Adakah Dalilnya ?
Orang-orang tua dahulu menyarankan agar anaknya selalu membaca doa ini
Artinya :
Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang
terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan
doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari
pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin.
Dan yang mengijabahi Luqmanul hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud a.s.
Alwadud (Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih) (tujuh kali Alwadud)
(sebutkan hajat di hati kepada Allah) yang memiliki singgasana yang Maha Mulia,
panjangkanlah umurku, sihatlah jasad tubuhku , kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta
bendaku dan anakku (pengikutku),
cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s.,
orang-orang yang masih hidup (dihatinya) dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-
orang kafir. Dan katakanlah : Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah,
sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah.
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang
berbuat aniaya melainkan hanya kerugian.
Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh
orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam.
Bilamana doa Nurun Nubuwwah ini ditulis pada kertas lalu tulisan tersebut di letakkan
pada tanaman, Insya Allah tanaman tersebut akan selamat dari hama, apabila di letakkan
pada tempat-tempat yang menakutkan atau pada tempat-tempat yang ditempati syaitan
atau iblis, jin atau hantu dan segala macam jenis makhluk halus, maka dalam waktu
singkat mereka akan bubar dan minggat tanpa kembali lagi. _______> SYIRIK
TAMIMAH
Ayat ini menceritakan tentang sikap orang kafir yang hendak menyerang Nabi shallallahu
alaihi wa sallam dengan penyakit ain (penyakit karena pandangan hasad).
Sehingga mereka bisa membunuh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari jauh.
Jika kita perhatikan, ayat ini tidak memiliki keterkaitan langsung ayat ini dengan pujian
untuk Allah dalam bait sebelumnya.
1. Panjangkanlah umurku. Umur panjang secara mutlak bukanlah hal yang terpuji.
Karena umur panjang belum tentu berkah. Lebih tepat jika meminta keberkahan umur
bukan meminta umur panjang. Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu alaihi wa
sallam ketika mendoakan Anas bin Malik:
Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan
padanya. (HR.Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)
Nabi tidak mendoakan secara mutlak, tapi beliau iringi dengan doa keberkahan. Syekh
Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin pernah ditanya tentang hukum memberikan ucapan
semoga panjang umur Syekh mejawab, Tidak selayaknya mengucapkan semoga
panjang umur secara mutlak, tanpa diikuti dengan kriteria yang lain. Karena panjang
umur terkadang baik dan terkadang buruk.
Padahal, manusia terjelek adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalnya. Oleh
karena itu, andaikan ucapan yang disampaikan, Semoga Allah memanjangkan usiamu di
atas ketaatan atau yang semacamnya maka ini tidak mengapa. (Fatawa as-Syimaliyah,
Hal. 24)
pembaca doa ini menceritakan bahwa doa nurbuat memiliki banyak keutamaan. Namun,
kebanyakan keutamaan tersebut, hanya terkait kesenangan dunia. Padahal prinsip doa
yang diajarkan syariat lebih banyak untuk kepentingan akhirat. Kalaupun isinya
memohon kebaikan dunia, pasti juga diiringi dengan permohonan kebaikan akhirat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin doa nurbuat berasal dari
ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Karena itu, tidak selayaknyau ntuk dibaca.
Allahu alam.
PERINGATAN :
Doa ini adalah kedustaan yang disandarkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam
hasil karangan orang-orang shufi atau yang sejalan dengan mereka.
Doa ini tidak ada asal usulnya, dan tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tak ada padanya urusan (agama)
kami, maka ia (amalan) itu tertolak. [HR. Muslim (1718)]
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
Janganlah kalian berdusta atas namaku. Sesungguhnya barangsiapa yang berdusta atas
namaku, maka dia akan masuk neraka. Dalam riwayat Bukhari, Hendaknya dia masuk
ke neraka.
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Ilm, dan Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-
Jamu Baina ash-Shahihain, hal. 8 )
Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
:
Barangsiapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat
duduknya di neraka. (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya,
lihat al-Jamu Baina ash-Shahihain, hal. 9)
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
:
Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya dia mengambil
tempat duduknya di neraka. (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah
Shahihnya, lihat al-Jamu Baina ash-Shahihain, hal. 9)