Anda di halaman 1dari 34

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori dasar

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Wikipedia, Evaluasi adalah proses penilaian. Evaluasi

dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang

digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2 Pengertian Kinerja

Menurut Mulyadi (2007, p337), kinerja yaitu keberhasilan

personal, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategi

yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

2.1.3 Pengertian Investasi

Menurut Widjajanta. B, Widyaningsih. A (2007, p130), investasi

merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset) fisik seperti

pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan.

Menurut Widoatmodjo. S, Ferlianto. R. L, Rizal. J. (2007, p2),

investasi yaitu komitmen mengikatkan satu aset ini untuk beberapa

periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang

mampu mengkompensasi pengorbanan investor, berupa:

1. Keterikatan aset pada waktu tertentu

2. Tingkat inflasi

3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang

7
8

Jadi penulis menyimpulkan investasi yaitu suatu dana yang

dikeluarkan dalam mencapai suatu tujuan tertentu di mana dengan

investasi yang dilakukan, perusahaan akan mendapatkan benefit di masa

mendatang.

Ada empat faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam

melakukan suatu investasi, yaitu:

1. Modal yaitu berapa banyak dana yang diperlukan untuk melakukan

investasi sampai perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang

melebihi dari investasi yang dikeluarkan.

2. Tingkat pengembalian yaitu berapa persen tingkat keuntungan yang

bisa diperoleh dari modal yang dikeluarkan dalam jangka waktu

tertentu.

3. Tingkat resiko yaitu berapa besar kemungkinan terjadinya kerugian

yang dapat mengurangi jumlah modal bahkan menghabiskan modal

perusahaan.

4. Arus dana yaitu seberapa cepat dana dalam bentuk uang kas secara

fisik yang dapat ditarik dari modal yang sudah disetor.

2.1.4 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut M. Suyanto (2005, p10), teknologi informasi merujuk

pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan,

menyimpan, mengubah dan mengggunakan informasi dalam segala

bentuknya.
9

Menurut Jeffrey, Lonnie dan Kevin (2004, p10), teknologi

informasi merupakan istilah yang menggambarkan kombinasi teknologi

komputer (hardware dan software) dengan teknologi komunikasi

(jaringan data, gambar dan suara). Sedangkan menurut Ward dan

Peppard (2002), teknologi informasi secara khusus ditujukkan untuk

teknologi, khususnya hardware, software dan jaringan telekomunikasi.

Menurut jurnal B Charlene Henderson, Kevin Kobelsky, Vernon J

Richardson, Rodney E Smith (2010, p39), teknologi informasi

merupakan suatu sistem yang digunakan oleh manusia dalam

menyampaikan suatu pesan maupun informasi. Pengeluaran TI mungkin

melibatkan salah satu atau semua biaya yang terlibat didalam akuisisi

perancangan, implementasi instalasi, dan pengoperasian sistem informasi.

2.2 Konsep Investasi Teknologi Informasi

2.2.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi

Menurut Edmund W. Fitzpatrick (2005, p28), investasi TI adalah

investasi yang terdiri dari biaya siklus hidup total keseluruhan proyek

atau potongan proyek yang melibatkan TI, termasuk biaya operasional

paska-proyek sistem yang diterapkan.

Menurut Marc J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M.

Schniederjans (2004, p8), investasi TI adalah Investasi dalam peralatan,

aplikasi, layanan, dan teknologi dasar. Investasi TI berhubungan dengan

beban yang terkait untuk mendapatkan komputer, komunikasi, perangkat

lunak, jaringan dan personil. Keputusan investasi mengalokasikan jenis


10

sumber daya (manusia, moneter, fisik) ke dalam Management

Information Sistem (MIS). MIS terdiri dari empat komponen utama yaitu:

1. Personil (personnel): user atau pengguna yang akan menerima

pelatihan teknologi dan akan melakukan fungsi input atau output

sistem dan menjalankan sistem operasi

2. Perangkat lunak aplikasi (application software): program, bahasa

(languages), perakitan bahasa, C++, dan lain sebagainya.

3. Perangkat lunak sistem (system software): sistem operasi,

program utilitas untuk mengelola data dan lain sebagainya.

4. Perangkat keras (hardware): komputer, data storage disk dan

sistem, sistem komunikasi, sistem jaringan dan lain sebagainya.

Menurut jurnal Ashraf Galal Eid (2010, p133), dampak dari

investasi teknologi informasi pada variabel-variabel ekonomi yang

berbeda di negara-negara industri telah ditargetkan sangat oleh banyak

ekonom dalam dua dekade terakhir dengan perhatian khusus untuk

mempelajari dampak investasi TI terhadap pertumbuhan produktivitas

dan revolusi teknologi informasi didorong oleh pertumbuhan Internet,

yang telah memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan produktivitas

dan stabilitas makroekonomi.

2.2.2 Tujuan dan Manfaat dari Investasi Teknologi Informasi

Tujuan investasi yang paling penting adalah proses

mendefinisikan pendekatan untuk evaluasi dan pengukuran kinerjanya.

Investasi TI yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi, memerlukan

efisiensi dalam mengukur teknik seperti kerja studi dan analisis biaya
11

manfaat. Investasi TI yang telah diimplementasikan untuk meningkatkan

efektivitas manajemen memerlukan analisis nilai tambah, nilai dari

penilaian rantai, dan lain-lain. Investasi TI untuk keuntungan bisnis atau

transformasi bisnis memerlukan pengukuran teknik seperti analisis

strategis, kinerja kompetitif relatif, dan lain-lain.

Tujuan dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi

adalah sebagai berikut Richardus Eko Indrajit (2004, p30):

a. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri

dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi

informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.

b. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas perusahaan.

c. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan

kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan

mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.

Manfaat dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah

sebagai berikut menurut Richardus Eko Indrajit (2004, p41):

a. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement)

b. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance)

c. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis)

d. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact

analysis).

Tabel 2.1 pada tampilan di bawah menunjukkan bagaimana jenis

investasi yang berbeda dapat dilakukan


12

Tujuan investasi Jenis investasi Evaluasi/ pengukuran

Kelangsungan bisnis Harus dilakukan Melanjutkan/ menghentikan


bisnis

Peningkatan efisiensi Penting / inti Biaya manfaat

Peningkatan efektivitas Kritikal / inti Analisis bisnis

Halangan kompetitif Strategis / prestise Analisis strategi

Infrastruktur Arsitektur/ harus dilakukan Istilah yang luas

Table 2.1 Tujuan Investasi, Jenis dan Teknik Evaluasi

2.2.3 Karakteristik Investasi TI

Karakteristik investasi TI dapat di lihat pada tabel 2.2 dibawah

Ini:

Biaya langsung (direct cost)


Struktur biaya (cost structure)
Biaya tidak langsung (indirect cost)

Intangible asset
Intangibility
Keuntungan jangka panjang (long-term benefits)

Kesempatan bisnis baru (new business


Dampak dari struktur organisasi (impact on
opportunities)
organizational structures)
Perubahan organisasi (organizational changes)

Ketidakpastian keuntungan (benefits uncertainly)


Ketidakpastian (uncertainly)
Ketidakpastian biaya (cost uncertainly)

Tabel 2.2 Karakteristik TI

Sumber : Wohlfahrt, 2006, p21

2.2.4 Alternatif Strategi Investasi TI

Jika suatu investasi TI di perusahaan tidak dapat mencapai tujuan

dan memenuhi kebutuhan TI perusahaan ada empat alternatif yang dapat


13

memperbaiki investasi TI menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L.

Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans (2004, p41):

1. Melanjutkan sistemnya tanpa merubah

2. Merombak sistem

3. Upgrade sistem yang ada

4. Mengganti sistem

2.2.5 Pengertian TI Outsourcing

TI outsourcing adalah situasi di mana perusahaan tidak ingin

mengikat modal dari sumber daya MIS dan akan menyewa jasa dari

perusahaan luar atau vendor dalam menangani MIS. Manfaat yang di

peroleh dari penggunaan outsoucing, yaitu:

1. Perbaikan teknologi

2. Keuntungan dalam keuangan

3. Mengurangi anggaran

4. Perbaikan produktivitas

5. Manfaat pajak

6. Meningkatkan kegiatan bisnis inti

7. Fasilitas manajemen

8. Manajemen perencanaan

Selain manfaat juga terdapat masalah yang dihadapi dari penggunaan

outsourcing seperti kegagalan untuk mencapai kebutuhan klien, kualitas

layanan yang buruk dan kegagalan untuk memenuhi tujuan tepat waktu.
14

Untuk itu perlu adanya strategi dalam penggunaan outsourcing di

perusahaan, sebagai berikut:

1. Mengembangkan perjanjian layanan spesifik dan lengkap serta

mengukur untuk monitor kepatuhan

2. Membangun masa percobaan untuk mengevaluasi agen

outsourcing

3. Mengukur kegiatan TI selama masa percobaan

4. Meminta izin perusahaan untuk mengubah kegiatan usaha jika

diperlukan

5. Mengukur dan mengelola kualitas pelayanan

6. Menghindari menjadi tergantung pada agen outsourcing

Menurut jurnal Garret Cronin (2006, p62), Outsourcing bukan

hanya solusi untuk pengurangan biaya, tetapi juga dapat menjadi inisiatif

yang strategis untuk menjadi sukses itu harus selaras dengan tujuan

bisnis.

2.2.6 Pengertian Evaluasi Investasi Teknologi Informasi

Menurut (Remenyi, 2001), alasan utama dalam melakukan

evaluasi TI yaitu karena adanya keraguan yang pantas dipertimbangkan

di dalam banyak area di mana investasi dalam bidang teknologi informasi

telah terbukti secara ekonomi. Alasan lainnya adalah dengan melakukan

evaluasi teknologi informasi, perusahaan akan mempelajari bagaimana

cara menggunakan dananya dengan baik. Ini akan memberikan

kesempatan untuk perusahaan mengerti bagaimana suatu teknologi

informasi dapat digunakan lebih baik dalam proses bisnis perusahaan,


15

dan sebuah proses timbal balik yang dapat ditempatkan dalam posisi di

mana diharapkan perusahaan dapat membuat keputusan- keputusan yang

lebih baik di lain waktu.

Jadi menurut penulis, evaluasi investasi TI adalah mengevaluasi

biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh perusahaan

pada investasi yang dilakukan dalam peralatan, layanan, aplikasi dan

teknologi dasar.

2.2.7 Metode-Metode Evaluasi Investasi TI

Untuk menilai suatu unvestasi TI, dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode pendekatan sebagai berikut:

1. Return On Investment (ROI): Pengembalian atas investasi (ROI) telah

lama menjadi kriteria investasi penting dan terus menjadi penting

dalam pendekatan investasi TI. Contoh yang paling sederhana dari

ROI yaitu payback method di mana dicoba dihitung durasi waktu

yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah

dialokasikan. Metode yang paling banyak dipilih adalah dengan

menggunakan Internal Rate of Return (IRR) yang biasanya digunakan

bersama dengan Net Present Value (NPV). Kelebihan dari metode

IRR yaitu terletak pada kemudahan bagi para pengambil keputusan

dalam menentukan apakah investasi terhadap proyek teknologi

informasi perlu dilakukan atau tidak. Namun kelemahan terbesar

dan dinilai cukup mendasar dari metode ROI adalah banyaknya

hambatan dalam menentukan nilai atau parameter dari beberapa


16

variable yang dibutuhkan dalam menghitung IRR misalnya, karena

karakteristik dari proyek teknologi informasi.

2. Quantification method: Metode ini adalah versi ekstrim dari

pendekatan pengembalian investasi (ROI). Hal itu mewajibkan semua

manfaat dikonversi menjadi ROI keuangan yang harus

dipertimbangkan.

3. Multiple Attribute Decision Model: Model ini untuk menegaskan

nyata dan tidak nyata suatu keuntungan, menetapkan keuntungan

relatif masing-masing, dan memutuskan berapa banyak keuntungan

masing-masing dari usulan investasi yang disediakan. Kriteria

berbeda ditegaskan untuk masing-masing usulan investasi,

membuatnya sulit membandingkan usulan yang satu dengan lainnya.

4. Return On Management: Pada pendekatan ini, produktivitas

management diukur dengan keuntungan rata-rata permanager, dilihat

dari kunci indikator sukses investasi di dalam TI. ROM didefinisikan

sebagai hasil perhitungan dari total pendapatan perusahaan dikurangi

dengan seluruh biaya dan nilai tambah dari masing- masing sumber

daya termasuk modal, kecuali biaya manajemen dan hal terkait

dengan manajemen. Sehingga value dari sebuah sistem baru adalah

selisih antara ROM sebelum sistem tersebut diimplementasikan

dengan ROM setelah sistem tersebut diimplementasikan.

5. Stakeholder Perceptions: Dengan pendekatan ini, persepsi dari

stakeholder, yang mungkin memiliki tujuan yang bervariasi serta

kriteria yang bervariasi, dapat menentukan keputusan investasi TI.


17

6. Value Analysis: Pendekatan ini menentukan nilai dengan

membandingkan manfaat investasi relatif terhadap biaya dan resiko.

Mengakui masalah yang terkait dengan keputusan 'biaya minimal'

yaitu, lebih baik membayar lebih tinggi, biaya yang diterima untuk

mendapatkan nilai terbaik.

7. Real options: Pendekatan ini adalah berasal dari bidang keuangan dan

khusus dari teori harga opsi keuangan. Digunakan dalam

menganalisis nilai investasi TI dari waktu ke waktu, dengan

mempertimbangkan hubungan dengan investasi lain dan pilihan yang

tersedia di berbagai titik selama siklus hidup investasi itu.

8. Critical Success Factors: Pendekatan ini bersifat sangat strategis dan

generik, metode ini meminta senior eksekutif untuk memutuskan

beberapa faktor kriteria sukses yang diberlakukan dalam

organisasinya.

9. Delphi Technique: Pendekatan ini untuk mengidentifikasi kelompok

dari kemampuan pengetahuan perorangan, ahli, atau yang terpengaruh

oleh masalah.

10. Balance scorecard: Pendekatan ini menekankan bahwa organisasi

menentukan tujuan dan ukuran kinerja dalam empat bidang yang

saling bergantung, yaitu: keuangan, pelanggan, operasi internal, dan

pertumbuhan pembelajaran.

11. Cost Benefit Analysis: Pendekatan ini untuk menganalisis investasi

yang diusulkan TI dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi

manfaatnya, biaya, dan resiko. Kelebihan utama dari metode ini


18

adalah karena telah berhasilnya manajemen dalam

mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif

maupun intangible. Sedangkan kelemahan utama dari metode ini

menurut kejadian yang sudah-sudah adalah sering terjadi perselihan

atau perdebatan dalam menentukan teknik yang sesuai dalam mencari

value elemen yang nilainya tidak jelas tersebut.

12. Economic Value Added (EVA): Ide dasar EVA adalah menentukan

biaya modal untuk investasi dan untuk mengurangi keuntungan dalam

mendapatkan gambaran yang benar tentang nilai investasi

ekonominya.

13. Information Economic (IE): Ekonomi informasi dibangun pada biaya

tradisional - analisis manfaat tetapi dirancang untuk menangani lebih

baik dengan faktor - faktor non keuangan dan ketidakpastian (resiko).

Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan

meranking dampak ekonomis yang timbul akibat

diimplementasikannya sistem baru.

14. Portfolio Management : Ini berfokus pada pengelolaan campuran

organisasi investasi TI untuk memaksimalkan nilai dalam mencapai

sasaran organisasi dan tujuan dengan biaya dan resiko yang dapat

diterima.

2.2.8 Kendala yang Dihadapi dalam Mengevaluasi Manfaat Investasi TI

Dalam mengevaluasi manfaat dari investasi TI, terdapat beberapa

kendala di dalam manfaat investasi TI untuk menjadikan investasinya

lebih efektif dan efisien. Adapun beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:
19

1. Hal pertama dari evaluasi TI sulit dibuat karena jenis keuntungan yang

didapat perusahaan berasal dari penerapan aplikasinya. Manfaat ini

berasal dari peningkatan efisiensi dan efektivitas.

2. Keduanya memegang peran yang banyak dalam evaluasi investasi TI

yang melibatkan pemahaman fenomena ini.

2.3 Metode Evaluasi Investasi TI dengan Menggunakan Metode Cost Benefit

Analysis (CBA)

2.3.1 Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)

Menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M.

Schiederjans (2004, p140), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik

untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan

mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang

akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan

investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam

pengambilan keputusan termasuk didalam pengambilan keputusan

investasi IT.

Menurut Keen (2003, p273), mendefinisikan Cost Benefit

Analysis sebagai analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau

kenapa tidak pilih spesifik suatu investasi harus dipilih.

Menurut Remenyi (2000, p152), tujuan dilakukannya Cost-Benefit

Analysis (CBA) adalah untuk mengevaluasi apakah efektivitas dari fungsi

TI sudah mencukupi.
20

Menurut jurnal Hugo Rehesaar, Amanda Mead. The Business Review

(2005, p89), tujuan spesifik kebijakan pengembangan untuk Cost Benefit

Analysis, yaitu:

1. Menentukan data dasar

2. Mengidentifikasi alternatif kebijakan

3. Mengidentifikasi potensi perubahan dalam hasil dan risiko

4. Menilai ekonomi biaya dan manfaat

5. Menghitung keuntungan bersih secara keseluruhan dari berbagai

alternatif

Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan

tiga hal penting dan saling berhubungan yaitu:

1. Manfaat (benefit) domain bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan

atau peningkatan kinerja atau revenue.

2. Biaya (cost) domain teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya

variabel yang diperlukan untuk membangun sistem.

3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang

tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang

maupun masa yang akan datang.

2.3.2 Jenis-jenis Manfaat

Umumnya manfaat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu

manfaat yang berwujud (tangible benefit) dan manfaat yang tidak berwujud

(intangible benefit). Manfaat yang berwujud cenderung terlihat jelas dalam

mengevaluasi dan manfaat yang tidak berwujud sulit untuk diukur, seperti

memberikan informasi yang baik, atau dapat meningkatkan kemampuan


21

pengambilan keputusan seorang individu dan sulit untuk mengetahui

keuntungan akhir dalam peningkatan profitabilitas perusahaan. Ada tiga

jenis manfaat:

1. Manfaat-manfaat nyata

2. Kuasi-Manfaat-manfaat nyata, dengan fokus yang paling sering pada

peningkatan efisiensi organisasi yang sudah ada

3. Manfaat yang berwujud, fokus paling sering pada peningkatan

efektivitas organisasi

2.3.3 Langkah-langkah Menentukan Manfaat Nyata (tangible benefit) dan

Manfaat Tidak Nyata (intangible benefit)

Langkah-langkah menentukan manfaat nyata (tangible benefit),

yaitu:

1. Memecah upaya berdasarkan fungsi kerja yang dipengaruhi oleh

implementasi.

2. Untuk setiap fungsi yang terkena dampak, mengidentifikasi

perubahan, penambahan, atau eliminasi yang terkait dengan

proses pekerjaan tertentu.

3. Menentukan biaya melakukan pekerjaan. Kategori-kategori

biaya termasuk tenaga kerja, kontrak, peralatan, fasilitas, materi,

dan persediaan. sumber biaya termasuk anggaran organisasi dan

fungsi atau proyeksi berdasarkan waktu, volume, dan biaya

tenaga kerja.
22

4. Menentukan dampak biaya tidak langsung yang disebabkan oleh

perubahan, seperti persediaan membawa biaya dan pajak

properti.

5. Menentukan perubahan pekerjaan proses karena proyek baru,

sistem, atau perangkat tambahan.

6. Menentukan biaya dari proses setelah modifikasi.

7. Menentukan di mana biaya tambahan akan terjadi di masa

depan jika tidak terjadi perubahan dalam proses kerja.

8. Menghitung selisih antara melakukan proses cara lama dan cara

baru. hasil perhitungan ini akan menjadi manfaat nyata yang

diharapkan atau biaya tambahan dalam melakukan bisnis.

Menurut Remenyi, Artur Money, Michael Sherwood Smith, Zahir

Irani (2001, p69), langkah yang terlibat dalam mengukur manfaat

tidak nyata (intangible benefit):

1. Membuat konsep rantai peristiwa sebab dan akibat yang

mungkin timbul dari pengenalan sistem.

2. Mengidentifikasi bagaimana akan mungkin untuk menetapkan

perubahan yang mungkin terjadi sebagai hasil dari pengenalan

sistem informasi disini fokusnya adalah pada arah perubahan.

3. Mempertimbangkan bagaimana ukuran perubahan mungkin

diukur.

4. Dimana pengaruh dari sistem sudah jelas, sehingga analis dapat

melanjutkan tiga langkah selanjutnya.

5. Mengukur besaran perubahan.


23

6. Meletakkan nilai moneter pada perubahan yang telah diamati.

Menggunakan teknik pengembalian seperti; ROI, NPV, IRR,

dan lain-lain untuk mengakses apakah sistem informasi

investasi akan menghasilkan tingkat pengembalian yang

memadai untuk membenarkan dan melanjutkan.

2.3.4 Tahapan Dalam Cost Benefit Analysis

Dalam cost benefit analysis melibatkan serangkaian langkah atau

tahap. Terdapat 5 tahapan didalamnya yaitu:

Define
Problem

Identify Costs
and
Benefits

Quantify Costs
and Benefits

Compare
Alternatives

Perform
Sensitivity

Gambar 2.1 The five stages of cost benefit analysis

Sumber : Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans

(2004, p141)
24

1. Mendefinisikan masalah (Define problem)

Definisi masalah melibatkan dalam analisis mendalami terhadap

keadaan, investigasi kebutuhan dan persyaratan dari sebuah TI. Setelah

analisis, masalah dapat didefinisikan dan solusi alternatif dapat

diidentifikasi. Mendefinisikan masalah yang jelas mencakup pada

spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan

tersebut. Tujuan investasi yang tepat dapat memperbaiki layanan kepada

pelanggan, memperbaiki pengendalian terhadap persediaan, atau

informasi yang lebih baik. Mendefinisikan masalah yang jelas juga

mencakup rencana untuk mencapai tujuan.

Bagian dari mendefinisikan masalah melibatkan dalam

menghasilkan semua program alternatif yang mungkin diambil dan

kemudian jika perlu membuat daftar dalam membatasi kebutuhan dengan

menghilangkan alternatif yang tidak diterima. Alternatif yang tidak

diterima tidak sesuai dengan anggaran, hukum, sosial, politik, dan

institusi.

2. Mengidentifikasikan dan menghitung dari biaya dan manfaat

(Identification and quantification of costs and benefits)

Setelah masalah telah didefinisikan dan alternatif cocok, tingkatan

selanjutnya dalam analisis adalah untuk mengidentifikasikan biaya dan

manfaat yang relevan. Pengelompokan dampak relevan dari investasi TI

yang mungkin akan paling menantang cost benefit analysis. Pemeriksaan

yang intensif harus ditangani untuk mengidentifikasi dampak yang


25

relevan dari sebuah investasi TI apakah positif maupun negatif, untuk

memberikan nilai uang terhadap dampaknya.

Biaya adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk

pengadaan, instalasi, dan pemeliharaan TI. Untuk investasi TI

pengambilan keputusan, biaya secara tradisional dipandang sebagai

tangible dan langsung dihubungkan dengan sistem. Namun, ini hanya

satu pandangan terhadap biaya. Pandangan alternatif biaya adalah

intangible, yang berarti dampaknya tidak dengan mudah memberikan

sebuah nilai dari satuan umum pengukuran (biasanya dalam dollar) dan

tidak secara langsung dikaitkan dengan TI. Biaya yang mungkin antara

tangible dan intangible dan kedua jenisnya harus dievaluasi dalam

keputusan investasi TI mana yang dapat dipakai. Saat manajer dan para

pengawas investasi berhat-hati memilih biaya dalam beberapa analisis

untuk pengambilan keputusan investasi TI.

Tabel 2.3 memperlihatkan contoh dari biaya-biaya potensial,

tangible dan intangible yang telah digabungkan dengan fakta investasi.

Pengambilan keputusan investasi sangat mendukung analisis biaya

apapun atau pengambilan keputusan investasi. Setiap investasi itu adalah

unik dalam dirinya sendiri dan berkenaan dengan biaya yang harus

dimasukkan dalam cost benefit analysis.


26

Tangible costs Intangible costs


Perangkat keras (hardware) Perlawanan terhadap perubahan

Perangkat lunak (software) Ketidak mampuan untuk mengubah

Telekomunikasi Restrukturisasi organisasi

Kebutuhan spesifikasi dan update Integrasi sistem baru ke dalam situasi saat ini

Servis, install, pemrograman dan lain sebagainya Hilangnya sementara produktivitas

Personnel, penerimaan karyawan, pelatihan dan Formulasi dari kebijakan TI dan pengawasan
lain sebagainya

Biaya berjalan Gangguan terhadap praktek-praktek pekerja


normal

Furniture Penghentian (downtime)

Tabel 2.3 Biaya Potensial dari Investasi TI

Mengidentifikasi dan mengatur intangible costs telah memberikan

banyak perhatian dalam evaluasi investasi TI. Bagaimanapun intangible

costs dapat mempengaruhi kesuksesan maupun kegagalan proyek TI dan

harus benar-benar dipertimbangkan dalam cost benefit analysis.

Intangible costs, seperti perlawanan terhadap perubahan atau ketidak

mampuan untuk mengubah tidak selalu benar-benar ada dalam evaluasi

investasi TI, ketika dalam kenyataannya mereka dapat mempunyai

sebuah dampak utama yang mungkin menjadi kegagalan utama dari fakta

proyek TI. Penggabungan faktor-faktor seperti ini ketika dipakai kedalam

cost benefits analysis mungkin bukan masalah yang sederhana tetapi

dapat menjadi faktor yang penting.

Manfaat merupakan konsekuensi positif dari melakukan investasi

TI. Manfaat sering timbul dari perbaikan dalam cara organisasi

melakukan tugas-tugas yang diperlukan. Manfaat umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi lima kategori:


27

1. Penghematan biaya atau pembatalan (Cost savings or avoidance);

2. Pengurangan kesalahan (Error reduction);

3. Kinerja operasional yang lebih baik (Improved operational

performance);

4. Peningkatan fleksibilitas (Increased flexibility);

5. Peningkatan perencanaan dan pengendalian (Improved planning and

control)

Tabel 2.4 menunjukkan contoh dari kemungkinan manfaat dari

keadaan pengambilan keputasan TI. Manfaat, seperti biaya, ditampilkan

sebagai intangible dan tangible. Catatan yang umum menghubungkan

manfaat dengan investasi TI merupakan intangible, maksudnya ada

pengaruh-pengaruh yang tidak benar-benar memberikan nilai dari unit

umum pengukuran. Diandaikan salah satu manfaat utama dari inevstasi

TI untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penetapan sebuah nilai

untuk peningkatan kepuasan pelanggan mungkin sangat sulit, jika tidak

ada dalam masalah.

Ada beberapa kemungkinan cara untuk mengatur intangible costs

dan manfaat. Cara pertama yang mudah yaitu mengabaikan. Dalam

beberapa situasi, hal tersebut mungkin dapat diterima dan cocok untuk

menghilangkan intangible dari analisis karena kesulitan dalam

memberikan nilai tersebut. Hal tersebut menjelaskan bahwa intangible

tidak memiliki banyak pengaruh dan dapat dengan mudah dihilangkan

dari analisis. Cara lain untuk mengatur intangible dalam cost benefit

analysis tanpa diadakan tetapi daftar intangible costs dan jelaskan


28

dampak potensi dalam lampiran. Disini, intangible tidak langsung

termasuk dalam analisis tetapi ditampilkan dalam tambahan informasi

yng dipertimbangkan ketika memilih alternatif terbaik. Cara ketiga dalam

mengatur intagible adalah mengganti pengukuran untuk intangible dan

pengaruh langsung kedalam cost benefit analysis. Penggunaan

pengukuran nilai dari manfaat yang sama atau biaya yang lebih mudah

menetapkan nilai. Perhatian khusus harus di berikan dalam memilih

penggantian pengukuran yang tepat untuk memastikan ketersediaan

perkiraan dari nilai biaya dan manfaat yang sebenarnya. Cara keempat

dari nilai sebuah intangible adalah melakukan survey untuk menjelaskan

nilainya. Metode survei digunakan dengan luas dalam cost benefit

analysis. Sebagai contoh, sebuah survei direncanakan untuk menghitung

seberapa berharganya tepat waktu dalam mengolah informasi investasi TI

bagi pengguna. Pengguna TI akan meminta untuk melakukan nilai

moneter terhadap manfaat dan nilai ini digunakan dalam cost benefit

analysis.
29

Tangible benefits Intangible benefits


Meningkatkan produktivitas Peningkatan penggunaan aset dan pengendalian
dalam sumber daya

Penurunan biaya operasional Peningkatan perencanaan dan fleksibilitas


organisasi

Mengurangi tenaga kerja Informasi lebih tepat waktu dan informasinya


lebih berkualitas

Rendahnya biaya komputer Peningkatan kepuasan kerja dan operasi

Rendahnya biaya vendor luar Peningkatan dan lebih cepat pengambilan


keputusan

Rendahnya biaya profesional Tingkat kesalahan rendah

Rendahnya biaya pengembangan Lebih baik citra perusahaan


perusahaan

Mengurangi tingkat pertumbuhan dalam beban Peningkatan dan kepuasan pelanggan

Rendahnya biaya fasilitas

Mengurangi beban perangkat lunak


Tabel 2.4 Potensial manfaat dari investasi TI

Tambahan cara lain dari menilai intangible menggunakan harga

bayangan (shadow price). Shadow price adalah pengukuran luas

digunakan dalam ekonomi untuk perkiraan nilai yang baik, atau dalam

masalah cost benefit analysis, biaya atau manfaat. Harga bayangan adalah

nilai dari sebuah intangible, yang menunjukkan seberapa banyak didalam

spesifik index dari kinerja yang dapat ditingkatkan (diturunkan) dengan

menggunakan (loss) unit margin yang intangible. Harga bayangan

digunakan dalam keadaan ketika tidak adanya pendekatan yang

disebutkan akan menyediakan nilai tepat untuk intangible.

3. Membandingkan alternatif (Compare alternative)

Sekali semua biaya dan manfaat jasa tersebut telah teridentifikasi

dan terukur menjadi sebuah unit umum pengukuran, alternatif yang


30

kemudian dibandingkan satu sama lain berdasarkan kriteria umum. Tapi

sebelum dapat dilakukan perbandingan, biaya dan manfaat yang terjadi

dalam jangka waktu berikutnya sering didiskontokan kembali ke dollar

pada saat ini. Dalam beberapa kasus, biaya agregat dan manfaat

dibandingkan tanpa mempertimbangkan nilai waktu dari uang, namun

disarankan bahwa arus kas didiskontokan untuk memperhitungkan faktor

ini.

Pendiskontoan arus kas kembali yang terjadi pada periode yang

berturut-turut disebut sebagai kalkulasi perhitungan Present Value (PV)

dari aliran arus kas. Perhitungan Present Value didasarkan pada prinsip

dasar keuangan nilai waktu dari uang. Diasumsikan bahwa nilai uang

atau arus kas tergantung pada periode waktu yang telah diterima. Tingkat

diskonto harus dipilih dan digunakan untuk diskon biaya dan manfaat

yang terjadi pada periode waktu yang akan datang.

Present value dalam biaya dan manfaat dapat dihitung dengan rumus:

PV =

Keterangan:

At : Biaya dan manfaat pada waktu t

t : Periode waktu

r : Tingkat diskonto

PV : Jumlah biaya dan manfaat yang diterima pada masa depan yang

akan didiskontokan kembali ke nilai pada saat ini.


31

Seorang analis atau anggota tim manajemen keuangan memilih

tingkat diskonto disesuaikan bedasarkan resiko investasi TI dan keahlian

dan pengetahuan mereka tentang pasar keuangan.

Tabel 2.5 Kriteria Umum untuk Mengevaluasi Cost Benefit Analysis

1. Memaksimalkan rasio dari manfaat atas biaya (maximize the ratio of benefits over costs)

2. Memaksimalkan nilai bersih sekarang dari keuntungan bersih (maximize net present value of net
benefits)

3. Memaksimalkan Internal rate of return (maximize internal rate of return)

4. Payback period terpendek (shortest payback period)

Kriteria 1 yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

dengan rasio maksimum dalam biaya dan manfaatnya. The benefit/cost

ratio adalah nilai manfaat sekarang dibagi dengan nilai biaya yang dapat

dihitung dengan rumus:

Benefit / Cost Ratio =

Keterangan:

Bt : Benefit pada waktu t

t : Periode waktu

r : Tingkat diskonto

Kriteria 2 yang dapat digunakan adalah memilih alternatif yang

memiliki Net Present Value (NPV) terbesar. NPV dihitung sebagai nilai

sekarang kewajiban manfaat dikurangi nilai biaya sekarang yang

didiskontokan kembali ke saat ini. Net present value dari keuntungan

dapat dihitung dengan rumus:


32

Net present Value =

Keterangan:

Bn : Benefit pada waktu n

Cn : Biaya pada waktu n

n : Periode waktu

r : Tingkat diskonto

Menurut jurnal Valerie G.Caryer Cook, Ahad Ali (2010, p333), Metode

net present value bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih

akurat dari hasil yang diharapkan terhadap proyek-proyek yang telah

diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas dari perubahan nilai

waktu uang.

Kriteria 3 yang dapat digunakan adalah Internal Rate of Return

(IRR) yang dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif dalam cost

benefit analysis. IRR didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang

membuat NPV dari investasi sama dengan nol.

Keterangan :

Bt : Benefit pada tahun t

Ct : Biaya yang berhubungan dengan proyek pada tahun t

i : Tingkat suku bunga (%)


33

n : Umur ekonomis proyek

Kriteria 4 yang dapat digunakan adalah Payback period yang

digunakan untuk memilih alternatif pengembalian biaya yang sudah

dikeluarkan dalam jangka waktu singkat. Payback period dapat

dikatakan juga sebagai waktu ketika total investasi yang telah kembali

dalam arus kas kumulatif.

4. Melakukan sensitivitas (Perform sensitivity)

Sensitivity analysis didefinisikan sebagai penentuan keandalan

keputusan yang dihasilkan dari cost benefit analysis. Dalam cost benefit

analysis memiliki nilai yang sebenarnya dari setiap biaya dan manfaat

yang terkait dengan investasi alternatif ideal. Jika nilai-nilai ini diketahui

secara pasti tidak akan ada kesalahan. Namun, nilai-nilai biaya dan

manfaat, khususnya mereka yang tidak berwujud, hanya perkiraan dari

nilai yang benar dan dengan demikian berhubungan dengan beberapa

jumlah kesalahan. Melakukan analisis sensitivitas adalah salah satu cara

untuk menentukan tingkat kesalahan dalam perkiraan.

Tingkat kesalahan dalam menentukan perkiraan reliability dari

NPV akhir yang menjadi kriteria yang dipakai, dan dengan demikian

reliability dari keputusan dihasilkan dari analisis. Jika kriteria NPV

digunakan, dan NPV dari alternatif investasi disamakan, seperti terdapat

pada contoh diatas, dan tingkat kesalahan besar, kemudian hal tersebut

sulit untuk memastikan bahwa alternatif dengan NPV yang besar adalah

yang terbaik. Alternatifnya, jika NPV dari alternatif investasi sangat


34

berbeda dan tingkat eror kecil, kemudian keputusan dihasilkan dengan

analisis kuat dan mudah untuk memilih salah satu investasi dibandingkan

yang lain.

Ada banyak variasi dalam menunjukkan analisis sensitivitas,

tetapi cara umumnya pilih biaya, manfaat, atau parameter dalam

perhitungan NPV dengan jumlah besar dari kesalahan dan merubah untuk

menjelaskan dampaknya. Analisis yang meliputi memilih tertinggi dan

nilai terendah dari parameter dan memperkirakan dampak dari NPV.

Hasilnya adalah memiliki NPV yang terkait dengan nilai rendah. Tingkat

penyebaran NPV ini menunjukkan bagaimana nilai yang berbeda dari

parameter mempengaruhi nilai NPV akhir dan keputusan koresponden.

Berbeda hanya satu parameter dapat mengubah NPV tertinggi satu

alternatif untuk memilih alternatif yang berbeda, membuat hasil analisis

tidak dapat diandalkan.

Satu masalah dengan analisis sensitivitas selektif adalah bahwa

dalam keputusan investasi TI sebuah parameter jumlah besar dengan

perkiraan tinggi dan rendah masing-masing, dan dua alternatif investasi,

40 tambahan perhitungan NPV harus dihitung dan dianalisa untuk

menentukan tingkat sensitivitas mereka. Sejumlah besar informasi ini

dapat terkondensasi dan ditampilkan dalam bentuk yang mudah dibaca

dengan menurunkan distribusi probabilitas hasil NPV. NPV

mencerminkan semua kemungkinan variasi yang diberikan dalam

parameter kritis. Hasil dari analisis sensitivitas adalah gambaran grafis

yang mengungkapkan peluang investasi alternatif yang gagal ataupun


35

indikator keberhasilannya. Sekilas, pembuat keputusan diberikan banyak

informasi yang dapat dengan mudah diproses dan membantu dalam

mengambil keputusan.

2.3.5 Return On Investment (ROI)

Menurut Garriso atau Noreen (2000, p602) Return On Investment

adalah tingkat pengembalian yang mampu dihasilkan oleh manajer pusat

investasi pada aktivitas perusahaan. Pengguna ROI bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat (%) kembalinya modal yang digunakan.

2. Merumuskan apakah untuk membiayai aktivitas bisnis digunakan

modal sendiri atau modal dari luar (pinjaman). Hal ini ditinjau

dari perbandingan antara ROI (%) dengan tingkat (%) pinjaman

(dari luar)

2.3.6 Lembar Kerja (worksheet) untuk Menghitung ROI Sederhana

Dalam menghitung ROI secara sederhana dapat menggunakan

satu set yang berisi tiga lembar kertas kerja,yaitu:

a. Lembar kerja dalam biaya pengembangan (Development Cost

Worksheet)

Berupa daftar seluruh komponen biaya pada tahun pertama yang

dibutuhkan untuk mengawali dan membangun sebuah proyek. Terdapat

lima kategori didalam biaya pengembangan, yaitu:

1. Pengembangan usaha

Upaya pengembangan terdiri dari sistem tambahan dan biaya

program dan dukungan staf tambahan, seperti administrasi data.

2. Hardware baru
36

Hardware baru mencerminkan biaya tambahan untuk terminal,

printer dan komunikasi.

3. Membeli software baru

Software baru mencakup suatu perangkat lunak yang dibeli atau

disewa.

4. Pelatihan pengguna

Training untuk user mencerminkan pendidikan dan biaya pelatihan

dan pembelajarannya.

5. Biaya-biaya lainnya

Biaya lainnya, termasuk pengujian dan berada dalam kategori akhir.

Tahun ke-1

A. Usaha pengembangan

1. Peningkatan sistem dan pemrograman


(Contoh: perkiraan jumlah hari pada $ xxx/hari) _________

2. Peningkatan staff support


(Contoh: data administrasi pada $ xxx/hari) _________

B. Perangkat keras baru

1. Terminal, printer, komunikasi _________

2. Lainnya_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _________

C. Pembelian piranti lunak baru, jika ada

1. Paket software aplikasi _________

2. Lainnya_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
D. Pelatihan pengguna _________

E. Lainnya _________

Tabel 2.6 Development Cost Worksheet


37

b. Lembar kerja pembiayaan pada proyek yang sedang berlangsung

(Ongoing expense worksheet)

Berisi daftar seluruh komponen atau biaya yang dibutuhkan untuk

memlihara proyek dari tahun pertama hingga tahun terakhir proyek

tersebut. Terdapat lima kategori didalam biaya pada proyek yang sedang

berlangsung, yaitu:

1. Pemeliharaan perangkat lunak aplikasi

Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dengan

mengestimasi jumlah hari pembangunan.

2. Tambahan biaya penyimpanan data

Biaya penyimpanan data tambahan (incremental) adalah produk

dari perkiraan jumlah megabyte dengan estimasi biaya megabyte.

3. Tambahan komunikasi

Komunikasi tambahan biaya adalah biaya-biaya yang

berhubungan dengan garis-garis, pesan, dan sejenisnya.

4. Perangkat lunak baru dan perangkat keras sewa

Biaya yang berkaitan dengan sewa perangkat lunak baru atau

sewa perangkat keras diidentifikasi, yang panjang dengan

perlengkapan dan biaya lainnya.

5. Pemasok

6. Lainnya
38

Tahun ke-1

A. Pemeliharaan aplikasi softaware _________

Jumlah hari usaha pengembangan _________

Rasio pemeliharaan terhadap pengembangan _________

(Berdasarkan pengalaman, contoh 10-1) _________

Jumlah pemeliharaan tahunan _________

Tarif pemeliharaan harian _________

Total pemeliharaan aplikasi software _________

B. Pertambahan media penyimpanan data yang dibutuhkan__MB x __ _________


(Contoh estimas MB pada $ xxx)

C. Pertambahan media komunikasi (lines, messages dan lain-lain) _________

D. Software maupun hardware baru _________

E. Peralatan _________

F. Lainnya _________

Tabel 2.7 Ongoing expense worksheet

c. Lembar kerja dampak ekonomi (Economic impact worksheet)

Lembar kerja ketiga merangkum dampak proyek ekonomi proyek.

skor dampak ekonomi didasarkan pada hubungan garis lurus untuk

menghitung return on investment (ROI) sederhana dari arus kas bersih

periodik proyek yang diusulkan selama lima tahun. Pertama, investasi

bersih yang diperlukan didirikan ini diperoleh dari pengembangan

worksheet biaya. Kedua, arus kas tahunan didirikan. Ini diperoleh dengan

membangun manfaat ekonomi bersih melalui pengguna atau sponsor, dan

mengurangi biaya operasi. Perbedaan, pendapatan sebelum pajak,

berkurang dengan biaya yang sedang berlangsung, memberikan arus kas


39

bersih tahun. ROI sederhana dihitung dengan membagi arus kas rata-rata

lima tahun bersih dengan nilai investasi bersih yang diperlukan. Nilai

dampak ekonomi kemudian ditentukan.

Ketiga lembar kerja (biaya pengembangan, biaya berkelanjutan,

dan dampak ekonomi) digunakan seluruh sisa dari buku untuk

mengembangkan ROI sederhana untuk analisis biaya-manfaat.

Pendekatan tradisional analisis biaya-manfaat ini kompatibel dengan

target, anggaran, dan kuota yang digunakan untuk pengukuran kinerja

bisnis. Insentif tingkat fungsional adalah untuk meminimalkan biaya

(investasi) dan memaksimalkan efisiensi dari aset. Penggunaan teknik

analisis biaya-manfaat tradisional sebagai dasar untuk Informasi

Ekonomi.
40

A. Net Investment Required (form Development Cost Worksheet)

B. Yearly cash flow : based on five 12 month periods following implementation of


proposed system:
YEAR
TOTAL
1 2 3 4 5
Net Economics benefit xxx xxx xxx xxx xxx

Operating Cost Reduction

xxx xxx xxx xxx xxx

(-) On Going Expense

(Form Worksheet C) xxx xxx xxx xxx xxx

Net Cash Flow xxx xxx xxx xxx xxx

C. Simple Return On Investment xx %

D. Scoring Economic Impact


Score Simple ROI
0 Zero to Less
1 1 % - 299 %
2 300 % - 499 %
3 500 % - 699 %
4 700 % - 899 %
5 Over
Tabel 2.8 Economic Impact Worksheet

Anda mungkin juga menyukai