Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL MAKP PRIMER

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MAWAR RSUD dr. SOEDOMO TRENGGALEK

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga proposal tentang MAKP PRIMER
ini dapat terselesaikan. Proposal ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga proposal ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
proposal ini.
Semoga proposal ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Trenggalek, Juni 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang (Nursalam, 2007).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang
pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan proses keperawatan.
Model asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah suatu kerangka kerja
yang mendefinisikan keempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model maka keempat
hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan sebagai suatu
kesatuanyang tidak dapat dipisahkan. Sebagai seorang perawat professional kita
harus bisa menetukan model mana yang harus dipilih dalam menyelesaikan suatu
masalah keperawatan agar meningkatkan kepuasan pasien dan meningkatkan
kinerja perawat. Adapun beberapa model MAKP yaitu Case Method, Fungsional ,
Team, Modular, Alokasi Pasien, Primer, Case Management.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan
harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit
terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu
disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang
kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional
hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas
salah satu Model Asuhan Keparawatan yaitu, Model Asuhan Keperawatan
Profesional Primer.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana konsep serta penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Primer di rumah sakit.

1.3 TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui lebih jauh
mengenai perkembangan model praktek keperawatan professional
metode primer di rumah sakit dan untuk mengetahui lebih jauh tentang
konsep teori serta penerapanya model asuhan keperawatan profesional
(MAKP) metode Primer
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari MAKP metode primer
2. Untuk mengetahui konsep dasar MAKP metode primer
3. Untuk mengetahui kelebihan dari metode perawat primer
4. Untuk mengetahui kelemahan dari metode perawat primer
5. Untuk mengetahui sejauh mana tugas dan kewajiban perawat primer
6. Untuk mengetahui tanggung jawab dari perawat primer
7. Untuk mengetahui sistem penerapan askep dari MAKP metode
primer
1.3 MANFAAT
a. Bagi penulis
Diharapkan dengan penulisan makalah ini, penulis mampu mengetahui
dan menguasai penjelasan mengenai MAKP Primer dan dapat melanjutkan
informasi kepada lingkungan sekitar khususnya rumah sakit untuk sekedar
menambah wawasan dan informasi.
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dengan adanya makalah ini, Rumah Sakiti mampu menelaah
lebih dalam mengenai sistem pelayanan baru rumah sakit yaitu MAKP
Primer.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 TINJAUAN TEORI


2.1.1 Pengertian
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963)
ini merupakan sistem dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 Jam
sehari, 7 hari per minggu,ini merupakan metode yang memberikan perawatan
secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer
membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen. Perawat
primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan
pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana
keperawatan, dan mengevaluasi keefektivitasan perawatan. Sementara perawat
yang lain menjalankan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasi
perawatan dan menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan Primer melibatkan semua aspek peran
profesional, termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan, dan
kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manager garis terdepan
bagi perawatan pasien dengan segala akuntabilatas dan tanggung jawab yang
menyertainya.
Perawat primer dan perawat asosiat dalam MAKP (metode primary team)
yang dilaksanakan di ruangan.

2.1.2 Konsep Dasar Teori


Dalam penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang
menghadiri pertemuan ke 28 World Health Assembly di Geneva telah
memutuskan bahwa situasi global sekarang ini tidak sehat. Sejumlah contoh dari
berbagai belahan dunia telah meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu
pendekatan yang disebut PHC, dapat berkontribusi sangat besar dalam
membebaskan seluruh masyarakat dari penderitaan yang terabaikan, nyeri,
ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat global dapat terjamin, banyak beban
berat dari berbagai penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan
orang diseluruh dunia dapat dicegah melalui penerapan konsep PHC
(Bryant,1969;Newell,1975).
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary
nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan
bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer
biasanya mempunyai 4 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika
perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan
kepada perawat lain (associate nurse).
MPKP metode primer yaitu pemberian askep yang ditandai dengan
keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat.
Konsep dasar :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
Ketenagaan :
1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4. Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai
asisten.
2.1.3 Sistem Keperawatan Primer
Sistem keperawatan primer Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh satu orangregistered nurse sebagai perawat
primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam
terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang
dari rumah sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab
dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level
atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
Metoda penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah
keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi autoritas,
autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan
pada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan untuk merawat
kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di rumah sakit.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang
memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang diberikan
direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.
Marram, Schlegel, dan Bevis menyatakan, keperawatan primer adalah
distribusi keperawatan sehingga perawatan total individu adalah tanggung jawab
seorang perawat, bukan beberapa perawat. Mereka mengindikasikan autonomi
menjadi kunci pada pengembangan keperawatan profesional.

2.1.4 Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer


1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.
2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan
profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini
ada ditangan perawat primer.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat
primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.

Keperawatan primer mensejajarkan desentralisasi pendidikan pasien


karena perawat menjadi pemberi asuhan primer. Pada perawatan pasien
komprehensif, perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk
pendidikan pasien.
Sejak 1974 keperawatan primer telah diimplementasikan di beberapa
rumah sakit dan telah dijalani berbagai modifikasi. Perawat primer seringkali
melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien. Kadang-kadang
mengarahkan pemberi asuhan lain saat menjalankan fungsi pembuat keputusan.
Fagin menyatakan bahwa studi peneltian pada keperawatan primer
menunjukkan metoda ini lama tinggal di rumah sakit dan komplikasi pasien
transplantasi ginjal diUniversity of Michigan Medical Center di Ann Arbor.
Mereka menghemat $51.000 dalam satu tahun. Keperawatan primer diEvaston
Hospital di Illionis menghasilkan jam keperawatan lebih sedikt dan sedikit
peningkatan pendapatan per pasien selama periode 5 tahun. Pembantu perawat
mempunyai 27 persen waktu senggang per hari sementara RN mempunyai 8
persen diRush Presbyterian. Juga, pergantan karyawan menurun dalam
lingkungan operasi dengan peningkatan rasio RN dan teknisi ruang operasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa keperawatan primer menghemat uang,
meningkatkan kepuasan kerja, kedekatan kelompok, dan kepuasan pasien, serta
penurunan biaya, waktu sakit, dan waktu kompensasi.
Penelitian mendukung keperawatan primer sesuai peningkatan kepuasan
pasien, kepuasan perawat, dan keefektifan biaya. Mereka juga menemukan bahwa
perbedaan individual pada perawat dan kopetensi perawat mungkin mempunyai
dampak yang lebih besar pada kualitas perawatan daripada terhadap struktur
keperawatan primer. Ini harus diperhatikan, namun, bila latar belakang
pendidikan perawat cocok, perbedaan kualitas perawatan antara tim dan
keperawatan primer tidak tampak. Struktur untuk keperawatan primer secara
umum suatu sistem yang lebih baik untuk mengorganisasi perawatan. Keefektifan
keperawatan primer berbeda pada tipe perawat, pasien, rumah sakit dan bahkan
unit keperawatan dalam suatu rumah sakit.
Baik keperawatan primer dan tim memerlukan sistem pendukung
keperawatan yang efisien: komunikasi, distribusi, transportasi, dan manajemen
unit. Shukla mengajukan teori kemungkinan bahwa keperawatan primer adalah
lebih efektif bila sistem pendukung efisien dan ketergantungan pasien pada
perawat tinggi. Keperawatan primer tidak lebh baik dari keperawatan tim untuk
semua rumah sakit, semua unit keperawatan dalam rumah sakit, atau semua tipe
pasien.
Desentralisasi sistem pendukung seperti suplai, linen, dan obat-obatan
untuk ruangan pasien, lebih efisien dan memperbaiki keuntungan keperawatan
primer pada keperawatan tim. Bila perawat primer harus pergi ke pusat untuk
suatu hal mereka akan terhambat dalam memberikan perawatan langsung. Juga,
keperawatan modular atau keperawatan primer dimodifikasi mengubah kinerja
yang dibutuhkan dari keperawatanyang lebih tidak langsung dan rutin serta tugas-
tugas bukan keperawatan. Pasiean memerlukan keuntungan perawatan yang lebih
luas dari keperawatan primer daripada kemampuan perawatan diri. Keperawatan
primer paling baik untuk perawatan intensif.

2.1.5 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Primer


1. Kelebihan
a. Bersifat kontinuitas dan konfrehensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan mandiri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, dokter, dan rumah sakit
(Gillies, 1989).
d. Mendorong kemandirian perawat.
e. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
f. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
g. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
h. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
i. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
j. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
2. Kelemahan dari metode perawat primer :
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
b. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

2.1.6 Keuntungan Dan Kerugian Keperawatan Primer


1. Kelebihan
a. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi
meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
b. Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer
memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
c. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien
dan kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian
riwayat dan fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan
melaksanakannya sebagai kesatuan antara pasien dan pekerja
kesehatan lain.
d. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan
pasien yang akan memungkinkan pembentukan hubungan
terapeutik.
e. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
f. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan
pasien langsung.
g. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran
manajer operasional: untuk menghadapi masalah staf dan
penugasan dan memotivasi serta mendukung staf.
2. Kerugian
a. Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi
RN, yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai
contoh, uang dihemat bila tugas bukan keperawatan dilakukan oleh
kategori personel lain dan tidak diambil alih oleh RN.
2.1.7 Struktur Organisasi

Pembagian tugas keperawatan dalam MAKP-Primer


Kepala ruang (KARU) Perawat primer (PP) Perawat assosiate (PA)
Sebagai konsultan dan Menerima pasien Mengikuti operan setiap

pengendalian mutu pergantian shif.


Mengkaji kebutuhan pasien untuk
perawat primer.
asuhan Melaksanakan asuhan
Orientasi dan Membuat tujuan Askep keperawatan yang telah
merencanakan dibuat oleh PP.
Membuat rencana keperawatan
karyawan baru.
Memberi
Melakukan konferens untuk
Menyusun jadwal dinas informasi/masukan
menjelaskan rencana asuhan
dan memberi yang diperlukan kepada
kepada PA yang menjadi anggota
penguasaan kepada PP tentang klien untuk
timnya
perawat asisten. keperluan asuahan
Melaksanakan rencana yang telah keperawatan
Evaluasi Kerja.
dibuat selama dinas bersama PA selanjutnya.
Merencanakan yang menjadi anggota timnya
Mencatat tindakan
/menyelenggarakan
Melakukan kolaborasi dengan tim keperawatan yang telah
pengembangan staf.
kesehatan lainnya. dilakukan dalam catatan
Membuat 1-2 pasien tindakan keperawatan.
Memantau PA dalam
untuk model agar dapat
melaksanakan rencana asuhan
mengenal hambatan
keperawatan.
yang terjadi.
Mengkoordinasi pelayanan yang
Memberi penugasan
diberikan oleh disiplin lain
pada perawat
maupun perawat lain.
asisten/asosiat (PA)
Mengevaluasi keberhasilan yang
dicapai.

Menerima dan menyesuaikan


rencana.

Menyiapkan penyuluhan untuk


pulang.

Melakukan pendokumentasian
(catatan perkembangan, catatan
tindakan keperawatan).

2.2 PENCAPAIAN INDIKATOR DALAM MAKP PRIMER


Ilustrasi Kasus
Di Rumah Sakit Umum KS khususnya ruang interne pada 6 bulan terakhir
tahun 2012 terdapat jumlah tempat tidur 20 tempat tidur (TT), jumlah hari
perawatan bulan januari 300 pasien, februari 420 pasien, maret 440 pasien, april
470 pasien, mei 520 pasien, juni 540 pasien, jumlah hari perawatan 2690 dalam
182 hari (periode), jumlah lama dirawat 2500 hari, jumlah kematian > 48 jam
adalah 15 orang , jumlah kematian < 48 jamadalah 5 orang, jumlah pasien mati
seluruhnya adalah 20 orang, jumlah pasien keluar hidup & meninggal 275 orang.
Hitunglah!

Jawab :
a. BOR (Bed Occupancy Ratio=Angka penggunaan tempat tidur)

= 73,9%

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

9 hari

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

5 hari

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

9 kali

e. NDR (Net Death Rate)


f. GDR (Gross Death Rate)

72%

2.3 PERHITUNGAN BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA


KERJA
2.3.1 Rumus Douglas
Sebuah ruang rawai inap rumah sakit umum klungkung ruang f (interna)
dengan kapasitas tempat tidur 30 tempat tidur, jumlah pasien 24 orang, dan
rata rata bor 70,25%. Tingkat ketergantungan pasien:
Minimal: 4 orang
Parsial: 12 orang
Total: 8 orang

Pertanyaan:
a. Hitung kebutuhan perawat harian
Pagi : 4 x 0,17 = 0,68
12 x 0,27 = 3,24
8 x 0,36 = 2,88
Kebutuhan perawat pagi = 6,8
Siang: 4 x 0,14 = 0,56
12 x 0,15 = 1,8
8 x 0,30 = 2,4
Kebutuhan perawat sore = 4,7
Malam: 4x 0,07 = 0,28
12 x 0,10 = 1,2
8 x 0,20 = 1,6
Kebutuhan perawat malam = 3,1
Total = 6,8 orang
b. Kebutuhan perawat untuk hari libur/cuti/hari besar dan tugas non
keperawatan
1. Hari libur/cuti/hari besar

= 4,51 = 5 Orang Perawat.


2. Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/ perawatan tidak
lansung(perincian, kebersihan, dll)
= ( tenaga perawat + l.day) x 25%
= (16 + 5) * 25%
= 5,25 = 5 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk l.day dan tugas non kep
adalah, 5 + 5 = 10 orang
3. Perawat structural
- Karu = 1 orang
- PP = 2 orang
- penanggung jawab s/m = 6 orang
total = 9 orang
4. Total kebutuhan perawat
= r.douglas + l.day + perawat tgs non kep + perawat struktural
= 16 + 5 + 5 + 9
= 35 orang

2.3.2 Rumus Depkes


a. Keb Jam Perawatan
1. Jam Perawatan Langsung
Total : 6 jam x 1 org = 6 jam
Parsial : 4 jam x 1 org = 4 jam
Minimal : 3 jam x 2 org = 6 jam
16 jam
2. Jam Perawatan Tidak Lngsung
35 menit/hari x 4 org = 140 menit
= 2,33 jam
3. Jam Penyuluhan
15 menit x 4 org = 60 menit = 1 jam
Total jam perawatan = 16 + 2,33 + 1
= 19,33 jam
4. Rata-rata Ketergantungan Pasien
Total Jam Perawatan = 19,33 = 4,83
Jumlah Pasien 4
= 5 jam
b. Keb Perawat
=Jumlah Jam Perawatan
Jumlah Jam Kerja/Hari
= 19,33 = 2,76 orang
7
= 3 orang
LosDay :

=
c. Pembagian Perawat/ Shift
1. Pagi = 47 % x 3 org = 1,41 = 1 org
2. Sore = 35 % x 3 org = 1,05 = 1 org
3. Malam = 17 % x 3 org = 0,51 = 1 org
4. Struktural :
Kepala Ruangan = 1 orang
PP = 2 orang
Png jwb sore/malam = 2 orang
Total keb perawat = 8 orang
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pelayanan keperawatan professional adalah pemberian asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. Metode penugasan yang
memungkinkan terlaksananya asuhan keperawatan secara professional
diantaranya adalah metode Tim dan metode Perawat Primer. Mengingat metode
perawatan primer diperlukan perawat yang mempunyai kompetensi yang tinggi
(tingkat spesialis) dan jumlah yang cukup, sementara di Indonesia (utamanya
RSCM) belum ada maka dalam MPKP digunakan metode PN dimodifikasi
dengan pendekatan Tim (Primary team). Dalam pengorganisasiannya agar tujuan
pelayanan keperawatan dapat tercapai dibutuhkan uraian tugas, tanggung jawab
dan peran yang jelas dari masing-masing klasifikasi tenaga perawat yang ada yaitu
sebagai kepala ruang, ketua tim, dan pelaksana (metode Tim) dan Kepala ruang,
perawat primer dan perawat asosiat (MPKP).

3.2 SARAN
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti
tentang MAKP PRIMER sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan aplikasi
model metode asuhan keperawatan profesional primer.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Depkes. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Nursalam.2007. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : salemba medika
Swanburg, Russel C. 2005. Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk
Perawat Klinis. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai