PEMBUATAN TAPE
Disusun oleh:
LAELATUL KHOERIYYAH
1401070032
2017
1
Kamis, 23 Maret 2017
PEMBUATAN YOGHURT
A Tujuan
1 Mengetahui dan mempelajari cara pembuatan tape.
2 Mengetahui proses fermentasi yang terjadi pada pembuatan tape.
3 Mengetaui mikroorganisme yang berpean dalam proses pembuatan tape.
4 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
tape.
B Dasar Teori
singkong (ketela pohon), beras (beras ketan putih dan beras ketan hitam), dan
sorgum. Tape yang dibuat dari singkong (ubikayu) hasilnya dinamakan tape
singkongdan yang dibuat dari beras ketan hasilnya dinamakan "tape ketan".
masyarakat Indonesia, terutama Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur).
Tape tersebut dibuat dengan cara difermentasi selama 2-3 hari, dengan bantuan
fibuligera. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh
ragi gula dirubah menjadi alkohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis
2
C12H22O11 + H2O menjadi 2C6H12O6
Glukosa alkohol
Bahan baku dalam pembuatan tape adalah beras ketan atau bisa digunakan
juga umbi kayu (singkong). Tape dibuat dengan proses fermentasi yang dibantu
dengan mikroba perombak pati (amilum) menjadi gula (glukosa) yang menjadikan
tape pada awal fermentasi terasa manis, misalnya Mucor sp., Aspergillus sp.,
Rhizopus sp., dsb. Sebagian glukosa kemudian dirubah menjadi alkohol oleh
diubah lebih lanjut menjadi asam asetat. Hal tersebut menyebabkan tape bisa
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
Tape mengandung alkohol (etanol) sekitar 3-5 %, pH sekitar 4 dan rasa yang
bervariasi antara manis dan agak manis. Ciri-ciri tape yang baik dan bermutu
3
yaitu harum, enak, legit/manis, dan tidak menyengat karena terlalu tinggi kadar
alkoholnya.
Menurut Buckle (1988), fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan
atau telah ada dalam bahan pangan itu sendiri. Perubahan yang terjadi sebagai
hasil fermentasi mikroorganisme dan interaksi yang terjadi diantara produk dari
tersebut. Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga
menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan pangan yang
membuat produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi (Robert
dan Endel, 1989). Menurut Anshori (1989), proses fermentasi alcohol hanya dapat
aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan
yang merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi
oleh kadar gula dari tapai itu sendiri. Tetapi kadang kadang pada sejenis tapai
tertentu timbil rasa asam agak menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh
perlakuan selama proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
4
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya.Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
fermentasi.
tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi
yang baik. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tape juga berasal dari
ragi tape. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape.
termasuk bakteri kapang yaitu Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua
amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula
tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape.
sekitar 3 hari dengan bantuan jamur yang lain. Untuk mendapatkan tape yang
berkualitas, harus disiapkan bahan yang berkualitas pula. Selain bahan, waktu
5
yang dibutuhkan untuk membuat tape tersebut adalah 3 hari, jangan sampai lebih
umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm.
Ragi tape merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis
menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat
Dalam ragi tape terdapat 3 jenis isolat kapang dan 1 jenis isolat khamir
yang terdapat dalam ragi. Isolat kapang terdiri dari jenis : Mucor racemosus,
ada dalam ragi tape adalah jenis Aspergillus. Ragi tape merupakan inokulan yang
Saccharomyces. Adapun mikroflora yang berperan pada ragi tape adalah jenis
6
Perbedaan waktu fermentasi dapat menghasilkan perbedaan pertumbuhan
tumbuh semakin banyak sampai nutrisi dimedia tersebut habis. Proses pemecahan
yang mengubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. Peranan
ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. Rasa manis
pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut. Dalam proses
pembuatan tape, kadang-kadang sering dijumpai adanya tape yang berasa masam.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kontaminasi sejenis bakteri karena proses
pembuatan tape yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang berlebihan
dan penutupan bahan pada saat fermentasi berlangsung serta waktu fermentasi
7
9 Nampan
10 Wadah tertutup (kaca atau plastik)
11 Tali yang terbiat dari bambu
12 Pisau
b Bahan
1 Beras ketan atau singkong 1 kg
2 Ragi 2 butir
3 400 ml air bersih yang mendidih
4 Gula pasir 2 sendok
5 Daun pisang dan daun jambu air
D Cara Kerja
A) Tape Ketan
1 Mencuci beras ketan hingga bersih sampai air bekas cuciannya bening,
kemudian merendam dengan air selama 2-4 jam, lalu cuci kembali dan
meniriskan.
2 Mengukus beras ketan selama 15 menit atau hingga menjadi setengah
matang.
3 Menempatkan nasi ketan dalam wadah yang cukup besar dan menyirami
8
9 Membalikkan nasi ketan secara perlahan-lahan kemudian, menaburi
kembali dengan sisa ragi dan gula pasir. Mengaduk secara perlahan
daun pisang yang bersih atau daun jambu air yang sudah dikukus.
13 Menempatkan dalam wadah kemudian, menginkubasi pada suhu ruang
singkong hingga tidak berlendir lagi. (Pangkal dan ujung singkong tidak
pecah).
4 Mengangkat dan meniriskan hingga benar-benar dingin.
5 Menaburi permukaan singkong dengan ragi dan gula hingga merata.
6 Memeram (inkubasi) pada wadah yang bersih dan dilapisi daun pisang.
potong) setelah jadi menggunakan tali bambu pada tempat yang bersih
9
Kelompok Perlakuan Rasa Warna Aroma Tekstur
1 Tanpa Manis Kuning Agak khas Lunak
penambahan asli tape
gula
2 Tanpa Asam Kuning Agak khas Agak lunak
penambahan asli tape
gula
5 Penambaha Kurang Putih asli Agak khas Lunak
n gula 2 manisPutih tape
sendok asli
4 Penambaha Kurang Putih asli Khas tape Lunak
n gula 2 manis
sendok
3 Tanpa Kurang Putih asli Khas tape Lunak
penambahan manis
gula
6 Penambaha Manis Kuning Khas tape Lunak
n gula 1 asli
sendok
7 Penambaha Manis Kuning Agak khas Agak
n gula 1 asli tape Lunak
sendok
2 Diperam
10
4 Penambaha Agak manis Putih Bau khas Lunak
n gula 2 tape
sendok
5 Penambaha Manis Kuning Bau khas Lunak
n gula 2 tape
sendok
6 Penambaha Agak manis Putih Bau khas Lunak
n gula 1 tape
sendok
7 Penambaha Manis Putih Bau khas Lunak
n gula 1 tape
sendok
F Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah pembuatan tape. Tujuan utama dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan tape. Tapai (sering dieja
sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan
dan ketan (Wikipedia, 2010). Tape adalah produk fermentasi yang berbentuk
pasta atau kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan
menggunakan starter yang berisi campuran mikroba. Tape ketan baik ketan putih
dan ketan hitam mempunyai tekstur yang baik karena kadar amilopektinnya tinggi
terutama pada jenis tape dari ketan pulen. Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan
adalah pembuatan sirop tape dan anggur tape. Produk ini mempunyai cita rasa
dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit asam dan cita rasa
alkohol. Kenaikan kadar alkohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus
11
Dalam praktikum kali ini adalah pembuatan tape dengan bahan baku beras
ketan putih yang selanjutnya disebut tape tetan putih dan singkong yang
selanjutnya disebut tape singkong atau dalam bahasa sunda disebut peyeum. Beras
ketan digunakan sebagai bahan baku dalam praktikum kali ini dikarenakan beras
ketan mempunyai kandungan amilum/ pati yang sangat tinggi. Singkong yang
digunakan sebagai bahan dasar dan nantinya sebagai substrat bagi khamir
selama proses fermentasi baik dari bahan baku berass ketan putih maupun
singkong adalah dibungkus menggunakan daun pisang, daun jambu dan ditutupi
dengan wadah atau tempat dari plastik yang dialasi menggunakan daun pisang
kemudian diperam selama beberapa hari. Sedangkan perlakuan yang kedua adalah
jambu air adalah untuk menimbulkan aroma khas yang alami selain rasa tape yang
asam dan manis. Selain itu, daun pisang mengandung polifenol yang berfungsi
hidupnya.
Selain rasanya yang manis dan aroma yang memikat, tapai juga dibuat
dengan beberapa warna berbeda. Warna tersebut tidak berasal dari pewarna buatan
yang berbahaya, melainkan berasal dari pewarna alami. Untuk membuat tapai
ketan berwarna merah, digunakan angkak, pigmen yang dihasilkan oleh Monascus
purpureus. Sedangkan tapai ketan warna hijau dibuat menggunakan ekstrak daun
12
pandan. Namun dalam praktikum kali ini tidak diberi perlakuan dengan perbedaan
warna.
1 Tape Beras Ketan
Praktikum kali adalah praktikum pembuatan tape dengan bahan baku
beras ketan putih. Pada praktikum pembuatan tape beras ketan menggunakan
beras ketan putih sebagai bahan dasar yang telah diberi perlakuan dari proses
menjadi tape dan yang terakhir yaitu pembungkusan dengan daun pisang
Adapun data hasil praktikum yang diperoleh dari hasil praktikum ini yaitu
ditinjau dari segi uji organoleptik berupa tekstur, aroma dan rasa dari produk
asam. Kondisi asam ini akan mempercepat tumbuhnya bakteri pada saat
hidrasi, sehingga kadar air biji naik sebesar kira-kira dua kali kadar air
agar beras ketan pada saat dikukus untuk kedua kalinya nanti (sampai
matang) tidak menggumpal atau lengket. Apabila beras ketan dikukus sampai
matang, beras ketan akan menggumpal dan pada saat proses fermentasi dapat
13
setelah dikukus setengah matang, beras ketan disiram terlebih dahulu
menggunakan air dingin. Hal ini bertujuan agar beras ketan mudah dipisahkan
atas baskom, kemudian diberi ragi yang telah dihaluskan terlebih dahulu,
diaduk sampai merata. Pendinginan ini bertujuan agar suasana ketan yang
mempercepat proses fermentasi karena dalam bahan dasar dari ragi tersebut
dalam wadah yang telah diberi alas daun pisang, lalu tutup kembali dengan
rongga udara yang dapat melancarkan sirkulasi udara yang mana jamur tempe
fermentasi dapat berlangsung jika suasannya anaerob. Selain itu daun pisang
14
juga bagus digunakan karena untuk kebutuhan aerasi selama proses
(Wikipedia, 2010).
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil yang
mengatakan hasilnya baik. baik dari segi tekstur, warna, bau, untuk
kesimpulan bahwa hasil fermentasi tapai kelompok kami ialah untuk warna,
berwarna putih, kemudian untuk aroma adalah bau khas tape dengan aroma
alkohol. Sedangkan untuk tekstur tapai kami tidak keras dalam hal ini tentu
produk tapai kami sudah lembut seperti tapai pada umumnya. Dan untuk
rasanya adalah asam. Rasa asam berlebih pada tapai dapat timbul karena
yang berlebihan dan penutupan yang kurang rapat pada saat fermentasi.
Selain itu rasa asam pada tapai dapat terjadi bila fermentasi berlangsung
terlalu lanjut. Rasa kurang manis karena penambahan gula yang terlalu sedikit
15
kebanyakan. Tekstur yang diperoleh yaitu lembek, sedikit berair/berlendir dan
berwarna kuning keputih-putihan. Air tape atau brem (dalam bahasa Bali)
yang dihasilkan pada waktu fermentasi sedikit pada tape beras ketan. Hasil ini
didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang
dihasilkan.
Tekstur tape ketan putih dinilai melalui cara menekan butiran tape
dengan menggunakan jari dan dikunyah. Hasil yang diperoleh dari tape
mengalami perubahan tekstur. Tape ketan putih memiliki tekstur lembek, ini
fermentasi. Air tape atau brem (dalam bahasa Bali) yang dihasilkan pada
pisang. Daun pisang digunakan sebagai alas di bagian dalam bawah dan
tertutupi oleh aroma daun pisang. Selain itu kedua tape juga mengeluarkan
dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan rasa manis pada tape ketan.
16
Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin tinggi rasa manis
agar mendapatkan rasa tape yang manis harus dikonsumsi pada waktu yang
Hansenullan membentuk aroma. Jika ada alkohol maka bakteri asam asetat
akan muncul dan menjadikan tape berasa masam (Anonim, 2011). Cepat
bakterinya. Pembuatan tape ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi.
Mitchell. 2003). Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi
Asetil-KoA tetapi akan dirubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2 langkah.
Langkah pertama dengan melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi
direduksi oleh NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi
secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang telah diungkap diatas
17
Saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob akan mengubah gula
akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob.
Oksidasi alkohol dalam pembuatan tape ketan disebabkan suasana
biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga terbentuk asam asetat,
yang menjadikan rasa asam pada tape. Kalau pada waktu penyimpanan tidak
terbentuknya ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam asetat yang
terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat. Menurut Winarno (1989),
ragi, dan digunakan pada produk makanan, namun reaksi fermentasi berbeda-
Tape Ketan :
2(C6H10O5)n + nH2O n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 2 C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Adapun reaksi perubahan glukosa menjadi alcohol dan alcohol
18
sebagai bahan dasar yang telah diberi perlakuan dari proses pembersihan,
wadah yang dialasi dengan daun pisang dan digantung, kemudian di diamkan
pada suhu kamar 2 hari (difermentasikan). Adapun data hasil praktikum yang
diperoleh dari hasil praktikum ini yaitu ditinjau dari segi uji organoleptik
berupa tekstur, aroma dan rasa dari produk akhir yang dihasilkan.
Proses pembuatan tapai singkong perlu diperhatikan untuk dapat
menghasilkan tapai yang sesuai dan diinginkan juga dapat dikonsumsi. Proses
dikuliti dan dicuci bersih serta ditiriskan. Penyiapan Bahan Baku Seleksi
adalah10 bulan jika lebih dari 12 bulan akan banyak seratnya. Singkong yang
digunakan untuk pembuatan tape harus singkong yang baru dipanen karena
secukupnya, di bungkus rapat dengan daun pisang dan disimpan selama 2-3
fungsinya yang sama persis pada pembuatan tape ketan. Namun pada
praktikum ini, Singkong yang digunakan sebagai bahan dasar dan nantinya
19
Tujuan pembungkusan dengan daun pisang adalah agar suasananya menjadi
rongga udara yang dapat melancarkan sirkulasi udara yang mana jamur tempe
fermentasi dapat berlangsung jika suasannya anaerob. Selain itu daun pisang
Serta penggunaan lumpang dan alu digunakan untuk mengubah tekstur ragi
kecil-kecil. Selain itu alat dan bahan lain yang digunakan seperti: kompor,
pisau, panci, air bersih, dll berguna nantinya baik dalam proses pengukusan,
dicuci lalu dikukus dan ditempatkan pada keranjangyang dilapisi daun pisang.
Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang yang digunakan sebagai
kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena
20
proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur
yang digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan
baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari
lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah
juga harus bersih; menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak
berhasil dibuat.
Pemasakan menentukan tekstur dan penampakan produk olahan tape
yang lebih keras. Singkong yang pecah-pecah saat direbus dan singkong yang
tidak pecah-pecah akan berpengaruh pada tekstur tape yang jadi nantinya.
Singkong yang pecah teksturnya akan lebih lembek dari pada yang tidak
21
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30oC dan membutuhkan
dengan daun pisang yang bersih dikerudungi dan ditutupi dengan rapat-rapat.
dari 25 0C akan menghasilkan produk dengan kadar alkohol yang tinggi pada
fermentasi 144 jam. Tapai dapat bertahan 2 3 hari bila di fermentasi pada
suhu kamar. Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi hasil yang
didapatkan akan rusak. Bila dikemas dengan cangkir plastik dan disimpan
dalam lemari es akan bertahan selama 2 bulan akan tetapi teksturnya akan
melakukan uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara
menghasilkan rasa asam, warna putih asli, aroma bau khas tape dan tekstur
lunak. Rasa asam berlebih pada tapai dapat timbul karena perlakuan-
berlebihan dan penutupan yang kurang rapat pada saat fermentasi. Selain itu
rasa asam pada tapai dapat terjadi bila fermentasi berlangsung terlalu lanjut.
22
Rasa kurang manis karena penambahan gula yang terlalu sedikit pada tapai,
tidak putih pucat berubah menjadi demikian karena kandungan glukosa pada
Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol dan CO2. Air tape atau brem
(dalam bahasa Bali) yang dihasilkan pada waktu fermentasi sangat sedikit
pada tape singkong ini, hasil ini didasarkan atas perbandingan volume bahan
tape dan air tape yang dihasilkan, untuk aroma dan rasa sama persis dengan
tape ketan (ketan putih dan ketan hitam) yaitu beraroma sedikit daun pisang
dengan menggunakan jari dan dikunyah. Hasil yang diperoleh dari tape
dengan enzim karbohidrase dalam ragi melalui proses fermentasi. Air tape
atau brem (dalam bahasa Bali) yang dihasilkan pada waktu fermentasi sangat
sedikit, hasil ini didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape
yang dihasilkan.
Ditinjau dari aroma, tape singkong sedikit beraroma daun pisang.
Daun pisang digunakan sebagai alas di bagian dalam bawah, samping dan
23
lisisnya sel-sel daun pisang dan mengeluarkan senyawa beraroma khas.
aroma. Aroma tape yang seharusnya tercium tertutupi oleh aroma daun
pisang. Selain itu kedua tape juga mengeluarkan aroma yang normal yaitu
dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan rasa manis pada tape ketan.
Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin tinggi rasa manis
agar mendapatkan rasa tape yang manis harus dikonsumsi pada waktu yang
Hansenullan membentuk aroma. Jika ada alkohol maka bakteri asam asetat
akan muncul dan menjadikan tape berasa masam (Anonim, 2011). Cepat
bakterinya. Pembuatan tape ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi.
Mitchell. 2003). Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi
Asetil-KoA tetapi akan dirubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2 langkah.
Langkah pertama dengan melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi
24
senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah kedua, asetal dehida
direduksi oleh NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi
secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang telah diungkap diatas
akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob.
Oksidasi alkohol dalam pembuatan tape singkong disebabkan suasana
biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga terbentuk asam asetat,
yang menjadikan rasa asam pada tape. Kalau pada waktu penyimpanan tidak
terbentuknya ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam asetat yang
terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat. Menurut Winarno (1989),
ragi, dan digunakan pada produk makanan, namun reaksi fermentasi berbeda-
Tape Ketan :
2(C6H10O5)n + nH2O n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
25
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 2 C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Adapun reaksi perubahan glukosa menjadi alcohol dan alcohol
akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh
ragi bercampur tepung beras. Ragi tapai yang sering kita jumpai dipasar
khamir, tepung beras dan berbagai macam bumbu (kayu manis, bawang putih,
laos, dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat senyawa anti mikroba yang
mampu mengurangi jumlah mikroba non khamir, sebagai sumber nutrien dan
sebagai pembentuk rasa dan aroma pada produk tape. Kualitas tapai sangat
tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi anaerob. Seperti
kadang-kadang asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar
menjadi tapai. Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim
dioksidasi menjadi asan-asam organik antara lain asam asetat, asam suksinat
26
dan asam malat. Asam-asam organik dan alkohol membentuk ester yang
gula menjadi alkohol. Jika proses ini berlangsung terus dan tidak diatur
sehingga gula yang ada langsung diubah menjadi asam organik, sehingga tape
akan berasa manis dan alkoholik serta sedikit asam. Tetapi ada juga yang
beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
yang dihasilkan mikroba dalam ragi, karena sifat ionik gugus karboksil dan
gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Hal ini menyebabkan daerah
27
juga menyebabkan denaturasi enzim dan mengakibatkan hilangnya aktifitas
enzim. Dalam keadaan normal pH yang dimiliki harus tetap karena jika
sel ragi.
b. Suhu, Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba
yang berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi
yaitu 35 C dan 40 C.
c. Oksigen, Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu
torlainnya optimum.
d. Waktu fermentasi, waktu fermentasi dengan massa enzim memiliki hubungan
yang erat. Waktu fermentasi suatu enzimatis harus tetap untuk menentukan
reaksi yang diperoleh, tetapi pada batas waktu tertentu hasil reaksi menjadi
turunnya reaksi maka akan diikuti dengan hasil reaksi yang menurun
(Girindra, 2003).
e. Substrat, Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai
28
G Kesimpulan
1. Tape adalah sejenis makann yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Tape
singkong (ketela pohon), beras (beras ketan putih dan beras ketan hitam), dan
sorgum. Tape yang dibuat dari singkong (ubikayu) hasilnya dinamakan tape
singkongdan yang dibuat dari beras ketan hasilnya dinamakan "tape ketan".
2. Mikroorganisme yang berperan utama dalam pembuatan tape melibatkan
khamir. Yang termasuk bakteri kapang yaitu Amylomyces rouxii, Mucor sp,
cerevisiae, dan Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp.
ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. Rasa
manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut.
yang berasa masam. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kontaminasi
sejenis bakteri karena proses pembuatan tape yang kurang teliti, misalnya
penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan bahan pada saat fermentasi
ketan putih yang selanjutnya disebut tape tetan putih dan singkong yang
selanjutnya disebut tape singkong atau dalam bahasa sunda disebut peyeum.
29
5. Perlakuan selama proses fermentasi baik dari bahan baku berass ketan putih
dan ditutupi dengan wadah atau tempat dari plastik yang dialasi
berwarna putih, kemudian untuk aroma adalah bau khas tape dengan aroma
alkohol. Sedangkan untuk tekstur tapai kami tidak keras dalam hal ini tentu
produk tapai kami sudah lembut seperti tapai pada umumnya. Dan untuk
rasanya adalah asam. Rasa asam berlebih pada tapai dapat timbul karena
yang berlebihan dan penutupan yang kurang rapat pada saat fermentasi.
Selain itu rasa asam pada tapai dapat terjadi bila fermentasi berlangsung
terlalu lanjut. Rasa kurang manis karena penambahan gula yang terlalu sedikit
berwarna kuning keputih-putihan. Air tape atau brem (dalam bahasa Bali)
yang dihasilkan pada waktu fermentasi sedikit pada tape beras ketan. Hasil ini
didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang
dihasilkan.
7. Hasil pengamatan tape singkong setelah proses fermentasi menghasilkan rasa
asam, warna putih asli, aroma bau khas tape dan tekstur lunak. Rasa asam
kurang teliti, seperti penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan yang
30
kurang rapat pada saat fermentasi. Selain itu rasa asam pada tapai dapat
terjadi bila fermentasi berlangsung terlalu lanjut. Rasa kurang manis karena
penambahan gula yang terlalu sedikit pada tapai, tidak seperti yang dilakukan
singkong yang mulanya tidak berlendir dan tidak putih pucat berubah
menjadi demikian karena kandungan glukosa pada ketan yang dalam keadaan
alkohol dan CO2. Air tape atau brem (dalam bahasa Bali) yang dihasilkan
pada waktu fermentasi sangat sedikit pada tape singkong ini, hasil ini
didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang
dihasilkan, untuk aroma dan rasa sama persis dengan tape ketan (ketan putih
dan ketan hitam) yaitu beraroma sedikit daun pisang dan berasa manis.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi tape pada pembuatan tape beras
ketan dan tape beras ketan adalah pH, suhu, oksigen, waktu fermentasi, dan
substrat
DAFTAR PUSTAKA
31
Buckle. K. A, R.A Edward. G.H. fleet. Dan M. Wooton. 1987. Ilmu
pangan. Diterjemahkan oleh H.Purnomo dan Adiono. UI Press
: Jakarta.
Campbell; Recee; Mitchell. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga
Hidayati, Darimiyya. Dkk. 2013. Argointek. Pola Pertumbuhan Ragi pada
Fermentasi Kulit SIngkong. Vol. 7 No. 1.
Maryanto, Heri. 2017. Petunjuk Praktikum Bioteknologi. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Robert, S. dan Endel Karmas, .1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan
Pangan. Bandung: ITB
Rukmana, Rahmat. Yuniarsih, Yuyun. 2001. Aneka Olahan Ubi Kayu. Yogyakarta:
Kanisius.
Santosa, Agus. Prakosa, Cucut. 2010. Karakteristik Tapai Buah Sukun Hasil
Fermentasi Penggunaan Konsentrasi Ragi Yang Berbeda. Vol. 22. No. 73.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1990. Pengantar Teknologi Pangan.
Jakarta: Gramedia.
Lampiran-lampiran
1 Tape beras ketan dengan perlakuan ditutup dengan wadah plastik dengan alas
daun pisang
32
2 Tape singkong dengan perlakuan dialasi dan ditutup dengan daun pisang dan
ditempatkan di wadah plastik
33
4 Tape singkong denga perlakuan digantung
34
35