Anda di halaman 1dari 154

1

Di Balik Perpecahan
SukarnoHatta

Baiklah. Kita sepakati saja, mundurnya Moham


mad Hatta alias Bung Hatta dari jabatan Wakil
Presiden RI pada 1 Desember 1956, adalah
sebuah antiklimaks bagi keagungan dwitunggal
Sukarno-Hatta. Menelisik perbedaan pendapat
antar keduanya, adalah sebuah telaah sejarah
politik yang sungguh menarik dan tak
berkesudahan.
Akan tetapi, mendudukkan keduanya dalam dua
kursi terpisah, juga tidak terlalu pas. Apalagi jika
kursi itu digambarkan sebagai beradu punggung.
Setali tiga uang, menyamakan perpecahan Bung

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 1 20/06/2010 10:54:04


Di Balik Perpecahan Sukarno-Hatta

Karno dan Bung Hatta seperti pecahnya Presiden-


Wapres K.H. Abdurrahman Wahid - Megawati
Soekarnopotri, dan Susilo Bambang Yudhoyono -
Jusuf Kalla, juga tidak benar.
Jika ada perbedaan prinsip antar keduanya,
cukup berhenti pada tataran perbedaan pendapat
antarnegarawan. Perbedaan Sukarno Hatta,
berhenti pada diri Sukarno dan Hatta. Sukarno
tidak pernah melibatkan rakyat untuk berdiri di
belakangnya dan menentang Hatta. Sebaliknya,
Hatta tidak pernah melakukan provokasi rakyat
untuk bersama-sama menentang Sukarno.
Karenanya, kita menjadi paham, jika sebelum
dwitunggal pecah, maupun setelah dwitunggal

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 2 20/06/2010 10:54:06


Di Balik Perpecahan Sukarno-Hatta

pecah, rakyat Indonesia tetap mencintai Bung


Karno ... rakyat pun tetap mencintai Bung Hatta.
Cinta bangsa kepada dwitunggal, sama besarnya.
Demikian pula kecintaan Bung Karno dan Bung
Hatta kepada rakyat.Selain itu, perbedaan
pandangan politik keduanya, berhenti pada tataran
perbedaan pandangan yang sama sekali tidak
membunuh keintiman batin keduanya. Bahkan
sejarah juga mencatat, perbedaan keduanya bukan
hanya kali yang pertama. Era pra-kemerdekaan,
keduanya juga pernah berbeda paham, bahkan
sempat memecah keduanya dalam kubu PNI
(Hatta) dan Partindo (Sukarno).
Itu artinya, manakala pasca kemerdekaan
keduanya kembali terlibat perbedaan cara pandang,
bukan hal aneh. Apalagi jika ditilik dari latar
belakang pendidikan. Sukarno adalah tukang

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 3 20/06/2010 10:54:06


Di Balik Perpecahan Sukarno-Hatta

insinyur lulusan THS Bandung, sedangkan


Hatta adalah didikan University of Rotterdam
untuk bidang studi ekonomi dan politik ekonomi.
Artinya, ia lama bermukim di Belanda, sedangkan
Sukarno tak pernah jauh dari rakyatnya.
Sementara itu, manusia Sukarno dan manusia
Hatta, tetap menjalin hubungan batin yang
tulus. Keduanya saling menolong bila salah satu
memerlukannya. Keduanya tetap saling bertemu,
keakraban hubungan keduanya tetap terjalin.
Seperti contoh, tahun 60-an, sewaktu Bung Karno
mendengar bahwa Bung Hatta sakit, BK segera
datang menjenguknya. Tidak hanya itu, ia segera
membantu agar secepatnya Bung Hatta dapat
segera berobat ke luar negeri.
Begitu pula ketika Bung Karno tergolek sakit.
Ucapan semoga lekas sembuh serta iringan
doa tulus Hatta ditujukan bagi Bung Karno

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 4 20/06/2010 10:54:07


Di Balik Perpecahan Sukarno-Hatta

sahabatnya. Bahkan, Bung Hatta-lah yang


mewakili Bung Karno menjadi wali dalam
pernikahan Guntur Soekarnoputra tahun 1968,
sewaktu Bung Karno kritis dan berhalangan
menghadiri akad nikah putra pertamanya.
Bahkan, ketika Bung Hatta berkunjung ke
Amerika Serikat dan mendapati Bung Karno
diberondong cemooh dan hinaan, Bung Hatta
tegas menukas, Baik buruknya Bung Karno,
beliau adalah Presiden saya!
Keduanya sungguh teladan bagi bangsa ini.
Dengan tegar mereka saling mengkritik dan
menghantam sikap atau pandangan pihak lain yang
dianggap tidak benar. Sebaliknya, keduanya akan
saling menghargai dan mengakui dengan jujur
kebenaran pihak lain yang menurutnya dianggap
benar. Dan di atas semua itu, sejatinya, di dalam
diri Bung Karno dan Bung Hatta tidak sedebu
kuku pun tersimpan noda permusuhan.
Keduanya gigih mempertahankan dan
memperjuangkan pendiriannya, namun tetap
manusiawi dalam melaksanakan hidup serta tetap
berhubungan satu sama lain. Sejatinya, merekalah
DWITUNGGAL INDONESIA, dan satu-
satunya DWITUNGGAL NEGERI INI.

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 5 20/06/2010 10:54:07


Di Balik Perpecahan Sukarno-Hatta

***

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 6 20/06/2010 10:54:08


2

Kisah Bung Karno Menaklukkan


Empat Noni Belanda

Bung Karno sang penakluk. Itulah judul


alternatif tulisan ini. Atau ... sempat pula kutulis
judul yang agak provokatif: Bule-bule Pacar
Bung Karno. Tapi akhirnya, kuputuskan judul
yang sekarang, Kisah Bung Karno Menaklukkan
Empat Noni Belanda. Sekalipun ini urusan cinta,
tapi kata menaklukkan terkesan lebih heroik.
Kesan yang melekat secara otomatis ketika kita
menyebut nama Bung Karno.
Ini adalah sepenggal pengalaman hidup
proklamator kita saat ia duduk di bangku HBS
(Hogere Burger School), sebuah sekolah lanjutan

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 7 20/06/2010 10:54:08


Kisah Bung Karno Menaklukkan ...

tingkat menengah pada zaman Hindia Belanda


untuk orang Belanda, Eropa atau elite pribumi
dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. HBS
setara dengan MULO + AMS atau SMP + SMA,
namun hanya 5 tahun. Di HBS Surabaya, ketika
itu, dari lebih 100 murid, hanya 20 orang saja yang
pribumi.
Pada waktu itu HBS hanya ada di kota Surabaya,
Semarang, Bandung, Jakarta, dan Medan,
sedangkan AMS ada di kota Jakarta, Bandung,
Medan, Yogyakarta, dan Surabaya. Begitu
sekelumit tentang HBS.
Nah ... sebagai pemuda, Bung Karno dalam
penuturannya kepada Cindy Adams, penulis
biografinya, menuturkan ihwal semangatnya
yang membara untuk bisa menaklukkan noni-
noni Belanda, agar bisa menjadi pacarnya. Bukan
saja karena rasa penasarannya sebagai laki-laki
menaklukkan gadis bangsa penjajah ... lebih dari
itu, ia punya tujuan lain, yakni agar cepat mahir
berbahasa Belanda.
Sebagai pemuda yang mengaku tampan selagi muda,
Bung Karno penuh percaya diri mengejar gadis-
gadis kulit putih. Dengan kepandaian otaknya,
dengan penampilannya yang percaya diri, serta
dengan tampangnya yang tampan, singkat kata

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 8 20/06/2010 10:54:08


Kisah Bung Karno Menaklukkan ...

Sukarno muda mulai mendapatkan gadis-gadis


putih idamannya. Ia mencatat, gadis bule HBS
pertama yang jadi kekasihnya bernama Pauline
Gobee, anak salah seorang gurunya di HBS. Pauline
dikisahkan sebagai seorang gadis Belanda yang
cantik, dan Sukarno tergila-gila kepadanya.
Perjalanan cinta Sukarno beralih ke gadis putih
lain bernama Laura. Ooo ... betapa Sukarno
juga memuja Laura. Ia memanfaatkan setiap
kesempatan untuk bisa dekat dengan Laura. Tapi
kisah cintanya dengan Laura tak berlangsung lama.
Perburuan cinta Sukarno, berhasil menangkap
seorang kekasih bule yang nomor tiga. Mungkin
Sukarno tidak benar-benar mencintai. Buktinya,
dalam otobiografinya, ia sendiri lupa akan nama
noni Belanda ketiga yang dipacarinya. Yang ia
ingat, gadis itu dari keluarga Raat, seorang Indo
yang punya beberapa putri cantik.
Yang juga ia ingat, rumah keluarga Raat adalah
berlawanan arah dengan rumah yang ditinggali
Sukarno (di rumah HOS Cokroaminoto).
Sekalipun begitu, selama berbulan-bulan pacaran,
Bung Karno rela tiap hari jalan berputar arah
hanya untuk bisa menemani gadis pujaannya.
Nah, tambatan hati keempat tidak pernah ia
lupakan. Ia adalah seorang noni Belanda nan

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 9 20/06/2010 10:54:08


Kisah Bung Karno Menaklukkan ...

cantik. Sukarno ingat betul namanya: Mien


Hessels. Seketika, Mien Hessels mampu menutup
lembaran-lembaran indah Sukarno muda bersama
Pauline, Laura dan juga putri keluarga Raat.
Mien Hessels telah menyihir Sukarno menjadi
gelap mata. Sukarno memuja Mien Hessels
sebagai kembang tulip berambut kuning, berpipi
merah mawar. Kulitnya halus selembut kapas.
Rambut blondenya ikal mayang. Pribadinya
memesona. Sukarno bahkan merasa rela mati
untuk mendapatkan gadis pujaannya. Maklumlah,
usia Sukarno 18 tahun, ketika itu.
Dan... demi mendapatkan gadis bule pujaan
hatinya, Sukarno benar-benar nekad. Suatu hari,
ia menetapkan hati melamar Mien Hessels. Benar-
benar nekad! Ia mengenakan busana terbaik,
bersepatu pula. Sebelum melangkahkan kaki keluar
rumah, Sukarno duduk di kamar, melemaskan
lidah, menghafal kata, melatih bicara dalam bahasa
Belanda yang intinya adalah: Melamar Mien
Hessels menjadi istrinya!
Sore itu begitu cerah, Sukarno mengayun langkah
menuju rumah Mien Hessels. Begitu memasuki
halaman rumahnya, tiba-tiba hatinya menggigil
ketakutan. Belum pernah sekali pun Sukarno
bertamu ke rumah orang Belanda yang mewah.

10

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 10 20/06/2010 10:54:08


Kisah Bung Karno Menaklukkan ...

Halamannya ditumbuhi rerumputan laksana


hamparan beledu hijau. Kembang-kembang aneka
warna berdiri tegak baris demi baris. Sementara,
Sukarno tak punya topi untuk dipegang.
Karenanya, ia hanya memegang hati, agar tak
gugup nanti.
Di hadapan seorang laki-laki tinggi besar, ayah
kekasih hatinya, Bung Karno melepas kata, Tuan ...
kalau Tuan tidak keberatan, saya ingin minta anak
Tuan .... Belum selesai Sukarno muda bicara, ayah
Hessels melabraknya, Kamu?! Inlander kotor
seperti kamu? Kenapa kamu berani-berani mendekati
anakku?! Keluar kamu binatang kotor. Keluar!!!
Persis adegan sinetron konyol ... Sukarno hanya
bisa melongo. Ekspresi wajah pucat-pasi
dengan langkah gontai ia angkat kaki. Hatinya
begitu pedih bak dicambuk, muka coreng-moreng
bak dicerca caci, hati terhina sehina-hinanya, bak
pengemis renta dihardik tuan kaya. Pendek kata,
peristiwa itu, melekat sepanjang hayat.
Tuhan sungguh mencintai Sukarno. Waktu terus
berlalu... 23 tahun sejak peristiwa menyedihkan
itu terjadi, tepatnya tahun 1942. Perang Dunia
II tengah berkecamuk. Sukarno sendiri sudah
menjelma menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan
bagi bangsanya. Suatu sore, ketika sedang berjalan-

11

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 11 20/06/2010 10:54:08


Kisah Bung Karno Menaklukkan ...

jalan di suatu jalanan di Jakarta, ia mendengar


seorang wanita menyebut namanya, Sukarno?
Berpalinglah Sukarno ke arah pemanggil seraya
menjawab, Ya, saya Sukarno.
Wanita itu tertawa terkikik-kikik, Dapat kau
menerka siapa saya? Sukarno memandangi wanita
berbadan besar, jelek, tak terpelihara. Tidak,
Nyonya ... saya tidak dapat menerka, siapakah
Nyonya? Wanita itu kembali tertawa terkikik-
kikik sebelum menjawab, Mien Hessels! dia
terkikik lagi.
Hati Sukarno menyeru, Huhhh!!! Mien Hessels!
Putriku yang cantik seperti bidadari, kini sudah
berubah menjadi perempuan mirip tukang sihir,
buruk dan kotor.... Sadar ia melamun, buru-
buru Sukarno memberi salam kepada mantan
kekasihnya di Surabaya dulu. Setelah itu, ia segera
berpamit untuk berlalu.
Sejurus kemudian, ketika sampai di rumah,
ia menyempatkan mengenang pertemuannya
dengan Mien Hessels dulu. Tanpa sadar, Bung
Karno mendesiskan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Penyayang. Hati kecilnya berucap,
Caci maki yang telah dilontarkan ayahnya dulu,
sesungguhnya suatu rahmat yang tersembunyi ....
***

12

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 12 20/06/2010 10:54:08


3

Balada Bung Karno dan BurungNuri

Adalah kebiasaan Bung Karno menerima


rakyatnya di Istana. Ya ketua adat, tokoh
agama, para menteri, sampai rakyat jelata.
Sebaliknya, tidak sedikit rakyat dari berbagai
penjuru Nusantara yang tak segan menembus
jarak, menerobos kesusahan untuk sekadar bisa
memberi sesuatu yang menurut mereka berharga
kepada Presidennya. Tidak sedikit rakyat yang
tinggal di pedalaman sebuah pulau, datang
menemui Bung Karno, sekadar ingin memberikan
sesuatu sebagai tanda cinta.
Ini kisah seorang warga Maluku. Tersebutlah

13

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 13 20/06/2010 10:54:08


Balada Bung Karno dan Burung Nuri

seorang bapak diantar anaknya, datang dari


Maluku ke Istana hendak menjumpai Bung Karno.
Ia membawa persembahan berupa seekor burung
nuri khas Maluku. Bukan sembarang nuri, karena
yang dibawanya adalah seekor burung nuri raja
yang begitu elok rupanya.
Bung Karno menemui tamunya dari Maluku
dengan sangat ramah. Ditanya tentang keluarganya
ditanya bagaimana perjalanannya dari Maluku
sampai Jakarta ditanya situasi dan keadaan dae
rah tempat tinggalnya, dan banyak pertanyaan
lain yang tentu saja membuat si tamu dari desa itu
dengan antusias bertutur, bercerita bangga. Bangga
pula mendapat perhatian yang begitu personal dari
presidennya.
Tak lupa, Bung Karno mempersilakan tamunya
minum teh, dan makan kue-kue seperti biasa
Bung Karno kalau menerima para tamunya di

14

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 14 20/06/2010 10:54:09


Balada Bung Karno dan Burung Nuri

beranda Istana yang teduh. Usai berbicara panjang,


sampailah Bung Karno kepada burung nuri
persembahan tamunya. Bertuturlah Bung Karno,
Jadi, Bapak menyerahkan burung ini kepada saya?
Saya boleh berbuat apa saja kepada burung ini?
Dijawab antusias, Ya pak. tentu saja terserah
bapak, mau diapakan burung itu. Bung Karno
menimpali, Nah, kalau begitu, ikutlah saya
Bung Karno bangkit dari duduk, diikuti pengawal,
mengajak tamunya menuruni tangga istana,
berjalan menuju bibir taman yang hijau. Coba
buka sangkar itu, dan lepaskanlah burung yang
indah itu, kata Bung Karno kepada pengawalnya.
Tanpa bertanya lebih lanjut, si pengawal itu

15

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 15 20/06/2010 10:54:09


Balada Bung Karno dan Burung Nuri

16

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 16 20/06/2010 10:54:09


Balada Bung Karno dan Burung Nuri

membuka pintu sangkar, menangkap burung


nuri raja yang indah itu, mengeluarkannya, dan
melepas, menerbangkannya ke udara. Burung
itu pun terbang riang dan hinggap di dahan yang
rindang.
Berkatalah Bung Karno kepada tamunya, Pak,
burung itu akan lebih senang kalau bisa terbang
bebas, bisa terbang ke mana-mana. Biarkanlah ia
merdeka, seperti kita pun ingin merdeka selama-
lamanya. Tamu pemberi persembahan burung
nuri itu melongo, susah payah mencoba mencerna
kata-kata Bung Karno. Tapi biar bagaimanapun,
kepalanya tampak mengangguk-angguk.
Begitulah Bung Karno. Dia sangat tidak senang
melihat burung terkurung di dalam sangkar.
Ia bahkan melarang staf dan pegawai Istana
memelihara burung di dalam sangkar. Karenanya,
tidak ada satu pun burung dalam sangkar terpajang
di Istana Jakarta, Bogor, Yogyakarta, maupun
Tampaksiring - Bali. Bung Karno senang sekali
melihat burung-burung beterbangan, hinggap di
dahan dan berkicau riang. Merdeka. Seperti yang
dirindukan bangsa Indonesia setelah tiga setengah
abad hidup dalam cengkeraman penjajah.
***

17

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 17 20/06/2010 10:54:09


4

Majalah Time, Menyanjung dan


Menghujat BungKarno

Ada dua laporan utama (cover story) majalah Time


(terbitan Amerika Serikat) yang benar-benar
menggambarkan figur Sukarno secara kontradiktif.
Cover yang pertama, adalah cover majalah Time
edisi 23 Desember 1946. Kurang lebih setahun
setelah proklamasi kemerdekaan kita.
Cover itu menampilkan wajahSukarno sebagai
orator ulung, pejuang kemerdekaan bagi
bangsanya. Ia dilukiskan berpeci hitam dalam
sapuan kuas yang begitu heroik, kuat serta
berwibawa. Di belakang gambar Bung karno,
tampak bendera Merah Putih tengah berkibar-

18

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 18 20/06/2010 10:54:09


Majalah Time, Menyanjung dan Menghujat...

kibar, lengkap
dengan tangan-
tangan bangsa
Indonesia
mengepal pe
nuh luapan se
mangat.
Pada catatan
cover story yang
ditulis oleh
Robert Sherood
itu, Sukarno
digambarkan
sebagai seorang
pria Indonesia
dengan tinggi badan 5 kaki 8 inci ( 1,72 meter).
Berwajah tampandan pandai berpidato. Ia juga
mendapat julukan si Kamus Indonesia. Topik
yang diangkat majalah Time ketika itu, selain
mengungkap sosokSukarno,juga mengulas
tentang situasi Indonesia yang sedang bergolak.
Situasi yang melatarbelakangi penerbitan majalah
Time tadi, adalah situasi di mana Sukarno atas nama
bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan
bangsanya di saat Jepang bertekuk lutut kepada
Sekutu. Tahun 1946, tahun pendaratan Sekutu, dan

19

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 19 20/06/2010 10:54:10


Majalah Time, Menyanjung dan Menghujat...

di Indonesia pecah perang sporadis yang kita kenal


sebagai perang mempertahankan kemerdekaan.
Secara umum, publikasi majalah Time tentang
sosok Sukarno ketika itu sangat mendukung dan
mengangkat citra Sukarno (dan Indonesia) ke
pentas dunia. Sedikit banyak, publikasi tersebut
telah menyedot perhatian dunia terhadap aksi
imperialisme Belanda yang didukung Sekutu.
Itu adalah cerita satu babak. Cerita pun tidak
berakhir di babak yang kesatu tadi. Sebab, media
massa di Amerika Serikat, ada kalanya benar-
benar digunakan untuk penggalangan opini, dari
yang bersifat
sanjungan,
sampai yang
berisi hujatan.
Nah, cover
kedua, adalah
cover majalah
Time edisi
10 Maret
1958. Wajah
Bung Karno
digambarkan
begitu

20

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 20 20/06/2010 10:54:10


Majalah Time, Menyanjung dan Menghujat...

menyeramkan, dengan permukaan wajah yang


bopeng-bopeng jauh dari penggambaran sosok
yang tampan pada edisi tahun 1946. Demikian pula
laporan di dalamnya.
Majalah Time edisi 10 Maret 1958 itu berisi
propaganda dan sindiran negatif yang ditujukan
kepada sosok Sukarno. Saat itulah Amerika mulai
menunjukkan aksi tidak senangnya terhadap
gaya kepemimpinan Sukarno yang sudah berhasil
meraih simpati negara-negara yang baru merdeka
(new emerging forces).
Karenanya, kutipan-kutipan yang ditampilkannya
pun yang cenderung menyudutkan Bung Karno,
dan melukiskan sosok Bung Karno yang arogan.
Sebagai contoh, dikutip kata-kata Bung Karno
yang mengatakan, bahwa dialah penyambung lidah
rakyat. Bahkan rakyat akan makan batu, kalau
Sukarno yang menyuruh (Dont you know that
I am an extension of the peoples tongue and The
Indonesian people will eat stones if I tell them to.)
Sebuah kutipan yang sangat mendiskreditkan
Bung Karno, dan bertolak belakang dari realita,
bahwa Sukarno adalah presiden yang sangat dekat
dengan rakyat, sangat dicintai rakyat, dan sejak
muda mendedikasikan hidupnya bagi persatuan
Indonesia, bagi kemerdekaan Indonesia.

21

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 21 20/06/2010 10:54:10


Majalah Time, Menyanjung dan Menghujat...

Saya sangat lekat dengan cover yang kedua


itu, karena bersinggungan dengan pengalaman
pribadi. Sebelum saya mengetahui latar belakang
kejadiannya, saya telah mencetak foto cover
majalah Time (yang tahun 1958) besar-besar dan
saya jadikan cover notebook. Suatu hari, ketika saya
berjumpa Moch. Achadi, Menteri Transmigrasi
dan Koperasi pada Kabinet Dwikora, saya ditegur,
Dik! Jangan pasang gambar itu. Itu adalah
cover majalah Time yang isinya menghujat dan
mendiskreditkan Bung Karno.
Setelah itu, Achadi, pria sepuh yang masih energik
berkat yoga itu, menceritakan panjang lebar ihwal
dua cover majalah Time di atas
Tahun 1958, bisa dibilang tahun penuh pergolakan
di Tanah Air. Sistem parlementer yang disepakati
elite ketika itu telah mengakibatkan jatuh-
bangunnya kabinet. Bersamaan dengan itu,
ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pusat
makin menjadi-jadi. Gap atau jurang pemisah
antara daerah dan pusat kian lebar dari waktu ke
waktu.
Situasi itu, menimbulkan pergolakan dan
pemberontakan di sana-sini. Sejarah mencatat
ada aksi separatis Kahar Muzakar, DI/TII, PRRI/
Permesta, dan lain sebagainya. Dan dalam setiap

22

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 22 20/06/2010 10:54:10


Majalah Time, Menyanjung dan Menghujat...

gerakan separatis tersebut, ADA Amerika Serikat


di belakangnya. Jadi wajar saja jika Majalah Time
lantas bersikap memusuhi Sukarno.
***

23

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 23 20/06/2010 10:54:10


5

Pidato PertamaSukarno

Sukarno muda, sangat gemar mengikuti Hadji


Oemar Said (HOS)Cokroaminoto, tokoh Sarekat
Islam dalam berbagai aktivitas. Cara dan gaya
orasi Cokro pula yang mengilhaminya menjadi
orator ulung. Di kemudian hari kita tahu, Sukarno
menjelma menjadi orator ulung. Manakala ia
berpidato, lautan manusia tersirep, redam, hening,
khidmat. Semua mata tertuju ke arah sosok
Sukarno. Semua kuping terbuka lebar mendengar
kata demi kata yang meluncur dari mulut Sukarno.
Kepiawaian Sukarno berpidato, bukan ujug-ujug,
bukan pula sesuatu yang tiba-tiba. Ia melatihnya di
kegelapan kamar tanpa aliran listrik. Di pengapnya

24

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 24 20/06/2010 10:54:10


Pidato Pertama Sukarno

ruang kamar tanpa jendela. Di tengah malam


buta, ia biasa latihan pidato dengan suara lantang,
berirama, menghentak, menghanyutkan. Sekali
waktu ia berpidato bak seorang tokoh Yunani yang
tengah berunjuk rasa. Kali yang lain ia berperan
sebagai Presiden Amerika Serikat membakar
semangat rakyatnya. Ia bisa menjadi siapa saja, dan
menyuarakan apa saja.
Itu dilakukan di kamar pondokan Cokroaminoto
di Gang Peneleh 7, Surabaya. Teman-teman
penghuni kamar-kamar yang lain, tahu betul
situasi itu. Mulanya mereka menghardik,
menyuruh diam karena mengganggu ketenangan
malam. Akan tetapi, lama kelamaan, mereka
hanya saling pandang dan berkata datar, Biasa
. si No mau menyelamatkan dunia . Adalah
biasa, nama Karno dipanggil pendek, si No,
maksudnya tentu si Sukarno.
Nah, tahukan Anda, kapan untuk pertama kali
Sukarno berpidato? Maksud pidato di sini adalah,
menyuarakan pendapatnya secara terbuka di depan
banyak orang. Mungkin ada yang menganggap ini
tidak penting, tapi sungguh patut dicatat untuk
seorang tokoh bangsa, proklamator negeri ini.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah
Rakyat Indonesia, Sukarno menyebut pidato di

25

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 25 20/06/2010 10:54:10


Pidato Pertama Sukarno

26

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 26 20/06/2010 10:54:12


Pidato Pertama Sukarno

Studieclub HBS-lah sebagai pidato pertamanya.


Ketika itu, ia berusia 16 tahun. Studieclub adalah
pengajaran tambahan di HBS, yang bertujuan
untuk membahas buah-buah pikiran dan cita-cita.
Pembicara pertama, tentulah Ketua Studieclub.
Ia membuka statemennya dengan mengatakan,
Adalah menjadi suatu keharusan bagi generasi
kita untuk menguasai betul bahasa Belanda .
Setiap orang setuju. Setiap orang kecuali
Sukarno! Ia entah dirasuki apa tiba-tiba
meloncat ke atas meja dan berkata keras, Tidak.
Saya tidak setuju! Tentulah semua peserta
Studieclub terbelalak, terbengong-bengong,
terheran-heran. Selanjutnya bergulir pidato
Sukarno. Pidato yang pertama yang dilakukannya
di muka banyak orang, tidak hanya dia sendiri
di dalam kamar, di hadapan tidak seorang pun
kecuali tembok dan kegelapan malam.
Tanah kebanggaan kita ini dulu pernah bernama
Nusantara. Nusa berarti pulau. Antara berarti di
antara. Nusantara berarti ribuan pulau-pulau, dan
banyak di antara pulau-pulau ini yang lebih besar
daripada seluruh negeri Belanda. Jumlah penduduk
negeri Belanda hanya segelintir jika dibandingkan
dengan penduduk kita. Bahasa Belanda hanya
dipergunakan oleh enam juta manusia, Bung

27

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 27 20/06/2010 10:54:12


Pidato Pertama Sukarno

Karno mulai berorasi.


Lanjutnya, Mengapa suatu negeri kecil yang
terletak di sebelah sana dari dunia ini menguasi
suatu bangsa yang dulu pernah begitu perkasa,
sehingga dapat mengalahkan Kubilai Khan yang
kuat itu? Sukarno terus dan terus berkata-kata,
dan mengakhirinya dengan, Saya berpendapat,
bahwa yang pertama-tama harus kita kuasai adalah
bahasa kita sendiri. Marilah kita bersatu sekarang
untuk mengembangkan bahasa Melayu. Kemudian
baru menguasai bahasa asing. Dan sebaiknya kita
mengambil bahasa Inggris, oleh karena bahasa itu
sekarang menjadi bahasa diplomatik.
Tidak berhenti sampai di situ, ia menyeru,
Belanda berkulit putih. Kita sawo matang.
Rambut mereka pirang dan keriting. Kita punya
lurus dan hitam. Mereka tinggal ribuan kilometer
dari sini. Mengapa kita harus berbicara bahasa
Belanda?!
Suasana Studieclub heboh, gaduh karena belum
pernah mendengar orasi seperti itu sebelumnya.
Di sebuah pojok ruang, Direktur HBS, Tuan
Bot, berdiri tak berbuat apa pun, melainkan
memandang ke arah Sukarno dengan tatapan tajam
seolah menyuarakan kata, Oooh Sukarno
mau bikin susah!
***
28

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 28 20/06/2010 10:54:12


6

Pe-de-ka-te Bung Karno


kepadaFatma

Bung Karno bolehlah kita tasbihkan sebagai


perayu ulung. Dalam tulisan terdahulu, kita
ketahui bagaimana Sukarno muda memburu
noni-noni Belanda menjadi kekasihnya. Kisah
itu pun berhasil dengan gilang-gemilang. Dalam
sejarah hidup cintanya, gadis pertama yang ia cium
adalah gadis Belanda. Tercatat pula sedikitnya
empat noni Belanda pernah singgah mengisi dunia
cinta Sukarno. Menilik track record itu, kita tak
perlu ragu, ihwal kepiawaiannya menggaet wanita.
Nah, yang ini tentang percintaan klasik Bung
Karno dan gadis belia asal Bengkulen (Bengkulu),

29

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 29 20/06/2010 10:54:12


Pe-de-ka-te Bung Karno ...

bernama Fatmawati. Romansa cinta Sukarno


Fatmawati, sangat kesohor, karena memang
telah ia umbar dalam banyak buku. Anda tahu?
Bung Karno naksir Fatmawati ketika Fatma
masih berusia 15 tahun. Setahun lebih muda
dari Ratna Djuami, anak angkat SukarnoInggit
Garnasih sewaktu proklamator kita menjalani
hidup pengasingan di Bengkulu. Fatma dan Ratna
berkawan baik, karena mereka memang sebaya.
Perjumpaan Bung KarnoFatmawati lebih intens
manakala Bung Karno diterima sebagai tenaga
pengajar di sekolah rendah agama Muhammadiyah
pimpinan Hassan Din, ayahanda Fatmawati. Bung
Karno menganggap, permintaan Hassan Din
kepada Bung Karno untuk menjadi guru, adalah
sebuah rahmat. Tapi ingat, jangan sekali-kali
Bung membicarakan tentang politik, ujar Hassan
Din mengingatkan.
Ah, tidak Bung Karno menyeringai, saya
hanya akan menyinggung tentang Nabi Besar
Muhammad yang selalu mengajarkan tentang
kecintaan kepada Tanah Air.
Nah, di kelas itulah ada Fatmawati, sebagai salah
satu muridnya. Fatma berarti bunga teratai,
wati berarti kepunyaan. Dalam menggambarkan
sosok Fatma, Bung Karno menunjuk rambutnya

30

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 30 20/06/2010 10:54:12


Pe-de-ka-te Bung Karno ...

bak sutra dibelah di


tengah dan menjurai
ke belakang
terkepang dua.
Oleh orangtuanya,
Fatma bahkan
dititipkan tinggal
bersama keluarga
Bung KarnoInggit,
saat ia melanjutkan
pendidikan ke
sekolah rumah tangga di Bengkulu, satu-satunya
sekolah jenjang tertinggi di Bengkulu. Bung Karno
bahkan sempat mengajari Fatmawati bermain
bulutangkis.
Hari bergulir, hingga tersebutlah suatu sore di
tahun 1943, saat untuk pertama kalinya Bung
Karno berkesempatan jalan-jalan berdua Fatma.
Keduanya menyusuri pasir pantai. Sesekali alunan
ombak berbuih putih memukul-mukul kaki
keduanya.
Sembari menyusuri pantai di sore yang romantis,
keduanya menyoal banyak hal mulai dari soal
ketuhanan, dan soal-soal agama Islam pada
umumnya. Tiba pada langkah entah yang keberapa
ratus, Fatma mengajukan tanya, Mengapa orang

31

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 31 20/06/2010 10:54:12


Pe-de-ka-te Bung Karno ...

Islam dibolehkan mempunyai istri lebih dari


satu?
Mengalirlah penjelasan Bung Karno yang bertolak
dari kejadian tahun 650 M, saat Nabi Muhammad
mengembangkan Islam. Karena penentangan kaum
kafir, memunculkan semboyan pada zaman itu,
Pedang di satu tangan dan Al-Quran di tangan
yang lain. Di antara laki-laki banyak yang menjadi
korban Lalu Fatma menukas, Itu berarti
banyak perempuan menjadi janda.
Nabi pun kemudian menerima wahyu yang
mengizinkan laki-laki mempunyai istri sampai
empat orang agar tercapai suasana yang tenang.
Tapi, kata Bung Karno, di Bali orang menjalankan
poligami secara tak terbatas. Seorang pangeran

32

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 32 20/06/2010 10:54:13


Pe-de-ka-te Bung Karno ...

yang sudah berumur 76 tahun belum lama ini


mengawini istrinya yang ke-36. Umurnya 16
tahun. Lagi-lagi Fatma menukas, Usia yang cocok
untuk perkawinan. Kala itu, usia Fatma adalah
lima belas setengah tahun.
Dialog terus berlanjut, hingga bertanyalah
Fatma kepada Bung Karno (entah pertanyaan
yang keberapa), Jenis perempuan mana yang
Bapak sukai? Kaget sejenak, Bung Karno
lantas memandang gadis desa putra tokoh
Muhammadiyah yang berbaju kurung merah,
berkerudung kuning itu seraya menjawab, Saya
menyukai perempuan dengan keasliannya. Bukan
wanita modern pakai rok pendek, baju ketat dan
gincu bibir yang menyilaukan. Saya suka wanita
kolot yang setia menjaga suaminya dan senantiasa
mengambilkan alas kakinya. Saya tidak menyukai
wanita Amerika dari generasi baru, yang saya
dengar menyuruh suaminya mencuci piring.
Saya setuju, bisik Fatma. Mendengar percakapan
mulai bersambut, Bung Karno makin semangat
menimpali, Saya menyukai perempuan yang
merasa berbahagia dengan anak banyak. Saya
sangat mencintai anak-anak. Lagi-lagi Fatma
menyahut, Saya juga.
Minggu berganti bulan dan bulan pun berganti

33

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 33 20/06/2010 10:54:13


Pe-de-ka-te Bung Karno ...

tahun. Rasa cinta mulai bersemi di hati keduanya.


Fatma begitu mengagumi Sukarno. Begitu pula
sebaliknya. Meski begitu, Bung Karno berusaha
memendam perasaan itu dalam-dalam karena
penghargaannya yang tinggi terhadap Inggit, yang
sudah separuh usianya mendampingi dengan setia.
***

34

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 34 20/06/2010 10:54:13


7

Silent Mission diMalaysia

Dibentuknya negara boneka Malaysia oleh Inggris


(British Malaysia), memang salah satu tujuannya
adalah untuk mengerangkeng Indonesia, yang di
bawah Bung Karno sudah berhasil menggalang
kekuatan-kekuatan baru. Bahkan, siap mendirikan
kekuatan blok baru bernama CONEFO
(Conference of The New Emerging Forces) untuk
menyaingi dua kekuatan blok yang sudah ada
(Blok Uni Soviet dan Blok Amerika Serikat).
Aksi Inggris (dan sekutunya) membendung laju
Sukarno (baca: Indonesia) menjadi pusat kekuatan
dunia itu tentu saja dengan mudah dibaca. Bukan

35

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 35 20/06/2010 10:54:13


Silent Mission di Malaysia

saja Sukarno, bahkan rakyat Indonesia sendiri ikut


murka. Sejak itulah benih permusuhan tersemai.
Bukan permusuhan rakyat Indonesia dengan
bangsa Malaysia, melainkan sikap Indonesia yang
memusuhi pembentukan negara boneka yang
begitu dipaksakan, tanpa melibatkan apa maunya
rakyat Malaysia itu sendiri.
Pengobaran dua komando rakyat (Dwikora)
tahun 1964 melibatkan banyak pejabat dan
rakyat. Kita mengenal semboyan yang begitu
terkenal, Ganyang Malaysia. Satu di antara
sekian banyak pejabat negara yang terlibat aktif
dalam aksi Ganyang Malaysia itu adalah Oei
Tjoe Tat yang ketika itu menjabat Menteri Negara
Diperbantukan pada Presidium Kabinet Dwikora.
Dalam suatu pertemuan di Istana, Jenderal
Achmad Yani mendekati Oei Tjoe Tat dan berkata,
Kamu sebagai menteri keturunan Tionghoa
nanti bisa bermanfaat dalam konfrontasi (dengan
Malaysia). Yang dimaksud Jenderal Yani adalah,
supaya Oei Tjoe Tat memanfaatkan warga
Tionghoa Perantauan di Asia Tenggara yang
jumlahnya mencapai 15 juta jiwa! Bahkan, dari
jumlah itu, tidak sedikit yang berada di wilayah
Malaysia.
Benar. Seperti halnya pejabat-pejabat yang lain,

36

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 36 20/06/2010 10:54:13


Silent Mission di Malaysia

maka Oei Tjoe Tat pun mendapat perintah khusus


dari Bung Karno dalam misi Ganyang Malaysia.
Pesan Bung Karno kepada Oei, Perang bukan
hanya untuk dimenangkan di atas rumput hijau
medan. Perang juga harus dimenangkan di
meja hijau rapat. Artinya, kamu saya tugaskan
melakukan apa yang dinamakan silent mission.
Oei Tjoe Tat mengemban tugas strategis. Karena
dialah yang maju ke garis terdepan, menyusup ke
wilayah musuh menjadi mata dan hidung Presiden
Sukarno. Perintah Bung Karno diterimanya
gamblang, Kamu harus merasuk ke dalam dan
makin ke dalam. Bekerja dengan semua pihak,
golongan, yang kiranya bisa bermanfaat buat
konfrontasi. Kamu bekerja dengan ultra merah,

37

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 37 20/06/2010 10:54:13


Silent Mission di Malaysia

ultraputih, dengan komunis, sosialis, pengusaha,


mahasiswa, nite-club, hostes, pelacur, profesor,
tokoh-tokoh Kuomintang. Tengku Abdul
Rahman, Lee Kuan Yew, Lee Siew Chow, Ketua
Barisan Sosialis Singapura, dan sebagainya.
Caranya?
Oei Tjoe Tat menyamar. Ia melakukan serangkaian
perjalanan dengan berbagai macam profesi pada
Agustus 1964. Ia kadang menyamar menjadi
pedagang. Kali lain ia bepergian dengan peran
sebagai sukarelawan. Bersama tokoh bea cukai,
Junta Suardi yang eks Tentara Pelajar, ia bahkan
ikut menyamar sebagai pegawai bea cukai.
Pokoknya, ia menyamar menjadi apa saja untuk
bisa memasuki sarang musuh . Junta Suardi

38

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 38 20/06/2010 10:54:14


Silent Mission di Malaysia

yang menjadikan Oei apa saja, tergantung situasi.


Dengan naik kapal Bea Cukai yang sederhana,
Oei melaut, menuju pulau-pulau perbatasan. Saat
singgah di Bagan Siapi-api, bupati setempat tidak
tahu kalau Oei itu seorang menteri. Sebab, Junta
memang memperkenalkannya sebagai pedagang
biasa, temannya. Bersama Oei, ikut mengawal
dua orang Partindo, Sumarsono dan Sardjono.
Selama perjalanan laut, Oei tidur di rumah-rumah
penduduk, bahkan di barak (tenda) sukarelawan.
Makannya pun kebanyakan hanya berlaukkan ikan
asin.
Dalam seluruh rangkaian perjalanannya ke daerah
perbatasan dan wilayah musuh, ia menyaksikan
tentara Indonesia dan para relawan dalam kondisi

39

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 39 20/06/2010 10:54:14


Silent Mission di Malaysia

sudah siap perang. Para sukarelawan yang sudah


mendidih darahnya, tinggal menanti perintah
untuk menggagalkan pembentukan negara boneka
bernama Malaysia itu.
Bukan hanya itu, banyak di antara sukarelawan itu
yang ternyata merupakan warga Malaysia sendiri,
Brunei, dan Singapura. Mereka adalah kelompok
masyarakat ultra nasionalis yang tidak setuju ter
hadap pembentukan negara boneka Malaysia. Sama
seperti pandangan Sukarno, bahwa pembentukan
negara Malaysia oleh Inggris, sejatinya
merupakan rekayasa Sekutu untuk menancapkan
kekuasaannya di wilayah Asia, khususnya Asia
Tenggara.
Meski kondisi mereka serba kekurangan, tegang
setiap saat menanti perang, tetapi semua dalam
semangat yang menyala-nyala. Oei Tjoe Tat
bahkan mencatat seorang anggota KKO (Marinir)
yang sudah putus kaki dan lengan tangannya
karena terkena ranjau laut, menolak dipulangkan
ke Jawa, dan tetap bertahan dan dalam semangat
tempur yang tinggi.
Satu hal yang bisa dicatat adalah, tahun 1964,
semangat nasionalisme rakyat Indonesia begitu
berkobar-kobar. Kini, semangat itu belum
pudar. Terbukti dalam berbagai jenis dan bentuk

40

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 40 20/06/2010 10:54:14


Silent Mission di Malaysia

konfrontasi antardua negara, rakyat Indonesia


begitu agresif, responsif, dan menyala-nyala. Yang
membedakan adalah, siapa pemimpinnya!
***

41

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 41 20/06/2010 10:54:14


8

Pesan Bung Karno tentangPemilu

PEMILIHAN UMUM Djangan mendjadi tempat


pertempuran, perdjuangan kepartaian jang dapat
memetjah persatuan bangsa INDONESIA.
Demikian bunyi salah satu poster Pesan Bung
Karno kepada rakyat Indonesia tanpa kecuali
dalam menghadapi Pemilu. Rakyat pemilih,
maupun rakyat yang dipilih.
Bung Karno, satu-satunya Presiden Republik
Indonesia yang secara konsisten berdiri di atas
semua pihak. Saat ia terpilih menjadi Presiden,
saat itu juga dia bukan lagi milik partai. PNI dan
Partindo adalah dua partai yang pernah dibidani

42

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 42 20/06/2010 10:54:14


Pesan Bung Karno tentang Pemilu

dan menjadi
kendaraan
politik
Sukarno.
Akan tetapi,
sebagai
seorang
Presiden, ia
kemudian
tidak lagi
berpartai. Ia
menaungi
seluruh partai
politik. Ia
menjadi bapak
bangsa. Ini yang tidak pernah ditiru oleh para
penerusnya, baik Soeharto (Golkar), Habibie
(Golkar), Gus Dur (PKB), Megawati (PDI-P),
Susilo Bambang Yudhoyono (Partai Demokrat).
Mereka tidak pernah melepaskan diri dari
partainya, karenanya, tidak ada satu presiden pun
(setelah Bung Karno) yang benar-benar berdiri
di atas semua golongan, menjadi pengayom bagi
seluruh rakyatnya.
***

43

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 43 20/06/2010 10:54:15


9

Berlenso Cha Cha BersamaBK

Agak berbeda dengan tokoh-tokoh seang


katannya, dalam hal pergaulan, Bung Karno sama
sekali tidak pernah berdansa ball-room. Satu-
satunya tarian pergaulan Bung Karno adalah tari
lenso dengan iringan musik berirama tetap: cha-
cha. Bahkan, Bung Karno memiliki grup musik
pengiring sendiri, yang terdiri atas anggota DKP
(Detasemen Kawal Pribadi) ya pasukan
pengawal presiden.
Tari lenso sejarahnya merupakan tari pergaulan
muda-mudi, khususnya di daerah Minahasa.
Lenso atau selendang, adalah alat yang dipakai

44

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 44 20/06/2010 10:54:15


Berlenso Cha Cha Bersama BK

untuk memikat pasangan. Atau bahkan ada yang


mengemukakan filosofi lenso sebagai sebuah
pernyataan cinta kepada pasangan. Versi lain
menyebutkan, gerakan tari lenso yang manis dari
si pria, adalah gerakan yang dimaksudkan untuk
memikat lawan jenis.
Bung Karno begitu menyukai tari lenso. Entah
karena memang hanya tari itu yang dia kuasai,
atau memang tari lenso itulah yang paling pas
mengekspresikan jiwanya. Entahlah. Yang pasti,
di mana pun, dalam kesempatan apa pun, Bung
Karno akan menari lenso saat diadakan acara rehat.
Bahkan, seperti dikemukakan di atas, Bung Karno
memiliki musisi pengiring sendiri, yang terdiri atas

45

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 45 20/06/2010 10:54:16


Berlenso Cha Cha Bersama BK

para personel
pengawal.
Mereka,
di bawah
komando
Mangil,
kebetulan
memang bisa
memainkan
beragam alat
musik. Maka,
dalam tugas
mengawal
BK bertugas
ke mana
pun, anggota DKP tidak pernah lupa membawa
peralatan musik. Mereka harus siap seandainya
di luar jadwal resmi, tiba-tiba Presidennya
menghendaki ada acara ramah-tamah ditambah
selingan melantai lenso. Itu salah satu kegemaran
Bung Karno. Dia bisa dua-tiga jam nonstop
melantai lenso dengan berganti-ganti pasangan
wanita.
Sempat, para pengiring mencoba mengubah irama
musik, karena merasa bosan memainkan jenis
musik dan lagu yang sama berjam-jam bahkan

46

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 46 20/06/2010 10:54:17


Berlenso Cha Cha Bersama BK

bertahun-
tahun
selama
mereka
menjadi
pengawal
pribadi
Bung
Karno.
Irama
yang baru itu, menurut para pemusik, tetap enak
jika dipakai melantai dan berlenso. Apa yang
terjadi? Seketika Bung Karno membentak tidak
setuju, dan memerintahkan kembali ke irama
semula.
Beberapa saat berlalu, upaya mengganti irama
masih dilakukan, sekali-dua. Betapa tidak, mereka
benar-benar merasa bosan memainkan irama
musik dan lagu yang itu-itu saja. Respons Bung
Karno? Sama, ia tetap melotot dan emerintahkan
kembali ke irama cha-cha. Sejak itu, mereka tak
pernah lagi berani mengubah irama musik setiap
mengiringi Bung Karno menari lenso.
Menurut ajudan Bung Karno, Bambang
Widjanarko, hobinya menari lenso, pernah
ditunjukkan secara ekstrem di Roma, Italia.

47

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 47 20/06/2010 10:54:17


Berlenso Cha Cha Bersama BK

Tersebutlah dalam suatu kunjungan, BK diundang


seseorang yang terpandang di Roma, untuk
dijamu di kediamannya pada malam hari. BK
dan rombongan datang memenuhi undangan itu.
Rombongan Bung Karno disambut hangat oleh
tuan rumah. Suasana tampak megah. Semua tamu
berbusana resmi, dengan para wanitanya bergaun
panjang yang anggun.
Usai ramah-tamah, acara dilanjutkan makan-
minum dalam suasana glamour ala Eropa. Tak lama
setelah jamuan makan malam selesai, hadirin diajak
ke ruang ball-room yang luas, lengkap dengan
sekelompok pemusik yang segera mengalunkan
irama waltz. Para tetamu, berpasang-pasangan,
segera melantai dengan anggun, memutar ke kiri
mengitari ruangan sesuai aturan berdansa ball-
room. Saat itu, Bung Karno tetap duduk dan
berbincang-bincang dengan tuan rumah.
Pengawal membatin, Kali ini Bung Karno kena
batunya. Terpaksa ia hanya duduk melihat orang-
orang berdansa, sebab dia sendiri tidak bisa
berdansa ball room.
Tunggu dulu!!! Bukan Bung Karno kalau tidak
bikin kejutan. Selesai lagu pertama dimainkan,
tiba-tiba Bung Karno berdiri dan memerintahkan
protokol, pengawal pribadi, dan ajudan agar segera

48

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 48 20/06/2010 10:54:17


Berlenso Cha Cha Bersama BK

mengambil oper alat musik, dan memainkan irama


cha-cha. Yang diperintah, segera menghambur ke
arah grup musik, mengambil alih aneka instrumen
musik, dan mengalirlah lantunan nada-nada
gembira berirama cha-cha kegemaran Bung Karno,
Presiden Republik Indonesia.
Lantas apa yang dilakukan Bung Karno? Ia segera
ke lantai dansa, melenso bersama tamu yang lain.
Sampai acara selesai, musisi Italia tadi tidak pernah
duduk kembali di kursinya. Irama waltz yang
mereka mainkan, adalah lagu pertama dan terakhir.
Selanjutnya, seniman seadanya (para pengawal
presiden) itulah yang mengisi acara santai sampai
bubar. Iramanya? Cha-cha dan hanya cha-cha.
Bung Karno melenso dan melenso .
***

49

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 49 20/06/2010 10:54:17


10

Tentang Perpisahan Bung Karno danFatmawati

Kisah cinta Bung KarnoFatmawati begitu


dramatis. Usai menjalani pengasingan di Bengkulu,
Bung Karno kembali ke Jakarta. Akan tetapi,
sejatinya, hati Sukarno tertinggal di sana. Hati
Sukarno tertambat pada seorang gadis belia
bernama Fatmawati. Setelah melalui lika-liku
pertengkaran dahsyat yang berakhir dengan
kesepakatan perceraian Bung KarnoInggit
Garnasih, akhirnya berhasil pula Sukarno menikahi
Fatmawati, melalui pernikahan kawat yang unik
(lihat buku 1 halaman 109: Nikah Telegram ala
Bung Karno Fatmawati pen).

50

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 50 20/06/2010 10:54:17


Tentang Perpisahan Bung Karno ...

Perjalanan
sepasang
merpati
penuh cinta
ini, akhirnya
dikaruniai lima
orang putra-
putri: Guntur,
Mega, Rachma,
Sukma, dan
Guruh. Belum
genap mereka
mengarungi
bahtera
rumah tangga,
Sukarno tak
kuasa menahan gejolak cintanya kepada wanita lain
bernama Hartini.Inilah pangkal sebab terjadinya
perpisahan yang dramatis antara Sukarno dan
Fatmawati.
Bagaimana Bung Karno menjelaskan ihwal
perpisahan itu? Adalah sebuah misteri, sampai
ketika salah seorang ajudan dekatnya, Bambang
Widjanarko, pada suatu sore di tahun 1962,
memberanikan diri mempertanyakan hal itu.
Bambang adalah salah satu ajudan yang diketahui

51

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 51 20/06/2010 10:54:18


Tentang Perpisahan Bung Karno ...
sangat dekat hubungannya dengan putra-putri
Presiden. Demi melihat hubungan anak-anak
dengan ayahnya, tanpa seorang ibu di antara
mereka, Bambang sering merasa nelangsa.
Ada apa Mbang, Bung Karno bertanya.
Mohon Bapak jangan marah, saya ingin
membicarakan adik-adik tercinta, putra-putri
Bapak.
Ya, Mbang, ada apa dengan anak-anak?
Begini Pak, sudah dua tahun saya menja-di
ajudan Bapak. Setiap hari saya melihat dan berga
ul dengan putra-putri Bapak, saya juga amat
menyayangi dan mencintai mereka. Mungkin
segala keperluan lahiriah sudah cukup mereka
peroleh, tapi menurut saya ada sesuatu yang amat
mereka butuhkan, mereka dambakan siang-malam,
yakni adanya seorang ibu yang mendampingi dan
mengasihi
mereka
siang-malam.
Karena itu,
bila Bapak
berkenan
demi
kebahagiaan
anak-anak,

52

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 52 20/06/2010 10:54:18


Tentang Perpisahan Bung Karno ...

apakah tidak lebih baik bila Bapak meminta Ibu


Fat kembali ke Istana?
Wajah Bung Karno seketika berubah menjadi
kelam, dan matanya tajam menatap Bambang,
ajudannya. Tentu saja, hal itu membuat Bambang
kecut, campur aduk antara takut dan menyesal
telah lancang mencampuri urusan rumah tangga
Bung Karno. Rumah tangga Presiden, Panglima
Tertinggi, Pemimpin Besar Revolusi.
Yang terjadi selanjutnya adalah, Bung Karno diam
barang semenit-dua. Setelah itu, senyum tipis
tersungging di bibir Bung Karno seraya berkata,
Bambang,
jangan
takut, aku
tidak marah
kepadamu.
Mari
duduk,
akan aku
ceritakan
kepadamu.
Dengan
kaki
lemas dan
menahan

53

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 53 20/06/2010 10:54:19


Tentang Perpisahan Bung Karno ...

malu, Bambang akhirnya duduk mendengar uraian


Bung Karno . Mbang, pertama percayalah
bahwa aku tidak marah kepadamu. Aku mengerti
betul maksudmu didasari kehendak baik demi
anak-anakku sendiri yang juga kau sayangi.
Engkau seorang muda yang penuh idealisme dan
selalu berusaha mencapai itu menurut norma-
norma yang kau pelajari dan kau ketahui. Itu baik,
tetap mungkin masih banyak juga yang belum kau
mengerti.
Bambang menurut hukum agama Islam,
seorang istri mempunyai kewajiban antara lain
harus mengikuti suami dan berada di rumah
suami. Istana Merdeka ini adalah rumahku, aku
tidak mempunyai rumah lain, dan aku tidak
pernah mengusir Ibu Fat dari Istana ini. Ibu Fat
sendiri yang pergi meninggalkan rumahku, rumah
suaminya. Aku juga tidak pernah melarang Ibu
Fat untuk datang atau kembali ke sini, atau me
larang menengok serta berada dengan anak-anak.
Ibu Fat bebas untuk datang dan berada di Istana
ini Mbang , adalah kurang tepat bila aku
meminta Ibu Fat untuk kembali, aku tidak pernah
mengusirnya.
Selanjutnya, Bung Karno juga menceritakan saat-
saat indah mereka di Bengkulu, zaman penjajahan

54

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 54 20/06/2010 10:54:19


Tentang Perpisahan Bung Karno ...

Jepang. Juga saat-saat kebersamaan di Yogyakarta,


dan sebagainya. Banyak hal yang telah terjadi
di antara keduanya, dan itu menyadarkan siapa
pun tentang betapa kompleksnya kehidupan
manusia. Dan itu semua makin membuat Bambang
tertunduk makin dalam. Ia merasa malu telah
berani memberi nasihat Bung Karno tanpa berpikir
panjang.
Akhirnya, BK menutup uraiannya dengan berkata,
Bambang, biarlah orang-orang, termasuk anak-
anakku, menyalahkan diriku; aku toh seorang
laki-laki. Tetapi, anak-anakku wajib mencintai
dan terus menghormati serta menghargai ibunya.
Semua kesalahan biar ada padaku. Dan, Bambang,
terima kasih atas perhatianmu pada anak-anakku.
Meskipun bukan merupakan tugas pokok, tolong
turutlah juga mengawasi anak-anakku itu.
Mendengar uraian penutup Bung Karno, tak
terasa air mata mengalir pelan di pipi Bambang
Widjanarko. Seketika, Bambang berdiri, memberi
hormat dan meninggalkan Bung Karno sendiri
dalam kamarnya. Sejak itu, hati kecilnya
bersumpah, ia tidak akan pernah lagi mencampuri
urusan rumah tangga Bung Karno.
***

55

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 55 20/06/2010 10:54:19


11

Tragedi Sukarno, dari


Kudeta sampai Kematiannya

Sukarno yang lahir saat fajar menyingsing,


diyakini ibundanya, Idayu, akan menjadi orang
besar, tokoh penting, pejuang bagi rakyatnya.
Sejarah kemudian mencatatnya sebagai Panglima
Tertinggi, Pemimpin Besar Revolusi, Paduka Yang
Mulia Presiden Republik Indonesia, Singa Podium,
Peraih Gelar 26 Doktor Honoris Causa dan
serangkaian gelar lain.
Selain gelar-gelar dan julukan di atas, Bung Karno
juga menerima gelar-gelar adat berbagai suku di
Tanah Air. Menilik itu semua, sungguh sebuah
pencapaian luar biasa, yang bahkan belum pernah

56

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 56 20/06/2010 10:54:19


Tragedi Sukarno, dari Kudeta ...

ada yang bisa menandingi. Tidak di Indonesia,


barangkali tidak pula di atas jagat raya.
Perjalanan hidup seorang Sukarno begitu
kontroversial. Ada kalanya, ia dicerca. Ada
kalanya pula ia juga dipuja. Bahkan dalam buku
biografinya ia mengatakan, Aku dipuja seperti
dewa dan dikutuk seperti bandit. Begitulah tokoh
proklamator kita. Muda dipuja, saat jaya diagung-
agungkan, tetapi di akhir hidupnya disingkirkan
dan dibunuh pelan-pelan justru oleh lawan
politiknya, sesama anak bangsa.
Supersemar atau SP-11 (Surat Perintah Sebelas
Maret) menjadi titik balik bagi putra sang
fajar. MPRS menjatuhkan Sukarno dengan
menolak Nawaksara dan Pelengkap Nawaksara.
Ia pun dicekal dan disingkirkan dari memori
bangsa Indonesia. Istilah yang terkenal adalah

57

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 57 20/06/2010 10:54:20


Tragedi Sukarno, dari Kudeta ...

desukarnoisasi.
Contoh nyata, ideologi Pancasila yang dicetuskan
Sukarno pada 1 Juni 1945, berusaha dilupakan,
diganti dengan proyek BP-7 melalui penataran-
penataran P-4 (Pedoman Penghayatan, dan
Pengamalan Pancasila). Jangankan memperingati
lahirnya Pancasila tiap 1 Juni, menyebut nama
Sukarno saja seperti dianggap tabu.
Rezim Soeharto, rezim Orde Baru pengganti Orde
Lama pun mengubur nama besar Sukarno berikut
semua jasanya bagi bangsa dan negara Indonesia.
Para pengikutnya yang setia pun dikerangkeng,
dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan.
Ironisnya, anak bangsa yang termasuk kategori
Sukarnois diidentikkan sebagai penganut paham
komunis, karenanya harus distempel manusia
terlarang dengan berbagai kategori dan tingkatan.
Jasad Bung Karno, dimakamkan di Blitar oleh
Soeharto dengan alasan supaya dekat dengan
ibunya. Padahal, Sukarno sendiri berkehendak
dimakamkan di antara bukit yang berombak,
di bawah pohon rindang, di samping sebuah
sungai dengan udara segar impian yang bahkan
dituliskannya dalam sebuah testamen.
Ya, permintaan terakhir Sukarno agar dikubur

58

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 58 20/06/2010 10:54:20


Tragedi Sukarno, dari Kudeta ...

kan di halaman rumahnya di Batu Tulis, Bogor,


ditolak rezim Soeharto. Soeharto tentu tidak
mau, makam Sukarno di Bogor menjadi tempat
yang popular dan banyak dikunjungi (diziarahi)
rakyat pencintanya. Terlebih letak kota Bogor
yang begitu dekat dengan Jakarta, pusat kekuasaan
Soeharto yang didudukinya dengan bertindak keji
terhadap Sukarno.
Adalah buku TRAGEDI SUKARNO, Dari
Kudeta Sampai Kematiannya, yang mengupas
secara cukup tuntas, sepenggal hidup Sukarno
sejak periode 1965 yang disebut sebagai Titik
Balik, hingga Saat
Fajar Tenggelam,
sebuah episode
terakhir kehidupan
Sukarno. Buku
yang ditulis
Reni Nuryanti
dan diterbitkan
Penerbit Ombak,
Yogyakarta 2008
itu sekali lagi
menjadi salah satu
buku yang lengkap
di antara judul-

59

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 59 20/06/2010 10:54:20


Tragedi Sukarno, dari Kudeta ...

judul lain dengan tema sejenis.


Dalam buku itu, dikupas tentang masa-masa Bung
Karno terusir dari Paviliun Istana Bogor. Hanya
dengan berbekal barang seadanya, Bung Karno
mengajak istrinya, Hartini pindah ke Wisma Batu
Tulis, yang juga masih di wilayah Bogor. Ia pindah
sebagai tahanan kota.
Tak lama kemudian, ia pun tidak lagi
diperkenankan tinggal di Wisma Batu Tulis, dan
harus pindah ke Wisma Yaso, dalam penjagaan
dan pengawasan aparat keamanan yang lebih
ketat. Inilah periode sakit sekaligus periode saat ia
dikerangkeng.
Jangankan beraktivitas politik, bahkan menemui
tamu pun dilarang. Bahkan, anggota keluarganya
sendiri dibatasi untuk bertemu Sukarno. Catatan
medis Sukarno, serta pendukung tulisan lain
yang merujuk pada referensi yang lebih komplet
menyebutkan bahwa penanganan terhadap
kesehatan Bung Karno begitu ala kadarnya,
bahkan cenderung serampangan.
Pendeknya, kini jasad Bung Karno sudah kembali
ke asalnya. Dari tanah kembali ke tanah . Pelan
tapi pasti, bersama guliran sang kala, manikam
Sukarno kembali bersinar. Ajaran-ajarannya

60

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 60 20/06/2010 10:54:20


Tragedi Sukarno, dari Kudeta ...

kembali digali. Dan persis seperti ucapan yang


pernah meluncur dari mulut Sukarno, Sejarahlah
yang akan membersihkan namaku.
***

61

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 61 20/06/2010 10:54:20


12

Sarinah, Riwayatmu Dulu

Sarinah, nama seorang wanita yang mengasuh


dan membesarkan Sukarno. Sarinah pula yang
mengajarkan Sukarno menjadi manusia yang
mengerti arti penting rakyat. Pendek kata, nama
Sarinah begitu lekat di benak Sukarno, sehingga
ia terinspirasi mengabadikannya menjadi sebuah
nama department store pertama di Republik
Indonesia.
Bukan hanya itu. Bung Karno bahkan memakai
nama Sarinah sebagai judul buku atas kumpulan
tulisannya seputar perempuan. Sarinah, perempuan
pembantu yang bersahaja, telah mencurahkan

62

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 62 20/06/2010 10:54:20


Sarinah, Riwayatmu Dulu

kasih sayang yang begitu tulus kepada Sukarno


kecil hingga menjelang remaja. Karena itu pula,
Sukarno begitu mengagungkannya.
Kembali ke proyek Sarinah. Pembangunan
gedung bertingkat yang tergolong modern pada
zamannya, masuk dalam agenda pembangunan
10 Juli 1959 dan 6 Maret 1962. Selain Sarinah,
proyek lain yang digarap pada periode itu adalah
asembling radio transistor, TV, dan kendaraan
bemo. Selain itu, penambangan marmer di Kediri,
tekstil, alat pertanian, dan lain-lain. Suara oposan
ketika itu menuding, proyek Sarinah sebagai
proyek gagah-gagahan, proyek mercusuar Bung
Karno.
Apa komentar Sukarno? Kepada R. Soeharto,
dokter pribadi yang ketika itu menjabat Menteri
Muda Perindustrian Rakyat dan ditugaskan mewu
judkan pembangunan Sarinah Dept. Store, Bung
Karno memberi penjelasan panjang. Utamanya,
Bung Karno memberi motivasi kepada Soeharto
atas berbagai kecaman atas rencana proyek
mercusuar tersebut.
Jangan terlalu menghiraukan kecaman itu.
Sarinah harus merupakan pusat sales promotion
barang-barang produksi dalam negeri, terutama
hasil pertanian dan industri rakyat. Pembangunan

63

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 63 20/06/2010 10:54:20


Sarinah, Riwayatmu Dulu

department store itu perlu dikaitkan dengan


pendidikan tenaga terampil dan ahli konstruksi
gedung bertingkat tinggi, ujar Bung Karno.
Mengenai bidang manajemennya, Bung Karno
melanjutkan pesannya, yakni dikerjakan
sejalan dengan apa yang dilakukan mengenai
pembangunan proyek mercusuar lainnya, yakni
Hotel Indonesia. Bangunannya dirancang dengan
arsitek Abel Sorensen dari Denmark, dibangun
oleh kontraktor Jepang, dan pembiayaannya dari
rampasan perang Jepang.
Tidak cukup dengan penjelasannya, Bung Karno
menambahkan, Kita harus memandang jauh ke
depan. Saya sudah mengajukan ketetapan, semua
gedung di tepi Jalan Thamrin dan Jalan Jenderal
Sudirman harus bertingkat, paling sedikit terdiri
dari lima tingkat. Arsitek dan insinyur kita sendiri
kelak harus dapat mengerjakannya tanpa bantuan
tenaga asing.
Sarinah Dept. Store, oleh Bung Karno ditargetkan
pembangunannya selama 5 tahun, dan harus sudah
diresmikan pada 17 Agustus 1966. Berkat bantuan
aktif dr. Sumarno, Gubernur Jakarta waktu itu,
pembangunan gedung Sarinah berjalan lancar, dan
sudah bisa diresmikan 15 Agustus 1966, maju dua
hari dari target.

64

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 64 20/06/2010 10:54:20


Sarinah, Riwayatmu Dulu

Berbicara sisi ekonomi pada era pemerintahan


Sukarno, yang muncul adalah khilafiyah, multi
tafsir. Pandangan ekonomi kapitalis liberal, tentu
akan berbeda dengan pandangan ekonomi nasio
nalis-kerakyatan. Karenanya, biar saja itu menjadi
sejarah. Satu hal yang pasti, Sukarno bukanlah
seorang kepala negara dan kepala pemerintahan
yang tidak mengurusi ekonomi negerinya.
Pembangunan Sarinah, adalah gagasan yang sangat
maju pada zamannya. Sukarno yang mengetahui
potensi besar negaranya, menghendaki adanya
show case yang modern. Dengan begitu, potensi
bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat di
Sarinah Dept. Store. Bukan sembarang potensi,
melainkan potensi sebuah bangsa yang digali dari
semangat nasionalisme yang tinggi, bukan karena
modal asing, tenaga asing, dan manajemen asing.
Alhasil, jika pada akhirnya sekarang kita
mendapati Sarinah justru jadi show case bisnis
kapitalis tentu bukan salah Sukarno. Kini,
Sarinah menjadi salah satu BUMN yang masih saja
mencoba eksis di tengah gempuran bisnis kapitalis.
Jumlah pengunjung Sarinah rata-rata per hari
mencapai 4.000 orang. Dari jumlah itu, sekitar
separuhnya yang berbelanja. Sayang, pemerintah
sendiri belum menunjukkan keberpihakannya

65

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 65 20/06/2010 10:54:20


Sarinah, Riwayatmu Dulu

untuk mewujudkan Sarinah sebagai pusat show


case potensi bangsa.
***

66

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 66 20/06/2010 10:54:20


13

Republik Indonesia, Terlahir dengan


Delapan Provinsi

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia


17 Agustus 1945, berlangsung damai, tanpa per
tumpahan darah. Walaupun, saat itu status negara
kita merupakan jajahan Jepang. Mengapa Jepang
tidak melarang? Ini semua berkat kecerdikan
Bung Karno, Bung Hatta, dan Sutan Sjahrir, tiga
aktivis gerakan kemerdekaan Republik Indonesia,
yang sejak Juli 1945 diakomodasi Jepang. Bahkan
beberapa kali Bung Karno difasilitasi Jepang
untuk pergi ke daerah-daerah menyampaikan
pidato berisi tiupan harapan akan segera tiba saat
Indonesia merdeka.

67

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 67 20/06/2010 10:54:21


Republik Indonesia, Terlahir dengan ...

Menurut Dr. Soeharto, dokter pribadi dwitunggal


SukarnoHatta, setidaknya ada alasan mengapa
Jepang terkesan membiarkan SukarnoHatta
memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia. Rupanya, hal itu terjadi karena
sebelumnya sudah ada kesepakatan antara para
pejuang kemerdekaan yang diwakili Bung Karno
dengan Laksamana Maeda dan kawan-kawan
pejabat Jepang, serta mendapat restu pimpinan
mereka, Laksamana Shibata dalam pertemuan di
Singaraja, Bali.
Pertama, penguasa Jepang pura-pura tidak
mengetahui bahwa Indonesia merdeka akan
diproklamasikan, oleh karena itu tidak dapat
mencegahnya. Kedua, setelah kemerdekaan
diproklamasikan, penguasa Jepang secara resmi
melakukan protes tidak setuju, tapi berjanji

68

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 68 20/06/2010 10:54:21


Republik Indonesia, Terlahir dengan ...

tidak akan melakukan tindakan kekerasan dalam


segala bentuk. Ketiga, Bung Karno dan Bung
Hatta berjanji, naskah Proklamasi Kemerdekaan
disusun sedemikian rupa, sehingga tidak memuat
kata-kata yang dapat menghasut masyarakat
untuk menyerang orang-orang Jepang, dan
juga tanpa kata-kata yang menandakan bahwa
proklamasi kemerdekaan dinyatakan dalam rangka
pelaksanaan tugas Panitia Periapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
Situasi ketika itu adalah, Jepang dalam keadaan
kalah perang, setelah digempur sekutu. Pasca
dibom-atomnya Hiroshima dan Nagasaki 6
Agustus 1945, Jepang praktis porak poranda.
Tentara Sekutu bahkan sudah mulai mendarat
di pulau-pulau Nusantara. Bahkan Jepang sudah
menyetujui, mereka menyerah kepada Sekutu

69

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 69 20/06/2010 10:54:21


Republik Indonesia, Terlahir dengan ...

dalam keadaan status quo, karena itu Jepang tidak


mau terang-terangan diketahui mendukung upaya
merdeka Indonesia.
Karena itu pula, saat proklamasi 17 Agustus 1945,
situasi Pegangsaan Timur 56, maupun situasi
Jakarta pada umumnya, relatif tertib dan aman.
Bahkan hari-hari pasca 17 Agustus, Jepang tidak
lagi menjalankan tindak kekerasan di Jakarta.
Bahkan beberapa orang Jepang, antara lain
Laksamana Shibata di Surabaya menyerahkan
banyak senjata kepada para pejuang Indonesia
untuk menghadapi Sekutu.
Alhasil, 18 Agustus 1945, PPKI membentuk
sebuah pemerintahan sementara dengan Sukarno
sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri atas
8 provinsi: Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda
Kecil.
Secara resmi, Presiden Sukarno mengumumkan
kemerdekaan Republik Indonesia ke luar negeri
pada 23 Agustus 1945. Akan tetapi, sebelumnya
Bung Karno sudah menugaskan Adam Malik,
seorang wartawan yang juga berperan penting
sebagai pemimpin gerakan bawah tanah, untuk
tugas mengumumkan kemerdekaan Indonesia ke

70

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 70 20/06/2010 10:54:21


Republik Indonesia, Terlahir dengan ...

seluruh penjuru dunia.


Tugas itu tidak berlebihan, mengingat Adam
Malik sehari-hari bekerja di Kantor Berita Domei
kepunyaan Jepang. Jadi, ketika orang-orang Jepang
pergi makan siang, pada hari 17 Agustus itu,
Adam Malik menggunakan pemancar gelombang
pendek untuk menyampaikan kabar kemerdekaan
Indonesia itu ke seluruh dunia.
Sebelum orang-orang Jepang menghabiskan
makan siang sukiyakinya, Adam Malik sudah
meninggalkan kantor, lari, dan bersembunyi. Ia
tidak mau lagi ditangkap Kenpeitai dan dijadikan
tahanan.
Dalam waktu sekejap, Jepang segera tahu apa yang
telah diperbuat Adam Malik, karena berita itu
langsung diterima oleh cabang-cabang Domei di
kota lain. Bersamaan dengan itu, berita proklamasi
itu juga berhasil ditangkap oleh gerakan bawah
tanah yang melakukan penyadapan gelombang
pendek.
Sebuah kelompok yang bekerja di dalam masjid,
ikut menerima siaran morse Adam Malik dan
dalam tempo satu-dua jam berita itu sudah
tersiar di Jawa Tengah. Kelompok lain, dengan
perlengkapan yang lebih mobile, menyiarkan

71

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 71 20/06/2010 10:54:21


Republik Indonesia, Terlahir dengan ...

berita itu ke Medan, relai sentral untuk Sumatra,


begitu seterusnya. Berita kemerdekaan Indonesia
itu segera menjalar ke Filipina, Australia, Saigon,
dan dalam waktu satu minggu dunia luar sudah
mengetahuinya dari pihak Sekutu.
Sementara itu, pasukan Sekutu sudah mulai
merangsek. Terlebih Sekutu memang sudah
mendeklarasikan, bahwa usai perang, Belanda akan
kembali mendapatkan negara jajahannya: Hindia
Belanda alias Republik Indonesia yang telah
merdeka. Fase berikutnya adalah fase perjuangan
mengangkat senjata, perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dari hisapan nekolim Belanda. Saat
itu, di mana-mana menggema gaung MERDEKA
ATAU MATI !!!.
***

72

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 72 20/06/2010 10:54:22


14

Gallantry Bung Karno

Masyarakat hanya tahu, Bung Karno menyukai


wanita-wanita dan wanita-wanita juga
menggilai Bung Karno. Berbicara mengenai Bung
Karno and his women, orang-orang dekatnya
menjulukinya jagoan. Tentu wajar kalau kita
bertanya, Mengapa Bung Karno menjadi idola
para wanita?
Adalah Bambang Widjanarko, ajudan yang selama
delapan tahun setia mendampinginya, tahu
banyak tentang Bung Karno dan wanita-wanita di

73

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 73 20/06/2010 10:54:22


Gallantary Bung Karno

sekelilingnya.
Ihwal mengapa
Bung Karno
begitu mudah
dicintai wanita,
itu karena
terhadap
setiap wanita
yang sedang
dihadapinya,
ia selalu dapat
mencurahkan
perhatiannya,
yang seolah-
olah hanya
tertuju kepada
wanita itu. Tentu saja, wanita tadi akan merasa
dia sajalah wanita yang paling dihargai dan paling
dicintai oleh Bung Karno.
Hal lain yang secara alami melekat pada pesona
Bung Karno adalah taraf intelektualitasnya yang
tinggi, serta sikap gallant setiap menghadapi
wanita, tak peduli tua atau muda. Gallantry Bung
Karno inilah yang pertama-tama akan membuat
wanita senang, merasa dihargai oleh Bung Karno.
Seperti ditunjukkan dalam banyak peristiwa,

74

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 74 20/06/2010 10:54:22


Gallantary Bung Karno

tidak segan-segan Bung Karno mengambilkan


sendiri minuman bagi seorang tamu wanita, atau
membantu memegang tangan wanita itu sewaktu
turun dari mobil.
Tidak habis sampai di situ, pesona Bung Karno di
mata wanita. Hal lain yang secara alamiah melekat
pada dirinya adalah perhatian yang spontan
terhadap hal-hal kecil yang barangkali luput dari
perhatian para pria lain, atau bahkan perhatian
suaminya sendiri.
Misal, terhadap istri-istri para menteri atau para
istri orang dekatnya, Bung Karno spontan akan
mengomentari apa saja yang ia rasa kurang pas.
Atau spontan meluncurkan pujian jika ia melihat
adanya keserasian dan keindahan dalam diri wanita

75

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 75 20/06/2010 10:54:23


Gallantary Bung Karno

itu.
Beberapa
komen
Bung
Karno
misalnya,
Lipstick-
mu tidak
cocok
dengan
kebaya
yang kau
kenakan.
Atau, Nyonya kelihatan jauh lebih muda dengan
tatanan rambut yang baru. Itu hanya beberapa
komentar spontan Bung Karno terhadap wanita-
wanita yang dijumpainya. Termasuk para istri duta
besar yang dikenal baik.
Bahkan, pernah dalam suatu acara yang dihadiri
para wanita sosialis di Istana Merdeka, Bung
Karno menunjukkan sikapnya yang begitu
spontan. Pada saat para tamu yang kebanyakan
wanita itu kesulitan mencari tempat duduk, karena
saking banyaknya yang datang, tiba-tiba Bung
Karno berteriak, Hei wanita-wanita cantik,
mari ke sini! Duduk dekat saya.

76

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 76 20/06/2010 10:54:23


Gallantary Bung Karno

Mendengar
Bapak
berteriak
begitu,
spontan
para wanita
yang
memang
tidak
kebagian
kursi,
berhambu-
ran ke
depan,
mendekati Bung Karno. Bahkan, para wanita yang
sudah mendapat kursi, rela meninggalkan kursinya
dan ikut menyerbu mendekati Bung Karno. Semua
berebut untuk mendekat. Begitu kuat daya tarik
Bung Karno.
Hal lain yang membuat Bung Karno begitu mudah
disenangi lawan bicara, termasuk para perempuan,
adalah sikapnya yang terbuka. Terhadap orang
yang baru dikenalnya sekalipun, Bung Karno
tak segan-segan memberi perhatian khusus,
seolah sudah mengenal lama. Ini membawa
kesan mendalam kepada siapa pun yang pernah

77

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 77 20/06/2010 10:54:24


Gallantary Bung Karno

berkesempatan dekat dengan Bung Karno.


Terhadap wanita yang sudah menjadi istrinya
sekalipun, Bung Karno sangat penuh perhatian.
Suatu ketika, saat Fatmawati hamil, dan mengikuti
perjalanan darat dari Yogyakarta ke Semarang,
berkali-kali Bu Fat minta berhenti, dan minta
dibelikan sesuatu yang diingini. Maklumlah, Bu
Fat sedang ngidam.
Untuk ukuran normal, permintaan berhenti
sewaktu-waktu, dan berkali-kali, barangkali bisa
membuat kesal. Tapi tidak dengan Bung Karno.
Setiap kali Bu Fat minta berhenti, ia justru tertawa,
dan langsung memerintahkan sopir menepi.
Kemudian Bu Fat minta dibelikan ini dan itu .
Kisah lain, dalam setiap lawatan ke luar negeri,
Bung Karno relatif jarang didampingi Ibu Negara.
Nah, di negara tujuan, Bung Karno dengan
sendirinya juga harus berkomunikasi dengan
kepala negara sahabat sekaligus dengan istrinya.
Untuk itu, dia bisa membawakan peran keduanya
dengan sangat baik.
Artinya, Bung Karno akan berbicara sebagai
negarawan saat berhadapan dengan kepala negara
sahabat. Sebaliknya, Bung Karno bersikap gallant
saat berbicara dengan istri kepala negara sahabat.

78

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 78 20/06/2010 10:54:24


Gallantary Bung Karno

Tak heran, saat melawat ke mancanegara,


khususnya ke negara-negara Barat, di mana
para wanitanya jauh lebih bebas dan terbuka
mengemukakan pendapat, sangat sering
terdengar komentar yang begitu spontan. Mereka
mengatakan, Your President is a real gentleman,
setelah bertemu Bung Karno.
***

79

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 79 20/06/2010 10:54:24


15

Hotel Indonesia, Riwayatmu Kini

Ini adalah tentang Hotel Indonesia. Bangunan


bersejarah yang pernah menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia. Hotel Indonesia adalah icon
penting kota Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Hotel Indonesia adalah sejarah itu sendiri.
Sejarah mencatat, dialah hotel bintang lima
yang dibangun untuk pertama kali di Indonesia,
sekaligus yang pertama di Asia Tenggara.
Penggagasnya? Siapa lagi kalau bukan Sukarno,
Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Seperti halnya ketika ia membangun Sarinah

80

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 80 20/06/2010 10:54:24


Hotel Indonesia, Riwayatmu Kini

Dept. Store, maka proyek Hotel Indonesia pun


tak sepi dari kritik sebagian elemen masyarakat,
yang menuding sebagai proyek mercusuar. Bung
Karno terus melangkah dengan tegar. Bahkan
terhadap proyek HI, Bung Karno mengobarkan
slogan A Dramatic Symbol of Free Nations
Working Together, bagi proyek pembangunan
Hotel Indonesia itu. Dan hotel termegah di
Asia Tenggara itu pun diresmikan oleh Presiden
Sukarno pada 5 Agustus 1962.
Di atas lahan seluas 25.082 meter persegi, Hotel
Indonesia dibangun dalam rangka menyambut
even olahraga besar, Asian Games IV yang
digelar di Jakarta tahun 1962. Hotel megah

81

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 81 20/06/2010 10:54:24


Hotel Indonesia, Riwayatmu Kini

itu dimanfaatkan untuk menampung para


tamu negara, dan para atlet mancanegara yang
bertanding. Sejak saat itu kepopuleran Hotel
Indonesia tersebar ke penjuru dunia, dengan
sendirinya mengangkat nama Indonesia itu sendiri
ke pentas dunia.
Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek asal
Denmark, Abel Sorensen dan istrinya, Wendy.
Desain bangunan dibuat seperti huruf T sehingga
seluruh kamar menampilkan pemandangan luas
Ibu Kota. Bagian hotel yang pertama kali dibangun
adalah Ramayana Wing dan Ganesha Wing.
Tak hanya bersejarah, Hotel Indonesia juga
menyimpan benda-benda seni bernilai tinggi.
Lihat saja, saat memasuki halaman depan hotel,

82

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 82 20/06/2010 10:54:25


Hotel Indonesia, Riwayatmu Kini

para tamu akan di-sambut patung Dewi Sri karya


pematung kenamaan, Trubus.
Sementara itu, di dinding sebelah kanan depan
lobi utama, terlihat sebuah relief batu pahat
yang menggambarkan kehidupan rakyat Bali. Ini
karya Sanggar Sela Binangun di bawah koordinasi
Rarijadi S, yang dibantu 52 rekannya. Beberapa
karya patung dan mozaik pun menghiasi beberapa
tempat di dalam hotel.
Dalam perjalanannya Hotel Indonesia beberapa
kali mengalami renovasi. Terakhir pada 2007
lalu setelah pengelolaan hotel bersejarah itu
berpindah ke swasta di bawah pengelolaan jaringan
Kempinski, yang berpengalaman mengelola hotel-
hotel tua di Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan

83

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 83 20/06/2010 10:54:25


Hotel Indonesia, Riwayatmu Kini

Asia. Jatuhnya hotel bersejarah ke tangan swasta


inilah yang kemudian menuai protes para pencinta
cagar budaya.
Apa hendak dikata, HI yang dulu bukan HI
yang sekarang. Kita hanya bisa berharap spirit
Bung Karno tetap hadir di sana. Kita berharap,
kebesaran sejarah Hotel Indonesia tetap bertahan
di tengah gempuran zaman.
***

84

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 84 20/06/2010 10:54:25


16

Riwu Ga, Pembantu Sekaligus


Pengawal Bung Karno

Tahun 30-an, ketika Bung Karno dibuang ke


Ende, tersebutlah satu nama, yang kemudian akan
menjadi orang penting dalam sejarah berdirinya
Republik Indonesia. Orang itu bernama Riwu Ga.
Dialah yang kemudian dikenal sebagai pembantu
sekaligus pengawal Bung Karno, sejak tahun 30-an
sampai tahun 1945.
Kurang lebih 14 tahun lamanya Riwu
mendampingi Bung Karno dalam segala suka dan
duka. Ia menjadi pesuruh, menjadi pengawal,
sekaligus menjadi pelakon dalam lakon-lakon tonil
karya Bung Karno. Ya Bung Karno memang

85

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 85 20/06/2010 10:54:25


Riwu Ga, Pembantu Sekaligus ...

seorang
seniman sejati.
Di Ende, ia
membentuk
grup kesenian
tonil, sejenis
kelompok
sandiwara yang
diberi nama
Kelimutu. Nah,
Riwu adalah
salah satu aktor
di kelompok
kesenian tonil
itu.
Nama Kelimutu diambil Bung Karno sebagai
salah satu bentuk pemujaan dia terhadap Gunung
Kelimutu. Gunung itu terletak di Desa Pemo,
Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau
Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung ini
memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya.
Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna
karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu
merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-
warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan
perjalanan waktu.

86

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 86 20/06/2010 10:54:26


Riwu Ga, Pembantu Sekaligus ...

Bung Karno
sendiri orang
yang sangat
mengagumi alam
beserta isi dan
keindahannya.
Tidak heran jika
ia mengabadikan
nama Gunung
Kelimutu
sebagai nama
grup tonil yang
dibentuknya
selama ia hidup
di pengasingan
Ende. Nah, kita kembali ke sosok Riwu Ga.
Sosok Riwu Ga, diungkap cukup tuntas oleh
wartawan senior, sekaligus sahabat saya, Peter A.
Rohi dalam sebuah buku yang berjudul Riwu
Ga, 14 Tahun Mengenal Bung Karno, Kako
Lami Angalai?. Pada salah satu bagian buku,
yang mengisahkan kesenimanan Bung Karno,
juga memuat naskah asli karya Bung Karno yang
tersimpan rapi di tangan Rachmawati. Dan, atas
seizin Rachmawati pula, lakon-lakon tonil karya
Bung Karno di-publish oleh Peter A. Rohi.

87

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 87 20/06/2010 10:54:26


Riwu Ga, Pembantu Sekaligus ...

Selain menulis naskah tonil, Bung Karno pula


yang melukis latar belakang panggung dengan
cat warna seadanya. Begitulah totalitas Sukarno
dalam kesenian tonil. Ia penulis cerita, sutradara,
sekaligus penata panggung. Kesemuanya itu
dilakukan Bung Karno untuk membunuh waktu,
mengusir kejemuan hidup di pengasingan.
Buku setebal 140-an halaman ini, sangat menarik.
Bukan saja berisi reportase Peter A. Rohi sebagai
wartawan, tetapi substansinya yang mendalam.
Betapa Bung Karno begitu dekat dengan orang
kecil bernama Riwu Ga. Dan, betapa Bung Karno
memberi kepercayaan yang begitu besar untuk
membantu, menjaga, sekaligus mengawal pada
masa-masa pra-kemerdekaan.
Namun, nama Riwu Ga hilang tidak lama setelah
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tugas
pengawalan kemudian diambil alih oleh sejumlah
putra bangsa. Sementara, Riwu, memilih pulang ke
pedalaman pulau Timor dan hidup bertani hingga
ajal menjemput.
Dikisahkan, betapa Riwu Ga pada awalnya begitu
susah didekati. Ia sama sekali tidak mau muncul
dan dikenal sebagai orang dekat Sukarno. Bahkan,
sang penulis, Peter A. Rohi harus mengerahkan
semua strategi pendekatan, hingga akhirnya Riwu

88

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 88 20/06/2010 10:54:26


Riwu Ga, Pembantu Sekaligus ...

berkenan menuturkan kisahnya yang sangat


menarik. Kisah yang bernilai sejarah tinggi.
Bahkan bisa dikatakan, jalannya sejarah Indonesia
bisa lain seandainya tidak ada Riwu Ga di samping
Bung Karno.
Bung Karno sendiri tidak menghapus nama Riwu
Ga dari catatan sejarah hidupnya. Seperti saat ia
dipindahkan dari Ende ke Bengkulu. Riwu yang
putra daerah berkeras untuk ikut ke Bengkulu.
Inggit Garnasih pun menyukai Riwu. Selain
orangnya jujur, tekun, rajin, juga bertanggung
jawab. Karenanya, selain menjalankan fungsi
pelayan, Riwu juga menjalankan fungsi-fungsi lain.
Ada kalanya Riwu menjadi sahabat Bung Karno
kali lain menjadi pengawal pribadi Bung Karno.
Karena itu, Riwu Ga tahu terlalu banyak tentang
Bung Karno. Ia tahu masalah-masalah pribadi,
sampai masalah-masalah yang oleh kebanyakan
orang masih dianggap misterius. Dalam kalimat
lain, Riwu Ga menyimpan banyak sekali catatan
sejarah berdirinya Republik Indonesia yang
barangkali belum terpublikasikan di buku mana
pun.
Bahkan, manakala bangsa ini merayakan hari
kemerdekaannya, semasa hidup, Riwu tetap
asyik menggarap ladang jagungnya. Merah putih

89

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 89 20/06/2010 10:54:26


Riwu Ga, Pembantu Sekaligus ...

adanya di dada, kata Riwu. Dan ia tidak peduli


jika selama hidup hingga ajal menjemput, tidak
satu pun perangkat desa, kecamatan, atau bahkan
Kabupaten yang mengetahui peranan Riwu
Ga dalam sejarah pra-kemerdekaan Republik
Indonesia. Ia tidak menyesal jika orang-orang
tidak mengenangnya sebagai pelayan sekaligus
pengawal Bung Karno.
***

90

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 90 20/06/2010 10:54:26


17

Cara Pandang Bung Karno


tentang Pakaian

Rasanya untuk statemen yang satu ini, saya


harus gambling sebab memang belum ada satu
rujukan pun yang pernah saya jumpai terkait hal
yang jadi bahasan tulisan ini. Ini soal cara Bung
Karno berpakaian. Bahwa sejak proklamasi 17
Agustus 1945 hingga maut menjemput, belum
pernah sekali pun Bung Karno mengenakan
pakaian daerah. Sekali lagi, ini statemen spekulatif.
Karenanya, saya harus berani mempertaruhkan
kredibilitas.
Satu-satunya rujukan yang pernah saya baca
hanyalah keterangan Bambang Widjanarko, ajudan

91

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 91 20/06/2010 10:54:26


Cara Pandang Bung Karno ...

Bung Karno.
Katanya, selama
delapan tahun
menjadi ajudan
Bung Karno,
belum pernah
sekalipun
ia melihat
Bung Karno
mengenakan
pakaian
adat. Hal ini
tentu saja
mendatangkan
pertanyaan
banyak pihak, termasuk Bambang. Karenanya,
pada saat santai di tahun 1964, Bambang melihat
satu kesempatan yang baik untuk menanyakan hal
itu. Dan, ... Bung Karno pun memberi penjelasan
.
Sejak dulu sampai sekarang dan untuk
seterusnya, yang amat aku dambakan adalah
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Karena aku ditakdirkan menjadi pemimpin,
dan sekarang menjadi Presiden Indonesia, aku
harus mengorbankan kesukuan Jawaku, untuk

92

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 92 20/06/2010 10:54:27


Cara Pandang Bung Karno ...

membuktikan kesungguhan keindonesiaanku


itu. Baik resmi atau tidak resmi, siang maupun
malam, aku ini tetap Presiden Indonesia, bukan
presidennya orang Jawa saja. Selama aku jadi
Presiden, seluruh mata bangsa Indonesia akan
melihat dan memperhatikanku, termasuk pakaian
yang aku pakai. Itu sebabnya aku selalu berpakaian
rapi dan memakai peci hitam, yang aku harapkan
menjadi ciri atau identitas bangsa Indonesia.
Terhadap pakaian daerah, begini penuturan Bung
Karno, Aku sama sekali tidak anti pakaian adat
daerah, bahkan
sebaliknya
aku pengagum
atau penganjur
dilestarikannya
pakaian adat
itu. Hanya
bagi pejabat
tinggi negara,
sebaiknya ada
batas-batasnya.
Contoh,
Gubernur Aceh
berpakaian
adat Aceh atau

93

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 93 20/06/2010 10:54:27


Cara Pandang Bung Karno ...

Gubernur Bali
berpakaian
adat Bali, itu
baik sekali;
mereka itu
memang
kepala dari
daerah yang
dipimpinnya.
Sedangkan
untuk presiden
atau menteri,
seyogianya
tidak
berpakaian
daerah, karena
mereka adalah pemimpin seluruh Indonesia. Nanti
bila ia tidak menjabat lagi, barulah bebas dan boleh
berpakaian apa saja yang ia senangi.
Itulah pendapat Bung Karno tentang pakaian
adat. Tidak heran, kalau Bung Karno begitu
dicintai seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang
sampai Merauke. Cinta rakyat yang tulus
sebagai balasan atas ketulusan Sukarno yang rela
melepas segala atribut kedaerahan, kepartaian, dan
kepentingan pribadinya untuk bangsa dan negara

94

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 94 20/06/2010 10:54:28


Cara Pandang Bung Karno ...

yang begitu dicintainya: INDONESIA.


Meski begitu, Bung Karno dikenal sangat concern
terhadap pelestarian budaya bangsa, termasuk
busana adat. Sejumlah kalangan bahkan menyebut
Bung Karno sebagai penentu trend bagi tata
busana perempuan, khususnya dalam peran Bung
Karno memadukan motif-motif klasik pada Batik
Keraton dengan corak warna Batik Pesisiran dalam
format baru yang dikenal sebagai Batik Indonesia,
cikal bakal berkembangnya batik sebagai salah satu
trend tersendiri dalam dunia fashion.
Bung Karno, the trendsetter, juga berperan penting
dalam menggalakkan aneka busana daerah ke ajang
nasional dan internasional. Salah satunya adalah
dengan membentuk barisan Bhinneka Tunggal
Ika, pada upacara resmi yang mengenakan ragam
kostum khas tersebut.
***

95

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 95 20/06/2010 10:54:28


18

Cokroaminoto, Guru Segala Guru


bagi Bung Karno

Adalah jalan sejarah jika Sukarno kecil


dititipkan di keluarga Haji Oemar Said (HOS.)
Cokroaminoto di Gang Peneleh, Surabaya. Adalah
suratan takdir jika kemudian Sukarno menjadi
salah satu murid kesayangan Cokroaminoto.
Adalah sebuah keniscayaan jika kemudian Sukarno
menjadi tokoh nasionalis penting negeri ini.
Dalam banyak literatur, Bung Karno selalu
menyebut nama Cokroaminoto sebagai guru
sekaligus pujaannya di kala muda. Bung Karno
tidak pernah menafikan peran Cokroaminoto yang
menggembleng Sukarno muda dengan sekeras-
96

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 96 20/06/2010 10:54:28


Cokroaminoto, Guru Segala Guru ...

kerasnya. Bung Karno sering membuntuti Cokro


yang ketika itu berusia 30-an tahun, berkeliling
dari satu daerah ke daerah lain, menjadi guru ngaji,
tetapi juga menyelipkan pesan-pesan perjuangan,
tebaran-tebaran semangat untuk merdeka, lepas
dari penindasan bangsa Belanda.
Sukarno muda, dalam pergolakan jiwa remaja
dengan nuansa cinta monyet, dalam iklim gaul
ABG pada zamannya sama sekali tidak
mendapatkan itu secara sebebas-bebasnya. Di
rumah, Cokro mendidiknya dengan keras. Hampir
setiap hari, sepanjang malam, dan di kala senggang,
Bung Karno duduk di dekat kaki Cokro, dan
dialirkannya buku-buku ke pangkuan Sukarno.
Ya Cokro bukan figur pengganti ayah yang
siap menerima keluh-kesah. Bukan figur ayah
yang siap menerima pengaduan anaknya. Bukan
pula figur ayah yang menghiburnya di kala sedih.
Tapi itu pula yang menjadikan Sukarno akrab

97

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 97 20/06/2010 10:54:28


Cokroaminoto, Guru Segala Guru ...

dengan literatur dan banyak literatur lainnya di


kemudian hari.
Begitulah, akhirnya Bung Karno tenggelam dalam
lautan bacaan. Sejak usia 15-an tahun, manakala
teman-teman sebaya asyik bermain di taman
lapang, Sukarno justru sedang belajar. Sementara
teman-temannya asyik bersantai, Sukarno justru
sedang melalap buku demi buku. Mulailah
Sukarno menemukan teman-teman lain dari
buku-buku yang dibacanya. Teman-teman itu
bukan sembarang teman, melainkan tokoh-tokoh
besar dunia.
Melalui adi pustaka itu pula, jadilah Sukarno
merasa berbicara dengan Thomas Jefferson.
Ia seperti mendapat penuturan langsung dari
Jefferson mengenai Declaration of Independence
yang ditulisnya tahun 1776. Dengan Jefferson pula
ia memperbincangkan George Washington.
Tak terkecuali, Sukarno pun bersahabat dengan

98

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 98 20/06/2010 10:54:29


Cokroaminoto, Guru Segala Guru ...

Paul Revere. Kemudian Bung Karno mencari-cari


kesalahan Abraham Lincoln untuk kemudian
dicarikan tanggapannya dari Jefferson. Begitulah
Bung Karno tanpa sadar berlayar mengarungi
lautan pustaka, membuat kajian-kajian
membuat perbandingan-perbandingan . Esensi
di dalam buku-buku tadi, kemudian meresap
begitu dalam menjadi sebuah penghayatan dan
pengetahuan seorang Sukarno.
Maka, sangat aneh kalau ada tudingan yang
mengatakan Bung Karno tidak suka Amerika.
Dalam penuturannya kepada Cindy Adams di
biografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia, jelas sekali bahwa semasa muda,
Sukarno memuja pahlawan-pahlawan Amerika.
Bahkan, Sukarno mencintai rakyat Amerika.
Sukarno juga membaca majalah-majalah populer
Amerika hingga menjelang akhir hayatnya.
Ada yang kurang dipahami sebagian orang
yang menuding Sukarno anti-Amerika. Adalah
kenyataan bahwa Sukarno juga belajar dan
mengkaji secara mendalam Gladstone dari Inggris,
juga Sidney dan Beatrice Webb yang mendirikan
Gerakan Buruh Inggris. Bukan hanya itu, Sukarno
juga mempelajari Mazzini, Cavour, dan Garibaldi
dari Italia. Tidak berhenti sampai di situ, Sukarno

99

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 99 20/06/2010 10:54:29


Cokroaminoto, Guru Segala Guru ...

juga melahap habis kajian tentang Karl Marx,


Friedrich Engels, dan Lenin dari Rusia.
Sebatas itukah pengetahuan Sukarno tentang
tokoh-tokoh dunia? Tidak! Sukarno juga ngobrol
dengan Jean Jacques Rousseau, Aristide Briand,
dan Jean Jaures ahli pidato terbesar dalam
sejarah Prancis. Kesemua perjalanan tokoh besar
tadi, menginspirasi Sukarno pada masa-masa
selanjutnya. Di samping, pelajaran-pelajaran yang
ia timba semasa sekolah.
Karenanya, ia juga paham sejarah Yunani kuno.
Ia menyerap sedalam-dalamnya protes atas
segala bentuk penindasan. Persetan dengan
penindasan!!! pekiknya setiap berpidato tanpa
pendengar di kamarnya yang gelap. Hidup
Kemerdekaan!!! teriak Bung Karno keras-keras di
dalam kesendiriannya, di kamar tanpa jendela, di
kediaman Cokroaminoto.
Baiklah .berikut ini adalah secuil kisah tentang
Cokroaminoto, salah satu tokoh besar Indonesia.
Haji Omar Said Cokroaminoto lahir di Ponorogo
6 Agustus 1882, dan meninggal dunia pada
17 Desember 1934, dan dimakamkan di TMP
Pekuncen, Yogyakarta. Dia dikenal sebagai
Ketua Partai Politik Sarekat Islam. Cokro lahir

100

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 100 20/06/2010 10:54:29


Cokroaminoto, Guru Segala Guru ...

di Ponorogo, Jawa Timur, anak kedua dari 12


orang bersaudara. Ayahnya, R.M. Cokroamiseno,
seorang pegawai pemerintahan, pamannya, R.M.
Cokronegoro, pernah menjabat Bupati Ponorogo.
Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional,
Cokroaminoto mempunyai tiga orang pengikut
yang kemudian mewarnai politik Indonesia.
Mereka adalah Sukarno (ahli nasionalisme),
Semaoen (ahli sosialisme), dan Kartosuwiryo
(ahli agama). Di kemudian hari, ketiganya
saling berseberangan. Semaoen dengan Alimin
dan Muso terlibat pemberontakan PKI di
Madiun 1947. Sedangkan Kartosuwiryo dikenal
sebagai dedengkot Darul Islam (DI)/TII dan
memproklamasikan Negara Islam Indonesia pada
7 Agustus 1949 (12 Syawal 1368).
***

101

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 101 20/06/2010 10:54:29


19

Hari-hari Terakhir Bung Karno (1)

Bung Karno, di akhir hayatnya sangat nista. Ia


dinista oleh penguasa ketika itu. Ia sakit, dan tidak
mendapat perawatan yang semestinya bagi seorang
Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia
sekaligus tokoh pemersatu bangsa. Bahkan
ada satu periode waktu di mana atas sakitnya,
penguasa menugaskan dokter Soeroyo yang
notabene adalah seorang dokter hewan.
Bahkan saat masih diisolasi, untuk sekadar bisa
menghirup udara Jakarta (dari pengasingannya
di Bogor), ia harus menulis surat dengan sangat
memelas kepada Soeharto. Penjagaannya begitu

102

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 102 20/06/2010 10:54:29


Hari-hari Terakhir Bung Karno

ketat, privasinya benar-benar dilanggar. Lebih


menyedihkan, ia dijauhkan dari keluarga, kerabat,
maupun para teman dekat.
Mengenang hari-hari terakhir Bung Karno, saya
sengaja menukil kisah sedih yang dipaparkan
Reni Nuryanti dalam bukunya, Tragedi Sukarno,
Dari Kudeta Sampai Kematiannya. Harapannya,
kita semua bisa berkaca dari sejarah. Detail kisah
mengharu-biru, dari praktik-praktik biadab aparat
militer ketika itu kepada Bung Karno selama hidup
dalam kerangkeng Orde Baru di Wisma Yaso,
cepat atau lambat akan terbeber.
Hari-hari terakhir Bung Karno ini, saya penggal
mulai dari peristiwa 16 Juni 1970 ketika Bung
Karno dibawa ke RSPAD (Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat Gatot Subroto). Ia dibawa pukul
20.15, harinya Selasa. Ada banyak versi mengenai
peristiwa ini. Di antaranya ada yang menyebutkan,
Sukarno dibawa paksa dengan tandu ke rumah
sakit.
Hal itu ditegaskan oleh Ratna Sari Dewi Sukarno
yang mengonfirmasi alasan militer, bahwa Bung
Karno dibawa ke RS karena koma. Dewi mendapat
keterangan yang bertolak belakang. Waktu itu,
tentara datang membawa tandu dan memaksa
Bung Karno masuk ke dalamnya. Tentara tidak

103

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 103 20/06/2010 10:54:29


Hari-hari Terakhir Bung Karno

menghiraukan penolakan Bung Karno, dan tetap


memaksanya masuk tandu dengan sangat kasar.
Sama kasarnya ketika tentara mendorong masuk
tubuh Bung Karno yang sakit-sakitan ke dalam
mobil berpengawal, usai menghadiri pernikahan
Guntur. Bahkan ketika tangannya hendak
melambai ke khalayak, tentara menariknya dengan
kasar.
Adalah Rachmawati, salah satu putri Bung Karno
yang paling intens mendampingi bapaknya di saat-
saat akhir. Demi mendengar bapaknya dibawa
ke RSPAD, ia pun bergegas menyusul ke rumah
sakit. Betapa gusar hati Rachma melihat tentara
berjaga-jaga sangat ketat di sekitar kamar tempat
Bung Karno dirawat. Hati Rachma mengumpat,

104

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 104 20/06/2010 10:54:29


Hari-hari Terakhir Bung Karno

dalam kondisi ayahandanya yang begitu parah,


toh masih dijaga ketat seperti penjagaan pelarian
atau penjahat kriminal kelas kakap. Apakah bapak
begitu berbahaya, sehingga harus terus-menerus
dijaga? demikian hatinya berontak.
Dalam suasana tegang, tampak Bung Karno
tergolek lemah di sebuah ruang ujung bercat
kelabu. Tak ada keterangan ruang ICU atau
ruang perawatan darurat sebagaimana mestinya
perlakuan terhadap pasien yang koma. Tampak
jarum infus menempel di tangannya, serta kedok
asam untuk membantu pernapasannya.
Untuk
menggambar-
kan kondisi
Sukarno
ketika
itu, simak
kutipan saksi
mata Imam
Brotoseno,
Lelaki yang
pernah amat
jantan dan
berwibawa
dan sebab

105

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 105 20/06/2010 10:54:30


Hari-hari Terakhir Bung Karno

itu banyak digila-gilai perempuan seantero


jagadsekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat
hidup. Tiada lagi wajah gantengnya. Kini wajah
yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak,
tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-
mana. Bukan hanya bengkak, tapi bolong-bolong
bagaikan permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu
mampu menyi-hir jutaan massa dengan pidato-
pidatonya yang sangat memukau, kini hanya
terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar
bibirnya gemetar menahan sakit. Kedua tangannya
yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar
udara, kini tergolek lemas.
***

106

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 106 20/06/2010 10:54:30


20

Hari-hari Terakhir Bung Karno (2)

Hari kedua, 17 Juni 1970, Sukarno tampak lebih


baik dari hari sebelumnya. Tapi, ia tidak mau
makan. Bahkan, terhadap obat-obatan yang
diberikan dokter pun enggan meminumnya. Setiap
kali dokter hendak memberi suntikan pun, Bung
Karno selalu menolak.
Atas sikap bapaknya, Rachmawati menerka, Bung
Karno mengetahui bahwa semua pengobatan
selama ini hanya untuk memperlemah dirinya.
Dalam kacamata politik, pengobatan itu tak
ubahnya suatu misi pembunuhan.
Karenanya, kondisi Sukarno makin lemah dari hari

107

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 107 20/06/2010 10:54:31


Hari-hari Terakhir Bung Karno (2)

ke hari. Hingga saat itu Rachma berani bertanya


kepada tim dokter yang merawat, dalam hal ini ia
bertanya kepada Ketua Tim Dokter yang merawat
Bung Karno, yakni Prof. dr. Mahar Mardjono,
Mengapa sakit komplikasi yang diderita bapak
dibiarkan begitu saja. Mengapa tidak dilakukan
cuci darah? Mahar hanya menjawab sambil lalu,
sehingga Rachma berkesimpulan, dokter-dokter
itu tidak benar-benar merawat Sang Proklamator
Bangsa. Bahkan, para dokter tampak tak punya
rasa iba sedikit pun.
Dari dokumen catatan medis yang ada, Prof.
Mahar
bahkan
tidak
pernah
sekalipun
mengun-
jungi
pasiennya
(Bung
Karno)
di Wisma
Yaso. Ter-
masuk,
manakala
Bung

108

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 108 20/06/2010 10:54:31


Hari-hari Terakhir Bung Karno (2)

Karno mengalami situasi genting menyangkut


kesehatannya, Prof. Mahar pun tidak berada di
sana.
Maka, manakala Rachma menggugat dr. Mahar
ihwal cuci darah, lebih sakit hati Rachma ketika dr
Mahar mengatakan, Alat itu sedang dipesan dari
Inggris, dan belum tentu ada. Kalaupun ada, kapan
datangnya, tidak tahu.
Keterangan Mahar ini, di kemudian hari
dibenarkan anggota dokter lain, Sebenarnya
sudah lama, tim dokter telah mengusulkan agar
alat itu dibeli. Tapi alat itu tak kunjung datang
meski pembeliannya kabarnya telah dijajaki di
Singapura dan Inggris. Dan akhirnya, anggota tim
dokter itu menambahkan, jangan-jangan memang
sengaja tidak dibeli .
Dalam keterangan lain, situasi saat itu memang
membuat tim dokter yang dipimpin Mahar
Mardjono tak berdaya. Ada kekuatan besar yang

109

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 109 20/06/2010 10:54:31


Hari-hari Terakhir Bung Karno (2)

bisa me-ngancam nyawa mereka seandainya


mereka bekerja di luar kendali penguasa. Artinya,
pasifnya tim dokter, juga tak lepas dari intimidasi
penguasa.
Karenanya dalam suatu kesaksian terungkap,
saat kondisi Bung Karno kritis, Prof. dr. Mahar
Mardjono sempat menuliskan resep khusus,
namun obat yang diresepkannya itu disimpan
saja di laci oleh dokter yang berpangkat tinggi.
Mahar mengemukakan hal itu kepada rekannya, dr
Kartono Mohammad.
Kesaksian datang dari saksi lain yang juga mantan
pejabat di era Sukarno. Menurutnya, adalah fakta
bahwa Sukarno ditelantarkan oleh Soeharto pada
waktu sakit. Saksi yang juga seorang purnawirawan

110

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 110 20/06/2010 10:54:32


Hari-hari Terakhir Bung Karno (2)

tinggi militer itu juga mengungkapkan, perlakuan


yang seragam terhadap Sukarno berasal dari
sebuah instruksi, Yang memberi instruksi adalah
Soeharto, katanya.
***

111

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 111 20/06/2010 10:54:32


21

Hari-hari Terakhir Bung Karno(3)

Semua detik yang berdetak, semua menit yang


lewat, semua jam yang bergulir, semua angin yang
berembus adalah duka sepanjang hari. Satu hari
bernama tanggal 18, mungkin hanya bermakna 24
jam. Satu hari berikutnya yang bernama 19 Juni
1970, adalah bilangan 1440 menit, 86.400 detik.
Tapi semua itu adalah tusukan duri bagi Sukarno
yang tengah tergolek lemah.
Sedangkan 20 Juni, tercatat sebagai simbol
dwitunggal yang terpatri abadi. Sejarahlah yang
berkuasa pada hari itu. Bung Hatta, datang
menjenguk sahabat seperjuangan. Sementara,

112

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 112 20/06/2010 10:54:32


Hari-hari Terakhir Bung Karno (3)

Bung Karno, seperti diberi kekuatan untuk


menyak-sikan kedatangan Sang Hatta. Maka,
terjadilah pertemuan yang mengharu-biru, seperti
dikisahkan Meutia Hatta dalam bukunya: Bung
Hatta: Pribadinya dalam Kenangan.
Berkata lirih Sukarno kepada Hatta, Hatta kau
di sini .?
Seperti diiris-iris hati Hatta demi melihat
sahabatnya tergolek tanpa daya. Demi memompa
semangat sahabat, wajah teduh Bung Hatta
menampakkan raut yang direkayasa, maka dite
kannya dalam-dalam perasaan duka yang bisa
mengekspresikan raut muram. Dikuatkan hatinya
demi memancarkan wajah cerah, Ya bagaimana
keadaanmu, No? begitu Hatta membalas sapaan
lemah Karno, dengan panggilan akrab yang ia
ucapkan di awal-awal perjuangan.
Hatta spontan memegang lembut tangan Bung
Karno.
Senyum
tetap
dipaksakan
tersung-
ging di
bibirnya.
Ia benar-

113

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 113 20/06/2010 10:54:33


Hari-hari Terakhir Bung Karno (3)

benar
tak
ingin,
sahabat-
nya
bermu-
ram
durja.
Alhasil,
Bung Karno pun membalas senyum Hatta sambil
melanjutkan sapaan lemahnya, Hoe at het met jou
(Bagaimana keadaanmu?)
Jebol juga pertahanan hati Hatta. Gejolak antara
rasa haru, iba, sejuta tanya, bercampur menjadi
satu demi melihat kondisi Karno yang begitu
memprihatinkan. Hatta benar-benar tak kuasa
lagi merekayasa raut teduh. Hatta benar-benar
tak kuasa menahan derasnya arus kesedihan demi
mendengar sahabatnya menyapanya dalam bahasa
Belanda, yang mengingatkannya pada masa-masa
penuh nostalgia. Apalagi, usai berkata-kata lemah,
Sukarno menangis terisak-isak.
Lelaki perkasa yang ketika muda sering menulis
artikel dengan nama samaran Bima itu menangis
di depan kawan seperjuangannya. Seketika, Hatta
pun tak kuasa membendung air mata. Kedua

114

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 114 20/06/2010 10:54:33


Hari-hari Terakhir Bung Karno (3)

sahabat
yang lama
berpisah,
saling
berpegang
tangan
seolah
takut
terpisah.
Keduanya
bertangis-tangisan.
No.
Hanya kata itu yang sanggup Hatta ucapkan,
sebelum akhirnya meledak tangis yang sungguh
memilukan, menyayat hati siapa saja yang
mendengarnya. Bibirnya bergetar menahan
kesedihan, sekaligus kekecewaan. Bahunya
terguncang-guncang karena ledakan emosi yang
menyesakkan dada, yang mengalirkan air mata.
Keduanya tetap berpegangan tangan. Bahkan,
sejurus kemudian Bung Karno minta dipasangkan
kacamata, agar dapat melihat sahabatnya lebih jelas.
Selanjutnya, Bung Karno hanya diam. Mata
keduanya bertatapan mereka berbicara melalui
bahasa mata. Sungguh, ada sejuta makna yang
tertumpah pada sore hari yang bersejarah itu.

115

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 115 20/06/2010 10:54:33


Hari-hari Terakhir Bung Karno (3)

Selanjutnya, Bung Karno hanya diam. Diam,


seolah pasrah menunggu datangnya malaikat
penjemput, guna mengantarnya ke swarga loka,
terbang bersama cita-cita yang kandas di tangan
bangsanya sendiri.
***

116

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 116 20/06/2010 10:54:33


22

Hari-hari Terakhir Bung


Karno(4-Tamat)

Siapa yang tak murka, demi mengetahui bahwa


selama kurang lebih 1,5 tahun dikerangkeng
di Wisma Yaso, Bung Karno, mantan Presiden
Republik Indonesia, tokoh pemersatu dan
proklamator bangsa, ternyata hanya diserahkan
perawatannya secara penuh kepada dr. Soeroyo.
Siapakah dokter Soeroyo? Dia bukanlah dokter
spesialis, melainkan dokter hewan!
Ia masuk-keluar Wisma Yaso dengan perawat-
perawat yang tidak jelas didatangkan dari mana.
Bahkan obat-obatan yang dicekokkan ke Bung
Karno pun sama sekali tidak tepat. Ia hanya

117

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 117 20/06/2010 10:54:33


Hari-hari Terakhir Bung Karno (4-Tamat)

memberinya
duvadilin
(mencegah
kontraksi ginjal),
metadone (peng
hilang rasa
sakit), royal jeli,
suntikan vitamin
B1 dan B12, serta
testoteron. Selain
itu, Sukarno
tiap malam juga
minum valium.
Tiap malam minum valium selama tahunan,
tentu saja membuat tidurnya tak lagi terkontrol.
Akibatnya Sukarno mulai sering merasakan
pusing. Setiap itu pula, perawat memberinya obat
pengurang rasa sakit, novalgin.
Perawatan yang sembrono juga sering terjadi,
ketika Bung Karno terbangun tengah malam dan
muntah darah, dokter Soeroyo hanya memberinya
vitamin. Sementara, dokter Mahar Mardjono yang
disebut-sebut sebagai ketua tim, sama sekali tidak
pernah hadir ke Wisma Yaso. Itu semua terungkap
dalam dokumen yang lebih 27 tahun tersimpan
oleh Siti Khadijah, yang tak lain adalah istri dokter

118

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 118 20/06/2010 10:54:34


Hari-hari Terakhir Bung Karno (4-Tamat)

Soeroyo.
Ihwal Siti Khadijah ini sendiri, menemukan
dokumen itu secara tidak sengaja. Ketika suaminya
meninggal, dan sedang melakukan bersih-bersih
ruangan, ia menemukan dokumen tersebut.
Ia sempat bingung, mengingat eranya belum
memungkinkan ia membeberkan ke publik.
Terlebih, kekuatan Soeharto dan pemerintahan
Orde Baru-nya masih begitu dominan.
Kegusarannya timbul manakala Ratna Sari Dewi
Soekarno sempat mengeluarkan pernyataan yang
kontroversial seputar kematian Bung Karno. Ia
spontan teringat
dokumen
tersebut,
yang bisa
menjernihkan
keadaan. Maka,
ia pun berusaha
sekuat tenaga
menghubungi
putra-putri
Bung Karno.
Yang pertama
kali ia datangi
adalah Mega-

119

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 119 20/06/2010 10:54:34


Hari-hari Terakhir Bung Karno (4-Tamat)

wati
Soe-
karno-
putri.
Sayang,
ia tidak
bisa
berte-
mu,
lantaran
Mega
tengah berada di luar kota. Petugas yang berada
di rumah, tidak bisa meyakinkan Siti Khadijah,
sehingga ia tidak jadi menitipkan dokumen
tersebut.
Ia pun beralih menjumpai Guntur Soekarnoputra.
Sayang, usaha ini pun gagal. Sampailah saatnya ia
bertemu seorang wartawan, yang mengantarnya
ke Rachmawati Soekarnoputri. Dokumen itu
pun beralih tangan ke Rachma, hingga akhirnya
Rachma pula yang berbicara di media massa,
sekaligus mengklarifikasi simpang-siur kematian
ayahnya.
Benar adanya, bahwa sejarah pada akhirnya akan
mengalir menemukan jalan kebenarannya sendiri.
Benar pula, bahwa ada kecenderungan yang seolah

120

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 120 20/06/2010 10:54:34


Hari-hari Terakhir Bung Karno (4-Tamat)

tersusun rapi, tentang pembunuhan terhadap


Sukarno.
Tidak banyak cerita, 21 Juni 1970, pukul 07.00
WIB, Bung Karno mengembuskan napas
terakhirnya. Adalah dr Mahar Mardjono, satu-
satunya orang yang menyaksikan kepergian
Putra Sang Fajar. Keterangan yang ia kemukakan,
Pada hari Minggu, 21 Juni 1970, pukul 04.00
pagi, Bung Karno dalam keadaan koma. Saya dan
dokter Sukaman terus berada di sampingnya.
Menjelang pukul 07.00 pagi, dr. Sukaman sebentar
meninggalkan ruangan rawat. Saya sendiri berada
di ruang rawat bersama Bung Karno. Bung
Karno berbaring setengah duduk, tiba-tiba beliau
membuka mata sedikit, memegang tangan saya,

121

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 121 20/06/2010 10:54:35


Hari-hari Terakhir Bung Karno (4-Tamat)

dan sesaat kemudian Bung Karno mengembuskan


napas yang terakhir.
Tak lama berselang, keluarlah komunike medis:
1. Pada hari Sabtu 20 Juni 1970 pukul 20.30
keadaan kesehatan Ir. Sukarno semakin memburuk
dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Sukarno
dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam
07.00 Ir. Sukarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha
mengatasi keadaan kritis Ir. Sukarno hingga saat
meninggalnya.
Komunike itu ditandatangani Ketua Prof. Dr.
Mahar Mardjono, dan Wakil Ketua Meyjen Dr.
(TNI-AD) Rubiono Kertopati.
Sementara itu, Syamsu Hadi suami dari Ratna
Juami, anak angkat Bung Karno dan Inggit
Ganarsih yang melihat jenazah Bung Karno
melukiskan dengan baik, Wajah almarhum begitu
tenang. Seperti orang tidur saja tampaknya. Mata
tertutup baik. Alis tebal tidak berubah, sama
seperti dulu.
***

122

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 122 20/06/2010 10:54:35


23

Soeharto Datang, Setelah Bung


KarnoTerbang

Akses informasi yang terbatas, penjagaan yang


sangat ketat, mengakibatkan tidak satu pun
wartawan dapat mengikuti hari-hari terakhir Bung
Karno, baik ketika masih dalam perawatan di
RS Pusat Angkatan Darat, maupun detik-detik
menjelang kemangkatan Bung Karno. Satu-
satunya informasi yang secara terbuka didapat
wartawan ketika itu adalah pengumuman resmi
tim dokter ihwal meninggalnya Ir. Sukarno,
Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia,
pagi hari 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot Subroto,
Jakarta.

123

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 123 20/06/2010 10:54:35


Soeharto Datang, Setelah ...

Sejurus
kemu-
dian,
jenazah
Bung
Karno
sudah
melun-
cur
membelah jalanan ibu kota dibawa ke Wisma
Yaso, rumah Dewi Sukarno (sekarang Museum
Satria Mandala) di Jl. Gatot Subroto. Wisma yang
tak berpenghuni beberapa hari terakhir, sangat
menyedihkan keadaannya. Kotor, berdebu, senyap
dan singup.
Sementara itu, masyarakat ibu kota yang sudah
mendengar berita kematian Bung Karno, tanpa
adanya komando, langsung menyebarkan berita itu
dari mulut
ke mulut.
Tidak
sedikit
yang
secara
atraktif
dan atas

124

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 124 20/06/2010 10:54:36


Soeharto Datang, Setelah ...

inisiatif
sendiri
menyebar
berita itu
melalui
berbagai
cara. Tak
heran bila
dalam
waktu
sekejap saja, masyarakat ibu kota sudah berjejal
merangsek ke arah Wisma Yaso, hendak memberi
penghormatan terakhir kepada tokoh yang
dikagumi dan dicintai.
Berbagai unsur masyarakat berduyun-duyun ke
Wisma Yaso, baik tokoh politik, tokoh militer,
tokoh sipil, hingga rakyat jelata tanpa pangkat dan
kedudukan. Tak terkecuali, Presiden Soeharto dan
Ibu Tien juga hadir di sana, setelah sebelumnya
petugas Paspampres melakukan pembersihan
lokasi.
Diketahui pula, pada pukul 07.30, atau 30 menit
setelah berpulangnya Bung Karno ke Rahmatullah,
Soeharto dan Ibu Tien datang ke RSPAD. Dalam
otobiografinya, Soeharto mengatakan, Waktu
saya mendengar beliau meninggal pada 21 Juni

125

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 125 20/06/2010 10:54:36


Soeharto Datang, Setelah ...

1970,
cepat
saya
menje
nguknya
di rumah
sakit.
Setelah
itu barulah aku berpikir mengenai
pemakamannya. Dan hari itu, menjadi pertemuan
terakhir setelah Soeharto menjatuhkan Bung
Karno, dan tidak menemuinya lagi sejak 1967.
Sebelumnya, Soeharto hanya menyadap berita
tentang Sukarno dari para petugas yang dipasang
sejak di Wisma Yaso hingga di RSPAD Gatot
Subroto. Termasuk, berita kematian Sukarno
pun didapat dari hasil laporan cepat petugas yang
dipasang di sekitar Sang Proklamator yang sedang
sakaratul maut.
Dalam beberapa kesempatan, sikap Soeharto
terhadap Sukarno dikatakannya sebagai mikul
dhuwur, mendem jero. Falsafah Jawa itu sejatinya
mulia, karena mengandung makna menghormati
setinggi-tingginya, dan menyimpan atau mengubur
aib sedalam-dalamnya. Falsafah itu oleh Soeharto
diartikan dengan mengasingkan Sukarno, dan

126

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 126 20/06/2010 10:54:36


Soeharto Datang, Setelah ...

mem
bunuh
nya
pelan-
pelan
dalam
kerang
kengan
kejam di
Wisma Yaso hingga menjelang ajal.
Tanggal 22 Juni, atau sehari setelah kematiannya,
jenazah Sukarno dibawa ke Blitar, Jawa
Timur lewat penerbangan dari bandara Halim
Perdanakusuma ke Malang. Shalat jenazah sudah
dilakukan malam harinya, dengan imam Menteri
Agama K.H. Achmad Dahlan, sedang shalat
jenazah yang diikuti pula oleh rakyat, diimami
Buya Hamka.
Masih menurut buku TRAGEDI SUKARNO
tulisan Reni Nuryanti, ada catatan menarik lain
tentang makam Sukarno, yang ternyata hanya
dimakamkan di bekas Taman Makam Pahlawan
Bahagia Sentul, Blitar. Nah, ihwal dimakamkannya
jenazah Sukarno di Blitar, Soeharto berdalih,
adanya dua kehendak, antara permintaan
almarhum Bung Karno agar dimakamkan di Bogor,

127

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 127 20/06/2010 10:54:36


Soeharto Datang, Setelah ...

dan keinginan keluarga yang berbeda-beda. Karena


itulah akhirnya diputuskan dimakamkan di Blitar.
Banyak pihak menduga, keputusan Soeharto itu
sarat pertimbangan politik. Ia tidak menghiraukan
testamen atau permintaan ahli kubur bernama Ir.
Sukarno, Presiden RI pertama yang menghendaki
jika meninggal, agar dimakamkan di Bogor. Para
pihak menduga, ada kepentingan jangka panjang
dari Soeharto untuk mengubur lebih dalam
Sukarno beserta nama besar dan kecintaan rakyat
kepadanya. Inilah yang di kemudian hari disebut
sebagai desukarnoisasi, upaya menghapus nama
Sukarno dari memori rakyat Indonesia.
Sebaliknya, jika jasad Bung Karno dimakamkan di
Bogor, sama saja menghambat langkah Soeharto
untuk menenggelamkan nama besar Sukarno.

128

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 128 20/06/2010 10:54:37


Soeharto Datang, Setelah ...

Jarak Bogor Jakarta terlalu dekat, sehingga


kenangan rakyat tetap melekat. Ini yang secara
politis akan mengganggu kewibawaannya.
Langkah dan kebijakan untuk melarang semua
ajaran Sukarno, langkah menjebloskan orang-
orang dekat Sukarno ke dalam tahanan tanpa
pengadilan, adalah bentuk lain dari upaya Soeharto
benar-benar menghabisi Sukarno.
Satu hal yang Soeharto lupa, bahwa kebenaran
senantiasa akan mengalir menemukan jalannya
sendiri. Sekalipun kebenaran itu sudah dibelokkan.
Sekalipun kebenaran itu sudah disumbat.
Sekalipun kebenaran itu sudah dikubur dalam-
dalam. Dan kebenaran niscaya akan mengalir
dalam sungainya sejarah.
Sukarno sudah wafat, Soeharto sudah meninggal
dunia. Keduanya telah menorehkan catatan dalam
lembar sejarah Republik Indonesia. Jika Sukarno
berkuasa selama 22 tahun, maka Soeharto berkuasa
lebih dari 30 tahun. Harimau mati meninggalkan
belang, manusia mati meninggalkan nama. Nama
Sukarno dan Soeharto, sudah mengguratkan
citra tersendiri di benak setiap pengucap dan
pengingatnya.
***

129

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 129 20/06/2010 10:54:37


24

Ekspresi Duka Inggit,


Fatma, Hartini, danDewi

Masih seputar suasana kelabu di hari-hari wafatnya


Sukarno, Sang Proklamator. Ini tentang bagaimana
para istri dan mantan istri presiden yang gallant itu
bereaksi, bersikap, dan bertutur ihwal kepergian
lelaki yang begitu dipuja. Ternyata, sekalipun
memiliki perasaan yang sama dalam hal cinta,
tetapi berbeda-beda ekspresi mereka dalam
menerima kematian suami atau mantan suami
mereka.
Inggit Garnasih, istri kedua Sukarno yang
dinikahi tahun 1923, adalah wanita yang dengan
setia mengikuti dan mendukung perjuangan

130

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 130 20/06/2010 10:54:37


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

Sukarno sejak Sukarno berusia 21 tahun. Inggit


pula yang dengan setia mengunjungi Sukarno
saat meringkuk di penjara Banceuy maupun
Sukamiskin.
Inggit bahkan turut serta dalam setiap pengasingan
Bung Karno, mulai dari Ende sampai Bengkulu.
Ia lahir tahun 1888, lebih tua 12 tahun dari Bung
Karno. Itu artinya, saat Ngkus panggilan
kesayangan Inggit kepada Bung Karno, wafat, usia
Inggit 82 tahun.
Nah, di usia
yang sepuh,
dan dalam
kondisi
sakit ia
menerima
berita duka
pada hari
Minggu, 21
Juni 1970.
Ia tergopoh-
gopoh
berangkat
dari
Bandung
menuju

131

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 131 20/06/2010 10:54:37


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

Jakarta,
ditemani putri
angkatnya,
Ratna Juami.
Dalam batin,
ia harus
memberi
penghormatan
kepada
mantan suami
yang telah
ia antar ke
pintu gerbang
kemerdekaan.
Setiba di Wisma Yaso, di tengah lautan massa
yang berjubel, berbaris, antre hendak memberi
penghormatan terakhir, Inggit tentu saja
mendapat keistimewaan untuk segera diantar
mendekati peti jenazah. Di dekat tubuh tak
bernyawa di hadapannya, Inggit berucap, Ngkus,
geuning Ngkus tehmiheulan, ku Inggit di doakeun
(Ngkus, kiranya Ngkus mendahului, Inggit
doakan .). Sampai di situ, suaranya terputus,
kerongkongan terasa tersumbat.
Dari kejauhan, tampak badan Inggit yang sudah
renta dan lemah, terhuyung diguncang perasaan

132

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 132 20/06/2010 10:54:38


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

sedih. Para
pelayat,
dalam hati
tentu saja
mengkha
watirkan
Ibu Inggit
pingsan.
Sontak,
Ibu
Wardoyo,
kakak kandung Bung Karno (nama aslinya
Sukarmini) memapah tubuh tua Inggit, dan
mengajaknya menjauh selangkah demi selangkah
dari peti jenazah.
Lain lagi reaksi dan sikap Fatmawati, istri ketiga
Bung Karno yang pergi meninggalkan Istana
setelah Bung Karno menikahi Hartini. Ia adalah
sosok perempuan yang teguh pendirian. Fat
sudah bertekad tidak akan datang ke Wisma
Yaso. Karenanya, begitu mengetahui ayah dari
lima putra-putrinya telah meninggal, ia segera
memohon kepada Presiden Soeharto agar jenazah
suaminya disemayamkan di rumahnya di Jl.
Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan meski
sebentar. Sayang, Soeharto menolak permintaan

133

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 133 20/06/2010 10:54:38


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

Fatmawati, dan tetap menyemayamkan jenazah


Sukarno di Wisma Yaso.
Hati Fatma benar-benar galau. Antara jerit hati
ingin melihat wajah suami untuk terakhir kali,
dengan keteguhan prinsip. Bahkan, putra-putrinya
pun tidak ada yang bisa memengaruhi keputusan
Fatma untuk tetap tinggal di rumah. Tak kurang
dari Guntur, Mega, Rachma, Sukma, dan Guruh
tak henti-henti membujuk sang Ibunda untuk
berkenan melihat jenazah Bung Karno sebelum
dikebumikan.
Tak urung, keteguhan sikap Fatma untuk tidak
mau menginjak Wisma Yaso, disikapi secara arif
oleh petugas penjaga jenazah. Bentuk kearifan
itu antara
lain adalah
sebuah
kesepakatan
dengan
para pihak
yang berke
pentingan di
situ, bahwa
peti jenazah
tidak
ditutup

134

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 134 20/06/2010 10:54:39


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

hingga batas akhir jam 24.00. Keputusan itu


disertai harapan, Fatmawati akan datang pada
detik-detik terakhir sebelum peti ditutup. Apa
hendak dikata, Fatma tak juga tampak muka, saat
detik bergulir meninggalkan pukul 00.00.
Meski begitu, sebuah solusi coba diambil Fatma.
Sebagai pengganti kehadirannya, Fatmawati
mengirimkan sebuah karangan bunga yang
cantik. Dengan kalimat pendek dan puitis, Fatma
menuliskan pesan, Tjintamu yang menjiwai hati
rakyat , Tjinta Fat Sungguh mendebarkan
kalimat itu, bagi siapa pun yang membacanya.
Bagaimana pula dengan Hartini? Ah
melihat ekspresi wajah Hartini, hanya duka
dan duka sepanjang hari. Wajah cantik keibuan,
mengguratkan kelembutan, hari-hari itu berubah
menjadi seraut wajah nan mendung. Sinar matanya
penuh kasih sayang, hari-hari itu menjadi sepasang
mata yang senantiasa berlinang-linang Ia tak
henti menangis.
Hartini, salah satu istri yang begitu dicintai
Sukarno, sehingga dalam testamennya, Sukarno
menghendaki agar jika mati, Hartini dimakamkan
di dekat makamnya. Ia ingin selalu dekat Hartini,
wanita lembut keibuan yang dinikahinya Januari
1952.

135

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 135 20/06/2010 10:54:39


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

Kebetulan, Hartini pula yang paling intens


merawat dan menemani Bung Karno hingga akhir
hayatnya. Sampai-sampai, Rachmawati, salah satu
putri Bung Karno yang kebetulan juga paling
intens menemani bapaknya di hari-hari akhir
kehidupannya, memuji Hartini sebagai istri yang
sangat setia dan baik hati. Rachma yang semula
berperasaan tidak menyukai Hartini dan ini wajar
saja menjadi dekat dan akrab dengan Hartini.
Semula, Rachma hanya berpura-pura baik dengan
Hartini di depan bapaknya. Sebab, Rachma tahu
betul, bapaknya begitu senang jika ada Hartini
di dekatnya. Bapaknya begitu mencintai Hartini.
Dan dengan kesabaran, ketelatenan, dan perha
tian tulus Hartini kepada Bung Karno di hari-
hari akhir hidupnya, sontak membuka mata hati
Rachma tentang sosok Hartini yang begitu tulus
ikhlas mencintai Bung Karno apa adanya hingga
akhir hayatnya. Sejak itulah tumbuh keakraban
dan kecintaan Rachma kepada Ibu Hartini.
Lain Inggit, beda Fatma, dan tak sama pula
sikap Hartini adalah ekspresi imported wife,
si jelita Ratna Sari Dewi, wanita Jepang benama
asli Naoko Nemoto. Wanita kelahiran tahun
1940 yang dinikahi Bung Karno 3 Maret 1962
itu memang dikenal lugas. Ia datang ke Jakarta

136

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 136 20/06/2010 10:54:39


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

bersama Kartika Sari (4 th) pada 20 Juni 1970


pukul 20.20 malam. Mengetahui suaminya lunglai
tak berdaya, dirawat dalam penjagaan ketat tak
manusiawi.
Hati Dewi teriris, terlebih bila mengingat
anaknya sama sekali belum pernah berjumpa
dengan ayahnya. Dalam catatan, Dewi pernah
berkunjung ke Wisma Yaso saat hamil, tapi tentara
melarangnya masuk.Dewi marah, karena kesulitan
prosedural yang dialaminya. Ia, sebagai istri sah
Sukarno, tidak bisa leluasa menengok apalagi
menemani hari-hari Sukarno yang sedang bergulat
dengan maut.
Latar belakang budaya yang berbeda, membuat
Dewi kelihatan sangat vokal pada zamannya. Ia
pernah marah besar kepada Soeharto dengan
melontarkan ucapan pedas melalui surat terbuka
16 April 1970. Begini sebagian isi surat itu:
Tuan Soeharto, Bung Karno itu saya tahu benar-
benar sangat mencintai Indonesia dan rakyatnya.
Sebagai bukti bahwa meskipun ada lawannya yang
berkali-kali menteror beliau, beliau pun masih mau
memberikan pengampunan kalau yang bersangkutan
itu mau mengakui kesalahannya. Dibanding dengan
Bung Karno, maka ternyata di balik senyuman
Tuan itu, Tuan mempunyai hati yang kejam. Tuan

137

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 137 20/06/2010 10:54:39


Ekspresi Duka Inggit, Fatma, ...

telah membiarkan rakyat, yaitu orang-orang PKI


dibantai. Kalau saya boleh bertanya, Apakah Tuan
tidak mampu dan tidak mungkin mencegahnya dan
melindungi mereka agar tidak terjadi pertumpahan
darah?
Bukan hanya itu. Penampilan Dewi yang masih
tampak begitu cantik di suasana duka, seperti
menjadi icon. Terlebih dengan keterbukaan
sikapnya. Seperti saat dengan penuh emosi
ia melabrak Harjatie, istri Bung Karno yang
telah diceraikan itu, sebagai seorang istri
yang menyia-nyiakan Bung Karno, menuduh
Harjatie meninggalkan Sukarno di masa-masa
sulit. Harjatie pun menangis, dan bergerak
meninggalkan tempat itu.
Begitulah, empat dari (setidaknya) delapan wanita
yang pernah diperistri Bung Karno. Sama dalam
mencinta, beda dalam mengekspresikan duka.
***

138

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 138 20/06/2010 10:54:39


25

Ngalap Berkah di Pusara BungKarno

Rakyat Indonesia dari penjuru Tanah Air,


berjubel, tidak saja di sekitar Wisma Yaso tempat
jenazah Bung Karno disemayamkan, tetapi juga
di Blitar, Jawa Timur, tempat jasad Bung Karno
dikebumikan. Seperti pengalaman pribadi mantan
ajudan Bung Karno, Bambang Widjanarko. Ia
merasa bagai tersambar petir demi mendengar
kematian tokoh bangsa yang delapan tahun ia
layani. Bambang yang ketika Bung Karno wafat
sudah menjabat sebagai Asisten Kepala Personil
Urusan Militer Mabes TNI-AL itu, bergegas
menuju Wisma Yaso.

139

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 139 20/06/2010 10:54:39


Ngalap Berkah di Pusara ...

Wisma Yaso
yang sejak
siang sudah
dijejali
kerumunan
rakyat yang
hendak
melayat,
tidak juga
surut hingga
malam hari.
Bambang
pun masuk dalam antrean pelayat, yang berjalan
menuju ruang tengah Wisma Yaso setapak demi
setapak. Suasana ketika itu dilukiskan sebagai
sangat mengharukan. Tidak terdengar percakapan,
kecuali isak tangis, dan bisik-bisik pelayat. Di
sudut ruang, masih tampak kerabat dan pelayat
yang tak kuasa menahan jeritan hati yang
mendesak di rongga dada, hingga tampak tersedu-
sedu.
Tiba di dekat peti jenazah, Bambang melantunkan
doa, Ya Tuhan, Engkau telah berkenan memanggil
kembali putra terbaik negeri ini, Bung Karno.
Terimalah kiranya arwah beliau di sisi-Mu. Sudilah
Engkau mengampuni segala dosa-dosanya dan

140

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 140 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

berkenanlah Engkau menerima segala tekad dan


perbuatannya yang baik. Engkau Mahatahu ya
Tuhan, dan Engkaulah Mahakuasa, aku mohon
kabulkanlah doaku ini. Amin
Segera setelah usai berdoa, Bambang menuju
kamar lain, tempat keluarga BK berkumpul.
Di sana tampak Hartini, Dewi, Guntur, Mega,
Rachma, Sukma, Guruh, Bayu, dan Taufan.
Mereka pun saling berangkulan. Sejurus kemudian,
Sekmil Presiden, Tjokropranolo mendekati
Bambang dan berkata, Mas Bambang, kami
mohon sedapatnya bantulah kami dalam menjaga
dan melayani keluarga BK yang saat ini amat sedih
dan emosional. Bambang segera menukas, Baik,
tapi tolong sampaikan hal ini kepada KSAL.
Begitulah. Bambang sejak itu tak pernah jauh
dari keluarga Bung Karno. Baginya, inilah bakti
terakhir yang dapat ia persembahkan bagi Bung
Karno.
Bambang
juga
berada
di mobil
bersama
keluarga
Bung

141

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 141 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

Karno dalam perjalanan dari Wisma Yaso ke


Halim, dari Halim terbang ke Malang, dan dari
Malang jalan darat dua jam ke Blitar. Di situ, ia
melihat rakyat berjejal di pinggir jalan, menangis
menjerit-jerit, atau diam terpaku dengan air mata
bercucuran.
Bambang yang duduk dekat Rachma tak kuasa
menahan haru demi melihat begitu besar kecintaan
rakyat kepada Bung Karno. Ia pun berkata pelan
kepada Rachma, Lihatlah, Rachma, rakyat masih
mencintai Bung Karno. Mereka juga merasa
kehilangan. Jasa bapak bagi nusa dan bangsa
ini tidak akan terlupakan selamanya. Rachma
mengangguk.
Pemandangan yang sama tampak di Blitar hingga
ke areal pemakaman. Ratusan ribu rakyat sudah
menunggu. Bahkan militer harus ekstra ketat
menjaga lautan manusia yang ingin merangsek
mendekat, melihat, menyentuh peti jenazah Bung
Karno.
Sementara itu, upacara pemakaman dengan

142

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 142 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

cepat dilaksanakan. Panglima TNI Jenderal


M. Panggabean menjadi inspektur upacara
mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Prosesi
pemakaman berlanjut. Peti jenazah pelan-pelan
diturunkan ke liang kubur. Tak lama kemudian,
liang kubur mulai ditutup timbunan tanah saat
itulah meledak tangis putra-putri Bung Karno,
yang kemudian disusul ledakan tangis pelayat yang
lain di sekitar makam.
Bambang Widjanarko merasa hancur hatinya
demi melihat penderitaan anak-anak Bung Karno
ditinggal pergi bapaknya untuk selama-lamanya.
Tanpa terasa, air mata Bambang mengalir lagi di
pipi.
Akhirnya, selesailah upacara pemakaman Bung
Karno yang berlangsung sederhana tetapi khidmat.
Acara pun ditutup tanpa menunggu selesainya
peletakan
karangan
bunga.
Meski
rombo
ngan
resmi
sudah
mening

143

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 143 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

galkan makam, tetapi ribuan manusia tak beranjak.


Bahkan aliran peziarah dari berbagai penjuru
negeri, terus mengalir hingga malam.Mereka maju
berkelompok-kelompok, meletakkan karangan
bunga atau menaburkan bunga lepas di tangannya,
kemudian berjongkok, atau duduk memanjatkan
doa, menangis di dekat pusara Bung Karno.
Malam makin gelap, tetapi sama sekali tak
menyurutkan lautan manusia yang mengalir
menuju lokasi pemakaman Bung Karno. Makin
malam, makin gelap, tampak makin khusyuk
mereka berdoa. Ratusan orang meletakkan
karangan bunga, ratusan orang menabur bunga
lepas, tetapi puluhan ribu pelayat pergi membawa
segenggam bunga.
Alhasil, karangan bunga dan taburan bunga yang
menggunung di sore hari, telah habis diambil
peziarah lain selagi matahari belum lagi merekah
di ufuk timur. Habis bunga, peziarah berikutnya
menjumput segenggam tanah di pusara Bung
Karno, dan dimasukkan saku celana. Tak ayal,
tanah menggunduk di atas jasad Bung Karno pun
menjadi rata. Inilah situasi yang dalam ritual Jawa
disebut ngalap berkah.
Seorang pelayat, dan ia adalah rakyat biasa,

144

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 144 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

berkata, Bung Karno adalah seorang pemimpin


besar, Pak. Kami rakyat, sangat mencintainya.
Sebagai kenangan saya bawa pulang sedikit bunga
ini.
Begitulah, karangan bunga, taburan bunga, bahkan
gundukan tanah pun dijumput para peziarah. Yang
tampak keesokan harinya, 23 Juni 1970 adalah
pusara berhias tanah merah. Merah menyalakan
semangat tiada padam. Biarpun jasad terkubur
dalam tanah, semangat tak akan lekang dimakan
waktu. Biar jasad hancur menyatu dengan tanah,
tapi kobaran semangat perjuangan tetap menyala.
Sukarno hanya mati jasad, namun ruh dan jiwanya
tetap menyatu dengan rakyat. Hidup dan terus
mewarnai semangat juang rakyat.
Manusia Sukarno telah tiada. Putra Sang
Fajar yang lahir tatkala surya mulai bersinar,
telah kembali dalam pelukan bumi Nusantara
yang sangat ia cintai. Ia masuk pelukan bumi
ketika matahari condong ke barat, menuju
peraduan malam. Begitulah matahari bersinar
dan tenggelam setiap hari. Begitulah manusia
lahir dan mati. Namun bagi bangsa Indonesia,
nama Bung Karno akan tetap dikenang, diingat
karena perjuangannya, pengabdiannya, dan
pengorbanannya yang dengan sepenuh hati telah ia

145

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 145 20/06/2010 10:54:40


Ngalap Berkah di Pusara ...

baktikan.
Terima kasih, ya Tuhan, Engkau telah memberi
kami seorang manusia Sukarno yang telah lahir
dalam permulaan abad ke-20, dan membebaskan
bangsa ini dari penjajahan tiga setengah abad.
***

146

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 146 20/06/2010 10:54:40


26

Bung Karno dan RevolusiKuba

Jangan mengharap cerita sejarah revolusi Kuba


yang heroik, demi membaca judul di atas. Sama
sekali bukan. Sebut saja ini adalah side story
dari jalannya revolusi Kuba, yang kebetulan
menampakkan sisi unik, cenderung menggelikan.
Cerita ini dipetik tahun 1960, belum lama
setelah Fidel Castro dibantu Che Guevara
menumbangkan rezim Batista, dalam kisah heroik
yang kesohor.
Alkisah, Bung Karno, Fidel, dan Che begitu saling
mengagumi satu dengan lainnya. Ketiganya adalah
tokoh-tokoh progresif revolusioner. Ketiganya

147

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 147 20/06/2010 10:54:41


Bung Karno dan Revolusi Kuba

adalah penentang imperialisme. Ketiganya adalah


tokoh kiri. Tak heran jika dalam waktu yang tidak
terlalu lama, ketiganya sudah menjalin sebuah
komunikasi yang intens. Barangkali, karena
kesamaan di bidang platform politik, atau adanya
kesamaan di dalam membangun nation and
character building.
Dari komunikasi yang intens itulah, kemudian
Bung Karno berencana mengunjungi Havana,
Kuba. Tentu saja, kedatangan Bung Karno atas
undangan tuan rumah. Dan, Fidel Castro dan
Che Guevara menyambutnya dengan kedua
tangan terbuka. Selain untuk membangun jaringan
komunikasi antarnegara, juga antarbangsa kedua
negara.
Waktu
itu,
suasana
ibu kota
Havana
masih
belum
pulih dari
suasana
revolusi.
Banyak

148

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 148 20/06/2010 10:54:41


Bung Karno dan Revolusi Kuba

bangunan
rusak akibat
perang
saudara
antara
rezim yang
berkuasa
dengan para
gerilyawan
pimpinan
Osvaldo
Dorticos,
Fidel Castro, Che Guevara, dan lain-lain. Dalam
keadaan seperti itu, Bung Karno diundang ke sana
oleh Fidel Castro yang waktu itu masih menjabat
Perdana Menteri, sedang Presidennya Osvaldo
Dorticos.
Nah, suatu ketika, Bung Karno dan rombongan
dibawa dalam iring-iringan mobil yang meluncur
di jalan-jalan raya kota Havana yang mulus.
Tiga sepeda motor membuka jalan sebagai kawal
depan konvoi, atau yang kita kenal dengan istilah
vooridjer. Raungan sirine yang membawa tamu
negara dari Republik Indonesia itu, tentu saja juga
disambut rakyat Kuba pada umumnya.
Dalam perjalanan tersebut, tiba-tiba pimpi

149

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 149 20/06/2010 10:54:41


Bung Karno dan Revolusi Kuba

nan kawal depan memberi tanda agar konvoi


berhenti. Maka berhentilah semua iring-iringan
kendaraan, yang antara lain membawa Presiden
Republik Indonesia, Ir. Sukarno dan rombongan.
Dalam suasana pascarevolusi, kejadian konvoi
berhenti mendadak seperti itu tentu saja menjadi
menegangkan. Ada apa di depan sana? Mengapa
rombongan VVIP harus berhenti mendadak di
tengah jalan? Sungguh tidak lazim! Bahkan dalam
aturan protokoler kenegaraan, keadaan itu jelas
tidak dibenarkan.
Setelah iring-iringan mobil tamu negara berhenti,
pemimpin kawal paling depan dengan sigap
memutar sepeda motornya dan mendekat ke mobil
yang dinaiki Bung Karno. Ia berhenti di samping
pintu pengemudi, lalu berkata-kata dalam bahasa
Spanyol sambil tangannya digerak-gerakkan, entah
apa maksudnya. Yang pasti, sejurus kemudian,
pengemudi mobil yang dinaiki Bung Karno
mengeluarkan sebuah korek api dari kantong
bajunya dan menyerahkan kepada pemimpin
konvoi yang tampak sudah menyelipkan sebuah
cerutu di bibirnya ternyata, ia hanya mau
pinjam korek api dari temannya.
Setelah menerima korek api, dinyalakanlah cerutu
di mulutnya. Sedetik-dua, korek api kemudian

150

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 150 20/06/2010 10:54:41


Bung Karno dan Revolusi Kuba

dikemba
likan
kepada si
pengemudi
mobil
kepresi
denan.
Setelah
korek
berpindah
tangan, tangan kanannya langsung memberi
hormat kepada Bung Karno, dan tancap gas
meluncur ke depan lagi, sambil seperti cowboy
memberi tanda agar konvoi bergerak maju,
melanjutkan perjalanan. Dengan gagahnya, ia
meneruskan tugas pemimpin konvoi sambil
mengisap cerutu Kuba dengan nikmatnya.
Melihat kejadian tadi, Bung Karno spontan
tertawa terbahak-bahak . Rupanya ia cukup
mengerti tentang kejadian yang baru saja terjadi,
bahwa Kuba masih dalam euforia revolusi.
***

151

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 151 20/06/2010 10:54:42


Tentang Penulis

Saya, Roso Daras


Bukan siapa-siapa. Hanya seorang wartawan
kelahiran Kebumen, 5 Desember 1963, yang
mengawali karier jurnalistik di kota gudeg
Yogyakarta tahun 1982 di mingguan Minggu Pagi,
grup Kedaulatan Rakyat. Tahun 1984 di kota yang
sama, menjadi wartawan di harian Masa Kini. Tiga
tahun setelah itu, merajut karier di Kota Pahlawan
Surabaya sebagai reporter harian Jawa Pos.
Tahun 1987 adalah tahun penting bagi saya. Tahun
hijrah dari Surabaya ke ibu kota Jakarta. Harian

152

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 152 20/06/2010 10:54:42


Tentang Penulis

tempat saya bekerja bernama harian Jayakarta.


Koran yang dilahirkan Kodam Jaya/Jayakarta dan
pada akhirnya dikelola Harian Suara Pembaruan
ini mati tahun 1998. Setelah itu, saya bergabung
dengan Kelompok Media Bali Post (Koran Tokoh)
sampai sekarang.
Setiap jurnalis, memiliki banyak catatan tugas
yang membekaskan goresan khusus. Saya sendiri
tidak memiliki banyak catatan. Di bidang liputan
domestik, perasaan saya hanya tergetar oleh
dua jenis liputan khusus, yakni rangkaian aksi
teroris setelah peledakan Candi Borobudur 1983,
kemudian aksi terorisme peledakan bus Pemudi
Express di Banyuwangi (1985). Peristiwa kedua
adalah peliputan pementasan teater Panembahan
Reso oleh Bengkel Teater. Menarik karena, itulah
repertoar pertama Rendra setelah lama dibungkam
Orde Baru. Liputan selebihnya? Biasa-biasa saja.
Sedangkan, untuk liputan mancanegara, saya pun
hanya mencatat dua liputan yang menorehkan
kesan dalam. Pertama, konflik politik (perang
saudara) di Kamboja, disusul pemerintahan transisi
UNTAC (United Nations Transitional Authority
in Cambodia). Yang kedua, adalah peristiwa
penting mencairnya hubungan diplomatik antara
Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina,

153

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 153 20/06/2010 10:54:42


tahun 1990. Liputan lainnya? Tidak ada yang
istimewa.
Nah, dari perjalanan ke Kamboja dan Cina itulah
saya mendapat catatan penguat tentang betapa
besar pengaruh Bung Karno di kedua negara tadi.
Bung Karno begitu dihormati oleh Raja Kamboja
Norodom Sihanouk. Di Cina? Lebih hebat lagi,
karena Bung Karno begitu dekat dengan Mau Tse
Tung dan Chou En Lai.
Menulis buku sejak tahun 1989. Sejumlah buku
yang pernah ditulis dan disunting, antara lain
Basofi Soedirman, Lenny Marlina, Sang Nyoman
Suwisma, dan lain-lain. Juga buku-buku bunga
rampai terbitan Yayasan Kepada Bangsaku, dan
lain-lain. Saat ini, sedang terlibat dalam proses
penyusunan buku dua tokoh nasionalis, S.H.
Amin Aryoso, SH dan Moch. Achadi.
***

154

catatan Bung Karno 2 ISI.indd 154 20/06/2010 10:54:42

Anda mungkin juga menyukai