Anda di halaman 1dari 49

4

BAB 2

LEARNING ISSUE DAN LEARNING OBJECTIVE

2.1 Memahami dan Menjelaskan Persyaratan legalisir pembukaan praktik


2.1.1. STR dan SIP

STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran


Indonesia (KKI) kepada dokter yang telah di registrasi (UU No. 29
TAHUN 2004).1

Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter yang telah


memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu
lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya
(UU No. 29 TAHUN 2004).1

Setiap dokter yang melakukan praktek kedokteran di Indonesia


wajib memiki STR. Untuk memiliki STR tersebut, dokter mengajukan
permohonan kepada KKI dengan melampirkan (UU No. 29 TAHUN
2004):1

1. STR lama.
2. Fotocopy SIP dan atau SP.
3. Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR.
4. Melampirkan bukti pembayaran ASLI permohonan pengurusan
STR ke rekening KKI no 93.20.5556
5. BNI cabang Melawai Raya Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
6. Fotocopy ijazah dokter/dokter spesialis yang dilegalisir oleh
Dekan Institusi Pendidikan.
7. Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter.
8. Surat Keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki SIP (dengan mencantumkan no SIP).
9. Fotocopy Sertifikat Kompetensi dari Kolegium terkait.

Universitas YARSI
5

Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap


kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik
kedokteran diseluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
10. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
11. Pas foto terbaru,berwarna,ukuran 4x6 (4 lembar) dan 2x3 (2
lembar).

STR berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat di registrasi


ulang setiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan diatas. Pemohon
mengajukan permohonan ke KKI dengan melampirkan persyaratan yang
diperlukan. KKI meneliti seluruh berkas dan menerbitkan STR selambat
lambatnya 3 bulan setelah permohonan diterima (UU No. 29 TAHUN
2004).1

Setiap dokter memperoleh satu STR asli dan 3 (tiga) lembar


fotocopy STR yang dilegalisasi KKI,dikirim langsung ke pemohon dengan
tembusan ke Biro Kepegawaian DepKes RI, DinKes Propinsi dan PB IDI
(UU No. 29 TAHUN 2004).1

Lisensi / SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah


kepada dokter gigi yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan
yang berlaku (KMK No. 39 tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kedokteran Gigi Keluarga).2

Tata cara pengajuan permohonan izin (KMK No. 39 tahun 2007


tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga)2
1. Praktek perorangan2
Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan:2
a. Foto copy kartu tanda penduduk
b. Foto copy SK PNS/ POLRI/ Pensiunan/ TNI/ BUMN
c. Denah ruangan dan denah lokasi tempat praktik

Universitas YARSI
6

d. Foto copy STR dokter gigi yang diterbitkan oleh KKI yang
masih berlaku yang dilegarisir oleh pejabat berwenang.
e. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik
f. Surat rekomendasi dari PDGI
g. Foto copy Surat Keputusan Penempatan dalam rangka masa
bakti atau surat bukti telah selesai menjalankan masa bakti
atau surat keterangan menunda masa bakti yang dilegarisir
oleh pejabat berwenang.
h. Pas photo berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
sebanyak 1 (satu) lembar
2. Praktek berkelompok2
a. Surat permohonan izin menyelenggarakan praktek
berkelompok.
b. Foto copy akte notaris pendirian yayasan/ badan hukum.
c. Studi kelayakan yang memuat antara lain rencana jenis
pelayanan yang diberikan dengan denah bangunan dan denah
lokasi/ lingkungan.
d. Foto copy tanda bukti penggunaan bangunan minimal 5 tahun.
e. Foto copy tanda bukti penggunaan bangunan minimal 5 tahun.
f. Foto copy Surat Izin Gangguan (H0)/ Surat Izin Tempat
Usaha (SITU).
g. Surat pernyataan dari pemohon untuk mentaati peraturan
perundang undangan yang berlaku dengan materai.
h. Struktur organisasi.
i. Daftar ketenagaan beserta fotocopy ijazah.
3. Data kepegawaian penanggung jawab praktek berkelompok.2
a. Surat pengangkatan sebagai penanggung jawab klinik.
b. Surat pernyataan tidak keberatan/ kesanggupan sebagai
penanngung jawab, dengan materai.
c. Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung tempat
bekerja.

Universitas YARSI
7

d. Foto copy SIP dan Surat Persetujuan Tempat Praktik (SPTP)


yang masih berlaku.
e. Pas foto terbaru 4x6 2 lembar.
4. Data kepegawaian dokter/ dokter gigi keluarga:2
a. Foto copy Surat Izin Praktik.
b. Surat persetujuan tempat praktik yang masih berlaku.
5. Data kepegawaian Paramedis/ Umum2
a. Foto copy ijazah terakhir.
b. Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Perawat Gigi (SIPG) .
c. Daftar tarif pelayanan medis.
d. Surat perjanjian rujukan dengan rumah sakit terdekat.
e. Daftar alat-alat kedokteran/ kedokteran gigi sesuai dengan
pelayanan yang dilaksanakan.
f. Daftar obat-obatan yang digunakan.
g. Wajib mengikuti standar perizinan kedokteran gigi keluarga.
h. Wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran gigi keluarga.
i. Setiap tindakan kedokteran gigi keluarga harus mendapatkan
persetujuan pasien.
j. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
lengkap (diagnosis, tindakan medis, tujuan tindakan, resiko,
alternatif lain, prognosis).
k. Wajib membuat rekam medis (dibubuhi nama, waktu,
tindakan).
l. Wajib menyimpan rahasia kedokteran gigi keluarga.
m. Wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.
n. Wajib memberikan laporan ke Puskesmas

2.1.2. Tenaga pelaksana medis, sarana prasarana, perizinan (instansi


yang berwenang/terkait)

Pemberi izin dilakukan oleh instansi yang berwenang, menurut UU


No 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah. UU no 29 tahun 2005,
Perkonsil no 1 tahun 2005, serta Permenkes 1419/2005, maka pemberian

Universitas YARSI
8

izin bagi dokter dan dokter gigi termasuk dokter gigi keluarga ini adalah
kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Secara rinci kewenangan masing-
masing adalah (KMK, 2007):2

a. Pemerintah pusat2
Departemen kesehatan melalui Direktorat Bina Pelayanan Medik
Dasar berperan dalam (KMK, 2007):2
1. Menetapkan kebijakan pelayanan kedokteran gigi keluarga.
2. Menetapkan pedoman penyelenggaraan pelayanan kedokteran
gigi keluarga.
3. Menetapkan standar perizinan dokter gigi keluarga.
4. Menyusun dan menetapkan pedoman pengawasan dan
pembinaan praktek dokter gigi keluarga.
5. Menyusun pedoman monitoring dan evaluasi.
b. Dinas Kesehatan Propinsi2
Dinas Kesehatan Propinsi yang berada dibawah Pemerintah Daerah
bertanggung jawab terhadap derajat kesehatan gigi masyarakat di
daerahnya mempunyai peran sebagai berikut (KMK, 2007):2
1. Menyusun pedoman teknis monitoring dan evaluasi praktik
dokter gigi keluarga yang telah memiliki izin dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Menyediakan perangkat pembinaan praktik dokter gigi keluarga
yang telah memiliki izin praktik dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau instalasi berwenang lainnya.
3. Menyusun pedoman teknis.
c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota2
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap
terselenggaranya pelayanan kedokteran gigi keluarga dengan peran
(KMK, 2007):2
1. Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan izin baru
praktik dokter gigi keluarga.
2. Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan
perpanjangan izin praktik dokter gigi keluarga.

Universitas YARSI
9

3. Bersama Dinas Kesehatan Propinsi, Organisasi Profesi dan


lintas sector melakukan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan praktek dokter gigi keluarga.
4. Menolak pemberian izin baru atau perpanjangan izin praktik
dokter gigi keluarga.
5. Mencabut izin praktik dokter gigi keluarga yang tidak
memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.

2.2 Memahami dan Menjelaskan BPJS


2.2.1 Credentialing

Pengertian tentang kredensialing dijelaskan sebagai: Merupakan


kegiatan peninjauan dan penyimpanan data-data fasyankes berkaitan
dengan pelayanan profesinya yang mencakup lisensi, riwayat malpraktek,
analisa pola praktek dan sertifikasi; Merupakan suatu kegiatan dari BPJS
kesehatan untuk melakukan kualifikasi fasyankes; dan Merupakan proses
evaluasi untuk menyetujui atau menolak fasyankes apakah dapat diikat
dalam kerjasama dengan BPJS kesehatan yang penilaiannya didasarkan
pada aspek administrasi dan teknis pelayanan.3

Kredensialing bermanfaat untuk: Menghindari penerimaan


fasyankes yang tidak bermutu dan tidak memenuhi standar; Mendukung
pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu bagi peserta JKN;
Mendukung persyaratan legal; dan Mendorong kompetisi antar fasyankes
untuk menjadi provider JKN.3

Proses kredensialing dalam JKN akan diatur dalam Permenkes


tentang Pelayanan Kesehatan sebagai turunan dari Peraturan Presiden
tentang JKN (saat ini dalam proses finalisasi), dimana kredensialing untuk
fasyankes tingkat primer dan tingkat lanjut akan dilakukan oleh BPJS
Kesehatan, namun pada pelaksanaan awal 2014 semua fasyankes yang
sudah menjadi provider Jamkesmas, Jamsostek, Askes dan Asuransi TNI
Polri otomatis akan menjadi provider BPJS Kesehatan. Sedangkan bagi

Universitas YARSI
10

fasyankes lain yang akan bekerjasama dengan BPJS akan dilakukan proses
kredensialing.3

Persyaratan kredensialing bagi klinik utama adalah: surat ijin


operasional, surat ijin praktik tenaga kesehatan yang berpraktik, NPWP
badan, perjanjian kerjasama dengan laboratorium, radiologi dan jejaring
lain diperlukan, dan surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan JKN.3

Sedangkan persyaratan kredensialing bagi rumah sakit adalah:


surat ijin operasional, surat penetapan kelas rumah sakit, surat ijin praktik
tenaga kesehatan yang berpraktik, NPWP badan, perjanjian kerjasama
dengan jejaring lain diperlukan, sertifikat akreditasi, dan surat pernyataan
kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN.3

Gambar 1. Regulasi
(PerPres No 12 tahun 2013)

Universitas YARSI
11

Gambar 2. Persyaratan Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan


(Perpres No 12 Tahun 2013)
2.2.2 Kapitasi

Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar


dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan jumlah Peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis
dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.3

Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah


penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian
indicator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa
komitmen pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan. Standar tarif kapitasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan sebagai berikut:3

a. Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar


Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp.6.000,00
(enam ribu rupiah).

Universitas YARSI
12

b. Rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter,


atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.8.000,00
(delapan ribu rupiah) sampai dengan Rp.10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah).
c. Praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp.2.000,00 (dua ribu
rupiah).

2.2.3 Pola tariff

Gambar 3. Model Sistem Pelayanan dan Pembayaran BPJS Kesehatan


(Starfield B, 1999)

Pembayaran Klaim BPJS dan Jasa Medik Dokter

Mekanisme pembayaran klaim terhadap fasilitas kesehatan di


tingkat pertama seperti klinik, dokter keluarga, Puskesmas adalah tarif
kapitasi. Dan untuk fasilitas kesehatan rujukan seperti Rumah Sakit (RS)
menggunakan Ina CBGs.3

2.2.4 INA-CBGs
Sistem INA-CBGs merupakan sistem kodifikasi dari diagnosis
akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan, berbasis pada
data costing dan coding penyakit mengacu International Classification of
Diseases (ICD) yang disusun WHO dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis

Universitas YARSI
13

dan ICD-9-Clinical Modifications untuk tindakan/prosedur. Tarif INA-


CBGs mempunyai 1.077 kelompok tarif terdiri dari 789 kode
group/kelompok rawat inap dan 288 kode kelompok rawat jalan.
Pengelompokan kode diagnosis dan prosedur dilakukan dengan
menggunakan grouper United Nations University (UNU Grouper). UNU
Grouper adalah grouper case-mix yang dikembangkan oleh UNU Malaysia
(Kemenkes, 2014). Untuk tarif INA-CBGs dikelompokan dalam 4 jenis
RS, yaitu RS kelas D, C, B, dan A yang ditentukan berdasarkan akreditasi
rumah sakit.3

Sistem INA-CBGs merupakan sistem pembiayaan prospektif dan


tujuan yang ingin dicapai dari penerapan sistem ini yaitu pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan cost effective. Tidak ada satupun sistem
pembiayaan yang sempurna, setiap sistem pembiayaan memiliki kelebihan
dan kekurangan.3

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan system pembayaran prospektif (Kemenkes, 2014)

Universitas YARSI
14

2.3 Memahami dan Menjelaskan Model praktik dokter gigi

Perizinan praktik dokter gigi keluarga diberikan kepada pihak yang


menyelenggarakan pelyanan dalam bentuk: (KMK No. 39 tahun 2007
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga)2

a. Perorangan/ praktek solo yaitu:2


Praktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh 1 (satu) orang
dokter gigi keluarga.
b. Praktek berkelompok yaitu:2
Praktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh beberapa
dokter/ dokter gigi keluarga.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon izin oraktik


dokter gigi keluarga adalah memenuhi standar praktik meliputi:2
a. Tenaga pelaksana (medis, paramedic dan non medis) yang memenuhi
kualifikasi tertentu sesuai standar profesi dan pelayanan dokter gigi
keluarga.
b. Sarana dan prasarana yang memadai sehingga memungkinkan
pelayanan dokter gigi keluarga dan semua aspek pelayanannya mampu
dilaksanakan.
c. Manajemen praktik yang mendukung terlaksananya pelyanan dokter
gigi keluarga yang sesuai standar pelayanan.

2.4 Memahami dan Menjelaskan Tenaga Kesehatan praktik dokter gigi


2.4.1 Tugas dan fungsi dokter gigi

Seiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi,


profesi di bidang ini turut serta berkembang. Bila dahulu cukup hanya
dokter gigi saja yang memberikan pelayanan, kini dinegara-negara maju
seperti Amerika Serikat, pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang
terdiridari Dentist, Dental Hygienist, Dental Assistant , dan Dental
Technician.4

Universitas YARSI
15

Dentist adalah doktergigi yang memberikan pelayanan kedokteran


gigi. Dental hygienist bertugas mengisi Rekam Medis,serta melakukan
tindakan Preventive Dentistry seperti membersihkan karang gigi secara
mandiri.4

2.4.2 Tugas dan fungsi auxillaries

Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter


gigi mengambil alat,menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan
mulut, serta mengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan
sedang dilakukan.4

Dental Technician berkerja di Laboratorium, membuat protesa dan


alat bantu yang akan dipasang di mulut pasien. Di Indonesia kondisinya
sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi kesehatan gigi diluar dokter gigi
yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat Gigi bertugas seperti
Dental Assistant dan Dental Hygienist, sedangkan Tekniker Gigi bertugas
sama seperti Dental Technician.4

Pada suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2


orang yang berada disekitar pasien yaitu dokter gigi dan perawat gigi.
Tugas kedua orang ini berbeda namun saling mendukung,ini kemudian
melahirkan istilah Four Handed Dentistry.4

2.5 Memahami dan Menjelaskan Ergonomic tempat praktik


2.5.1 Konsep ergonomic
Ergonomik berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon berarti kerja
dan nomos berarti hukum. Definisi ergonomik menurut Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) adalah hubungan manusia
dengan lingkungan kerja yang tidak mengakibatkan suatu gangguan.
Secara garis besarnya ergonomik berarti terciptanya sistem kerja yang
sehat, aman, dan nyaman bagi manusia. Pada dasarnya kondisi ergonomik
sangat menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya gangguan
muskuloskeletal dan dapat mengurangi kesalahan yang dapat

Universitas YARSI
16

mengakibatkan cedera pada para pekerja. Dalam kaitan tersebut di atas,


ergonomic bukan hanya tentang perasaan lebih baik secara fisik, namun
juga bagaimana menempatkan peralatan pada posisi yang mudah
dijangkau sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Menurut
OSHA, gangguan musculoskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan
seseorang dapat terjadi bilamana ada ketidakcocokan antara kebutuhan
fisik kerja dan kemampuan fisik tubuh manusia.5
1. Kenyamanan (peralatan yang paling sering digunakan adalah di tempat
yang paling nyamanuntuk operator).
2. Posisi (duduk untuk akses ke pasien tanpa penyimpangan postur,
seperti membungkuk, mencondongkan rotasi, dll).
3. Frekuensi (operasi yang paling sering/prosedur dilakukan
secara bersamaan ditempatkansebagai dekatmungkin).Akibatnya,
operator mempertahankan posisi kerja yang terbaik dan berinvestasi
upaya minimal, dan mengurangi upaya fisik dan psikis. Kondisi fisik
lingkungan: mereka termasuk aspek seperticahaya, kenyamanan
termal, kebisingan, kualitas udara di kantor gigi (beban mikroba dll),
getaran dan medan elektromagnetik. Desain kegiatan, seleksi dan
spesialisasi: organisasiaktivitas harus termasuk istirahat dan bekerja
dalam shift untuk menghindari oversolicitation. Pemilihan personil
dilakukan atas dasar keterampilan khusus dan kualitas: fisik, kognitif
dansosial. Desain organisasi dan manajemen melibatkan tim analisis
gaya yang bekerja, sehingga aktivitasdapat dioptimalkan, biaya
berkurang dan teknologi baru diimplementasikan dan terpadu
sebagaimenguntungkan mungkin. Penerapan kriteria ergonomis dalam
praktek gigi dapat dilakukandengan cara individual, memilih untuk
pengaturan tertentu dalam / nya ruang konsultasi nya atauuntuk suatu
konsep tertentu atas dasar konsep ISO yang dipilih, bersama dengan
organisasirasional dari seluruh aktivitas.

Universitas YARSI
17

2.5.2 Pengertian ruang lingkup prinsip ergonomic

Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia


bersama-sama dengan ilmu -ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai
penyesuaian satu sama lain secara optimal dari menusia terhadap
pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan
kesejahteraan kerja. Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai
lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika, faal kerja, higeine
perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai, dan
cybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara
bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Ergonomi
dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau
caracara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dinjurkan modifikasi
yang sesuai antara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban
tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja dan
meningkatkan produktivitas.5

2.5.3 Faktor-faktor dalam penerapan dental ergonomic four handed


dentistry

Merupakan teknologi baru yang diintegrasikan dalam suatu praktik


dokter gigi modern selama beberapa dekade terakhir. Konsep ini dikenal
sebagai four-handed dentistry yang terdiri dari dokter gigi dan asisten
yang masing-masing memiliki keterampilan. Pada umumnya rancangan
dental unit dibuat dengan sputum-bowl yang terletak di daerah posisi
asisten, sehingga bagian ini menghambat penempatan asisten di daerah
tersebut. Akibatnya dokter gigi harus mengambil dan mengembalikan
handpiece atau peralatan lainnya dari/pada tempatnya, sehingga fokus
pandangan operator berpindah-pindah dari mulut pasien ke tempat
peralatan (instrument tray). Hal ini menyebabkan tekanan fisik pada tubuh
yang sering bergerak dengan posisi otot yang menegang, kemudian
menyebabkan kelelahan pada mata. Alat yang baik sekalipun belum tentu
memberikan manfaat ergonomik, alat yang baik harus digunakan secara

Universitas YARSI
18

benar. Konsep four-handed dentistry diharapkan dapat mencegah


terjadinya pergerakan yang menegangkan otot serta perpindahan
pandangan dokter gigi dari daerah mulut pasien yang menyebabkan
kelelahan pada mata. Namun konsep ini bukan sekedar pemindahan alat
dari asisten ke dokter gigi atau agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan
mudah. Juga butuh keterampilan dalam melaksanakan suatu kerja tim yang
andal. Walaupun telah bekerja dengan konsep four-handed dentistry, bila
menggunakan alat yang tidak mendukung sistem ergonomik atau
penempatan alat yang jauh dari jangkauan asisten maupun dokter gigi
sendiri, maka akan tetap terjadi ketegangan otot akibat pergerakan yang
berlebihan. Kelelahan fisik juga dapat dialami oleh pasien akibat postur
yang tegang karena posisi duduk pasien di atas kursi gigi. Beberapa
prinsip yang dianjurkan untuk menerapkan konsep four-handed dentistry
agar dapat memberi manfaat yang lebih baik yaitu:5

1. Dokter gigi diharapkan melatih asisten sehingga tidak perlu melakukan


pergerakan yang tidak efisien. Misalnya mengambil forcep atau alat
pencabutan gigi di daerah yang jauh dari jangkauannya.
2. Asisten yang membantu dokter gigi harus mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dalam menangani peralatan. Terlatih untuk
mengikuti setiap prosedur perawatan yang dilakukan dokter gigi.
3. Asisten harus lebih sering menangani peralatan misalnya saliva
ejector, suction pump, handpiece dan bor, sehingga dokter gigi tidak
perlu melakukannya sendiri. Idealnya penanganan peralatan yang
dilakukan asisten adalah 80 90% dari waktu kerja, sehingga dokter
gigi hanya berkonsentrasi pada perawatan pasien.
4. Letak peralatan yang harus ditangani asisten lebih banyak berada pada
sisi asisten untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi
alat harus berada di depan asisten dan jangan di samping asisten, agar
tidak perlu melakukan pergerakan tubuh memutar.
5. Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah
memindahkan alat tanpa melewati dada pasien. Alat yang dipindahkan
sebaiknya melewati batas dagu pasien.

Universitas YARSI
19

6. Bidang perawatan (operatory-field) dibentuk sedemikian rupa


sehingga terdapat ruang bebas, baik bagi asisten, dokter gigi dan
pasien. Kondisi seperti ini menyebabkan pasien tidak merasa terkurung
oleh dokter gigi maupun asisten. Biasanya ruangan dibagi atas empat
daerah aktivitas, yaitu daerah operator, daerah asisten, daerah untuk
memindahkan alat, dandaerah statik. Penglihatan yang kurang baik
juga dapat mengakibatkan dokter gigi cenderung membungkuk ke arah
pasien agar mudah melihat daerah kerjanya. Hal ini dapat
menyebabkan ketegangan pada diskus, ligamentum dan otot di daerah
leher. Bilamana posisi ini dipertahankan selama berjamjam, maka akan
menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Bagi dokter gigi dengan
penglihatan yang kurang memadai, dapat menggunakan alat pembesar
atau dental-loupe sebagai alat bantu lihat. Alat ini mencegah posisi
membungkuk ke arah mulut pasien. Pencahayaan yang sesuai dengan
persyaratan merupakan salah satu faktor penentu lainnya. Arah cahaya
yang salah menyebabkan dokter gigi cenderung berada pada posisi
yang kurang menguntungkan. Jika cahaya dihalangi dengan tangan,
kepala, atau alat; dokter gigi akan menjulurkan leher dan badan bagian
atas untuk mencapai suatu bidang pandangan yang lebih baik.
Penggunaan dental-light yang besar dapat membantu dokter gigi
melihat daerah kerja lebih baik, namun biasanya cahaya lampu
menjadi panas dan hal ini memberi rasa tidak nyaman bagi pasien.
Biasanya penggunaan fiber-optic handpiece lebih bermanfaat. Posisi
dental-light yang baik juga penting. Sebanyak 84% dari dokter gigi
biasanya meletakan sumber cahaya lebih tinggi, sehingga kadang-
kadang menimbulkan bayangan.

2.6 Memahami dan Menjelaskan Desain tempat praktik dan peralatan


2.6.1 Tempat praktik
Disain tempat kerja: gambaran dasar untuk kenyamanan,
produktifitas dan keamanan. Rancangan dan arus lalu lintas:4
a. Pencahayaan.

Universitas YARSI
20

b. Temperatur, kelembaban dan ventilasi.


c. Mobilisasi (aktifitas kerja).
d. Fasilitas sanitasi dan drainase (tempat pembuangan limbah cair dan
padat).

2.6.2 Peralatan

Proses dan disain perlengkapan: untuk fungsi dan keamanan.


Disain tempat dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan, keamanan
dan produktifitas dalam bekerja. Misalnya:4

Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kawat,


menggerinda, melakukan sand blasting, melakukan pemolesan, dan lain-
lain.4

Gambar 4. Posisi pada saat melakukan sand blasting, B. Posisi pada saat
melakukan pemolesan denture
(www.google.com)

Posisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat handpress


dan kuvet, saat mengangkat panci, dan lain-lain.4

Gambar t. Posisi pada saat melakukan pengepresan


(www.google.com)

Universitas YARSI
21

Fungsi dan tugas: fungsi dan tugas orang dengan pekerjaan yang
pantas. Misalnya: Karyawan dibagian pengecoran logam, pengepressan
harus punya spesifikasi tertentu misalnya berat dan tinggi badan ideal, dan
lain-lain.4

2.7 Memahami dan Menjelaskan K3 (Kesehatan dan Keselamatan kerja


praktik dokter gigi)
Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya,
pelayanan kesehatan masyarakat pekerja di Laboratorium teknik
Kesehatan Gigi dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh
(komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.6
1. Pelayanan Preventif6
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja
dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik
maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit
atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. Kegiatannya
antara lain meliputi pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:6
a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja
b. Pemeriksaan berkala
c. Pemeriksaan khusus
d. Imunisasi
e. Kesehatan lingkungan kerja
f. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan
g. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja
h. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi
aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi)
2. Pelayanan Promotif6
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar
keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik.
Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerjayang sehat dengan tujuan

Universitas YARSI
22

untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya


produktifitas tenaga kerja di lingkungan Laboratorium Teknik Kesehatan
Gigi. Kegiatannya antara lain meliputi:6
a. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
c. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
d. Perbaikan status gizi.
e. Konsultasi psikologi.
f. Olah raga dan rekreasi
3. Pelayanan Kuratif6
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas
penyakit menular dilingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada
tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini
dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah
komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:6
a. Pengobatan terhadap penyakit umum.
b. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja
4. Pelayanan Rehabilitatif6
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau
kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian
atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan sehari-
hari. Kegiatannya antara lain meliputi:6
a. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal.
b. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
c. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima
tenaga kerja yang cacat akibat kerja.

Universitas YARSI
23

d. Bahaya Potensial Di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi.


e. Bahaya potensial di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi dibagi
menjadi lima perantara diantaranya:6
a. Chemical agent
Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya di
Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi adalah:6
1. Gypsum: Kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2H2O.
2. Acrylic (polimer dan monomer): Methyl metacrylate.
3. Ceramic: Feldspar (K2OAl2O3.6SiO2), Silica (SiO2), Alumina
(Al2O3).
4. Logam: NiCr, CoCr, Orden (CuAl), Silver alloy, Paladium
(Pd), Titanium (TiAlV), Berilium (Be), Platinum (Pt), Cuprum
(Cu), Argentum (Ag), dan lain-lain.
5. Wax: Parafin (Ceresin), Getah karet/getah resin (resin alami).
6. Bahan tanam: Fosfat bonded investmen (NH4MgPO4.6H2O),
Silica bonded investmen (SiCOH)4+4C2H5OH).
7. Bahan abrasive: Al2O3 (alumina Oksida), Kapur/calcium
carbonat (CaCO2), Silica dari alumina, Besi, cobalt, magnesim,
dan lain-lain.
b. Cairan electrolit (H2SO4).
c. Asap dari burn out manual
d. Physical agent
e. Debu
Debu merupakan salah satu sumber gangguan yang tidak dapat
diabaikan. Dalam kondisi tertentu debu merupakan bahaya yang
dapat menimbulkan kerugian besar. Tempat kerja yang prosesnya
mengeluarkan debu, dapat menyebabkan pengurangan
kenyamanankerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal
paru-paru, bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Contoh
debu di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi:6
- Debu metal: debu hasil gerinda logam: NiCr, CoCr, dan lain-
lain.

Universitas YARSI
24

- Debu mineral: bahan abrasive, akrilik, gypsum, debu proses


sandblasting, dan lain-lain.
- Pengontrolan debu dalam ruang kerja
Metode pencegahan terhadap transmisi ialah:6
1. Memakai metode basah: Lantai disiram air supaya debu tak
berterbangan di udara. Pengeboran basah (wet drilling) untuk
mengurangi debu yang ada di udara. Debu jika di semprot
dengan uap air akan berflocculasi lalu mengendap.
2. Dengan alat: Scrubber, Elektropresipitator, Ventilasi umum.
Pencegahan terhadap sumber: diusahakan debu tidak keluar dari
sumber yaitu dengan pemasangan local exhauster.
Perlindungan diri terhadap pekerja antara lain berupa tutup hidung
atau masker.
Kebisingan
Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-
getaran yang tidak teratur dan periodik, kebisingan merupakan
suara yang tidak dikehandaki. Manusia masih mampu mendengar
bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas
dengan nilai ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara terus menerus.
Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan
batas ini disebut critical level of intensity. Kebisingan merupakan
masalah kesehatan kerja yang timbul di Laboratorium Teknik
Kesehatan Gigi. Sumber kebisingan berasal dari suara mesin
gerinda dan suara kompresor pada proses sandblasting, suara
mesin trimer, dan lain-lain.6
Gangguan Kebisingan di tempat Kerja.
Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah
kerusakan pada inderaindera pendengar, yang menyebabkan
ketulian progresif. Gangguan kebisingan ditempat kerja dapat
dikelompokkan sebagai berikut:6
Gangguan Fisiologis

Universitas YARSI
25

Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul


akibat bising. Dengan kata lain fungsi pendengaran secara
fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam
pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Pembicara terpaksa berteriak-
teriak, selain memerlukan tenaga ekstra juga menimbulkan
kebisingan. Kebisingan juga dapat mengganggu cardiac out put
dan tekanan darah.6
Gangguan Psikologis
Gangguan fisiologis lama-lama bisa menimbulkan gangguan
psikologis. Suara yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan
stress, gangguan jiwa, sulit konsentrasi dan berfikir, dan lain-lain.6
Gangguan Patologis Organis
Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya
terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan
ketulian yang bersifat sementara hingga permanent.6
Pengendalian Kebisingan dilingkungan kerja
Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap pekerja. Untuk
menghilangkan atau mengurangi transmisi kebisingan terhadap
pekerja dapat dilakukan dengan isolasi tenaga kerja atau mesin
yaitu dengan menutup atau menyekat mesin atau alat yang yang
mengeluarkan bising. Pada dasarnya untuk menutup mesinmesin
yang bising adalah sebagai berikut:6
1. Menutup mesin serapat mungkin.
2. Mengolah pintu-pintu dan semua lobang secara akustik
3. Bila perlu mengisolasi mesin dari lantai untuk mengurangi
penjalaran getaran
Menghilangkan kebisingan dari sumber suara. Menghilangkan
kebisingan dari sumber suara dapat dilakukan dengan
menempatkan perendam dalam sumber getaran.6
Mengadakan perlindungan terhadap karyawan. Usaha melindungi
karyawan dari kebisingan dilingkungan kerja dengan memakai alat

Universitas YARSI
26

pelindung telinga atau personal protective device yaitu berupa ear


plugs dan ear muffs.6
Getaran
Pemaparan terhadap getaran pada umumnya berasosiasi dengan
pemaparan terhadap kebisingan, karena getaran dan kebisingan
lebih sering berasal dari sumber yang sama. Getaran dapat
diartikan sebagai gerakan suatu sistem bolak balik, gerakan
tersebut dapat berupa gerakan yang harmonis sederhana dapat pula
sangat kompleks yang sifatnya dapat periodik atau random, steady
atau transient, kontinyu atau intermittent. Sistem tersebut dapat
berupa gas (udara), cairan (liquid), dan padat (solid). Partikel-
partikel dari suatu sistem (gas, cair dan padat) mempunyai
karakteristik sebagai berikut yaitu mempuanyai amplitudo,
kecepatan dan percepatan (akselerasi). Getaran dapat
menimbulkan gangguan pada jaringan secara mekanik dan
gangguan rangsangan reseptor syaraf didalam jaringan. Pada efek
mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak atau metabolismenya
terganggu. Sedangkan pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi
mungkin melalui syarap sentral atau langsung pada sistem
autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara bersama-sama.6
Pengaruh Getaran terhadap Manusia
Dampak getaran terhadap tubuh manusia sangat tergantung pada
sifat pemaparan, yaitu bagian tubuh yang kontak dengan sumber
getaran. Bentuk pemaparan dapat dibagi dalam dua katagori yaitu:
1. Pemaparan seluruh tubuh.
2. Pemaparan yang bersifat segmental yaitu hanya bagian tubuh
tertentu (misalnya: lengan dan bahu) yang mengalami kontak
dengan sumber getaran. Dua gejala terutama ditemukan
sehubungan dengan akibat-akibat getaran mekanis pada lengan
adalah kelainan pada peredaran darah dan persyarafan serta
kerusakan pada persendian dan tulang. Contoh yang terjadi di
Laboratorium teknik Kesehatan Gigi:

Universitas YARSI
27

1. Getaran Handpiece saat menggerinda.


2. Getaran vibrator saat pengadukan atau pengecoran
bahan tanam atau gypsum.
3. Mengontrol Getaran: Beberapa cara untuk mengontrol
atau mengurangi getaran adala sebagai berikut:
Isolasi sumber getaran. Mempergunakan bahan isolator
yang mempunyai kemampuan yang baik untuk
meredam getaran yang ditransmisikan sumber (mesin)
terhadap isolator. Isolator yang baik untuk meredam
getaran tersebut dari material yang mempunyai
frekwensi resonansi lebih kecil dari frekwensi sumber,
biasanya dipergunakan bahan yang tidak kaku,
frekwensi isolator akan saling meredam dengan
frekwensi sumber.
Damping (meredam getaran). Damping adalah suatu mekanisme
untuk meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem
resonan pada sumbu getaran. Dengan sistem resonan ini getaran
dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Beberapa cara
damping dapat dilakukan sebagai berikut:6
a. Dengan cara interface damping.
b. Dengan cara penerapan suatu lapisan material: dapat dilakukan
dengan mempergunakan bahan yang lunak misalnya asphalt.
Asphalt mempunyai frekwensi resonansi yang sangat rendah,
sehingga dapat meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin.
c. Dengan cara memakai bahan "sandwich" sebagai pengganti
bahan utama pada sumber gataran. Sandwich material adalah
suatu lapisan material yang disisipkan diantara dua lapisan plat
yang dipakai sebagai sistem resonan. Perbedaan frekwensi
resonansi dari dua macam material tersebut dapat meredam
getaran yang dikeluarkan oleh mesin.
Mengurangi/menghilangkan gangguan mekanik yang
menyebabkan getaran. Gangguan mekanik yang ditimbulkan

Universitas YARSI
28

getaran dapat dikontrol dengan mengurangi pengaruh gesekan


pada roda-roda dudukan mesin atau keseimbangan/pemantapan
dudukan mesin dan lain-lain. Seringkali getaran mesin dapat
dikurangi dengan cara mengatur keseimbangan putaran mesin dan
lain-lain.
Suhu Udara
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya
didapat dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas
lingkungan. Makin tinggi panas lingkungan,semakin besar pula
pengaruhnya terhadap suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah
suhu lingkungan, makin banyak pula pans tubuh akan hilang.
Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia
yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas yang
dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini
serasi dan seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik
penampilan kerja maupun kesehatan kerja. Tekanan panas yang
berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus
diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas
lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja
jantung menjadi bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca
(iklim) kerja adalah 21-30C suhu basah. Suhu efektif bagi
pekerja di daerah tropis adalah 22 - 27C. Yang dimaksud dengan
tempertur efektif adalah suatu beban panas yang dapat diterima
oleh rtubuh dalam ruangan. Temperatur efektif akan memberikan
efek yang nyaman bagi orang yang berada diluar ruagan. Cuaca
kerja yang diusahakan dapat mendorong produktifitas antara lain
dengan air conditioning di tempat kerja. Kesalahankesalahan
sering dibuat dengan membuat suhu terlalu rendah yang berakibat
keluhankeluhan dan kadang diikuti meningkatnya penyakit
pernafasan. Sebaiknya diperhatikan halhal sebagai berikut:6
a. Suhu distel pada 25-26C

Universitas YARSI
29

b. Penggunaan AC di tempat kerja perlu disertai pemikiran


tentang keadaan pengaturan suhu di rumah.
c. Bila perbedaan suhu di dalam dan luar lebih 5C, perlu adanya
suatu kamar adaptasi. Contoh: suhu panas dari kompor,
preheating furnace, porcelain furnace, pengecoran logam, dan
lain-lain.
Kelembaban Udara
Kelembaban adalah: banyaknya air yang terkandung dalam udara,
biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan
atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama
antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan
radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan
tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari
tubunya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan
kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari
tubuh secara besar-besaran karena sistem peguapan. Pengaruh lain
adalah makin cepatnya denyutjantung karena makin aktifnya
peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh
manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara
panas tubuh dengan suhu disekitarnya.6
Pencahayaan
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan. Untuk
melihat manusia membutuhkan pencahayaan. Oleh sebab itu salah
satu masalah lingkungan di tempat kerja yang harus diperhatikan
adalah pencahayaan. Pencahayaan yang kurang memadai
merupakan beban tambahan bagi pekerja, sehingga dapat
menimbulkan gangguan performance (penampilan) kerja yang
akhirnya dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak harus
ada karena berhubungan dengan fungsi indera penglihatan, yang
dapat mempengaruhi produktifitas bagi tenaga kerja. Berdasarkan
baku mutu lingkungan kerja, standar pencahayaan untuk ruangan

Universitas YARSI
30

yang dipakai untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan


ketelitian adalah 500- 1000 Lux.6
Radiasi
Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buatan. Dampak
radiasi terhadap kesehatan tergantung pada: lamanya terpapar,
jumlah yang diserap, tipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang
gelombang. Pancaran yang paling berbahaya adalah gelombang
pendek, termasuk ionisasi dan radiasi sinar ultraviolet. Akibat
radiasi ultraviolet pada umumnya mengenai mata dan kulit, bila
mengenai mata dapat menyebabkan conjuctivitis. Contoh radiasi
yang terjadi di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi: Sinar mesin
Light Cure, Pengecoran logam, dan lain-lain.6
Biological agent
Faktor biologi dapat berupa bakteri, jamur dan mikroorganisme
lain yang dibutuhkan atau dihasilkan dari bahan baku, proses
produksi dan proses penyimpanan hasil produksi. Contoh paparan
biologi di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi adalah Sumber
infeksi: terpapar mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan lain-
lain.). Misalnya Model cetakan yang belum didesinfeksi (bila
menerima model cetakan dari dokter gigi harus harus direndam
dalam larutan desinfektan terlebih dulu sebelum dikerjakan).6
Repair denture: sebelum denture direpir harus direndam dalam
larutan desinfektan, karena base akrilik muadah ditumbuhi jamur
terutama candida albicans.6
Penyimpanan model harus ditempat yang kering atau tempat yang
tahan kelembaban untuk menghindari tumbuhnya jamur. d. Model
stone/gypsum setelah dilepas dari cetakan lebih baik direndam
dulu dalam cairan desinfektan.6
Bahan iritan: paparan bahan yang bisa menimbulkan iritasi pada
kulit., misalnya: polimer akrilik, larutan electropolishing, dan lain-
lain.6
Psycological agent

Universitas YARSI
31

Psycological agent meliputi: tanggung jawab pekerjaan terhadap


orang lain, beban kerja, ketrampilan, dan lain-lain. Contoh:
perasaan was-was saat menunggu hasil setelah proses praktikum,
dan lain-lain.6
Ergonomical agent/Mecanical agent
Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia
bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk
mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari menusia
terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan
efisiensi dan kesejahteraan kerja. Ergonomi merupakan pertemuan
dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika, faal
kerja, higeine perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja,
riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya
adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata
kerja dan peralatannya. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja.
Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau caracara tak langsung,
beban kerja dapat diukur dan dinjurkan modifikasi yang sesuai
antara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan.
Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja dan
meningkatkan produktivitas.6
Disain tempat kerja: gambaran dasar untuk kenyamanan,
produktifitas dan keamanan:6
1. Rancangan dan arus lalulintas
2. Pencahayaan
3. Temperatur, kelembaban dan ventilasi
4. Mobilisasi (aktifitas kerja)
5. Fasilitas sanitasi dan drainase (tempat pembuangan limbah
cair dan padat)
Proses dan disain perlengkapan: untuk fungsi dan keamanan.
Disain tempat dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan,
keamanan dan produktifitas dalam bekerja. Misalnya:6

Universitas YARSI
32

1. Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kawat,


menggerinda, melakukan sand blasting, melakukan
pemolesan, dan lain-lain.
2. Posisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat
handpress dan kuvet, saat mengangkat panci, dan lain-lain.
3. Fungsi dan tugas: fungsi dan tugas orang dengan pekerjaan
yang pantas. Misalnya: Karyawan dibagian pengecoran
logam, pengepressan harus punya spesifikasi tertentu
misalnya berat dan tinggi badan ideal, dan lain-lain

Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat


pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian
teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis
alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu
melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena
pekerjaanya, antara lain seperti topi keselamatan, safety shoes, sarung
tangan, pelindung pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamatan.
Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi
bahaya yang dihadapi serta sesuai denga bagian tubuh yang perlu
dilindungi.6

Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970


tentang keselamatan kerja, pasal 12 mengatur mengenai hak dan
kewajiban tenaga kerja untuk mamakai alat pelindung diri. Pada pasal 14
menyebutkan bahwa pengusaha wajib menyediakan secara cuma-cuma
sesuai alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada
di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk yag diperlukan.6

Universitas YARSI
33

Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang


bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah: 6

Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda, terantuk.


Terpapar sinar dan gelombang elektromaknetik.
Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.
Terpapar kebisingan dan getaran.
Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.
Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam.

Bagian badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan,


alat pendengaran, alat penglihatan, kulit, kaki maupun tubuh pada
umumnya. Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) dan Muka.6

Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari:6

Percikan bahan bahan korosif


Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara
Lemparan benda-benda kecil
Panas dan pancaran cahaya
Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi
mata
Radiasi gelombang elekromaknetik yang mengion maupun yang
tidak mengion
Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam

Menurut jenis atau bentuknya alat pelindung mata dibedakan


menjadi:6
Kaca mata (Spectacles/Goggles)
Tameng muka (Face Shield)

Spesifikasi6

Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:6

Universitas YARSI
34

Tahan terhadap api.


Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil.
Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi.
Terbuat dari bahan :6
Gelas atau gelas yang dicampur dengan laminasi alumunium,
yang bila pecah tidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.
Plastik, dengan bahan dasar selulosa asetat, akrilik,
policarbonat atau alil diglikol karbonat
Cara Pemakaian6
Kaca mata pengaman6
1. Pilihan kaca mata yang sesuai, small, medium, atau large.
2. Buka tangkai kaca mata lekatkan bagian tengah kacamata
pada punggung hidung.
3. Tempelkan lensa kaca mata
4. Kaitkan tangkai kaca mata pada daun telinga
5. Usahakan agar mata dan sekitar betul-betul tertutup oleh
kacamata
Penutup muka (Face Shield)
Penutup muka yang benar adalah yang dapat dikenakan tanpa
dipegang dengan tangan pekerja. Biasanya penutup muka ini
dirancang menjadi satu dengan topi pengaman atau penutup
rambut.6
Pilih ukuran penutup muka, sesuai dengan besarnya lingkar
kepala (kecil/small, sedang/medium,atau besar/large).
Periksa bagian luar dan dalam penutup muka, apakah sesuai
dengan spesifikasinya, apakah tudung dalam keadaaan baik,
tidak rusak dan bersih.
Kendorkan klep pengatur untuk mempererat kedudukan topi
pengaman tudung atau penutup rambut.
Pakai topi pengaman (tudung atau penutup rambut), eratkan di
kepala sehingga terasa pas dengan cara mengatur klep pengatur

Universitas YARSI
35

Atur posisi penutup muka sehingga menutupi seluruh


permukaan wajah
Kencangkan kembali klep pengatur

Fungsi6

Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat kebisingan,


dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas. 6

Jenis6

Secara umum pelindungi telinga 2 (dua) jenis, yaitu: 6

Sumbat telinga atau ear plug, yaitu alat pelindung telinga yang
cara penggunaannya dimasukkan pada liang telinga
Tutup telinga atau ear muff, yaitu alat pelindung telinga yang
penggunaanya ditutupkan pada seluruh daun telinga

Spesifikasi6

Sumbat Telinga atau ear plug


Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau
mengabsorbsi bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja,
sedangkan bunyi atau suara dengan frekwensi untuk
pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.
Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas.
Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang
masuk lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x
adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang
diterima oleh tanaga kerja.
Penutup Telinga atau Ear Muff.
Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau cup,
dan sebuah sabuk kepala (head band).
Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang berfungsi
untuk menyerap suara yang frekwensinya tinggi.

Universitas YARSI
36

Pada umumnya tutup telinga bisa meriduksi suara frekwensi


2800-4000 hz sebesar 35-45 dba.
Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang
telinga minimal sebesar x- 85 dba, dimana x adalah intensitas
suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tenaga
kerja

Cara Pemakaian6

Sumbat Telinga atau Ear Plug.


Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang bisa menyesuaikan
dengan bentuk telinga. Biasanya terbuat dari karet atau plastik
lunak.
Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran
dari seluruh telinga si pemakai.
Cek sumbat telinga, apakah secara fisik dalam keadaan baik
(tidak rusak) dan bersih.
Tarik daun telinga ke belakang, kemudian masukkan sumbat
telinga ke dalam lubang telinga hingga benar-benar menutup
semua lubang telinga.
Gerak-gerakkan kepala ke atas, ke bawah, ke samping, ke kiri
dan ke samping kanan, buka dan tutup mulut, untuk
memastikan bahwa sumbat telinga terpakai secara sempurna.
Penutup Telinga atau Ear Muff.
Pilih penutup telinga yang ukurannya sesuai dengan
diameter/lebar daun telinga.
Pastikan ahwa posisi cawan atau mangkuk penutup benar benar
melingkupi daun telinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum
pas (masih ada bagian yang terbuka), sesuaikan dengan
pengatur panjang dan pendeknya pengikat kepala (head band)
Gerak-gerakkan kepala, ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan
ke samping kanan, buka dan tutup mulut untuk memastikan
bahwa sumbat telinga terpakai secara sempurna

Universitas YARSI
37

Pemeliharaan6

Sumbat telinga yang telah di selesai digunakan dibersihkan


dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat.
Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
Setelah bersih dan kering simpan alam kotaknya.
Simpan kotak tersebut di atas di almari atau tempat
penyimpanan yang lain.
Penutup telinga yang telah selesai digunakan dibersihkan
dengan cara diseka dengan kain lap yang bersih.
Setelah bersih simpan kembali di dalam kotaknya.
Simpan kotak di almari atau tempat penyimpanan yang lain

Pelindung Pernafasan (Respirator) 6

Fungsi6

Alat pelindung pernafasan berfungsi memeberikan perlindungan


organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu,
uap, gas, fume, asap, mist, kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya. 6

Jenis6

Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi : 6

Respirator yang berfungsi memurnikan udara (air purifying


respirator).
Respirator yang berfungsi memasok oksigen atau udara (air
supplying respirator).

Spesifikasi6

1. Respirator Yang Memurnikan Udara6

Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di


udara (debu, gas, uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya

Universitas YARSI
38

rendah. Prinsip kerja respirator ini adalah membersihkan udara


terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorbsi, atau absorbsi. Menurut cara
kerjanya dibedakan menjadi :6

1. Respirator yang mengandung bahan kimia (cemical respirators).


2. Respirator dengan katrid (cartridge) bahan kimia.

Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorpsi bahan pencemar di


udara pernafasan. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi
biasanya karbon aktif atau silika gel. Biasanya penutup sebagian muka
dengan satu atau dua katrid yang mengandung bahan kimia tertentu. Tidak
bisa digunakan untuk keadaaan darurat. Hanya mampu memurnikan satu
macam atau satu golongan bahan kimia (gas, uap) saja. 6

3. Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia

Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorbsi bahan pencemar di


udara pernafasan. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi
adalah yang sesuai dengan bahan-bahan kima tertentu saja. Misal kanister
untuk uap asam klorida (hcl dan asam sulfat (h2so4) harus menggunakan
kanister yang berisi soda.Bahan kimia kanister mempuyai batas waktu
kedaluwarsa. Batas waktu kedaluwarsa ini tergantung pada isi kanister,
konsentrasi bahan pencemar, dan akifitas pemakainya. Bisa menutup
sebagian muka atau seluruh muka. Tidak bisa digunakan dalam keadaaan
udara di lingkungan kerja menggandung bahan kimia gas atau uap toksik
dengan kadar yang cukup tinggi. Satu tipe kanister hanya bisa digunakan
untuk memurniakan udara terkontaminasi satu macam atau satu golongan
bahan kimia (gas, uap) saja. 6

4. Respirator mekanik (Mechanical Respirator)

Digunakan untuk melindungi si pemakai akibat pemajanan


partikel-partikel di lingkungan kerja seperti debu, asap, fume, mist dan
fog. Prinsip kerja respirator ini adalah memurnikan udara terkontaminasi

Universitas YARSI
39

melalui proses filtrasi memakai bermacam tipe filter. Efisiensi filter


tergantung kepada ukuran partikel dan diameter pori-pori filter. 6

5. Respirator kombinasi filter dan bahan kimia

Respirator jenis ini dilengkapi dengan filter untuk menyaring udara


terkontaminasi partikel (debu) dan aktrid (catridge) atau kanister yan
mengandung bahan kimia. Respirator jenis ini biasanya digunakan oleh
pekerja pada waktu melakukan pengecatan dengan cara semprot (spray
painting). 6

6. Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.

Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter,


ataupun katrid dan kanister yang mengandung bahan kimia. 6

7. Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan


bahan bahan kimia yang sangat toksit. Konsentarinya tinggi, mampu
melindungi pekerja dari kekurangan oksigen. 6
8. Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau
kompresor yang dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan). 6
9. Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi :6
a. Airline respirator.
b. Air hose mask respirator.
c. Self-contained brathing apparatus.

Cara Pemakaian6

Pilih ukuran respirator yang sesuai dengan ukuran antropometri


tubuh pemakai. Ukuran antropometri tubuh yang berkaitan adalah panjang
muka, panjang dagu, lebar muka, lebar mulut, panjang tulang hidung,
tonjolan hidung, periksa lebih dahulu dengan teliti, apakah respirator
dalam keadaan baik, tidak rusak, dan komponen-komponennya juga dalam
keadaan masih baik. Jika terdapat komponen yang sudah tidak berfungsi
maka perlu diganti lebih dahulu dengan yang baru dan baik. Pilih jenis

Universitas YARSI
40

filter atau catrid atau kanister dengan seksama, agar tidak terjadi
kebocoran, singkirkan rambut yang menutupi bagian muka, potong
cambang dan jenggot sependek mungkin, pasang atau kenakan gigi palsu,
bila pekerja menggunakan gigi palsu. Pakailah respirator dengan cara
sesuai dengan petunjuk operasional (instruction manual) yang harus ada
pada setiap respirator, gerak gerakkan kepala, untuk memastikan bahwa
tidak akan terjadi kebocoran apabila pekerja bekerja sambil bergerak-
gerak.6

Pemeliharaan6

Agar respirator dapat berfungsi denngan baik dan benar serta dapat
digunakan dalam waktu yang relatif lama, maka respirator perlu
pemeliharaan atau perawatan secara teratur, sebagai berikut:6

Setiap kali setelah dipakai, respirator harus di bersihkan


(dicuci) kemudian dikeringkan.
Apabila suatu respirator terpaksa digunakan oleh orang lain,
maka harus dicucihamakan terlebih dahulu.
Beri tanda setiap respirator dengan nama pemakainya.
Setelah respirator bersih dan kering, simpan dalam loker yang
bersih, kering dan tertutup.
Tangki-tangki atau silinder-silender udara atau oksigen harus
dicek secara berkala, untuk mengetahui bahwa persediaan
udara atau oksigen masih mencukupi.
Klep-klep, regulator dan komponen-komponen lainnya perlu
juga dicek secara berkala. Jika tidak berfungsi harus segera
diganti dengan yang baru.

Pelindung Tangan6

Fungsi6

Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,


panas, dingin, radiasi elektomagnetik, radiasi mengion, listrik, bahan

Universitas YARSI
41

kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi. Alat pelindung tangan


biasa disebut dengan sarung tangan.6

Jenis6

Menurut bentuknya, alat pelindung tangan dibedakan menjadi :6

Sarung tangan biasa atau gloves.


Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan
empat jari lainya menjadi satu.
Hand pad, yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi
telapak tangan.
Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai
lengan. Biasanya digabung dengan arung tangan.

Spesifikasi6

Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan


bahansarung tangan yang dikenakan pekerja.6

Cara Pemakaian6

1. Pilih jenis alat pelindung tangan yang sesuai dengan potensi


bahaya.
2. Pilih ukuran sesuai dengan ukuran tangan pemakai.
3. Masukkan tangan yang bagian pergelangan tangannya
bermanset atau berkerut, ujung ujung lengen baju pekerja
masuk ke dalam manset atau kerutan sarung tangan, kemudian
manset dikancingkan atau kerutan dirapikan.
4. Sarung tangan tanpa manset atau tanpa kerutan, ujung lengan
baju panjang pekerja harus bermanset, dan bagian lengan
sarung tangan berda di dalam manset atau di dalam kerutan.
Tidak disarankan memasukkan ujung lengan baju panjang
kedalam sarung tangan

Universitas YARSI
42

Pemeliharaan6

Alat pelindung tangan yang telah selesai dipakai, harus


dibersihkan, dicuci dengan air, bagian luar maupun dalam kemudian
dikeringkan. Simpan di dalam kantong yang bersih dan letakkan di dalam
loker atau rak lemari.6

Pakaian Pelindung6

Fungsi6

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagain atau


seluruh tubuh dari kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi,
panas, bunga api maupun api.6

Jenis6

Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya,


mulai dari dada sampai lutut
Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh

Spesifikasi6

Macam-macam pakaian pelindung adalah:6

Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang


mengerjakan pengelasan.
Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran.
Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak
mengion.
Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi
mengion.
Pakaian pelindung terbuat dari plastik, untuk tenaga kerja yang
bekerja kontak dengan bahan kimia.

Cara pemakaian6

Universitas YARSI
43

Pilih jenis pakaian pelindung yang sesuai dengan potensi


bahaya yang dihadapi.
Pilih ukurannya yang sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya.
Cek keadaan fisiknya, apakah dalam keadaan rusak, dan
lengkap komponenkomponennya.
Kenakan pakaian pelindung dan kacingkan dengan seksama.
Gerak-gerakkan anggota badan (kaki, tangan), untuk
memastikan apakah pakaian pelindung telah terpakai dengan
nyaman.

Cara pemeliharaan6

Pakaian pelindung yang disposable (sekali pakai dibuang),


setelah habis pakai dimasukkan ke dalam kantong kertas yang
semula untuk membungkus pakaian pelindung baru, kemudian
dibuang di tempat yang telah disediakan.
Pakaian pelindung yang tidak disposable, sehabis dikenakan
dicuci, setelah dikeringkan diseterika, dilipat dan disimpan
ditempat yang bersih.

2.8 Memahami dan Menjelaskan Tempat penyimpanan alat dan obat


Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit
yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan
administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.7
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan

Universitas YARSI
44

menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan


kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat
Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa
alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat
kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent. 7
Sistem satu pintu adalah satu kebijakan kefarmasian termasuk
pembuatan formularium, pengadaan, dan pendistribusian Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk
mengutamakan kepentingan pasien melalui Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung
jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sehingga tidak ada pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit yang dilaksanakan selain oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit.7
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi
sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian, sehingga
Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal: 7
a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
c. Penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
d. pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
e. Pemantauan terapi Obat
f. Penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (keselamatan
pasien)

Universitas YARSI
45

g. Pemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan


Bahan Medis Habis Pakai yang akurat
h. Meningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit;
dan peningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan
kesejahteraan pegawai.

Rumah Sakit harus menyusun kebijakan terkait manajemen pengunaan


Obat yang efektif. Kebijakan tersebut harus ditinjau ulang sekurangkurangnya
sekali setahun. Peninjauan ulang sangat membantu Rumah Sakit memahami
kebutuhan dan prioritas dari perbaikan sistem mutu dan keselamatan
penggunaan Obat yang berkelanjutan. 7

Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan Obat untuk


meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (highalert
medication). High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena
sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan
Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD). Kelompok Obat high-alert diantaranya obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau
Look Alike Sound Alike/LASA), elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya
kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida
lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat), obat-
Obat sitostatika. 7

A. Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis


Habis Pakai meliputi:

1. Pemilihan

Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Kriteria pemilihan Obat untuk masuk
Formularium Rumah Sakit: Mengutamakan penggunaan Obat generik; 7

Universitas YARSI
46

2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan penderita;7
3. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;7
4. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan; 7
5. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan;7
6. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;7
7. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak lansung; dan obat lain yang
terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang
terjangkau.7
8. Perencanaan
Kebutuhan Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk
menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk
menghindari kekosongan Obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah
ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode
konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia. Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:7
a. anggaran yang tersedia;
b. penetapan prioritas;
c. sisa persediaan;
d. atas pemakaian periode yang lalu;
e. waktu tunggu pemesanan; dan
f. rencana pengembangan.

9. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan


perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,

Universitas YARSI
47

jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari
pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan
dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi
kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran. 7

10. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,


spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik. 7

10. Penyimpanan

Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan


sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban,
ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai. 7

Komponen yang harus diperhatikan antara lain:7

a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat


diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama
kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus;
b. Ektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali
untuk kebutuhan klinis yang penting;
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-hati; dan sediaan Farmasi, Alat

Universitas YARSI
48

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa oleh pasien
harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.

Instalasi Farmasi harus dapat memastikan bahwa Obat disimpan secara


benar dan diinspeksi secara periodik. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:7

a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan
diberi tanda khusus bahan berbahaya.
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi
penandaaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas
medis. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas
medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan
harus menggunakan tutup demi keselamatan.

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk


sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First
Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahan pengambilan Obat. Rumah Sakit harus dapat menyediakan
lokasi penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi kegawatdaruratan. Tempat
penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan dan
pencurian. Pengelolaan Obat emergensi harus menjamin:7

a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan;
b. Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain;
c. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
d. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan
e. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.

Universitas YARSI
49

11. Pendistribusian

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka


menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.7

12. Pemusnahan dan Penarikan7


13. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pemusnahan dilakukan untuk
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila:7
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. Telah kadaluwarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan dicabut izin
edarnya.

14. Pengendalian

Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan


penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim
Farmasi dan Terapi (TFT) di Rumah Sakit. Tujuan pengendalian persediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah untuk:7

a. Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;


b. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi;

Universitas YARSI
50

c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan


dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan
serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
d. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan
administrasi terdiri dari pencatatan dan pelaporan, administrasi
keuangan, administrasi Penghapusan.

2.9 Memahami dan Menjelaskan Konsep prosedur perawatan gigi


2.9.1 SOP perawatan gigi

Kompetensi Dokter Gigi Indonesia terdiri dari Domain,


Kompetensi Utama dan Kompetensi Penunjang dengan rincian sebagai
berikut :8

1. Domain I : Profesionalisme
Melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian,
tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang relevan.
2. Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran
Gigi
Memahami ilmu kedokteran dasar dan klinik, kedokteran gigi dasar dan
klinik yang relevan sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan
ilmu kedokteran gigi.
3. Domain III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem
Stomatognatik
Melakukan pemeriksaan, mendiagnosis dan menyusun rencana
perawatan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang prima melalui
tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
4. Domain IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik
Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui
penatalaksanaan klinik.

Universitas YARSI
51

5. Domain V : Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat


Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi
dan mulut yang prima.
6. Domain VI : Manajemen Praktik Kedokteran Gigi
Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik KG.

2.9.2 Standar pelayanan minimal

Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu
kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaen/Kota.
Penyelenggaraan Kewenangan Wajib oleh Daerah adalah merupakan
perwujudan otonomi yang bertanggung jawab, yang pada intinya
merupakan pengakuan/pemberiaan hak dan kewenangan Daerah dalam
wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh Daerah. Tanpa
mengurangi arti serta pentingnya prakarsa Daerah dalam penyelenggaraan
otonominya dan untuk menghindari terjadinya kekosongan
penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat, Daerah
Kabupaten/Kota wajib melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu
termasuk di dalamnya kewenangan bidang kesehatan.9

Untuk menyamakan persepsi dan pemahaman dalam


pengaktualisasian kewenangan wajib bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
seiring dengan Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
No.100/756/OTDA/tanggal 8 Juli 2002 tentang Konsep Dasar Penentuan
Kewajiban Wajib dan Standar Pelayanan Minimal, maka dalam rangka
memberikan panduan untuk melaksanakan pelayanan dasar dibidang
kesehatan kepada masyarakat di Daerah, telah ditetapkan Keputusan
Menteri Kesehatan No.1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Yang dimaksud
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan
batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan
wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat

Universitas YARSI
52

yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark).


Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi Pemerintah dalam
memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.9

SPM Bidang Kesehatan pada hakekatnya merupakan bentuk-


bentuk pelayanan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Namun demikian mengingat kondisi masing-
masing daerah yang terkait dengan keterbatasan sumber daya yang tidak
merata, maka diperlukan pentahapan pelaksanaannya dalam mencapai
pelayanan minimal target 2010 oleh masing-masing Daerah sesuai dengan
kondisi dan perkembangan kapasitas standar teknis, mempunyai batasan
tertentu. Sebagai contoh cakupan pelayanan imunisasi harus 80% karena
< 80% tidak mempunyai dampak epidemiologis. Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Kabupaten/Kota berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia sehingga mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan SPM bidang kesehatan.9

Universitas YARSI

Anda mungkin juga menyukai