Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR HADIR

PERTEMUAN KADER
KELURAHAN CIAKAR KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
TANDA
N ALAMAT
TGL NAMA JABATAN TANGAN
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ciakar,........
Januari 2017
Bidan Kelurahan

RESTY
FAMELA ADHETYA
NIP.
198607212017042007

DAFTAR HADIR
PERTEMUAN KADER
KELURAHAN CIAKAR KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
N TGL NAMA JABATAN ALAMAT TANDA
O TANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ciakar, ..........
..................... 20...
Bidan Kelurahan

RESTY
FAMELA ADHETYA
NIP.
198607212017042007

DAFTAR HADIR
PERTEMUAN KADER
KELURAHAN CIAKAR KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
N TGL NAMA JABATAN ALAMAT TANDA
O TANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ciakar, ..........
..................... 20...
Bidan Kelurahan

RESTY
FAMELA ADHETYA
NIP.
198607212017042007

KELURAHAN CIAKAR
JL.PASIR PARAYA NO. 1 KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
Nomor : .001/PUSTU-CIAKAR/ I/2017.
Sifat : Penting
Perihal : Undangan Pembinaan Ibu Kader

Kepada Yth.
Ibu ................................................................
Di
Tempat

Assalamualaikum, Wr.Wb
Salam Silaturahmi teriring Doa semoga kita sekalian senantiasa
ada dalam rahmat dan ridho Alloh swt.
Sebagaimana Program yang telah kami tetapkan mengenai
Pembinaan bagi Ibu Kader di Wilayah Kelurahan Ciakar
Kecamatan Cibeureum, Bersama ini kami mengundang kepada
seluruh ibu kader supaya hadir pada :

Hari/Tanggal : Senin , 23 Januari 2017


Waktu : Pukul, 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Posyandu Ratna Mekar ( Rumah Ibu
Ipah )
Kelurahan Ciakar Kec. Cibeureum

Demikian surat undangan ini kami buat. Atas kesediaan dan


kehadiranya kami ucapkan terima kasih

Ciakar,
21 Januari 2017

Bidan Kelurahan
Ciakar

RESTY
FAMELA ADHETYA, S.ST

NRPTT. 10.4.048.8173

KELURAHAN CIAKAR
JL.PASIR PARAYA NO. 1 KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
Nomor : .004/PUSTU-CIAKAR/ III /2017.
Sifat : Penting
Perihal : Undangan Pembinaan Ibu Kader

Kepada Yth.
Ibu ................................................................
Di
Tempat

Assalamualaikum, Wr.Wb
Salam Silaturahmi teriring Doa semoga kita sekalian senantiasa
ada dalam rahmat dan ridho Alloh swt.
Sebagaimana Program yang telah kami tetapkan yaitu
Pembinaan bagi Ibu Kader di Wilayah Kelurahan Ciakar
Kecamatan Cibeureum, Bersama ini kami mengundang kepada
seluruh ibu kader supaya hadir pada :

Hari/Tanggal : Jumat , 24 Maret 2017


Waktu : Pukul, 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Posyandu Sari Indah (Rumah Ibu Ade
Umay)
Kelurahan Ciakar Kec. Cibeureum

Demikian surat undangan ini kami buat. Atas kesediaan dan


kehadiranya kami ucapkan terima kasih

Ciakar, 22 Maret 2017


Bidan Kelurahan
Ciakar

RESTY
FAMELA ADHETYA, S.ST

NRPTT. 10.4.048.8173

KELURAHAN CIAKAR
JL.PASIR PARAYA NO. 1 KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
Nomor : .007 /PUSTU-CIAKAR/ V /2017.
Sifat : Penting
Perihal : Undangan Pembinaan Ibu Kader
Kepada Yth.
Ibu ................................................................
Di
Tempat

Assalamualaikum, Wr.Wb
Salam Silaturahmi teriring Doa semoga kita sekalian senantiasa
ada dalam rahmat dan ridho Alloh swt.
Sehubungan akan diadakanya acara karya wisata ke Batu Karas
dan sekaligus Pmbinaan ibu kader wilayah Kelurahan ciakar
Kecaamatan Cibeureum. Dengan ini kami mengajak serta
mengundang Ibu-ibu Kader supaya hadir pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017


Waktu : Pukul, 06.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Batukaras / Pangandaran

Demikian surat undangan ini kami buat. Atas kesiapan serta


kehadiranya kami ucapkan terima kasih

Ciakar, 14 Mei 2017


Bidan Kelurahan
Ciakar

RESTY
FAMELA ADHETYA, S.ST

NRPTT. 10.4.048.8173

NOTULEN RAPAT

PERTEMUAN KADER
PADA HARI : SENIN
TANGGAL : 23 JANUARI 2017
BERTEMPAT DI POSYANDU RATNA MEKAR ( RUMAH IBU IPAH)

TENTANG
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN PADA IBU HAMIL

Setiap kali kontrol ke dokter kandungan dan tanyakan ini dan itu.
Ketika hasil pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) di layar monitor akan
muncul Ini sekarang janinnya sudah bisa apa, organnya sudah ada apa saja,
beratnya berapa. Pokonya semua hal untuk mencari tahu keadaan si kecil
dalam rahim harus ditanyakan.Menemukan berbagai referensi mengenai
tahap perkembangan janin dari waktu ke waktu.setiap tahap perkembangan
janin di dalam perut sangat banyak manfaatnya. Jadi ibu akan tahu tentang
apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Apalagi masa kehamilan merupakan awal dari periode kritis tumbuh
kembang anak yang biasa dikenal dengan masa 1000 hari pertama
kehidupan.Misalnya tentang pembentukan syaraf. Dari berbagai referensi
saya mengetahui bahwa pada janin, perkembangan otak manusia dimulai
sejak 16 hari setelah pembuahan. Pada saat janin berusia 4 minggu, tabung
saraf sudah selesai terbentuk. Itu artinya segala macam nutrisi yang
dibutuhkan untuk masa pembentukan saraf ini harus tercukupi dengan baik.
Pada ibu hamil sepanjang kehamilannya kelahiran bayi hingga bayi
berumur 2 tahun. Dalam hitungannya 1000 hari adalah: 270 hari dalam
kandungan ditambah 2 kali 365 hari ( 2 tahun setelah kelahiran).
Berdasarkan banyak penelitian, para ahli menyimpulkan bahwa
periode 1000 hari adalah periode emas yang dimulai sejak saat konsepsi,
pertumbuhan janin dalam rahim, hingga ulang tahun ke 2
kehidupannya,yang akan menentukan kualitas kesehatan pada kehidupan
selanjutnya.
Bukan hanya kesehatan secara lahiriah, lebih dari itu, kesehatan jiwa
dan emosi, bahkan kecerdasan/ intelektualnya. Hal ini berarti nutrisi selama
periode emas ini sangat menentukan, ibarat kita membangun sebuah rumah
yang kokoh dan indah, maka seharusnya bahan yang digunakan harus
berkualitas, terencana dan terpantau dengan baik. Kekurangan gizi pada
awal kehidupan anak akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia.
Anak yang kurang gizi akan lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) dan pada masa selanjutnya akan tumbuh lebih pendek (stunting)
yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitifnya. Hal ini tentunya
akan berpengaruh pada keberhasilan pendidikan, yang berakibat pada
menurunnya produktivitas saat usia dewasanya. Selain itu, gizi kurang/buruk
merupakan penyebab dasar kematian bayi dan anak.
Karenanya, yang harus disadari secara sungguh-sungguh adalah jika
terjadi kegagalan pertumbuhan (growth faltering), meski gangguan
pertumbuhan fisik anak masih dapat diperbaiki di kemudian hari dengan
peningkatan asupan gizi yang baik, namun tidak demikian dengan
perkembangan kecerdasannya.
Fakta-fakta ilmiah lainnya menunjukkan bahwa kekurangan gizi yang
dialami ibu hamil yang kemudian berlanjut hingga anak berusia 2 tahun akan
mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan anak. Sayangnya, periode
emas inilah yang seringkali kurang mendapat perhatian keluarga, baik
karena kurangnya pengetahuan maupun luputnya skala prioritas yang harus
dipenuhi.
NOTULEN RAPAT

PERTEMUAN KADER
PADA HARI : SELASA
TANGGAL : 16 MEI 2017
BERTEMPAT DI BATU KARAS PANGANDARAN

TENTANG
PENGERTIAN POSYANDU DAN KEGIATN POKOK POSYANDU

Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang


diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan, Fungsi,
Manfaat dan Pelaksanaan Posyandu.KMS). Definisi Posyandu
adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Posyandu adalah pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana
A. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu
hamil), melahirkan dan nifas.

Membudayakan NKBS

Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan


kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang
untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,


gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

B. Kegiatan Pokok Posyandu


KIA

KB

Imunisasi

Gizi

Penanggulangan diare

C. Pelaksanaan Layanan Posyandu

Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5


meja yaitu:

Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa :

Imunisasi

Pemberian vitamin A dosis tinggi.

Pembagian pil KB atau kondom.

Pengobatan ringan.

Konsultasi KB.

Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan medis.
D. Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K: Semua balita yang memiliki KMS.
D: Balita yang ditimbang.
N: Balita yang Berat Badannya naik
E. Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
1. D Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
2. N Berhasil tidaknya program posyandu.

F. Kegiatan Posyandu

1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak


Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus
diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan
penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan
anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A. Pemberian PMT untuk
anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan)
dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh
layu. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila
perlu.
2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan

a. Pelayanan bumil dan menyusui.

b. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang


diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan
kelompok bermain lainnya.

3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus
dan sebagainya.

4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.

5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).


7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.

8. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan


perbaikan lingkungan pemukiman.

9. pemanfaatan pekarangan.

10. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-
lain.

11. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

G. Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
gizi, penanggulangan
diare.

1. Kesehatan ibu dan anak


Ibu : Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan
kehamilandan nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian
vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.
Pemberian Vitamin A : Pemberian vitanin A dosis tinggi pada
bulan Februari dan Agustus Akibat dari kurangnya vitamin A adalah
menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
Penimbangan Balita : Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di
posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara
rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi
sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut
dapat diketahui status pertumbuhan balita apabila
penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan
dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

H. KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita


dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan
pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.
1. Kriteria Berat Badan balita di KMS
a. Berat badan naik :
Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat
badan bertamabah ke pita
warna diatasnya.
b. Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat
badan bertambah atau naik
tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
c. Berat badan dibawah garis merah
Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan
tambahan atau PMT, PMT
diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu
2 Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi
kondom, pil KB, dan suntik
KB.
3 Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam
imunisasi yang diberikan
diposyandu adalah
BCG untuk mencegah penyakit TBC.

DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning)

4 Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,


sangat tepat untuk meningkatkan gizi. Peningkatan gizi balita di
posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan
penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin
A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada

5 Penanggulangan Diare

Penyediaan oralit di posyandu . Melakukan rujukan pada penderita


diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. Memberikan
penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.

6. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di


Posyandu:
Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.
Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu
Pekerjaan iu
Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat
Sarana dan prasarana di posyandu
Jarak dari posyandu tersebut
NOTULEN RAPAT

PERTEMUAN KADER
PADA HARI : JUMAT
TANGGAL : 24 MARET 2017
BERTEMPAT DI POSYANDU RATNA MEKAR ( RUMAH IBU IPAH)

TENTANG
MACAM-MACAM PELAYANAN KB
A. Pengertian keluarga berencana
Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengontrol waktu saat kelahiran dengan umur suami serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Secara umum KB dapt diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah seta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
tersebut. (Suratun, 2008)
B. Tujuan program KB
Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, dan peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex Inkeles
dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok
modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan
sarana yang berorientasi pada masa sekarang dan masa depan, memiliki kesanggupan
untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam, bukan
sebaliknya.

C. Sasaran program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004 - 2009 sebagai berikut:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per tahun
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
5. Meningkatnya penggunaan KB yang rasional,efektif, dan efesien
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program
KB nasional.

D. Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut:
1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh ibu
adalah:
a. Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan
reproduksinya
b. Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup karena
kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
2. Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut
a. Memperbaiki kesehatan fisik
b. Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya

3. Seluruh keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial
setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat memperolah kesempatan yang lebih besar
dalam hal pendidikan serta kasih sayang orang tuanya.
Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut:
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan
6. Pengelolaan SDM apatur
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara

E. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana
(KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dan memetuskan jenis kontrasepsi yanga akan digunakan
sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas.
Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi
antara petugas dank lien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang
sudah ada.
Sering kali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak
mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling. Padahal dengan konseling
klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. Konseling adalah proses yang berjalan
dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya
informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian
pelayanan.

1. Langkah-Langkah Konseling KB (SATU TUJU)


Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru, hendaknya
dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU.
Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas
harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih
banyak perhatian pada langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainya. Kata
kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :
a. SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin
privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan pada klien
apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan
kontrasepsi yang akan yang dinginkan oleh klien. Berikan perhatian pada klien apa
yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba
tempatkan diri kita didalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan
memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
c. U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi
yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien
pada jenis kontrasepsi yang palig dia ingini, serta jelaskan jenis-jenis kontrasepsi lain
yang ada. Juga jelaskan alternative kontrasepsi yang mungkin diingini oleh klien.
Uraikan juga mengenai resiko penularan AIDS dan pilihan metode ganda.

d. TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa


yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk
menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka.
Petugas membantu klien mempertimbnagkan criteria dan keinginan klien terhadap
setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan
tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu
keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan apakah anda sudah memutuskan
pilihan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan?
e. J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah
klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsinya tersebut digunakan dan
bagaimana cara penggunaanya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas
menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode
kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS).
Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien
apabila dapat menjawab dengan benar.
f. U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien
akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu
masalah.
F. Informed Choice
klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, kerena:
1. Informed choice adalah suatu kondisi peserta/ calon peserta KB yang memilih
kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapatkan informasi
yang lengkap melalui KIP/K.
2. Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik
menuju pelayanan KB yang berkualitas.
3. Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses memahami
kontrasepsi yang akan di pakainya.
4. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek sampinng, komplikasi dan
kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti dengan kontrasepsi yang akan
dipilihnya
5. Bagi peserta KB tidak akan berpengaruh oleh rumor yang timbul dikalangan masyarat.
6. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi akan cepat
berobat ketempat pelayanan
7. Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan pemakaian
kontrasepsinya.

G. Informed Consent
A. Pemberian informasi yang lengkap
Setiap pemakaian kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak reproduksi individu dan
pasangannya, sehingga harus diawali dengan pemberian informasi yang lengkap.
Informasi yang diberikan pada calon/klien KB tersebut harus disampaikan selengkap-
lengkapnya, jujur dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh
calon/klien KB tersebut. Dalam memberikan informasi ini penting sekali adanya
komunikasi verbal antara dokter dank lien. Ada anggapan banyak klien sering
melupakan informasi lisan yang telah diberikan oleh dokter/bidan. Oleh sebab itu untuk
mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu, dibacakan
kembali.

B. Pengertian Persetujuan Tindakan Medis


a. Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlikan tindakan medis, surat persetujuan
tindakan medis (informed consent) di perlukan. Yang dimaksud dengan informed
consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar
informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan di lakukan terhadap klien
tersebut.
b. Setiap tindakan medis yang mengandung risiko harus dengan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang
bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental.

C. Persetujuan Tindakan Medis Oleh Pasangan Suami Istri


Dengan dilakukannya tindkan medis termasuk kontrasepsi mantap, maka pengaruhnya
terhadap lembaga perkawinan itu sendiri cukup besar sehingga izin harus dari kedua
belah pihak. Hal ini berbeda dengan tindakan medis lainya yang tidak menyangkut
organ reproduksi yang izinnya terutama diberikan oleh pihak yang akan mangalami
tindakan tersebut.

D. Daftar Tilik untuk Petugas


Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis terdapat daftar tilik untuk
petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya beberapa aspek yang
harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
metode kontrasepsi mantap pria/perempuan, implan, dan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) ( cara kerja, kontra indikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan,
keuntungan/kerugian, jadwal pencabutannya, serta kategori pencabutan AKDR/implan.
Pertanyaan tersebut harus dijawab sendiri oleh petugas dengan mengisi kode pada kotak
yang sesuai.

H. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma tersebut.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

2. Tujuan kontrasepsi
Untuk meningkatkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),
yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi
tetap revesible.

3. Kontrasepsi efektif
Metode kontrasepsi efektif adalah metode yang dalam penggunaannya keefektivan
relatife lebih tinggi dan angka kegagalan lebih rendah.

4 Cara kerja metode kontrasepsi efektif


Pada umunya metode kerja kontrasepsi efektif adalah :
a. Menghalangi pertemuan sel telur dan sperma
b. Menghalangi agar tidak terjadi evolusi
c. Melumpuhkan sperma

I. Macam macam metode kontrasepsi


a. Metode sederhana
Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dengan senggama terputus dan pantang
berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat atau obat salah satunya dapat dilakukan
dengan menggunakan kondom.
b. Metode modern atau efektif
1. Peroral : pil
2. Injeksi atau suntik
3. Subcutis : implant
c. Intra Uterin Device (IUD/AKDR)
d. Kontrasepsi mantap
1. Pada wanita : penyinaran, operatif (medis operatif wanita, MOW),
penyumbatan tuba fallopi secara mekanis.
2. Pada pria : opertatif ( medis operatif pria, MOP), penyumbatan vas
deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi
J. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah :
a. Aman/tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi). (Hartanto, 2010)

K. Kontrasepsi Intra Uterin Devices (IUD/AKDR)


a. Sejarah
Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha untuk enekan kesuburan sejak
berabad-abad lalu. Hipokrates menulis tentang teknik memasukkan batu-batu kecil
kedalam rongga rahim melalui suatu pipa yang dibuat dari timah hitam untuk
mencegah kehamilan. Pada abad ke 9, Mohammad Ibn Zakariya Al-Raqi mengutrakan
suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan
benang lalu dimasukkan kedalam rongga rahim. (Sulistyawati, Ari.2011)
Pada tahun 1909, AKDR pertama kali diperkenalkan oleh Richter di Polandia yang
terdiri atas dua benang sutra yang tebal. Saat ini AKDR mendapat penerimaan yang
luas di kalangan masyarakat sehingga berpengaruh pada tersedianya antibiotik untuk
mengendalikan infeksi, perbaikan desain AKDR, serta kesadaran yang meningkat
terhadap pengendalian kesuburan. Setelah melalui AKDR generasi kedua yang
mengira bahwa luas permukaan rongga uterus yang tertutup oleh AKDR itu adalah
faktor utama. Sekarang AKDR berada pada generasi ketiga, contoh AKDR generasi ini
ialah Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A. (Sulistyawati,
Ari.2011)

b. Mekanisme Kerja
Sampai sekarang belum ada orang yang yakin bagaimana mekanisme kerja AKDR
dalam mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing
yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat
melarutkan blastosis atau sperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat
tembaga mungkin berbeda, tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan
kedalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa,
juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang
mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi sperma.
(Sulistyawati,Ari.2011)

c. Jenis-jenis AKDR
Sampai sekarang telah terdapat berpluh-puluh jenis AKDR,yang paling sering
digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia adalah AKDR jenis Lippes
loop, AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup
sebagai cincin. Yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan linear antara lain
adalah lipes loop, saf-T-coil, multiload sedang yang termasuk dalam golongan bentuk
tertutup dengan bentuk dasar cincin, antara lain : Ota ring, Antigon F, Ragab ring,
cincin Gravenberg, cincin Hall-Stone, Birnberg low, dan lain-lain ( Sarwono, 2009).

d. Daya guna
Daya guna teoritis dan daya guna pemakaian hamper sama (1-5 kehamilan per 100
wanita per tahun). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan tembaga
atau hormon.(Sulistyawati, Ari.2011)

L. Keuntungan-keuntungan AKDR
AKDR mempunyai keuntungan terhadap cara kontrasepsi yang lain, karena :
a. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan.
b. Tidak menimbulkan efek sistemik.
c. Alat ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara missal.
d. Efektivitas cukup tinggi.
e. Reversible ( Sarwono,2009).

M. Efek samping AKDR


a. Perdarahan
Umumnya setelah pemasangan AKDR, terjadi perdarahan sedikit-sedikit yang cepat
berhenti. Kalau pemasangan dilakukan sewaktu haid, perdarahan yang sedikit-sedikit
ini tidak diketahui oleh akseptor. Keluhan yang sering terdapat pada pemakai AKDR
ialah menoragia, spotting metroragia. Jika terdapat perdaran yang banyak yang tidak
dapat diatasi , sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang
mempunyai ukuran kecil. Jika perdarahan sedikit , dapat dusahakan mengatasinya
dengan pengobatan konservatif. Pada perdarahan yang tidak berhenti dengan
tindakan-tindakan tersebut diatas, sebaiknya AKDR diangkat, dan gunakan
kontrasepsi lain (Sarwono, 2009).

b. Rasa nyeri dan kejang perut


Biasanya rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan memberikan analgetika. Jika keluhan berlangsung
terus, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang berukuran kecil
( Sarwono, 2009).

c. Gangguan pada suami


Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu
bersenggama. Ini disebabkan oleh benang AKDR yang keluar dari portio uteri terlalu
pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan ini,
benang AKDR yang terlalu panjang di potong sampai kira-kira 2-3 cm dari portio,
sedang jika benang AKDR terlalu pendek, sebaiknya AKDR diganti ( Sarwono,
2009).

d. Ekspulsi (pengeluaran sendiri)


Ekspulsi AKDR dapat terjadi untuk sebagian atau seluruhnya. Ekspulsi biasanya
terjadi waktu haid dan dipengaruhi oleh :
1. Umur dan paritas : pada paritas yang rendah, 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi dua
kali lebih besar dari pada paritas diatas 5, demikian pada wanita muda, ekspulsi
lebih sering terjadi dari pada wanita yang umurnya lebih tua.
2. Lama pemakaian : ekspulsi paling sering terjadi pada tiga bulan pertama setelah
pemasangan.
3. Ekspulsi sebelumnya : pada wanita yang pernah mengalami ekspulsi, maka pada
pemasangan kedua kalinya,kecenderungan terjadi ekspulsi lagi ialah 50%. Jika
terjadi ekspulsi, pasangkanlah AKDR dari jenis yang sama, tetapi dengan ukuran
yang lebih besar, dapat uga diganti dengan AKDR jenis lain ( Sarwono,2009).
4. Jenis dan ukuran : jenis dan ukuran AKDR yang dipasang sangat mempengaruhi
frekuensi ekspulsi. Pada Lippes loop, makin besar ukuran AKDR makin kecil
kemungkinan terjadi ekspulsi.
5. Faktor psikis : oleh karena motilitas uterus dapat dipengaruhi oleh psikis, maka
frekuensi ekspulsi lebih banyk dijumpai pada wanita-wanita yang emosional dan
ketakutan, yang psikis labil. Pada wanita yang seperti ini penting diberikan
penerangan yang cukup sebelum dilakukan pemasangan AKDR (Sarwono,
2009).

N. Komplikasi AKDR
a. Infeksi
AKDR atau benangnya yang berada pada vagina umumnya tidak akan
menyebabkan infeksi jika alat-alat yang digunakan disucihamakan, yakni tabung
penyalur, pendorong, dan AKDR. Jika terjadi infeksi, hal ini disebabkan oleh
sudah adanya infeksi subakut atau menahun pada traktus genitalis sebelum
pemasangan AKDR (Sarwono, 2009).

b. Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun bisa terjadi
setelah pemasangan. Pada permulaan hanya ujung AKDR saja yang menembus
dinding uterus, tetapi lama kelamaan dengan adanya kontraksi uterus, AKDR
terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai
kerongga perut. Kemungkinan adanya perforasi harus diperhatikan apabila pada
pemeriksaan dengan speculum, benang AKDR tidak kelihatan. Dalam hal ini
pada pemeriksaan dengan sonde uterus atau mikrokuret tidak dirasakan AKDR
dalam rongga uterus. Jika ada kecurigaan kuat tentang terjadinya perforasi,
sebaiknya dibuat foto rontgen, dan jika tampak di foto AKDR dalam rongga
panggul, hendaknya dilakukan histerografi untuk menentukan apakah AKDR
terletak di dalam atau di luar kavum uteri. Sekarang data ditentukan dengan
USG transvaginal dan transabdominal.
Jika perforasi terjadi dengan AKDR yang tertutup, AKDR harus dikeluarkan
dengan segera oleh karena dikhawatirkan terjadi ileus, begitu pula untuk AKDR
yang mengandung logam. Pengeluaran AKDR dapat dilakukan dengan
laparaskopi. Laparatomi hanya dilakukan jika laparaskopi tidak berhasil atau
setelah terjadi ileus. Jika AKDR yang menyebabkan perforasi itu jenis terbuka
dan linear, dan tidak mengandung logam, AKDR tidak perlu dikeluarkan dengan
segera (Sarwono, 2009)
c. Kehamilan
Jika timbul kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan menimbulkan cacat
pada bayi oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.
Angka keguguran dengan AKDR in situ tinggi. Jika ditemukan kehamilan
dengan AKDR in situ sedangkan benangnya masih kelihatan, sebaiknya AKDR
dikeluarkan karena kemungkinan terjadinya abortus setelah AKDR dikeluarkan
lebih kecil daripada jika AKDR masih berada dalam rongga uterus. Jika benang
AKDR tidak kelihatan, sebaiknya AKDR dibiarkan saja berada dalam uterus
(Sarwono, 2009).
O. Indikasi pemasangan AKDR

Indikasi dalam menggunakan IUD yaitu :


a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Ibu menyusui yang menginginkan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f. Setelah mengalami Abortus
g. Resiko rendah dari PMS
h. Tidak menghendaki metode hormonal
i. Tidak menyukai minum pil setiap hari.
j. Tidak menghendaki kahamilan setelah 1-5 hari senggama

P. Kontraindikasi pemasangan AKDR


Kontraindikasi untuk pemasangan AKDR dapat dibagi atas 2 yaitu kontraindikasi
relative dan kontraindikasi mutlak.
Yang termasuk kontraindikasi relative adalah :
a. Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus.
b. Insufisiensi serviks uteri.
c. Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi
mioma, dan sebagainya.
d. Kelainan yang jinak serviks uteri, seperti erosion porsiones uteri.

Yang termasuk kontraindikasi mutlak :


a. Kehamilan
b. Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis.
c. Adanya tumor ganas pada traktus genitalis.
d. Adanya metroragia yang belum disembuhkan.
e. Pasangan yang tidak lestari.

Q. Waktu Pemasangan AKDR


a. Setiap saat dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil.
b. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
peralinan.
c. Setelah menderita abortus (segera / dalam waktu 7 hari) bila tidak ada gejala
infeksi.
d. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi (Sarwono, 2009).

R. Prosedur Pemasangan AKDR


Ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk teknik pemasangan AKDR, langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Inform Consent
b. Pastikan hasil pap smear dan pemeriksaan diagnosis untuk mendeteksi klamida dan
gonorea yang dilakukan pada kunjungan pertama sebelum AKDR dipasang
(meninjau kembali persetujuan pemasangan AKDR, riwayat penapisan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium) bernilai negative dan nilai
hemoglobin/hematokrit serta pemeriksaan lain berada dalam batas normal.
c. Pastikan bahwa klien dalam keadaan tidak hamil.
d. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan (pemeriksaan pelviks, speculum, tenakulum,
dan pemasangan AKDR)
e. Masukkan speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang terluas
sehingga memudahkan pemasangan AKDR.
f. Bersihkan servik secara menyeluruh dengan cairan antiseptic untuk mengurangi
resiko infeksi.
g. Masukkan tenakulum ke dalam serviks
h. Masukkan tenakulum gigi satu ke dalam serviks anterior pada arah jam 10 dan
jam kurang lebih 1,5 2 cm dari jarak tulang eksternal.
i. Buatlah sudut tenakulum dari arah atas ke bawah sehingga penekanan tenakulum
tidak terlalu dangkal, dan tidak menyobek serviks ketika tenakulum ditarik, atau
terlalu dalam hingga mengakibatkan obstruksi saluran serviks.
g.3 tutup tenakulum secara perlahan. Apabila klien merasa nyeri tunggu sampai nyeri
tersebut hilang sebelum melanjutkan langkah berikutnya yaitu membuka uterus.
h. Lihatlah uterus menggunakan alat diagnostik untuk menentukan posisi uterus,
menyingkirkan obstruksi saluran uterus, dan mengukur kedalaman rongga uterus.
i. Masukkan AKDR ke dalam alat bantu pasangnya.
j. Masukkan AKDR ke dalam rongga uterus.
k. Lepas alat bantu memasukkan AKDR dan tenakulum sesuai prosedur yang tepat
untuk AKDR yang digunakan.
l. Apabila benang akan dipotong, maka potonglah tidak lebih pendek dan kurang lebih
3,75 5 cm dari tulang serviks eksternal.
m. Lepaskan tenakulum apabila terjadi perdarahan pada area pemasangan, beri tekanan
dengan lidi kapas atau dengan kasa 4 x 4 pada cincin forsep sampai perdarahan
berhenti.
n. Lepaskan speculum.
o. Bersihkan perineum.
j. Beri pendidikan kesehatan tentang cara memeriksaan keadaan AKDR.

S. Pemasangan AKDR
a. Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR
Tanyakan kepada calon akseptor mengenai hal-hal berikut:
1. HPHT atau tanggal kelahiran anaknya yang terakhir atau tanggal keguguran
yang terakhir.
2. Lamanya haid dan banyaknya darah yang keluar, serta apakah ada rasa sakit
atau tidak.
3. Apakah pernah menderita infeksi panggul.

b. Cara pemeriksaan abdomen


1. Anjurkan klien buang air kecil.
2. Raba pelan-pelan di atas pubis untuk menemukan adanya rasa sakit ( nyeri
tekan ).
3. Dalam keadaan normal rahim tidak teraba atau benjolan lain dalam perut
bagian bawah.
c. Pemeriksaan dalam
1. Observasi keadaan alat kelamin luar. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
tanda-tanda perdarahan, secret pada liang vagina, iritasi, bekas luka, dan tanda-
tanda penyakit kelamin.
2. Tujuan pemeriksaan dalam adalah:
a. Infeksi (bila ada rasa sakit atau keluar cairan)
b. Kehamilan (apabila rahim lunak dan membesar)
c. Tumor ( apabila teraba benjolan yang tidak wajar)
d. Letak kedudukan rahim.
d. Pemeriksaan dengan speculum
Teknik pemasangan speculum :
1. Pergunakanlah sarung tangan steril, ambil speculum yang sesuai ukurannya.
2. Lumuri speculum dengan bahan pelican sebelum dimasukkan.
3. Pegang speculum pada pegangannya, letakkan diantara jari telunjuk dan jari
tengah.
4. Tangan lainnya (jari telunjuk dan ibu jari) membuka labia mayora dan minta klien
menarik nafas panjang untuk melemaskan otot-otot perineum.
5. Masukkan speculum dengan cocor miring diantara kedua labia terus ke liang
vagina. Hindari penekanan pada uretra dan klitoris.
6. Apabila speculum sudah masuk pada setengah liang vagina, putar speculum untuk
menemukan leher rahim (serviks). Setelah ditemukan serviks bukalah speculum
selebar mungkin secara perlahan.
7. Setelah speculum terletak diantara puncak liang vagina depan ( forniks anterior)
dan belakang ( posterior ) di mana liang serviks telah jelas terlihat, kunci
speculum agar tidak lepas.
8. Pemeriksaan serviks seharusnya halus , merwarna merah muda, dan
permukaannya licin. Dalam keadaan normal serviks basah oleh lendir yang jernih
atau putih.
9. Apabila terdapat noda yang berwarna merah dan tidak rata, berarti terdapat erosi.
10. Apabila terdapat salah satu kondisi seperti berikut, maka AKDR jangan diteruskan:
a. Kanker serviks

Ditemukan permukaan yang kasar pada uncak vagina menggantikan serviks atau
suatu bentuk seperti kembang kol yang mudah patah dan mudah berdarah.
Biasanya keluar cairan vagina yang khas, berwarna cokelat dan berbau busuk.
(sulistyawati, ari.2011)
b. Infeksi panggul
Organ tubuh dalam panggul nyeri disertai dengan keluarnya cairan bernanah dari
uretra dan serviks. (sulistyawati, ari.2011)
c. Flour Albus

e. Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan AKDR


1. Meja ginekologi
2. Alat pemeriksaan ginekologi
3. Alat pemasangan AKDR
4. Alat sterilisasi
5. Alat perlengkaan klinik lainnya
Susunan alat untuk pemeriksaan ginekologi, antara lain :
1. Sarung tangan
2. Pinset kapas
3. Speculum
4. Kapas sublimat
5. Kapas kering
6. Cairan antiseptic
7. Kateter logam wanita
8. Nierbeken
9. Bak instrument
Alat untuk persiapan pemasangan AKDR, antara lain :
1. Sonde uterus
2. AKDR (lippes loop, ML Cu-250, Cu T-200)
3. Gunting
4. Tenakulum satu gigi
5. Sarung tangan
6. Pinset kapas
7. Kapas sublimat

T. Kunjungan Ulang
Setelah AKDR dipasang, klien harus diarahkan untuk menggunakan preparat
spermisida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan member
perlindungan penuh dari konsepsi.
Klien harus melakukan kunjungan pertamanya dalam waktu kurang dari 6
minggu, dilakukan pada masa menstruasi pertamanya pascapemasangan AKDR.
AKDR diperiksa untuk mengetahui apakah masih berada pada posisi yang tepat.
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah pemasangan
1. Keluhan-keluhan : perdarahan, keputihan, mules-mules, dan AKDR lepas.
2. Haid berlebihan atau nyeri saat haid.
3. Memastikan AKDR masih ada di dalam rahim.

b. Indikasi pengeluaran AKDR/IUD


1. Atas permintaan sendiri karena ingin hamil atau ingin ganti cara
kontrasepsi.
2. Karena alasan medis seperti :
a. Erosi hebat
b. Infeksi berat
c. Kehamilan
d. Dispareunia
e. Meno-metrorargia
3. Efektivitas berada dalam rahim sudah habis.
c. Cara mengeluarkan AKDR
Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan pada saat waktu haid. Dengan
menggunakan speculum inspekulo, kemudian filament ditarik perlahan-lahan
jangan sampai putus dan AKDR akan ikut keluar. Jika filament tidak tampak
atau putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. ( sulistyawati,
ari.2011)

d. Perawatan umum pada klien yang menggunakan AKDR/IUD


Beritahu klien mengenai hal-hal berikut :
1. Pada jam-jam pertama setelah pemasangan, mungkin ada rasa atau tegang di
perut.
2. Perdarahan mungkin terjadi selama 4-5 hari setelah pemasangan.
3. Darah haid mungkin lebih banyak.
4. Anjurkan klien untuk melakukan kunjungan apabila ada hal-hal yang
mengkhawatirkan.
5. Beritahu bahwa klien dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
e. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Proses manajemen terdiri dari 7
langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodic.
Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah-langkah dapat
dipecah menjadi langkah tertentu dan ini bias berubah sesuai dengan bagaimana
keadaan pasien.

Anda mungkin juga menyukai