Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA

DINAS PARIWISATA
Jl.Kawasan Pemerintahan, Website: www.halmaherautara.com
Email: Pariwisata halut@yahoo.com; Admin@halmaherautara.com
TOBELO Kode Pos : 97762

Nomor : Tobelo, 4 Mei 2017


Perihal : Laporan Coaching Clinic
Dan Permasalahan di Desa Kepada
Yth. Bupati Halmahera Utara
di-

TEMPAT

Menindaklanjuti Surat Bupati Halut Nomor : 140/1323/HU/2016 tanggal 29


November 2016 yang memerintahkan kami melaksanakan Coaching Clinic penguatan
program Dana Desa kepada Kepala Desa dalam wilayah Kabupaten Halmahera Utara,
dengan ini kami laporkan bahwa kegiatan Coaching Clinic ini baru dilaksanakan kepada
para Kades pada Kecamatan Kao Teluk dan Kecamatan Malifut.
Yang menarik untuk segera dilaporkan dari kegiatan ini adalah Tak Kunjung
Selesainya Penyusunan APBDes pada sebagian besar Desa di 2 kecamatan dimaksud
karena :
- Pengalokasian nominal alokasi Dana Desa (ADD) yang sangat kecil sehingga
tidak cukup untuk membiayai PENGHASILAN TETAP, TUNJANGAN dan
INSENTIF penyelenggara pemerintahan ditingkat Desa selama 1 tahun
sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati, termasuk untuk
membiayai operasional Aparat Desa dan Kantor Desa maupun BPD.
- Pemerintah Daerah tidak mengeluarkan Pedoman Teknis Penggunaan DD yang
menjelaskan secara detail teknis penggunaan DD sehingga menjadi acuan bagi
desa, sebagaimana amanat pasal 15 ayat (1) Permendes PDT dan Transmigrasi
No. 22 tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana desa.
- Selain kedua permasalahan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten
Halmahera Utara dan Kepala Desa dianggap telah berbohong karena tidak
merealisasikan anggaran untuk diakomodir sebagai bantuan kepada gereja dan
mesjid sebagaimana yang telah disampaikan kepada Dinas PMD kepada Aparat
Pemerintah Desa dan terlanjur diketahui oleh masyarakat pada 5 kecamatan
lingkar tambang di Gedung Pertemuan Kecamatan Kao.
Secara terperinci, dapat Kami jelaskan permasalahan sebagai berikut:
1. ADD digunakan untuk membiayai:
- Penghasilan Tetap Aparatur Pemdes
Kades Rp. 2.500.000,- x 12 = Rp. 30.000.000
Sekdes Rp. 1.750.000,- x 12 = Rp. 21.000.000
Kasie 2 Orang Rp. 1.250.000,- x 12 = Rp. 30.000.000
Kadus 2 Orang Rp. 1.250.000,- x 12 = Rp. 30.000.000
Kaur 2 Orang Rp. 1.000.000,- x 12 = Rp. 24.000.000
- Tunjangan Aparat Pemdes
Kades Rp. 400.000,- x 12 = Rp. 4.800.000
Sekdes Rp. 200.000,- x 12 = Rp. 3.600.000
Kasie Rp. 200.000,- x 2 Orang x 12 Bulan = Rp. 4.800.000
Kadus Rp. 200.000,- x 2 Orang x 12 Bulan = Rp. 4.800.000
Kaur Rp. 200.000,- x 2 Orang x Bulan = Rp. 4.800.000
- Penghasilan BPD
Katua Rp. 1.000.000,- x 12 = Rp. 12.000.000
Anggota Rp. 750.000,- x 12 = Rp. 4.800.000
- Inisiatif RW dan RT
Ketua RW Rp. 175.000,- x 4 Orang x 12 bulan = Rp. 8.200.000
Kaeta RT Rp. 125.000,- x 8 Orang x 12 bulan = Rp. 12.000.000
Jumlah = Rp. 226.200.000
Fakta yang Kami temui pada 2 kecamatan tersebut bahwa jumlah dana ADD berkisar
antara Rp. 160.000.000,- s/d Rp. 240.000.000,- sebagian besar pengalokasiannya
dibawah angka Rp. 200.000.000,- sehingga Pemerintah Desa Kesulitan untuk menyusun
APBDES karena pasti terjadi devisit yang sangat besar, karena perincian diatas belum
ditambah dengan operasional kantor Desa dan BPD maupun Operasional aparat
pemerintah desa dan anggota BPD.
Sesuai Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014, Dana Desa
digunakan untuk membiayai:
- Penyelenggaraan Pemerintahan
- Pelaksanaan Pembangunan
- Pembinaan Kemasyarakatan
- Pemberdayaan masyarakat
Pasal 4 Permendesa PDT dan Transmigrasi No.22 tahun 2016 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 bahwa Prioritas
Pengguna Dana Desa untuk membiayai pelaksanaan kegiatan dibidang:
- Pembangunan Desa
- Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pasal 40 ayat 3 Peraturan HU no. 4 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengeolahan
Dana Desa menjelaskan: Prioritas Penggunaan DD untuk membiayai kegiatan
pada:
- Bidang Pembangunan Desa
- Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
- Bidang pembinaan Kemasyarakat

Bahwa Peraturan Bupati Halmahera Utara. No. 4 tahun 2017 diatas


bertentangan dengan Permendes PDT dan Transmigrasi No. 22 tahun2016 karena
Permendes teleh menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa hanya pada 2 (Dua)
bidang yaitu Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat, tidak berikan ruang
kepada Pemerintah Kabupaten untuk menambah bidang prioritas apalagi Dana Desa
hanya untuk membiayai 4 bidang.
Seyogyanya Peraturan Bupati tidak lagi mengatur tentang bidang prioritas dan
contoh-contoh jenis kegiatan karena sudah disebut contohnya dengan jelas pada
Permendes, sehingga desa diberi ruang untuk berkreasi menentukan jenis kegiatannya
sesuai skala prioritas kebutuhan desa sebagai wujud penghargaan kita terhadap
OTONOMI desa.
Peraturan Bupati seharusnya menindaklanjuti Permendes, PDT dan Transmigrasi
dengan menetapkan secara teknis besaran prosentasi pengalokasian ADD pada 4
(empat) bidang sesuai PP No. 60 tahun 2014 dengan menentukan prioritas sebagaimana
Permendes, PDT dan Transmigrasi.

3. Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa yang dikeluarkan Pemerintah Daerah


juga mengatur secara jelas perihal:
- Perpajakan
- Ambang Batas maksimal pembiayaan suatu kegiatan
- Pemanfaatan potensi sumber daya manusia yang ada di desa
Aparatur Desa bingung terkait perihal pajak karena tidak di tetapkan dalam
petunjuk teknis, tetapi hanya berupa penjelasan yang berbeda-beda dari Dinas PMD,
Inspektorat termasuk kantor pajak pratama. Oleh Karena itu perlu adanya koordinasi
lintas sektor untuk membahas dan memutuskan perihal perpajakan ini, sebagai salasatu
materi penyusunan pedoman teknis penggunaan dana desa agar tidak membingungkan
aparat desa.
Bahwa Dana Desa sesungguhnya tidak mengatur perihal ambang batas
maksimal anggaran suatu kegiatan, dimana jika lebih dari Rp. 200.000.000 harus di
lelang oleh ULP, dan diswakelolahkan jika dibawah Rp. 200.000.000, sebagaimana
proyek APBD dan APBN. Bahwa Tujuan Program Dana Desa untuk menciptakan
Lapangan pekerjaan di Desa, oleh karena itu maka semua kegiatan harus dikerjakan
sendiri oleh masyarakat Desa(Swakelola). Jika Pemerintah Daerah Menghendaki adanya
ambang batas maksimal Penetapan besaran biaya setiap kegiatan maka harus
ditetapkan dalam pedoman teknis, tidak sebagaimana yang terjadi selama ini bahwa
semuannya berdasarkan penjelasan/ pendapat dari Aparat Dinas PMD.
Dalam rangka efektifitas, efisiensi, daya guna dan hasil guna pelaksanaan
program kegiatan Dana Desa, maka pemerintah Desa wajib memanfaatkan potensi
sumber daya manusia yang ada di desa demi pemberdayaan, kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat Desa itu sendiri. Artinya semua kegiatan baik dari tahap
persiapan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan dana desa, pemerintah
desa wajib hukumnya memprioritaskan tenaga kerja yang ada di desa seperti tukang
kayu, tukang batu, tenaga administratif perkantoran. Contohnya dalam hal pembuatan
gambar bangunan fisik dan penyusunan kebutuhan bahan bangunan termasuk upah
kerja secara sederhana yang selama ini sudah lasim dipraktekkan di desa.

Dari uraian tersebut, dengan ini Kami menyampaikan usulan sekaligus sebagai
solusi terhadap permasalahan di atas:
1. Pemerintah Kabupaten segera mengeluarkan Pedoman teknis penggunaan Dana
Desa yang mengatur pengalokasian anggaran Dana Desa pada 4 (empat) bidang
dengan prosentasi sebagai berikut:
- Bidang Pembangunan Desa 40 %
- Bidang Pemberdayaan Masyarakat 30 %
- Bidang Penyelenggaran Pemerintahan 20 %
- Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 10 %
2. Alokasi anggaran pada Bidang Penyelenggara Pemerintah anatara lain juga untuk
membiayai kegiatan oprasional kantor Desa dan kantor BPD, Operasional Aparat
Pemerintah Desa dan Oprasional anggota BPD yang tidak bisa dibiayai dengan
ADD.

Anda mungkin juga menyukai