2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
3 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
- CBR minimum 10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
Pelaksanaan
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng timbunan.
- Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
RINGKASAN SPESIFIKASI
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 1 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 2 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI
Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan
Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan
- Agregat Halus
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -
PEKERJAAN STRUKTUR
1 Beton mutu tinggi dengan fc=50 Mpa untuk : Bahan:
Pek. Tiang Pancang CSP 500 - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai pada
batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 m3 diambil 1 benda uji ( beton readymix)
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 500 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 550 kg/cm2
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 300 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 350 kg/cm2
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
- Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 100 kg/cm2
- Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 125 kg/cm2
6 Baja Tulangan Polos atau Ulir - Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik 2400 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu >U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik> 3200 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Overlap sambungan 40d
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi
SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilangan
- Tebal selimut sesuai lingkungan konstruksi
7 Boring Pile 800 : - Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
lubang-lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran
RINGKASAN SPESIFIKASI
DIVISI 2. DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air - Elevasi Galian dasar Selokan
- Alinyemen selokan dan Profil penempang Melintang
2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
4 Pek. Galian Perkerasan Berbutir - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
RINGKASAN SPESIFIKASI
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
- SNI 03-1742-1989
Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
3 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
- CBR minimum 10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
Pelaksanaan
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng timbunan.
- Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial
Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
RINGKASAN SPESIFIKASI
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 1 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI
Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 2 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI
Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan
Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan
- Agregat Halus
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -
PEKERJAAN STRUKTUR
1 Beton mutu tinggi dengan fc=50 Mpa untuk : Bahan:
Pek. Tiang Pancang CSP 500 - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai pada
batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 m3 diambil 1 benda uji ( beton readymix)
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 500 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 550 kg/cm2
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 300 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 350 kg/cm2
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer
Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit
Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
- Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 100 kg/cm2
- Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 125 kg/cm2
6 Baja Tulangan Polos atau Ulir - Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik 2400 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu >U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik> 3200 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Overlap sambungan 40d
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi
SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilangan
- Tebal selimut sesuai lingkungan konstruksi
7 Boring Pile 800 : - Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
lubang-lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran
RINGKASAN SPESIFIKASI
1 2 3
- Diukur -
- Diukur -
- Diukur -
-
- Diukur -
-
- Diukur -
-
- Diukur -
-
- Diukur -
RENCANA INSPEKSI TERHADAP KEDATANGAN MATERIAL ( IN COMING INSPECTION )
CARA
NO. JENIS MATERIAL
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
- Diukur -
1 2 3
7.1.(10) Beton Readymix fc'=10 MPa
- Visual :
-
- Diukur -
-
-
-
- Diukur :
-
-
-
-
-
-
- Diukur
-
-
-
-
ASPEK K3 ALAT YANG PENANGGUNG
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI FREKUENSI
DIGUNAKAN JAWAB
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7 8
Dimensi :
Diameter 6 mm 0.3 mm Setiap ikat &
Diameter 8 < d < 14 mm 0.4 mm diameter Micrometer
Diameter 16 < d < 25 mm 0.5 mm
Diameter 28 < d < 34 mm 0.6 mm
Diameter d > 34 mm 0.8 mm Setiap ikat &
Panjang 0 sd + 70 mm diameter Meteran
PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Diukur : -
-
- Diukur :
-
-
-
- Diukur :
-
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar) - Visual : -
tebal 5 cm -
- Diukur : -
-
-
-
-
-
- Diukur :
-
-
-
PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Beton K-350 / fc'=30 MPa
- Visual -
- Diukur
-
-
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -
3 Baja Tulangan
- Visual : -
-
- Diukur :
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pemancangan Tiang Pancang CSP 500 Di ukur : -
-
-
-
-
- Visual : -
-
-
-
-
-
-
- Visual : -
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 100% Sand Cone
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
haya
PENANGGUNG
JAWAB
haya
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor QA/QC
Laborat
PENANGGUNG
JAWAB
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
Supervisor Laborat
Supervisor
PENANGGUNG
JAWAB
8
QA/QC
Supervisor
Supervisor Laborat
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
Supervisor
QA/QC
Meteran
Meteran
Slump Tes
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
PEKERJAAN TANAH
1 No. : 01/IFI/17.019/. Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Diukur
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter -
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
-
-
-
-
PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Diukur : -
-
- Diukur :
-
-
-
- Diukur :
-
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar) - Visual : -
tebal 5 cm -
- Diukur : -
-
-
-
-
-
- Diukur :
-
-
-
PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Beton K-350 / fc'=30 MPa
- Visual -
- Diukur
-
-
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -
3 Baja Tulangan
- Visual : -
-
- Diukur :
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pemancangan Tiang Pancang CSP 500 Di ukur : -
-
-
-
-
- Visual : -
-
-
-
-
-
-
- Visual : -
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 100% Sand Cone
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
haya QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor QA/QC
Laborat
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
QA/QC
Supervisor
Supervisor Laborat
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
Supervisor Laborat
Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8
Supervisor
QA/QC
Meteran
Meteran
Slump Tes
Penomoran ITP: