Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara PDF
Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara PDF
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Hubungan antara Self-efficacy dengan Kecemasan Berbicara Di depan
Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Univeristas Sumatera Utara
ABSTRAK
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Relationship between self-efficacy and public speaking anxiety among
students in Psychology Faculty of North Sumatera University
ABSTRACT
Public speaking anxiety is one of greater fear that human faced. This
anxiety causes the negative influence for some aspects of life, one of them is
academic aspect. The handling of the anxiety is different between one person to
others depends on their individual assessment of their ability called self-efficacy
(Sarafino, 1994). Self-efficacy will affect their way reacting to pressured situation
(Bandura, 1997).
This research is a correlational research that aims to understand the
correlation between self-efficacy and public speaking anxiety among student in
Faculty of Psychology of Norh Sumatera University.
The subjects of this research were 184 students in Psychology Faculty of
North Sumatera University. This research using two scale as a measuring tools,
namely Self-efficacy Scale and Public Speaking Anxiety Scale organized by
researcher based on the aspects that formed Self-efficacy (Bandura, 1997) and
Public Speaking Anxiety (Rogers, 2004). The Self-efficacy Scale has a value of
reliability (rxx)=0.907 and consist of 39 items, whereas the Public Speaking
Anxiety Scale reliability value is (rxx)=0.948 and consist of 52 items.
The analysed of research data using Pearson Product Moment correlation
method. The result showed that there was a negative correlational between self-
efficacy and public speaking anxiety with correlation coefficient r = -0,670,
(0,01). It means the higher students self-efficacy then their public speaking
anxiety level becomes lower, and on the contrary, lower students self-efficacy
then they public speaking anxiety level becomes higher.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Skripsi
disadari, karya ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliling
skripsi ini.
Ibu Rr. Lita H. Wulandari, S.Psi., Psi, selaku dosen pembimbing skripsi.
Ibu Desvi Yanti Mukhtar, M.Si., Psi, Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd.,
Ibu Sri Supriyantini, S.Psi., Psi, Bang Tarmidi, M.Psi, Psi , kak Fasti Rola,
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
M.Psi, Psi, dan Kak Dian Ulfa Sari, M.Psi, Psi, selaku dosen Departemen
Psikologi Pendidikan.
Untuk dosen-dosen Psikologi USU atas semua ilmu yang telah diberikan,
mudah-mudahan ilmu ini dapat berguna dan dapat diterapkan dengan baik.
Untuk Sevi, Kinan, Roro, Raisa, Enni, Vicky, Mirna, Desti, dan Mitha,
semangat.
dan semangat.
dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu
penulis dengan segala kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Penulis
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
E. Sistematika Penelitian..................................................................... 9
umum ........................................................................................ 15
B. Self-efficacy ................................................................................... 18
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
3. Tahap perkembangan self-efficacy ........................................... 21
C. Mahasiswa ..................................................................................... 25
E. Hipotesa ......................................................................................... 29
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
1. Jenis Kelamin Subjek Penelitian ............................................... 48
1. Uji Asumsi................................................................................. 50
D. Pembahasan ................................................................................... 60
A. Kesimpulan .................................................................................... 64
B. Saran .............................................................................................. 65
LAMPIRAN
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Sumatera Utara 27
uji coba 41
saat penelitian 42
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 16 Gambaran Skor Empirik dan Hipotetik Kecemsan
Depan Umum 57
Berdasarkan Stambuk 60
Berdasarkan Stambuk 60
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik komunikasi
pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi (Jourdan dalam
kompeten dalam berbagai setting lingkungan, seperti dalam situasi personal dan
dalam setting kelas pada khususnya, esensi dari proses belajar mengajar adalah
komunikasi, yang terdiri dari transaksi verbal dan nonverbal antara dosen dan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, memuji, dan umpan balik
dan interaksi di dalam kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan.
yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan bagian penting dari
pendidikan.
dosen, tetapi juga dituntut untuk berbicara, mengemukakan pendapat dan ide-
idenya secara lisan di depan orang banyak. Demikian halnya pada mahasiswa
Universitas Sumatera Utara (2008) juga disebutkan bahwa salah satu kompetensi
lulusan Sarjana Psikologi USU yang diharapkan adalah mampu berpikir kritis,
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
guna membiasakan mahasiswa berbicara di depan umum. Namun, tidak jarang
pada saat diskusi kelompok, bertanya pada dosen, maupun ketika harus berbicara
mahasiswa untuk berbicara di depan umum, dan ketika mahasiswa merasa cemas
berbicara di depan umum yang merupakan salah satu bentuk dari hambatan
Motley (dalam Byers dan Weber, 1995) menegaskan bahwa ketakutan atau
sebagai salah satu ketakutan terbesar yang dialami oleh warga Amerika. Motley
juga menyatakan bahwa sekitar 85 % dari kita mengalami kecemasan yang tidak
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
sampai 20 % mahasiswa Amerika, ketakutan ini melemahkan, dan sangat
kecemasan berbicara yang tinggi biasanya tidak dianggap secara positif oleh
orang lain (McCroskey dalam Byers & Weber, 1995). Mereka dianggap tidak
sosial dan seksual, tidak kompeten, tidak dapat dipercaya, tidak berorientasi pada
tugas, tidak suka bergaul, tidak suka menjadi pemimpin dan tidak produktif dalam
dalam Byers & Weber, 1995). Intinya adalah bahwa kecemasan berbicara
politik, dan sosial individu (McCroskey dalam Byers & Weber, 1995).
Hal senada juga disampaikan oleh Bandura (1997) bahwa individu yang
situasi akademis. Lebih lanjut, Elliot, dkk (2000) menyatakan bahwa mahasiswa
sering mengalami kecemasan saat akan menghadapi ujian ataupun pada saat harus
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
berbicara di depan orang banyak, dan kecemasan tersebut akan mempengaruhi
Kecemasan berbicara di depan umum yang terjadi pada diri individu bisa
disebabkan oleh berbagai macam hal. Menurut Geist (dalam Gunarsa, 2000)
kecemasan tersebut dapat bersumber dari berbagai hal seperti tuntutan sosial yang
berlebihan dan tidak mau atau tidak mampu dipenuhi oleh individu yang
yang dimilikinya seperti kekurangsiapan untuk menghadapi situasi yang ada, pola
berpikir, dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri. Beberapa
ditandai dengan gejala fisik seperti tangan berkeringat, jantung berdetak lebih
cepat, dan kaki gemetaran. Gitomer dan Plourde (dalam Boyce, dkk. 2007)
menambahkan bahwa mual, berkeringat, lutut lemas, dan mulut kering adalah
publik.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Di samping itu, kecemasan berbicara di depan umum juga ditandai dengan
laku yang tidak tenang, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik (Matindas,
2003). Individu yang merasa cemas baik secara psikis maupun biologis, dalam
dirinya akan terjadi gangguan antisipasi atau harapan pada masa yang akan
datang. Keadaan ini ditandai dengan adanya rasa khawatir, gelisah, dan perasaan
akan terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan dan individu menjadi tidak
situasi dan memperoleh hasil yang positif. Penilaian seseorang terhadap self-
Ketika menghadapi tugas yang menekan, dalam hal ini berbicara di depan
(Bandura, 1997). Menurut Prakosa (1996) keyakinan terhadap diri sendiri sangat
yang didasari oleh batas-batas kemampuan yang dirasakan akan menuntut kita
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tingginya self-efficacy yang dimiliki akan memotivasi individu secara
kognitif untuk bertindak lebih bertahan dan terarah terutama apabila tujuan yang
Sebaliknya mereka yang percaya bahwa bahwa mereka tidak dapat mengatur
Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Feist & Feist (2002), bahwa
ketika seseorang mengalami ketakutan yang tinggi, kecemasan yang akut atau
tingkat stress yang tinggi, maka biasanya mereka mempunyai self-efficacy yang
rendah. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi merasa mampu
Sumatera Utara.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
B. Identifikasi Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
umum.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
b. Penelitian ini berguna sebagai input bagi mahasiswa tentang self-efficacy dan
umum.
E. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
analisis data untuk melakukan pengujian hipotesis yang digunakan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB II
LANDASAN TEORI
bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan
(frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Ada beberapa jenis rasa cemas, yaitu
cemas akibat mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya, rasa cemas berupa
cemas karena perasaan berdosa atau bersalah yang nantinya dapat menyertai
gangguan jiwa.
yaitu:
bingung, khawatir dan takut. Bentuk kecemasan ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
(1) State anxiety, merupakan gejala kecemasan yang sifatnya tidak menetap pada
diri individu ketika dihadapkan pada situasi tertentu, gejala ini akan tampak
(2) Trait anxiety, kecemasan yang tidak tampak langsung dalam tingkah laku
individu dan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan pada awal
keadaan takut atau perasaan tidak enak yang disebabkan oleh banyak hal seperti
mengalami perasaan tidak nyaman dengan kehadiran orang lain, biasanya disertai
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Salah satu bentuk kecemasan yang sering terjadi adalah kecemasan dalam hal
Pada penelitian kali ini penulis akan menekankan pada kecemasan berbicara di
depan umum.
mengalami kecemasan berbicara saat berada pada satu situasi tertentu, tapi tidak
pada kondisi tertentu, maksudnya ada tipe general dari kondisi komunikasi yang
yang paling banyak ditemui adalah berbicara di depan umum (Public Speaking),
misalnya memberikan pidato, presentasi di depan kelas, pada saat pertemuan atau
Sejalan dengan itu, Beaty (Opt & Loffredo, 2000) juga menyebut kecemasan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
menjelaskan bahwa kecemasan berbicara di depan umum merupakan bentuk dari
perasaan takut atau cemas secara nyata ketika berbicara di depan orang-orang
komunikasi dua arah (dialog). Berbeda dengan berbicara di depan umum, begitu
menjadi pemimpin dan memegang kendali penuh dari banyak orang. Proses
berbicara di depan umum ditandai dengan perasaan gelisah dan perasaan tertekan
(Rogers, 2004).
di depan umum adalah suatu keadaaan tidak nyaman yang sifatnya tidak menetap
pada diri individu, baik ketika membayangkan maupun pada saat berbicara di
depan orang banyak. Hal ini akan ditandai dengan reaksi fisik dan psikologis.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
contoh gejala fisik yang dimaksud adalah detak jantung yang semakin cepat,
suara yang bergetar, kaki gemetar, kejang perut, sulit untuk bernafas dan
hidung berlendir.
hilang ingatan secara tiba-tiba sehingga sulit untuk mengingat fakta secara
tepat dan melupakan hal-hal yang sangat penting. Selain itu juga
adanya rasa tidak mampu, rasa takut yang biasa muncul sebelum individu
tampil dan rasa kehilangan kendali. Biasanya secara mendadak muncul rasa
tidak berdaya seperti anak yang tidak mampu mengatasi masalah, munculnya
umum
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
secara signifikan berhubungan dengan kecemasan berbicara di depan umum.
Weaver, Sarget, dan Kiewitz juga menemukan hubungan antara tipe kepribadian
berbicara di depan umum adalah pola pikir yang keliru. Seseorang yang hendak
berbicara di depan umum berpikir bahwa dirinya sedang diadili, merasa bahwa
orang. Sama halnya dengan pendapat Rahayu, dkk (2004) yang menyatakan
signifikan antara pola pikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum.
Maksudnya semakin tinggi pola pikir positif seseorang maka semakin rendah
(dalam Dewi & Andrianto, 2003) menyebutkan adanya satu faktor yang
atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu. Hal
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
negatif terhadap dirinya dan kemudian menghindari bicara di depan umum.
Individu meyakini bahwa kejadian yang buruk akan terjadi. Meskipun pada
1984).
citra raga individu (Triana, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan pada
umum. Sebaliknya semakin negatif citra raga individu, maka kecemasan berbicara
bentuk rasa takut atau cemas menandakan adanya ketegangan yang sangat besar
berdebar.
dari berbagai hal seperti tuntutan sosial yang berlebihan dan tidak mau atau tidak
mampu dipenuhi oleh individu yang bersangkutan, standar prestasi individu yang
menghadapi situasi yang ada, pola berpikir, dan persepsi negatif terhadap situasi
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Selain faktor-faktor di atas, perbedaan jenis kelamin juga telah menjadi fokus
dan Chong (2004) menyebutkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan salah
mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum antara lain adalah pola pikir
yang keliru, pengalaman individu, citra diri individu, jenis kelamin, dan
B. Self-Efficacy
1. Pengertian self-efficacy
kemampuannya dan juga hasil yang akan ia peroleh dari kerja kerasnya
dalam menentukan pilihan, usaha mereka untuk maju, kegigihan dan ketekunan
yang mereka tunjukkan dalam menghadapi kesulitan, dan derajat kecemasan atau
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
self-efficacy sebagai perasaan kita terhadap kecukupan, efisiensi, dan kemampuan
suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Sedangkan, Feist
& Feist (2002) menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan individu bahwa
2. Klasifikasi self-efficacy
Secara garis besar, self-efficacy terbagi atas dua bentuk yaitu self-efficacy
yang tinggi dan self-efficacy yang rendah. Dalam mengerjakan suatu tugas,
individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung memilih terlibat
suatu tugas tertentu, sekalipun tugas-tugas tersebut merupakan tugas yang sulit.
Mereka tidak memandang tugas sebagai suatu ancaman yang harus mereka
hindari. Selain itu, mereka mengembangkan minat intrinsik dan ketertarikan yang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
mendalam terhadap suatu aktivitas, mengembangkan tujuan, dan berkomitmen
dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka juga meningkatkan usaha mereka dalam
akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan, dan keterampilan. Individu
yang ragu akan kemampuan mereka (self-efficacy yang rendah) akan menjauhi
tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dipandang sebagai ancaman bagi
mereka. Individu seperti ini memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang
rendah dalam mencapai tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan. Ketika
hasil yang dapat merugikan mereka. Individu yang memiliki self-efficacy yang
rendah tidak berpikir tentang bagaimana cara yang baik dalam menghadapi tugas-
tugas yang sulit. Saat menghadapi tugas yang sulit, mereka mengurangi usaha-
usaha mereka dan cepat menyerah. Mereka juga lamban dalam membenahi
(Bandura, 1997).
Dari hal-hal di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang memiliki
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
c. Ancaman dipandang sebagai suatu tantangan yang tidak perlu dihindari.
menghadapi kegagalan.
lingkungan fisik dan sosial. Mereka mulai mengerti dan belajar mengenai
berbahasa yang hampir secara konstan digunakan dan ditujukan pada lingkungan.
dipengaruhi oleh saudara kandung, teman sebaya, dan orang dewasa lainnya.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Self-efficacy pada masa dewasa meliputi penyesuaian pada masalah
perkawinan dan peningkatan karir. Sedangkan self-efficacy pada masa lanjut usia,
sulit terbentuk sebab pada masa ini terjadi penurunan mental dan fisik, pensiun
self-efficacy dimulai dari masa bayi, kemudian berkembang hingga masa dewasa
a. Budaya
b. Gender
dilihat dari penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita lebih
peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karir akan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan
sendiri. Semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka
jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan
d. Insentif eksternal
yang diperolehnya. Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat
seseorang.
Individu yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat
kontrol yang lebih besar sehingga self-efficacy yang dimilikinya juga tinggi.
Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki
kontrol yang lebih kecil sehingga self-efficacy yang dimilikinya juga rendah.
dapat mempengaruhi self-efficacy adalah budaya, gender, sifat dari tugas yang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
dihadapi, insentif eksternal, status dan peran individu dalam lingkungan, serta
5. Aspek-aspek self-efficacy
Menurut Bandura (1997) terdapat tiga aspek dari self-efficacy pada diri
manusia, yaitu :
a. Tingkatan (Level)
aktivitas atau hanya dalam daerah fungsi tertentu. Keadaan umum bervariasi
afektif), ciri kualitatif situasi, dan karakteristik individu menuju kepada siapa
konteks situasi yang menampakkan pola dan tingkat generality yang paling
mendasar berkisar tentang apa yang individu susun pada kehidupan mereka.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
c. Kekuatan (Strength)
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tiga aspek self-
efficacy yaitu level (tingkat kesulitan tugas), generality (keadaan umum suatu
tugas) .
C. Mahasiswa
1. Pengertian mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan
tinggi tertentu (Basir, 1992). Menurut Winkel (1997) masa mahasiswa meliputi
rentang umur 18/19 tahun sampai 24/25 tahun. Rentang umur mahasiswa ini
masih dapat dibagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa
dari semester 1 sampai dengan semester IV, dan periode 21/22 tahun sampai
Dalam buku Panduan Perkuliahan Program Studi Strata 1 (S-1) Fakultas Psikologi
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Universitas Sumatera Utara (2008) ditegaskan bahwa kompetensi lulusan Sarjana
kepribadian
Jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi USU saat ini mencapai 515 orang yang
terdiri dari dari angkatan 2003 sampai dengan 2009. Perincian jumlah mahasiswa
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Angkatan Jumlah
2003 1
2004 20
2005 76
2006 102
2007 116
2008 102
2009 98
TOTAL : 515
Universitas Sumatera Utara yang diharapkan salah satunya adalah yang mampu
diri sebagai penyelesai masalah. Oleh karena itu, seorang mahasiswa jurusan
secara lisan maupun tulisan, baik dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi di
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
metode pembelajaran di Fakultas Psikologi USU kebanyakan menggunakan
bertanya pada dosen, maupun ketika harus berbicara di depan kelas saat
individu dengan individu lainnya dapat berbeda tergantung pada penilaian pribadi
(Sarafino, 1994)
Ketika menghadapi situasi yang menekan, dalam hal ini berbicara di depan
oleh Feist & Feist (2002), bahwa ketika seseorang mengalami ketakutan yang
tinggi, kecemasan yang akut atau tingkat stress yang tinggi, maka biasanya
self-efficacy yang tinggi merasa mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
tidak perlu dihindari. Dengan kata lain, semakin tinggi self-efficacy seseorang,
akan diperolehnya, jika ia memang memiliki kemampuan insentif yang layak. Hal
ini juga sesuai dengan pendapat Lent (1991) bahwa keyakinan yang kuat dalam
diri untuk mencapai performansi yang diharapkan akan memberi dorongan dan
kekuatan pada diri individu itu sendiri. Selain itu, Myers (1996) menambahkan
bahwa individu dengan self-efficacy yang tinggi tidak mudah mengalami depresi
dan kecemasan serta memiliki pola hidup yang terfokus, sehingga dapat hidup
E. Hipotesis
diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara negatif antara self-
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu
untuk melihat hubungan antara satu varibel dengan variabel lain. Pembahasan
B. Definisi Operasional
yang sifatnya tidak menetap pada diri individu, baik ketika membayangkan
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
depan yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah kecemasan yang terjadi
emosional. Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari skala kecemasan berbicara di
depan umum berarti semakin tinggi pula kecemasan berbicara yang dimiliki dan
sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh dari skala kecemasan berbicara di
dimiliki.
2. Self-efficacy
diharapkannya.
(strength). Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari skala self-efficacy berarti
semakin tinggi pula self-efficacy yang dimiliki dan sebaliknya semakin rendah
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
nilai yang diperoleh dari skala self-efficacy menunjukkan semakin rendah pula
salah satu faktor yang harus diperhatikan. Populasi adalah sejumlah individu yang
paling sedikit memiliki sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian
penulis maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan
populasi yang dinamakan sampel. Sampel merupakan sebagian dari populasi atau
sedikitnya harus memiliki satu sifat yang sama dengan populasi (Hadi, 2000).
Selain itu, Hadi juga menambahkan bahwa syarat utama agar hasil penelitian
representatif.
Burgoon dan Ruffner (dalam Dew i & Andrianto, 2003) menyebutkan bahwa
kecemasan berbicara di depan umum. Ini dapat berarti bahwa semakin ke atas
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
tingkat perkuliahan seorang mahasiswa Fakultas Psikologi USU maka
depan kelas) akan semakin banyak. Dengan kata lain angkatan atau stambuk
penelitiannya hanya dari mahasiswa angkatan 2005 sampai dengan 2008 saja.
Akademik (PKA)
sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
peneliti tidak mengambil sampel dari setiap angkatan mahasiswa Fakultas
Psikologi USU yang masih aktif yaitu dari angkatan 2003 sampai dengan 2009,
namun peneliti hanya mengambil sampel dari angkatan 2005, 2006, 2007, dan
ini. Sampel dari angkatan 2003 dan 2004 tidak diambil karena alasan terlalu
banyak, dan untuk menghindari kesenjangan yang terlalu tinggi dengan angkatan-
jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Sampel dalam
penelitian ini adalah 184 orang. Pengambilan jumlah sampel mengacu pada tabel
Nomogram Herry King dengan taraf kesalahan 5%. Jumlah mahasiswa dari
angkatan 2005 sampai dengan 2008 adalah 416 orang. Taraf kesalahan 5% berarti
Dengan melihat nomogram Herry King tersebut, maka dari angka 416 ditarik
garis lurus melewati taraf kesalahan 5% dan ditemukan titik angka di atas 40,
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
kurang lebih ada di titik 37. Maka jumlah sampel yang diambil adalah 0,37 x 416
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui
metode skala. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa
konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-
(Azwar, 2000).
laporan pribadi (self report). Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan
2. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar
pertimbangan:
2. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan data yang banyak.
dan ekonomis.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini
respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2000). Prosedur penskalaan
2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot yang
Dalam penelitian ini, akan digunakan dua buah skala, yaitu skala kecemasan
umum adalah skala kecemasan berbicara di depan umum yang dirancang sendiri
di depan umum yang dikemukakan oleh Rogers (2004), yaitu komponen fisik,
Model skala ini menggunakan model skala Likert. Aitem-aitem dalam skala
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
= 2, TP = 1, sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : SL =
1, SR = 2, KD = 3, TP = 4.
Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang berarti semakin tinggi kecemasan
rendah skor yang dicapai seseorang maka semakin rendah pula tingkat kecemasan
Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk Blue
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
2. Skala self-efficacy
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self-efficacy adalah skala self-
efficacy yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan pada aspek-
Model skala ini menggunakan model skala Likert. Aitem-aitem dalam skala
sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai). Skala disajikan
Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang berarti semakin tinggi self-
Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk Blue
Jumlah Item
No Aspek Total
Fav Unfav
1. Level 10 10 20
2. Generality 10 10 20
3. Strength 10 10 20
T O T A L 60
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada
mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat (Azwar, 2000). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Validitas ini merupakan validitas yang diestimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analis rasional atau lewat professional
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat yang
bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi,
2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas
kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan
tujuan untuk melihat konsistensi di dalam tes itu sendiri. Teknik ini dipandang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
3. Daya beda aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki satu atau yang tidak
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini
adalah dengan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur
koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria
yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan
koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula
menghasilkan koefisen korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Soasial dan Ilmu Politik, Fakultas
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
a. Hasil uji coba skala self-efficacy
Hasil ujicoba skala self-efficacy menunjukkan bahwa alat ukur valid dan
reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,907 dengan kisaran
nilai corrected item total correlation yang bergerak dari 0,305 0,570.
dilakukan ujicoba jumlah aitem yang baik adalah sebanyak 39 aitem dengan
koefisien korelasi rxx minimal 0,300. Jumlah aitem yang baik tersebut didasarkan
pendapat Azwar (2000) yang menyatakan bahwa semua aitem yang mencapai
Distribusi aitem yang dipakai pada skala self-efficacy dapat dilihat pada
tabel 4.
F UF
1. Level 2, 13, 14, 25, 26, 37, 38, 7, 8, 19, 20, 31, 32, 44, 16
50 55
2. Generality 3, 4, 16, 27, 28, 39, 51, 9, 10, 22, 33, 34, 46, 57 15
52
3. Strength 5, 29, 41 12, 23, 24, 35, 47 8
Total 19 20 39
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 5. Distribusi Aitem-aitem Skala Self-efficacy pada saat penelitian
F UF
1. Level 1, 10, 11, 18, 19, 28, 29, 5, 6, 13, 14, 23, 24, 16
35 32, 38
2. Generality 2, 3, 12, 20, 21, 30, 36, 7, 18, 15, 25, 26, 33, 15
37 39
3. Strength 5, 29, 41 12, 23, 24, 35, 47 8
Total 19 20 39
alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,948
dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang bergerak dari 0,324
0,669.
adalah 65 aitem. setelah dilakukan ujicoba jumlah aitem yang baik adalah
sebanyak 52 aitem dengan koefisien korelasi rxx minimal 0,300. Jumlah aitem
yang baik tersebut didasarkan pendapat Azwar (2000) yang menyatakan bahwa
semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300, daya pembedanya
dianggap memuaskan.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 6. Distribusi Aitem-aitem Skala Kecemasan berbicara di depan umum
Total 37 15 52
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun
F UF
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut
1. Persiapan penelitian
Sebelum alat ukur dibuat maka hal pertama yang dilakukan oleh peneliti
adalah menentukan aspek-aspek dari suatu alat ukur. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini ada dua, yaitu skala self-efficacy dan skala kecemasan
oleh Rogers (2004). Skala perilaku diet yang disusun oleh peneliti berjumlah 65
aitem.
Setelah alat ukur disusun, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 3
November 2009 sampai 10 Oktober 2009 kepada 170 mahasiswa dari beberapa
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
fakultas di USU meliputi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Soasial
Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur maka peneliti menguji validitas
dan reliabilitas skala. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan
alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Skala dibuat dalam
bentuk buku dari kertas berukuran A4 yang dibagi dua dengan huruf Times New
2. Pelaksanaan penelitian
Sebelum dilakukan analisa data terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
1. Uji normalitas
versi 16.
2. Uji linearitas
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB IV
Universitas Sumatera Utara angkatan 2008, 2007, 2006, dan 2005 berjumlah 184
orang.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Berdasarkan data pada tabel 8, diketahui bahwa jumlah subjek berjenis
kelamin perempuan sebanyak 159 orang (86,4%), sedangkan subjek yang berjenis
Usia N Persentase
18 10 5,4 %
19 44 23,9 %
20 54 29,3 %
21 42 22,8 %
22 26 14,1 %
23 8 4,3 %
Total 184 100%
Berdasarkan data pada tabel 9, maka subjek yang paling banyak adalah
subjek yang berusia 20 tahun sebanyak 54 orang (29,3%), sedangkan yang paling
sedikit adalah subjek yag berusia 23 tahun yakni 8 orang (4,3 %).
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 10.Gambaran Subjek Berdasarkan Stambuk
Stambuk N Persentase
2005 34 18,5 %
2006 45 24,5 %
2007 51 27,7 %
2008 54 29,3 %
Total 184 100%
Berdasarkan data pada tabel 10, maka subjek yang paling banyak adalah
subjek yang berasal dari stambuk 2008 yaitu sebanyak 54 orang (29,3 %), dan
yang paling sedikit berasal dari stambuk 2005 yaitu sebanyak 34 orang (18,5 %)
B. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Jumlah skala yang disebarkan kepada sampel penelitian sebanyak 184 skala
dan dari 184 skala yang disebarkan semuanya dikembalikan dan dapat tercapai
Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan
terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian,
bebas (self-efficacy). Selain itu dilakukan juga uji linearitas untuk mengetahui
bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan analisa data
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
3. Uji Normalitas Sebaran
kedua data penelitian merupakan data ordinal. Data dikatakan terdistribusi normal
jika harga > 0,05. Untuk data self-efficacy diperoleh = 0,272. Hasil ini
terdistribusi normal.
depan umum
Variabel Z Keterangan
Self-efficacy 0.998 0.272 Sebaran normal
Kecemasan berbicara 1.019 0250 Sebaran normal
di depan umum
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Analisa Varians (ANAVA) dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows
16.00.
F Keterangan
Kecemasan berbicara 153.932 0.000 Linear
di depan umum*
self-efficacy
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat dikatakan linear
apabila nilai signifikansi < 0.05. Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai
Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan
kecemasan berbicara di depan umum. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin
tinggi self-efficacy maka semakin rendah tingkat kecemasan dalam diri individu,
yang dialami.
sebagai berikut :
Ho : = 0
Ha : > 0
Hipotesa nol (Ho) mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan antara
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan uji Pearson Correlation. Hasil uji statistik ini dapat dilihat pada
Kecemasan berbicara
Self-efficacy
di depan umum
Pearson
1 -.670*
Self-efficacy Correlation
Sig. (2-tailed) .000
Pearson
Kecemasan berbicara -.670* 1
Correlation
di depan umum
Sig. (2-tailed) .000
* Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 for windows, diperoleh
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif
(Ha) diterima yang artinya ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan
akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah self-efficacy
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
2. Kategorisasi
pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor
penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, rendah dan sedang.
Kategorisasi ini dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean
Skala self-efficacy terdiri dari 39 aitem dengan empat pilihan jawaban yang
bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala self-efficacy yang diisi oleh subjek maka
109.55 > 97.5 sehingga dapat disimpulkan bahwa skor self-efficacy pada
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
a. Rendah = X < Mean 1 (SD)
empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala kecemasan
berbicara di depan umum yang diisi oleh subjek maka diperoleh gambaran skor
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 16. Gambaran Skor Empirik dan Hipotetik Kecemasan berbicara di depan
umum
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Empirik 184 59 177 107,29 22,994
Hipotetik 184 52 208 130 19,5
menunjukkan E<H yaitu 107,29 > 130 sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar 107,29 dan standar deviasi sebesar 22,994 maka kriteria kategorisasi
depan umum sedang yaitu berjumlah 123 orang (66.9%). Selebihnya, 30 orang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
subjek penelitian (16.3%) termasuk dalam kategori tinggi, dan 31 orang
C. Hasil Tambahan
Setelah dilakukan pengujian statistik untuk data utama dalam penelitian ini,
maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan
kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Ada
beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya
hasil penelitian, antara lain perbedaan self-efficacy ditinjau dari jenis kelamin,
juga perbedaan kecemasan berbicara di depan umum ditinjau dari jenis kelamin
dan stambuk.
Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki
memiliki mean score yang lebih tinggi (112.24), jika dibandingkan dengan mean
score subjek yang berjenis kelamin perempuan (109.13). Dan dari tabel 19
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan self-efficacy yang signifikan ( = 0, 168
Kelamin
Melalui tabel 20 dapat dilihat bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki
memiliki mean score kecemasan yang lebih rendah (105.76), daripada mean score
kecemasan yang dimiliki oleh subjek yang berjenis kelamin perempuan (107.53).
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
3. Gambaran Skor Kecemasan Berbicara di depan umum Berdasarkan
Stambuk
Berdasarkan Stambuk
Berdasarkan Stambuk
Melalui tabel 22 dapat dilihat bahwa stambuk 2006 memiliki mean score
kecemasan yang paling rendah (100.56), sedangkan mean score kecemasan paling
tinggi berada pada stambuk 2005 (111.21). Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat
D. Pembahasan
Fakultas Psikologi USU. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
diajukan yaitu terdapat hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan
berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Ini berarti
bahwa semakin tinggi self-efficacy mahasiswa maka akan diikuti pula dengan
Menurut Geist (dalam Gunarsa, 2000), salah satu faktor yang mempengaruhi
dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan Matindas (2003) yang memandang bahwa
individu tersebut dalam bereaksi terhadap suatu situasi (Bandura, 1997). Menurut
yang rendah, sementara mereka yang memiliki self-efficacy tinggi merasa mampu
tidak perlu dihindari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa semakin tinggi
umum semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Dalam penelitian juga ditemukan
adalah sebesar 44,9%. Ini berarti bahwa self-efficacy memiliki pengaruh yang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Menurut Bandura (1997) perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap
ternyata memiliki self-efficacy lebih tinggi jika dilihat dari mean score yang
diperoleh. Selain itu, ditemukan juga bahwa tidak terdapat perbedaan self-efficacy
depan umum yang antara mahasiswa perempuan dan laki-laki. Hal ini tidak sesuai
dengan pendapat Elliot dan Chong (2004) yang menyebutkan bahwa perbedaan
Snell (dalam Elliot dan Chong, 2004) menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan
pada mahasiswa di Amerika. Sejalan dengan itu Pribyl, Keaten, & Sakamoto
(dalam Elliot dan Chong, 2004) tidak menemukan adanya perbedaan jenis
Burgoon dan Ruffner (dalam Dewi & Andrianto, 2003) menyebutkan bahwa
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
berbicara di depan umum. Ini dapat berarti bahwa semakin ke atas tingkat
berbicara di depan umum (dalam hal ini melakukan presentasi di depan kelas)
akan semakin banyak. Dengan kata lain angkatan atau stambuk dapat mewakili
dari mean score pada tabel 22 mahasiswa dari angkatan 2006 memiliki skor
kecemasan yang paling rendah, dan skor kecemasan yang paling rendah berada
pada mahasiswa 2005. Hal ini dapat berarti bahwa ternyata semakin banyak
tidak terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antara mahasiswa dari setiap
stambuk.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB V
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran-saran sehubungan
dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan
mengenai hasil yang diperoleh dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran-
saran baik yang bersifat praktis maupun metodologis yang mungkin dapat berguna
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat
laki-laki.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
3. Tidak terdapat perbedaan kecemasan berbicara di depan umum yang
depan umum sebesar 44,9 %. Hal ini terlihat dari nilai R-square (r) yang
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti akan memberikan saran-
1. Saran Metodologis
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang sejenis, maka
disarankan agar:
jurusan.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
2. Saran Praktis
umum. Oleh karena itu, para mahasiswa diharapkan bisa lebih menghargai
diri dan yakin akan kemempuan yang dimiliki agar dapat mengurangi tingkat
latihan. Bagi para mahasiswa yang akan melakukan presentasi di depan kelas,
Oleh karena itu, suatu insentif baik dari pihak keluarga maupun tenaga
nya.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Byers, P.Y & Weber, C. S. (1995). The Timing of Speech Anxiety Reduction
Treatments in the Public Speaking Classroom. The Southern
Communication Journal, 60, 246-256.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Connor, M. A. (1996). The Importance of Speaking, Listening, and Media
Literacy. [On-line]. http://www.scassn.org/K12Stds.htm. Tanggal akses :
11 Januari 2009.
Elliot, J. & Chong, J. L.Y. (2004). Presentation Anxiety: A challenge for some
student and a pit of despair for others. Curtin University of Technology.
Elliot, S. N., Kratochwill, T. R., Cook, J. L., & Travers, J. F. (2000). Educational
Psychology: Effective Teaching, Effective Learning (Third Edition).
United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Feist, J. & Feist, G. J. (2002). Theories of Personality (5th ed). Boston: McGraw
Hill.
Lent, N. (1991). The Foundation of Social Research. New York: McGraw Hill.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Matindas, D. (2003). Psikologi: Menghilangkan Grogi di Depan Umum. [On-
line]. http://www.Kompas.com/Kesehatan/news/0302/28/020443.htm.
Tanggal akses : 11 Januari 2009.
Rahayu, I.T., Ardani, T.A. dan Sulistyaningsih. (2004). Hubungan Pola Pikir
Positif Dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Psikologi
UNDIP, Vol. 1, No. 2, 131-134.
Sarafino, E. (1994). Health Psychology (2nd ed). New York: John Wiley & Sons.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Triana, Ridha. 2005. Hubungan Antara Citra Raga dengan Kecemasan Berbicara
di Muka Umum. [On-line]. http://www.pdf-search-engine.com/berbicara-
di-depan-umum-pdf.html. Tanggal akses: 7 Februari 2009.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.