Anda di halaman 1dari 92

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI EMOSI, BEBAN PERAWATAN,


STIGMA, PENGETAHUAN YANG DIMILIKI PRAMURAWAT
TERHADAP TERJADINYA KEKAMBUHAN
ORANG DENGAN SKIZOFRENIA

TESIS

EZRA EBENEZER SOLEMAN


NPM. 1006767752

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
BIDANG STUDI ILMU KEDOKTERAN JIWA
JAKARTA
OKTOBER
2013

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI EMOSI, BEBAN PERAWATAN,


STIGMA, PENGETAHUAN YANG DIMILIKI PRAMURAWAT
TERHADAP TERJADINYA KEKAMBUHAN
ORANG DENGAN SKIZOFRENIA

TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Kedokteran Jiwa

EZRA EBENEZER SOLEMAN


NPM. 1006767752

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
BIDANG STUDI ILMU KEDOKTERAN JIWA
JAKARTA
OKTOBER
2013

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013
Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena penyertaan
yang luar biasa maka tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis
kesehatan jiwa Departemen Psikiatri FKUI/RSCM.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

dr. AAAA. Kusumawardhani, Sp.KJ(K) sebagai ketua Departemen Psikiatri


FKUI/RSCM, atas semua dukungannya dalam pendidikan ini.

dr. Heriani, Sp.KJ(K) selaku kepala program studi Program Pendidikan Dokter
Spesialis-1 Departemen Psikiatri FKUI/RSCM sampai saat ujian proposal.

dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ(K) Mpd.Ked selaku kepala program studi Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Departemen Psikiatri FKUI/RSCM saat pemaparan
dan ujian tesis.

Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K) sebagai sekretaris program studi Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Departemen Psikiatri FKUI/RSCM.

Prof. Dr. dr. R. Irawati Ismail, Sp.KJ(K), M.Epid selaku koordinator penelitian
saat pengajuan proposal, yang telah memberikan dukungan moril yang berharga.

dr. Khamelia Malik, Sp.KJ sebagai koordinator penelitian saat pemaparan dan
ujian tesis, atas dukungan dan bantuannya.

dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ(K) selaku pembimbing penelitian, terima kasih atas
bimbingan dan bantuannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan

dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ(K) selaku pembimbing akademik, terima kasih atas
semua bimbingannya selama ini dan pengertian yang tak terhingga terhadap
penulis.
iv

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


dr. Charles Evert Damping, Sp.KJ(K) sebagai ketua penguji tesis, yang telah
memberikan masukan dan saran yang bermanfaat.

dr. Feranindhya Agiananda, Sp.KJ sebagai anggota dewan penguji tesis, yang
sudah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat.

dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ(K) sebagai anggota dewan penguji tesis, yang
sudah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat.

Kepada kedua orangtua penulis, Drs. Andreas Soleman dan Sylvia Kawira
Husiaux, serta bapak mertua Paul Joseph Huwae, B.Sc, yang sudah memberikan
dukungan dan doa dalam mencapai penyelesaian tesis sehingga harapan menjadi
seorang psikiater yang hendak mengurangi stigma terhadap orang dengan masalah
kejiwaan dapat dimulai jalannya.

Kepada istri terkasih, Elvira Pricilia Huwae, M.Psi yang telah memberikan
dukungan, doa dan masukan serta semangat yang menumbuhkan keyakinan bagi
penulis dalam menempuh pendidikan.

Kepada semua pihak yang telah membantu hingga penulisan tesis ini selesai tetapi
tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, kembali penulis mengucapkan terima
kasih.

Akhirnya bahwa tak ada manusia yang sempurna, seperti tesis ini pun masih jauh
dari sempurna. Penulis mengharapkan diberikannya masukan dan saran dari
berbagai pihak sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Jakarta, 18 Oktober 2013

dr. Ezra Ebenezer Soleman


v

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013
ABSTRAK

Nama : Ezra Ebenezer Soleman


Program Studi : Ilmu Kedokteran Jiwa
Judul : Hubungan Antara Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma,
Pengetahuan yang Dimiliki Pramurawat terhadap Terjadinya
Kekambuhan Orang dengan Skizofrenia

Latar Belakang: Ekspresi emosi penting untuk perkiraan kekambuhan ODS


dalam rentang 9-12 bulan. ODS yang berasal dari keluarga dengan ekspresi emosi
tinggi 60% mengalami kekambuhan. Pramurawat menanggung beban dalam
merawat ODS serta stigma dari lingkungan. Pengetahuan yang tak cukup dapat
meningkatkan stigma dan ekspresi emosi. Penelitian ini bertujuan menganalisis
hubungan antar ekspresi emosi, beban, stigma, pengetahuan terhadap kekambuhan
ODS.
Metode: Penelitian studi potong lintang ini menilik 80 pramurawat ODS yang
dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSKD Duren Sawit yang diambil
secara consecutive. Setelah informed consent, dilakukan pengisian kuesioner
sosio-demografi, alat ukur ekspresi emosi (Family Questionaire), beban perawatan
(Burden Assessment Schedule), stigma (Stigma Items), pengetahuan tentang
skizofrenia (Knowledge about Schizophrenia Interview).
Hasil: Analisis bivariat menemukan hubungan bermakna ekspresi emosi, beban,
stigma yang dialami pramurawat dengan kekambuhan ODS (p<0,001). Setelah
dilakukan analisis multivariat ditemukan hubungan bermakna ekspresi emosi
dengan kekambuhan ODS (p<0,006). Hubungan bermakna juga terlihat dari
hubungan antara stigma dengan kekambuhan (p<0,004). Untuk beban dan
pengetahuan tidak ditemukan hubungan bermakna dengan kekambuhan ODS.
Simpulan: Terdapat hubungan antara ekspresi emosi, stigma yang dialami
pramurawat dengan kekambuhan ODS.

Kata kunci: Ekspresi emosi, beban perawatan, stigma, pengetahuan terkait


skzofrenia, kekambuhan, pramurawat, ODS

vii
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


ABSTRACT

Name : Ezra Ebenezer Soleman


Program : Psychiatry
Title : Association between Expressed Emotion, Burden of Care, Stigma,
Knowledge of Cargeiver with Relapse of Person with
Schizophrenia

Background: Expressed emotion is known as predictor of relapse of person with


schizophrenia in 9-12 months. Person with schizophrenia who comes from family
with high expressed emotion has 60% relapse. Caregiver experiences burden of
care and stigma from environment. Inadequate knowledge could increase stigma
and expressed emotion. This research is aim to analyze association between
expressed emotion, burden of care, stigma, knowledge of caregiver with relapse of
person with schizophrenia.
Method: this research based on cross sectional design to analyze 80 caregivers of
person with schizophrenia who had admited in RSUPN Cipto Mangunkusumo and
RSKD Duren Sawit which has been taken consecutively. After informed consent,
they answered question for socio-demography questionaire, Family Questionaire
for expressed emotion, Burden Assessment Schedule for burden of care, Stigma
Items, Knowledge about Schizophrenia Interview.
Result: Bivariate analysis has discovered the association between expressed
emotion, burden of care, stigma which has been experienced by caregiver with
relapse of person with schizophrenia (p<0,001). After multivariate anaylsis, it has
been clear that expressed emotion has association with relapse (p<0,006). The
association has been discovered for stigma with relapse (p<0,004). Burden of
care and knowledge about schizophrenia has not associated with relapse.
Conclusion: There is association between expressed emotions, stigma which has
been experienced by caregiver with relapse of person with schizophrenia.

Keywords: Expressed emotion, burden of care, stigma, knowledge about


schizophrenia, relapse, caregiver, person with schizophrenia.

viii

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ........................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii


KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3. Hipotesis Penelitian ............................................................................... ................... 3
1.4. Tujuan Penelitian........................................................................................................ 4
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6

2.1 Skizofrenia ................................................................................................................. 6


2.2 Faktor Risiko Kekambuhan ........................................................................................ 7

2.3 Peran Pramurawat terhadap Orang dengan Skizofrenia ............................................... 8


2.4 Ekspresi Emosi ........................................................................................................... 9
2.5 Beban Perawatan ODS ............................................................................................... 10

2.6 Stigma terhadap Skizofrenia ....................................................................................... 11


2.7 Pengetahuan terhadap Skizofrenia .............................................................................. 11

2.8 Family Questionaire ................................................................................................... 12

ix
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


2.9 The Burden Assessment Schedule ............................................................................... 14
2.10 Stigma Items ............................................................................................................. 15
2.11 Knowledge About Schizophrenia Interview ................................................................ 16
2.12 Kerangka Teori.......................................................................................................... 18
2.13 Kerangka Konsep ...................................................................................................... 19

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................ 20


3.1. Desain Penelitian ........................................................................................................ 20
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 20
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................. 20
3.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi, Drop Out ........................................................................... 20
3.5. Cara Pengambilan Sampel .......................................................................................... 21
3.6. Besar Sampel.............................................................................................................. 22
3.7. Definisi Operasional ................................................................................................... 22
3.8. Perangkat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ..................................................... 24
3.9. Izin Subyek Penelitian dan Masalah Etika .................................................................. 24
3.10. Manajemen Pengumpulan dan Analisis Data ............................................................ 25
3.11. Organisasi Peneliti .................................................................................................... 26
3.12. Kerangka Kerja ........................................................................................................ 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................................... 28


4.1. Proses Pengambilan Sampel ....................................................................................... 28
4.2. Karakter Sosio-Demografi Subyek Penelitian ............................................................. 28
4.3. Karakteristik Sosio-Demografi ODS ........................................................................... 31
4.4. Karakter Klinis ODS .................................................................................................. 32
4.5. Karakteristik Sosio-Demografi dan Klinis ODS berdasarkan Jenis Kelamin ............... 34
4.6. Gambaran Pengalaman Pramurawat ODS ................................................................... 35
4.7. Hubungan Antara Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma, Pengetahuan
Pramurawat ODS dengan Kekambuhan ODS ............................................................. 37

x
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB 5 PEMBAHASAN .............................................................................................. 45
5.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian .............................................................................. 45
5.2. Gambaran Umum Hubungan Faktor-Faktor yang Dialami Pramurawat
dengan Kekambuhan ODS......................................................................................... 46
5.3. Ekspresi Emosi dan Stigma berhubungan dengan Kekambuhan ODS ……................. 48
5.4. Pengetahuan Pramurawat dengan Kekambuhan ODS ................................................ 49
5.5. Keterbatasan Penelitian .............................................................................................. 52

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 53


6.1. Simpulan .................................................................................................................... 53
6.2. Saran .......................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 55

xi
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rincian Butir Family Questionnaire………………………………..…13

Tabel 4.1 Karakteristik Sosio-Demografi Pramurawat………………………......30

Tabel 4.2 Karakteristik Sosio-Demografi ODS…………………………….…....32

Tabel 4.3 Karakteristik Klinis ODS…………………………………………....…34

Tabel 4.4 Gambaran Pengalaman Pramurawat Terkait Ekspresi Emosi, Beban


Perawatan, Stigma dan Pengetahuan yang Dimiliki Pramurawat…………..........37

Tabel 4.5 Hubungan Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma dan Pengetahuan
Pramurawat Terhadap Kekambuhan ODS………………………………………..40

Tabel 4.6 Analisis Bivariat Hubungan Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma
dan Pengetahuan Pramurawat Terhadap Kekambuhan ODS.................................41

Tabel 4.7 Analisis Multivariat ..…………………………………………..……...41

Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran Pengetahuan


Pramurawat..………………………………..……………………………..……...42

xii

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat (rerata nilai KASI).....42


Grafik 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Diagnosis…...42
Grafik 4.3 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Gejala…...…..43
Grafik 4.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait
Penyebab…….…………………………………………………………………...43
Grafik 4.5 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait
Pengobatan……………………………………………………………………….43
Grafik 4.6 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Prognosis..…..44
Grafik 4.7 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait
Tatalaksana…………………………………………………………….……..…..44

xiii
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembaran Informasi Untuk Subyek Penelitian .............................................. 61

Lampiran 2. Lembaran Persetujuan Subyek Penelitian...................................................... 63

Lampiran 3. Data Sosio-Demografi Responden ................................................................ 64

Lampiran 4. Family Questinaire ....................................................................................... 67

Lampiran 5. Burden Assessment Schedule ........................................................................ 68

Lampiran 6. Stigma Items ................................................................................................. 70

Lampiran 7. Knowledge About Schizophrenia Interview ................................................... 71

Lampiran 8. Surat Lolos Kaji Etik .................................................................................... 77

xiv
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronik dengan penyimpangan pikiran,


persepsi, dan afek yang terjadi paling sedikit satu bulan, sesuai dengan PPDGJ
III.1 Hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam fungsi sehari-hari sehingga orang
dengan skizofrenia (ODS) membutuhkan bantuan keluarga sebagai pramurawat.
Interaksi antar anggota keluarga terkadang melibatkan ekspresi emosi tertentu.
Segala hal yang ada dalam perawatan ODS dapat menjadi beban bagi pramurawat,
hal ini dapat juga menimbulkan stigma dari lingkungan.2

Sebuah penelusuran meta-analysis oleh Butzlaff dan Hooley di Universitas


Harvard pada tahun 1998, menemukan bahwa ekspresi emosi adalah suatu faktor
prediktor dan penyebab kekambuhan ODS.3 Ekspresi emosi dapat dilihat melalui
sikap pramurawat dalam merespons perilaku ODS melalui suatu wawancara.4
Ekspresi emosi dapat digunakan untuk memprediksi kekambuhan dalam rentang
9-12 bulan.3 Penelitian di Hongkong tahun 2001 oleh Ng, Mui, Cheung dan
Leung memperlihatkan angka kejadian kekambuhan dalam waktu sembilan bulan
adalah 60% pada keluarga dengan ekspresi emosi tinggi.5 Kekambuhan dapat pula
terjadi pada ODS yang berobat teratur.6 Prevalensi kekambuhan ODS 50%-92% di
negara maju maupun negara berkembang sesuai data dalam tulisan Kasadi dan
Moosa tahun 2008.6 Sebuah penelitian yang dipublikasi tahun 2011 oleh Nirmala,
Vranda, Reddy di India memperoleh data kekambuhan disebabkan oleh adanya
hubungan antara ekspresi emosi dan beban pramurawat.7

Adanya anggota keluarga yang mengalami skizofrenia memberi berbagai beban


pada pramurawat.8 Beban tersebut antara lain tanggungan biaya berobat,
pemantauan ODS, stigma lingkungan terkait gangguan mental dan beban
emosional lainnya.8 Banyak pramurawat mengatakan bahwa bagian terburuk dari
kehidupan bersama ODS bukanlah penyakit itu sendiri melainkan stigma menetap

1
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


2

dari interaksi mereka dalam lingkungan.9 Stigma ini makin berdampak buruk
ketika anggota keluarga lain menyalahkan keluarga yang menjadi pramurawat
sebagai penyebab gangguan.9 Kebanyakan pramurawat tidak mempunyai
pengetahuan tentang skizofrenia sampai mereka mengalami akibat dari perilaku
ODS.10 Pengetahuan yang kurang juga dinilai sebagai hal yang membuat
terjadinya stigma dan meningkatnya ekspresi emosi.9 Hal-hal ini saling
berpengaruh terhadap pola ekspresi emosi antara ODS dan pramurawat.9

Ekspresi emosi berhubungan dengan faktor kebudayaan sehingga dampak yang


terjadi dapat berbeda-beda tergantung budaya ODS dan pramurawat.11 Beberapa
sikap dan perilaku terkait hostilitas tidak dianggap bagian dari ekspresi emosi
tinggi pada populasi tertentu.3 Publikasi Amaresha di India tahun 2012
menunjukkan bahwa keterlibatan emosi berlebihan tidak ditemukan di India,
sedangkan di Amerika ditemukan hanya 11% pada orang keturunan Mexico dan
21% pada orang keturunan Inggris.3 Hal ini berbeda dengan penelitian di Cina
yang menunjukkan 45% ODS hidup dalam situasi ekspresi emosi tinggi seperti
laporan Ng, Mui, Cheung, Leung pada tahun 2001.5

Gambaran ekspresi emosi dan pengaruhnya pada kekambuhan ODS di Indonesia


belum diketahui secara mendalam. Selain itu, penelitian mengenai kaitan beban
perawatan, stigma dan pengetahuan terhadap kekambuhan ODS di Indonesia juga
sangat terbatas. Dampak yang terjadi adalah terus berjalannya efek ekspresi emosi
dan beban yang tinggi, pengetahuan yang kurang, stigma yang besar terhadap
kekambuhan ODS. Hal ini juga dapat menyumbangkan peningkatan beban
pramurawat. Laporan dari Mesir oleh El-Tantawy, Raya, Zaki tahun 2010 18,33%
pramurawat ODS mengalami dampak beban perawatan dalam bentuk gangguan
depresi.12 Informasi mengenai ekspresi emosi, beban perawatan, stigma, dan
pengetahuan pramurawat terhadap terjadinya kekambuhan pada ODS di Indonesia
dapat membantu pengembangan berbagai program intervensi pencegahan
kekambuhan ODS. Hal ini akan mengurangi morbiditas dan selanjutnya mencegah
penurunan kapasitas ODS sendiri terkait perjalanan penyakit. Pengadaan program
tersebut membutuhkan data-data yang belum tersedia ini.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


3

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Ekspresi emosi tinggi telah diketahui dapat menjadi suatu prediktor kekambuhan
ODS. Aspek ekspresi emosi, beban perawatan, stigma dan pengetahuan saling
terkait bagi pramurawat. Kekambuhan merupakan hasil adanya ekspresi emosi,
beban perawatan, stigma yang tinggi dan pengetahuan yang kurang dari
pramurawat. Hal-hal ini belum cukup diteliti di Indonesia, sehingga perlu diteliti.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam pengembangan
intervensi pencegahan kekambuhan skizofrenia. Dari permasalahan tersebut
muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara ekspresi emosi pramurawat dengan


kekambuhan ODS?
2. Apakah terdapat hubungan antara beban perawatan pramurawat dengan
kekambuhan ODS?
3. Apakah terdapat hubungan antara adanya stigma pada pramurawat dengan
kekambuhan ODS?
4. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan pramurawat mengenai
skizofrenia dengan kekambuhan ODS?

1.3. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat hubungan antara ekspresi emosi pramurawat dengan kekambuhan


ODS.
2. Terdapat hubungan antara beban perawatan pramurawat dengan
kekambuhan ODS.
3. Terdapat hubungan antara stigma pada pramurawat dengan kekambuhan
ODS.
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan pramurawat mengenai skizofrenia
dengan kekambuhan ODS.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


4

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum:
Mendapatkan gambaran mengenai pengalaman pramurawat yang terkait ekspresi
emosi, beban perawatan, stigma, pengetahuan yang dimiliki sebagai bagian dari
penyebab terjadinya kekambuhan ODS.
Tujuan khusus:
1. Mengetahui hubungan antara keadaan ekspresi emosi pramurawat
dengan kekambuhan yang dialami ODS.
2. Mengetahui hubungan antara beban perawatan pramurawat dengan
kekambuhan ODS.
3. Mengetahui hubungan antara stigma pada pramurawat dengan
kekambuhan ODS.
4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan pramurawat mengenai
skizofrenia dengan kekambuhan ODS.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Di bidang pendidikan
Untuk memperdalam ilmu kedokteran pada umumnya dan psikiatri pada
khususnya. Hasil penelitian juga dapat menambahkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan penyebab kekambuhan pasien skizofrenia.

2. Di bidang pengembangan
Dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk penelitian yang berhubungan
dengan orang dengan skizofrenia.

3. Di bidang pelayanan masyarakat


Hasil penelitian ini dapat menjadi data awal dalam rekomendasi
pengembangan pelayanan yang membantu pramurawat untuk mengolah
ekspresi emosi dan beban secara adaptif. Harapannya agar kekambuhan
ODS dan terjadinya morbiditas pada pramurawat dapat dicegah. Hasil

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


5

penelitian ini juga dapat menjadi rekomendasi bagi pihak pengambil


keputusan untuk mengembangkan program destigmatisasi dan edukasi
skizofrenia bagi masyarakat Indonesia.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang berlangsung lama dengan disertai gejala
yang berat dan terkait kesulitan dalam penilaian kenyataan. Prevalensi gangguan
ini sekitar 1% di dunia.13,14 Persentase ODS di Indonesia adalah 4,6% (riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007).15 Gangguan ini ditandai dengan
gangguan proses pikir, gangguan persepsi, gangguan afek, dan gangguan perilaku.
Skizofrenia digambarkan sebagai gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
adanya waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku kacau dan atau disertai afek
datar dan lainnya.1 Hal tersebut disertai adanya disfungsi sosial dan pekerjaan
yang terjadi selama paling sedikit satu bulan (PPDGJ III).1

Perkembangan gangguan ini terjadi dalam tiga fase menurut American Psychiatric
Association (APA). Fase akut diawali dengan gejala positif dan negatif. Peredaan
gejala tersebut menunjukkan dimulainya fase stabilisasi. Fase stabil yang
merupakan fase ketiga ditandai dengan pengurangan gejala secara terkontrol. Pada
umumnya pasien dapat mengalami semua fase yang kemudian diselingi oleh
remisi total atau sebagian sebelum akhirnya dapat kambuh. Kekambuhan adalah
hal yang sering terjadi pada ODS,13,14

Etiologi sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Hipotesis terkait etiologi
berkembang dengan pesat, misalnya keterlibatan faktor biologi, faktor genetik,
stress diathesis model, dan faktor psikososial. Faktor organobiologi pada
skizofrenia berhubungan dengan perubahan struktur di otak, peranan senyawa otak
serta adanya faktor genetik. Faktor psikologis yang berkontribusi terhadap
skizofrenia adalah kepribadian serta mekanisme coping. Faktor psikososial seperti
urbanisasi dan industrialisasi diperkirakan terkait hal ini.16

Penatalaksanaan skizofrenia terdiri atas terapi medikamentosa, psikoterapi, dan


terapi psikososial atau rehabilitasi. Terapi medikamentosa bertujuan untuk

6
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


7

menghilangkan gejala positif dan negatif. Psikoterapi bertujuan untuk mekanisme


coping yang lebih adaptif, sedangkan terapi psikososial dan rehabilitatif bertujuan
untuk mempersiapkan penderita kembali ke komunitasnya.14 Penanganan
skizofrenia secara optimal akan terjadi saat semua modalitas terapi diberikan
secara optimal dan berkesinambungan. Penatalaksanaan pasien skizofrenia belum
memuaskan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Penyebabnya
antara lain masih terdapatnya stigma dalam keluarga dan masyarakat.12

2.2. FAKTOR RISIKO KEKAMBUHAN

Kekambuhan dapat terjadi pada ODS yang patuh dan tidak patuh dalam
pengobatan.6 Kekambuhan umumnya berhubungan dengan faktor penyebab
seperti ekspresi emosi, ketidakpatuhan berobat, penggunaan zat adiktif, adanya
masalah medis lain, masalah dalam kehidupan, fungsi premorbid, dan DUP
(duration of untreated psychosis).6,17,18,19 Kepatuhan berobat dinilai sebagai hal
penting yang menunjang kekambuhan. Pasien yang tidak patuh dinilai akan
kambuh bila menghentikan pengobatan minimal satu bulan.6 Hal lain yang
seringkali menjadi pencetus kekambuhan adalah masalah dalam kehidupan.6
Kehilangan anggota keluarga ataupun perilaku penuh kritik dapat menjadi
pencetus suatu kekambuhan. ODS dapat terpengaruh dan kemudian kambuh
bahkan karena pencetus yang relatif kecil. Ekspresi emosi merupakan faktor
psikososial yang juga berpengaruh kuat dan dapat memperkirakan timbulnya
kekambuhan ODS.3 Ekspresi emosi menjadi sesuatu yang sehari-hari terjadi
menyatu dengan pola hubungan antara keluarga dan ODS, yang terkait perbedaan
budaya.3,6 Berdasarkan penelitian di Hongkong pada tahun 2001 terdapat 60%
ODS dari keluarga dengan ekspresi emosi tinggi mengalami kekambuhan kurang
dari satu tahun dari kekambuhan sebelumnya, sehingga membutuhkan perawatan.5

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


8

2.3. PERAN PRAMURAWAT TERHADAP ORANG DENGAN


SKIZOFRENIA

Seseorang dengan skizofrenia dapat mengalami kemunduran fungsi dalam bidang


sosial, pekerjaan, perawatan diri.20,21 Kekambuhan yang terjadi tak jarang diikuti
hendaya bermakna dalam fungsi kognitif, sosial, pekerjaan, hubungan dengan
orang lain, dan perawatan diri sehari-hari. Hendaya tersebut sering kali
mengakibatkan orang yang mengalaminya terpaksa menggantungkan sebagian
besar bidang kehidupannya pada pramurawat. Tugas sebagai pramurawat yang
melakukan perawatan pada ODS adalah suatu tugas yang rumit. Tuntutan akan
keberadaan penyediaan biaya perawatan, menjaga dan mengawasi serta merawat
penderita, kaitan stigma sosial terhadap keadaan ini, dapat menimbulkan stres
emosional.

Awad dan Voruganti menjelaskan sebuah penelusuran yang mengikuti pasien


skizofrenia selama lima tahun. Didapatkan 43% pasien mengalami hendaya, 35%
mengalami episode berulang dengan memberatnya hendaya, sementara pasien
yang tidak kambuh hanya sebesar 22%.22 Penelitian Schene dan Van Wijngaarden
pada tahun 1998 menunjukkan bahwa 64% pasien skizofrenia tidak mampu
merawat dirinya sehingga seringkali perlu dibantu oleh keluarga sebagai
pramurawat. Peran pramurawat dapat membantu ODS dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam perawatan diri, hal terkait ekonomi dan fungsi kehidupan
lainnya.23,24 Rafiyah menemukan 60%-85% ODS di Indonesia (tahun 2011),
dirawat oleh keluarga yang menjadi pramurawat.25 Sally Wai-chi Chan menulis
artikel yang dipublikasi tahun 2011 bahwa ODS yang dirawat oleh keluarga di
negara barat berjumlah 25-50% sedangkan di Asia mencapai 70%.26 Tanggung
jawab perawatan ODS memengaruhi aspek sosial, kesehatan, kesejahteraan
emosional, dan keuangan pramurawat.23,24

Seorang pramurawat dalam merawat ODS memberikan modalitas yang


dimilikinya. Dinamika yang terjadi dalam merawat ODS dipengaruhi oleh banyak
hal dari pramurawat sendiri. Faktor sosiodemografi yang terkait jenis kelamin,
usia, suku, nilai-nilai yang dimiliki pramurawat akan memengaruhi kepribadian
serta pola relasi yang bermuara pada ekspresi emosi.5,6 Hal tersebut tentu

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


9

memengaruhi kualitas perawatan dari pramurawat terhadap ODS.5,6,25 Pramurawat


yang mendapat dukungan sosial juga menunjukkan coping yang lebih adaptif
dalam merawat pasien.25 Hal terkait modalitas yang dimiliki pramurawat juga
termasuk ekspresi emosi, beban, stigma dan pengetahuan pramurawat yang
dipakai dan terjadi dalam perannya bagi ODS. Hal-hal tersebut dapat diukur
dengan alat yang telah divalidasi dalam bahasa Indonesia.27,28,29,30 Pramurawat
yang memiliki pengetahuan cukup mengenai skizofrenia mungkin akan lebih
memahami dan menerima ODS. Penerimaan dapat membuat ekspresi emosi dan
kualitas perawatan menjadi lebih baik.31

2.4. EKSPRESI EMOSI

Ekspresi emosi adalah suatu pengukuran terhadap sejumlah bentuk emosi,


perkataan, sikap, dan perilaku yang diekspresikan atau diungkapkan dalam
kehidupan sehari-hari oleh keluarga terhadap ODS.32,33,34 Adanya ekspresi emosi
tinggi dapat menyebabkan prognosis skizofrenia menjadi makin buruk.32
Hubungan antara pasien dan keluarga saling menyebabkan persepsi dan pendapat
yang memengaruhi perilaku dalam berelasi dan berinteraksi antara satu dan
lainnya. Pasien yang merasa bahwa keluarga tidak peduli dan tidak percaya
terhadap pemikiran mereka dapat mencetuskan kekambuhan gejala skizofrenia.3
Dalam menilai ataupun menentukan suatu ekspresi emosi, dapat diperoleh melalui
wawancara dengan memperhatikan gambaran sikap negatif yang terungkap dari
keluarga maupun ODS.35 Ekspresi emosi dijabarkan dalam bentuk kritik (critical
comments/CC), hostility (H), dan keterlibatan emosi yang berlebihan (emotional
overinvolvement/EOI). Ada 2 bagian lain terkait ekspresi emosi yang dinilai
dengan Camberwell Family Interview (CFI) yaitu kehangatan (warmth/W) dan
komentar positif (positive remarks/PR) yang selanjutnya tidak dipergunakan
dalam menilai kekambuhan ODS.36,37 Berbagai penelitian menunjukkan hostilitas
banyak ditunjukkan melalui critical comments sehingga dinilai dapat menjadi
bagian CC.36,37

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


10

Kritik (CC) diungkapkan keluarga terhadap hal atau sikap atau perilaku atau kata-
kata yang diungkapkan ODS, bertujuan untuk menunjukkan sikap tidak setuju atau
tidak suka terhadap perbuatan maupun terhadap ODS sendiri. Kata-kata yang
diucapkan keluarga sering bersamaan dengan pengalaman emosi yang dapat
dinilai dari intonasi suara, volume, kecepatan bicara, gaya bicara serta sikap dan
perilaku keluarga dalam mengekspresikan kritik kepada ODS. Bagian lainnya
yang juga menunjukkan ekspresi emosi adalah keterlibatan emosi berlebihan atau
emotional overinvolvement (EOI). EOI terlihat dari sikap atau perilaku berlebihan,
dari keluarga (pramurawat) untuk menunjukkan pengorbanan diri, rasa sayang,
kesetiaan yang sangat berlebihan. Hostilitas (H) merupakan bagian lain yang
terlihat dengan adanya penyerangan pada ODS oleh sebab penyakitnya dan tidak
disebabkan oleh perbuatan ODS. Kehangatan (W) adalah suatu sikap simpati,
empati, turut prihatin yang dirasakan keluarga dalam penghayatannya terlihat
melalui sikap berminat dan bersemangat untuk mengetahui keadaan dan kegiatan
ODS. Kehangatan dinyatakan dengan ungkapan kasih sayang dengan sikap,
perbuatan dan kata-kata secara langsung. Hal-hal ini muncul dalam kata-kata
meneduhkan dengan intonasi dan volume pelan saat menceritakan ODS.
Komentar positif (PR) diungkapkan melalui kata pujian, ungkapan setuju dan
menghargai terhadap sikap, perilaku dan diri ODS.3,4,32,37

2.5. BEBAN PERAWATAN ODS

Beban yang dimaksud adalah terkait masalah, kesusahan maupun dampak yang
dirasakan pramurawat ODS dan dikenali secara subyektif maupun obyektif. Beban
yang dialami pramurawat terkait kondisi fisik maupun mental pramurawat
tersebut.38 Beban secara obyektif merupakan hal yang menghambat dalam hidup
terkait perawatan ODS, misalnya masalah keuangan dalam perawatan, gangguan
dalam aktivitas terkait tugas merawat, hambatan dalam hidup berumah-tangga,
masalah isolasi dari lingkungan, pembedaan ODS terhadap orang lainnya, dan
lain-lain. Beban secara subyektif dapat berupa penderitaan secara psikis yang
dirasakan pramurawat dalam merawat ODS dan terlihat dari adanya kecemasan,
kesedihan, kekuatiran terhadap ODS. Beban saling terkait dengan timbulnya

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


11

ekspresi emosi tertentu yang kemudian berdampak dalam kekambuhan ODS


walaupun faktor lain seperti kepatuhan berobat juga penting.2,7,39,40

2.6. STIGMA TERHADAP SKIZOFRENIA

Stigma merupakan suatu tanda yang berhubungan dengan keadaan tertentu dalam
hal ini terkait adanya skizofrenia.9 Masyarakat masih memiliki pandangan negatif
terhadap gangguan ini, misalnya skizofrenia dianggap sebagai keadaan yang
memalukan bagi keluarga.40 Mereka (ODS) dianggap memiliki perilaku kacau,
berbahaya sehingga membuat masyarakat takut.40 Mereka (ODS) mungkin
mendapat sikap seperti ini dari keluarga yang mengucilkan dan membedakannya.
Pramurawat juga mengalami stigma dari masyarakat. Stigma memberikan dampak
tersendiri secara subyektif dan obyektif pada ODS maupun keluarga.9,40 Dampak
yang dialami ODS secara subyektif berupa rasa rendah diri dan dimusuhi karena
gangguan ini dialami sekitar separuh dari populasi ODS tersebut.40 Terdapat 73%
ODS di Singapura mengalami masalah dalam mencari pekerjaan menjadi contoh
dampak secara obyektif dari stigma.40

2.7. PENGETAHUAN TERHADAP SKIZOFRENIA

Skizofrenia dianggap belum diketahui secara luas dan mendalam oleh masyarakat.
Kurangnya pengetahuan membuat keluarga sering membawa ODS ke paranormal
ketika terjadi gejala akut. Keterlambatan dibawa ke psikiater maupun dokter
menjadi hal yang sering ditemui dan akhirnya memperburuk prognosis ODS.2,9,40
Kurangnya pengetahuan pramurawat membuat ODS tidak mendapatkan perawatan
dan perlakuan yang seharusnya.40 Hal ini membuat prognosis yang tidak baik bagi
ODS sehingga memungkinkan terjadinya kekambuhan.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


12

2.8. FAMILY QUESTIONAIRE (FQ)

Alat bantu ini dibuat dan mengalami pengembangan serta validasi oleh Georg
Wiedemann, Oliver Rayki, Elias Feinstein dan Kurt Hahlweg yang berasal dari
Departemen Psikiatri dan Psikoterapi Universitas Turbingen yang berada di
Jerman. Kuesioner dengan skala laporan mandiri (self-report) ini dikenalkan pada
tahun 2001 dan terdiri atas 130 butir pertanyaan. Pada tahun berikutnya
mengalami penyempitan pertanyaan menjadi 30 butir dan pada akhirnya versi
terbaru terdiri dari 20 butir pertanyaan.27

Kuesioner ini memiliki dua dimensi dari ekspresi emosi keluarga ODS, yakni
kritik (critical comments/CC) dan keterlibatan emosi yang berlebihan (emotional
overinvolvement/EOI). Butir-butir kuesioner ini dihasilkan untuk kriteria sebagai
berikut: keterlibatan (intrusiveness), respons emosional (emotional response),
keterkaitannya terhadap penyakit (attribution of illness), serta kemampuan
beradaptasi (coping skills). Hal yang terkait masalah sikap dan perilaku yang
terdapat di CFI (Camberwell Family Interview) telah diadaptasikan juga dalam
kuesioner ini.

Pembuatan kuesioner ini telah mencapai kesesuaian maksimum berdasarkan


kategori CFI dengan menyesuaikan butir dalam kuesioner ini. Ada juga bagian
perihal tindakan untuk mengurangi ketidak-akuratan ataupun kecenderungan
‘ingin disukai secara sosial’ (social desirability). Butir ini dirancang sedemikian
untuk mencegah pramurawat yang mengisi kuesioner merasa bahwa hal negatif
yang terjadi adalah kesalahannya, melainkan merupakan akibat tekanan yang
berlebih, contoh: aku perlu mengusahakan untuk tak mengeritiknya. Dalam
pencegahan adanya jawaban yang sama (stereotype), tersedia 4 jawaban yaitu
’tidak pernah sama sekali/sangat jarang’=0; ‘jarang’=1; ‘sering’=2; ‘sangat
sering’=3.28

Uji validitas (criterion validity) kuesioner FQ ini dibandingkan CFI menunjukkan


tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang cukup memuaskan. Uji reliabilitas FQ
menunjukkan bahwa skala tersebut stabil/konsisten. Test-retest reliability
dievaluasi melalui Pearson r correlation, memperlihatkan tidak terdapat beda

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


13

bermakna antara test dan retest. Uji Cronbach Alpha menunjukkan internal
consistency yang diinginkan yaitu 0,90 untuk CC dan 0,82 untuk EOI. Nilai titik
potong adalah 23 (ekspresi emosi rendah bila kurang atau sama dengan 23, lebih
dari itu adalah ekspresi emosi tinggi). Alat ini memiliki nilai spesifisitas 85%,
sensitivitas 68% dan akurasi 78%.27

Alat ini telah diterjemahkan dan divalidasi dalam bahasa Indonesia oleh Ika Sri
Nurtantri dalam tesis untuk mencapai gelar dokter spesialis kedokteran jiwa di
fakultas kedokteran Universitas Indonesia tahun 2005. Hasil pengukuran itu
menunjukkan bahwa FQ dapat membedakan seorang dengan ekspresi emosi tinggi
dan rendah dengan akurasi 94,3%. Sensitivitas alat yang telah diterjemahkan
dalam versi bahasa Indonesia adalah 95,5% dengan spesifisitas 93,8%. Validitas
konstruksi versi bahasa Indonesia kuesioner ini baik. Alat ini dinilai dapat
diandalkan, stabil serta konsisten dalam uji reliabilitas untuk mengukur ekspresi
emosi seorang pramurawat keluarga dari ODS. Validitas dan reliabilitas yang baik
dari edisi berbahasa Indonesia ini dapat digunakan dalam penelitian ini.28

Tabel 2.1 Rincian Butir Family Questionnaire

Dimensi (Domain) Butir Pertanyaan


Critical comments 2. I have to keep asking him/her to do things
(CC) 4.He/she irritates me
6.I have to try not to criticize him/her
8. It’s hard for us to agree on things
10. He/she does not appreciate what I do for him/her
12. He/she sometimes gets on my nerves
14. He/she does some things out of site
16. When he/she constantly wants some thing from me, it annoys me
18. I have to insist that he/she behave differently
20. I’m often angry with him/her
Emotional 1. I tend to neglect myself because of him/her
Over involvement 3. I often think about what is to become of him/her
(EOI) 5.I keep thinking about the reasons for his/her illness
7. I can’t sleep because of him/her
9. When something about him/her bother me, I keep it to myself
11. I regard my own needs as less important
13. I’m very worried about him/her
15. I thought I would become ill myself
17. He/she is an important part of my life
19. I have given up important things in order to be able to help him/her

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


14

2.9. THE BURDEN ASSESSMENT SCHEDULE (BAS)29


Alat ini dibuat oleh The Schizophrenia Research Foundation (SCARF) di India.
Alat ini menilai beban dalam merawat ODS, dengan bagian penilaian objektif dan
subjektif sesuai persepsi pramurawat saat merawat ODS serta memiliki 5 bagian
dalam pengukuran beban perawatan pasien skizofrenia. Masing-masing bagian
memiliki 4 pertanyaan sehingga jumlah pertanyaan dalam alat ini adalah 20
pertanyaan. Lima bagian alat ini terdiri dari:
1. Dampak terhadap perasaan nyaman (impact on well-being)
Bagian ini menjelaskan mengenai keadaan pramurawat setelah merawat
ODS. Dampak yang dialami pramurawat terkait kelelahan, frustasi, depresi
maupun dampak terhadap keadaan kesehatan dinilai dari bagian ini.
2. Dampak terhadap kualitas hubungan perkawinan (impact on marital
relationships)
Bagian ini dimaksudkan untuk pramurawat yang adalah pasangan hidup
ODS. Bagian ini memperlihatkan akibatnya terhadap kualitas hubungan
ODS dan pramurawat.
3. Apresiasi terhadap peran perawatan (appreciation for caring)
Bagian ini mengungkapkan tanggapan orang lain pada peran dan usaha
pramurawat pada ODS.
4. Dampak terhadap hubungan dengan orang lain (impact on relations with
others)
Bagian ini mengulas dampak pramurawat terkait masalah dalam
berinteraksi pada orang lain.
5. Beratnya masalah gangguan yang dihadapi (perceived severity of the
disease)
Bagian ini menggambarkan dampak gangguan pada ODS terhadap
aktivitas kehidupan pramurawat sehari-hari.

Alat BAS ini bertujuan mengetahui beban yang dialami pramurawat utama ODS.
Pramurawat mengisi alat ini dengan menetapkan di antara tiga pilihan yaitu ‘tidak
sama sekali’ (not at all), ‘ya sampai taraf tertentu’ (to some extent) dan ‘sangat’

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


15

(very much). Pemberian nilai ditetapkan dengan cara yang berbeda untuk tiap
bagian pertanyaan dan jawaban. Untuk urutan pemberian nilai skor 1/2/3 diberikan
pada pertanyaan nomor 2,6,7,8,9,10,11,12,14,15,17,18,20. Urutan nilai skor 3/2/1
diberikan pada bagian nomor 1,3,4,5,13,16,19.

Alat ini telah diterjemahkan dan divalidasi dalam bahasa Indonesia oleh Prianto
Djatmiko dalam rangka memperoleh gelar dokter spesialis kedokteran jiwa di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2005. Versi bahasa Indonesia
memiliki hasil yang baik dengan sensitivitas 85,1%, spesifitas 89,4% dan akurasi
sebesar 87,9%. Nilai titik potong adalah 22. Reliabilitas alat ini juga baik dengan
nilai cronbach’s alpha 0,886. Alat ini dinyatakan sah dan reliabiltasnya baik dapat
dipakai menilai beban perawatan pramurawat ODS.

2.10. STIGMA ITEMS (SI)30

Stigma Items dari SCAN (schedule for clinical assessment in neuro psychiatry)
menapis keluarga yang mengalami stigma karena ODS. Alat ini diciptakan oleh
T. Shibre, A. Negash, dan G. Kullgren yang berasal dari Universitas Umea, Umea
Swedia. Alat ini adalah pengembangan alat yang dibuat oleh Sartorius, Janca
tahun 1996.

Alat ini memiliki sembilan dimensi:

- discrimination (SI 1 dan SI 9)


- self esteem (SI 2, SI 3, SI 5)
- help (SI 4, SI 12)
- avoidance (SI 6)
- stereotype (SI 7)
- blame (SI 8 dan SI 14)
- isolation (SI 10)
- shame (SI 11)
- depression (SI 13)

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


16

Alat ini memiliki 14 pernyataan terkait stigma yang dapat berpengaruh bagi
keluarga ODS. Terdapat empat skala penilaian pada alat ini, yaitu tidak sama
sekali = 0, kadang-kadang = 1, sering = 2, dan sangat sering = 3. Penilaian
perkiraan adanya stigma dilihat dari total skor yang ada. Total skor 0 artinya tidak
ada stigma, skor dari 1 sampai 4 artinya ada stigma ringan, sedangkan stigma berat
bila skor total lebih dari 4.

Alat ini telah diterjemahkan dan divalidasi dalam bahasa Indonesia oleh Inne
Irawati dalam usaha mendapat gelar dokter spesialis kedokteran jiwa di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2005. Alat versi bahasa Indonesia
memiliki sensitivitas 90%, spesifisitas 98%, akurasi 94%, discriminant validity
ada perbedaan bermakna (p=0.021), skor cronbach’s alpha 0.786. Reliabilitas alat
ini baik yang diperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada test retest
(p> 0.05) dengan interrater (p>0.05).

2.11. KNOWLEDGE ABOUT SCHIZOPHRENIA INTERVIEW (KASI)31

Alat ini dipakai dalam pengukuran pengetahuan keluarga tentang skizofrenia.


KASI dibuat pada tahun 1984 oleh C. Barrowclough, N. Tarrier, S. Watts,
C. Vaughn, J.S Bamrah dan H.L Freeman yang berasal dari Departemen Psikologi
Rumah Sakit Preswitz di Inggris. Alat ini telah diterjemahkan dan divalidasi
dalam bahasa Indonesia oleh Rena Amelia Syam dalam rangka mendapat gelar
dokter spesialis kedokteran jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
tahun 2005. Alat ini dinilai dapat melihat perbedaan pengetahuan antara
pramurawat sebelum dan sesudah pemberian informasi. Hasil uji reliabilitas alat
ini menunjukkan tidak ada beda bermakna pada reliabilitas interobserver dengan
p>0,05. Validitas dan reliabilitas yang baik dari alat ini memungkinkan
penggunaannya pada pramurawat yang berbahasa Indonesia. Terdapat enam
bagian dari alat ini yang ditelaah yaitu diagnosis, gejala, penyebab, pengobatan,
prognosis dan penatalaksanaan.

Penilaian dari 26 pertanyaan dalam alat ini berdasarkan jawaban pramurawat


mengenai pengetahuan yang didapat. Penerapan dan pemakaian alat ini tidak

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


17

dibutuhkan suatu pelatihan khusus sehingga alat ini dapat digunakan langsung
oleh orang yang menguasai atau memahami bidang kesehatan jiwa seperti
psikiater, residen psikitari, psikolog, perawat jiwa, maupun sukarelawan kesehatan
jiwa. Cara penilaiannya dengan empat pembagian yaitu nilai negatif, nilai netral,
nilai positif serta nilai positif dengan tambahan pengetahuan yang memadai.
Pada nilai negatif diberi skor satu, hal ini bila keluarga memberi info yang
memungkinkan mengganggu atau menghambat terapi ODS. Skor dua diberikan
pada nilai netral yakni bila info tak diketahui atau sedikit diketahui yang
memungkinkan mengganggu atau menghambat terapi ODS. Skor tiga pada nilai
positif bila informasi memungkinkan tindakan atau hal yang menunjang dalam
terapi ODS. Nilai positif dengan tambahan pengetahuan yang memadai diberikan
skor empat karena informasi dari keluarga menunjukkan pengetahuan keluarga
mengenai keadaan ODS secara mendalam sehingga memungkinkan membantu
atau berguna dalam terapi ODS.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


18

2.12. KERANGKA TEORI

Karakteristik sosio-demografi
Karakteristik sosio-demografi Faktor biologi
Faktor Ekonomi Awitan, duration of untreated psychotic, durasi -
Dukungan sosial sakit, antipsikotik
Kepribadian Karakteristik gejala, jenis perjalanan penyakit,
Psikopatologi Faktor ketidakpatuhan berobat

Pramurawat Orang dengan skizofrenia


(ODS)

Ekspresi emosi
Beban perawatan Kekambuhan
Stigma
Pengetahuan

Keterangan:

: Saling memengaruhi

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


19

2.13. KERANGKA KONSEP

Data sosio-demografi

Pramurawat Orang dengan


Kepribadian
skizofrenia

Ekspresi Emosi
Beban perawatan Kekambuhan
Stigma
Pengetahuan

Variabel independen Variabel dependen

Keterangan:

= area yang diteliti

= area yang ikut diambil datanya

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. DESAIN PENELITIAN


Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan studi potong lintang (cross-
sectional) untuk melihat hubungan antara ekspresi emosi, beban perawatan,
stigma, dan pengetahuan pada pramurawat dengan kekambuhan ODS.

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di bangsal psikiatri RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan


RS Khusus Daerah Duren Sawit (sebagai pusat rujukan di DKI Jakarta juga
menerima jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin yang disediakan
pemerintah). Waktu pengambilan sampel dilakukan sejak Maret 2013 sampai Juni
2013.

3.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi target adalah pramurawat dari ODS yang dirawat di bangsal perawatan
jiwa di Jakarta. Populasi terjangkau adalah pramurawat dari ODS yang dirawat di
RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Khusus Daerah Duren Sawit. Sampel
adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan hal-hal terkait
penelitian ini.

3.4. KRITERIA INKLUSI, EKSKLUSI, DROP OUT

Subjek penelitian diterima dan dilihat kesesuaiannya dengan kriteria inklusi, yaitu
sebagai berikut: subjek adalah keluarga sebagai pramurawat utama yang mengurus
ODS dalam setahun terakhir, terlibat langsung dalam perawatan pasien dan

20

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


21

mendukung secara emosional dan atau finansial, serta sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab untuk pasien.

3.4.1 Kriteria inklusi


a. Berusia antara 18-60 tahun.
b. Tidak ada gangguan komunikasi.
c. Dapat membaca menulis.
d. Bersedia mengikuti penelitian.
e. Berbahasa Indonesia.
f. Minimal berpendidikan sekolah menengah pertama.
g. Berhubungan dengan ODS paling sedikit 10 jam tiap minggu.

3.4.2 Kriteria eksklusi


a. Mengalami sakit fisik dan mental berat yang tidak memungkinkan
diwawancarai.
b. Dalam pengaruh zat adiktif berat yang mempengaruhi jawaban dan
pendapatnya (kecuali rokok dan kopi).

3.4.3 Drop out


Subjek tidak dapat menyelesaikan pemeriksaan.

3.5. CARA PENGAMBILAN

Pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling berupa


consecutive sampling. Sampel yang diambil telah sesuai kriteria inklusi yang telah
ditetapkan.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


22

3.6. BESAR SAMPEL

Penentuan besar sampel minimal dihitung memakai cara yang sesuai dengan jenis
penelitian. Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat, bivariat dan analisis
multivariat. Penelitian ini mengambil penentuan jumlah sampel yang dilakukan
dengan:

-
Rule of thumbs dalam analisis regresi logistik.41,42 Variabel independen
dalam penelitian ini ada empat, sehingga jumlah sampel menjadi 40
subjek.
-
Rule of thumbs dengan koreksi.42 Prevalensi kekambuhan 50% pada
ODS, sedangkan kekambuhan pada ODS dengan ekspresi emosi tinggi
dalam perawatan sebesar 60%.5,6
o
Jumlah sampel dengan koreksi memakai prevalensi 50% adalah
(4 x 10)/0,5 = 80 subyek.
o
Jumlah sampel dengan koreksi memakai prevalensi 60% adalah
(4 x 10)/0,6 = 66,6 dibulatkan 67 subyek.
Penetapan jumlah sampel penelitian ini berdasarkan perhitungan terbanyak adalah
80 subyek.

3.7. DEFINISI OPERASIONAL

1. Ekspresi Emosi adalah suatu wujud kesatuan emosi, sikap dan perilaku
yang diekspresikan oleh keluarga terhadap ODS yang terdiri dari critical
comments (CC) dan emotional overinvolvement (EOI). Pengertian ekspresi
emosi dalam penelitian ini adalah berdasarkan family questionnaire.
2. Beban perawatan adalah masalah, kesusahan maupun dampak yang
dirasakan dalam melakukan perawatan ODS. Pengertian beban perawatan
dalam penelitian ini adalah atas dasar burden assessment schedule.
3. Stigma merupakan suatu tanda yang berhubungan dengan keadaan tertentu
dalam hal ini terkait adanya skizofrenia. Penelitian ini membataskan
pengertian stigma sesuai stigma items.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


23

4. Pengetahuan adalah segala hal yang diketahui, dimengerti oleh seseorang


(dalam penelitian ini pramurawat) mengenai sesuatu (dalam penelitian ini
mengenai skizofrenia) yang terkait aspek tertentu (dalam hal ini: diagnosis,
gejala, penyebab, pengobatan, prognosis, penatalaksanaan). Penelitian ini
membataskan pengetahuan pada knowledge about schizophrenia interview.
5. Pramurawat adalah seseorang dari keluarga ODS yang merawat ODS
dalam kaitan secara langsung maupun tidak langsung dalam pengobatan
maupun perawatan fisik dan mental pasien dalam kehidupan sehari-hari
yang berkontak dengan ODS minimal 10 jam dalam seminggu.
6. Keluarga adalah orang yang terikat secara genetik langsung dengan ODS
(kandung).
7. Skizofrenia merupakan gangguan dengan manifestasi gangguan proses
pikir, isi pikir dan persepsi yang khas disertai dengan atau tanpa afek yang
tidak sesuai ataupun tumpul.
8. ODS atau orang dengan skizofrenia adalah orang yang mengalami
gangguan skizofrenia. Batasan dalam hal penelitian ini ODS telah
mengalami gangguan skizofrenia minimal setahun terakhir dan pernah
dirawat lebih atau paling tidak satu kali sebelum perawatan saat ini. ODS
teratur minum obat, bila ada masa tidak konsumsi obat berdurasi tidak
lebih dari dua minggu berturut-turut.
9. Diagnosis skizofrenia adalah berdasarkan wawancara psikiatri yang
dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) yang adalah
dokter penanggung jawab pasien (DPJP) berdasarkan PPDGJ III.
10. Kekambuhan adalah timbulnya kembali gejala gangguan skizofrenia atau
gejala yang ada atau yang tersisa menjadi semakin berat dibandingkan
keadaan sebelum kambuh (saat remisi sebagian atau sempurna terkait
keadaan sebelumnya) dengan memperhatikan durasi waktu dalam setahun
terakhir. Pasien dirawat di bangsal rawat inap psikiatri pada saat ini
dianggap kekambuhan bila dalam satu tahun terakhir ia pernah dirawat.
11. Batas usia dikenakan untuk pasien dan pramurawat yaitu 18-60 tahun

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


24

12. Durasi sakit adalah panjangnya masa/waktu mengalami penyakit (dengan


satuan bulan) dimulai saat usia awitan (onset) sampai ketika dilakukan
pengumpulan data penelitian ini.
13. Frekuensi kekambuhan adalah frekuensi atau jumlah keseringan ODS
mengalami perawatan di fasilitas rawat inap bagian psikiatri di RS karena
adanya peningkatan gejala skizofrenia yang muncul memberat dari
keadaan sebelumnya, hal ini terkait selama mengalami gangguan ini dalam
setahun terakhir.

3.8. PERANGKAT PENELITIAN DAN CARA PENGUMPULAN DATA

Perangkat penelitian menggunakan beberapa alat dan kuesioner yang


dikembangkan sendiri oleh peneliti. Pada pramurawat akan digunakan family
questionnaire (FQ), burden assessment schedule (BAS), stigma items (SI),
knowledge about schizophrenia interview (KASI) dan kuesioner yang
dikembangkan peneliti (kuesioner terkait variabel independen dan karakteristik
demografi).

Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan psikiatrik oleh peneliti. Pada


pramurawat dilakukan wawancara dan pengisian kuesioner. Pramurawat mengisi
kuesioner itu secara langsung dan mandiri (self-report) dengan satu kuesioner
yang ditanyakan oleh peneliti.

3.9. IZIN SUBYEK PENELITIAN DAN MASALAH ETIKA

Beberapa hal dilakukan terkait etika dalam penelitian ini adalah:


1. Penelitian dilaksanakan saat izin yang tertuang dalam surat dari Kepala
Departemen Psikiatri FKUI, Direktur RSKD Duren Sawit dan Komite Etik
RSCM diterimakan. Hal ini terkait surat keterangan lolos kaji etik yang
berlaku dan berasal dari Panitia Tetap Penilaian Etik Penelitian Kedokteran,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


25

2. Sebelum memulai hal ini, akan diberikan penjelasan lengkap kepada subyek
berkaitan dengan tujuan penelitian. Subyek yang sudah memahami ketentuan
penelitian, akan dimintakan untuk memberi persetujuan yang dituangkan
dalam bentuk informed consent tertulis.
3. Segala hal, data, informasi yang menyangkut pribadi dijaga kerahasiaannya
dan menjadi dokumen yang dipergunakan untuk pengembangan pelayanan
kesehatan jiwa saja.

3.10. MANAJEMEN PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

1. Peneliti mengawali dengan pengajuan permohonan izin kepada Kepala


Departemen Psikiatri FKUI agar dapat melakukan penelitian terhadap pasien
skizofrenia di ruang perawatan RSCM dan RSKD Duren Sawit.
2. Penyertaan surat pengantar dari Kepala Departemen Psikiatri FKUI akan
membantu peneliti guna memohon izin kepada Kepala Instalasi Rawat Inap
Departemen Psikiatri RSCM dan RSKD Duren Sawit untuk penelitian ini.
3. Peneliti menerima pasien skizofrenia dan pramurawat yang memenuhi
kriteria inklusi, untuk selanjutnya dijadikan subyek penelitian.
4. Peneliti menjelaskan pada keluarga maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan, dengan demikian pada pertemuan ini dapat terbentuk suatu relasi
yang baik antara peneliti dan subyek. Bila subyek menyetujui untuk ikut
dalam penelitian, maka dilanjutkan dengan penandatanganan informed
consent. Penilaian lanjutan terhadap subyek lalu dilakukan sehingga subyek
yang tidak memenuhi kriteria tidak dilanjutkan.
5. Subyek yang menyetujui untuk ikut terlibat dalam penelitian, pada
pramurawat diambil data sosio-demografi, Family Questionnaire, burden
assessment schedule, stigma items, dan knowledge about schizophrenia
instrument.
6. Data yang telah dikumpulkan akan ditelaah, lalu diberikan kode, dan akan
dimasukkan ke dalam lembar kerja di komputer menggunakan piranti lunak
SPSS.
7. Setelah melakukan penyeleksian data akan dilakukan analisis:

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


26

a. Analisis univariat: semua data berskala kategorikal dan numerikal


sehingga akan disajikan sebagai sebaran frekwensi (n, %) dan dilakukan
penjabaran rerata ataupun median sebagai ukuran pemusatan.
b. Analisis bivariat:
1) Hubungan antara ekspresi emosi dan kekambuhan ODS dianalisis
dengan uji statistik non parametrik.
2) Hubungan antara beban perawatan pramurawat dengan kekambuhan
ODS dianalisis dengan uji statistik non parametrik.
3) Hubungan antara stigma pada pramurawat dengan kekambuhan
ODS dianalisis dengan uji statistik non parametrik.
4) Hubungan antara pengetahuan pramurawat tentang skizofrenia
dengan kekambuhan ODS dianalisis dengan uji statistik non
parametrik.

c. Analisis multivariat:
Analisis dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik.
Penyeleksian variabel untuk analisis ini dilakukan dengan melihat
variabel independen yang pada analisis bivariat memiliki nilai p<0,25.41
Syarat-syarat pada analisis ini juga ditelaah dengan seksama.

3.11. ORGANISASI PENELITI

Peneliti : dr. Ezra Ebenezer Soleman

Pembimbing Penelitian 1 : dr.Suryo Dharmono, Sp.K.J(K)

Pembimbing Penelitian 2 : dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ(K)

Penguji : dr. Charles Evert Damping, Sp.KJ(K)

dr. Feranindhya Agiananda, Sp.KJ

dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ(K)

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


27

3.12. KERANGKA KERJA Proposal disetujui

Pengurusan izin bagian Psikiatri FKUI RSCM, Izin RSKD Duren


Sawit, komite etik RSUPN Cipto Mangunkusumo.

ODS yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSKD Duren


Sawit: diagnosis berdasar keputusan DPJP (psikiater setempat)
Karakteristik ODS

Populasi terjangkau: Pramurawat ODS yang dirawat, di RSUPN Cipto


Mangunkusumo, RS Khusus Daerah Duren Sawit

Informed Consent
Memenuhi Kriteria Inklusi

Sampel penelitian: pramurawat ODS

Pramurawat ODS

FQ BAS SI KASI

EE tinggi EE Beban Beban Stigma Stigma Pengeta- Pengeta-


rendah berat ringan berat ringan huan huan tak
cukup cukup

Kekambuhan

Analisis data univariat dan


Analisis data bivariat (uji statistik non parametrik)
Syarat: p<0,25
Analisis data multivariat
(Regresi logistik)

Penyusunan tesis

Pemaparan tesis

Ujian tesis

Publikasi

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang dan merupakan penelitian


analitik. Pada penelitian ini dinilai hubungan antara ekspresi emosi, beban
perawatan, stigma yang dialami pramurawat, pengetahuan pramurawat mengenai
skizofrenia dengan kekambuhan yang dialami ODS. Sebanyak 80 pramurawat
ODS mengikuti penelitian yang berlangsung di bangsal perawatan psikiatri di
RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSKD Duren Sawit.

4.1. PROSES PENGAMBILAN SAMPEL

Penelusuran pasien skizofrenia di ruang perawatan psikiatri yang memenuhi syarat


penelitian dilakukan dengan menilik status pasien yang telah disetujui DPJP
(psikiater) dengan cara telah ditanda-tangani oleh DPJP tersebut. Pengambilan
sampel dengan cara consecutive. Pasien yang memenuhi persyaratan ditelusuri
kesesuaian data pramurawat dengan kriteria inklusi melalui penilaian data di status
maupun informasi dari staf perawat ataupun dokter yang merawat. Data-data yang
terkumpul lalu dipilih yang sesuai untuk kemudian dilakukan komunikasi dengan
pramurawat ODS sehingga dapat diadakan pertemuan. Pada pertemuan dengan
pramurawat diberitahukan segala hal terkait penelitian melalui informed consent
dan penandatanganan persetujuan. Pramurawat tersebut kemudian dinilai lagi
kesesuaiannya dengan kriteria inklusi, sehingga pada pramurawat yang tidak
memenuhi kriteria maka penelitian tidak dilanjutkan.

4.2. KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFI SUBYEK PENELITIAN

Pramurawat ODS memiliki latar belakang karakteristik sosio-demografi yang


berbeda. Pada penelitian ini dinilai beberapa hal terkait sosio-demografi antara
lain jenis kelamin, usia, agama, hubungan keluarga dengan pasien, lama kontak,

28

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


29

durasi kontak selama sehari, pekerjaan, pendidikan, suku pramurawat. Pada data
mengenai jenis kelamin pramurawat didapatkan jumlah pramurawat perempuan
lebih banyak dari laki-laki. Pramurawat yang beragama Islam berjumlah paling
banyak. Pramurawat yang memiliki hubungan sebagai orang tua pasien berjumlah
paling banyak. Lama kontak yang dimaksud adalah suatu ukuran satuan waktu
dari mulai pramurawat berhubungan secara dekat dan tinggal bersama.
Pramurawat menghabiskan waktu lebih dari 12 jam dengan ODS adalah 48
pramurawat. Seluruh pramurawat yang ada dalam penelitian ini menghabiskan
waktu berhubungan dengan ODS dalam seminggu sesuai kriteria inklusi.

Pramurawat berasal dari suku Sunda adalah yang terbanyak dilanjutkan dengan
suku Jawa. Pramurawat dengan suku Minang dan Tapanuli berjumlah sama yaitu
masing-masing 12 orang. Terdapat 20 pramurawat yang berasal dari suku selain
Melayu, Minang, Tapanuli, Jawa, Sunda, Ambon. Suku Betawi terdapat pada 13
pramurawat. Keturunan Tionghoa terdapat 2 Pramurawat. Jumlah masing-masing
pramurawat keturunan Mataram 2 orang, Suku Bugis terdapat 1 pramurawat, suku
Minahasa 1 pramurawat, suku Banten 1 pramurawat. Pramurawat yang memiliki
pekerjaan berjumlah 43 orang dengan 65% ODS mengalami kekambuhan.
Pramurawat yang tak bekerja berjumlah 37 orang dengan 86,49% ODS mengalami
kekambuhan.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


30

Tabel 4.1 Karakteristik Sosio-Demografi Pramurawat

Karakteristik Sosio-Demografi Pramurawat Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin Pramurawat


Laki-laki 28 35.0
Perempuan 52 65.0

Agama Pramurawat
Islam 68 85.0
Kristen Protestan 10 12.5
Katholik 1 1.3
Budha 1 1.2

Hubungan Keluarga dengan Pasien


Pasangan kawin 6 7.5
Anak 2 2.5
Orang tua 41 51.3
Saudara dari orang tua 7 8.8
Keponakan 3 3.6
Sepupu 1 1.3
Saudara kandung 20 25.0

Lama kontak atau hidup bersama selama


Antara 1-5 tahun 1 1.2
Lebih dari 5 tahun 12 15.0
Sejak pasien lahir 67 83.8

Durasi Kontak Selama Sehari


>12 jam 48 60.0
6-12 jam 26 32.5
1-6 jam 6 7.5

Pekerjaan Pramurawat
PNS 9 11.3
ABRI/POLRI 1 1.2
Wiraswasta 17 21.3
Karyawan Swasta 16 20.0
Tidak bekerja 37 46.2

Pendidikan Pramurawat
SLTP 24 30.0
SLTA 24 30.0
Akademi 10 12.5
S1 20 25.0
S2 2 2.5

Suku Pramurawat
Melayu 3 3.8
Minang 12 15.0
Tapanuli 12 15.0
Jawa 13 16.2
Sunda 18 22.5
Ambon 2 2.5
Lainnya 20 25.0

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


31

4.3. KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFI ODS

Data ODS dicatat terkait asal suku, jenis kelamin, agama, status pernikahan,
pendidikan, pekerjaan, urutan sebagai anak dalam keluarga. Suku Betawi terdapat
pada 13 ODS. Keturunan Tionghoa terdapat 2 ODS. Jumlah masing-masing ODS
keturunan Mataram 2 orang, suku Bugis 1 orang, suku Minahasa 1 orang, suku
Banten 1 orang. Pada penelitian ini paling banyak ODS yang berjenis kelamin
laki-laki. Sebagian besar ODS memeluk agama Islam. ODS yang berpendidikan
SLTA atau dibawahnya berjumlah lebih dari setengah jumlah ODS. ODS yang
tidak sekolah berjumlah 1 orang. Ada juga 1 ODS yang berhasil menyandang
predikat lulusan S2. Pekerjaan ODS beragam, walaupun kebanyakan tidak bekerja
atau ibu rumah tangga. Pada ODS juga dicatat mengenai urutan sebagai anak
dalam keluarga. Dari data didapatkan juga 1 ODS yang merupakan anak tunggal.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


32

Tabel 4.2 Karakteristik Sosio-Demografi ODS

Karakteristik Sosio-Demografi Frekuensi Persentase


ODS

Jenis Kelamin ODS


Laki-laki 55 68.8
Perempuan 25 31.2

Suku Pasien
Melayu 4 5.0
Minang 12 15.0
Tapanuli 13 16.2
Jawa 11 13.8
Sunda 18 22.5
Ambon 2 2.5
Lainnya 20 25.0

Agama ODS
Islam 66 82.5
Kristen Protestan 11 13.8
Katholik 2 2.5
Budha 1 1.2

Status Pernikahan ODS


Menikah 17 21.3
Tidak menikah 53 66.2
Cerai 10 12.5

Pendidikan ODS
Tidak sekolah 1 1.3
SD 5 6.2
SLTP 11 13.8
SLTA 36 45.0
Akademi 10 12.5
S1 14 17.5
S2 1 1.2
Kursus informal 2 2.5

Pekerjaan ODS
PNS 5 6.2
Wiraswasta 4 5.0
Karyawan Swasta 23 28.8
Tak bekerja 48 60.0

Urutan ODS sebagai Anak


dalam keluarga
Sulung 23 28.8
Tengah 38 47.5
Bungsu 18 22.5
Tunggal 1 1.2

4.4. KARAKTERISTIK KLINIS ODS

Pada ODS juga dicatat data terkait karakteristik klinis. Hal ini termasuk usia
awitan, usia pertama kali dirawat di bangsal psikiatri, durasi tidak konsumsi obat

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


33

terakhir kali, alasan perawatan saat ini, serta total jumlah perawatan di bangsal
psikiatri. Pada tabel dijabarkan mengenai usia awitan ODS. Terlihat usia awitan
terbanyak pada rentang usia 20-24 tahun. Usia ODS saat pertama kali dirawat dan
yang paling banyak terlihat pada rentang usia yang sama dengan awitan. Pada
tabel juga ditampilkan jumlah total perawatan ODS selama ini. Terdapat 10%
ODS yang pernah dirawat lebih dari 12 kali. Jumlah terbanyak perawatan adalah
2-3 kali perawatan yaitu sebesar 41%.

Syarat keiikut-sertaan ODS dalam penelitian adalah ODS teratur minum obat
(maksimal tidak mengonsumsi obat selama dua minggu). Jumlah terbanyak adalah
ODS yang tidak mengonsumsi obat dalam dua minggu terakhir. Jumlah ODS yang
tidak minum obat dalam durasi kurang dari 2 minggu sebesar 60%. ODS di antara
kelompok ini yang mengalami ekspresi emosi tinggi berjumlah 79,16% dan
81,25% mengalami kekambuhan. Jumlah ODS yang minum obat teratur 40%.
ODS di antara kelompok ini berasal dari keluarga dengan ekspresi emosi tinggi
berjumlah 75% dan 65,62% mengalami kekambuhan. Pengetahuan pramurawat
dari ODS yang minum obat teratur menunjukkan tidak cukup pada pengetahuan
terkait diagnosis (68,75%), penyebab (75%), pengobatan (62,5%), prognosis
(50%). Pengetahuan pramurawat dari ODS yang tidak minum obat kurang dari 2
minggu menunjukkan tidak cukup pada pengetahuan terkait diagnosis (68,75%),
penyebab (75%), pengobatan (77%).

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


34

Tabel 4.3 Karakteristik Klinis ODS

Karakteristik Klinis ODS Frekuensi Persentase

Usia Awitan
Kurang dari 18 tahun 15 18.7
18-19 tahun 8 10.0
20-24 tahun 31 38.8
25-29 tahun 16 20.0
30-35 tahun 8 10.0
Lebih dari 35 tahun 2 2.5

Usia Pertama Kali dirawat


Kurang dari 18 tahun 11 13.7
18-19 tahun 5 6.3
20-24 tahun 31 38.7
25-29 tahun 19 23.7
30-35 tahun 9 11.3
Lebih dari 35 tahun 5 6.3

Total Perawatan
2-3 kali 41 51.2
4-6 kali 24 30.0
6-8 kali 3 3.8
9-12 kali 4 5.0
Lebih dari 12 kali 8 10.0

Alasan Perawatan Kini


Gejala terlihat kembali seperti 76 95.0
keadaan semula atau malah
bertambah berat
Atas desakan orang lain 4 5.0

ODS tak minum obat selama


0-2 minggu 48 60.0
Pasien selalu minum 32 40.0
obat teratur

4.5. KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFI DAN KLINIS ODS


BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Dalam penelitian ini didapatkan jumlah ODS laki-laki (n=55) yang jumlahnya
lebih dari dua kali jumlah ODS perempuan (n=25). Usia rata-rata ODS laki-laki
(33 tahun) relatif lebih muda tiga tahun dibanding ODS perempuan (36 tahun).
Dari status pernikahan, terlihat bahwa antara ODS laki-laki dan perempuan
memiliki pola yang serupa. ODS kebanyakan tidak menikah, sebagian dari yang
pernah menikah mengalami perceraian (38,46%). ODS kebanyakan berasal dari
suku Sunda. ODS laki-laki dan perempuan sama dalam hal jumlah terbanyak

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


35

terkait latar pendidikan SLTA, status tidak bekerja, urutan sebagai anak dalam
keluarga.

Pada karakteristik klinis ODS, jumlah terbanyak terkait usia awitan dan usia
pertama kali dirawat ODS laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan yaitu pada
rentang usia 20-24 tahun. Usia perawatan pertama ODS laki-laki yang berusia
lebih dari 35 tahun berjumlah lima orang dibanding dengan usia kurang dari 18
tahun yang berjumlah 10 orang. Hal ini cukup kontras dibandingkan pada ODS
perempuan dengan usia perawatan pertama yang paling sedikit adalah yang
berusia kurang dari 18 tahun.

ODS paling sedikit dirawat dua kali termasuk saat penelitian. Penelitian
menemukan jumlah perawatan ODS laki-laki dan perempuan sama besar yaitu 2-3
kali. Jumlah perawatan yang paling sedikit adalah 9-12 kali perawatan pada ODS
laki-laki. ODS perempuan dengan jumlah perawatan paling sedikit adalah lebih
dari 12 kali. ODS laki-laki yang mengalami kekambuhan lebih banyak
persentasenya dibanding ODS perempuan. Hal ini terlihat dari 81,81% atau 45
ODS laki-laki mengalami kekambuhan, sedangkan ODS perempuan yang
mengalami kekambuhan adalah 60% atau 15 ODS.

4.6. GAMBARAN PENGALAMAN PRAMURAWAT ODS

Pramurawat ODS yang menjadi subyek penelitian ini dinilai mengenai hal yang ia
alami selama merawat ODS dalam hal ekspresi emosi, beban perawatan, stigma
yang dialami pramurawat dan pengetahuan pramurawat tentang skizofrenia.
Pramurawat laki-laki berjumlah lebih sedikit dari pada pramurawat perempuan.
Ekspresi emosi tinggi lebih banyak didapati pada pramurawat perempuan dari
pramurawat laki-laki. Hal serupa juga terjadi terkait pengalaman stigma.
Pramurawat laki-laki dan perempuan yang mengalami beban perawatan berat
jumlahnya berbeda 1%. Pramurawat perempuan yang mempunyai pengetahuan
yang cukup berjumlah lebih banyak persentasenya dibanding pramurawat laki-
laki.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


36

Pramurawat ODS berjenis kelamin laki-laki berjumlah 35% dengan ODS yang
mengalami kekambuhan berjumlah 67,85% atau 19 orang. Pramurawat ODS
berjenis kelamin perempuan berjumlah 65% dengan 41 (78,84%) ODS mengalami
kekambuhan. Para pramurawat memiliki berbagai pekerjaan yang memungkinkan
untuk berkontak dengan ODS dalam jumlah waktu tertentu. Pramurawat dengan
pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS) yang dapat berkontak dengan ODS selama
12 jam sehari sebanyak 66,6%, selama 6-12 jam sehari 22,2%, selama 1-6 jam
sehari 11,1%. Jumlah ODS yang mengalami kekambuhan dari pramurawat dengan
pekerjaan PNS adalah 55,5%. Sebesar 44,4% keluarga tersebut mengalami
ekspresi emosi tinggi. Pramurawat dengan pekerjaan militer satu orang dengan
waktu berkontak dengan ODS 6-12 jam sehari, ekspresi emosi tinggi dan ODS
mengalami kekambuhan. Pramurawat dengan pekerjaan karyawan swasta yang
dapat berkontak dengan ODS selama 12 jam sehari sebanyak 50%, selama 6-12
jam sehari 37,5%, selama 1-6 jam sehari 12,5%. Jumlah ODS yang mengalami
kekambuhan dari pramurawat dengan pekerjaan karyawan swasta adalah 43,75%.
Sebesar 56,25% keluarga tersebut mengalami ekspresi emosi tinggi.

Pramurawat dengan pekerjaan wiraswasta yang dapat berkontak dengan ODS


selama 12 jam sehari sebanyak 70,5%, selama 6-12 jam sehari 29,4%. Jumlah
ODS yang mengalami kekambuhan dari pramurawat dengan pekerjaan wiraswasta
adalah 76,4%. Sebesar 88,2% keluarga tersebut mengalami ekspresi emosi tinggi.
Pramurawat yang tidak bekerja yang dapat berkontak dengan ODS selama 12 jam
sehari sebanyak 59,45%, selama 6-12 jam sehari 32,32%, selama 1-6 jam sehari
8,1%. Jumlah ODS yang mengalami kekambuhan dari pramurawat yang tak
bekerja adalah 86,48%. Sebesar 89,1% keluarga tersebut mengalami ekspresi
emosi tinggi.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


37

Tabel 4.4 Gambaran Pengalaman Pramurawat Terkait Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma dan Pengetahuan
yang Dimiliki Pramurawat

Pengalaman Pramurawat Pramurawat laki-laki (n=28) Pramurawat perempuan (n=52)


Ekspresi emosi tinggi 20 (71,42%) 42 (80,77%)
Ekspresi emosi rendah 8 (28,58%) 10 (19,23%)
Beban perawatan berat 24 (85,71%) 44 (84,61%)
Beban perawatan ringan 4 (14,29%) 8 (15,39%)
Stigma berat 20 (71,42%) 43 (82,70%)
Stigma ringan 8 (28,58%) 9 (17,30%)
Pengetahuan cukup 11 (39,29%) 28 (53,85%)
Pengetahuan tak cukup 17 (60,71%) 24 (46,15%)

4.7. HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI EMOSI, BEBAN PERAWATAN,


STIGMA, PENGETAHUAN PRAMURAWAT ODS DENGAN
KEKAMBUHAN ODS

ODS yang mengalami kekambuhan berjumlah 60 orang atau 75%. ODS yang
tidak mengalami kekambuhan sekitar 20 orang atau 25%. Ekspresi emosi tinggi
terjadi pada 62 pramurawat atau 77,5% dengan 56 atau 90,3% ODS di antaranya
mengalami kekambuhan. Ekspresi emosi rendah terjadi pada 18 pramurawat atau
sekitar 22,3%. Sekitar 14 orang atau 77,8% ODS tidak mengalami kekambuhan.
Beban perawatan yang berat dialami 85% pramurawat atau sekitar 68 orang,
sedangkan yang tidak mengalami hal itu sekitar 15% atau 12 pramurawat. ODS
yang mengalami kekambuhan pada pramurawat yang mengalami beban berat
adalah 57 ODS atau 83,8%, sedangkan jumlahnya lebih kecil pada ODS dari
pramurawat yang memiliki beban ringan sekitar 25% atau 3 ODS.

Pada pramurawat yang memiliki beban perawatan ringan, ODS yang tidak
kambuh 9 orang atau 75%. Pramurawat yang mengalami stigma berat terkait ODS
adalah 63 orang atau 78,75%. ODS yang mengalami kekambuhan pada
pramurawat yang mengalami stigma berat adalah 56 orang atau 88,9%. Pada
pramurawat yang mengalami stigma rendah yaitu 17 orang atau 21,25%, ODS
yang mengalami kekambuhan 4 orang atau 23,5%. Pramurawat yang memiliki
pengetahuan cukup mengenai skizofrenia berjumlah 35 orang atau 43,7% dengan

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


38

25 ODS yang mengalami kekambuhan. Pada pramurawat dengan pengetahuan tak


cukup yaitu 45 orang atau 56,25% ditemukan 35 ODS mengalami kekambuhan
atau sebesar77,8%.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ekspresi emosi, beban perawatan,


stigma yang dialami pramurawat berhubungan dengan kekambuhan dengan nilai p
<0,001. Ekspresi emosi berhubungan dengan kekambuhan dengan rentang 8.103
sampai 131.694 pada 95% CI. Beban perawatan berhubungan dengan
kekambuhan dengan rentang 95% CI antar 3.620 sampai 66.762. Stigma yang
dialami pramurawat berhubungan dengan kekambuhan dengan rentang 6.616
sampai 102.182 dengan 95% CI.

Pengetahuan yang dimiliki pramurawat dengan menggunakan KASI tidak


berhubungan dengan kekambuhan dalam analisis bivariat. Analisis hasil penilaian
KASI sebagai alat ukur pengetahuan terkait skizofrenia dilakukan berdasarkan
hasil masing-masing bagian. KASI terdiri atas 6 domain yaitu diagnosis, gejala,
penyebab, pengobatan, prognosis, penatalaksanaan. Hasil analisis bivariat
pengetahuan pramurawat mengenai skizofrenia tidak berhubungan dengan
kekambuhan ODS. Nilai p untuk hubungan antara pengetahuan pramurawat
dengan kekambuhan nilainya lebih dari 0,25 pada dua cara kecuali pada bagian
penyebab dan penatalaksanaan. Pengetahuan pramurawat terkait penyebab dan
penatalaksanaan skizofrenia tidak berhubungan dengan kekambuhan memiliki
nilai p kurang dari 0,25.

Hasil analisis multivariat dari ekspresi emosi, beban perawatan, stigma yang
dialami pramurawat, pengetahuan terhadap kekambuhan dilakukan dengan
analisis regresi logistik. Ekspresi emosi dan stigma berhubungan dengan
kekambuhan, sedangkan yang lainnya dalam penelitian ini tidak terbukti secara
statistik hubungannya. Ekspresi emosi berhubungan dengan kekambuhan dengan
nilai p=0,006, OR 13,403, rentang kepercayaan 95% CI 2,132 sampai 84,265.
Stigma yang dialami pramurawat berhubungan dengan kekambuhan dengan nilai
p=0,004, OR 16,230, rentang kepercayaan 95% CI 2,455 sampai 107,316. Nilai p
pada stigma terhadap kekambuhan ODS (p=0.004) lebih kecil dari nilai p ekspresi
emosi dengan kekambuhan (p=0.006). Hubungan antara stigma yang dialami

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


39

pramurawat dengan kekambuhan ODS lebih kuat dari hubungan antara ekspresi
emosi pramurawat dengan kekambuhan ODS.

Pada bagian pengetahuan pramurawat tentang skizofrenia, pengetahuan tentang


penatalaksanaan bernilai p<0,25. Bagian pengetahuan tentang penatalaksanaan
memenuhi syarat untuk masuk dalam analisis multivariat dan diharapkan dapat
berpengaruh sedang yang lainnya tidak sesuai syarat. Hasil penelitian ini
menunjukkan tidak ada bagian dari KASI yang memperlihatkan secara statistik
hubungannya dengan kekambuhan. Analisis bivariat menunjukkan ekspresi emosi,
beban perawatan, stigma yang dialami pramurawat berhubungan secara statistik
dengan kekambuhan. Pada analisis multivariat menunjukkan secara statistik beban
tidak berhubungan dengan kekambuhan.

Distribusi frekuensi untuk pengetahuan pramurawat menunjukkan adanya deviasi


distribusi normal melalui nilai skewness dan penampakan pada grafik distribusi
frekuensi. Hal ini sebenarnya terjadi juga pada ekspresi emosi (-0,517), beban
perawatan (0,413), stigma (1,086). Data dari Tabel 4.8 menunjukkan skewness
yang mengarah pada posisi tertentu (>0 atau <0) pada semua bagian KASI.43
Nilai skewness yang melebihi nilai 0,2 dalam rentang -1<x<1 menunjukkan
skewness yang besar (deviasi distribusi normal) dan masih mendekati simetris.43
Nilai skewness paling kecil pada skewness positive (skew to the right) yaitu 0,413
(beban perawatan) dan nilai skewness negative (skew to the left) terbesar adalah
-0,367 (pengetahuan prognosis).

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


40

Tabel 4.5 Hubungan Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma dan Pengetahuan Pramurawat Terhadap
Kekambuhan ODS

Faktor Risiko Kekambuhan Total Bivariate


Analysis***
Kambuh (N = 60) Tidak kambuh p-value
(N = 20)
N % N %
Family Questionnaire
Ekspresi emosi tinggi 56 93.3% 6 30.0% 62 <0,001*
Ekpresi emosi rendah 4 6.7% 14 70.0% 18
Burden Assessment Schedule
Beban perawatan tinggi 57 95.0% 11 55.0% 68 <0,001*
Beban perawatan rendah 3 5.0% 9 45.0% 12
Stigma Items
Stigma berat 56 93.3% 7 35.0% 63 <0,001*
Stigma ringan 4 6.7% 13 65.0% 17
Knowledge About Schizophrenia Interview
1: Pengetahuan tentang diagnosis
Pengetahuan tak cukup 41 68.3% 14 70.0% 55 0.889**
Pengetahuan cukup 19 31.7% 6 30.0% 25

Knowledge About Schizophrenia Interview


2: Pengetahuan tentang gejala
Pengetahuan tak cukup 24 40.0% 9 45.0% 33 0.694**
Pengetahuan cukup 36 60.0% 11 55.0% 47

Knowledge About Schizophrenia Interview


3: Pengetahuan tentang penyebab
Pengetahuan tak cukup 47 78.3% 13 65.0% 60 0.237**
Pengetahuan cukup 13 21.7% 7 35.0% 20

Knowledge About Schizophrenia Interview


4: Pengetahuan tentang
Pengobatan
Pengetahuan tak cukup 43 71.7% 14 70.0% 57 0.887**
Pengetahuan cukup 17 28.3% 6 30.0% 23

Knowledge About Schizophrenia Interview


5: Pengetahuan tentang prognosis
Pengetahuan tak cukup 28 46.7% 10 50.0% 38 0.796**
Pengetahuan cukup 32 53.3% 10 50.0% 42

Knowledge About Schizophrenia Interview


6: Pengetahuan tentang penatalaksanaan
Pengetahuan tak cukup 24 40.0% 5 25.0% 29 0.232**
Pengetahuan cukup 36 60.0% 15 75.0% 51

*Fisher's Exact Test **Pearson Chi-Square

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


41

Tabel 4.6 Analisis Bivariat Hubungan Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma dan Pengetahuan Pramurawat
terhadap Kekambuhan ODS

Faktor Risiko Bivariate Analysis***


Terhadap kekambuhan
95% CI
OR p-value
Lower Upper
Ekspresi emosi / Family Questionnaire
32.667 8.103 131.694 <0,001*
Beban perawatan / Burden Assessment Schedule
15.545 3.620 66.762 <0,001*
Stigma yang dialami pramurawat / Stigma Items
26.000 6.616 102.182 <0,001*
Knowledge About Schizophrenia Interview 1: Pengetahuan tentang diagnosis
0.925 0.308 2.779 0.889**
Knowledge About Schizophrenia Interview 2: Pengetahuan tentang gejala
0.815 0.293 2.262 0.694**
Knowledge About Schizophrenia Interview 3: Pengetahuan tentang penyebab
1.947 0.645 5.879 0.237**
Knowledge About Schizophrenia Interview 4: Pengetahuan tentang
Pengobatan 1.084 0.358 3.286 0.887**

Knowledge About Schizophrenia Interview 5: Pengetahuan tentang


prognosis 0.875 0.318 2.409 0.796**

Knowledge About Schizophrenia Interview 6: Pengetahuan tentang


penatalaksanaan 2.000 0.642 6.230 0.232**

*Fisher's Exact Test


**Pearson Chi-Square

Tabel 4.7 Analisis Multivariat

Faktor Risiko Multivariate Analysis ***


OR 95% CI p-value
Lower Upper
Ekspresi emosi / Family Questionnaire 13.403 2.132 84.265 0.006
Beban perawatan / Burden Assessment Schedule 3.020 0.323 28.224 0.332
Stigma yang dialami pramurawat / Stigma Items 16.230 2.455 107.316 0.004
Pengetahuan tentang diagnosis 0.296 0.021 4.235 0.370
Pengetahuan tentang gejala 0.575 0.085 3.903 0.571
Pengetahuan tentang penyebab 1.496 0.109 20.466 0.763
Pengetahuan tentang pengobatan 0.384 0.040 3.657 0.405
Pengetahuan tentang prognosis 2.377 0.315 17.921 0.401
Pengetahuan tentang penatalaksanaan 3.691 0.477 28.574 0.211

***Multivariate Logistic Regression

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


42

Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran Pengetahuan Pramurawat


KASI Diagnosis Gejala Penyebab Obat Prognosis Tata-

(rerata) laksana
Valid 80 80 80 80 80 80 80
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.45 2.34 2.58 2.18 2.26 2.49 2.64


Median 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00
Mode 2 2 3 2 2 3 3

Std. Deviation .525 .572 .612 .632 .545 .656 .534


Variance .276 .328 .374 .399 .297 .430 .285
Skewness .473 1.088 -.464 .463 .565 -.367 -.576

Std. Error of Skewness .269 .269 .269 .269 .269 .269 .269
Kurtosis -1.193 .833 -.047 .806 .514 -.198 -.400
Std. Error of Kurtosis .532 .532 .532 .532 .532 .532 .532

Minimum 2 1 1 1 1 1 1
Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Grafik 4.1 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat (rerata nilai KASI)

Grafik 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Diagnosis

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


43

Grafik 4.3 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Gejala

Grafik 4.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Penyebab

Grafik 4.5 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Pengobatan

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


44

Grafik 4.6 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Prognosis

Grafik 4.7 Distribusi frekuensi Pengetahuan Pramurawat Terkait Penatalaksanaan

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara


ekspresi emosi, beban perawatan, stigma, pengetahuan yang dimiliki pramurawat
terhadap kekambuhan ODS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian ini dapat diterima bahwa terdapat hubungan antara ekspresi emosi dan
stigma yang dialami pramurawat dengan kekambuhan ODS. Beban perawatan dan
pengetahuan pramurawat dalam penelitian ini secara statistik tidak terbukti
hubungannya dengan kekambuhan ODS. Hal tersebut dibahas dalam uraian
pembahasan.

5.1. GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN


Beberapa karakteristik ODS yang paling banyak dalam penelitian ini sama dengan
yang ditemui pada pramurawat. Karakteristik ODS yang paling banyak ditemui
adalah beragama Islam, pendidikan tidak lebih dari SLTA, kebanyakan tidak
bekerja. Hal ini karena 78,75% pramurawat adalah keluarga inti dari pasien yang
memiliki hubungan darah langsung. ODS yang dirawat kebanyakan adalah laki-
laki hal ini berbeda dengan jenis kelamin terbanyak pada pramurawat yaitu
perempuan. Hal ini serupa dengan penelitian Karim pada pramurawat di RS
Ernaldi Bahar Palembang pada tahun 2008 yang mendapatkan 83,3% pramurawat
adalah ibu ODS.44

Secara klinis ODS yang dirawat paling banyak usia awitannya antara 20-24 tahun
pada ODS laki-laki dan perempuan. Usia awitan antara ODS laki-laki dan
perempuan berbeda pada kelompok usia tertentu yaitu, usia awitan kurang dari 18
tahun lebih banyak dialami oleh ODS laki-laki yaitu 13 atau 23,63% ODS,
dibanding ODS perempuan yang hanya terdapat 2 ODS. Pada perempuan jumlah
usia awitan yang cukup tinggi adalah antara 25-29 tahun sebesar 24%. Hal ini
sesuai dengan penelitian terkait usia awitan ODS laki-laki dan perempuan yang

45
Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


46

menunjukkan bahwa ODS laki-laki mengalami gejala awal saat usia 15-25 tahun,
sedang perempuan 25-35 tahun.45

Perbandingan pengetahuan pramurawat menunjukkan lebih banyak pramurawat


dari ODS dengan minum obat tak teratur yang kurang pengetahuannya terkait
pengobatan. Mereka mengalami kekambuhan lebih banyak dari yang teratur
minum obat. Kekambuhan dikatakan dapat terjadi karena tidak teratur dalam
minum obat seperti dalam artikel yang ditulis Kasadi dan Moosa tahun 2008.6

5.2. GAMBARAN UMUM HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG


DIALAMI PRAMURAWAT DENGAN KEKAMBUHAN ODS
Penelitian ini menelusuri ekspresi emosi, beban perawatan, stigma yang dialami
pramurawat, pengetahuan sebagai faktor yang terjadi pada pramurawat. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa ekspresi emosi pramurawat berhubungan dengan
kekambuhan ODS dalam semua analisis statistik. Pada analisis bivariat ditemukan
bahwa nilai p < 0,001. Pada analisis multivariat didapatkan nilai p yang bermakna
yaitu 0,006. Hal ini sesuai dengan meta-analysis yang dilakukan Butzlaff dan
Hooley di Universitas Harvard tahun 1998, bahwa ekspresi emosi tinggi dapat
memperkirakan dan berpengaruh kuat sebagai hal yang dapat menyebabkan
kekambuhan ODS.3

Sebesar 68,75% dari keseluruhan ODS dalam penelitian ini mengalami


kekambuhan. Orang dengan skizofrenia yang tinggal bersama pramurawat dengan
ekspresi emosi tinggi mengalami kekambuhan yaitu sebesar 90,32%. Hal ini
serupa dengan penelitian di Hongkong tahun 2001 oleh Ng, Mui, Cheung dan
Leung yang menunjukkan pada keluarga dengan ekspresi emosi tinggi terjadi
kekambuhan ODS sebesar 60%.5 Jumlah kekambuhan pada penelitian ini cukup
besar dan masih sesuai dengan prevalensi kekambuhan yaitu 50% - 92% yang
terjadi di negara maju maupun negara berkembang berdasarkan laporan Kasadi
dan Moosa pada tahun 2008.6

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


47

Nirmala, Vranda dan Reddy menemukan kekambuhan disebabkan oleh adanya


hubungan antara ekspresi emosi dan beban pramurawat dalam suatu penelitian di
India tahun 2011.7 Analisis antara beban perawatan dengan kekambuhan ODS
bermakna pada analisis bivariat dengan nilai p<0,001. Analisis multivariat
menunjukkan tidak adanya hubungan secara statistik. Faktor perancu seperti
ekspresi emosi, stigma dan pengetahuan ternyata dapat membuat perbedaan
terhadap pengaruh beban perawatan terhadap kekambuhan dalam penelitian ini.

Penelitian Andriza pada tahun 2008 di Riau menunjukkan tidak ada hubungan
bermakna antara derajat stigma yang dialami keluarga dengan frekuensi perawatan
kembali.18 Penelitian dilakukan pada 106 keluarga Pasien skizofrenia di RSJ
Tampan, Riau.18 Hal ini berbeda dengan hasil dalam penelitian ini yang
menunjukkan hubungan stigma yang dialami pramurawat dengan kekambuhan
ODS yang bermakna pada semua analisis statistik.

Beberapa kemungkinan penyebab perbedaan antara lain adanya perbedaan


karakteristik sosio-demografi antara kedua penelitian. Pada penelitian Andriza
didapatkan keluarga yang kebanyakan berasal dari suku Melayu dan berada di
kota Riau yang secara luas wilayah, karakteristik sosial, budaya dan sebagainya
berbeda dengan masyarakat multi budaya di Jakarta sebagai Ibukota Negara. Pada
penelitian tersebut 42,2% ada berasal dari suku Melayu, sedangkan penelitian ini
bahkan tidak ada jumlah pramurawat yang berasal dari suku dengan persentase
lebih dari 22,5%. Jumlah pramurawat dari suku Melayu hanya 3,8%.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa pengetahuan pramurawat tentang skizofrenia


tidak menunjukkan hubungannya dengan kekambuhan ODS pada semua analisis
statistik. Pada analisis multivariat nilai KASI adalah dengan masing-masing
bagian KASI. Pada analisis bivariat didapatkan nilai p>0,25 sehingga sebenarnya
tidak bermakna dan bila dimasukan dalam analisis multivariat kemungkinan besar
tidak ada pengaruh. Nilai p>0,25 bukan suatu hal mutlak bahwa suatu variabel
independen tidak boleh dianalisis dalam multivariat, hanya saja variabel tersebut
kemungkinan tidak akan berpengaruh terhadap variabel dependen.41 Pengetahuan
tetap dimasukan dalam analisis multivariat ini memastikan bahwa memang
pengetahuan tidak menjadi perancu ataupun berpengaruh terhadap kekambuhan.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


48

Pengetahuan tentang skizofrenia dengan menggunakan KASI dikatakan


46
terpengaruh oleh tingkat pendidikan pramurawat. Dalam penelitian ini
didapatkan bahwa 60% pramurawat memiliki pendidikan sekolah lanjutan yaitu
SLTP atau SLTA. Hal ini mungkin menjelaskan keadaan hasil penelitian ini.
Batasan pendidikan pramurawat dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria
saat alat KASI ini dilakukan proses penerjemahan dan validasi untuk bahasa
Indonesia.

5.3. EKSPRESI EMOSI DAN STIGMA BERHUBUNGAN DENGAN


KEKAMBUHAN ODS

Penelitian ini menemukan adanya hubungan ekspresi emosi dan stigma terhadap
kekambuhan ODS. Ekspresi emosi tinggi terjadi pada 62 pramurawat dengan 52
ODS mengalami kekambuhan. Ekspresi emosi tinggi terjadi cukup banyak
melebihi separuh jumlah sampel yang sesuai dengan beberapa penelitian tentang
ekspresi emosi.47 Pada penelitian oleh Ikram dan rekan tahun 2011 di Israel
terdapat 75% keluarga mengalami ekspresi emosi tinggi dengan 59% diantaranya
menunjukkan angka tinggi untuk hostilitas.47 Pada penelitian itu juga ditemukan
adanya hubungan antara ekspresi emosi tinggi dengan kekambuhan ODS.
Penelitian tersebut melakukan pemeriksaan ekspresi emosi dengan camberwell
family interview dan five minute speech of sample. Hal ini berbeda dengan
penelitian ini yang menggunakan family questionnaire dengan domain yang lebih
sedikit. Sebuah penelitian lain oleh Marom pada tahun 2005 dengan pemantauan
selama tujuh tahun terhadap 108 pasien ditemukan bahwa ekspresi emosi sebagai
faktor kekambuhan.48

Data-data tersebut menunjukkan ekspresi emosi yang diperiksa dengan cara yang
berbeda pada beberapa penelitian menunjukkan kesamaan dalam hubungannya
dengan kekambuhan ODS. Ekspresi emosi menjadi faktor penting dalam
terjadinya kekambuhan ODS.3,5,47,48 Hal ini menunjukkan pentingnya intervensi
terhadap ekspresi emosi tinggi. Salah satu bentuk intervensi adalah psikoedukasi

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


49

yang dapat dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai


skizofrenia, tapi juga untuk menurunkan ekspresi emosi.47

Ekspresi emosi dan stigma bukan faktor tunggal dalam terjadinya kekambuhan
ODS. Sebuah penelitian oleh Sariah tahun 2012 di Muhimbili menunjukkan
ketidakpatuhan terhadap pengobatan, kurangnya dukungan keluarga, kejadian
dalam hidup dan penggunaan zat menjadi faktor penting terjadi kekambuhan.49
Penelitian tersebut menemukan faktor pelindung terhadap kekambuhan ODS
adalah dukungan keluarga, kepatuhan pengobatan, pekerjaan dan agama.49
Penelitian tersebut menyarankan psikoedukasi dan kunjungan rumah oleh petugas
sebagai sesuatu yang mencegah kekambuhan.49 Psikoedukasi dikatakan dapat
meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap pramurawat terhadap ODS.50

Penelitian ini juga menemukan bahwa stigma yang dialami pramurawat


berhubungan dengan kekambuhan ODS. Dalam penelitian ini kekambuhan dinilai
dari perawatan kembali di bangsal psikiatri dalam satu tahun terakhir. Sebuah
penelitian oleh Fathy tahun 2006 menunjukkan hal yang serupa bahwa stigma
dikatakan berhubungan dengan frekuensi perawatan kembali.51 Penelitian tersebut
juga menyatakan bahwa kepatuhan berobat turut mempengaruhi frekuensi
perawatan kembali.51 Data-data tersebut menunjukkan bahwa stigma, ekspresi
emosi dan kepatuhan berobat adalah hal yang perlu diperhatikan dalam intervensi
psikososial pada pramurawat dan ODS untuk pencegahan kekambuhan ODS.
Terkait psikoedukasi untuk destigmatisasi gangguan jiwa, Lebowitz pada tahun
2012 menyatakan bahwa psikoedukasi lebih efektif mengurangi stigma bila
dilakukan penyampaian materi penyebab secara biologi disertai tatalaksananya.52
Tujuannya adalah memberikan perubahan pandangan mengenai penyebab dan
prognosis skizofrenia.52

5.4. PENGETAHUAN PRAMURAWAT DENGAN KEKAMBUHAN ODS


Pengetahuan yang dimiliki pramurawat dalam penelitian ini tidak menunjukkan
bukti adanya hubungan secara statistik dengan kekambuhan. Hal ini berbeda
dengan hasil beberapa penelitian terkait pengetahuan. Adanya beberapa hal yang
mungkin menyebabkan keadaan ini antara lain karena adanya deviasi distribusi

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


50

frekuensi, jumlah pramurawat yang 60% berpendidikan sekolah menengah (SLTP


atau SLTA). Pengetahuan dikatakan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan sehingga
validasi alat KASI menetapkan batasan pendidikan terendah subyek yaitu sekolah
menengah pertama atau SLTP.31 Penelitian ini juga menerapkan hal yang sama
sehingga subyek memiliki pendidikan minimal sekolah menegah pertama. Deviasi
distribusi frekuensi menunjukkan bahwa antar subyek penelitian tidak didapatkan
perbedaan bermakna tingkat pengetahuan sehingga tidak ditemukan hubungan
antara pengetahuan dan kekambuhan. Materi yang dinilai melalui KASI adalah
pengetahuan terkait diagnosis, gejala, penyebab, terapi, prognosis, penatalaksaan
lainnya.31

Pramurawat dengan pendidikan terakhir SLTP atau SLTA berjumlah lebih banyak
dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi. Pramurawat dengan pendidikan
SLTP atau SLTA yang memiliki pengetahuan tidak cukup tentang skizofrenia
berjumlah 77,09%. Pramurawat dengan pendidikan terakhir sekolah tinggi
memiliki pengetahuan cukup tentang skizofrenia berjumlah 75%. Hal ini
menunjukkan pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang.

Penderitaan psikis dan beban pramurawat sering menghasilkan kualitas perawatan


yang kurang baik.50 Psikoedukasi dapat bertujuan untuk menyediakan
pengetahuan terkait gangguan ini, membantu pramurawat menghadapi masalah
pasien secara efektif, mengurangi penderitaan pramurawat dan menyediakan
dukungan sosial bagi pramurawat.50 Sebuah penelitian pada tahun 2007 di
Thailand oleh Thavichachart menunjukkan psikoedukasi meningkatkan
pengetahuan dan sikap pramurawat pada 91 pramurawat ODS.50 Penelitian
tersebut tidak menelaah hubungan pengetahuan ataupun intervensi tersebut dengan
timbulnya kekambuhan ODS.

Penelitian RCT untuk melihat perbandingan antara efek mutual support group
dengan kelompok yang mendapat psikoedukasi dan terapi standar, dilakukan pada
tahun 2006 di Hong-Kong. Sebanyak 96 keluarga ODS pada latar rawat jalan: 32
keluarga mendapat mutual support group, 33 keluarga mendapat psikoedukasi, 31
keluarga mendapat terapi standar. Intervensi dilakukan selama 6 bulan dan

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


51

dipantau hasilnya dalam 18 bulan.53 Penelitian RCT tersebut menemukan bahwa


jumlah perawatan kembali ODS tidak berkurang, tapi durasi perawatannya
berkurang. Kekambuhan ODS dalam penelitian tersebut tetap terjadi walau
diberikan intervensi tersebut.53

Penelitian oleh Pekkala tahun 2000 terhadap 81 ODS mendapat intervensi


psikoedukasi dalam setahun dapat menurunkan kekambuhan walaupun
54
mekanismenya belum jelas. Psikoedukasi terhadap ODS dikatakan
54
meningkatkan kepatuhan berobat. Penelitian lain oleh Yussuf di Nigeria tahun
2008 menemukan 41,4% ODS mengalami perawatan kembali di bangsal psikiatri.
Usia muda, waktu dirawat yang lebih panjang, perawatan berulang dan diagnosis
skizofrenia menjadi hal yang dapat memperkirakan kekambuhan.55 Saran dari
penelitian tersebut adalah pentingnya psikoedukasi untuk pasien dan pramurawat
agar identifikasi gejala awal kekambuhan dapat dilakukan.55

Data-data tersebut menunjukkan psikoedukasi sebagai hal yang dapat berpengaruh


terhadap perawatan kembali. Hal ini terkait masa perawatan yang memendek
ataupun mengurangi kekambuhan.53,54 Psikoedukasi merujuk pada pengertian
untuk edukasi kepada orang tertentu terkait masalah gangguan mental.56 Pada
psikoedukasi terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu: transfer informasi,
penyaluran emosi, dukungan terapi pengobatan dan terapi lainnya, pendampingan
dalam latihan maupun untuk melalui situasi sulit dalam bentuk lainnya.56
Psikoedukasi dapat muncul dalam terapi perilaku maupun psikoterapi lain. Dalam
terapi perilaku, psikoedukasi terlihat dari pasien yang mempelajari kembali
kemampuan mengolah emosi dan kemampuan sosial lainnya.56 Psikoedukasi yang
dapat dilakukan tidak saja berpusat pada pengetahuan mengenai skizofrenia,
namun juga dapat terkait destigmatisasi dan ekspresi emosi dalam pencegahan
kekambuhan.47,52

Ada hal-hal yang berpengaruh terhadap suatu psikoedukasi. Keadaan ekspresi


emosi tinggi yang terjadi pada suatu keluarga mempengaruhi sikap penolakan
terhadap ODS.57 Ketidakmampuan mengerti dan menerima suatu gangguan,
penolakan terhadap ODS, kurangnya rasa bertanggung jawab terhadap ODS juga

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


52

ikut mempengaruhi ketidakberhasilan psikoedukasi.57 Hal ini juga yang mungkin


menyebabkan pengetahuan pada penelitian ini tidak berhubungan dengan
kekambuhan.57 Ekspresi emosi tinggi dapat berhubungan dengan tak berhasilnya
psikoedukasi.47,57 Pada penelitian ini didapatkan jumlah terbanyak adalah
pramurawat yang mengalami ekspresi emosi tinggi yang mungkin berhubungan
penolakan ODS dan mempengaruhi kekambuhan.

Pada penjabaran distribusi frekuensi pengetahuan dari masing-masing bagian


KASI, terdapat tiga dari enam bagian yang didominasi oleh pramurawat dengan
pengetahuan yang tidak cukup. Hal ini ditemukan pada pengetahuan mengenai
diagnosis, penyebab dan pengobatan. Pengetahuan tersebut merupakan hal yang
mengarahkan pada keadaan skizofrenia sebagai suatu penyakit yang memerlukan
terapi obat secara medis. Kurangnya pengetahuan diagnosis dan penyebab
membuat kurangnya kesadaran bahwa hal ini adalah gangguan medis.
Pengetahuan terhadap pengobatan yang kurang membuat rendahnya kepatuhan
berobat. Hal ini sesuai dengan penelitian Sariah bahwa ketidakpatuhan terhadap
pengobatan, menjadi salah satu faktor penting terjadi kekambuhan.49

5.5. KETERBATASAN PENELITIAN

Perhitungan sampel yang dilakukan mendapatkan jumlah 80 pramurawat sesuai


dengan aturan perhitungan sampel analisis multivariat.17 Jumlah sampel ini
ternyata belum cukup mewakili populasi target yaitu pramurawat ODS
keseluruhan. Hal ini terlihat dari confidence interval (CI) yang cukup lebar.
Penelitian ini memiliki distribusi data yang terdeviasi (skew to the right or left).
Hal ini terjadi pada hampir tiap variabel independen termasuk pengetahuan
pramurawat tentang skizofrenia.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. SIMPULAN

Gambaran pengalaman pramurawat dalam penelitian ini menunjukkan 77,5%


ekspresi emosi tinggi, 85% beban perawatan berat dan 78,75% stigma berat.
Ekspresi emosi tinggi dan stigma berat lebih banyak dialami oleh pramurawat
perempuan daripada pramurawat laki-laki. Persentase beban perawatan yang
dialami pramurawat perempuan dan laki-laki berjumlah hampir sama. Pramurawat
perempuan berpengetahuan cukup, jumlahnya lebih banyak daripada pramurawat
laki-laki.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ekspresi emosi
pramurawat dengan kekambuhan ODS. Stigma yang dialami pramurawat juga
berhubungan dengan kekambuhan ODS. Beban perawatan hanya berhubungan
dengan kekambuhan ODS pada analisis bivariat. Analisis multivariat menemukan
bahwa beban perawatan dan pengetahuan pramurawat terkait skizofrenia tidak
berhubungan dengan kekambuhan ODS. Hipotesis penelitian terjawab dengan
adanya hubungan bermakna antara ekspresi emosi dan stigma yang dialami
pramurawat terhadap kekambuhan ODS.

6.2. SARAN

Psikoedukasi mengenai hal yang terkait ekspresi emosi dan stigma


direkomendasikan dilakukan kepada pramurawat dalam pencegahan kekambuhan
ODS. Program intervensi psikososial yang disesuaikan kebutuhan ODS dan
pramurawat dapat dijadikan pilihan terkait rekomendasi pentingnya pengelolaan
ekspresi emosi agar kekambuhan dapat dicegah. Adanya stigma yang dialami
pramurawat sebagai hal yang berhubungan dengan kekambuhan ODS,
menunjukkan pentingnya usaha untuk destigmatisasi. Hal ini memberikan

53

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


54

rekomendasi atas pentingnya program destigmatisasi terkait pencegahan


kekambuhan ODS.

Intervensi terhadap pengetahuan pramurawat tidak dilakukan dalam penelitian ini


sehingga keberadaan psikoedukasi terkait skizofrenia belum dapat dibuktikan
tidak berhubungan dengan kekambuhan ODS. Penelitian khusus yang membahas
hubungan pengetahuan berserta peran psikoedukasi pada pramurawat terhadap
kekambuhan ODS perlu dilakukan selanjutnya. Penelitian tersebut perlu
memperketat kriteria inklusi. Pada penelitian ini salah satu kriteria inklusi adalah
durasi berkontak antara pramurawat dan ODS paling tidak 10 jam seminggu. Pada
penelitian lanjutan durasi berkontak antara pramurawat dan ODS disarankan
diperpanjang.

Pada penelitian ini didapatkan data bahwa pengetahuan mengenai diagnosis,


penyebab dan pengobatan kurang memadai dialami oleh para pramurawat
tersebut. Program psikoedukasi disarankan agar dapat lebih menekankan pada
pemahaman terhadap pengetahuan diagnosis, penyebab dan pengobatan.
Peningkatan pengetahuan tersebut diharapkan dapat membuat pramurawat
memahami pentingnya pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
terhadap pengobatan dan mengurangi risiko kekambuhan ODS.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


55

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI. Pedoman


Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan
Pertama. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan
Medik. Jakarta, 1993.
2. World Federation for Mental Health. Learning About
Schizophrenia. World Federation for Mental Health. 2008.
3. Butzlaff RL, Hooley JM. Expressed emotion and psychiatric relapse:
a meta-analysis. Arch Gen Psychiatry 1998;55(6):547-552.
4. Amaresha AC, Venkatasubramanian G. Expressed emotion in
schizophrenia: an overview. Indian J Psychol Med 2012; 34(1): 12–20.
5. Ng RMK, Mui J, Cheung HK, Leung SP. Expressed emotion and
relapse of schizophrenia in Hongkong. Hong Kong J Psychiatry
2001;11(1):4-11.
6. Kasadi NJB, Moosa MYH. Factor associated with relapse in
schizophrenia. SAJP 2008: 14(2) 52-62.
7. Nirmala BP, Vranda MN, Reddy S. Expressed emotion and caregiver
burden in patients with schizophrenia. Indian J Psychol Med.2011 Jul-
Dec;33(2):119-122.
8. McDonell MG, Short RA, Berry CM, Dyck GD. Burden in
schizophrenia caregivers: impact of family psychoeducation and
awareness of patient suicidality. Family Process.2003;42(1)91-103.
9. Summerville C, Atherley G. Hope for family caregivers caring for
family members with schizophrenia: a discussion. 2012. Diunduh dari
www.schizophrenia.ca/docs/HopeforFamilyCaregivesCaringforSchizo
phrenia.pdf pada tanggal 20 Januari 2013.
10. Magaru M. Knowledge, attitudes and practices of caregivers of
patients with schizophrenia in Port Moresby, Papua New Guinea. Pac J
Med Sci.2012; 10(1)12-27.
11. Jenkins JH, Karno M. The meaning of expressed emotion: theoretical
issues raised by cross-cultural Research. Am J Psychiatry 1992;149:9-
20.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


56

12. El-Tantawy AMA, Raya YM. Zaki AMK. Depressive disorder


among caregiver of schizophrenic patients in relation to burden of care
and perceived stigma. Departement Psychiatry Suez Canal University.
Current Psychiatry. 2010; 17.3:15-25.
13. Wayne S, Fenton MD. Schizophrenia: integrated treatment and
functional outcomes. Dalam: Comprehensive Textbook of Psychiatry.
8th ed. Kaplan HI, Saddock BJ. Philadephia: Lippincott Williams &
Wilkins. 2007; 1487-1501.
14. Saddock BJ, Saddock VA. Schizophrenia. Dalam: Sypnosis of
psychiatry 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2007:467-917.
15. Ministry of Health Republic of Indonesia. Report on result of
national basic health research (RISKESDAS 2007). 2008. Diunduh
pada tanggal 30 Desember 2012 dari
http://203.90.70.117/searo/Indonesia/LinkFiles/Health__Information_a
nd_evidence_for_policy_Riskesdas_2007.pdf.
16. Atkinson JM, Cora DA. Relatives social functioning. Dalam;
Families coping with schizophrenia. UK: University of Glasgow
2000:35-36.
17. Primavera D, Bandecchi C, Lepori T, Sanna L, Nicotra E, et al.
Does duration of untreated psychosis predict very long term outcome
of schizophrenic disorders? Results of a restrospective study. Annals
General Psychiatry 2012:11-21.
18. Andriza. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perawatan kembali
pasien skizofrenia di RSJ Tampan Propinsi Riau Maret 2007-Agustus
2007. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2008.
19. Thompson EE, Neighbors HW. Length of stay, referral to aftercare,
and rehospitalization among psychiatric in patients. Psychiatry Service.
2003; 54: 1271-76.
20. Perkin DO, Nieri J, Kazmer J. Clinician interaction with patient and
families. Comprehensive Care of Schizophrenia. A textbook of Clinical

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


57

Management. Lieberman JA, Murray RM. Martin Dunitz Ltd.2001:


121-32.
21. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi Abnormal edisi 5.
Jakarta:Penerbit Erlangga.2003:36-149.
22. Awad AG, Voruganti LN. The burden of schizophrenia on caregiver:
a review. Pharmacoeconomics.2008:26:149-62.
23. Stein CH, Wemm VA. Searching for a normal life: personal accounts
of adult with schizophrenia, their parents and well-siblings. Am J
Comm Psychology. 2001;29:1-2.
24. Schene AN, Van Wijngaarden B. Family caregiving in
schizophrenia: domains and distress. Schizophrenia Bulletin 1998;
24:609-18.
25. Rafiyah I, Suttharangsee W, Sangchan H. Social support and coping
of Indonesian family caregivers caring for persons with schizophrenia.
J of Nurs 2011:1(2):159-169.
26. Chan SW. Global perspective of burden of family caregivers for
persons with schizophrenia. Archives of Psychiatric Nursing. 2011;
25(5): 339-49.
27. Wiedemann G. The family questionnaire: development and validation
of new self-report scale for assesing expressed emotion. Psychiatry
Research. 2001;109 (202):265-279.
28. Nurtantri IS. Penentuan validitas dan reliabilitas family questionnaire
(FQ) dalam menilai ekspresi emosi pada keluarga yang merawat
penderita skizofrenia di RSCM. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.2005.
29. Djatmiko P. Penentuan validitas dan reliabilitas the burden assessment
schedule versi bahasa Indonesia dalam menilai beban perawatan pada
seorang yang merawat anggota keluarganya yang menderita
skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2005.
30. Irawati I. Penentuan validitas dan reliabilitas stigma items dari
schedule for clinical assessment in neuro psychiatry (SI dari SCAN)
untuk menilai stigma yang dialami oleh keluarga yang merawat pasien

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


58

gangguan skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.2005.
31. Syam RA. Penentuan validitas dan reliabilitas knowledge about
schizophrenia interview pada caregiver pasien skizofrenia di poliklinik
jiwa dewasa dan bangsal rawat inap RSCM. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.
32. Asarnow JR, Tompson M, Woo S, Cantwell DP. "Is expressed
emotion a specific risk factor for depression or a nonspecific correlate
of psychopathology?". J Abnorm Child Psychol 2001 29 (6): 573–83.
33. Hooley JM. "Expressed emotion and relapse of psychopathology".
Annu Rev Clin Psychol 3: 329–52.
34. Arthur D, Group NR. The validity and reliability of the measurement
of concept ‘expressed emotion’ in the family members and nurses of
Hongkong patients with schizophrenia. International J of Mental
Health Nursing. 2002; 11:192-198.
35. Atkinson JM, Coia DA. The relationship between schizophrenia and
the family. Dalam: Families Coping with Schizophrenia: A
Practitioner’s guide to Family Groups. West Sussex. John Wiley &
Sons. 1995: 6-22.
36. Linszen DH, Dingemans PM. Early psychosis, schizophrenia and the
family. Dalam: Schaub Annete. New Family Intervention and
Associated Research in Psychiatric Disorders. Springer-Verlag/Wien
2002: 59-73.
37. Wearden JA, Tarrier N. A review of expressed emotion research in
healthcare. Clin Psychology Rev 2000; 20(5):633-666.
38. Hou SY, Ke CL, Su YC, Lung FW, Huang CJ. Exploring the burden
of the primary family caregivers of schizophrenia patients in Taiwan.
Psychiatry Clin Neurosci. 2008; 62 (5): 508-14.
39. Morken G. Widen JH. Grawe RW. Non-adherence to antipsychotic
medication, relapse and rehospitalisation in recent-onset schizophrenia.
BMC Psychiatr 2008:8:32.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


59

40. Agiananda F. Pengkajian beban, kebutuhan dan sumber daya keluarga


dalam merawat penderita skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2005.
41. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: Sagung Seto, 2008.
42. Dahlan S P. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam
penelitian kedokteran dan kesehatan. Penerbit Salemba Medika.
Jakarta. 2009.
43. Wuensch KL. Skewness, kurtosis, and the normal curve. 2011.
Diunduh dari www.core.edu/psyc/wuenschk/docs30/Skew-Kurt.docx
pada 11 Juli 2013.
44. Karim FS. Hubungan antara program askeskin dengan burden/beban
caregiver merawat penderita skizofrenia rawat jalan di rumah sakit
Ernaldi Bahar Palembang. FKUI.2008.
45. Versola-Russo JM. Cultural and demographic factors of
schizophrenia. 2006. International Journal of psychosocial
rehabilitation. 10 (2):89-103.
46. Barrowclough C, Tarrier N, Watts S, Vaughn C, Bamrah JS,
Freeman HL. Assessing the functional value of relatives’ knowledge
about schizophrenia: a preliminary repport. Br J Psychiatr.1987
Jul:151:1-8.
47. Ikram A, Suhail K, Jafery SZ, Singh S. Rates of expressed emotions
in Pakistani relatives of patients with schizophrenia. Israel Journal of
Psychiatry and Related Sciences. 2011. 48(2): 74-81.
48. Marom S, Munitz H, Jones PB, Weizman A, Hermesh H. Expressed
emotion: relevance to rehospitalization in schizophrenia over 7 years.
Schizophr Bull 2005 31 (3): 751-58.
49. Sariah A. Factors influencing relapse among patients with
schizophrenia in Muhimbili national hospital: the perspectives of
patients and their caregivers. Dissertation Muhimbili University of
Health and Allied Sciences. 2012.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


60

50. Thavichachart N. Lueboonthavatchai P. Effects of psycho-


educational program on knowledge and attitude upon schizophrenia of
schizophrenic patients’ caregivers. J Med Assoc Thai. 2007. 90 (6):
1199-1203.
51. Fathy S. Predictors of readmission of schizophrenic patients.
Alexandria Bulletin. 2006. 42 (3) 633-634.
52. Lebowitz MS, Ahn WK. Combining biomedical accounts of mental
disorder with treatability information to reduce mental illness stigma.
Psychiatr serv 2012:63(5):496-499.
53. Chien WT, Chan SWC, Thompson DR. Effects of a mutual support
group for families of Chinese people with schizophrenia: 18- month
follow up. British J Psychiatr. 2006: 189: 41-49.
54. Pekkala E, Merinder L. Psychoeducational interventions for
schizophrenia and other severe mental illness (Cochrane Review). The
Cochrane Library, Issue 3. Oxford: update Software, 2000.
55. Yussuf AD, Kuranga SA, Balogun OR, Ajiboye PO, ISSA BA,
et.al. Predictors of psychiatric readmissions to the psychiatric unit of a
tertiary health facility in a Nigerian city – a 5-year study. Afr J
Psychiatr 2008; 11: 187-190.
56. Bauml J. Psychoeducation: A basic therapeutic intervention for
patients with schizophrenia and their families. Schizophr Bull.
2006.32(1):51-59.

57. Goldstein MJ. Psychoeducational and family therapy in relapse


prevention. Acta Psychiatr Scand. 1994. 89:54-57.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


61

Lampiran 1

Lembar Informasi Untuk Subyek Penelitian

Peneliti Utama : dr. Ezra Ebenezer Soleman


Alamat : Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Jl. Kimia II no. 35, Jakarta Pusat

Salam untuk Bapak dan Ibu, sekarang ini kami dari Departemen Psikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), RSUPN Cipto
Mangunkusumo (RSCM), serta RS Khusus Daerah Duren Sawit sedang
melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Ekspresi Emosi,
Beban Perawatan, Stigma, Pengetahuan yang Dimiliki Pramurawat terhadap
Terjadinya Kekambuhan Orang dengan Skizofrenia”.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil akhir berupa
penjelasan mengenai hubungan ekspresi emosi beban perawatan, stigma,
pengetahuan yang dimiliki pramurawat dengan kekambuhan ODS (orang dengan
skizofrenia) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan RS Khusus Daerah Duren
Sawit. Dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pasien, keluarga dan
dokter berupa pengetahuan adanya suatu ekspresi emosi, beban perawatan, stigma,
pengetahuan pramurawat dengan terjadinya kekambuhan. Hal-hal tersebut
kemudian menjadi landasan untuk melakukan tindakan terkait untuk mencegah
terjadinya kekambuhan pada orang yang mengalami skizofrenia. Dalam hal ini
tidak ada risiko bagi anda dan keluarga yang mungkin terjadi akibat keikutsertaan
dalam penelitian.
Anda diajak berpartisipasi pada penelitian ini, terkait keadaan yang dialami
anggota keluarga anda. Bagi anda yang berminat untuk berpartisipasi pada
penelitian, maka ada beberapa tahap yang akan dilakukan seperti berikut ini:
1. Pada keluarga anda yang mengalami hal ini akan dinilai mengenai
keadaannya saat ini
2. Pada anda, wawancara dilakukan untuk mengetahui hal terkait sosio-
demografi.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


62

3. Kemudian anda akan mengisi lembaran terkait untuk menilai ekspresi


emosi, beban perawatan, stigma, pengetahuan.
Semua informasi dan data yang diberikan pada kuisioner terjamin
kerahasiaannya. Partisipasi anda pada penelitian bersifat sukarela. Anda dapat
mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja anda menginginkannya. Bagi
anda yang memutuskan untuk ikut terlibat dalam penelitian ini, akan ada formulir
yang perlu ditandatangani seperti surat persetujuan bahwa anda telah mendapat
penjelasan tentang penelitian ini dan secara sukarela serta bersedia untuk
berpartisipasi.
Apabila terdapat hal yang belum jelas, akan ada jawaban atas semua
pertanyaan yang diajukan terkait penelitian ini. Anda dapat menghubungi dr. Ezra
Ebenezer Soleman pada nomor telepon genggam 08211-300-5461 atau e-mail
melalui: dr.benez@gmail.com.
Atas kerjasama demi pencegahan kekambuhan pada orang dengan
skizofrenia ini, diucapkan terima kasih. Partisipasi anda akan turut membantu
perbaikan banyak hal guna pencegahan kekambuhan penyakit ini.

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


63

Lampiran 2

Lembaran Persetujuan Subyek Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : .....................................................................................................
Umur : .....................................................................................................
Alamat : .....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
No. Responden

Menyatakan bersedia dan setuju untuk mengikuti penelitian “Hubungan antara


Ekspresi Emosi, Beban Perawatan, Stigma, Pengetahuan yang Dimiliki
Pramurawat terhadap Terjadinya Kekambuhan Orang dengan
Skizofrenia”secara suka rela, setelah mendapat penjelasan lengkap mengenai
tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut. Semua pertanyaan saya telah dijawab
dan saya mengerti bila ada sesuatu yang tidak jelas maka akan ada jawaban dari
dr. Ezra Ebenezer Soleman.

Jakarta,___/____________2013

( nama: ) (nama:________________________)
Saksi Responden

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


64

Lampiran 3
Data Sosio-Demografi Responden
No. Responden : .........................
Tanggal Pengisian : .........................
Di Rumah Sakit :…………………..
Pertanyaan ditujukan pada keluarga yang merawat (Pramurawat Utama)
pasien,
Bagian 1: mengenai anda (keluarga yang merawat)
1. Nama keluarga yang merawat pasien: …………………………………………
2. Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan
3. Umur: ………………………………………………………………………….
4. Tanggal lahir: ……………../…………………………./………………..……..
5. A. Agama : 1.Islam 2.Kristen Protestan 3.Katholik
4. Hindu 5.Budha 6. Lainnya

5. B. Suku (menurut keluarga): 1.Melayu 2.Minang 3.Tapanuli


4.Jawa 5.Sunda 6.Ambon 7.Lainnya

6. Hubungan dengan pasien, saya adalah sebagai …………………... dari pasien:


1. Pasangan kawin 2. Anak 3. Orang tua 4. Saudara dari orang tua
5. keponakan 6.kakek/nenek 7. sepupu 8.saudara kandung

7. Lama kontak atau hidup bersama: sejak :


1. Kurang dari 1 tahun 2. Antara 1-5 tahun
3.lebih dari 5 tahun 4. Sejak pasien lahir

8. Kontak dengan pasien dalam sehari, sekitar:


1. >12 jam 2. 6-12 jam 3. 1-6 jam 4. <1jam

9. Pekerjaan anda (keluarga pasien): 1.PNS 2. ABRI/POLRI


3.Wiraswasta 4.Tani/kebun 5. Karyawan swasta 6.lainnya,……….

10. Pendidikan terakhir anda (keluarga pasien):


1. Tidak sekolah 2.SD 3SLTP 4.SLTA

5. Akademi 6. S1 7. S2 8. lainnya

11. Alamat:……………………………………………………………………………
nomor…………Rt……………Rw…………Kabupaten/Kodya………………...
Propinsi……………………………kode pos.………. Alamat e-mail:……….
Nomor telepon: …………………………nomor telepon
genggam:………………………….

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


65

Bagian 2: data mengenai keluarga anda yang mengalami hal ini (Pasien)
12. Nama pasien:………………………………………………………………………
13. Jenis kelamin: 1.Laki-laki 2.Perempuan
14. Umur: ……………………………… tanggal
lahir:………………/……………./………….
15. Agama: 1.Islam 2.Kristen Protestan 3.Katholik
4. Hindu 5.Budha 6. Lain

16. Status pernikahan: 1. Nikah 2.tidak nikah 3.cerai 4.lainnya


17. Suku (menurut pasien): 1.Melayu 2.Minang 3.Tapanuli 4.Jawa
5.Sunda 6.Ambon 7.Lainnya
18. Pendidikan pasien:
1.Tidak sekolah 2.SD 3SLTP 4.SLTA
5. Akademi 6. S1 7. S2 8.lainnya
19. Pekerjaan pasien: 1. PNS 2. ABRI/POLRI 3.Wiraswasta
4.Tani 5. Karyawan swasta 6.lain

20. Pasien adalah Anak ke: …….. dari…….bersaudara

21. Mengalami hal ini sejak………..tahun lalu.


22. Usia pasien saat mengalami gangguan untuk yang pertama kali
1.Kurang dari 18 tahun 2. 18-19 tahun
3.20-24 tahun 4.25-29 tahun
5.30-35 tahun 6.Lebih dari 35 tahun

23. Usia saat pertama kali pasien dirawat (di bangsal bagian Jiwa/psikiatri) terkait hal
ini:
1.Kurang dari 18 tahun 2. 18-19 tahun
3.20-24 tahun 4.25-29 tahun
5.30-35 tahun 6.Lebih dari 35 tahun

24. Jumlah rawat inap (perawatan di bangsal bagian jiwa) dalam 1 (satu) tahun
terakhir adalah…………….. kali
(yang dimaksud adalah jumlah perawatan sebelum perawatan yang sekarang
atau jumlah yang dimaksud tidak termasuk perawatan yang sekarang, dalam
kurun waktu satu tahun terakhir):

1.tidak ada 2. Satu kali 3. Dua kali


4.tiga kali 5. Empat kali 6. Lebih dari 4 kali

25. Jumlah total atau keseluruhan perawatan selama ini berjumlah (sejak pertama
kali dirawat hingga perawatan yang sekarang)………………………. kali
1. 2-3kali 2. 4-6 kali 3. 6-8 kali
4. 9-12 kali 5. Lebih dari 12 kali

26. Alasan perawatan yang sekarang:


1. Gejala terlihat kembali seperti keadaan semula atau malah bertambah berat
2. Atas desakan orang lain
3. Karena tidak ada yang merawat di rumah

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


66

4. Lain-lain,
sebutkan…………………………………………………………………

27. Dirawat saat ini, setelah tidak minum obat selama:


1. 0-2 minggu 3. Lebih dari 1 bulan
2. 2- 4 minggu 4. Pasien selalu minum obat teratur

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


67

Lampiran 4

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


68

Lampiran 5

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


69

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


70

Lampiran 6

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


71

Lampiran 7

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


72

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


73

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


74

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


75

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


76

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013


77

Lampiran 8

Universitas Indonesia

Hubungan antara ekspresi…, Ezra Ebenezer Soleman, FK UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai