Anda di halaman 1dari 10

1.

Anatomi gigi

Gigi manusia terdiri dari tiga :

1. Akar gigi, yang berfungsi menopang gigi dan merupakan bagian gigi yang terletak
didalam tulang rahang.

2. Mahkota gigi yaitu bagian gigi yang berada diatas ginggiva.

3. Leher gigi, yaitu bagian yang menghubungkan akar gigi dengan mahkota gigi

Badan dari gigi terdiri dari :

1. Email, merupakan jaringan keras yang mengelilingi mahkota gigi dan berfungsi
membentuk struktur luar mahkota gigi dan membuat gigi tahan terhadap tekanan
dan abrasi. Email tersusun dari mineral anorganik terutama kalsium dan fosfor, zat
organic dan air.

2. Dentin, merupakan bagian dalam struktur gigi yang terbanyak dan berwarna
kekuningan. Dentin bersifat lebih keras dari pada tulang tetapi lebih lunak dari
email. Dentin terdiri dari 70 % bahan organic, terutama Kalsium dan fosfor serta 30
% bahan organic dan air.

3. Sementum, merupakan jaringan gigi yang mengalami kalsifikasi dan menutup akar
gigi. Sementum berfungsi sebagai tempat melekatnya jaringan ikat yang

1
memperkuat akar gigi pada alveolus. Sementum lebih lunak dari dentin dan terdiri
dari 50% bahan organic berupa Kalsium dan Fosfor dan 50% bahan organic.

4. Pulpa, merupakan jaringan ikat longgar yang menempati bagian ruang tengah pulpa
dan akar gigi. Pada pulpa terkandung pembuluh darah, syaraf, dan sel pembentuk
dentin. Pulpa berisi nutrisi dan berfungsi sebagai sensorik.

2. Penyakit yang sering terjadi pada jaringan pendukung gigi (periodontal)

Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu
gingiva/gusi serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan
tulang penyangga gigi yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu
penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat
menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi,
pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat
dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan
periodontitis.

Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda
klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan
ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu
jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi
secara teratur.

Periodontitis menunjukkan peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung


gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40
tahun dan bersifat irreversible/tidak dapat kembali normal seperti semula, yaitu apabila
tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi tersebut sampai
hilang/tanggal berarti terjadi kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di dalam
rongga mulut seumur hidup.

Porphyromonas Gingivalis merupakan bakteri coccobacillus gram negatif anaerob


obligat di rongga mulut yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan periodontal pada
manusia. Porphyromonas Gingivalis hampir selalu ditemukan di daerah subgigiva dan
persisten dalam reservoir pada permukaan mukosa seperti pada lidah dan tonsila, namun
Porphyromonas Gingivalis jarang ditemukan dalam plak manusia yang sehat.

3. Penyakit yang sering terjadi pada jaringan pulpa

1. Iritasi pulpa / karies mengenai email

2
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan
sampai batas dentino enamel junction
Gejala-gejala :
Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila sikat gigi
Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan
Pemeriksaan objektif :
Terlihat karies yang kecil
Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa sedikit
Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan biasanya rasa
ngilu juga hilang
Therapi :diberi tumpatan sesuai indikasinya

2. Hyperemi pulpa / karies mengenai dentin


Hyperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa adalah suatu
keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah
karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.Pulpa terdiri dari saluran
pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan saluran lympe
Gejala-gejala :
Terasa lain jika terkena makanan/ minuman manis,asam panas dan dingin.
Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman panas
Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan
Pemeriksaan objektif :
Terlihat karies media atau propunda
Bila di tes dengan chlor etil terasa ngilu
Di test dengan sonde kadang terasa ngilu,kadang tidak
Perkusi tidak apa-apa
Therapi :
bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya,bila mahkota cukup baik.
Bila karies propunda dilakukan pulpa capping , bila mahkotanya baik

3. Pulpitis
Pulpitis dibagi dalam beberapa macam yaitu :
a. Pulpitis acuta
Pulpitis parttialis acuta
Yaitu keadaan dimana sebagian pulpa mengalami peradangan.
Gejala-gejala :
- Rasa nyeri spontan
- Rasa nyeri dapat berlangsung beberapa menit
- Berdenyut sesuai dengan denyut nadi
- Kadang-kadang tidur terganggu
Pemeriksaan objektif :
- Terlihat caries propunda
- Test dengan sonde sakit
- Test dengan chlor etil sakit
- Perkusi dapat sakit atau tidak
- Test vitalitas bereaksi

3
Therapi : bila mahkota masih bagus dilakukan perawatan syaraf (mumifikasi), bila
disertai periodontitis, lakukan perawatan periodontitis nya terlebih dahulu,baru kemudian
perawatan urat syaraf.
Pulpitis totalis acuta
Yaitu keadaan dimana seluruh jaringan pulpa mengalami peradangan
Gejala-gejala :
- Rasa sakit yang lebih hebat daripada pulpitis parttialis
- Rasa sakit yang terus-menerus tanpa ada penyebabnya
- Penderita tidak dapat tidur
- Rasa sakit menjalar ke pelipis hingga ke telinga
Pemeriksaan objektif :
- Terlihat karies propunda
- Biasanya pulpa sudah terbuka / perforasi
- Test dengan sonde sakit
- Perkusi sakit
- Test thermis sakit
- Test vitalitas sakit
Therapi : pemberian antibiotik dan analgetik untuk menghilangkan periodontitis,
setelah rasa sakit periodontitisnya hilang dilakukan pencabutan (ekstraksi)

Pulpitis kronis
Suatu peradangan pulpa yang sudah berlangsung lama dan tidak menmbulkan
keluhan berat.
Gejala- gejala :
- Kadang-kadang terasa sakit kemudian hilang
- Dulu pernah sakit sekali
- Tidak ada keluhan yang berat
- Bila terkena makanan/ minuman panas dingin, terasa agak nyeri

Pemeriksaan objektif :
- Terlihat adanya karies propunda
- Pulpa dapat terbuka atau tidak
- Test sonde sakit
- Perkusi terasa agak sakit
- Test thermis hampir tidak bereaksi
- Gigi masih vital

4. Necrosa pulpa
Yaitu suatu proses kematian pulpa yang tidak disertai dengan bakteri ini merupakan
kematian yang steril.
Gejala gejala :
- Tidak ada keluhan sakit
- Warna gigi berubah
Pemeriksaan objektif :
- Gigi berubah warna
- Gigi dengan tumpatan silikat
- Dengan test termis tidak menimbulkan reaksi apa-apa
- Test vitalitas tidak mempunyai reaksi
Therapi :

4
- Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan urat syaraf
- Untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan bila ada keluhan

5. Gangraen pulpa
Yaitu kematian pulpa yang disertai dengan invasi bakteri pembusuk. Proses
kematian pulpa ini adalah suatu kematian yang tidak steril.
Gejala gejala :
- Bau tidak enak
- Bila makan-makanan yang panas terasa sakit (oleh karena lobang gigi tertutup sisa
makanan)
Pemeriksaan objektif :
- Biasanya gigi berubah warna
- Terlihat karies propunda atau gigi dengan tumpatan besar
- Test dengan sonde pulpa terbuka,tidak terasa sakit
- Percusi dapat terasa sakit dan tidak terasa sakit
- Test thermis, dengan panas tersa sakit
- Bau busuk
- Test vitalitas tidak bereaksi menandakan gigi sudah mati
Therapi :
- Untuk gigi permanent berakar satu dilakukan perawatan gangraen bila akarnya sudah
cukup kuat dan oral hygenisnya baik
- Untuk gigi permanent berakar lebih satu ,dilakukan ekstraksi
-Untuk gigi decidui diadakan trepanasi (melobangi atau pulpa sampai perforasi)

4. Nomenklatur pada gigi

Nomenklatur yang biasa dipakai adalah :

1. Cara Zsigmondy

2. Cara Palmer

3. Cara FID ( Federation Internationale Dentaire )

Cara Zsigmondy

Gigi susu

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Gigi tetap

8764321 12345678

8764321 12345678

Contoh penulisan :

5
V : gigi susu m2 kanan atas

6 : gigi tetap M1 kiri bawah

Cara Palmer

Gigi susu

ED C BA ABCDE

ED C BA ABCDE

Gigi tetap

8764321 12345678

8764321 12345678

Contoh penulisan :

E : gigi susu m2 kanan atas

6 : gigi tetap M1 kiri bawah

Cara FID ( Federation Internationale Dentaire )

Dengan menggunakan sstem 2 angka :

Gigi Tetap :

1- 2-

4- 3-

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Gigi Susu

5- 6-

6
8- 7-

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Contoh penulisan :

55 : gigi susu m2 kanan atas

36 : gigi tetap M1 kiri bawah

5. Jenis anestesi yang digunakan pada bedah mulut

Macam-macam teknik yang digunakan dalam penatalaksanaan anastesi lokal :

a. Infiltrasi
Anastesi dilakukan dengan mendeponirkan cairan anastesi disekitar apeks gigi yang akan
dicabut di sisi bukal pada sulkus, adanya porositas pada tulang alveolar menyebabkan
cairan anastesi berdifusi menuju saraf pada apeks gigi.

b. Anastesi blok
Anastesi blok merupakan anastesi dengan menginjeksikan cairan anastesi pada batang saraf
yang biasa digunakan untuk tindakan bedah di rongga mulut. Anastesi blok yang biasa
dilakukan yaitu inferior dental blok, mental blok, posterior superior dental blok, dan
infraorbital blok.
c. Teknik-teknik yang lain
Ada teknik-teknik lain yang digunakan untuk anastesi seperti periodontal ligamen
injection, intraosseous injection, dan intrapulpal injection.

6. Indikasi dan kontra indikasi pencabutan gigi

Indikasi :

1. Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan dengan perawatan apapun.
2. Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut jika perawatan endodontic
tidak dapat dilakukan.
3. Periodontitis apical. Gigi posterior non-vital dengan penyakit periapikal sering harus
dilakukan pencabutan.
4. Penyakit periodontal. Sebagai panduan, kehilangan setengah dari kedalaman tulang
alveolar yang normal atau ekstensi poket ke bifurkasi akar gigi bagian posterior atau
mobilitas yang jelas berarti pencabutan gigi tidak bias dihindari lagi.
5. Gigi pecah atau patah. Dimana garis pecah setengah mahkota dari akar.

7
6. Rahang pecah. Jika garis gigi peca mungkin harus dilakukan pencabutan untuk
mencegah infeksi tulang.
7. Untuk perawatan ortodonsi
8. Supernumerary teeth
9. Gigi yang merusak jaringan lunak, jika pengobatan atau terapi lainnya tidak mecegah
trauma atau kerusakan.
10. Salah tempat dan dampaknya. Harus dilakukan pencabutan ketika gigi menjadi karies,
menyebabkan nyeri, atau kerusakan batas gigi.
11. Gigi yang tidak dapat disembuhkan dengan ilmu konservasi
12. Gigi impaksi dan gigi non erupsi (tidak semua gigi impaksi dan non erupsi dicabut)
13. Gigi utama yang tertahan apabila gigi permanen telah ada dan dalam posisi normal.
14. Persiapan radioterapi. Sebelum radiasi tumor oral, gigi yang tidak sehat membutuhkan
pencabutan, atau pengangkatan untuk mereduksi paparan radiasi yang berhubungan dengan
osteomelitis.

Kontraindikasi :
1. Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut
2. Pendarahan yang tidak diinginkan
3. Alergi pada anastesi local
4. Hipertensi jika pendarahan tidak terkontrol
5. Diabetes yang tidak terkontrol sangat mempengaruhi penyembuhan luka
6. Gigi yang masih dapat dirawat/dipertahnkan dengan perawatan konservasi, endodontic
dan sebagainya.
1.Kontra indikasi sistemik

a. Kelainan jantung

b. Kelainan darah

c. Diabetes mellitus

d. Penyakit ginjal

e. Penyakit hepar

f. Toxic goiter

g. Kehamilan

h. Terapi dengan antikoagulan.

2. Kontra indikasi local

a. Radang akut

b. Infeksi akut

8
c. Malignancy oral.

7. Perbedaan Abses periodontal dan Abses periapikal

Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada jaringan
periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal.
Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan
periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui gejala
klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal pus dan terletak di dalam saku
periodontal.
Abses Periapikal adalah suatu kondisi yang dapat ditemukan pada gigi dimana terjadinya
pembentukan pus setempat di ujung akar gigi dan jaringan tulang di sekitarnya. Ini
merupakan kelanjutan dari infeksi pulpa dan merupakan tipe abses gigi yang paling umum
terjadi. Ini merupakan kerusakan gigi yang sangat parah, apabila tidak dirawat dengan baik,
dapat menyebabkan kehilangan gigi.

8. Persistensi, Flegmon dan Fokal infeksi adalah ?

Persistensi adalah gigi susu yang belum tanggal sedangkan gigi permanen sdah
tumbuh.
Phlegmon atau Ludwig's angina adalah suatu penyakit kegawatdaruratan, yaitu
terjadinya penyebaran infeksi secara difus progresif dengan cepat yang menyebabkan
timbulnya infeksi dan tumpukan nanah pada daerah rahang bawah kanan dan kiri
(submandibula) dan dagu (submental) serta bawah lidah (sublingual), yang dapat berlanjut
menyebabkan gangguan jalan nafas dengan gejala berupa perasaan tercekik dan sulit untuk
bernafas secara cepat (mirip dengan pada saat terjadinya serangan jantung yang biasa
dikenal dengan angina pectoris). Sedangkan Ludwig's angina sendiri berasal dari nama
seorang ahli bedah Jerman yaitu Wilhem Von Ludwig yang pertama melaporkan kasus
tersebut.

Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus yang menginfeksi
lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup
saluran nafas. Phlegmon berawal dari infeksi pada gigi (odontogenik), 90% kasus
diakibatkan oleh odontogenik, dan 95% kasus melibatkan submandibula bilateral dan
gangguan jalan nafas merupakan komplikasi yang berbahaya dan seringkali merenggut
nyawa.

Definis FOKAL INFEKSI :

9
Pusat atau suatu daerah di dalam tubuh yang dimana kuman atau basil-basil dari
kuman tersebut dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh dan dapat
menyebabkan penyakit.

Sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi.

Salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ tubuh tersebut,
dibawa melalui aliran darah/lymphe atau dapat pula secara kontaminasi.

Sumber infeksi dalam rongga mulut :

1. Periodontium : Jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus. Pada


serabut yang periodonsium mengalami rusak, gigi akan goyang, dan kuman-kuman
akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah.
Pyorhea (gejala keluarnya nanah dari satu gusi yang berasal dari peradangan karena
rusaknya periodonsium).

2. Periapikal : Ujung dari akar gigi.

Penyebab yang berasal dari periapikal adalah yang paling sering. Pulpa gigi yang
nekrosis akibat karies profunda memberi jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam
jaringan periapikal. Infeksi akan menyebar ke daerah yang minimal resistensi

3. Pulpa Gigi

Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang
tertinggal, karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas tempat akar
gigi. Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat tersebar ke gigi lain
yang berdekatan atau daerah periapical melalui ekstensi atau melalui pembuluh
darah. Trauma, iritasi, dan peradagangan adalah kontributor utama penyebaran
infeksi di pulpa.

10

Anda mungkin juga menyukai