A. Latar belakang
Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab perawat
untuk perawatan klien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian perawatan,
meningkatkan kontinuitas perawatan, dan membantu mengoordinasikan
pengobatan dan evaluasi klien. Dan dokumentasi salah satu hal yang penting
dalam penerapan MAKP. Perawat profesional dimasa yang akan datang
dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap
segala tindakan yang dilaksanakan. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan
akan berdampak terhadap citra keperawatan secara keseluruhan. Kesadaran
masyarakat menggunakan jasa pengacara untuk memperoleh, membela dan
meminta tanggung jawab serta tanggung gugat dalam perawatan kesehatan juga
semakin meningkat.Untuk itu dibutuhkan sebuah pendokumentasian yang lengkap
dan jelas (Nursalam, 2015).
Dokumentasi merupakan suatu catatan yang dapat dijadikan bukti hukum
jika ditemukan suatu masalah yang berhubungan dengan kejadian yang terdapat
dalam catatan. Pada sistem Dokumentasi yang digunakan oleh Ruang Mawar
RSUD dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek untuk saat ini adalah
pendokumnetasian model Model dokumentasi SOR merupakan model
dokumentasi yang berorientasi pada sumber. Model ini dapat diterapkan pada
klien rawat inap, yang didalamnya terdapat catatan pesan dokter yang ditulis oleh
dokter, dan riwayat keperawatan yang di tulis oleh perawat. Namun demikian,
secara umum catatan ini berisi pesan dari dokter. Catatan-catatan dalam model ini
ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola
pendokumentasian.
Sistem SOR yang digunakan dilengkapi dengan adanya format pengkajian
yang berupa model, pendokumentasian kadang tidak lengkap, pengkajian yang
berorientasi pada SOR, lembar asuhan keperawatan, resume keperawatan dan
buku penunjang lain yaitu buku injeksi, observasi suhu nadi, dan laporan hasil
perawat. Namun dalam pengisian dokumentasi keperawatan masih belum sesuai
standart, dikarenakan kurangnya efisiensinya waktu untuk pendokumentasian
keperawatan. Selain itu hambatan dalam pelaksanaan pendokumentasian kadang
tidak lengkap, format kurang sistematis terfokus dalam masalah medis dan
mobilisasi pasien yang tinggi sehingga pendokumentasian kurang optimal.
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian
dari tujuan utama rumah sakit. Komunikasi yang efektif dalam lingkungan
perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini
mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan
bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan
untuk memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan
setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari,
dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat. Untuk itu diperlukan pendekatan
sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara
komunikasi teknik SBAR (situation, background, assessment, recommendation).
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang
disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi
pasien. SBAR adalah alat komunikasi dalam melakukan identifikasi terhadap
pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat
dan dokter. Dokter lebih memperhatikan karena informasi yang ringkas, perawat
bekerja lebih cepat dan mengkomunikasikan masalah dengan jelas serta dapat
memberi kesempatan menyampaikan saran kolaborasi.
Maka dari itu Mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada Kediri pada
Praktek Ners Manajemen akan mencoba melakukan pendokumentasian yang
benar dan sesuai dengan protap pendokumentasian menggunakan SBAR. Data
yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian dicatat sesuai dengan
prosedur, diagnose keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data
yang akurat, rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari
catatan yang permanen, observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai,
evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu, rencana tindakan yang direfisi
berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif, efisien, akurat dan
menjamin kepastian hukum, sesuai dengan standart terminology (pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi).
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi cara pengkajian dengan format ROS.
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan, tindakan dan perkembangan klien
dengan menggunakan system pendokumentasian model SBAR.
c. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dengan lembar observasi.
d. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau dengan
pihakk lain melalui dokumentasi keperawatan yang efektif.
e. Melakukan timbang terima setiap pergantin shift.
f. Melakukan Ronde sesuai dengan standart.
g. Melakukan discharge-planning pada pasien yang akan pulang
h. Melakukan resume keperawatan pada pasien yang sudah pulang.
C. Manfaat
a. Bagi klien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan yang optimal
2. Perawat, pasien dan keluarga dapat berkerja sama dengan baik
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
c. Bagi Akademik
1. Terciptanya model dokumentasi keperawatan yang efektif
2. Terlaksanannya standart pendokumentasian untuk meningkatkan
kepuasan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Dokumentasi merupakan suatu catatan yang asli dapat dijadikan buktu
hukum, jika saat ditemukan masalah yang berhubungan dengan kejadian yang
terdapat dalam catatan tersebut. semua catatan otentik yang dapat dibuktikan
atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi memainkan peran
yang penting daam beberapa area hukum termasuk klaim malpraktek medis
(Hutahaean, 2010).
Dokumentasi keperawatan adalah bagian dari media komunikasi antara
perawat yang melakukan asuhan keperawatan dengan perawat lain atau dengan
tenaga kesehatan lain, serta pihak-pihak yang memerlukannya dan yang berhak
mengetahuinya. keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada klien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat
jalan (Dinarty, 2009).
Kelemahan :
1. Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua disiplin
ilmu.
2. Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa
situasi keperawatan.
BAB III
PERENCANAAN
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dilaksanakan selama praktik
manajemen keperawatan mulai tanggal 12 Juni 2017 sampai 5 Agustus 2017.
2. Metode
a. Format pengkajian menggunakan review of system
b. Format catatan keperawatan menggunakan SBAR ( Situation,
Background, Assesment, Recomendation)
3. Instrumen
a. Format pengkajian
b. Catatan keperawatan PIE/ SAK
c. Lembar observasi
d. Resume keperawatan
e. Standart operasinal perawatan
f. Petunjuk teknis pengisian format pengkajian
g. Petunjuk teknis pengisian catatan keperawatan SBAR