TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sperma
2.1.1 Spermatogenesis
kehidupan seksual aktif hasil dari rangsangan hormone gonadotropin hipofisis anterior
yang dimulai rata-rata pada usia 13 tahun dan berlanjut sepanjang hidup (Guyton,
2008).
Spermatogonia yang terletak di lapisan terluar dari tubulus terus menerus
dengan sel induk. Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel germinativum baru yang
terus menerus. Setelah pembelahan mitotik sebuah spermatogonium, salah satu sel tetap
di tepi luar suatu tubulus sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi sehingga turunan
sel germinativum tetap terpelihara. Sel anak yang lain terus bergerak kearah lumen. Sel
penghasil sperma membelah secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan empat
primer akan masuk ke fase istirahat saat kromosom-kromosom terduplikasi dan untai-
untai rangkap tersebut tetap menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiotic
empat spermatid akibat pembelahan meiotic kedua. Setelah tahap spermatogenesis ini
ini melibatkan suatu protein CatSper yang berada di bagian ekor sperma. Protein
CatSper ini adalah suatu kanal Ca2+ yang menyebabkan influx generalisata-cAMP.
kepala yang tersusun sebagian besar oleh materi kromosom yang diselubungi oleh
akrosom (organel mirip lisosom yang kaya akan enzim yang berfungsi untuk penetrasi
sperma ke ovum). Bagian proksimal sperma yang motil ditutupi oleh suatu selaput yang
Pada manusia pembentukan sebuah sperma matang dari sel benih primitive
memerlukan waktu rerata 74hari melalui proses spermatogenesis ini (Ganong, 2008).
2.1.2 Faktor-faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis
lain:
2.1.2.1 Testosterone, disekresi oleh sel-sel leydig yang terletak di interstisium testis,
2.1.2.2 Luteinizing hormone (LH), yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior,
tubulus seminiferus dan sel leydig juga akan mempunyai efek tropic terhadap
2.1.2.4 Estrogen, dibentuk dari testosterone oleh sel-sel sertoli ketika sel sertoli
2.1.2.5 Growth hormone, diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism
dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria.
Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk menentukan
kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada
sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan.
Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang tidak berhasil memperoleh keturunan,
Nilai acuan untuk analisa sperma/ air mani yang normal secara mikroskopis,
sebagai berikut :
Volume total cairan minimal 1,5-2 ml (WHO, 2010)
Konsentrasi sperma paling sedikit minimal 15x106 - 20x106 sperma/ml (WHO,
2010)
Morfologinya paling sedikit minimal 4 - 15% berbentuk normal (WHO, 2010)
Pergerakan sperma lebih dari 40% bergerak kedepan, atau 32% bergerak secara
2008)
Sedangkan secara makroskopis air mani yang normal menurut Demers (2000) dan
didasarkan pada
a. faktor kesehatan
Beberapa masalah kesehatan pria yang mempengaruhi kualitas sperma
obat (Mayo,).
b. faktor lingkungan
Faktor lingkungan dalam aktifitas hari-hari dan pekerjaan yang dilakukan
kimia, paparan logam berat dan radiasi sinar X, suhu testis yang terlalu
tidak berkualitas dan jumlahnya sedikit. Gaya hidup yang tidak sehat
misalnya narkoba, alcohol, makan makanan yang tidak sehat, pekerjaan, dan
satu sel spema akan berhasil membuahi sel telur sehingga terjadi kehamilan
(Firman, 2012). Menurut Moeloek (1990), persentase infertilitas pada laki-laki cukup
Ketumbar jawa (Eryngium foetidum L., Apiaceae) tumbuh secara alami di tanah
teduh lembab. Dalam budidaya, tanaman tumbuh subur paling baik dalam kondisi yang
teduh dengan irigasi cukup. Tanaman ini dilaporkan kaya kalsium, zat besi, karoten,
dan riboflavin dan daunnya dipanen secara luas digunakan sebagai makanan penyedap
dan bumbu herbal untuk daging dan makanan lainnya. Ketumbar jawa juga banyak
pencegah kanker, antidiabetik, serta diuretik (Dake 2006 dan LeClair dkk. 2005). Di
Wonogiri (Jawa Tengah) dan Pacitan (Jawa Timur) akar tanaman ini digunakan sebagai
panjang dan bercabang. Daunnya tersusun spiral mengelilingi batang utama, dengan
panjang sekitar 30 cm dan lebar 4 cm.tepi daun bergerigi, di setiap gigi-gigi daun
bunga pada tangkai bunga yang panjang, dengan bagian-bagian berbentuk paku, mulai
dari pusat hingga daun bunga. Warna bunga kelopak bunga hijau, sementara warna
2.2.3 Taksonomi
Nama umum:
Indonesia : walangi, walangan, ketumbar jawa
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Eryngium
Dua ratus lima puluh spesies dari genus Eryngium, hanya 23 spesies yang kurang
lebih telah diselidiki memiliki fitokimia. Sampai saat ini, setidaknya 127 senyawa,
terutama senyawa fenolik dan terpenoid telah diisolasi dan diidentifikasi dari spesies
flavonoid, kumarin, steroid, acetylenes, dan kelas-kelas senyawa lainnya (Wang dkk.,
2012).
2.2.4.1 Daun
Air rebusan daun ketumbar jawa ini diminum untuk merawat demam, diabetes,
2.2.4.2 Akar
Dapat merawat batuk, demam, demam malaria, demam panas, radang paru,
menghentikan pendarahan rahim dengan cara meminum air rebusan dari akar
Air rebusan diminum untuk merawat demam kuning, demam panas, penyakit
aroma yang membantu meningkatkan gairah seksual atau libido) (Chooi, 2010).
foetidum L. adalah senyawa steroid, yang terdiri dari 9 komponen yang telah
diidentifikasi, yaitu:
2.2.5.1 Stigmasterol
Merupakan komponen utama dari Eryngium foetidum L. yang dapat
2.3 Hubungan Ekstrak Akar Eryngium Foetidum L terhadap Konsentrasi Tikus Jantan
Stigmasterol merupakan senyawa sterol tanaman yang diduga dapat digunakan sebagai
membuktikan bahwa terdapat peningkatan kadar hormone testosterone sebagai akibat dari
konversi sterol, stimulasi Luteinizing Hormone (LH), dan peningkatan reseptor sel Leydig
oleh pengaruh Follicle Stimulating Hormone (FSH). Selain itu, pada penelitian Prima
(2006) dan Rahman (2006) membuktikan bahwa pemberian ekstrak akar Eryngium
Luteinizing Hormone (LH). Stimulasi pada LH dan FSH ini diperantarai pengaruh
aktivitas motorik yang dianggap sebagai sinyal terhadap sistem saraf pusat (Granner,
2003). GnRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus melalui ujung-ujung serabut saraf
hipotalamus ini melalui portal khusus akan mempengaruhi hipofisis anterior untuk
skualena (precursor sintesis kolesterol) dan akan menjadi testosteron (Granner, 2003 dan
dan pembagian sel-sel germinativum (Guyton, 2008). FSH yang juga disekresi akibat
perangsangan GnRH juga berperan penting dalam spermatogenesis. FSH merangsang sel-
sel sertoli yang berperan penting dalam spermiogenesis. Menurut Aryulina dkk. (2007) sel
sertoli ini juga akan mensintesis ABP (protein yang mengikat testosterone dan estrogen
dan akan membawa hormone ini menuju tubulus seminiferus untuk pematangan sperma).
Adanya senyawa stigmasterol yang terkandung dalam akar tanaman ini akan
meningkatkan LH, FSH, dan testosterone sehingga peningkatan hormon tersebut akan
Stigmasterol GnRH
Factor kesehatan
Varikokel
Hipofisis
Infeksi
Masalah ejakulasi
Antibody
Tumor LH FSH
Hormone H
Saluran sperma rusak
Kromosom
Obat
Testosteron
Factor lingkungan
Bahan kimia
Logam
Radiasi X Spermatogenesis
Suhu testis