Function Generator
Function Generator
TC ALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TC
PERCOBAAN KE 08
FUNCTION GENERATOR
No. Percobaan : 08
Judul : Function Generator
Praktikan : Teguh Saputra
No. Bp : 1401051004
Kelas : 1A TC
Kelompok :1
Partner : 1. Kemala Bakti 1401051021
2. Anisa Nadya Onty 1401051023
3. Arie Muhammad 1301051040
4. Wirdatul Usrah 1401052009
5. Miftah Annisa 1401052012
Pembimbing : 1. Yustini, SST., MT
2. Amelia Yolanda, ST
Tanggal Percobaan : 04 Juni 2015
Tanggal Penyerahan :
Keterangan :
Nilai :
PERCOBAAN 08
FUNCTION GENERATOR
I. KOMPETENSI UTAMA
=0
b. Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama,
yakni 1.5 sehingga :
m = +
1.51.5 0
= 1.5+1.5 = 3.0
=0
c. Saat diputar maks.
m = +
2.20.8 1.4
= 2.2+0.8 = 3.0
= 0.46
d. Saat diputar maks.
m = +
2.80.2 2.6
= 2.8+0.2 = 3.0
= 0.86
e. Saat diputar maksimum.
m = +
3.00.2 2.8
= 3.0+0.2 = 3.2
= 0.875
Sinyal sinus, dengan pembawa 1 MHz
a. Saat diputar minimum tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama,
yakni 1.8 sehingga :
m = +
1.8 1.8 0
= 1.8 + 1.8 = 3.6
=0
b. Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama,
yakni 1.8 sehingga :
m = +
1.8 1.8 0
= 1.8 + 1.8 = 3.6
=0
c. Saat diputar maks.
m = +
2.21.0 1.2
= 2.2+1.0 = 3.2
= 0.375
d. Saat diputar maks.
m = +
3.00.2 2.8
= 3.0+0.2 = 3.2
= 0.875
e. Saat diputar maksimum.
m = +
320.2 3.0
= 3.2+0.2 = 3.4
= 0.882
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa saat sweep/rate diputar
minimum, dan maksimum belum terjadi indeks modulasi atau indeks modulasi
= 0, ini terjadi karna Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama tinggi, untuk sweep/rate
diputar maksimum diketahui bahwa modulasi AM dalam kondisi ideal, untuk
yang diputar maksimum, dan maksimum terjadi over modulasi, ini dapat dilihat
langsung dari data sementara bentuk gelombang termodulasi AM yang dihasilkan.
Untuk perhitungan indeks modulasi AM dalam bentuk sinyal segitiga dan bursa
dapat dilihat pada data sementara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sinyal AM yang memiliki sinyal informasi
dengan fm sebesar 400 KHz, dan Em = 2 Vpp, mengalami modulasi atau
penumpangan sinyal saat frekuensi pembawa yang diberikan sebesar 100 KHz, dan
1 MHz, kemudian untuk indeks modulasi AM nya, saat kondisi m = 0 itu tidak
terjadi indeks modulasi, saat m = 5 ini adalah indeks modulasi ideal, dan untuk m
> 5 ini disebut dengan overmodulasi.
Percobaan terakhir, yakni mengukur sinyal frekuensi amplitudo dengan
memasukkan input dari function generator sebesar 300 KHz, dan 1 MHz sebagai
sinyal pembawa (carrier), sedangkan untuk sinyal informasinya didapat dari
modulasi internal yang sudah terdapat pada function generator dengan frekuensi
informasi sebesar 400 Hz, dan tegangan sebesar 2 Vpp. Percobaan dilakukan
dengan melakukan pengukuran output untuk f diputar minimum, maks,
maks, maks, dan diputar maksimum dengan tampilan gelombang pada osiloskop
yakni dalam gelombang sinus, segitiga, dan bursa.
Perbedaan antara pengukuran sinyal AM dan FM yakni, jika saat AM tombol
sweep / rate nya ditarik, sedangkan pada sinyal FM sinyal sweep / rate nya ditarik
agar tidak terjadi distorsi. Untuk cara perhitungannya yakni sama halnya dengan
AM yakni dengan memutar sweep/rate nya, kemudian menghitung f pada rapatan
dan regangannya, kemudian menghitung besar indeks modulasi yang terjadi baik
untuk sinyal sinus, persegi, maupun bursa.
Adapun perhitungan untuk indeks modulasi fm, dapat dihitung dengan
persamaan :
f
mf =
dimana : f = f2 f1
f2 = frekuensi regangan.
f1 = frekuensi rapatan.
Untuk membuktikan nilai indeks modulasinya, diambil satu sampel dari data
yakni sinyal sinus.
Saat diputar minimum f = 2430 Hz 1030 Hz
f1 = 260 Hz = 1400 Hz
1400
f2 = 609 Hz mf = = 3.5 kali
400
f = 609 Hz 260 Hz
Saat diputar maks
= 349 Hz
f1 = 2650 Hz
349
mf = 400 = 0.8725 kali f2 = 2740 Hz
Saat diputar maks f = 2740 Hz - 2650 Hz
f1 = 640 Hz = 90 Hz
90
f2 = 1136 Hz mf = 400 = 0.025 kali
f = 1136 Hz 640 Hz
Saat diputar maksimum
= 496 Hz
f1 = 3205.15 Hz
496
mf = 400 = 1.24 kali f2 = 3906.25 Hz
Saat diputar maks f = 3906.25 Hz 3205.15 Hz
f1 = 1030 Hz = 701.13 Hz
701.13
f2 = 2430 Hz mf = = 1.75 kali
400
dimana : f = f2 f1
f2 = frekuensi regangan.
f1 = frekuensi rapatan.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Alat Ukur dan Pengukuran dalam Telekomunikasi.
Politeknik Negeri Padang. 2015.