Anda di halaman 1dari 20

AFTER CARE

GLOMERULONEFRITIS AKUT DENGAN


HIPERTENSI PADA ANAK

Marlin Feriani Sormin


1610221061

Pembimbing :
dr. Tundjungsari Ratna, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANAK


RSUD AMBARAWA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Glomerulonefritis akut (GNA) pada anak-anak merupakan masalah yang umumnya


terjadi di negara-negara berkembang. GNA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat morbiditas dan mortalitas di negara-negara berkembang. Hal ini dapat terlihat dari
pengaruh signifikan GNA terhadap jumlah pasien yang perlu menjalani perawatan rumah
sakit.
Periode rata-rata rawat inap dari pasien anak-anak akibat GNA adalah 12,98 hari
dengan 19% dari jumlah keseluruhan pasien sudah mengalami berbagai komplikasi. Jumlah
rata-rata pasien yang menjalani rawat inap selama 1-10 hari adalah 37,1%, 11-20 hari
53,22%, dan lebih dari 28 hari sebanyak 9,68%. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh total
setelah perawatan di rumah sakit adalah 95%, namun dengan presentase angka kematian
yaitu 1,6%.
Selama proses perawatan di rumah sakit berlangsung, didapatkan berbagai
perkembangan yang terjadi antara lain pada gejala oedem, hipertensi, proteinuria, dan
hematuria. Hilangnya oedem rata-rata dalam 5,3 hari, hipertensi dalam 5,84 hari, hematuria
dalam 4,72 hari, dan hilangnya proteinuria sebanyak 71,7% dari keseluruhan pasien yang
dirawat dengan 19,35% mengalami proteinuria yang menetap . Setelah 30 hari pasca rawat
inap, lima dari 62 orang pasien kembali masih dengan gejala hematuria dan proteinuria,
sedangkan yang lain sudah tidak mengalami kedua keluhan tersebut.
GNA saat ini menyebabkan angka kesakitan yang cukup signifikan pada pasien anak-
anak di Negara berkembang contohnya Bangladesh. Pada prinsipnya, penyakit ini merupakan
penyakit yang terjadi sebagai akibat dari masalah kemiskinan, ledakan penduduk, dan
buruknya kebersihan di sekitar lingkungan tempat tinggal. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menekan angka kejadian dari penyakit ini dapat dilakukan terhadap penyebab-penyebab
seperti yang sudah disebutkan. Upaya tersebut atara lain dengan meningkatkan kualitas sosio
ekonomi, penanganan masalah ledakan penduduk dan kebersihan lingkungan tempat tinggal,
serta dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya GNA itu sendiri.
Jenis GNA yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah glomerulonefritis akut
pasca streptokokus (GNA PS). Jenis ini juga terbukti merupakan penyebab yang palig umum
dari terjadinya kasus gagal ginjal pada anak-anak yaitu sebesar 90%. GNA PS umumnya
terjadi setelah infeksi streptokokus yang sering terjadi di kulit ataupun saluran pernafasan
yaitu sebanyak 80-98% kasus dengan organism penyebabnya adalah nephritogenic dengan
kelompok strain A.
Walaupun hasil pasca penatalaksanaan kasus GNA pada anak dapat dikatakan baik
(lebih dari 95% sembuh), namun dari hasil penelitian dinyatakan bahwa prognosis jangka
panjang dari kasus ini lebih rendah dari perkiraan.
GNA di tandai dengan gejala hematuria, oedem, hipertensi, dan berbagai tingkatan
dari insufisiensi ginjal. Sedangkan untuk manifestasi klinisnya, tergantung pada tingkat
keparahannya itu sendiri. Kasus dengan gejala asimptomatis tercatat 1,5 sampai 1,9 kali lebih
banyak dibandingkan kasus dengan gejala klinis pada nefritis. Pada umumnya, berbagai
gejala dan tanda pada fase akut akan mulai menghilang pada minggu kedua sampai
kedelapan.
BAB II
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN

1.1 Identitas Pasien dan Keluarga


1.1.1 Identitas Pasien
- Nama Pasien : An. MR
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Tanggal Lahir : 15 Mei 2005
- Umur : 11 tahun 4 bulan
- Alamat : Desa KJ Bandungan
- Suku Bangsa : Jawa
- Pendidikan : SD Kelas 5
- Tanggal Masuk RS : 17 September 2016
- Tanggal Keluar RS : 26 September 2016

1.1.2 Identitas Kepala Keluarga


- Nama : BP
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Usia : 34 tahun
- Alamat : Desa KJ Bandungan
- Pekerjaan : Pemilik Warung Makan
- Agama : Islam
- Suku Bangsa : Jawa

1.2 Resume Penyakit dan Perkembangan Pasien


1.2.1 Resume Saat Sebelum Masuk Rumah Sakit (17 September 2016)
3 hari sebelumnya, pasien sudah mengeluhkan bengkak kedua kelopak mata
kanan dan kiri, yang semakin hari semakin bengkak. Kemudian pasien dibawa
ke Puskesmas Duren dan oleh dokter umum di Puskesmas segera dirujuk ke
RSUD Ambarawa.
1.2.2 Resume Perkembangan Pasien Saat di Rumah Sakit (17-26 September 2016)
Keadaan umum pasien semakin hari tampak membaik. Bengkak berkurang
pada wajah dan kelopak mata. Berikut data perkembangan pasien :

Tanggal Catatan Integrasi Instruksi


18/9/16 S : wajah bengkak terutama pada kelopak P:
Pukul - Pasang venflon
mata, kaki sedikit bengkak, batuk dan
- Injeksi Furosemid 1x10 mg
6.00
pilek, tidak ada demam, tidak pusing dan - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
- Captopril 3x6,25 mg
BAK lancar
- Diit rendah garam dan protein
O : KU: Tampak sakit sedang
Kes: compos mentis 1 gr/kgBB/hari
TTV: N: 103x/menit - Cek DR, albumin, kolesterol,
RR: 24x/menit
dan urin
T: 36,5oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra
Ekstremitas: sedikit edema pada tungkai,
akral hangat, tidak ada sianosis, CRT < 2
detik.
A: Glomerulonefritis Akut dd Sindrom
Nefrotik + Hipertensi
19/9/16 S : wajah bengkak, bengkak di kaki P:
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
berkurang, batuk dan pilek, tidak ada
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
6.00
demam, tidak pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang - Diit rendah garam dan protein
Kes: compos mentis
1 gr/kgBB/hari
TTV: N: 60x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,4oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra serta edema wajah
Ekstremitas: edema pada tungkai
berkurang, akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
20/9/16 S : wajah bengkak, bengkak di kaki P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
berkurang, batuk, tidak ada demam, tidak
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
6.00
pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang - Diit rendah garam dan protein
Kes: compos mentis 1 gr/kgBB/hari
TTV: N: 72x/menit - Cek urine
RR: 36x/menit
T: 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra serta edema wajah
Ekstremitas: edema pada tungkai
semakin berkurang, akral hangat, tidak
ada sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
21/9/16 S : wajah bengkak mulai berkurang, P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
batuk hari ke-4, tidak ada demam, tidak
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
10.00
pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Diit rendah garam dan protein
Kes: compos mentis
TTV: N: 72x/menit 1 gr/kgBB/hari
RR: 36x/menit
- Bed rest
T: 36,7oC
TD: 120/90 mmHg
Hasil Lab Urine :
Protein urine +3
Eritrosit 1 sel/mL
Sedimen eritrosit 16-18 LPB
Sedimen Leukosit 3-7 LPB
Bakteri +
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra mulai pada wajah
mulai berkurang
Ekstremitas: edema pada tungkai
semakin berkurang, akral hangat, tidak
ada sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
22/9/16 S : wajah bengkak berkurang, batuk hari P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ke-4, tidak ada demam, tidak pusing
6.15 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 72x/menit - Diit rendah garam dan protein
RR: 36x/menit
1 gr/kgBB/hari
T: 36,7oC
TD: 150/120 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra pada wajah
berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
23/9/16 S : wajah bengkak berkurang, tidak ada P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
demam, tidak pusing, tidak mual
6.15 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 80x/menit - Diit rendah garam dan protein
RR: 24x/menit
1 gr/kgBB/hari
T: 36,2oC
TD: 130/100 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra pada wajah
berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
24/9/16 S : bengkak di wajah berkurang, tidak P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ada demam, tidak pusing, tidak mual
6.00 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 100x/menit - Diit rendah garam dan protein
RR: 20x/menit
1 gr/kgBB/hari
T: 36,3oC
TD: 110/90 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
25/9/16 S : bengkak di wajah menghilang, tidak P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ada demam, tidak pusing
6.00 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 80x/menit - Diit rendah garam dan protein
RR: 20x/menit
1 gr/kgBB/hari
T: 36oC
TD: 90/60 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah menghilang
Ekstremitas: akral hangat
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
26/9/16 S : tidak ada demam, tidak pusing, tidak P :
Pukul - Boleh pulang
ada keluhan
6.00 Terapi bawa pulang :
O : KU: membaik
- Amoxicilin 3x500 mg
Kes: compos mentis
- Captopril 3x12,5 mg
TTV: N: 81x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,5oC
TD: 100/70 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah menghilang
Ekstremitas: akral hangat
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi

1.3 Edukasi Sebelum Pulang


Edukasi untuk kontrol kembali ke rumah sakit
Edukasi kepada pasien tentang obat yang diberikan apabila mulai merasa
bengkak kembali dan sesak segera kembali ke rumah sakit
Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang diderita anaknya
Edukasi untuk memperhatikan dan memilih asupan makanan yang sesuai untuk
pasien
Edukasi kepada keluarga pasien untuk memantau perkembangan pasien dan
segera ke rumah sakit apabila terjadi sesak napas yang hebat dan bengkak pada
tubuh pasien
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

II.1 Profil Keluarga Yang Tinggal Satu Rumah


II.1.1 Tabel Daftar Anggota Keluarga
No Nama Kedudukan Jenis Usia Pendidika Pekerjaan
. Kelamin (tahun) n
1 Tn.B Ayah Laki Laki 34 SMK Wirausaha
2 Ny.I Ibu Perempuan 40 SD Karyawan
3 An.M Anak Ke-1 Perempuan 14 SMP Pelajar
4 An.MR Anak Ke-2 Laki laki 11 SD Pelajar
5 An.G Anak Ke-3 Perempuan 8 SD Pelajar

II.2.2 Genogram Keluarga

RT.3
KM D
Keterangan :
Laki laki
Perempuan MM

Pasien
RK

RT.2

RT
II.3 Denah Rumah

RT.1
II.4 Edukasi saat kunjungan
Menjelaskan mengenai Glomerulonefritis Akut dan Hipertensi
Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menjaga kesehatan lingkungan rumah dan
sekitar, menjauhi faktor-faktor yang memicu sesak dan batuk seperti asap rokok, bulu-
bulu boneka atau selimut, asap pembakaran, dan lainnya.
Edukasi tentang komplikasi yang dapat terjadi pada pasien.
Edukasi mengenai asupan makanan dan gizi yang baik untuk pasien.

II.5 Faktor Pendukung Keberhasilan After Care Patient


Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda dan menyambut kedatangan dengan
ramah.
Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan mengenai keadaan
pasien.
Keluarga berusaha untuk selalu mengontrol dan mengawasi perkembangan kesehatan
pasien terutama ayah dan ibu pasien.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk melakukan hidup sehat
Tempat tinggal pasien dekat dengan sarana kesehatan
II.6 Faktor Penghambat Keberhasilan Pasien
Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih dan sehat sehingga memudahkan
terjadinya infeksi karena peliharaan burung di dalam kandang yang diletakkan di
dalam rumah
Kesadaran akan pentingnya pencahayaan di dalam rumah dari sinar matahari yang
masih kurang
Ibu kurang memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anaknya setiap hari.
Pasien sering bermain diluar pada tempat yang kurang higienis

II.7 Identifikasi Fungsi Fungsi Keluarga


II.7.1 Fungsi Biologis
An. MR laki-laki berusia 11 tahun 4 bulan, post opname dengan Glomerulonefritis
akut dengan Hipertensi dan Gizi Kurang. Sebelumnya pasien merasakan bengkak di
kedua kelopak mata kanan dan kiri hingga wajah. Saat ini keluhan sudah tidak
dirasakan lagi.
Keadaan Umum : tampak baik, kesadaran compos mentis
Tanda tanda vital :
- HR : 88 kali/menit
- TD : 110/75 mmHg
- RR : 32 kali/menit
- T : 36,70C
Status Gizi :
- BB : 27 kg
- TB : 132 cm
- LK : 51 cm

Status Gizi :
Lingkar Kepala : titik temu antara garis z-score 0 dan -1 = Mesocephal
Berdasarkan Waterlow 1972 :
Berdasarkan BB/TB = BB sekarang x 100%
BB ideal menurut TB
= 24
30 x 100%
= 80 %
Kesan : Gizi kurang

Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak mudah
dicabut, kulit kepala sehat, ubun-ubun sudah menutup.
Wajah : Tampak adanya edema. Tidak pucat, tidak kuning.
Mata : Tampak simetris, palpebra superior dan inferior kanan dan kiri
edema, tidak terdapat perdarahan subkonjungtiva, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, reflex
cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+).
Hidung : Bentuk dan posisi normal, napas cuping hidung tidak ada, tidak
ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak
ada tanda-tanda peradangan.
Mulut : Mukosa bibir tidak kering, bibir tidak sianotik, lidah tidak kotor,
stomatitis tidak ada.
Leher : Tidak ada kelainan bentuk leher, kelenjar getah bening tidak
membesar.
Thoraks : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan dan kiri saat statis
dan dinamis.

Paru :
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri dan dinamis,
tidak ada retraksi iga, tidak ada otot bantu napas tambahan.
- Palpasi : Iktus cordis kuat angkat.
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan tidak ada
wheezing.

Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
- Palpasi :lIctus kordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra, tidak
kuat angkat
- Perkusi : Tidak ada pembesaran jantung
- Auskultasi : Bunyi jantung reguler
Abdomen :
- Inspeksi : Datar
- Auskultasi : Bising usus normal
- Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen.
- Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites.

Ekstremitas :
Akral hangat, tidak ada sianosis, tonus baik, CRT < 2 detik.

II.7.2 Fungsi Psikologis


Pasien tinggal bersama kedua orang tua kakak dan adiknya perempuan.Pasien
adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Sehari-hari pasien dekat dengan kedua orang
tuanya, pasien aktif bermain bersama saudara sepupunya karena tempat tinggal yang
bedekatan. Keluarga pasien terlihat kompak dan harmonis.

II.7.3 Fungsi Ekonomi


Ayah pasien bekerja di warung makan sedangkan ibu pasien bekerja di toko
elektronik. Biaya kehidupan sehari-hari pasien bergantung kepada pekerjaan kedua
orang tuanya dengan pendapatan perbulan 1.000.000
II.7.4 Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya adalah seorang muslim. Pasien adalah islam yang
patuh dengan sholat namun terkadang masih bolong-bolong.

II.7.5 Fungsi Sosial Budaya


Keluarga pasien di dalam lingkungannya adalah warga biasa. Pasien biasa
bermain di halaman rumah bersama saudara sepupunya dan juga suka memancing.

II.7.6 Pola Konsumsi Pasien


Nenek pasien mengatakan anak lebih suka minum susu di dot daripada makan.
Pasien sehari harimakan 2-3kali.Pasien sering memakan atau menyemil jajanan yang
dibeli diluar.

II.8 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


11.8.1 Faktor Perilaku
Kesadaran keluarga baik dalam menjaga kesehatan dan kebersihan dirumah
Keluarga pasien memantau kebersihan dan konsumsi makanan dan minuman pasien
sehari-hari, meskipun terkadang pasien masih suka jajan makanan diluar

11.8.2 Faktor Non Perilaku


Sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit dekat dengan
rumah pasien. Jarak pelayanan kesehatan terdekat dari rumah pasien yaitu sekitar 1
km dengan jarak tempuh kurang dari 10 menit dengan motor.

II.9. Identifikasi Lingkungan Rumah


Rumah pasien masuk ke jalan yang bergang di daerah Bandungan. Letak rumahnya
menyusuri turunan dan berada di tengah dengan pekarangan yang cukup luas.
Halaman depan rumah ditanami sedikit tanaman dan beberapa pohon. Rumah
terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga yang menyatu
dengan ruang makan, serta pekarangan belakang rumah diisi oleh kebun. Lantai
rumah sudah dipasang dengan keramik. Atap rumah langsung genteng tanpa adanya
asbes. Dinding rumah sudah dengan tembok namun belum dicat.
Ventilasi udara hanya terdapat sedikit pada atas jendela dan pintu, dan jendela
kamar tidak pernah dibuka karena belum ada ganjalan jendela. Cahaya dan udara
masuk melalui pintu yang terbuka. Isi dalam rumah terlihat padat namun tertata. Dan
didalam rumah, tepatnya di sisi kanan ruang tamu berjejer burung dalam kandang
dan juga di atas lemari tengah ruang tamu. Peliharaan burung dikeluarkan hanya saat
pagi dan pada sore menjelang malam, kandang burung dimasukkan ke dalam ruamh.
Kandang setiap hari dibersihkan, begitu juga dengan rumah, setiap hari di bersihkan
dengan disapu dan dipel.
Dapur dan wc letaknya berdekatan, dapur terlihat kurang bersih dan tidak tertata
rapi. Wc berada didalam samping dapur. Air yang digunakan untuk masak dan
mandi dari air sumur yang dialirkan dengan pompa, sumber listrik dari PLN, sampah
dibuang ke tempat sampah yang terletak di samping rumah.

II.10 Tabel Permasalahan


Permasalahan Penyelesaaian

Masih kurangnya kesadaran Menjelaskan mengenai penyakit pasien dan memberikan


keluarga mengenai kesehatan edukasi tentang kesehatan dengan kata-kata yang mudah
rumah pasien diterima oleh keluarga pasien

Kurangnya pengetahuan Edukasi mengenai penyakit dan bahaya yang dapat terjadi
keluarga mengenai penyakit apabila dibiarkan
pasien Edukasi mengenai pentingnya mengontrol kesehatan
pasien dan keluarga
Kebersihan rumah dan - Edukasi mengenai kebiasaan mencuci tangan sebelum
higienitas perorang yang makan, setelah BAB dan BAK
belum baik - Memotong dan membersihkan kuku jari
- Membersihkan rumah dan menata rumah setiap hari agar
debu dan kotoran tidak menumpuk
BAB IV
KESIMPULAN KUNJUNGAN KELUARGA

Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada tanggal 27 September 2016. Dari


pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Tingkat pemahaman
Orang tua dan keluarga pasien cukup paham mengenai penyuluhan yang
diberikan oleh dokter muda. Orang tua dan keluarga tampak kritis dalam hal
menanyakan mengenai kesehatan pasien dan akan berusaha sebaik mungkin demi
menjaga kesehatan keluarga

b. Hasil pemeriksaan
Keadaan pasien sudah semakin membaik. Bengkak pada kelopak mata dan
wajah tidak dirasakan kembali. Pasien diperbolehkan pulang setelah 9 hari perawatan
dengan diberikan edukasi sebelumnya oleh dokter.

c. Faktor Pendukung
Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda dan menyambut kedatangan
dengan ramah dan dengan antusias
Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan mengenai
keadaan pasien.
Keluarga berusaha untuk selalu mengontrol dan mengawasi perkembangan
kesehatan pasien terutama ayah dan ibu pasien.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk melakukan hidup sehat
Tempat tinggal pasien tidak jauh dari sarana kesehatan

d. Faktor Penyulit
Lingkungan rumah pasien yang masih kurang bersih dan sehat sehingga
memudahkan terjadinya infeksi.
Kesadaran akan kesehatan pada keluarga pasien kurang.
Pasien sering bermain diluar pada tempat yang kurang higienis
Glomerulonephritis, Acute, Last Updated: October 27, 2005, available at URL:
Http:///www.eMedicine.com
M.H. Abdoerrachman, M.B. Affandi, H. Alatas et al, Nefrologi : Glomerulonefritis
Akut, H. Rusepno, A. Hussein, Latief A. eds, in Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak 2, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, 835-39
Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W.I. et al, Ilmu Kesehatan Anak ; Nefrologi
Anak ; Glomerulonefritis Akut, Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W.I.,
Setiowulan W. eds, in Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Aesculapius
FKUI, Jakarta, 2000, 487-88
Adelman R.D., Albritton W., Arnold J.E. et al, Nefrologi ; Glomerulonefritis Akut
Pasca-streptococcus, Behrman, Kliegman, Arvin eds, in Ilmu Kesehatan Anak
Nelson Vol.3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1996, 1813-15
Sindroma Nefritik Akut, available at URL : Http:///www.medicastore.com
PPDS Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP
Sanglah Denpasar, <ppdsika.fkunud.com>
Behrman, Kliegman et.al. 2002.Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 2.EGC. Jakarta.
Fam Phys.
Ganong, William F. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.20. EGC. Jakarta.
Gleadle, Jonathan. 2005. At a glance, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Erlangga
Guyton, Arthur C. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.9. EGC. Jakarta.
Kliegman, Marchdante, Jehnson, Behrman. 2008. Nelson Essential of Pediatric, Fifth
edition. SF: Elsevier
National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
BloodPressure in Children and Adolescents.2005. The Fourth Report on the
Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and
Adolescents. US: Departement of Health and Human Services.
Silbernagl, Stefan. 2007.Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC. Jakarta
Sulistia dan Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI
WHO dan DEPKES RI.2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Jakarta:
WHO Indonesia press.
LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN

Anda mungkin juga menyukai