25 Asphalt Mixing Plant PDF
25 Asphalt Mixing Plant PDF
001 / BM / 2007
Konstruksi dan Bangunan
iii
Daftar isi
Prakata ..... i
Daftar isi ii
Daftar Gambar ........ iii
Daftar Tabel ..... iv
Pendahuluan v
Lampiran A (normatif) : Penggolongan komponen berdasarkan fungsi dan kerja .... 58 - 138
Lampiran B (normatif) : Formulir pemeriksaan tahap I ... 62 - 138
Lampiran C (normatif) : Formulir pemeriksaan tahap II .. 85 - 138
Lampiran D (normatif) : Formulir pemeriksaan tahap III . 107 -138
Lampiran E (normatif) : Mengatasi gangguan (trouble shoot) .......................................... 130 - 138
Lampiran F (informatif) : Bibliografi .. 138 - 138
ii
Daftar tabel
iv
Pemeriksaan peralatan unit pencampur aspal panas
(asphalt mixing plant)
1. Ruang lingkup
Manual ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan peralatan unit pencampur aspal
panas serta uraian fungsi dan cara kerja bagian-bagian atau komponen-komponen
utamanya, pemeriksaan teknis kondisi dari bagian-bagian atau komponen-komponen
utamanya guna mengetahui kondisi peralatan secara umum sebagai upaya dalam
pelaksanaan pemeliharaan untuk menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi baik dan
laik operasi untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu yang
dipersyaratkan.
2. Acuan normatif
3.1
amp
merupakan seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupa campuran aspal
panas. AMP singkatan dari Asphalt Mixing Plant
3.2
apron
pemasok agregat dari bin dingin dengan menggunakan rantai sebagai alat penggerak
dan pemasok
3.3
ban berjalan
pemasok agregat dari bin dingin dengan menggunakan ban berjalan (belt conveyor)
1 dari 138
3.4
bin dingin (cold bin)
penampung beberapa fraksi agregat dingin
3.5
bin panas (hot bin)
penampung beberapa fraksi agregat panas
3.6
campuran beraspal panas
campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal.
Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti aspal
dengan seragam. Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang
mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya harus
dipanaskan masing-masing pada temperatur tertentu
3.7
corong tuang (hopper)
corong tuang untuk menimbang agregat panas
3.8
elevator dingin (cold elevator)
mangkok berjalan pemasok agregat dingin
3.9
elevator panas (hot elevator)
mangkok berjalan pemasok agregat panas
3.10
pemasok (feeder)
unit pemasok agregat dari bin dingin ke alat pengering
3.11
penampung bahan pengisi (filler storage)
bak yang digunakan untuk menampung bahan pengisi
3.12
pencampur (pugmill)
pengaduk campuran agregat dan aspal dalam keadaan panas
3.13
pengapian (burner)
alat yang digunakan untuk memanaskan dan mengeringkan agregat pada pengering
3.14
pengatur udara (air lock damper)
alat pengatur udara yang berfungsi untuk mengatur udara saat pengapian
2 dari 138
3.15
pengatur waktu (timer)
alat untuk mengatur lama pencampuran kering dan basah campuran beraspal dalam
alat pencampur
3.16
pengering (dryer)
drum untuk pengering agregat
3.17
penggetar
alat yang dapat bergetar yang ditempatkan dekat pintu bukaan bin dingin dan saringan
panas
3.18
pengumpul debu (dust collector)
unit pengumpul debu dari pengeringan agregat
3.19
pintu bukaan bin dingin (cold bin gate)
pintu bukaan untuk mengeluarkan agregat dari bin dingin
3.20
saringan (screen)
ayakan untuk butiran agregat sesuai dengan kelompok ukuran (fraksi) masing-masing
3.21
saringan panas (hot screen)
unit saringan agregat panas
3.22
weigh batcher
bak penampung sebagai alat penimbang jumlah agregat panas
3.23
sudu-sudu (flights cup)
potongan besi di dalam drum pengering yang terpasang pada dinding pengering dengan
susunan tertentu
3.24
thermostat
alat pengatur temperatur yang tidak menggunakan air raksa
3.25
timbangan
alat untuk menimbang agregat panas, filer dan aspal panas
3.26
unit pengontrol aspal (asphalt control unit)
alat yang terletak pada tangki timbangan aspal untuk mengontrol pemasokan aspal ke
alat pencampur (pugmill)
3 dari 138
4. Umum
4.1. Fungsi dan cara kerja peralatan unit pencampur aspal panas
4.1.1. Peralatan unit pencampur aspal panas tipe takaran (batch tipe)
Pada tipe takaran atau batch tipe maka proses pencampurannya dilaksanakan tiap kali
sesuai jumlah besaran takaran (batch type).
Pencampuran agregat panas dengan aspal panas pada peralatan pencampur aspal
panas (AMP) tipe batch terjadi di dalam pencampur atau pugmill setelah sejumlah
agregat panas yang terdiri dari beberapa fraksi ataupun hanya satu fraksi yang sudah
ditimbang dalam jumlah berat tertentu dituangkan ke dalam pugmill kemudian
disemprotkan aspal panas ke dalamnya dalam jumlah tertentu sesuai formula yang
direncanakan.
Komponen utama yang penting pada peralatan pencampur aspal panas (AMP) jenis
takaran (tipe batch) adalah :
4 dari 138
Gambar 1. Bin Dingin Dengan Dinding Penyekat
5 dari 138
Gambar 3. Pintu Pengeluaran Agregat Dingin Sistem Pemeriksaan kelayakan Tinggi
Bukaan
Agregat dingin dari beberapa fraksi yang sudah ditampung pada ban berjalan
kolektor (Collecting Belt Conveyor) selanjutnya dibawa untuk dituangkan ke dalam
alat pengering atau dryer dengan cara dibawa oleh ban berjalan (belt conveyor)
lainnya, atau dengan cara dibawa oleh elevator dingin (cold elevator). Elevator
dingin atau cold elevator ini berupa mangkok-mangkok atau bucket-bucket kecil yag
dipasang pada rantai yang berputar naik ke atas, di mana setelah sampai di atas
agregat dingin yang berada dalam mangkok-mangkok tersebut akan tumpah dan
masuk ke dalam alat pengering (dryer).
6 dari 138
Pengaliran agregat dingin dari bin dingin menuju ke dalam alat pengering atau dryer
berjalan dalam udara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
terjadinya penguapan air di dalam agregat dingin sehingga akan menurunkan kadar
airnya.
Kelancaran aliran agregat dingin akan memberikan pengaruh dalam produksi
campuran panasnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tercampurnya fraksi
agregat yang berbeda di dalam bin dingin karena tidak ada pembatas antara pada
mulut (bagian atas) bin dingin yang satu dengan yang lainnya, disamping itu
kapasitas ban berjalan dan atau elevator dingin (cold elevator) harus cukup untuk
membawa sejumlah agregat dingin setiap jamnya disesuaikan dengan rencana
produksi yang sudah ditentukan (misalnya 30 TPH atau 50 TPH atau lainnya).
7 dari 138
Gambar 6. Penumpahan Agregat Dingin Ke Dalam Dryer
8 dari 138
3. Pengering (Dryer)
Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan
kapasitas maksimum produksi yang direncanakan per jamnya.
Peletakan silinder pengering di atas 2 (dua) pasang bantalan rol putar, serta silinder
pengering ini dalam proses pengeringan agregatnya bergerak berputar, melalui roda
gigi sekeliling silinder yang dihubungkan dengan motor listrik.
Di bagian dalam dinding silinder pengering ini dilas sudu-sudu yang terbuat dari
pelat baja cekung atau biasa disebut lifting flights.
Dengan tekanan yang cukup tinggi solar disemprotkan melalui nozzle pada burner
ke dalam silinder pengering. Untuk kesempurnaan pengapian serta untuk mengatur
jauh dekatnya semburan api dari burner tersebut, diperlukan tambahan tekanan
udara yang diperoleh dari blower yang dipasang menyatu dengan burner.
Penambahan tekanan solar serta tekanan angin dari blower tersebut akan
menambahkan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dan jelas akan menambah
kalori yang dihasilkan, serta menambah jauh jangkauan semburan apinya, sehingga
dapat menambah panas agregat dan mempercepat penurunan kadar air agregat.
Penyetelan api dari penyembur api atau burner ini tidak diperbolehkan terlalu tinggi
sebab akan mempengaruhi karakteristik dari agregatnya, yaitu agregat menjadi
rapuh dan pecah karena terlalu panas.
Untuk melindungi panas dari api pada penyembur api (burner) ini, maka disekeliling
nozzle dipasang dinding pelindung yang terbuat dari batu tahan api. Bentuk tirai dari
agregat yang jatuh tersebut memberikan efisiensi dalam pemanasan dan
pengeringan agregat secara merata.
Alat pengering atau dryer ditempatkan dengan posisi miring, untuk memberikan
kesempatan kepada agregat dingin yang dituangkan ke dalam pengering (dryer) dari
ujung yang satu (yang letaknya lebih tinggi), dapat keluar lagi dari ujung yang
lainnya (yang letaknya lebih rendah) setelah melalui proses pemanasan dan
pengeringan selama waktu tertentu.
Besar sudut kemiringan letak silinder pengering ini sudah ditentukan oleh pabrik
berdasarkan rencana desain kapasitas produksi dan rencana desain mutu produksi
yang ingin dihasilkan.
Makin besar sudut kemiringan (lebih besar dari sudut kemiringan yang telah
ditentukan pabrik), akan mengakibatkan agregat yang masuk akan cepat keluar lagi,
sehingga agregat dingin mengalami pemanasan yang pendek. Akibatnya adalah
agregat yang keluar temperaturnya masih rendah serta kadar airnya masih cukup
tinggi. Sebaliknya apabila kemiringannya lebih rendah, maka agregat terlalu lama
dalam silinder yang berakibat temperatur agregat terlalu tinggi, namun kapasitas per
jamnya rendah, sehingga silinder akan cepat penuh diisi agregat dingin.
9 dari 138
Kemiringan silinder pengering atau dryer rata-rata berkisar antara 30 sampai 50.
Kapasitas temperatur alat pengering dryer adalah sampai Temperatur 1000C,
agregat hasil pengeringan tidak boleh fluktuasi 1750C (+ 50C) dari temperatur
pengeringnya yang ditargetkan.
10 dari 138
Gambar 10. Penyembur Api (Burner)
Elevator panas atau hot elevator berfungsi sebagai pembawa agregat panas yang
keluar dari silinder pengering atau dryer ke saringan (ayakan) panas atau hot
screening unit untuk dipilah-pilah sesuai ukuran fraksi masing-masing.
11 dari 138
Gambar 11. Elevator Panas (Hot Elevator)
Bin panas atau hot bin adalah tempat penampungan agregat panas setelah lolos
dari saringan panas. Agregat panas yang lolos dari saringan panas tersebut masing-
masing fraksinya akan mengisi ruangan sendiri-sendiri yang sudah terpisah di dalam
12 dari 138
bin panas. Jadi di dalam bin panas ini ada dinding-dinding pemisah yang
memisahkan tiap fraksi agregat panas.
Pada umumnya untuk peralatan pencampur aspal panas (AMP) tipe takaran atau
batch tipe bin panasnya terbagi menjadi 4 ruangan terpisah masing-masing
diperuntukkan penampungan masing-masing fraksi agregat sendiri-sendiri hasil dari
penyaringan.
Gambar 13. Tipikal Saringan Panas (Hot Screen) Dengan Pembagian Ruangan atau
Compartment Dalam Bin Panas (Hot Bin)
Gambar 14. Posisi Bin Panas (Hot Bin) dan Bin Penimbang (Weigh Bin)
13 dari 138
6. Bin penimbang (Weigh Bin)
Bin penimbang atau weigh bin adalah bin tempat menampung sekaligus menimbang
agregat dari setiap fraksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali pencampuran atau
batch sebelum dioperasikan bin penimbang harus dipemeriksaan kelayakan oleh
jawatan meteorologi yang dibuktikan dengan sertifikat pemeriksaan kelayakan. Di
bagian bawah bin terdapat pintu pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup secara
manual atau secara otomatis.
Pintu pengeluaran ini akan dibuka untuk mengeluarkan agregat panas yang
ditampung di dalamnya setelah pencampur atau pugmill kosong (campuran yang
diproses sebelumnya telah dikeluarkan).
Gambar 16. Mekanisme Alat Penimbang Pada Bin Penimbang (Weigh Bin)
14 dari 138
7. Pencampur (Pugmill)
Di dalam pencampur atau pugmill ini semua material (dalam keadaan panas) yaitu
agregat dan aspal dicampur untuk menghasilkan produk berupa campuran aspal
panas atau hotmix.
Semua material dalam keadaan panas dicampur (diaduk) di dalam pugmill dengan
memakai lengan-lengan pengaduk atau pedal-pedal (paddle) dengan paddle tip di
ujungnya yang dipasang pada 2 poros berputar berlawanan arah (twin shaft). Poros
tersebut diputar oleh motor listrik.
Untuk dapat menghasilkan campuran yang baik, pedal dengan tipnya harus dalam
keadaan baik, serta ruang bebas (clearance) antara ujung tip dengan dinding tidak
lebih dari 1,5 kali ukuran agregat yang paling besar, atau tidak lebih besar dari 2 cm,
kecuali apabila ukuran nominal maksimum agregat yang digunakan lebih besar dari
25 cm.
Temperatur dari agregat panas yang berada di dalam pugmill harus sekitar 1750C.
Kondisi ini diperlukan untuk dapat memperoleh temperatur campuran beraspal
panas (hotmix) 1500C, maksimum 1650C.
Temperatur agregat panas tidak boleh terlalu tinggi untuk mencegah aspal yang
disemprotkan ke atas agregat terbakar. Untuk pembuatan campuran aspal panas
pada umumnya diperlukan juga tambahan bahan pengisi atau filler. Bahan pengisi
ini tidak dipanaskan (temperatur udara luar).
15 dari 138
Gambar 17. Pedal Dengan Pedal Tip Dari Twin Shaft Pugmill
Bahan pengisi atau filler dituangkan ke dalam pencampur atau pugmill melalui 2
cara, yaitu melalui penimbangan bersama-sama agregat panas di dalam weigh bin
atau ditimbang sendiri dan langsung dituangkan ke dalam pencampuran atau
pugmill.
Penuangan filler bisa secara mekanis, yaitu dialirkan memakai semacam ulir atau
auger, atau secara pneumatik, yaitu dipompakan.
Yang harus diperhatikan pada filler ini adalah jumlah filler yang dituangkan untuk tiap
kali pengadukan atau batch. Terlalu banyak filler atau melebihi yang diperlukan akan
16 dari 138
menyebabkan campuran beraspal panasnya menjadi kaku, getas dan mudah retak.
Sedangkan apabila kurang terjadi sebaliknya.
9. Pemasok aspal
Aspal yang diperlukan untuk pencampuran disimpan di dalam bak penampung, bisa
berbentuk bak kubikal atau bisa juga berbentuk silinder.
Aspal yang disimpan di dalam bak penampung aspal dipanaskan untuk memperoleh
tingkat keenceran yang cukup guna kemudahan dalam penyemprotan serta bentuk
butiran-butiran aspal yang disemprotkan.
Temperatur aspal dalam pemanasan maksimum 1700C untuk aspal polimer atau
aspal modifikasi, 1600C untuk aspal keras pen 60 agar temperatur aspal panas
disemprotkan ke atas agregat panas dalam pugmill masih dapat mencapai sekitar
1450C 1500C tergantung jenis aspal.
17 dari 138
Pemanasan tidak langsung, yaitu pemanasan yang terjadi karena aspal yang
bersentuhan dengan dinding-dinding pipa panas yang dialiri minyak (oli) panas
yang sudah dipanaskan terlebih dahulu di tempat pemanasan minyak tersendiri.
Aspal panas disemprotkan ke atas agregat panas pada temperatur 1450C sampai
1500C dengan memakai pompa aspal bertekanan cukup tinggi agar dapat
membentuk semprotan aspal yang baik.
Pada penyemprotan aspal ini dipasang alat penimbang jumlah aspal yang
disemprotkan untuk tiap kali pencampuran (batch) serta alat pengukur temperatur
aspal.
18 dari 138
a) b)
Gambar 21. Pemanasan Aspal Dengan Pemanas Oli atau Oil Heater
Pengumpul debu atau dust collector ini merupakan komponen yang selalu harus ada
untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan dari debu-debu halus yang
ditimbulkan selama proses AMP berjalan.
19 dari 138
Ada 2 jenis pengumpul debu atau dust collector, yaitu :
a) Jenis kering atau dry cyclone, dimana debu-debu dari buangan silinder
pengering atau dryer dihisap ke dalam silo cyclone dan diputar sehingga partikel
yang berat akan turun ke bawah sedangkan udara yang sudah tidak
mengandung partikel debu lagi akan dikeluarkan melalui cerobong. Partikel yang
berat tersebut sering dipakai sebagai filler juga.
b) Jenis basah atau wet scruber, dimana pada jenis ini debu-debu yang terbawa
udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu bak atau ruangan dan
disemprot air, sehingga partikel-partikel debunya akan terbawa air turun dan
ditampung dalam bak-bak penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari
debu-debu dan keluar melalui cerobong asap.
Gambar 24. Pengumpul debu (dust collector) Jenis Basah (wet type)
terpasang pada AMP Tipe Batch
20 dari 138
11.Tenaga penggerak
Kekuatan atau kapasitas genset ini harus cukup untuk melayani kebutuhan motor-
motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain yang memakai tenaga listrik
dan untuk penerangan.
Seluruh kegiatan operasi unit peralatan pencampur aspal panas (AMP) dikendalikan
dari ruang pengontrol atau control room ini.
Ada 3 cara pengendalian operasi yang dikenal; yaitu cara manual, cara semi
otomatis dan cara otomatis.
Pengendalian operasi secara otomatis, maka semua operasinya sudah diatur secara
otomatis dengan sistem komputerisasi, termasuk kontrol apabila ada kesalahan-
kesalahan atau ketidakcocokan dan ketidaklancaran operasi dari satu atau beberapa
bagian kegiatan/ operasi, misalnya temperatur agregat panas rendah maka
terkontrol pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya.
Pada pengendalian operasi secara otomatis harus lebih teliti pengamatan alat-alat
ukurnya serta hubungan-hubungan sirkuit dari peralatan pencampur aspal panas
(AMP) ke ruang pengendalian, karena besaran-besaran yang sudah diprogram bisa
saja bersalahan akibat sirkuit yang terganggu, sehingga kemungkinan produk akhir
berada di luar spesifikasi yang sudah dirancang atau diformulasikan sebelumnya.
21 dari 138
a)
b)
Gambar 25. Ruang Pengendali atau Ruang Kontrol (Control Room)
4.1.2. Peralatan unit pencampur aspal panas tipe menerus (continuous type)
Pada tipe menerus (continuous type) baik type drum mix maupun pugmill mix proses
pencampuran agregat panas dengan aspal panas terjadi terus menerus.
Pada type drum mix aspal panasnya disemprotkan ke atas agregat panas di dalam alat
pengering di bagian ujung dekat sebelum pengeluaran. Sedangkan pemanas agregat
(burner) ditempatkan di bagian ujung pemasukan agregat dingin.
22 dari 138
Pada type pugmill mix pencampuran agregat panas dengan aspal terjadi di dalam
pugmill, dimana terjadi terus menerus pengadukan agregat panas dari beberapa fraksi
atau hanya satu fraksi dengan aspal panas yang disemprotkan ke atas campuran
agregat tersebut secara terus menerus juga.
Pengaturan jumlah tiap fraksi agregat panas per jam diatur menurut besar kecilnya
bukaan pintu pengeluaran yang terdapat pada bin panas.
Jadi pada AMP tipe menerus yang ini tidak ada bin penimbang atau weigh bin
23 dari 138
Gambar 26. peralatan pencampur aspal panas tipe menerus (continuous type)
24 dari 138
5. Pemeriksaan kelaikan operasi peralatan pencampur aspal panas
1) Pemeriksaan tahap I
Pada pemeriksaan tahap I ini, pemeriksaan dilaksanakan terhadap kondisi teknis
semua bagian atau komponen peralatan pencampur aspal panas (AMP), dimana
peralatannya dalam keadaan tidak dihidupkan. Kondisi teknis dimaksud antara lain
misalnya dinding hot elevator ada yang keropos, sobek atau berlubang, aus,
patah, dial timbangan kacanya pecah, ada bagian yang tidak lengkap misalnya
bucket elevator ada yang tidak terpasang atau sama sekali tidak ada, serta
kerusakan-kerusakan lain sejenisnya.
Apabila pada pemeriksaan tahap I masih terdapat kerusakan pada bagian atau
komponennya, maka kerusakan tersebut harus segera diatasi (diperbaiki) sampai
baik agar pemeriksaan bisa dilanjutkan ke pemeriksaan tahap II.
Kondisi peralatan pencampur aspal panas secara umum dinyatakan baik (pada
kesimpulan pemeriksaan peralatan pencampur aspal panas kondisi tidak
dihidupkan) apabila hasil pemeriksaan pada semua komponen yang diperiksa
telah dinyatakan hasilnya semua baik.
2) Pemeriksaan tahap II
Pemeriksaan tahap II dilaksanakan dalam keadaan peralatan dihidupkan, artinya
semua bagian atau komponen yang bergerak atau bisa digerakkan apabila mesin
penggerak dihidupkan dapat diperiksa atau diuji pergerakannya misalnya pintu
pengeluaran pada pugmill, penutup pintu pada cold bin. Komponen-komponen
yang bergerak atau hidup tersebut diperiksa apakah pergerakannya baik dan
lancar (normal) atau tidak lancar (tidak normal), misalnya putaran rantai pada hot
elevator. Ada kemungkinan juga sama sekali tidak bisa dihidupkan atau tidak bisa
digerakan.
Apabila pada pemeriksaan tahap II terdapat bagian atau komponen yang tidak bisa
dihidupkan atau digerakkan atau hidupnya/ gerakannya tidak lancar karena ada
sesuatu yang tidak baik atau rusak, maka bagian atau komponen yang
bersangkutan harus segera diperbaiki sampai bagian atau komponen tersebut bisa
dihidupkan/ digerakkan dan difungsikan sebagaimana mestinya. Contohnya ban
25 dari 138
berjalan atau conveyor untuk agregat dingin tidak bisa berjalan karena rollnya tidak
bisa diputar, dan kerusakan lain sejenisnya.
Apabila semua komponen yang telah diperiksa telah dinyatakan baik/ lancar dan
semua sumber daya cukup, maka pada kesimpulan pemeriksaan peralatan
pencampur aspal panas (AMP) kondisi dihidupkan dapat disimpulkan cukup.
Pada pemeriksaan tahap III ini peralatan pencampur aspal panas (AMP)
dihidupkan/ dioperasikan sesuai dengan fungsinya yaitu memproduksi campuran
aspal panas.
Peralatan pencampur aspal panas tersebut diberi beban muatan material (agregat)
yang dipanaskan/ dikeringkan (di dalam dryer) dalam jumlah yang cukup (sesuai
kapasitas per jamnya untuk pelaksanaan pengujian pemeriksaan kelayakan),
selanjutnya ditambah dengan material lain yaitu filler (apabila diperlukan)
kemudian dicampur dengan aspal panas di dalam komponen pencampur (pugmill).
Sebagai kesimpulan akhir pada pemeriksaan tahap III ini, maka penilaian hasil
pengujian operasi peralatan pencampur panas dapat dinyatakan laik apabila
kesimpulan pemeriksaan semua komponen yang diperiksa dan diuji telah
menyatakan laik operasi.
Pemeriksaan kembali ke tahap II apabila pada pemeriksaan tahap III masih ada
yang belum memenuhi persyaratan, termasuk terjadinya kemacetan atau
kerusakan komponen, pemeriksaan dilakukan terhadap komponen yang rusak dan
tidak seluruh pemeriksaan pada tahap II.
26 dari 138
BAIK BAIK
PEMERIKSAAN HA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
TAHAP I TAHAP II HA TAHAP III
SIL SIL
TIDAK TIDAK
BAIK BAIK
- DIPERBAIKI
- DIPERBAIKI - DIGANTI HA
- DIGANTI - DIATUR / SIL
TIDAK
DISETEL BAIK
BAIK
PERALATAN
LAIK OPERASI
Lokasi diisi nama jalan (jika ada) dan atau wilayah administratif lengkap (Desa/
Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi) dimana lokasi peralatan
pencampur aspal panas (AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya berada.
Merk/ Type diisi nama merek dagang dan type peralatan pencampur aspal panas
(AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya.
27 dari 138
Tahun Pembuatan diisi tahun pembuatan peralatan pencampur aspal panas atau
AMP yang diuji dan diperiksa kelaikannya.
Jenis dipilih jenis peralatan pencampur aspal panas (AMP) yang diuji dan
diperiksa kelaikannya (coret yang tidak perlu).
Pejabat berwenang diisi nama perorangan dan atau badan usaha yang
berkepentingan terhadap pemeriksaan kelayakan peralatan pencampur aspal
panas (AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya.
Lokasi diisi nama jalan (jika ada) dan atau wilayah administratif lengkap
(Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi) dimana lokasi peralatan
pencampur aspal panas (AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya berada .
Merk/ Type diisi nama merek dagang dan type peralatan pencampur aspal
panas (AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya.
Jenis dipilih jenis peralatan pencampur aspal panas (AMP) yang diuji dan
diperiksa kelaikannya (coret yang tidak perlu).
Pejabat berwenang diisi nama perorangan dan atau badan usaha yang
berkepentingan terhadap pemeriksaan kelayakan peralatan pencampur aspal
panas (AMP) yang diuji dan diperiksa kelaikannya.
28 dari 138
2) Pengisisan pemeriksaan komponen komponen utama AMP :
Laik operasi: bahwa unit bin dingin/ cold bin dapat digunakan untuk
mempersiapkan, menampung sementara berbagai ukuran agregat dingin
sehingga tidak terjadi pencampuran antar ukuran agregat dan dapat
memberikan jumlah aliran yang tepat dengan mudah sesuai kebutuhan yang
direncanakan.
Tidak laik operasi: bahwa unit cold bin dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya tetapi terdapat tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk pengisian
formulir pemeriksaan) sehingga tidak dapat memberikan jumlah agregat
dengan mudah, benar dan sesuai dengan yang direncanakan.
Hasil dari grafik hubungan bukaan pintu versus aliran agregat dan kecepatan
konveyor versus aliran agregat digunakan untuk membandingkan dengan
grafik yang telah dilakukan oleh petugas sebelumnya apakah masih sesuai
atau tidak.
Unit dryer
Laik operasi: unit dryer dapat bekerja sesuai dengan fungsinya tanpa ada
masalah/ indikasi kerusakan untuk memanaskan agregat sampai mencapai
temperatur yang disyaratkan dalam spesifikasi yang berlaku.
Tidak laik operasi: unit dryer dapat bekerja sesuai dengan fungsinya tetapi
terdapat tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk pengisian formulir
pemeriksaan) dan tidak dapat menghasilkan temperatur seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi yang berlaku.
Laik operasi: unit mixer/ pugmill dapat bekerja sesuai dengan fungsinya,
tanpa ada masalah tanda-tanda kerusakan untuk menghasilkan
campuran beraspal panas yang memenuhi dengan spesifikasi teknis
yang disyaratkan, clearence dan jarak padle tip masih sesuai kecuali
untuk agregate lebih besar 25 mm ruang bebas disetel agar agregat
kasar tidak pecah selama pencampuran, temperatur hasil hot mix sesuai
yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Tidak laik operasi: mixer/ pugmill tidak dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya karena terdapat tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk
pengisian formulir pemeriksaan) dan tidak dapat menghasilkan hot mix
sesuai spesifikasi, clearence dan jarak antar padle tip tidak dapat diatur.
29 dari 138
Unit pemasok aspal
Laik operasi: unit pemasok aspal dapat bekerja sesuai dengan fungsinya tanpa
ada masalah tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk pengisian formulir
pemeriksaan) terutama yang mengakibatkan kebocoran, untuk memanaskan
aspal sampai mencapai temperatur yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Tidak laik operasi: unit pemasok aspal dapat bekerja sesuai dengan fungsinya
tetapi terdapat tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk pengisian formulir
pemeriksaan) dan tidak dapat menghasilkan temperatur sesuai dengan
persyaratan spesifikasi.
Laik operasi: unit timbangan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya tanpa ada
masalah tanda-tanda kerusakan (tidak dapat terbaca secara akurat).
Tidak laik operasi: unit timbangan tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya
karena terdapat tanda-tanda kerusakan (lihat petunjuk pengisian formulir
pemeriksaan tahap I dan II).
Pemeriksaan mutu produk : Jenis Produk Yang Diuji beri tanda pada kotak
jenis campuran aspal yang diuji hasil trial mixnya.
Contoh : bila yang diuji adalah mutu produk sampel Laston Base, beri tanda
pada kotak Laston Base.
Kolom Rekapitulasi
a). Sub kolom Hasil Uji Lab RCK (Rencana Campuran Kerja)
Diisi data hasil pengujian gradasi terhadap sampel formula RCK produk
laboratorium yang memenuhi spesifikasi gradasi. Isian data pada kolom
ini pada prinsipnya memindahkan data dari formulir hasil pengujian
gradasi terhadap sampel formula RCK produk laboratorium. (lampirkan
data hasil uji gradasi terhadap sampel formula RCK produk laboratorium).
Contoh : bila yang diuji adalah mutu produk sampel Laston Base, maka
sub kolom ini diisi dengan hasil uji gradasi terhadap sampel RCK Laston
Base produk laboratorium yang memenuhi spesifikasi gradasi untuk
Laston Base (lampirkan data hasil uji gradasi terhadap sampel formula
RCK Laston Base produk laboratorium).
Diisi data hasil pengujian gradasi terhadap sampel hasil uji coba/ trial mix
di AMP berdasarkan formula RCK produk laboratorium. Isian data pada
kolom ini pada prinsipnya memindahkan data dari formulir hasil pengujian
gradasi terhadap sampel produk uji coba/ trial mix di AMP berdasarkan
formula RCK produk laboratorium. (lampirkan data hasil uji lab terhadap
sampel produk uji coba/ trial mix di AMP).
30 dari 138
Contoh : bila yang diuji adalah mutu produk sampel Laston Base, maka
sub kolom ini diisi dengan hasil uji gradasi terhadap sampel Laston Base
produk uji coba/ trial mix di AMP (lampirkan data hasil uji gradasi
terhadap sampel Laston Base produk uji coba /trial mix di AMP).
a. Beri tanda pada sub kolom Sesuai dan tanda - pada sub kolom
Tidak apabila data gradasi pada sub kolom hasil uji lab trial mix
sesuai atau memenuhi spesifikasi gradasi.
b. Beri tanda - pada sub kolom Sesuai dan tanda pada sub kolom
Tidak apabila data gradasi pada sub kolom hasil uji lab trial mix tidak
sesuai atau tidak memenuhi spesifikasi gradasi.
Contoh : bila yang diuji adalah mutu produk sampel Laston Base,
bandingkan nilai nilai gradasi pada sub kolom Hasil Uji Lab Trial Mix
dengan spesifikasi teknis persyaratan gradasi untuk Laston Base,
apabila memenuhi spesifikasi teknis persyaratan gradasi beri tanda
pada sub kolom Sesuai dan tanda - pada sub kolom Tidak.
Kolom Keterangan
31 dari 138
Tabel 1. Penggolongan tanda-tanda kerusakan berdasarkan fungsi dan kerja komponen
peralatan pencampur aspal panas atau AMP
Kondisi Tidak
No. Komponen
Rusak Baik ada
1 Yang bekerja saat - Keropos, bocor, sobek,
mesin dihidupkan patah, tidak kokoh Tidak terdapat Cukup
menyangga beban dan tanda-tanda jelas
sejenisnya. yang
menyatakan
- Jika gerakan tidak normal, rusak
oleng, goyang, tersendat-
sendat dan tidak lancar.
- Tidak dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
- Terdapat suara-suara yang
aneh/ tidak normal.
- Aus
- Tidak lengkap.
2 Konstruksi - Keropos, bocor, sobek,
pendukung patah, tidak kokoh
menyangga beban dan
sejenisnya.
- Komponen-komponen tidak
lengkap.
3 Alat-alat bantu/ - Penunjukkan skala meter
alat-alat ukur tidak tepat sesuai aktualnya.
misalnya :
- Skala meter tidak dapat
- Termometer terbaca.
- Pressure meter - Jarum penunjuk tidak
- Skala meter berfungsi.
- Timbangan - Jarum penunjuk tidak dapat
- Flowmeter disetel untuk menjadi
normal.
- Komponen-komponen tidak
lengkap.
4 Kelistrikan - Tegangan, arus, frekuensi
(tidak stabill/ tidak
memenuhi)
- Jaringan kabel putus , sobek
pelindungnya, terjadi
hubungan singkat.
32 dari 138
6. Pengoperasian dan perawatan peralatan pencampur aspal panas
6.1. Pengoperasian
Didalam operasi untuk produksi, terdapat tiga hal utama yang perlu dipersiapkan, yaitu
persiapan bahan baku, persiapan data-data pendukung, persiapan peralatan
pendukung, dan kesiapan unit peralatan pencampur aspal panas (AMP) itu sendiri.
Untuk pekerjaan Asphalt Mixing Plant, persiapan bahan baku meliputi jenis dan
jumlah material yang diproses, yaitu aggregate, asphalt, dan filler (jika diperlukan).
Unsur-unsur utama yang menentukan jenis dan jumlah kebutuhan bahan baku
terutama adalah:
Persiapan ini adalah untuk memperoleh data-data bahan baku yang biasanya
didapat dari konsultan. Dengan diperolehnya data-data ini untuk mendapatkan
jenis produk hot mix yang ditentukan, akan dapat disiapkan data persentase
campuran dari masing-masing bahan baku aggregate 1, 2, 3, dan 4, asphlat, dan
filler untuk setiap kali proses mixing.
Beberapa peralatan penunjang yang harus disiapkan untuk operasi Asphlat Mixing
Plant, meliputi :
Loader.
Dump Truck.
Peralatan perbaikan standar.
33 dari 138
6.1.1. Pemeriksaan kesiapan peralatan pencampur aspal panas (AMP)
1) Oli pelumas
Periksa oli pelumas terhadap kualitas dan kuantitas oli yang digunakan. Isi jika
kosong, tambahkan dengan jenis yang sama jika kurang, dan ganti dengan yang
baru dan sama jenisnya jika sudah rusak/ encer.
Gear motor.
Vibrating screen.
Air compressor.
2) Grease pelumas
Periksa grease pelumas terhadap kualitas dan kuantitas grease yang digunakan.
Isi jika kosong, tambahkan dengan jenis yang sama jika kurang, dan ganti dengan
yang baru dan jenis yang sama pula jika rusak.
a. Bearing.
b. Rantai/ chaine.
c. Roda gigi/gear.
d. Sprocket, dll.
Periksa isi bahan bakar pada fuel tank untuk pembakaran pada burner. Bahan
bakar pada tangki bahan bakar harus cukup untuk operasi secara optimum dan
tuntas.
Periksa kondisi kerja sistem operasi (meliputi kondisi visual dan kebenaran kerja
air compressor, air cylinder, dan sistem pemipaannya).
34 dari 138
6) Pipa saluran (Piping Lines)
7) Baut pengikat
Periksa kondisi baut-baut pengikat dari kemungkinan kendor, rusak, atau terlepas.
Kencangkan jika kendor dan ganti dengan yang baru jika sudah rusak. Untuk
diperhatikan, lihat keberadaan washer, dan untuk daerah yang bergetar adalah
jenis spring washer.
8) Pemeriksaan menyeluruh
35 dari 138
PLN MAIN
MENGHIDUPKAN GENSET MCCB
"ON" "ON"
A
TAHAP PERSIAPAN ASPHALT BURNER OIL HEATER OIL HEATER PUMP
B
MIXER VIB. SCREEN HOT ELEVATOR EXHAUST FAN
TAHAP OPERASI
POMPA ASPHALT
GATE MIXER "ON"
"ON"
36 dari 138
MEMATIKAN
AMP
MAIN MCCB
JIKA GENSET
GENSET "OFF"
37 dari 138
6.1.2. Pengoperasian tingkat persiapan
Pada tahap ini adalah pengoperasian beberapa bagian pendukung operasi utama
peralatan pencampur aspal panas (AMP). Unit-unit ini harus benar-benar bekerja dalam
keadaan baik. Urutan pengoperasian adalah sebagai berikut :
1) Jika sumber listrik dari gen set, hidupkan gen set dan pastikan data power, arus,
frekuensi, dan sebagainya benar (sesuai dengan kebutuhan).
2) Periksa kesiapan operasi pada control room, sebagai berikut :
a. Tombol power pada meja kontrol harus pada posisi off.
b. Frekuensi yang masuk harus 50 hz.
c. Pindahkan tombol power ke posisi on.
d. Periksa kembali tegangan listrik pada volt meter.
4) Hidupkan oil heater element, untuk pemanasan oli pada tanki asphalt .
5) Hidupkan pompa oli untuk mensirkulasikan oli panas (hot oil) ke seluruh jaringan.
6) Pastikan three way valve untuk distribusi asphalt pada posisi sirkulasi.
7) Hidupkan pompa suplai asphalt untuk mensirkulasikan asphalt.
8) Hidupkan air compressor untuk persiapan operasi sistem pneumatic.
9) Periksa dan pastikan jarum penunjuk seluruh timbangan asphalt, aggregate, dan
filler pada dial gauge menunjuk pada angka/posisi NOL.
Setelah pasti seluruh bagian ini beroperasi dengan baik, selanjutnya dapat dilakukan
pengoperasian utama (mixing operation).
Tempatkan dump truck kosong dalam keadaan siap (standby) di bawah Mixer. Setelah
seluruh bahan baku disiapkan - asphalt pada asphalt kettle dan aggregate pada cold bin
dan operasi tingkat persiapan berjalan dengan baik, hidupkan peralatan-peralatan
utama sebagai berikut :
1) Mixer
2) Vibrating screen
3) Hot elevator
4) Exhaust fan
5) Dryer
6) Joint conveyor (Cold Elevator untuk produk alternatif-1)
7) Filler elevator
8) Lower conveyor
9) Nyalakan dryer burner
10) Buka cold bin gate sesuai pemeriksaan kelayakan yang telah ditentukan
11) Vibrating feeder
12) Jika dilengkapi dengan wet type collection system, hidupkan water pump.
38 dari 138
6.1.4. .Pengoperasian tahap mixing
4) Timbang filler, dengan cara menghidupkan screw feeder pada filler hopper sampai
memenuhi jumlah sesuai spesifikasi, dan matikan kembali.
5) Timbang asphalt dengan cara merubah arah alir asphalt pada three way valve ke
posisi distribusi/suplay*), dan kembalikan ke arah semula.
6) Buka gate pada aggregate hopper dan filler hopper*), untuk mencurahkan
aggregate dan filler yang telah ditimbang ke mixer.
7) Hidupkan pompa asphalt untuk mengalirkan asphalt yang sudah ditimbang dari
asphalt hopper ke mixer, dan matikan kembali setelah asphalt tercurah habis.
8) Lakukan kembali langkah-langkah secara berurutan dari 3 sampai 7 di atas.
Demikian dilakukan secara terus menerus sampai kapasitas kerja yang
dikehendaki.
Setelah operasi selesai, untuk menghentikan AMP dapat dilakukan dengan urutan
langkah sebagau berikut :
1) Matikan Vibrating Feeder.
2) Matikan Lower Conveyor.
3) Matikan Joint Conveyor (Cold Elevator, untuk produk alternatif).
4) Matikan Dryer Burner.
5) Matikan Pompa Bahan Bakar (Fuel pump).
6) Matikan Hot Elevator.
7) Matikan Filler Elevator.
8) Matikan Filler Screw Feeder.
9) Matikan Vibrating Screen.
10) Lakukan proses flushing pipa asphalt.
11) Matikan Pompa Suplai Asphalt.
12) Matikan Asphalt Distribution Pump.
13) Matikan Oil Heater.
14) Matikan Dryer.
15) Matikan Exhoust Fan.
16) Matikan Cyclone Screw Feeder.
17) Matikan Compressor.
18) Matikan Mixer.
39 dari 138
19) Jika AMP dilengkapi dengan Wet Type Dust Collection System, matikan water
pump.
20) Tekan tombol power utama ke posisi OFF, untuk mematikan sumber power
masuk.
21) Jika menggunakan sumber power Generating Set, matikan Generating Set.
Perhatian :
a. Mematikan satu unit ke unit berikutnya harus diberikan waktu sela,
sampai material yang ada di dalamnya benar-benar kosong.
b. Mematikan dryer dilakukan setelah 15 menit dari mematikan
burner.
c. Sebelum mematikan Compressor, harus dipastiakn seluruh
pintu/gate dalam keadaan menutup (operasi air cylinder OFF).
d. Dalam keadaan mati sub unit system yang bergerak harus benar-
benar terbebas/kosong dari material sisa (asphalt, aggegate, atau
filler).
e. Dalam keadaan mati, valve utama untuk tangki bahan bakar harus
dalam posisi menutup.
f. Setelah proses flushing, posisi arah three way valve harus kembali
ke arah untuk kondisi sirkulasi asphalt.
6.1.6. Emergency
Jika ditengah pengoperasian plant terjadi gangguan, kerusakan, atau hambatan kerja
lain yang dapat merusak sebagian atau seluruh sistem/ plant, lakukan pengamanan
segera, sebagai berikut:
1) Pada Operating Control System, tekan tombol utama (emergency switch) pada
panel kontrol operating system ke posisi OFF, sehingga seluruh sistem operasi
mati.
2) Pada Unit System, tekan NFB/MCCB utama ke posisi OFF, sehingga tidak ada
power masuk dan seluruh sistem mati.
3) Lakukan perbaikan pada bagian yang rusak atau menghambat, dan pastikan
sistem dapat kembali berfungsi secara normal dan siap dioperasikan kembali.
4) Operasikan kembali AMP dengan cara sebagaimana langkah pengoperasian
tingkat persiapan di atas, dan seterusnya.
40 dari 138
6.1.7. Pengoperasian komponen-komponen utama
6.1.7.1. Unit vibrating feeder
41 dari 138
Gambar 31 Belt Conveyor
42 dari 138
6.1.7.3. Unit bucket elevator
43 dari 138
6.1.7.4. Unit dryer
44 dari 138
7) Untuk mencoba fungsi burner, setelah disetting, tekan tombol burner dan burner
blower keposisi ON.
8) Nyalakan pemantik sehingga burner hidup.
9) Lakukan pengaturan terhadap kondisi api yang menyembur. Api harus diusahakan
menyala berwarna kebiru-biruan.
10) Lakukan pengetesan fungsi pengatur besar kecilnya api burner pada panel.
11) Untuk mematikan dryer tekan tombol kembali ke posisi OFF
12) Untuk mematikan burner dan blower, OFF kan tombol burner dan blower.
Informasi :Pengoperasian dust collection system sebaiknya dilakukan pada saat AMP
beroperasi. Hal ini untuk mengetahui secara pasti optimasi fungsi dust
collection system.
45 dari 138
6.1.7.6. Unit vibrating screen
46 dari 138
6.1.7.7. Unit weighing system
Lihat dial skala, setelah sesuai jumlah/ berat yang dikehendaki operasikan air
silinder untuk membuka gate, sehingga asphalt masuk kepenampung.
Untuk menghindari kemacetan/ penumpukan asphalt pada penampung,
hidupkan asphalt pump, sehingga asphalt dapat ditransfer/ dimasukkan ke
mixer/ drain.
47 dari 138
3) Untuk aggregate
untuk proses ini seluruh vibrating feeder, lower conveyor, join conveyor, dryer,
burner, hot elevator dan vibrating screen dalam keadaan siap dioperasikan dan
colt bin terisi aggregate.
Pastikan gate-gate pada hot bin dan aggregate hopper dalam keadaan
menutup rapat.
Pastikan kompressor dalam keadaan hidup.
Operasikan proses dari vibrating feeder sampai dengan vibrating screen,
sehingga hot bin terisi aggregate secukupnya.
Buka gate pada hot bin dengan cara meng ON kan tombol untuk operasi air
silinder hot bin.
Lihat pembacaan yang menunjukkan berat aggregate pada dial skala.
Setelah sesuai dengan berat yang ditentukan, tutup kembali hot bin gates,
dengan cara melepas (posisi OFF) tombol air silinder hot bin.
Buka gate pada aggregate hopper untuk mengeluarkan aggregate dari hopper
dan masuk ke mixer.
4) Untuk filler.
Pastikan gate pada filler hopper dalam keadaan menutup rapat.
Hidupkan filler elevator untuk mengisi/ memastikan storage hopper terisi filler
secukupnya.
Hidupkan motor screw feeder untuk mensuplai filler dari storage hopper ke filler
hopper, dengan cara menekan tombol pada panel instrumen ke posisi ON
Lihat berat filler pada pembacaan dial skala.
Setelah berat sesuai yang dikehendaki, matikan motor screw feeder , dengan
cara menekan tombol kembali ke posisi OFF, dan buka gate pada feeler
hopper.
5) Setelah selesai, pastikan seluruh gate pada hopper kembali ke posisi menutup
rapat.
6) Periksa seluruh jarum pada dial skala kembali menunjukkan angka NOL
48 dari 138
6.1.7.8. Unit mixer
Gambar 37 Mixer
49 dari 138
6.1.7.9. Sistem distribusi aspal
Catatan : Dalam keadaan tidak beroperasi hopper penampung asphalt dan seluruh
pipa saluran asphlat harus benar-benar bersih dari sisa asphalt.
50 dari 138
6.1.7.10. Fuel distribution sistem
Langkahlangkah melakukan operasi Fuel Distribution Sistem adalah sebagai berikut:
1) Pastikan valve ke masing masing burner dalam keadaan terbuka
2) Buka valve keluar fuel tank dan return valve
3) Hidupkan pompa dengan menekan tombol pada panel instrument ke posisi ON
51 dari 138
6.1.7.11. Hot oil distribution system.
Langkahlangkah melakukan operasi Hot Oil Distribution Sistem adalah sebagai berikut:
1. Panaskan oil dalam oil heater tank sampai mencapai suhu 1600 C 1700 C.
2. Hidupkan oil pump dengan cara menekan tombol panel instrumen ke posisi ON
52 dari 138
Gambar 41 Sreew Feeder
53 dari 138
Tabel 3. Perawatan Burner Dryer Unit
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Burner nozzle 200 Bersihkan per 400 2.000
2 Turbo blower 400 400 Belt, 1.000
3 Oil pump, stainer 200 200 Stainer-net 2.000
4 Control valve 200 600 8.000
5 Presure gage 200 600 1.000
6 Burner box 100 100 1.000
7 Burner cone 100 100 1.000
8 Thermometer 200 600 2.000
9 Sensor 100 100 1.000
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Cyclone 100 100 1.000-2.000
2 Weight damper 100 100 2.000
3 Fan 100 100 Runner 1.000
4 Bearing 100 100 2.000
5 V belt 100 200 1.000
6 Duct 200 200 2.000
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Casing 1.000 1.000 3.000
2 Upper chute 200 200 Linner 1.000
3 Wheele 200 200 2.000
4 Bearing 100 200 2.000
5 Sprocket 100 100 2.000
6 Roller chain 100 100 2.000
7 Gear motor 100 200 8.000
8 Pintol chain 100 200 2.000
9 Bucket elevator 100 200 2.000
54 dari 138
Tabel 6. Perawatan Vibrating Screen
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Frame 200 200 Liner 1.000
2 Wire net 100 Pembersihan 100 1.500
3 Clamping bar 100 200 2.000
4 Bearing case 200 400 3.000
5 Bearing Setiap hari Setiap hari 2.000
6 Motor 200 400 8.000
7 V Belt 200 400 1.000
8 Belt cover 200 400 5.000
9 Dust seal cover 200 400 1.000
10 Ellips spring 200 400 2.000
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Hopper 200 200 Inside 1.000
2 Gate (pintu) 200 200 1.500
3 Over flow pipe 100 100 2.000
4 Over size pipe 100 100 2.000
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Absorbing rubber 500 500 3.000
2 Hanging metal 500 500 5.000
3 Knife edge 200 200 3.000
4 Bracket 200 500 5.000
5 Dial-indicator 200 200 5.000
6 Dush pot 100 200 3.000
7 Hopper gate 200 200 2.000
55 dari 138
Tabel 9. Perawatan Asphalt Weighing & Discharging System
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Weighing & 50 Flush 50 5.000
Discharging hopper
2 Three way valve 100 100 Packing 500.
5.000
3 Pump 100 100 Packing 500.
5.000
4 V-belt 200 200 1.000
5 Discharging pipe 50 Flush 50 1.000
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
MH A.1000, MH
Tip 200 200
B.2000
1
MH A.2000, MH
Padle 200 200
B.3000
2 Liner 200 400 1.000,2.000
3 Shaft 200 400 4.000
4 Gear 100 Grease 200 3.000
Sprocket wheel 100 200 3.000
5
Roller chain 100 grease 200 2.000
6 Geare motor 200 Oil 400 6.000
Packing 400,
7 Seal 100 Oil 200
slave 1.000
8 Bearing 100 Grease 200 4.000
Liner 1.000 to
9 Gate 100 100
2.000
56 dari 138
Tabel 11. Perawatan Control System
Periode Periode
Description / Periode Penyetelan
No. pemeriksaan Perbaikan
Permasalahan (Jam)
(Jam) (Jam)
1 Air compressor inlet,
outlet valve Test 200 200 2.000
Piston ring 200 200 1.000
Pressure switch 200 200 2.000
2 Air cylinder 100 100 Packing 1.000
0 ring 1.000
3 Air filter Tiap hari Tiap hari 1.000
4 Oiler 4-5 kali/hari 4-5 kali/hari 1.000
5 Magnet valve 100 100 3.000
57 dari 138
LAMPIRAN A
(Informatif)
Penggolongan komponen berdasarkan fungsi dan kerja
58 dari 138
Tabel 4. Unit Pemanas (Burner)
Komponen yang bekerja saat mesin
No. Konstruksi/ komponen pendukung
dihidupkan
1 Pompa bahan bakar Tangki bahan bakar
2 Penyemprot (Burner) Batu tahan api
3 Blower udara Pipa-pipa
4 Alat ukur (Flow meter) Konstruksi/ rangka
59 dari 138
Tabel 9. Unit Pencampur atau Pugmill (Mixer)
Komponen yang bekerja saat mesin
No. Konstruksi/ komponen pendukung
dihidupkan
1 Pedal pugmill Liner
2 Pintu bukaan mixer Konstruksi pugmill/ mixer
3 Poros pugmill Konstruksi/ rangka
4 Roda gigi ( Gear )
5 Sprocket
6 Chain
7 Penggerak pugmill
8 Seal-seal
9 Bearing-bearing
10 Sistem hidrolis/ pneumatik
60 dari 138
Tabel 12. Unit Tenaga Penggerak
Komponen yang bekerja saat mesin
No. Konstruksi/ komponen pendukung
dihidupkan
1 Generator Kontrol panel
2 Mesin (Engine) Jaringan kabel
3 Compressor Pipa-pipa
4 Silinder udara Filter, pipa-pipa
61 dari 138
LAMPIRAN B
(Informatif)
Formulir pemeriksaan tahap I
PEMERIKSAAN TAHAP I
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL PANAS
ATAU ASPHALT MIXING PLANT (AMP) KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus *)
(Batch / Drum / Continuous)
Tgl. Pemeriksaan :
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa Ada Keterangan
Baik Lkp. Tdk.
Lkp
1 Pelat pemisah antar bin
2 Dinding bin/ hopper
3 Bukaan pintu bin
Pintu pengatur bukaan
4
dan penguncinya
5 Skala meter bukaan
6 Motor penggerak
7 Penggetar
8 Pengatur kecepatan
9 Kontruksi pendukung/
rangka
10 Pelindung bin
62 dari 138
Catatan pemeriksa Bin Dingin (Cold Bin):
.
.
.
*)
Kesimpulan Bin dingin (Cold Bin) kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
63 dari 138
2. Unit Ban Berjalan Agregat Dingin (Cold Conveyor)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp. Tdk.
Lkp
1 Ban berjalan ( Belt
conveyor) penampung dari
bukaan bin dingin
2 Ban berjalan (Belt conveyor)
collector
3 Ban berjalan (Belt conveyor)
pengantar ke dryer
4 Ban berjalan (Belt conveyor)
feeder penuang (ke dalam
dryer)
5 Alat penimbang berat
agregat
6 Roll pemutar
7 Motor pemutar
8 Bearing
9 Sprocket
10 Roller
11 Gear
12 Chain
13 V-Belt
14 Kontruksi Pendukung/
rangka
15 Pelindung kontruksi
64 dari 138
Catatan pemeriksa Ban Berjalan Agregat Dingin (Cold Conveyor ) :
.
.
.
Kesimpulan Ban Berjalan Agregat dingin (Cold Conveyor) kondisi tidak dihidupkan
*)
Kondisi *)
65 dari 138
3. Unit Pengering (Dryer)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp Tdk.
Lkp
1 Corong pengisi (Charging
cute)
2 Corong pengeluaran
(Discharging chute)
3 Silinder pengering (Drum
dryer)
4 Sudu-sudu (Flight cup)
5 Roda gigi pemutar
(Sprocket wheel)
6 Roda gigi ring (Ring gear)
7 Rotor penggerak (pemutar)
8 Bantalan roll (Trunnion
roller bearing)
9 Bantalan roll penahan
(Trust roller bearing)
10 Chain
11 Bearing
12 Konstruksi/ rangka
66 dari 138
*)
Kesimpulan Unit Pengering (Dryer) Kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp Tdk.
Lkp
1 Tangki bahan bakar
2 Pompa bahan bakar
3 Pipa-pipa
4 Blower udara
5 Alat ukur (Flow meter)
6 Penyemprot (Burner)
7 Batu tahan api
8 Konstruksi / rangka
67 dari 138
*)
Kesimpulan Unit Pemanas (Burner) kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp. Tdk.
Lkp
1 Pemutar (Cyclon)
2 Exhaust fan
3 Pipa-pipa penyalur
4 Cerobong
5 Tangki air
6 Pompa air
7 Penyemprot air
8 Dry Scrubber
9 Wet Scrubber
10 Filter bag
11 Konstruksi / rangka
68 dari 138
Kesimpulan Unit Pengumpul Debu (Dust Colector) Kondisi tidak dihidupkan *)
Kondisi *)
Unit
Rusak Tidak Keterangan
Pengumpul Baik
Debu atau Tdk. ada
Lkp
Dust Colector Lkp
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
1 Mangkok (Bucket)
2 Rantai pemutar (Chain)
3 Sprocket pemutar
4 Sprocket pembantu
5 Motor pemutar
Pelindung (penutup)
6
Elevator
Konstruksi pendukung/
7
rangka
69 dari 138
*)
Kesimpulan Unit Elevator Panas (Hot Elevator) kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp Tdk
Lkp
1 Saringan (Screen wire
net)
2 V-belt
3 Pegas penggetar
4 Motor penggetar
5 Mekanisme penggetar
6 Tutup belt
7 Konstruksi
70 dari 138
Kesimpulan Unit Saringan Bergetar (Screen) kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen yang Rusak Tidak
No. Keterangan
Diperiksa Baik ada
Lkp. Tdk.
Lkp
1 Hopper Bin
Pipa pengeluaran
2
material oversize
3 Pintu pengeluaran
4 Termometer
5 Unit hidrolis bukaan pintu
6 Konstruksi/ rangka
7 Pipa pengeluaran
material overflow
71 dari 138
*)
Kesimpulan Unit Bin Panas (Hot Bin) kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Catatan pemeriksa Unit Timbangan ( Weigh Bin ) Agregat Panas dan Filler :
.
.
.
72 dari 138
Kesimpulan Unit Timbangan ( Weigh Bin ) Agregat Panas dan Filler kondisi tidak
*)
dihidupkan
Kondisi *)
Unit Timbangan
Rusak Tidak Keterangan
(Weigh Bin) Baik
Agregate Panas Tdk. ada
Lkp.
dan Filler Lkp
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
1 Pedal pugmill
2 Pintu bukaan mixer
3 Poros pugmill
4 Roda gigi (Gear)
5 Sprocket
6 Chain
7 Penggerak pugmill
8 Seal-seal
9 Bearing-bearing
Sistem hidrolis /
10 pneumatik bukaan
pengeluaran
11 Liner
Konstruksi pugmill /
12
mixer
13 Konstruksi / rangka
73 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Pencampur (Pugmill Mixer) :
.
.
.
Kondisi *)
74 dari 138
11. Unit Pemasok Aspal
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa ada Keterangan
Baik Lkp. Tdk.
Lkp
1 Termometer
Pompa penyemprot
2
(Spray) aspal
3 Pompa transfer aspal
4 Pompa oli pemanas aspal
5 Flow meter
6 Pressure meter
7 Valve-valve
75 dari 138
Kesimpulan Unit Pemasok Aspal kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
1 Rantai (chain) elevator
2 Mangkok (Bucket)
3 Sprocket
4 Bearing
5 Rotor penggerak
6 Ulir pengalir filler
7 Pelindung elevator
8 Konstruksi / rangka
9 Corong pengisi filler
76 dari 138
Kesimpulan Unit Pemasok Filller kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak
Diperiksa Baik ada Keterangan
Lkp Tdk
Lkp
1 Generator
2 Mesin (Engine)
3 Compressor
4 Silinder udara
5 Kontrol panel
6 Jaringan kabel
7 Pipa-pipa
8 Filter, pipa-pipa
9 Pompa hidrolik
77 dari 138
Kesimpulan Unit Tenaga Penggerak kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
1 Pintu bukaan filler
2 Konstruksi / rangka
3 Hopper bin
78 dari 138
Kesimpulan Bin Filler kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Kondisi
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
1 Mangkok (Bucket)
Rantai pemutar
2
(Chain)
3 Sprocket pemutar
4 Sprocket pembantu
11 Pelindung (penutup)
Elevator / conveyor
12 Motor pemutar
13 Konstruksi pendukung
/ rangka
79 dari 138
Catatan Unit Elevator / Conveyor Campuran Aspal Panas:
.
.
.
Kesimpulan Unit Elevator / Conveyor Campuran Aspal Panas kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Unit Elevator /
Rusak Tidak Keterangan
Conveyor Baik
Campuran aspal Tdk. ada
Lkp.
panas Lkp
16. Silo (Bin) Penampung Campuran Aspal Panas (untuk AMP tipe
drum/menerus)
Kondisi *)
Komponen Yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. Ada
Lkp
1 Silo (bin) penampung
2 Pintu pengeluaran
Sistem hidrolik /
3 pneumatik bukaan
pintu pengeluaran
4 Kontruksi / rangka
80 dari 138
Catatan Silo (Bin) Penampung Campuran Aspal Panas:
.
.
.
1 Harus Diperbaiki
2 Siap Pemeriksaan Tahap II
Kesimpulan Silo (Bin) Penampung Campuran Aspal Panas kondisi tidak dihidupkan
Kondisi *)
Silo (Bin)
Rusak Tidak Keterangan
Penampung Baik
Campuran Tdk. ada
Lkp.
Aspal Panas Lkp
Petugas pemeriksa
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda sesuai dengan kondisi aktual lapangan
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
81 dari 138
REKAPITULASI PEMERIKSAAN TAHAP I
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL PANAS
ATAU ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus *)
(Batch / Drum / Continuous)
Tgl. Pemeriksaaan :
Kondisi *)
Komponen yang Rusak
No. Tidak Keterangan
Diperiksa Baik Lkp. Tdk. ada
Lkp
Unit Bin Dingin Atau
1
Cold Bin
Unit Ban Berjalan
2 agregat dingin Atau Cold
Conveyor
Unit Pengering atau
3
Dryer
Unit Pemanas atau
4
Burner
Unit Pengumpul Debu
5
Atau Dust Collector
Unit Elevator Panas Atau
6
Hot Elevator
Unit Saringan Atau
7
Screen
Unit Bin Panas Atau Hot
8
Bin
Unit Timbangan ( Weigh
9 Bin ) Agregat Panas dan
Filler
Unit Pencampur atau
10
Pugmill (Mixer)
11 Unit Pemasok Aspal
12 Unit Pemasok Filler
82 dari 138
13 Unit Tenaga Penggerak
14 Bin Filler
Unit Elevator / Conveyor Untuk tipe continuous
15
Campuran Aspal Panas
Silo (Bin) Penampung Untuk tipe continuous
16
Campuran Aspal Panas
kesimpulan pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal Panas atau Asphalt Mixing Plant
(Amp) Kondisi Tidak Dihidupkan
Kondisi *)
Catatan Pemeriksa Peralatan Pencampur Aspal Panas atau Asphalt Mixing Plant
(AMP) Kondisi Tidak Dihidupkan :
.
.
.
83 dari 138
Petugas pemeriksa
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
*) = beri tanda sesuai dengan kondisi aktual lapangan
**) = beri tanda apabila pemeriksaan semua komponen dari no 1
sampai dengan no 16 hasilnya baik
Baik = baik
Lkp. = lengkap
Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang
Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut
Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan
84 dari 138
LAMPIRAN C
(Informatif)
PEMERIKSAAN TAHAP II
PEMERIKSAAN TEKNIS
KOMPONEN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL PANAS
ATAU ASPHALT MIXING PLANT (AMP) KONDISI DIHIDUPKAN
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus
(Batch / Drum / Continuous)
Tanggal Pemeriksaan:
85 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Bin Dingin (Cold Bin) :
Kondisi *) Keterangan
86 dari 138
2. Unit Ban Berjalan Agregat Dingin (Cold Conveyor)
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
Ban berjalan ( Belt
1 conveyor) penampung
dari bukaan bin dingin
2 Alat penimbang berat
agregat
3 Ban berjalan ( Belt
conveyor) collector
Ban berjalan ( Belt
4 conveyor) pengantar
ke dryer
Ban berjalan ( Belt
5 conveyor) feeder
penuang (ke dalam
dryer)
6 Roll pemutar
7 Motor pemutar
8 Bearing
9 Sprocket
10 Roller
11 Gear
12 V-Belt
13 Chain
87 dari 138
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Ban Berjalan Agregat Dingin (Cold Conveyor) kondisi
dihidupkan*)
Kondisi *) Keterangan
Unit Ban
Berjalan Rusak /
Baik / Tidak
Agregat tdk
lancar Hidup
Dingin atau lancar
Cold
Conveyor
88 dari 138
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Pengering (Dryer) Kondisi dihidupkan.
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit tdk
lancar Hidup
Pengering lancar
atau Dryer
89 dari 138
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Pemanas (Burner) Kondisi dihidupkan.
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit tdk
lancar Hidup
Pemanas lancar
atau Burner
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
1 Bearing
2 V-belt
3 Pipa-pipa penyalur
4 Pompa air
5 Penyemprot air
6 Dry Scrubber
7 Wet Scrubber
8 Bag Filter
9 Exhaust fan
10 Motor penyedot
90 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Pengumpul Debu (Dust Colector) :
91 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Elevator Panas (Hot Elevator):
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Elevator Panas (Hot Elevator) kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit Elevator tdk
lancar Hidup
Panas atau Hot lancar
Elevator
92 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Saringan Bergetar (Screen) :
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Saringan Bergetar (Screen) kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit Saringan tdk
lancar Hidup
Bergetar atau lancar
Screen
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
Unit hidrolis /
1 pneumatik bukaan
pintu
2 Termometer
3 Pintu pengeluaran
93 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Bin Panas (Hot Bin) :
.
.
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Bin Panas (Hot Bin) kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit Bin tdk
lancar Hidup
Panas atau lancar
Hot Bin
94 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Timbangan ( Weigh Bin ) Agregat Panas dan Filler:
.
.
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Timbangan ( Weigh Bin ) Agregat Panas dan Filler
*)
kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Unit Rusak /
Baik / Tidak
Timbangan tdk
lancar Hidup
(Weigh Bin) lancar
Agregat Panas
dan Filler
95 dari 138
Catatan pemeriksa Unit Pencampur (Pugmill Mixer):
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Pencampur (Pugmill Mixer) Kondisi Dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit tdk
lancar Hidup
Pencampur lancar
atau Pugmill
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
1 Termometer
2 Pompa penyemprot
(Spray) aspal
3 Pompa transfer aspal
96 dari 138
9 Blower burner aspal
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Pemasok Aspal kondisi dihidupkan
Kondisi Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit tdk
lancar Hidup
Pemasok lancar
Aspal Panas
97 dari 138
12. Unit Pemasok Filler
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
1 Rantai (chain) elevator
2 Sprocket
3 Bearing
4 Motor penggerak
5 Ulir pengalir filler
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Pemasok Filler kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
Unit pemasok tdk
lancar Hidup
lancar
Filler
98 dari 138
13. Unit Tenaga Penggerak
Kondisi *) Daya
Hidup Tida Total
Komponen yang Keteranga
No. Rusak k Tersedia kebutu
diperiksa Baik / n
/ tdk hidu
lancar han
lancar p
1 Generator (KVA)
2 Mesin (Engine) (HP/PS)
3 Compressor
4 Silinder udara
5 Kontrol panel
6 Jaringan kabel
7 Filter, pipa-pipa
8 Pompa hidrolik
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Unit Tenaga Penggerak kondisi dihidupkan
99 dari 138
14. Bin Filler
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
1 Pintu bukaan filler
*)
Kesimpulan Pemeriksaan Bin Filler kondisi dihidupkan
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Baik / Tidak
tdk
Bin Filler lancar Hidup
lancar
Catatan pemeriksa Unit Elevator / Conveyor Campuran Aspal Panas ( untuk tipe
Drum/Menerus:
Kondisi *) Keterangan
Rusak /
Unit Elevator Baik / Tidak
tdk
/ Conveyor lancar Hidup
lancar
Campuran
Aspal Panas
Kondisi *)
Hidup
Komponen yang
No. Rusak Tidak Keterangan
diperiksa Baik /
/ tdk hidup
lancar
lancar
1 Pintu pengeluaran
Sitem hidrolik /
2 pneumatik bukaan
pintu pengeluaran
Kondisi *) Keterangan
Baik / Rusak /
Silo (Bin) Tidak
lancer tdk
Penampung Hidup
lancar
Campuran
Aspal Panas
Petugas pemeriksa
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus *)
(Batch / Drum / Continuous)
Tgl. Pemeriksaaan :
Kondisi *) Daya
Komponen yang Rusak
No. Tidak Tidak Keterangan
Diperiksa Baik / cukup
tidak hidup cukup
lancar lancar
Unit Bin Dingin Atau
1
Cold Bin
Unit Ban Berjalan
2 agregat dingin Atau
Cold Conveyor
Unit Pengering atau
3
Dryer
Unit Pemanas atau
4
Burner
Unit Pengumpul Debu
5
Atau Dust Collector
Unit Elevator Panas
6
Atau Hot Elevator
Unit Saringan Atau
7
Screen
Unit Bin Panas Atau
8
Hot Bin
Unit Timbangan (
9 Weigh Bin ) Agregat
Panas dan Filler
Unit Pencampur atau
10
Pugmill (Mixer)
11 Unit Pemasok Aspal
12 Unit Pemasok Filler
Kondisi *) Daya
Baik / Rusak / Keterangan
Tidak Tidak
lancer tdk cukup
Hidup cukup
Asphalt Mixing **) lancar
Plant (AMP)
Catatan pemeriksa Peralatan Pencampur Aspal Panas (Asphalt Mixing Plant) Kondisi
Dihidupkan :
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Aspal yang dipakai :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus *)
(Batch / Drum / Continuous)
Tanggal Pemeriksaan :
1.2 Dengan Kontrol Speed (Automatic) Bukaan pintu cold bin tetap.
Kecepatan putar
Aliran Kecepatan putar Aliran Kecepatan putar Aliran Kecepatan putar Aliran
No. motor penggerak
agregat 1 motor penggerak agregat 2 motor penggerak agregat 3 motor penggerak agregat 4
conveyor 1
(kg/menit) conveyor 2 (RPM) * (kg/menit) conveyor 3 (RPM) * (kg/menit) conveyor 4 (RPM) * (kg/menit)
(RPM) *
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
* = diisi kecepatan putar motor penggerak conveyor yang diatur pada waktu pengujian.
a) Grafik hubungan antara besaran bukaan pintu manual (cm) dengan jumlah berat
agregat yang mengalir (kg/menit).
b) Grafik hubungan antara Kecepatan putar motor penggerak conveyor (RPM)
dengan jumlah berat agregat yang mengalir (kg/menit).
Contoh Grafik hubungan antara besaran bukaan pintu manual (cm) dengan jumlah berat
agregat yang mengalir (kg/menit)
Contoh Grafik hubungan antara Kecepatan putar motor penggerak conveyor (RPM)
dengan jumlah berat agregat yang mengalir (kg/menit)
1)
Specifikasi Jalan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Hasil Pengujian
Penilaian hasil
Sample Agregat agregat tertahan
Ukuran pengujian
saringan
No. saringan Gradasi Berat Keterangan
(mm) Agregat sample (kg) (%) Laik Tidak laik
(mm)
(kg )
1
2 37,5
3
Rata-rata
(%)
1
2 25
3
Rata-rata
(%)
1
2 19
3
Rata-rata
(%)
1
2 12,5
3
Rata-rata
(%)
1
2 9,5
3
Rata-rata
(%)
1
2 4,75
3
Rata-rata
(%)
3)
Petunjuk Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu ( Stone Crusher ), Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Bina Marga, Peralatan No. 030/T/BM/1996, Maret 1996
Pemilik :
Lokasi :
Merk / Type :
Tahun Pembuatan :
Jenis : Timbangan/Continuous/Drum Mix (Coret yang tidak perlu)
JENIS PRODUK YANG DIUJI : LATASIR KELAS A LATASIR KELAS B LATASTON WC LATASTON BASE
Operasi Keterangan
Tidak
Unit Bin Laik
laik
Panas
Pemilik :
Lokasi :
Merk / Type :
Tahun Pembuatan :
Jenis : Timbangan/Continuous/Drum Mix (coret yang tidak perlu)
JENIS PRODUK YANG DIUJI : LATASIR KELAS A LATASIR KELAS B LATASTON WC LATASTON BASE
Specifikasi Jalan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Operasi Keterangan
Unit Bin
Panas Tidak
Laik
laik
2)
Specifikasi Jalan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah
Pemilik :
Lokasi :
Merk / Type :
Tahun Pembuatan :
Jenis : Timbangan/Continuous/Drum Mix (Coret yang tidak perlu)
JENIS PRODUK YANG DIUJI : LATASIR KELAS A LATASIR KELAS B LATASTON WC LATASTON BASE
Tinjauan Thd.
Batas Toleransi Spesifikasi Rekapitulasi
Spec.
Keterangan
Lihat Lamp. Hasil Pengujian Lab
Hasil Uji Lab Hasil Uji Lab
Agregat Gabungan Lolos Ayakan Toleransi Komposisi Campuran Sesuai Tidak
Terhadap RCK Terhadap Trial Mix
No.200 *) **)
Catatan : *) Isi dengan hasil uji lab terhadap sampel formula RCK yang dibuat di laboratorium yang sudah memenuhi spesifikasi teknik (lampirkan hasil
pengujian)
**) Isi dengan hasil uji lab terhadap mutu produk sampel hasil uji coba (trial mix) di AMP (lampirkan hasil pengujian)
Specifikasi Jalan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Operasi Keterangan
Unit
Pencampur Tidak
Laik
atau Pugmil laik
(Mixer)
3)
Specifikasi Jalan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Unit Tidak
Laik
Pemasok laik
Aspal
Petugas pemeriksa
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
Pemilik :
Lokasi :
Merk / type :
Tahun pembuatan :
Jenis : Timbangan / Drum / Menerus *)
(Batch / Drum / Continuous)
Tanggal Pemeriksaan:
Penilaian
terhadap
kelaikan
No. Deskripsi Tidak Keterangan
Sesuai sesuai /
/ baik tidak
baik
1 Unit Bin Dingin ( Cold
Bin) dengan cara
manual
2 Unit Bin Dingin ( Cold
Bin) dengan Control
Speed (Automatic)
3 Unit Pengering ( Dryer)
4 Unit Bin Panas atau Hot
Bin (tipe Continuous)
5 Unit Pencampur atau
Pugmill ( mixer )
6 Unit pemasok aspal
Ukuran saringan
(mm)
Deskripsi Keterangan
37,5 25 19 12,5 9,5 4,75
Tidak Tidak Tida Tidak Tidak Tidak
Laik Laik Laik Laik Laik Laik
laik laik k laik laik laik laik
Keausan
Screen
komponen
(saringan)
Saringan
Penilaian
terhadap Keterangan
kelaikan
No. Deskrisi Tidak
Sesuai sesuai /
/ baik tidak
baik
1 Latasir (ss) Kelas A
Kelas B
2 Lataston WC
(HRS)
Base
3 Laston WC
BC
Base
Penilaian
terhadap
kelaikan
No. Deskrisi Tidak Keterangan
Sesuai sesuai /
/ baik tidak
baik
1 Latasir Kelas A
(ss)
Kelas B
2 Lataston WC
(HRS)
Base
3 Laston WC
BC
Base
Penilaian
terhadap
kelaikan
No. Deskrisi Tidak Keterangan
Sesuai sesuai /
/ baik tidak
baik
1 Latasir Kelas A
(ss) Kelas B
2 Lataston WC
(HRS) Base
3 Laston WC
BC
Base
Penilaian hasil
pengujian Keterangan
Asphalt operasi
Mixing Plant Laik Tdk laik
(AMP)
Menyetujui pemilik
Keterangan pengisian :
1. Kelistrikan
2. Vibrating feeder
1. Belt berjalan a. Posisi drive pully tidak a. Geser bagian yang miring
miring sejajar dengan tali sampai sejajar.
puly. b. Berikan pelumas bearing
b. Drive puly tidak dan kencangkan baut.
berputar.
2. Belt berjalan a. Pemberian beban tidak a. Betulkan posisi jatuh
miring pas ditengan belting. material dari chute.
sepanjang sisi b. Panas matahari. b. Beri pelindung pada belt
konveyor. c. Roller idler miring atau conveyor.
tidak sejajar. c. Lurus dan sejajarkan
d. Pengaruh hujan / pemasangan roller
angin. d. Berikan pelinding
sepanjang conveyor .
3. Permukaan a. Jarak antara skirt rubber a. Set / atur kembali jarak
belting bagian belting terlalu dekat skirt rubber ( sedekat
atas rusak. (sehingga bergesek). mungkin tapi tidak
b. Kualitas conveyor belting bergesekan)
kurang baik. b. Ganti konveyor belt
c. Return roller idler kotor. dengan kualitas yang lebih
d. Belt craper dan V-plough bagus.
bergesekan atau c. Bersihkan return idler, belt,
terpasang miring. scrapper, dan V-plough.
d. Atur jarak scrapper
sedekat mungkin dan
menempel rata ke belt.
2. Asphalt tidak terisi a. Posisi arah aliran pada a. Cek dan benarkan arah
pada hopper. trhee way valve ada kerja valve.
yang salah. b. Perbaiki kerusakan pada
b. Pompa suplai asphalt pompa.
rusak. c. Hentikan suplay asphalt
c. Suhu asphalt kurang ke hopper (matikan
panas (asphalt kurang pompa suplai asphalt),
cair). dan panaskan asphalt di
d. Ada saluran yang dalam ketlte sampai
tersumbat. mencapai suhu kerja.
d. Bersihkan saluran asphalt
dari sumbatan.
1. Asap yang keluar a. Debu yang ada pada a. Benahi raw material
dari cerobong unit aggregat terlalu (bahan baku aggregate)
masih kotor banyak. dari jumlah debu yang
(berwarna pekat) berlebih.
b. Cyclone tidak b. Periksa dan perbaiki
berfungsi dengan baik. kerja cyclone.
c. Ada kebocoran pada
sepanjang ducting. c. Perbaiki kebocoran, jika
pada flanges ganti gasket
dengan yang baru.
d. Exhoust blower tidak d. Cek dan perb0aiki
optimal atau ada kerusakan exshaust
kerusakan. blower.
e. Screw feeder tidak e. Cek dan perbaiki
bekerja sempurna kerusakan yang mungkin
sehingga debu pada terjadi pada screw
cyclone terhisap naik. feeder.
Bibliografi
3. Sularso, Haruo Tahara, Pompa Dan Compressor, PT. Pradnya Paramita Jakarta,
1985.
4. Ir. Jac Sttolk Ir. C. Kros, Elemen Bangunan Mesin, Erlangga, 1986.
11. PT. Bukaka Teknik Utama, Operation Manual Asphalt Mixing Plant Cap. 50 TPH
(Batch Type), Model : BAMP 800P SA, Jl. Raya Bekasi Cibinong.
13. Tanaka Iron Works, Co. Ltd, Operation And Maintenance Instruction Manual
Asphalt Mixing Plant.
14. PT. Bukaka Teknik Utama, Buku Petunjuk Operasi Asphalt Mixing Plant, Jl.
Kramat VI No. 5, Jakarta.
Manual pemeriksaan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant),
merupakan acuan teknis bagi para pemilik, pengguna dan operator peralatan unit
pencampur aspal (Asphallt Mixing Plant) guna mengetahui kelaikan sebelum peralatan
tersebut siap dioperasikan.
Dengan dasar Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant), didukung
dengan material atau bahan dengan komposisi yang sesuai dengan rumus perbandingan
rancangan, diharapkan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant)
tersebut dapat menghasilkan produk campuran aspal sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan. Dibagian awal manual ini diuraikan fungsi dan cara kerja peralatan unit
pencampur aspal, baik untuk tipe takaran (Batch Type) maupun tipe menerus (continuous
Type)
Untuk mengetahui kelaikan operasi dari peralatan unit pencampur aspal panas (Asphalt
Mixing Plant) tahapan pemeriksaan dimulai Pemeriksaan tahap I adalah pemeriksaan
komponen Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dengan kondisi
tidak hidup, sedangkan pemeriksaan tahap II adalah pemeriksaan komponen Peralatan
unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dengan kondisi dihidupkan.
Sedangkan pemeriksaan tahap III adalah pemeriksaan kelaikan operasi Peralatan unit
pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dalam kondisi produksi (beroperasi).
Dibagian lain dari manual ini diuraikan tahap pengoperasian dan perawatan yang meliputi
tahapan-tahapan pemeriksaan kesiapan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt
Mixing Plant), pengoperasian tingkat persiapan, tahap operasi, tahap mixing, penghentian
operasi, emergency dan pengoperasian komponen-komponen utama.
Sebagai penutup dari manual ini diuraikan lampiran-lampiran yang antara lain memuat
penggolongan komponen berdasarkan fungsi dan kerja serta diuraikan juga cara
mengatasi gangguan (Trouble Shooting) yang meliputi permasalahan, penyebab dan cara
mengatasinya.
v
Pendahuluan
Manual pemeriksaan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant),
merupakan acuan teknis bagi para pemilik, pengguna dan operator peralatan unit
pencampur aspal (Asphallt Mixing Plant) guna mengetahui kelaikan sebelum peralatan
tersebut siap dioperasikan.
Dengan dasar Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant), didukung
dengan material atau bahan dengan komposisi yang sesuai dengan rumus perbandingan
rancangan, diharapkan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant)
tersebut dapat menghasilkan produk campuran aspal sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan. Dibagian awal manual ini diuraikan fungsi dan cara kerja peralatan unit
pencampur aspal, baik untuk tipe takaran (Batch Type) maupun tipe menerus (continuous
Type)
Untuk mengetahui kelaikan operasi dari peralatan unit pencampur aspal panas (Asphalt
Mixing Plant) tahapan pemeriksaan dimulai Pemeriksaan tahap I adalah pemeriksaan
komponen Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dengan kondisi
tidak hidup, sedangkan pemeriksaan tahap II adalah pemeriksaan komponen Peralatan
unit pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dengan kondisi dihidupkan.
Sedangkan pemeriksaan tahap III adalah pemeriksaan kelaikan operasi Peralatan unit
pencampur aspal panas (Asphallt Mixing Plant) dalam kondisi produksi (beroperasi).
Dibagian lain dari manual ini diuraikan tahap pengoperasian dan perawatan yang meliputi
tahapan-tahapan pemeriksaan kesiapan Peralatan unit pencampur aspal panas (Asphallt
Mixing Plant), pengoperasian tingkat persiapan, tahap operasi, tahap mixing, penghentian
operasi, emergency dan pengoperasian komponen-komponen utama.
Sebagai penutup dari manual ini diuraikan lampiran-lampiran yang antara lain memuat
penggolongan komponen berdasarkan fungsi dan kerja serta diuraikan juga cara
mengatasi gangguan (Trouble Shooting) yang meliputi permasalahan, penyebab dan cara
mengatasinya.
v
H5HI4
StandarNasionalIndonesia
gFrl
Perencanhan
strukturbetonuntukjembatan
.Q
b
/cs BadanStandardisasi
Nasionat
B,Sl/
DAFTARISI
Daftarlsi I
Daftartabel X
DaftarGambar xi
DaftarNotasi xii
Prakata xxiii
1. R U A N GL IN GK U P 1
2. ACUANNORMATIF 1
3. DEFINISI
DANISTILAH 2
4. SYARATUMUMPERENCANAAN STRUKTUR BETON I
4.1. Umurrencanajembatan 8
4.2. Satuanyangdigunakan I
4.3. Prinsipumumperencanaan 8
4.3.1. Dasarumumperencanaan 8
4.3.2. Asumsidan anggapanperencanaan 8
4.3.3. Perencanaan berdasarkan bebandan kekuatanterfaktor(PBKT) I
4.3.4. Perencanaan berdasarkan bataslayan(pBL) I
4.3.5. Metodeanalisis 10
4.3.6. Metodeperencanaan khusus 10
4.4. Sifatdankarakteristik material 11
4 .4 .1 .B e to n 11
4.4.1.1.Kekuatannominal 11
4.4.1.2.Tegangan ijin 11
4.4.1.3.Massajenis 12
4.4.1.4.Lengkungtegangan-regangan 12
4.4.1.5.Moduluselastisitas 12
4.4.1.6.AngkaPoisson 13
13
tfi:,!',i:ilifnffil"-""
4.4.1.10.Kriteria
penerimaan
kekuatanbeton
13
15
17
4.4.2. Bajatulangannon-prategang 18
18
1,1:,i,i,
[dl;;;;ld;",'resansan
4.4.2.4.Moduluselastisitas
18
18
19
4.4.2.5.Koefisien
muaipanas
443 l?1i1"[3?li:1?,xil,?", 19
19
19
4.4.3.2.Teganganijin 19
4.4.3.3"Moduluselastisitas 19
i i 3:
i h:HHY nsa
n
;:ffifffl*r8a 2A
2A
4.5. Faktorbeban danfaktorreduksikekuatan 20
4.5.1. Faktorbebandankombinasipembebanan
4.5.2. Faktorreduksikekuatan
4.5.3. Kekuatanrencanapenampang strukturbeton
4.6. Korosipadastrukturbeton
4.6.1. Korosipadabeton
4.6.2. Perencanaan untukkeawetan jangkapanjang ZO
4.6.2.1. Persyaratan strukturklasifikasi
tidaliterlindung 21
4.6.2.2. Persyaratan kekuatanbetonuntukabrasi 22
4.6.2.3. persyaratanbataskadarkimia 22
4 9 3 Persyaratan selimutbeton 23
4.6.4- Perlindung-an terhadapkaratuntuktendonprategangtanpalekatan25
4..! Penggunaan aditifsebagaibahantambahanpada'camfluran oeion 26
4.8. Komponen betontidakbertulang 2T
4.8.1 Penggunaan 27
4.8.2. perencanaan 27
4.8.2.1.prinsipdasar 2T
4.8.2.2.Sifat-sifat
penampang 2T
4.8.3. Kekuatanlentur Zz
4.8.4. Kekuatan geser 27
4.8.4.i.Aksisatuarah ZT
4.8.4.2,Aksiduaarah 27
4.8.5. Kekuatan terhadapgayaaksialtekan ZT
4.8.6. Kekuatan terhadapkombinasi lenturdan tekan 2g
5. PERENCANAAN KEKUATANSTRUKTURBETONBERTULANG 29
5.1. Perencanaan kekuatanbalokterhadaplentur 29
5.1.1. Kondisibatasperencaaan berdasarkan bebandan kekuatan
terfakto(PBKT) 29
5.1.1.1.Asumsiperencanaan 29
5.1.1.2.Faktorreduksikekuatan 30
5.1.1.3.Kekuatan rencanadalamlentur 30
5.1.1.4.Kekuatan minimum 30
5.1.1.5. Syarattulanganminimum 30
5.1.1.6.Syarattulangan maksimum 31
5.1.1.7. Jaraktulangan 31
5.1.1.8.Detailtulanganlentur 31
5.2. Perencanaan kekuatanbalokterhadapgeser 32
5.2.1. Kekuatan geserrencanapadabalok 32
5.2.2. penampangtapered 33
5.2.3. Gayagesermaksimum dekattumpuan 33
5.2.4. Kuatgeseryangdisumbangkan olehbeton 33
5.2.5. Syarat-syarattulangangeser 34
5.2.6. Kuatgeseryangdisumbangkan orehturangan geser 34
5.2.7. Tulangangeserminimum 34
5.2.8. Geserfriksi 35
5.2.9. Tulangangantung 36
5.2.10.Detailtulangan geser 36
5.2.10.1.Jenistulangangeser 36
5.2.10.2.Jarakantartulangan 37
5.2.10.3.pembengkokan ujungdaritulangangeser 37
5.3. Perencanaan kekuatanbbbt<tern-aoaplenturdan aksial 37
5.3.1. Asumsiperencanaan 37
5.3.2. Faktorreduksikekuatan 37
5.3.3. prinsipperencanaan 37
5.3.4. Efekkelangsingan 38
5-4. Perencaan kekuatanbarokterhadapgeserdan puntir 38
5.4.1. penggunaan 38
5.4.2. Metodeperencanaan 38
5.4.3. Redistribusi
puntir 38
5.4.4. Kekuatan puntirbalok 38
Prakata
Salah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan pembinaan jalan adalah
tersedianya Standar, Pedoman dan Manual (SPM) yang dapat diterapkan dengan mudah
didalam penerapannya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum, menyusun Manual Pemeriksaan Peralatan Unit
Produksi Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant). Manual ini disusun dengan
memperhatikan Pedoman Pemeriksaan AMP Pd-03-2005-B.
Tatacara penulisan manual ini mengacu pada Pedoman BSN (Badan Standardisasi
Nasional) No. 8 tahun 2000.
Apabila dalam pelaksanaannya dijumpai kekurangan atau kekeliruan pada pedoman ini,
akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan di kemudian hari.
A. Hermanto Dardak
i
Prakata
Salah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan pembinaan jalan adalah
tersedianya Standar, Pedoman dan Manual (SPM) yang dapat diterapkan dengan mudah
didalam penerapannya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum, menyusun Manual Pemeriksaan Peralatan Unit
Produksi Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant). Manual ini disusun dengan
memperhatikan Pedoman Pemeriksaan AMP Pd-03-2005-B.
Tatacara penulisan manual ini mengacu pada Pedoman BSN (Badan Standardisasi
Nasional) No. 8 tahun 2000.
Apabila dalam pelaksanaannya dijumpai kekurangan atau kekeliruan pada pedoman ini,
akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan di kemudian hari.
A. Hermanto Dardak