TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sperma
2.1.1. Spermatogenesis
Spermatogenesis pada manusia adalah proses perubahan dari
spermatogonia menjadi sperma. Spermatogonia merupakan sel
germinal testis yang terletak didalam lapisan permukaan dalam
tubulus seminiferus. Spermatogonia ini akan membelah secara mitosis
saat pubertas, dan terus berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk
sperma. Spermatogenesis terjadi didalam tubulus seminiferus sebagai
akibat dari rangsangan hormon reproduksi, misalnya hormon
testosteron, LH, FSH, estrogen, dan hormon pertumbuhan. Tahap
pertama spermatogenesis yaitu pada saat spermatogonia bermigrasi
diantara sel-sel sertoli menuju lumen tengah tubulus seminiferus.
Spermatogonia yang telah melewati sel sertoli akan dimodifikasi
secara berangsur-angsur menjadi bentuk yang besar yang disebut
spermatosit primer. Setiap spermatosit selanjutnya mengalami
pembelahan mitosis, dan menghasilkan dua spermatosit sekunder.
Setelah beberapa hari spermatosit sekunder (memiliki 46 kromoson
sperma) ini membelah menjadi spermatid (memiliki 23 kromosom
sperma) yang akhirnya dimodifikasi menjadi sperma. Keseluruhan
proses
spermatogenesis,
dari
spermatogonia
menjadi
sperma,
besar, kecil, runcing atau bengkok dan lehernya keriting atau dobel.
Pada morfologi yang normal tidak didapatkan kelainan bentuk.
Namun jika bentuk normal dijumpai kurang dari 30% maka termasuk
teratozoospermia (Hinting, 2004)
Sedangkan menurut (Rohen, 2008), sperma terdiri dari 2 bagian:
2.1.2.1. Kepala
Kepala sperma sangat padat dan berbentuk seperti raket tenis
dengan ujung yang pipih,suatu inti sel(akrosom),post acrosomal shield
(tudung post akrosom) dan suatu membran sel dengan diferensiasi
spesifik.
2.1.2.2 Ekor
Bagian ekor dimulai dari leher yang menampung sentriol
proksimal sampai bagian ujung ekor.
2.1.2.2.1 Leher
Merupakan bagian yang menghubungkan bagian kepala dan
bagian ekor, leher sperma merupakan sebuah sentriol. Bagian distal
sentriol berdiferensiasi menjadi berkas tubulus dengan struktur khas
suatu cambuk, yaitu aksonema. Aksonema ini yang menjadi
karakteristik gerakan kearah depan di uterus dan tuba serta pergerakan
seperti lecutan cambuk yang berputar agar sperma dapat memenetrasi
sel telur.
2.1.2.2.2 Bagian tengah ekor
Pada bagian tengah suatu bentuk cincin anulus menyempit di
seblah distal, dan mitokondria berakhir dalam suatu lilitan yang padat
10
2.1.3.4. Estrogen
Dibentuk dari testosteron oleh sel sertoli ketika sel sertoli di
rangsang oleh FSH, hormon ini juga penting untuk spermiogenesis.
2.1.3.5 Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur pertumbuhan secara spesifik
pembelahan awal spermatogonia.
2.1.4. Analisa sperma
11
(suhu
antara
2040
C)
(Hermawanto,
2008).
12
13
bila
ada
kelainan
Kadar
petanda
khas
yang
rendah
sekresi
prostat,
perlu
juga
dilakukan
14
15
biasa. Dihitung seratus sperma dan dengan cara ini dapat dibedakan
antara sperma yang mati dan yang hidup. Di bawah mikroskop fase
kontras negatif, sperma mati berwarna kuning dan sperma hidup
berwarna kebiru-biruan. Di bawah mikroskop cahaya, sperma mati
berwarna merah sedangkan sperma hidup tak berwarna. Pewarnaan
supravital ini dapat dipakai untuk membedakan sperma imotil (tetapi
sperma masih hidup) dengan sperma yang mati. Juga untuk suatu
pengontrolan penilaian motilitas. Oleh karena itu pemeriksaan ini
perlu dilakukan bila motilitas kuantitatif kurang atau sama dengan
40% (Moeloek, 2009).
2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Sperma
2.1.6.1. Faktor ekstrinsik
2.1.6.1.1. Suhu
Sering dinyatakan bahwa alasan testis terletak di dalam
kantung skrotum adalah untuk mempertahankan suhu
kelenjar ini di bawah suhu tubuh, walaupun biasanya hanya
sekitar 2 derajat celcius di bawah suhu central tubuh.
Peningkatan
suhu
pada
testis
dapat
mencegah
16
17
atau
genetik
bisa
18
dalam
jumlah
yang
cukup,
maka
proses
19
yang
terjadi
di
luar
testis
setelah
20
21
Inggris
Melayu
: Ketumbar jawa
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Apiales
Famili
: Apiaceae
Genus
: Eryngium
Spesies
: Eryngium foetidum L.
(Hamid, 2009)
22
saponin
triterpenoid,
monoterpene,
ses-quiterpenes,
23
gairah
seksual
(Kusuma
dkk.,
2005).
nama
lain
epicholesterol
(Echol).
24
digunakan
sebagai
anti
kanker
payudara
karena
terhadap Viabilitas
25
26
27
Hipotalamus
GnRH
Stigmasterol
hipofisis
LH
Faktor ekstrinsik
Suhu
Merokok
Hidup sehat
dan
obat bius
2.6.Alkohol
Kerangka
Konsep
Keasaman (pH)
FSHH
Testosteron
Viabilitas sperma
2.7. Hipotesis
Spermatogenesis
Ekstrak akar Eryngium foetidum L berpengaruh
terhadap viabilitas
sperma tikus jantan Spargue dawley.
Faktor intrinsik
Substrat
Respirasi
Hormon dan Genetik
Epididimis
Viabilitas sperma