PENYAJIAN GAMBAR
Kompetensi utama :
Peserta didik dapat memahami prinsip penyajian gambar.
Kriteria penilaian :
1. Peserta didik dapat menjelaskan penentuan pandangan
2. Peserta didik dapat menggambarkan pandangan-pandangan benda kerja sesuai dengan
kebutuhan
3. Peserta didik dapat memahami prinsip pemotongan pada gambar benda kerja
4. Peserta didik dapat membuat gambar benda kerja dengan cara-cara sesuai dengan
aturan
Penyajian,hal 1
Gambar 6.2a Pembuatan dengan mesin bubut
Penyajian,hal 2
Gambar 6.4 Pandangan sebagian
Penyajian,hal 3
6.2 Potongan
Pada benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya, untuk mendapatkan gambaran dari
bagian-bagian yang tersembunyi maka, bagian yang menutupi dibuang dan selanjutnya
gambar yang demikian disebut gambar potongan.
Penyajian,hal 4
6.2.3 Letak Potongan dan Garis Potong
Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya
harus diterangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh
sebuah garis potong yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dan pada
perubahan arah garis potongn dipoertebal. Disamping itu perlu juga pada ujung-ujung garis
potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukkan arah
penglihatan (gambar 6.9).
Penyajian,hal 5
dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut
aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama (lihat
gambar 6.11)
Gambar 6.15 Potongan diputar Gambar 6.16 Potongan diputar dan dipindahkan
ditempat
h) Potongan Berurutan
Potongan-potongan berurutan dapat disusun seperti pada gambar 6.17.
Penyajian,hal 7
Gambar 6.17b Potongan berurutan
i) Penampang-penampang tipis
Penampang-penampang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja profil,
dsb. atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan (lihat gambar
6.18).
Penyajian,hal 8
6.3 Arsiran
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu
garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalah 45 terhadap garis sumbu, atau
terhadap garis gambar (lihat gambar 6.20).
Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya (lihat gambar
6.21). Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya pada
kelilingnya saja (lihat gambar 6.22).
Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan meloncat
diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu (lihat gambar 6.23).
Untuk berbagai bahan garis arsirnya berbeda, berikut contoh arsir untuk bahan yang berbeda
Penyajian,hal 9
(lihat gambar 6.24)
Penyajian,hal 10
kelihatan, dan dengan garis gores jika tersembunyi lihat gambar 6.26 s/d 6.28).
Gambar 6.26 Garis perpotongan yang Gambar 6.27 Garis perpotongan yang disederhanakan
sebenarnya
Penyajian,hal 11
Gambar 6.30 Pandangan benda simetris Gambar 6.31 Pandangan benda simetris
Penyajian,hal 12
6.4.7 Bentuk Semula (Asli)
Jika suatu benda dihasilkan dari pembentukan, seperti hasil tekukan, bentuk semula (asli) dari
benda itu tidak tampak lagi, maka bentuk aslinya dapat digambar dengan garis sumbu (lihat
gambar 6.37).
6.5 LATIHAN-LATIHAN
1. Gambarkan benda berikut ini pada kertas A3 dengan cara proyeksi Amereka untuk
potongan yang ditunjuk dan lengkapi dengan ukurannya.
Penyajian,hal 14
2. Gambarkan benda berikut dalam proyeksi Amereka untuk potongan yang ditunjuk dan
lengkapi dengan ukurannya (masing-masing pada kertas A3)
Penyajian,hal 15
3. Gambarkan benda berikut dalam proyeksi Eropa untuk potongan yang ditunjuk dan
lengkapi dengan ukurannya. (masing-masing pada kertas A3)
Penyajian,hal 16