Anda di halaman 1dari 4

Resensi The Hunger Games: Pertarungan 24 Anak untuk

Bertahan Hidup

I. Identitas buku
a. Judul : The Hunger Games
b. Nama pengarang : Suzanne Collins
c. Penerjemah : Hetih Rusli
d. Penerbit : PT Gramedia Pustaka
e. Tahun terbit : 2012
f. Cetakan :6
g. Tebal : 408 halaman
h. Ukuran buku : 20 cm
i. Nomor ISBN : 978-979-22-5075-6

II. Riwayat Kepengarangan


Sebelum dikenal sebagai penulis seperti sekarang, Suzanne Collins
sudah memulai karier menulisnya pada tahun 1991 sebagai penulis
skenario di stasiun teve Nickelodeon. Kecintaannya pada dunia tulis
menulis bikin putri seorang perwira angkatan udara Amerika Serikat ini
mencoba membuat buku cerita anak-anak.

Terinspirasi dari pengarang buku cerita anak James Proimos, Collins


akhirnya menerbitkan buku pertamanya, Gregor the Overlander, yang jadi
buku pertama The Underland Chronicles Series pada tahun 2003. Buku ini
termasuk dalam jajaran New York Times Best Seller. Setelah
menyelesaikan Underland Chronicles Series, lulusan Indiana University
ini kembali dengan buku yang fenomenal, The Hunger Games, buku
pertama dari trilogi berjudul sama. Setahun kemudian, Catching Fire pun
diterbitkan dan menyusul Mockingjay pada tahun 2010.

III. Sinopsis
Di masa depan, Amerika Utara berubah menjadi sebuah negara yang
bernama Panem. Sebelumnya, di Negara ini sempat terjadi
pemberontakan besar, yang berujung pada penghancuran salah satu distrik
di Panem, distrik 13, sebagai peringatan bagi para pemberontak. Setelah
berdamai, Capitol ( Ibukota Panem, sering ditujukan juga sebagai
pemerintah Panem) memutuskan untuk mengadakan sebuah acara tahunan,
dimana dua anak remaja berusia diantara 12 18 tahun dari setiap distrik
dikumpulkan di suatu tempat untuk kemudian mencoba bertahan hidup
dan saling membunuh hingga tersisa hanya satu pemenang saja, Hunger
Games. Acara itu disiarkan di televise ke seluruh distrik, dan seluruh
penduduk Negara Panem wajib menontonnya untuk mengingatkan
kekuatan Capitol.
Katniss Everdeen, gadis berusia 16 tahun yang tinggal di tempat
paling kumuh di distrik 12 bersama ibu dan adik perempuannya, Primrose
Everdeen. Distrik 12 merupakan distrik penghasil batubara di Panem, ayah
Katniss meninggal dalam salah satu kecelakaan tambang batubara. Sejak
kematian ayahnya tersebut, Katniss mengambil alih sebagai kepala
keluarga. Setiap hari ia berburu bersama sahabat laki-lakinya, Gale
Hawthrone.
Pada saat pengambilan undian Hunger Games ke-74, nama Primrose
terpilih sebagai perserta. Secara spontan, Katniss bersedia menggantikan
posisi adiknya. Bersama anak laki-laki terpilih dari distrik 12 bernama
Peeta Mellark, Katniss menyuguhkan acara The Hunger Games yang tak
terlupakan untuk warga Panem.

IV. Kelebihan Novel


Novel The Hunger Game memiliki alur yang sangat menarik dan kisah
yang unik. Terutama ketika Penulis menceritakan situasi dengan detailnya.
Hal tersebut membuat pembaca dapat membayangkan apa-apa yang terjadi
dalam cerita.
Tak hanya dari segi isi cerita, Novel ini juga menggunakan Bahasa
yang sangat komunikatif dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Didalam Novel ini kita juga bisa temukan Bahasa-bahasa yang lucu
sehingga membuat suasana cerita tersebut tidak selalu menegangkan.
Karakter yang dimunculkan sebagai pemeran utama cerita ini pun tak
kalah menakjubkan. Sosok Katniss di sini merupakan seorang yang
berkepribadian (mayoritas) positif. Lalu, suasana yang diceritakan sangat
beragam, dimulai dari aksi, kepahlawanan, sampai kisah percintaan pun
tersurat di sini sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan.

V. Kekurangan Novel
Jalan cerita yang menyoroti kehidupan Katniss yang penuh
penderitaan, dan banyaknya adegan-adegan pembunuhan dan kematian
membuat novel ini kurang cocok untuk dikonsumsi pembaca dibawah
umur. Dan dalam beberapa bagian cerita kurang mendapatkan
pengembangan yang lebih kuat, khususnya pada karakterisasi beberapa
tokoh yang hadir dalam cerita, yang membuat The Hunger Games kurang
tereksplorasi secara emosional.

VI. Kesimpulan
Hal yang patut dicatat dalam novel ini adalah penulis berhasil
menyajikan dunia baru, tanpa penyihir, naga, ksatria, dan lain sebagainya.
Terasa menyegarkan mengingat setelah era Harry Potter, dunia perbukuan
dibanjiri cerita fantasi dengan negeri antah berantah. Di novel ini hanya
ada anak-anak yang diuji ketangguhan dan kreativitasnya untuk bertahan
hidup. Mengerikan memang, namun idenya keren, alurnya tegang dari
awal hingga akhir, dan membuat saya sulit meletakkan buku ini sebelum
selesai. Oh ya, saya juga menyukai nama-nama karakternya yang unik.
Menurut saya, novel ini tidak akan membuat pembacanya menyesal karena
telah membeli novel ini.
Tugas Bahasa Indonesia

Resensi Novel
Kevlar Azri Ghurafa (22)
XI MIPA 1

Anda mungkin juga menyukai