12. Ummi Allifah
2. Siti Amelia 13. Valent Rahayu
3. Siti Mariam 14. Vira Liesvia
4. Sofi Awalliyah 15. Wahyu Julianingsih
5. Srikandi Djajaningrat 16. Yuliah Putri
6. Syfa Bellia 17. Zahratul Hamra Sa’idah
7. Syifa Firda Nabila
8. Tesalonica Febeony Guntari
9. Tiara Kusumaningtyas
10. Tiara Rahmayanti
Agenda Style
01 Pemeriksaan Kolestrol

02 Pemeriksaan Trigliserida

03 Pemeriksaan HDL
➢ Pemeriksaan HDL Kolesterol Precipitant
➢ Pemeriksaan HDL Kolesterol Direct Method

04 Pemeriksaan LDL
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Precipitant
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Direct Method
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Formula Friedewald
Profil lipid merupakan :
Gambaran kadar lemak dalam
darah
Yang Termasuk Pemeriksaan Profil Lipid

2017

LDL- HDL- Trigliserida Kolestrol


Kolestrol Kolestrol Total
Pemeriksaan Profil Lipid
Content Content Content Content
Tahap Pra Analitik
❖Persiapan pasien :
Identitas pasien harus lengkap dan jelas, Perintahkan kepada pasien untuk
berpuasa selama paling sedikit 8-12 jam sebelum uji dan berhenti meminum
alcohol selama 24 jam sebelum uji. Beri tahukan kepada pasien bahwa ia
boleh meminum air.
Penanganan sampel

Sampel darah dibiarkan membeku


Pengambilan sampel dulu guna menghindari terjadinya

Pada pengambilan sampel darah hemolisis dan menghilangkan benang-

harus dicegah terjadinya hemolisis. benang fibrin. Setelah dibekukan

Hemolisis hendaknya dihindarkan langsung disentrifuge dengan

karena hemoglobin dapat kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

menyebabkan peningkatan kadar Serum dipisahkan dari bekuan darah

kolesterol. kemudian lakukan pemeriksaan kadar


kolesterol sesuai dengan prosedur.
Reagen

▪ Fisik, kemasan dan tanggal kadaluarsa.


Alat / Instrumen
▪ Suhu penyimpanan.
▪ Bagian-bagian fotometer dan alat ukur ▪ Penyimpanan reagen sebelum
otomatis lainnya harus berfungsi dengan pemeriksaan (suhu, peralatan, stabilitas).
baik (kalibrasi alat).
▪ Pipet juga harus dipantau secara teratur
ketepatannya. Metode Pemeriksaan
▪ Kebersihan, keutuhan dan ketepatan
▪ Reagen yang mudah diperoleh.
merupakan persyaratan yang harus
▪ Alat yang tersedia dapat untuk
dipenuhi agar alat dapat dipakai.
memeriksa dengan metode tersebut.
▪ Suhu pemeriksaan dipilih sesuai dengan
tempat kerja.
▪ Metode pemeriksaan yang mudah dan
sederhana.
Tahap Analitik

Kolestrol
• Kolesterol merupakan senyawa kelompok sterol, turunan dari lemak. Kolesterol terdapat di semua jaringan
hewan seperti daging, otak, hati, usus,dan kuning telur.
• Kolesterol disintesis dari asetil-CoA, melalui sintesis mevalonat.
• Hampir 2/3 bagian dari kolesterol dalam darah terdapat dalam bentuk ester kolesterol, yaitu senyawa
kolesterol dengan asam lemak.

Fungsi Kolestrol
1. Salah satu komponen membran sel
2. Membentuk garam empedu
3. Bahan baku untuk pembuatan hormon steroid,
seperti : Progesteron, dan estrogen pada wanita.
4. Testoteron pada laki-laki.
Pemeriksaan Kolestrol Total

Metode:
Kolorimetrik Enzimatik (CHOD-PAP/Cholesterol Oxidase
Diaminase – Peroxsidase Aminoantypirin).

Prinsip :
Kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak
menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang
terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen
peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminophenazone
oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
Tujuan Pemeriksaan Kolesterol Total
Untuk mengetahui kadar kolesterol total dalam setiap mg/dL
darah.
Sampel Yang di Uji

Serum : SST (tutup kuning) / Tabung tanpa antikoagulan


(tutup merah) Plasma : Li-Heparin (PST/ tabung tutup
hijau) dan K2 EDTA (tabung tutup ungu)

Alat dan Bahan


1. Alat flebotomi 6. Tabung Reaksi
2. Sentrifuge 7. Aquades
3. Mikropipet & Tip 8. Serum/plasma
4. Tabung vacutainer 9. Larutan standar, blanko
5. Fotometer
Blanko Standar Sampel
Cara Pemeriksaan Standar - 10µL

Sampel disentrifugasi selama 10 menit dengan Serum 10µL


kecepatan 3000 rpm.
Pereaksi 1000µL 1000µL 1000µL
Siapkan 1 tabung reaksi, masukkan reagen kolestrol
sebanyak 1000 µl Campur sampai homogen, inkubasi 10 menit
37oC. Baca pada λ 546 nm.
Masukkan serum sebanyak 10 µl ketabung reaksi yang
sudah ada larutan kolestrol. Lakukan sedot semprot agar Nilai Normal:
serum tercampur dengan larutan kolestrol
Optimal = < 200 mg/dL
Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar
Borderline = 200-239 mg/dL
Tinggi = ≥ 240 mg/dL
Absorbansi dibaca dengan fotometer dalam waktu 10 menit
dengan panjang gelombang 546 nm.
Faktor yang dapat mempengaruhi kadar
kolestrol plasma
✓ Makanan (30%).
✓ Diet lemak jenuh meningkatkan kolesterol 15-20%.
✓ Asam lemak tidak jenuh menekan pembentukan
kolesterol.
✓ Kekurangan hormon tiroid
✓ Menderita Diabetes mellitus
✓ Androgen meningkatkan sedangkan estrogen,
menurunkan kolesterol.
✓ Pada penderita gangguan ginjal, kolesterol meningkat.
Trigriserida
Trigliserida adalah ester dari gliserol alkohol trihidrat dengan 3 rantai panjang asam lemak. Trigliserida
mengandung tiga molekul asam lemak yang terikat pada satu molekul gliserol dengan ikatan ester di
salah satu dari tiga posisi ikatan stereokimia yang berbeda.

Enzim yang berpengaruh terhadap metabolisme


lemak :
• Sering disebut sebagai lemak netral
Merupakan triester dari gliserol (triasil gliserol) Lipoprotein Lipase : Terdapat pada endotel kapiler
Fungsinya memecahkan trigliserida darah menjadi
• Terdapat hampir di seluruh bagian tubuh, asam lemak dan gliserol
terutama di jaringan adipose.
Hormon Sensitif Lipase Intraselule : Terdapat
• Kadarnya dipengaruhi usia, obesitas dan jenis dalam jaringan lemak. Fungsi mengakatalisis
kelamin. cadangan trigliserida dalam sel
Pemeriksaaan Kadar Trigliserida
Metode Pemeriksaan
Metode Kolorimetrik Enzimatik (GPO-PAP/(Glycerol Phosphate Oxidase - ParaAminohenazone).

Prinsip Pemeriksaan
Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipases. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen
peroksida 4- aminoantipyrine dan 4-chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksidase.

Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui kadar Trigliserida dalam setiap mg/dL darah.

Sampel yang di uji


Serum: SST (tutup kuning) / Tabung tanpa antikoagulan (tutup merah) Plasma: Li-Heparin (PST/ tabung
tutup hijau) dan K2 EDTA (tabung tutup ungu)
Pemeriksaaan Kadar Trigliserida
Alat dan Bahan Cara Kerja

1. 01
Alat flebotomi − Sampel disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
2. Tabung reaksi − Siapkan 1 tabungreaksi, masukkan reagen trigliserida sebanyak 1000 µl
3. Sentrifuge − Masukkan serum sebanyak 10 µl ketabung reaksi yang sudah ada larutan trigliserida. Lakukan
sedot semprot agar serum tercampur dengan larutan trigliserida
4. Aquades
− Inkubasi selama 10 menit padasuhukamar
5. Mikropipet & Tip
− Absorbansi dibaca dengan fotometer dalam waktu 10 menit dengan panjang gelombang 546 nm.
6. Serum/Plasma

7. Tabung vacutainer

8. Larutan standar, blanko


Nilai Normal Trigliserida

9. Fotometer Optimal = < 150 mg/dL


Borderline = 150 − 199 mg/dL
Tinggi = 200 − 499 mg/dL
Sangat Tinggi = ≥ 500 mg/dL
HDL-Kolesterol Precipitant
HDL atau 𝛼 −lipoprotein, 𝛼-1-Lipoprotein
dibentuk oleh sel hati dan usus. Disebut
lemak baik, karena dapat mengangkut
kolesterol dari seluruh tubuh ke hati.

Berfungsi untuk mentransport


kolesterol dari perifer ke hati sehingga
zat tersebut dimetabolisasi dan
diekskresi (Kosasih, 2008).

Bila kadarnya menurun, dapat menyebabkan


risiko PJK.
Pemeriksaan kadar HDL-Kolesterol Precipitant

Metode Pemeriksaan Prinsip Pemeriksaan


01 02
Metode Kolorimetrik Enzimatik kolesterol ester diurai menjadi kolesterol
(CHOD-PAP/Cholesterol Oxidase dan asam lemak menggunakan enzim
Diaminase – Peroxsidase kolesterol esterase. Kolesterol yang
Aminoantypirin).. terbentuk kemudian diubah menjadi
Cholesterol-3-one dan hidrogen peroksida
oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen
Sampel yang diuji
peroksida yang terbentuk beserta fenol dan
Serum : SST (tutup kuning) / Tabung
4-aminophenazone oleh peroksidase diubah
tanpa antikoagulan (tutup merah)
menjadi zat yang berwarna merah.
Plasma: Li-Heparin (PST/ tabung
tutup hijau) dan K2 EDTA (tabung
Tujuan Pemeriksaan
tutup ungu) 03 04
Untuk mengetahui kadar HDL kolesterol
dalam setiap mg/dL darah.
1. Alat flebotomi
Sampel 1000μL
2. Tabung reaksi Reagen presipitat 100 μL
3. Sentrifuge
Campur lalu inkubasi dalam suhu ruang selama 10 menit.
4. Aquades Centrifuge dengankecepatan 3500-4000 rpm selama 15 menit
5. Mikropipet & Tip lalu ambil
Alat dan bahan supernatant sebagai sampel.
6. Serum/Plasma
7. Tabung vacutainer
8. Larutan standar, blanko Cara Pemeriksaan
9. Fotometer
Blanko Standar Test
Supernatant - - 25 μL
Standar HDL - 25 μL -
Nilai Normal HDL Kolesterol
Faktor resiko = < 40 mg/dL Reagen 1000μL 1000μL 1000μL

Faktor protektif = ≥ 60 mg/dL Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca
pada
fotometer panjang gelombang 546 nm.
HDL Kolesterol Direct Method

Metode Pemeriksaan HDL Kolesterol Direct Method


Metode langsung dengan deterjen spesifik tanpa tahap presipitasi

Prinsip
. Pemeriksaan HDL Kolesterol Direct Method
Prinsip : Selama fase pertama, LDL, partikel VLDL dan Chylomicron
menghasilkan Kolesterol bebas yang melaluireaksi enzimatik menghasilkan
Hidrogen peroksida.

Tujuan Pemeriksaan
Sampel yang Diuji
Untuk mengetahui
Serum : SST (tabung tutup
kadar HDL kolesterol
kuning) / tanpa antikoagulan
dalam setiap mg/dL
(tabung tutup merah)
darah.
Cara kerja
Absorban 1 Blanko Standar Test
CONTENT
Reagen R1 300 μL 300 μL 300 μL

Standar - 30 μL -

Sampel - - 30 μL

Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada

Alat dan Bahan fotometer panjang gelombang 546 nm.

1. Alat Flebotomi Absorban 2 Blanko Standar Test

2. Sentrifuge Reagen R2 100 μL 100 μL 100 μL


3. Mikropipet dan tip
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada
4. Tabung vacutainer
fotometer panjangYou
gelombang 546impress
can simply nm. your audience and add a
5. Fotometer unique zing and appeal to your Presentations. Get
6. Tabung reaksi a modern PowerPoint Presentation that is
7. Aquades beautifully designed. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and Reputation.
8. Serum
9. Larutan standar, blanko Nilai Normal HDLKolesterol
Faktor resiko = < 40 mg/dL
Faktor protektif = ≥ 60 mg/dL
LDL Kolesterol

Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)/ kolesterol jahat atau 𝛽 −lipoprotein, 𝛽


−2−lipoprotein merupakan golongan lipoprotein (lemak dan protein) yang bervariasi dalam
ukuran dan isi, serta berfungsi mengangkut kolesterol, trigliserida, dan lemak lain (lipid)
dalam darah ke berbagai bagian tubuh.

Disebut lemak jahat, karena mengangkut kolesterol dari hati ke seluruh jaringan
tubuh.

Bila kadarnya meningkat, dapat menyebabkan


risiko PJK.
Pemeriksaan LDL Kolesterol Precipitant

Metode Pemeriksaan LDL Kolesterol Precipitant


Metode Kolorimetrik Enzimatik (CHOD-PAP/Cholesterol Oxidase)

Prinsip Pemeriksaan
Kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol
esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk
beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna
merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol dan
dibaca pada panjang gelombang 546 nm.

Tujuan Pemeriksaan LDLKolesterol


Untuk mengetahui kadar LDL kolesterol dalam setiap mg/dL darah.
Sampel yang Diuji
Serum: SST (tutup kuning) / Tabung tanpa antikoagulan (tutup merah) Plasma : Li-
Heparin (PST/ tabung tutup hijau), K2 (berisi serbuk kering) / K3(berisi cairan) EDTA
(tabung tutup ungu).
Alat danBahan
Cara Kerja 1. Alat flebotomi
2. Sentrifuge
Sampel 1000μL 3. Mikropipet & Tip
Reagen presipitat 100 μL 4. Tabung vacutainer `
5. Fotometer
Campur, lalu inkubasi dalam suhu ruang selama 15 menit. Centrifuge dengan 6. Tabung Reaksi
kecepatan 2500 rpm selama 20 menit, dalam satu jam setelah sentrifugasi, 7. Aquadest
8. Serum/Plasma
ambil 100 µl supernatan jernih ke larutan reaksi untuk
penentuan kolesterol. 9. Larutan Standar,Blanko

Blanko Standar Test


- - 100 μL
Supernatant Nilai Normal LDL :
- 100 μL -
Standar Optimal = < 100 mg/dL
Reagen kolesterol 1000μL 1000μL 1000μL
Mendekati Optimal = 100 − 129 mg/dL
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada Borderline = 130 − 159 mg/dL
fotometer panjang gelombang 546 nm.
Tinggi = 160 − 189 mg/dL
Sangat Tinggi = ≥ 190 mg/dL
LDL Kolesterol direct method

Prinsip : Metode langsung menggunakan deterjen selektif


tanpa tahap presipitasi.

Tujuan Pemeriksaan LDL Kolesterol


Untuk mengetahui kadar LDL kolesterol dalam
setiap mg/dL darah.

Sampel yang Diuji


Serum : SST (tabung tutup kuning)/ tanpa
antikoagulan (tabung tutup merah)
Cara Kerja Alat dan Bahan
Absorban 1 Blanko Standar Test
1. Alat flebotomi 7. Reagen dan larutan
Reagen R1 300 μL 300 μL 300 μL 2. Tabung reaksi standar
3. Sentrifuge 8. Fotometer
Standar - 30μL -
4. Mikropipet & Tip

Sampel - - 30 μL 5. Serum
6. Tabung vacutainer
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada
fotometer panjang gelombang 546 nm.

Nilai Normal LDL Kolesterol

Absorban 2 Blanko Standar Test


Optimal = < 100 mg/dL
Reagen R2 100 μL 100 μL 100 μL Mendekati Optimal = 100 − 129
mg/dL
Perhitungan
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada Borderline = 130 − 159 mg/dL
fotometer panjang gelombang 546 nm. Tinggi = 160 − 189 mg/Dl LDL = A2- (0,75 X A1)
Sangat Tinggi = ≥ 190 mg/dL
LDL Fridewald
Prosedur ini konsentrasi total, trigliserida dan HDL-Kolesterol terlebih
dahulu diukur dan kemudian konsentrasi LDL-Kolesterol dihitung.
Asumsi ini valid untuk konsentrasi trigliserida > 400 mg/dl.

Kadar total kolesterol, HDL dan trigliserida dalam darah dapat


diketahui dengan tes laboratorium setelah pasien puasa sekurang-
kurangnya 10 jam dan sebaiknya 12 jam. Kadar total kolesterol,HDL
dan trigliserida umumnya diukur secara fotometri.
• Metode yang digunakan untuk pemeriksaan total kolesterol adalah
CHOD-PAP,
• HDL kolesterol menggunakan metode presipitasi,
• Trigliserida metodenya GPO-PAP,
• LDL ditentukan secara tak langsung yakni destinasi memakai
rumus yang disusun oleh Fridewald, Levy dan Fredrickson
(Soeharto,2004).
Perhitungan :
• Apabila kadar Trigliserida ≤ 400 mg/dL :
𝑇𝑟𝑖𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎
LDL kolestrol = kolesterol total – (HDL kolesterol) + )
5
• Apabila kadar Gliserida > 400 mg/dL
𝑇𝑟𝑖𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎
LDL kolesterol = kolesterol total - ( HDL kolesterol +
6

Contoh:
75
Sample 1 =217 − (51 + )
5
= 151 mg/dL
414
Sample 2 = 501 − (90 + 6 )
= 342 mg/dL
Pemeriksaan APOA Pemeriksaan APOB
Apolipoprotein A1 ( APOA1 ) => komponen protein
utama dalam high- density lipoprotein(HDL,
"kolesterol baik") dan memiliki peran khusus pada Apoprotein yang terdapat dalam molekul-
metabolisme lipid. Pemeriksaan APO A1 molekul lipoprotein yang potensial
membutuhkan sampel serum atau plasma berupa menyebabkan terjadinya penyakit jantung
darah yang diambil dari pembuluh darah vena di koroner (PJK), seperti:
lengan.
Pemeriksaan APOA1 mengukur jumlah APO A1 • very low density lipoprotein (VLDL)
dalam darah yang dianjurkan bagi individu dengan: • intermediate density lipoprotein (IDL)
• kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
• low density lipoprotein (LDL).
(hiperlipidemia)
• Riwayat keluarga penyakit
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) Lebih dari 90% konsentrasi serum APOB
• untuk menilai risiko pasien terkena penyakit berasal dari molekul LDL, dan satu molekul
jantung LDL hanya mengandung satu molekul APOB.
• memantau efektivitas pengobatan lipid dan/atau
perubahan gaya hidup
70% 80%
Tahap Pasca Analitik
Pada tahap ini dilakukan pencatatan hasil dan pelaporan hasil dilakukan
secara teliti dan benar
KESIMPULAN

Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan turunannya,
lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol.Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar
biomolekul dengan gugusfungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang
tidakdapat larut dalam air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter,aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya.

Pemeriksaan profil lipid terdiri dari Kolesterol total dengan metode CHOD-PAP, Trigliserida
dengan metode GPO-PAP, HDL kolesterol dengan metode presipitant dan CHOD-PAP, LDL
kolesterol dengan metode presipitant dan CHOD-PAP. Adapun pemeriksaan LDL kolesterol
yang menggunakan formula Friedewald, dihitung berdasarkan 3 pemeriksaan yaitu Kolesterol
total dengan metode CHOD-PAP, Trigliserida dengan metode GPO-PAP dan HDL kolesterol
dengan metode presipitant, sedangkan LDL ditentukan secara tak langsung yakni destinasi
memakai rumus yang disusun oleh Fridewald, Levy dan Fredrickson (Soeharto,2004).
THANK YOU
PEMERIKSAAN LAB 1. Nadia Putri Haifa
DIAGNOSIS FALL GINJAL 2.
3.
Nelly Supriana Simamora
Niken Hanum Prasasti
4. Nina Novia Zahra
5. Nurul Husna
6. Rahmi Idhatul Setiani
7. Rizka Aini
8. Sarah Majid
9. Sekar Kenconowati Chrisna Putri
10. Shabilla Endah Pramesti
11. Siti Wulandari
12. Sola Gracia Roseline Habeahan
13. Soleha Pane
14. Sri Shinta Utami
15. Travici Bella Saputri
16. Windi Septiani
17. Yolanda Ayulyani
18. Zalfaa Nurinaya
Pemeriksaaan Asam Urat
Asam urat adalah produk katabolisme asam nukleat purin.
Sebagian besar asam urat direabsorpsi di tubulus proksimal.
Sebagian kecil asam urat akan disekresikan oleh tubulus
distalis ke dalam urin. Eliminasi asam urat sekitar 70%
dilakukan oleh ginjal, selebihnya akan didegradasi oleh
bakteri di dalam traktus gastrointestinal. Asam urat akan
dioksidasi menjadi allantoin.
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Identitas pasien harus lengkap dan Persiapan Sampel
jelas
• Sebaiknya puasa selama 10 – 12 jam
• Jika sampel berupa Serum menggunakan
sebelum pemeriksaan (untuk
tabung vakutainer yang bertutup (merah
pengambilan darah).
atau kuning)
• Catat jika pasien sedang
mengkonsumsi obat
• Jika sampel berupa plasma menggunakan
tabung vakutainer yang bertutup hijau.
Stabilitas sampel :
• Jika sampel berupa plasma EDTA
• Stabil pada 24 jam pada menggunakan tabung vakutainer yang
suhu ruang bertutup ungu.
• 5-7 hari pada suhu 2-8
Serum drajat celcius • Centrifuge lalu pisahkan dari sel darah
dan • 6 bulan pada suhu -20 sesegera mungkin (dalam 2 jam)
Plasma drajat celcius
PRA ANALITIK

Pengiriman sampel Stabilitas reagen

• Simpan dengan baik dalam botol asli dan


jauhkan dari cahaya.
Serum
dan • Simpan pada suhu 2-8 C.
Plasma
• Reagen yang belum digunakan stabil hingga
tanggal kadaluarsa yang tertera pada label
kit.
Segera dipisahkan dari darah (< 2 jam),
• Reagen yang telat digunakan stabil
serum dimasukan dalam Aliquot atau
setidaknya selama 3 bulan tanpa
cup sampel, diberi label. kontamminasi.

• Jangan menggunakan reagen kerja setelah


tanggal kadaluarsa.
ANALITIK

Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam mg/dl

Metode : Point Of Care Testing (POCT)

Prinsip :
Tes Strip menggunakan enzim asam urat dan didasarkan pada teknologi
biosensor yang spesifik untuk pengukuran asam urat, tes stick mempunyai
bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan/tetesan darah
kedalam zona reaksi. Uric Oksidase dalam zona reaksi kemudian mengoksidasi
uric acid dalam darah . Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan
terbaca sebagai konsentrasi asam urat di dalam sampel darah.

Sampel : Darah Alat dan Bahan


• Lancet
• Kapas Alkohol
• Strip Asam Urat
• Pen Lancet
Cara Kerja

1. Masukkan baterai dan nyalakan alat


2. Atur jam, tanggal dan tahun pada alat
3. Ambil chip asam urat (warna kuning) kode chip tersebut harus sesuai dengan
botol strip, kemudian masukkan kedalam alat untuk menguji alat
4. Jika dilayar muncul “Error” berarti alat rusak
5. Jika muncul “OK” berarti alat siap digunakan
6. Lalu di Masukkan strip asam urat
7. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah pada layar dan kedip kedip
8. Masukkan lancet pada pen lancet dan atur kedalam jarum
9. Tentukan lokasi penusukan jarum dan bersihkan ujung jari bersihkan dengan
kapas alkohol biarkan sampai kering
10. Bagian yang akan ditusuk dipegang agar tidak bergerak dan untuk
mengurangi rasa nyeri
11. Ujung jari ditusuk dengan lancet steril dengan arah tegak lurus sidik jari kulit.
12. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah
13. Darah akan meresap sampai ujung strip dan bunyi beep
14. Tunggu alat membaca beberapa detik akan muncul hasil pada layar
Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat seseorang
Metode : Enzimatik

Prinsip :
Uricase memecah asam urat menjadi allantoin, dan hidrogen peroksida.
Selanjutnya hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 3,5-
dichloro-2-hidroxybenzesulfonic acid (DCHBS) dan 4-Aminophenazone
(PAP) membentuk quinonemine. Quinonemine merupakan senyawa chromogen
berwarna merah yang diukur dengan fotometer pada panjang gelombang
520nm yang sebanding dengan kadar asam urat dalam sampel.
Sampel : Serum

Alat dan Bahan :

Tabung reaksi + rak tabung, Tip, Aquades, Mikropipet, Reagen Standar Asam Urat,
Fotometer , Reagen Asam Urat, Tissu
Cara Kerja

1. Dilakukan pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum dengan tutup berwarna
merah atau kuning. Kemudian di tunggu hingga sampel darah membeku selama 15 menit
2. Selanjutnya darah tersebut di sentrifugasi dengan kecepatan 3000rpm selama 15
menit agar memperoleh serum.

Blanko Standar Sampel


Reagen 1000 uL 1000 uL 1000 uL
Standar - 25 uL -
Sampel - - 25 uL

Dihomogenkan, inkubasi selama 5 menit dan baca dengan panjang gelombang 520 nm.
Faktor yang mempengaruhi peningkatkan
kadar asam urat dalam tubuh, yaitu:

Nilai Normal • Makanan tinggi purin

• Eksresi asam urat berkurang


Pria : 3,5 – 7,2 mg/Dl
Wanita : 2,6 – 6,0 mg/dL • Penyakit tertentu seperti gout, gangguan
metabolik asam urat bawaan

Faktor yang mempengaruhi penurunan


kadar asam urat dalam tubuh, yaitu:

• Kegagalan fungsi tubulus ginjal dalam melakukan


reabsopsi asam urat
• Pemberian obat penurun kadar asam urat
PRA ANALITIK
Persiapan pasien

• Identitas pasien harus lengkap dan jelas


• Sebaiknya puasa selama 10-12 jam sebelum pemeriksaan
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi obat
Pemeriksaan
Urea
Persiapan sampel

• Serum (merah atau kuning)


• Plasma Heparin (hijau)
• Plasma EDTA (ungu lavender) Centrifuge lalu pisahkan dari sel
darah sesegera mungkin (dalam 2 jam). Jangan menggunakan
antikoagulan oksalat dan fluorida.
• Urine 24 jam dengan pengawet tymol (diencerkan 1:19 dengan
aquadest sebelum pemeriksaan)
Stabilitas sampel Pengiriman sampel

• Stabil selama 24 jam pada • Segera dipisahkan dari darah (< 2 jam),
Serum
suhu ruang dimasukan serum dalam Aliquot atau cup
dan sampel, di beri label urine
• 5 – 7 hari pada suhu 2 – 8°C
• 3 bulan pada suhu –20°C Plasma • Ditampung dalam wadah urine yang
bermulut lebar, tertutup rapat, tidak
mudah pecah, di beri label

Pengiriman menggunakan cool box dengan


Urine suhu 2 – 8°C dalam waktu < 2 jam
4 hari pada suhu 2 – 8°C
Stabilitas reagen

• Simpan dengan baik dalam botol asli dan jauhkan dari cahaya

• Simpan pada suhu 2-8°C

• Reagen yang belum digunakan stabil hingga tanggal kedaluwarsa


yang tertera pada label kit

• Reagen yang telah digunakan stabil setidaknya selama 1 bulan


tanpa kontaminasi

• Jangan menggunakan reagen kerja setelah tanggal kedaluwarsa


ANALITIK

Tujuan : Untuk mengetahui kadar urea seseorang dalam sampel

Metode : Kinetik

Prinsip : Diukur dengan panjang gelombang 340 nm

BLANGKO STANDAR SAMPEL


REAGEN 1000 1000 1000
STANDAR - 100 -
SAMPEL - - 100

Dihomogenkan baca pada 30 detik catat sebagai A1, baca lagi pada 90 detik catat
sebagai A2. (λ 340 nm)
PASCA ANALITIK
Perhitungan
Dilakukan pencatatan hasil dan pelaporan
hasil dilakukan secara teliti dan benar

Serum
atau
Plasma

A1 - A2 (Pemeriksaa) x Standar
A1 - A2 (Standar)
• Bilirubin total : gangguan diatas 502 umol/L

• Asam askorbat : gangguan diatas 2500 mg/dl


Interferensi • Glukosa : gangguan diatas 1064 mg/dl

• Lipemik : gangguan diatas abs 0,143

• Hemoglobin : gangguan diatas 379 umol/L


• Bilirubin total : gangguan diatas 502 umol/L

Interferensi • Asam askorbat : gangguan diatas 2500 mg/dl

• Glukosa : gangguan diatas 1064 mg/dl

• Lipemik : gangguan diatas abs 0,143

• Hemoglobin : gangguan diatas 379 umol/L


PRA ANALITIK
Persiapan pasien

• Identitas pasien harus lengkap dan jelas


• Tidak ada prsiapan khusus
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi obat
Pemeriksaan Pemeriksaan
Kadar
Persiapan sampel
Kreatinin
• Serum (merah atau kuning)
• Plasma Heparin (hijau) Centrifuge lalu pisahkan dari sel darah
sesegera mungkin
• (dalam 2 jam).
• Urine dengan inerval watu 4, 12 atau 24 jam (diencerkan 1:19
dengan aquadest sebelum pemeriksaan)
Serum
Stabilitas sampel dan Pengiriman sampel
Plasma

• Stabil selama 24 jam pada • Segera dipisahkan dari darah (< 2 jam),
suhu ruang dimasukan serum dalam Aliquot atau cup
• 5 – 7 hari pada suhu 2 – 8°C sampel, di beri label urine.
• 3 bulan pada suhu –20°C
Stabilitas reagen
• Simpan dengan baik dalam botol asli dan jauhkan dari
Urine
4 hari pada suhu 2 – 8°C cahaya
• Simpan pada suhu 2-8°C
• Reagen yang belum digunakan stabil hingga tanggal
kedaluwarsa yang tertera pada label kit
Pengiriman menggunakan cool box • Reagen yang telah digunakan stabil setidaknya selama 1
dengan suhu 2 – 8°C dalam waktu < 2 bulan tanpa kontaminasi
jam • Jangan menggunakan reagen kerja setelah tanggal
kedaluwarsa
Analitik

Tujuan : Untuk mengetahui kadar kratinin seseorang dalam sampel


Metode : Kinetik (Jaffe Reaction)
Prinsip : Kreatinin + Asam Pikrat → Kompleks Oranye-merah. Dan
Diukur dengan panjang gelombang 490 nm
PASCA ANALITIK
Nilai Normal

Interferensi
⚫ Glukosa : gangguan diatas 1200 mg/dL
⚫ Protein : gangguan diatas 4000 mg/dl
⚫ Asam asorbat : gangguan diatas 25 mg/dL
⚫ Bilirubin : gangguan diatas 964 mg/dL
⚫ Hemoglobin : gangguan diatas 250 µmol/L
⚫ Lipemik : gangguan diatas abs 0,320
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah
adalah :
⚫ Perubahan massa otot.
⚫ Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
⚫ Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
⚫ Obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin, dan cotrimexazole dapat
mengganggu sekresi kreatinin sehingga meningkatkan kadar kreatinin dalam darah.
⚫ Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal.
⚫ Usia dan jenis kelamin pada orang tua kreatinin lebih tinggi daripada orang muda,
serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita (Sukandar, 2006).
PEMERIKSAAN CCT (CLIRENS CREATININE)

1. Hindari melakukan aktivitas fisik atau olahraga


berat
PRA ANALITIK 2. Tidak mengkonsumsi alcohol
(Persiapan Pasien) 3. Tidak perlu puasa
4. Dianjurkan tidak mengkonsumsi daging sapi,
unggas, ikan, teh dan kopi selama 6 jam sebelum
pemeriksaan berlangsung atas seizin pemberi
layanan kesehatan
5. Catat jenis obat yanh dikonsumsi pasien
6. Anjurkan pasien banyak minum selama
beberapa jam sebelum pemeriksaan
7. Tulis dengan tepat waktu dan tanggal
pengumpulan urin dimulain dan berakhir pada
label wadah
a. Sampel Urin
1. Urin 12 jam/24 jam
2. Wadah yang digunakan untuk pengumpulan urin sebaiknya
bersih, kering, dan bebas dari zat pengawet
PRA ANALITIK
(Persiapan Sampel) b. Sampel Darah
1. Kumpulkan 3-5 mL darah vena ke dalam tabung di pagi hari
saat pemeriksaan akan dilakukan
-Serum (tabung merah/kuning)
-Plasma heparin (tabung hijau)
2. Centrifuge 3000rpm selama 15 menit
3. Sampel serum langsung diperiksa/disimpan:
-Pada suru 2-8 derajat C baik digunakan sampai 7 hari
-Pada suhu -15 – 25 derajat C baik dihunakan selama 3 bulan
1. Pasien diberi alat penampungan urin dan edukasi bagaimana
cara menampung urin
PRA ANALITIK 2. Dicatat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
(Persiapan Petugas)
3. Diukur tinggi dan berat badan pasien
4. Diambil darah vena pasien lalu dibuat plasma/serum
5. Dipersiapkan alat yang terkalibrasi dan reagen yang sudah
terstandarisasi
Pemeriksaan CCT Metode Jeff

Prinsip : Alat dan Bahan :

Kreatinin akan bereaksi 1. Fotometer


dengan alkali asam pikrat 2. Mikropipet 100µL dan
membentuk dalam suasana
1000µL
kompleks yang berwarna
3. Tabung serologi
kuning jingga dengan salisilat
dan klorida. Intensitas warna 4. Tip kuning dan biru
yang terbentuk sesuai dengan 5. Sampel serum
kadar urea dalam sampel yang 6. Reagen kreatinin
diukur pada Panjang 7. Standar kreatinin
gelombang 490nm.
CARA KERJA :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Setting fotometer dengan Panjang gelombang 490nm
3. Siapkan 3 tabung serologi untuk membuat blanko, standar, dan sampel

4. Homogenkan tabung yang berisi sampel dan inkubasi selama 30 detik


5. Baca absorban standar dan sampel (A1) terhadah blanko pada Panjang
gelombang 490nm, tepat 2 menit kemudian baca kembali absorban
standar dan sampel (A2)
6. Dilakukan perhitungan kadar kreatinin serum
7. Dilakukan perhitungan menggunakan merode jeff
PERHITUNGAN METODE JEFF
Keterangan:
Kadar kreatinin= (A2 – A1) sampel x C standar A1 = absorban 1 (30 detik)
(A2 – A1) standar A2 = absorban 2 (2 menit)
Cstandar = konsentrasi standar

Klirens kreatinin terkoreksi = Ucr x V x 1.73 Ucr = kreatinin urin dalam mg/dl atau
Scr x BSA µmol/L
Scr = kreatinin serum dalam mg/dl atau
µmol/L
V = ekresi volume urin dalam mL/menit
BSA = luas permukaan tubuh dalam m^2
PEMERIKSAAN CCT METODE COCKROFF DAN GAULT

Laki-laki
Clcr = [140 – umur] x BB (kg) Keterangan:
[72 x Scr (mg/dl)] Clcr = klirens kreatinin
Scr = serum kreatinin
Perempuan
Clcr = [140 – umur] x BB (kg) x 0.85
[72 x Scr (mg/dl)]

CONTOH SOAL
Seorang laki-laki (katakanlah bernama Mr. X), berusia 50 tahun berat badan 60 kg,hasil
pemeriksaan kreatinin darah 3 mg/dl maka perhitungan fungsi ginjalnya adalah:CCT terhitung pada
laki-laki = {(140 - umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) ={(140 - 50) x 60} / (72 x 3 mg/dl) =
25Jadi fungsi ginjal Mr. X adalah 25%.

Sedangkan kalau Mr. X adalah seorang perempuan, berusia 50 tahun berat badan 60kg, hasil
pemeriksaan kreatinin darah 3 mg/dl maka perhitungan fungsi ginjalnyaadalah:CCT terhitung pada
perempuan = {(140 - umur) x berat badan} / (72 x kreatinindarah) x 0,85 ={(140 - 50) x 60} / (72 x 3
mg/dl) = 25 x 0,85Jadi fungsi ginjal Mr. X adalah 21,25%.2.
PEMERIKSAAN CCT PEMERIKSAAN CCT
Metode Traub SL dan METODE JELLIFE
Johnson CE Pada umumnya dipakai untuk pasien
(untuk anak 1-18 tahun) dewasa yang berumur 20-80 tahun

Clcr = [0.48 x TB (cm)] / Scr Pria


Clcr = [99 – 0.8 x (umur – 20)] / Scr

Wanita
Clcr = [Clcr pria x 0.90]

Keterangan:
Keterangan:
Clcr = kreatinin klirens dalam 1.73
Clcr = klirens kreatinin
ml/min
Scr = serum kreatinin
Scr = serum kreatinin dalam mg/dl
Nilai Rujukan

• Laki-laki: 97 – 137 ml/menit per 1.73 m^2

• Perempuan: 88 – 128 ml/menit per 1.73 m^2

Pasca Analitik

1. Pencatatan dan pelaporan


2. Pencantuman nilai rujukan
3. Audit
4. Verifikasi dan validasi hasil
pemeriksaan
Faktor yang memepengaruhi hasil pemeriksaan

1. Kehamilan 6. Obat tertentu yang dapat


2. Aktivitas fisik yang berlebihan meningkatkan kadar
3. Konsumsi daging merah dalam jumlah kreatinin serum seperti:
besar Amfoterisin B, sefalosporin,
4. Tisu toilet dan feses dapat aminoglikosid, kanamisin,
mengontaminasi urin metisilin, simetidin, asam
5. Nilai kreatinin boleh jadi normal askorbat, dll.
meskipun terjadi gangguan fungsi
ginjal pada pasien lansia malnutrisi
akibat penurunan massa otot
Metode ELISA
Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kuantitatif


secara sandwich enzyme immunoassay. Antibodi
monoklonal spesifik untuk CysC sebelumnya dilapisi ke
microplate. Standar dan sampel dipipet ke dalam well
Pemeriksaan
jika terdapat CysC maka akan diikat oleh antibodi. Cystatin C
Setelah pencucian substansi yang tidak berikatan,
sebuah enzim pengikat antibodi monoklonal
spesifik/enzyme-linked monoclonal antibody spesific
untuk CysC ditambahkan ke dalam well.
PRA ANALITIK
Persiapan pasien

• Identitas pasien harus lengkap dan jelas


• Tidak ada prsiapan khusus
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi obat
Pemeriksaan Pemeriksaan
Cystatin C
Persiapan sampel

• Serum (merah atau kuning)


• Plasma EDTA (ungu)
• Plasma Heparin (hijau)
• Centrifuge lalu pisahkan dari sel darah sesegera mungkin
(dalam waktu 2 jam)
Stabilitas Sampel
• Stabil selama 8 hari pada suhu ruang (250 C)
• 1 bulan pada suhu 2-80 C
• 3 bulan pada suhu -200 C

Pengiriman Sampel
Stabilitas Reagen
• Label dan informasi tentang specimen harus jelas
• Simpan kit belum terbuka pada suhu 2-
sesuai dengan surat pengantar
80 C
• Dikirim dalam suhu dingin yaitu 2-80 C. jika
dalam beberapa jam gunakan cool box dengan
dry ice
Analitik
Cara Kerja :
• Persiapkan microplate yang telah berlapis antibody monoclonal spesifik cystatin C
• Tambahkan 100 uL pengencer pada masing-masing sumur
• Tambahkan 50 ul standar control pada well 1 dan sampel pada well ke-2
• Tutup dengan strip perekat lalu inkubasi selama 3 jam pada suhu 2-80C
• Lakukan pencucian dengan cara aspirasi tiap sumur dan mengisi dengan wash
buffer 400uL
• Tambahkan 200 uL konjugat human cystatin C pada masing-masing sumur
• Tutup dengan strip perekat lalu inkubasi pada suhu 2-80C selama 1 jam
• Lakukan pencucian kembali
• Tambahkan 200 uL solution lalu inkubasi 30 menit pada suhu kamar (lindungi dari
sinar matahari)
• Tambahkan 50 uL stop solution ke masing-masing sumur
• Setelah terjadi perubahan warna menjadi kuning, lakukan pembacaan pada
spectrophotometer 450nm
Pasca Analitik

Dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil secara teliti dan benar.


Nilai Normal Cystatin C 0,5-1,03 mg/L
Metode PETIA/particle-enhanced turbidimetric
immunoassay
Prinsip Pemeriksaan
Cystatin C yang didapatkan dari Sampel serum atau plasma
dicampur dengan anti CysC yang didapatkan dari
immunopartikel. Kompleks partikel yang terbentuk akan Pemeriksaan
menyerap cahaya, dan dengan turbidimetri penyerapan cahaya Cystatin C
berhubungan dengan kadar CysC melalui interpolasi pada
sebuah kurva kalibrasi standar yang ditetapkan.

Sampel yang digunakan adalah serum atau plasma EDTA/heparin,


dianjurkan menggunakan sampel segar. Sampel serum atau plasma
stabil selama 14 hari pada temperatur ruangan (8-25 °C), selama 21
hari pada suhu 2-8°C, dan selama 3 bulan bila disimpan pada suhu -20°C.
Rentang pemeriksaan untuk metode ini adalah pada kadar CysC 0,4-
8,0mg/L, dan nilai normal CysC adalah 0,53-1,01mg/L.
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Identitas pasien harus lengkap dan jelas
• Tidak ada prsiapan khusus
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi obat

Stabilitas Sampel
• 2 jam pada suhu ruang (20-250 C) Pemeriksaan
• 1 minggu pada suhu 2-80 C Cystatin C
• 1 bulan pada suhu -200 C

Stabilitas Reagen
• Semua reagen harus disimpan dalam lemari pendingin (2-
8 °C)
• Kembalikan semua pereaksi pada suhu 2-8 °C segera
setelah digunakan
• Reagen yang dibuka dapat digunakan selama satu bulan
jika disimpan di suhu 2-8 °C
• Jika belum dibuka reagen dapat digunakan hingga 18
bulan sejak tanggal pembuatan
Analitik

Cara Kerja :
• Letakkan tabung dan penutup karet pada rak.
• Biarkan pada suhu ruang selama 10 menit.
• Lakukan pengambilan darah kapiler.
• Pipet darah kapiler sebanyak 20 uL kedalam pipet kapiler khusus yang
telah disediakan.
• Suspensikan darah kapiler pada pipet ke dalam tabung yang telah
berisikan reagen.
• Tutup dengan penutup karet khusus yang telah disediakan dengan rapat.
• Lakukan pembacaan pada alat eurolyser.
• Hasil akan ditampilkan pada layer.
Pasca Analitik

Dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil secara teliti dan benar.


Nilai Normal Cystatin C 0,5-1,03 mg/L
Metode PENIA/Particle-enhanced
immunonephelometry
Prinsip Pemeriksaan
Partikel Polystyrene yang dilapisi dengan antibodi CysC Pemeriksaan
beraglutinasi ketika dicampur dengan sampel yang mengandung
CysC. Intensitas dari cahaya yang dipancarkan/scattered light
Cystatin C
diperiksa menggunakan immunonefelometri dan tergantung
pada kadar CysC dalam sampel.

Sampel : Dapat digunakan sampel serum, plasma EDTA dan heparin


PRA ANALITIK
Persiapan pasien
a) Pengiriman Sampel
• Identitas pasien harus lengkap dan jelas
• Tidak ada prsiapan khusus • Label dan informasi tentang specimen harus jelas sesuai
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi obat
dengan surat pengantar
• Dikirim dalam suhu dingin yaitu 2-80 C. jika dalam
Persiapan Sampel beberapa jam gunakan dry ice
Serum (merah atau kuning)
Plasma EDTA (ungu)
Plasma Heparin (hijau) a) Stabilitas Reagen
Centrifuge lalu pisahkan dari sel darah • Reagen yang belum dibuka simpan pada suhu 2-8oC
sesegera mungkin (dalam waktu 2 jam)
• - Setelah dibuka = 9 minggu pada suhu 2-8oC

Stabilitas Sampel
8 jam pada suhu ruang (20-250 C)
1 minggu pada suhu 2-80 C
1 bulan pada suhu -200 C
Analitik & Pasca Analitik

Cara Kerja :
Sampel dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 50 uL
Tambahkan reagen sebanyak 100 uL. Inkubasi selama 5 menit
Masukkan ke dalam alat nephelometry
Hasil akan tertera secara otomatis pada layar

Pasca Analitik
Dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil secara teliti dan benar
Nilai Normal Cystatin C 0,5-1,01 mg/L
Metode POCT (Point Of Care Test)
Prinsip Pemeriksaan
Uji ini menggunakan anti-human cystatin-C, antibodi
monoklonal pada konjugat dengan koloid emas dan anti-human
cystatin-C antibodi monoklonal yang lain yang dilapisi pada Pemeriksaan
kartu test. Setelah sampel dimasukan pada strip tes, label Cystatin C
emas anti-human cystatin-C antibodi monoklonal berikatan
dengan cystatin-C pada sampel dan membentuk penanda
kompleks antigenantibodi.
PRA ANALITIK
Persiapan Pasien
• Identitas pasien harus lengkap dan jelas
• Tidak ada prsiapan khusus
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi
obat

Persiapan sampel Pengiriman sampel


Serum darah (tabung merah/tabung kuning) Label dan informasi tentang spesimen harus jelas
Dicentrifuge lalu pisahkan dari sel dara sesuai dengann surat pengantar
sesegera mungkin (dalam wqaktu 2 jam) Dikirim dalam suhu dingin yaitu 2-8o C. Jika memakan
waktu dalam beberapa jam maka gunakan cool box
dengan dry ice.

Stabilitas sampel
Stabil hingga 8 jam pada suhu ruang (20-25o C)
Stabil hingga 1 minggu pada suhu 2-8o C
Stabil hingga 1 bulan pada suhu -20o C
Analitik
Cara kerja:
Campurkan sampel (serum 10 uL) pada konjugat yang tersedia pada kit,
campur secara homogen
Lalu dipipet sebanyak 120 uL pada kartu tes (dengan pipet yg telah
tersedia), diamkan selama 3 menit
Kemudian kartu tes pada FIA8000 kuantitatif immunoassay analyzer
Konsentrasi cystatin-C pada sampel akan diukur dan ditampilkan pada layar
Nilai akan terbaca dan tersimpan dalam FIA8000 dan dapat didownload

Pasca Analitik
Dilakukan pencatatan dan laoran hasil secara teliti dan benar
Nilai rujukan Cystatin C adlah 0,51-1,09 mg/L
Interferensi Cystatin-C
Hemolisis
Ikterik > 600 mg/dl
Lipemik >10 mg/dl
Rheumatoid factor > 1200 IU/ml

Kelebihan dan kelemahan pemeriksaan Cystatin-C


Kelebihan:
• Cystatin C lebih spesifik menilai laju filtrasi glomerulus
• Merupakan pemeriksaan khusus
• Cystatin C ditemukan dalam darah menunjukan peningkatan pada stadium awal penyakit ginjal
kronis
• Cystatin C tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, massa otot, makanan dan diet makanan.
Kelemahan:
• Tidak dilakukan disemua laboratoium
Harga pemeriksaan relatif mahal
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com +91
620 421 838 yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai