Bab Ii Penelitian Program Emas PDF
Bab Ii Penelitian Program Emas PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
disepakati oleh 193 negara anggota PBB pada bulan September tahun 2000 di New
dengan pertimbangan bahwa tujuan dan sasaran MDGs sejalan dengan tujuan dan
beberapa tahun terakhir. Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per
100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun
telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. Hal ini
peningkatan lebih besar pada MDG kelima (Wibowo dan Tim, 2014).
Faktor yang memperburuk yaitu : a) anemia gizi besi sebesar 40,1% ibu
hamil, b) wanita usia subur yang kekurangan energi kronik sebesar 19,7%, c)
kekurangan zat gizi mikro seperti Vitamin A dan yodium, d) malaria dan TBC,
Berbagai program yang sudah digulirkan oleh pemerintah angka kematian ibu
masih tetap tinggi di Indonesia. Dimana data terbaru dasarkan SDKI (2012) angka
kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut WHO (2005) hal
ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab yaitu penyebab langsung secara medis
yaitu terjadinya perdarahan berat, infeksi, aborsi tidak aman, eklamsia, persalinan
lama. Sedangkan penyebab tidak langsung secara medis adalah penyakit malaria,
Selain dari penyebab diatas, faktor perilaku kesehatan dimana masih rendah
perilaku secara kesehatan reproduksi dimana usia menikah terlalu muda, jarak antar
kelahiran, dan paritas juga menjadi faktor tingginya angka kematian ibu.
selama 5 tahun (2012-2016). Program ini berupaya untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan, terutama untuk kesehatan ibu dan anak dibidang fasilitas
15
kesehatan terutama maternal dan neonatal yang salah satu tujuannya untuk
dalam berjejaring dengan Organisasi Masyarakat Sipil, fasilitas kesehatan publik dan
swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, sektor swasta dan lain-lain. Program
ini akan berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru
lahir sebesar 25 % di Indonesia. Jejaring program EMAS ini adalah JHPIEGO, Save
Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kota Medan, Kota Tebing Tinggi,
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat. Daerah intervensi lain di Jawa Barat
16
Rumah Sakit.
17
(Hardjono, 2013).
c) Menetapkan sekumpulan standar dan audit berkala yang dapat membantu pihak
kematian ibu dan bayi diintervensi, tetapi terkonsentrasi kepada 7 penyebab kematian
maternal dan neonatal, bidang kematian ibu ada 4 penyebab yang akan diintervensi
partus macet (prolonged labor), sedangkan untuk neonatal yang diintervensi adalah
Vanguard dimana sistem rujukan yang digunakan adalah satu RS akan dikunjungi
Puskesmas dimana disinilah nanti dijalin sistem rujukan, Puskesmas akan merujuk ke
spesialis obgyn dan anak, serta tenaga spesialis lainnya yang mendukung. Selain dari
peningkatan kualitas tenaga kesehatan, program ini juga menggunakan SMS sebagai
media untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak dengan nama SIJARIEMAS.
19
2016) dengan berbagai intervensi yang dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak sebesar 25% sehingga tujuan dari MDGs menurunkan
angka kematian ibu sebesar atau menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 23
per 1000 kelahiran hidup ditahun 2015 tercapai. Program EMAS dalam
kematian ibu dan anak melalui berbagai program yang telah dilakukan pemerintah.
Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan kematian ibu.
Program ini mulai digalakkan ditahun 1988. Di Indonesia upaya Safe Motherhood
diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau keselamatan ibu. Gerakan yang
ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk
kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Sehingga tidak ada lagi kehamilan
dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai
pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan
Melalui pilar Safe Motherhood ini lahirlah Kebijakan tentang Kesehatan Ibu
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan
kesehatan, mulai dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sampai dengan Rumah
Sakit.
ini merupakan lanjutan dari program Safe Motherhood. Strategi utama dalam MPS
yaitu:
a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
yang berkualitas;
b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas
pengetahuan;
peningkatan deteksi dan penanganan ibu hamil resiko tinggi. Deteksi dini resiko
tinggi pada ibu hamil dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
(P4K). Program ini dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007 yang
program yang dicanangkan dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu
dengan memantau, mencatat serta menandai setiap ibu hamil. Program ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dibantu kader dan tokoh masyarakat dengan
penggalangan donor darah, mempersiapkan tabungan ibu bersalin, dan dana sosial
Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh
upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas, serta
manusia, utamanya mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Faktor-
Faktor yang memengaruhi tingginya angka kematian ibu dan bayi : (Runjati, 2010)
23
a. Pendarahan
b. Infeksi
d. Partus lama
e. Aborsi
peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember 1996 di Karanganyar, Jawa Tengah pada 8
rujukan di rumah sakit, di beberapa daerah terjadi penurunan AKI yang cukup drastis
manusia, strategi investasi dirancang dengan hati-hati. Selain itu, upaya penting
24
lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan fungsi fasilitas
Ibu (KSI) dan Rumah Sakit Sayang Ibu (RSSI) (Runjati, 2010)
nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.
pengelolaan Jamkesmas.
manajemen Jamkesmas
25
(Rumah Sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Pengelola/Dinas Kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil
tersebut.
8. Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang
jaminan persalinan tidak mengenal batas wilayah (lihat angka 7 dan 8).
10. Tim Pengelola Pusat dapat melakukan realokasi dana antar kabupaten/kota,
dengan ketersediaan dana yang ada secara nasional (Kemenkes RI, 2011).
rujukan. Ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari (Kemenkes RI,
2011):
persalinan, pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada
saat terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir) tingkat
pertama.
serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta yang
a. Pemeriksaan kehamilan
e. Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
tenaga kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus kepada
ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi, di rumah
sakit pemerintah dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan
kedaruratan.
Sakit Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan
meliputi:
c. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di Rumah Sakit dan
2. Persalinan normal
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu dilakukan koordinasi yang sebaik-
selaku Tim Pengelola serta SKPD yang menangani masalah keluarga berencana serta
Program kesehatan ibu dan bayi yang sering disebut sebagai program KIA,
tujukan untuk ibu dan bayi, khususnya dalam menjaga dan memelihara kesehatan ibu
hamil, bersalin dan menyusui serta kesehatan bayi dan anak prasekolah.
serta mutu pelayanan KIA secara efektif & efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya. Selain itu program ini juga
deteksi dini resiko tinggi ibu hamil baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat
oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus
menerus. yang terakhir meningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1
bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Tujuan dari pelaksanaan program kesehatan ibu dan bayi ini adalah untuk mencapai
khususnya untuk ibu dan bayi dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera atau yang biasa kita sebut NKKBS. tujuan lain dari program
Kesehatan Ibu dan bayi adalah untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam
memelihara kesehatan ibu dan bayi. Dalam sebuah keluarga, ibu dan bayi merupakan
suatu kelompok yang paling rentan dan peka terhadap berbagai masalah kesehatan,
contohnya seperti: kejadian kesakitan dan gangguan gizi, yang seringkali berakhir
bayi:
tepat.
anak balita dan prasekolah, ibu hamil, bersalin, nifas, dan menyusui.
kematian wanita ketika hamil atau dalam 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa
memandang lama dan lokasi kehamilan, karena suatu sebab yang berhubungan
dengan atau menjadi lebih buruk karena kehamilan atau pengelolaannya, tetapi
bukan disebabkan kecelakaan (WHO, 2008). Maternal Mortality Rate (MMR, Angka
Kematian Ibu/AKI) adalah rasio antara jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup.
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung.
a. Penyebab utama medis langsung dari kematian ibu adalah faktor yang
b. Penyebab utama medis tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit
kardio-vaskuler.
c. Penyebab lainnya yang termasuk pada level mikro (proximate level) adalah
perawatan persalinan
e. Penyebab lainnya pada level mikro (proximate) dan meso (intermediate) level
kesehatan yang kurang terlatih, jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan,
2) Sebagian besar kematian ibu terjadi selama menuju layanan kesehatan dan
f. Penyebab lainnya pada level makro (distant level) yaitu kematian ibu disebabkan
keputusan.
Angka kematian bayi (Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator
tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS) (Kemenkes RI, 2013). Jadi,
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu
tahun per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu (Maryunani, 2010).
33
Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan
kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau
kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran
keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada
bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada
Selama ini telah dilakukannya beberapa upaya untuk dapat menekan Angka
Kematian Bayi (AKB) dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan dan hasilnya
menunjukkan perbaikan yang sangat berarti. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan
anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat,
cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode tertentu. Sedangkan
tujuan, visi, dan misi organisasi yang di tuangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok
karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang di
tetapkan oleh organisasi. Menurut Idris (2012) kinerja di lihat dari hal kecepatan,
kualitas, layanan dan nilai maksudnya kecepatan dalam proses kerja yang memiliki
kualitas yang terandalkan dan layanan yang baik dan memiliki nilai merupakan hal
mempunyai kesamaan arti defenisi yang sama. Dalam literatur dan kamus bahasa
keduanya memiliki arti kesamaan dalam beberapa hal, diantara hasil kegiatan
(evaluation). Oleh karena itu penyebutnya sering digabungkan menjadi satu, yang di
menilai hasil karya personil dalam suatu organisasi melalui intrumen kinerja, dan
kinerja adalah proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan
sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang atau
jasa termasuk informasi atau efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapai
pengembangan sumber daya manusia adalah sangat penting artinya hal ini mengigat
bahwa dalam kehidupan organisasi setiap orang sumber daya manusia dalam
organisasi ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpin
Menurut Mangku Negara (2010), penilaian kinerja adalah suatu proses dari
guna memperbaiki keefektipan kerja, hasil yang di capai dengan tolak ukur atau
kinerja yang telah di tetapkan, beberapa aspek yang harus ada dalam penilaian
b. Prestasi
c. Kejujuran.
d. Kreatifitas
e. Kedisiplinan
f. Tanggungjawab
36
terdapat bebagai macam teknik penilaian yang dapat digunakan, baik yang objektif
maupun yang subjektif. Penilaian objektif akan mendasarkan pada data yang masuk
secara otentik, baik yang menyangkut perilaku kerja, kepribadian, maupun data
diterapkan untuk tenaga kerja yang melaksanakan fungsi produksi dengan tenaga
kerja yang tidak melaksanakan fungsi produksi. Bagi tenaga kerja yang melaksanakan
fungsi produksi, tehnik penilaianya akan berorientasi pada jumlah produksi kualitas
produksi, ada tidaknya atau jumlah kecelakaan kerja tingkat penghasilan atau upah,
tingkat kepercayaan bukan menjadi bagian dari hasil tersebut, pencapaian hasil dapat
dinilai menurut pelaku yaitu hasil yang diraih dari individu. Pengukuran kinerja
sangat tergantung dengan indikator kinerja yang digunakan, kinerja adalah ukuran
kwantitatif dan kualitatif yang telah disepakati dan di tetapkan yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu atau sasaran yang telah di tetapkan (Moeheriono, 2011).
1. Kualitas kerja, merupakan tingkat dimana hasil akhir yang dicapai mendekati
organisasi.
2. Kuantitas kerja, yakni jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah sejumlah
unit kerja ataupun merupakan jumlah siklus aktivitas yang dihasilkan tersebut.
4. Sikap, hal-hal yang berkaitan dengan sikap yang menunjukan seberapa jauh
seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya.
menaikan keuangan.
di gunakan. Ukuran kinerja adalah ukuran kwantitatif dan kwalitatif yang telah di
atau tujuan yang telah di tetapkan. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang
akan di hitung dan di ukur serta di gunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat
tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah tahap
bergantian dengan ukuran kinerja (performance measures), tetapi banyak pula yang
38
Sementara itu indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat di
tetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator
kinerja juga menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan kedepan) dari pada
retrospektif (melihat ke belakang). Hal ini menunjukan jalan pada aspek kinerja yang
Sakit
seseorang yakni umur, jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja, kemampuan,
1. Umur
Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa
awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa madya adalah 41 sampai
60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang
yang mengutip pendapat Ericson (1950), umur usia produktif pada usia dewasa muda
(20-40 tahun), usia dewasa matang (40-60 tahun) pada usia ini diharapkan usia telah
mapan dan tingkat kedisiplinan terhadap pekerjaan baik, dan usia lanjut pada usia >
40
60 tahun. Robbins (2008) mengungkapkan bahwa ada kualitas positif pada pekerja
yang berusia tua, meliputi pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan
antara umur dengan kinerja bidan dalam mendukung program Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) di Pekanbaru dengan p > 0,05 yang dikarenakan bidan yang sudah tua hanya
mengandalkan ilmu yang sudah didapat di bangku sekolah dulu, meskipun bidan
sudah tua, namun belum pernah mengikuti pelatihan, kinerjanya tidak akan sebaik
2. Jenis Kelamin
mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita
menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih
3. Masa Kerja
Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni
menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas dengan pengalaman kerja yang
41
pengalaman kerjanya sedikit. Menurut Ranupendoyo dan Saud (1990), semakin lama
seseorang bekerja pada suatu organisasi maka akan semakin berpengalaman orang
Masa kerja adalah rata-rata masa kerja responden yang dihitung setelah dia
tugas tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama dapat
pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan bidan yang mempunyai masa
kerja < 4 tahun. Dengan kondisi demikian umumnya bidan desa yang banyak
melakukan pertolongan persalinan dan masa kerja yang cukup lama tentunya mampu
Menurut hasil penelitian Yatino (2005) yang menyatakan bahwa masa kerja
secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja
bidan desa (p>0,05). Ini diduga penyebabnya karena merasa jenuh sehingga kegiatan
mereka laksanakan hanya merupakan kegiatan rutin dan sekedar melaksanakan tugas
serta sering meninggalkan tugas karena apabila dilihat dari asal daerah.
42
4. Kemampuan
Sebuah kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan
penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan beberapa
kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau
Hasil penelitian Dabi pada tahun 2011 tentang kemampuan, pengalaman dan
beban kerja dengan kinerja bida dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten
Sumba Barat Daya, dimana didapat ada hubungan kemampuan dengan kinerja bidan
yang sifatnya rutin dan yang lebih terstandar di tingkat bawah dari hirarki
perusahaan.
43
berbeda terhadap karyawan. Prestasi kerja akan meningkat apabila ada kesesuaian
antara kemampuan dan jenis pekerjaannya, oleh karena itu kebutuhan akan
kemampuan khusus karyawan, intelektual, maupun fisik secara jelas harus dirincikan
bidan memiliki peranan penting dalam pelaksanaan peran dan tugasnya. Dimana
5. Pengalaman Kerja
Pengalaman masa lalu atau apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya
perbedaan interpretasi. Misalnya seorang anak yang jika ke dokter selalu diimunisasi
dengan disuntik, maka ia akan cenderung menangis jika melihat seorang dokter
44
karena ia takut dokter tersebut akan menyuntik dirinya. Oleh karena itu, berilah
6. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010)
(keyakinan), ide dan konsep tentang sesuatu objek, kehidupan emosional atau
evaluasi terhadap suatu objek dan kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
Azwar (2012) berpendapat bahwa sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial
yang dialami oleh individu sehingga pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai
faktor 1) pengalaman pribadi baik yang telah ada maupun yang sedang kita alami
sosial, 2) pengaruh orang lain yang dianggap penting akan sangat mempengaruhi
pembentukan sikap kita seperti orang tua, teman dekat, sahabat guru, teman kerja,
istri maupun suami, 3) pengaruh kebudayaan tanpa kita sadarai kebudayaan telah
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu serta 6) faktor
emosional seseorang yang berfungsi sebagai penyalur frustasi dan pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap yang demikian dapat merupakan sikap yang
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula
hubungan yang tidak bermakna dengan p > 0,05. Walaupun bidan sudah bersikap
baik, namun belum tentu dalam tindakan bidan juga berperilaku baik, karena sikap
merupakan perilaku tertutup yang artinya walaupun bidan berperilaku positif dalam
mendukung program inisiasi menyusui dini (IMD) namun dalam kenyataannya bisa
jadi perilaku bidan yang bersikap negatif lebih baik dibandingkan dengan bidan yang
bersikap positif.
7. Motivasi
Motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku,
dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Menurut Moenir (2006)
dalam Robbins (2007) motivasi adalah rangsangan dari luar dalam bentuk benda atau
bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada orang untuk memiliki,
timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan dan pengarahkan
(pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi, sebaliknya
jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
kerja yang rendah, situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan
kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan
kondisi kerja.
bahwa komitmen dan motivasi bidan di desa secara umum kategori sedang. Kinerja
tidak mencapai target pelayanan. Komitmen dan motivasi kerja berpengaruh positif
8. Kepemimpinan
dan tidak merugikan karyawan, karena kepemimpinan yang baik akan menciptakan
47
karyawan.
mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari
mempengaruhi kinerja yang kedua adalah faktor dari variabel psikologi yang terdiri
dari persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja.
Sedangkan faktor yang ketiga yang mempengaruhi kinerja adalah faktor organisasi
kinerja individu. Sebuah kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari)
tujuan dan misi kelompok. Manajer harus mencocokkan setiap kemampuan dan
keterampilan seseorang dengan persyaratan kerja agar dalam bekerja dapat mencapai
Aspek dari variabel psikologi adalah persepsi. Persepsi adalah proses kognitif
rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh karena setiap orang
memberi arti dalam setiap rangsangan, individu berbeda dalam melihat hal yang
sama dengan cara yang berbeda. Cara seorang pekerja dalam melihat keadaan sering
kali mempunyai arti yang lebih banyak untuk mengerti perilaku daripada keadaan itu
Aspek dari variabel psikologi yang kedua adalah Sikap. Sikap merupakan
determinan perilaku sebab yang berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu
khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek-obyek dan keadaan (Gibson,
2008).
sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Kepribadian dipengaruhi oleh
keturunan, budaya, dan faktor sosial. Kepribadian bukan faktor penting dalam
sikap, belajar, dan motivasi setiap usaha untuk mengerti perilaku menjadi tidak
timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan dan pengarahkan
intensitas perilaku dan untuk menunjukkan arah tindakan. Manajer lebih suka
(2008) kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang dipunyai individu mengenai
didasarkan pada faktor lingkungan kerja, seperti gaya penyelia, kebijakan dan
Faktor psikologis yang terakhir adalah Stres kerja. Menurut Gibson (2008),
dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan
permintaan psikologis dan/atau fisik berlebihan kepada seseorang. Stres kerja dapat
Variabel organisasi yang pertama adalah kompensasi. Menurut Werther dan Davis
dalam Hasibuan (2009), kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai
50
balasan dari pekerjaan yang diberikannya (baik upah per jam ataupun gaji periodik
didesain dan dikelola oleh bagian personalia). Selain itu kompensasi atau imbalan
merupakan total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai pengganti jasa
mereka.
Menurut Gibson (2008) sasaran utama program imbalan adalah menarik yang
tetap bekerja, dan memotivasi karyawan mencapai prestasi tinggi. Diharapkan bahwa
makanan, tempat tinggal, pakaian), dipandang wajar, dan berorientasi pada individu.
kelompok. Variabel ketiga dalam organisasi adalah ketersediaan sumber daya lain
yang mendukung suatu petugas dalam melaksanakan kinerjanya agar lebih baik.
51
Mengacu kepada landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat
Faktor Individu :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Masa kerja
4. Kemampuan
5. Pengalaman kerja
Faktor Organisasi:
1. Kepemimpinan
2. Sarana dan prasarana