Anda di halaman 1dari 169

RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

3 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

Pek. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling


4 - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
Machine
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

5 Pek. Galian Drainase - Elevasi dan kelandaian akhir setelah finishing


- Permukaan akhir dasar Saluran
- Ukuran dan tipe tidak kurang dari gambar kerja

6 Pek. Galian Biasa - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.


- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

7 Pek. Galian Batu - Elevasi dan kelandaian akhir setelah finishing


- Permukaan akhir dasar Saluran
- Ukuran dan tipe tidak kurang dari gambar kerja
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
5 Pek. Timbunan dan Pemadatan Material
- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)
Indeks Plastisitas (PI) minimum 11
Batas Cair ( LL ) minimum 41
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Lolos Ayakan No. 200
- CBR min.6% untuk timbunan biasa sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.

Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

6 Pek. Timbunan Pilihan dan Pemadatan Material


- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)

- CBR minimum 10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
-
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SN! 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

7 Pek. Pasir Urug Material


- Timbunan ini harus memenuhi syarat Indeks Platisitas ( PI ) maksimum 6%
- CBR min.10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendam an bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan kering maksimum sesuai

Pelaksanaan
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng timbunan.
- Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A - Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Ukuran Ayakan Berat Yang
ASTM (mm) Lolos %
2" 50 0
11/2" 37,5 100
1" 25,0 79 - 85
3/8" 9,50 44 - 58
No.4 4,75 29 - 44
No.10 2,0 17 - 30
No.40 0,425 7 - 17
No.200 0,075 2-8

- Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Sifat-sifat Nilai

Abrasi Agregat Kasar 0 - 40%


Butiran pecah tertahan ayakan 3/8" 95/90
Batas Cair 0 - 25
Indeks Plastisitas 0-6
Hasil kali IP dgn lolos ayakan No. 200 maks 25
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah 0 - 5%
CBR Rendaman min 90%
Perbandingan % Lolos Ayakan 200 dan No. 40 maks 2/3

Penghamparan & Pemadatan


- Lapisan dibawah hamparan harus sudah sesuai spek
- Tebal padat maksimum < 20 cm
- Pemadatan pada kadar air -3% sd 1% kadar air optimum
- Kepadatan 100% dari kepadatan modifikasi

Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 1 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B - Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Ukuran Ayakan Berat Yang
ASTM (mm) Lolos %
2" 50 100
11/2" 37,5 88 - 95
1" 25,0 70 - 85
3/8" 9,50 30 - 65
No.4 4,75 25 - 55
No.10 2,0 IS - 40
No.40 0,425 8 - 20
No.200 0,075 2-8

- Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Sifat-sifat Nilai

Abrasi Agregat Kasar 0 - 40%


Butiran pecah tertahan ayakan 3/8" 55/50
Batas Cair 0 - 35
Indeks Plastisitas 0 - 10
Hasil kali IP dgn lolos ayakan No. 200 -
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah 0 - 5%
CBR Rendaman min 60%
Perbandingan % Lolos Ayakan 200 dan No. 40 maks 2/3

Penghamparan & Pemadatan


- Lapisan dibawah hamparan harus sudah sesuai spek
- Tebal padat maksimum < 20 cm
- Pemadatan pada kadar air -3% sd 1% kadar air optimum
- Kepadatan 100% dari kepadatan modifikasi

Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 2 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
3 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi Bahan:
- Aspal emulsi mengandung redusi < 50% dan penetrasi aspal 80/100 (memenuhi
- Aspal semen 80/100 atau Pen. 60/70 memenuhi AASHTO M20
- Blotter material > 98% lolos ayakan ASTM 3/8 (9,5 mm) dan < 2% lolos ayakan
ASTM No.8 (2,36 mm)

Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan

4 Lapis Perekat - Aspal Cair Bahan:


- Aspal emulsi jenis Rapid Setting (AASHTO M140/M208)
- Dapat diijinkan aspal emulsi diencerkan perbandingan 1 air bersih dan 1 aspal emulsi.
- Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 sesuai AASHTO M20 diencerkan 25-30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan

5 Laston Lapis Aus (AC-WC) tebal 3-4 cm


- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar dgn 500 putaran maks. 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Kelekatan agregat terhadap aspal Min 95%
Butir Pecah pada Agregat Kasar 95/90
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10%
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%

- Agregat Halus
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- % Berat Yang Lolos terhadap Agregat dalam Campuran


Gradasi Gradasi Semi
Ayakan ( mm)
Senjang Senjang
37,5 0 0
25,0 0 0
19 100 100
12,5 90 - 100 87 - 100
9,5 75 - 85 55 - 88
4,75 0 0
2,36 50 - 72 50 - 62
1,18 0 0
0,600 35 - 60 20 - 45
0,300 0 15 - 35
0,150 0 0
0,075 6 - 10 6 - 10

- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -

Pengujian Residu hasil TFOT atau RTFOT


Berat yang Hilang (%) < 0,8
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) < 800
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) > 5,4
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Keleatisan setelah Pengembalian (%) -
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Tebal Nominal minimum > 3 cm
- Tebal perlapisan < 3 cm

Sifat-sifat Campuran Lapis Aus


Kadar Aspal efektif (%) 5,9
Penyerapan aspal (%) 1,7
Jumlah tumbukan perbidang 75
Rongga dalam campuran (%) min 4, maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) 18
Rongga terisi aspal (%) 68
Stabilitas Marshall (kg) 800
Pelelehan (mm) 3
Marshall Quotient (kg/mm) 250
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60oC 90
Rongga dalam campuran (5) pada
kepadatan membal (refusal) 3

6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar)


tebal 5 cm - Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar dgn 500 putaran maks. 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Kelekatan agregat terhadap aspal Min 95%
Butir Pecah pada Agregat Kasar 95/90
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10%
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- % Berat Yang Lolos terhadap Agregat dalam Campuran
Gradasi Gradasi Semi
Ayakan ( mm)
Senjang Senjang
37,5 0 0
25,0 0 0
19 100 100
12,5 90 - 100 90 - 100
9,5 65 - 90 55 - 70
4,75 0 0
2,36 35 - 55 32 - 44
1,18 0 0
0,600 15 - 35 15 - 35
0,300 0 5 - 35
0,150 0 0
0,075 2-9 6 - 10

- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -

Pengujian Residu hasil TFOT atau RTFOT


Berat yang Hilang (%) < 0,8
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) < 800
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) > 5,4
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Keleatisan setelah Pengembalian (%) -
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Tebal Nominal minimum > 3 cm
- Tebal perlapisan < 3 cm

Sifat-sifat Campuran Lapis Aus


Kadar Aspal efektif (%) 5,9
Penyerapan aspal (%) 1,7
Jumlah tumbukan perbidang 75
Rongga dalam campuran (%) min 4, maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) 17
Rongga terisi aspal (%) 68
Stabilitas Marshall (kg) 800
Pelelehan (mm) 3
Marshall Quotient (kg/mm) 250
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60oC 90
Rongga dalam campuran (5) pada
kepadatan membal (refusal) 3

PEKERJAAN STRUKTUR
1 Beton mutu tinggi dengan fc=50 Mpa untuk : Bahan:
Pek. Tiang Pancang CSP 500 - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%

Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai pada
batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 m3 diambil 1 benda uji ( beton readymix)
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 500 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 550 kg/cm2

2 Beton mutu sedang dengan fc=30 Mpauntuk Bahan:


Boring Pile 800 : - Semen
Pilecap : Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
Kolom Underpass : I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
Sloof 800 x 400 : - Air
Lantai Underpass t=400 mm Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
Dinding Underpass t = 300 mm bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
Dinding Penahan Tanah Underpass t = 500 mm gula atau organik
Lantai Penutup Underpass (top slab)
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 300 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 350 kg/cm2

3 Beton mutu sedang dengan fc=25 Mpa Bahan:


- Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2

4 Beton mutu sedang dengan fc=20 Mpa Bahan:


U-ditch Utilitas beton Ukuran 200 cm x 100 cm
- Semen
beserta
Box tutupdrainase beton Ukuran 160 cm x 120
Saluran
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
cm
U-ditch Saluran drainase beton Ukuran 200 cm x 150
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
cm
Boxbeserta
Salurantutup
drainase beton Ukuran 150 cm x 120
- Air
cm
Saluran beton Ukuran 220 cm x 170 cm, beserta
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
Steelkontrol
Box Gratingukuran dalam 100 cm x 60 cm di area
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
pertokoan
Main Hole Ukuran dalam 100 cm x 60 cm untuk pipa
gula atau organik
utilitas
Main Hole Ukuran 75 cm x 75 cm
Deckdrain / Grating komplit dengan fitting
- Agregat Kasar
kelengkapan lain yang diperlukan
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2

5 Beton mutu rendah, fc=10 Mpa Bahan:


Lantai Kerja - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
- Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 100 kg/cm2
- Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 125 kg/cm2

6 Baja Tulangan Polos atau Ulir - Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik 2400 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu >U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik> 3200 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Overlap sambungan 40d
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi
SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilangan
- Tebal selimut sesuai lingkungan konstruksi
7 Boring Pile 800 : - Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
lubang-lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Diameter dasar lubang yang diterima kurang dari setengah diameter yang ditentukan
- Dasar selubung (casing) harus dipertahankan tidak lebih dari 1,5 m dan tidak
kurang dari 300 mm di bawah permukaan beton selarna penarikan dan operasi
- Beton harus di cor melalui sebuah corong dengan panjang pipa (tremi)
- Spesifikasi beton sesuai sepesifikasi beton pada pekerjaan struktur dengan mutu
sesuai gambar rencana
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

DIVISI 2. DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air - Elevasi Galian dasar Selokan
- Alinyemen selokan dan Profil penempang Melintang

2 Pasangan Batu dengan Mortar - Sisi muka masing - masing batu


- Profil permukaan rata - rata selokan dan saluran air yang dibentuk
- Tebal Pasangan

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


1 Pek. Galian Biasa - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

Pek. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling


3 - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
Machine
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

4 Pek. Galian Perkerasan Berbutir - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

5 Timbuan Biasa dari Sumber Galian Material


- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)
Indeks Plastisitas (PI) minimum 11
Batas Cair ( LL ) minimum 41
Lolos Ayakan No. 200
- CBR min.6% untuk timbunan biasa sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.

Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

6 Timbuan Biasa dari Galian Material


- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Indeks Plastisitas (PI) minimum 11
Batas Cair ( LL ) minimum 41
Lolos Ayakan No. 200
- CBR min.6% untuk timbunan biasa sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.

Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
- SNI 03-1742-1989
Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

7 Penyiapan Badan Jalan


RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

2 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

3 Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

Pek. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling


4 - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
Machine
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

5 Pek. Galian Drainase - Elevasi dan kelandaian akhir setelah finishing


- Permukaan akhir dasar Saluran
- Ukuran dan tipe tidak kurang dari gambar kerja

6 Pek. Galian Biasa - Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.


RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Permukaan akhir lereng galian.
- Lebar dan Panjang Galian.
- Kemiringan tebing atas galian terhadap trap-trap.

7 Pek. Galian Batu - Elevasi dan kelandaian akhir setelah finishing


- Permukaan akhir dasar Saluran
- Ukuran dan tipe tidak kurang dari gambar kerja

5 Pek. Timbunan dan Pemadatan Material


- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)
Indeks Plastisitas (PI) minimum 11
Batas Cair ( LL ) minimum 41
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Lolos Ayakan No. 200
- CBR min.6% untuk timbunan biasa sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.

Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dad kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

6 Pek. Timbunan Pilihan dan Pemadatan Material


- Bahan timbunan biasa harus diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-
2002 (AASHTO M145)

- CBR minimum 10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum
dan 1% diatas kadar optimum. Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1742-1989.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
-
Pelaksanaan
- Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan tebal padat > 20 cm.
- Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksirnum yang ditentukan sesuai
SNI 03-1742-1989
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sarnpai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SN! 03-1742-1989
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

7 Pek. Pasir Urug Material


- Timbunan ini harus memenuhi syarat Indeks Platisitas ( PI ) maksimum 6%
- CBR min.10% untuk timbunan pilihan sesuai SNI 03-1744-1989 setelah 4 hari
perendam an bila dipadatkan sampai 100% sesuai SNI 03-1742-1989
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Kadar air optimum = kadar air pada kepadatan kering maksimum sesuai

Pelaksanaan
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan.
- Permukaan akhir lereng timbunan.
- Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
- Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan rentang 3% dibawah kadar optimum dan
1% diatas kadar optimum.
- Jumlah lintasan pemadatan sesuai trial

Toleransi :
- Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air perrnukaan yang bebas
- Perrnukaan akhir lereng tirnbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A - Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Ukuran Ayakan Berat Yang
ASTM (mm) Lolos %
2" 50 0
11/2" 37,5 100
1" 25,0 79 - 85
3/8" 9,50 44 - 58
No.4 4,75 29 - 44
No.10 2,0 17 - 30
No.40 0,425 7 - 17
No.200 0,075 2-8

- Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Sifat-sifat Nilai

Abrasi Agregat Kasar 0 - 40%


Butiran pecah tertahan ayakan 3/8" 95/90
Batas Cair 0 - 25
Indeks Plastisitas 0-6
Hasil kali IP dgn lolos ayakan No. 200 maks 25
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah 0 - 5%
CBR Rendaman min 90%
Perbandingan % Lolos Ayakan 200 dan No. 40 maks 2/3

Penghamparan & Pemadatan


- Lapisan dibawah hamparan harus sudah sesuai spek
- Tebal padat maksimum < 20 cm
- Pemadatan pada kadar air -3% sd 1% kadar air optimum
- Kepadatan 100% dari kepadatan modifikasi

Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 1 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B - Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Ukuran Ayakan Berat Yang
ASTM (mm) Lolos %
2" 50 100
11/2" 37,5 88 - 95
1" 25,0 70 - 85
3/8" 9,50 30 - 65
No.4 4,75 25 - 55
No.10 2,0 IS - 40
No.40 0,425 8 - 20
No.200 0,075 2-8

- Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Sifat-sifat Nilai

Abrasi Agregat Kasar 0 - 40%


Butiran pecah tertahan ayakan 3/8" 55/50
Batas Cair 0 - 35
Indeks Plastisitas 0 - 10
Hasil kali IP dgn lolos ayakan No. 200 -
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah 0 - 5%
CBR Rendaman min 60%
Perbandingan % Lolos Ayakan 200 dan No. 40 maks 2/3

Penghamparan & Pemadatan


- Lapisan dibawah hamparan harus sudah sesuai spek
- Tebal padat maksimum < 20 cm
- Pemadatan pada kadar air -3% sd 1% kadar air optimum
- Kepadatan 100% dari kepadatan modifikasi

Toleransi
Elevasi :
Perrnukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana : + 0 cm sd - 2 cm
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
3 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi Bahan:
- Aspal emulsi mengandung redusi < 50% dan penetrasi aspal 80/100 (memenuhi
- Aspal semen 80/100 atau Pen. 60/70 memenuhi AASHTO M20
- Blotter material > 98% lolos ayakan ASTM 3/8 (9,5 mm) dan < 2% lolos ayakan
ASTM No.8 (2,36 mm)

Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan

4 Lapis Perekat - Aspal Cair Bahan:


- Aspal emulsi jenis Rapid Setting (AASHTO M140/M208)
- Dapat diijinkan aspal emulsi diencerkan perbandingan 1 air bersih dan 1 aspal emulsi.
- Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 sesuai AASHTO M20 diencerkan 25-30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

Penyemprotan:
- Pengujian dengan lembaran serap 50 cm x 50 cm,timbang berat sebelum dan
penyemprotan. Tidak boleh lebih dari takaran rata-rata
- Lebar tumpah tindih (over lap) saat penyemprotan

5 Laston Lapis Aus (AC-WC) tebal 3-4 cm


- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar dgn 500 putaran maks. 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Kelekatan agregat terhadap aspal Min 95%
Butir Pecah pada Agregat Kasar 95/90
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10%
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%

- Agregat Halus
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- % Berat Yang Lolos terhadap Agregat dalam Campuran


Gradasi Gradasi Semi
Ayakan ( mm)
Senjang Senjang
37,5 0 0
25,0 0 0
19 100 100
12,5 90 - 100 87 - 100
9,5 75 - 85 55 - 88
4,75 0 0
2,36 50 - 72 50 - 62
1,18 0 0
0,600 35 - 60 20 - 45
0,300 0 15 - 35
0,150 0 0
0,075 6 - 10 6 - 10

- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -

Pengujian Residu hasil TFOT atau RTFOT


Berat yang Hilang (%) < 0,8
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) < 800
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) > 5,4
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Keleatisan setelah Pengembalian (%) -
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Tebal Nominal minimum > 3 cm
- Tebal perlapisan < 3 cm

Sifat-sifat Campuran Lapis Aus


Kadar Aspal efektif (%) 5,9
Penyerapan aspal (%) 1,7
Jumlah tumbukan perbidang 75
Rongga dalam campuran (%) min 4, maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) 18
Rongga terisi aspal (%) 68
Stabilitas Marshall (kg) 800
Pelelehan (mm) 3
Marshall Quotient (kg/mm) 250
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60oC 90
Rongga dalam campuran (5) pada
kepadatan membal (refusal) 3

6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar)


tebal 5 cm - Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar dgn 500 putaran maks. 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Kelekatan agregat terhadap aspal Min 95%
Butir Pecah pada Agregat Kasar 95/90
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10%
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Nilai Setara pasir
Angularitas dengan Uji Kadar Rongga maks. 40%
Gumpalan Lempung dan Butir mudah pecah < 12% natrium
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Material lolos Ayakan No. 200 Maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- % Berat Yang Lolos terhadap Agregat dalam Campuran
Gradasi Gradasi Semi
Ayakan ( mm)
Senjang Senjang
37,5 0 0
25,0 0 0
19 100 100
12,5 90 - 100 90 - 100
9,5 65 - 90 55 - 70
4,75 0 0
2,36 35 - 55 32 - 44
1,18 0 0
0,600 15 - 35 15 - 35
0,300 0 5 - 35
0,150 0 0
0,075 2-9 6 - 10

- Aspal
Tipe I Aspal Pen
Sifat-sifat
60-70
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) 60 - 70
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) 160 -240
Viskositas Kinematis 135oC (cSt) > 300
Titik Lembek (oC) > 48
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
Titik Nyala (oC) > 232
Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) > 99
Berat Jenia > 1,0
Stabilitas Penyimpanan Perbedaan Titik Lembek (oC) -
Partikel yang lebih halus dari 150 micron (um)(%) -

Pengujian Residu hasil TFOT atau RTFOT


Berat yang Hilang (%) < 0,8
Viskositas Dinamis 60oC (Pa.s) < 800
Penetrasi pada 25oC ( 0,1 mm) > 5,4
Dahtilitas pada 25oC (cm) > 100
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Keleatisan setelah Pengembalian (%) -
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Tebal Nominal minimum > 3 cm
- Tebal perlapisan < 3 cm

Sifat-sifat Campuran Lapis Aus


Kadar Aspal efektif (%) 5,9
Penyerapan aspal (%) 1,7
Jumlah tumbukan perbidang 75
Rongga dalam campuran (%) min 4, maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) 17
Rongga terisi aspal (%) 68
Stabilitas Marshall (kg) 800
Pelelehan (mm) 3
Marshall Quotient (kg/mm) 250
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60oC 90
Rongga dalam campuran (5) pada
kepadatan membal (refusal) 3

PEKERJAAN STRUKTUR
1 Beton mutu tinggi dengan fc=50 Mpa untuk : Bahan:
Pek. Tiang Pancang CSP 500 - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%

Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai pada
batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 m3 diambil 1 benda uji ( beton readymix)
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 500 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 550 kg/cm2

2 Beton mutu sedang dengan fc=30 Mpauntuk Bahan:


Boring Pile 800 : - Semen
Pilecap : Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
Kolom Underpass : I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
Sloof 800 x 400 : - Air
Lantai Underpass t=400 mm Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
Dinding Underpass t = 300 mm bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
Dinding Penahan Tanah Underpass t = 500 mm gula atau organik
Lantai Penutup Underpass (top slab)
- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 300 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 350 kg/cm2

3 Beton mutu sedang dengan fc=25 Mpa Bahan:


- Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2

4 Beton mutu sedang dengan fc=20 Mpa Bahan:


U-ditch Utilitas beton Ukuran 200 cm x 100 cm
- Semen
beserta
Box tutupdrainase beton Ukuran 160 cm x 120
Saluran
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
cm
U-ditch Saluran drainase beton Ukuran 200 cm x 150
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
cm
Boxbeserta
Salurantutup
drainase beton Ukuran 150 cm x 120
- Air
cm
Saluran beton Ukuran 220 cm x 170 cm, beserta
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
Steelkontrol
Box Gratingukuran dalam 100 cm x 60 cm di area
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
pertokoan
Main Hole Ukuran dalam 100 cm x 60 cm untuk pipa
gula atau organik
utilitas
Main Hole Ukuran 75 cm x 75 cm
Deckdrain / Grating komplit dengan fitting
- Agregat Kasar
kelengkapan lain yang diperlukan
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 200 kg/cm2
Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 250 kg/cm2

5 Beton mutu rendah, fc=10 Mpa Bahan:


Lantai Kerja - Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNl 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih , dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik

- Agregat Kasar
Sifat-sifat Nilai
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
Abrasi Agregat Kasar maks 40%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 12% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <18% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 1%
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3

- Agregat Halus
Sifat-sifat Nilai
Abrasi Agregat Kasar maks 10%
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan < 10% natrium
natrium sulfat atau magnesium sulfat <15% magnesium
Gumpalan lempung & Butiran mudah pecah maks. 2%
Bahan yang lolos saringan No. 200 maks. 5%
Job Mix Formula dibuatkan untuk menentukan komposisi campuran agregat kasar, agregat halus,
Semen, Air akan dilakukan trial mix . Berdasarkan trial mix ini komposisi campuran yang dipakai
pada batching atau campuran dengan mixer

Pelaksanaan:
- Sebelum pengecoran dilakukan Slump Beton = 10 cm + 2 cm
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump atau secara manual,
sehingga tidak terjadi segregasi pada campuran beton
- Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar mekanis dengan getaran 5000 per menit

Pengendalian Mutu
- Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 m3 diambil 1 benda uji
- Kuat tekan karakteristik benda uji silinder = 100 kg/cm2
- Kuat tekan karakteristik benda uji kubus = 125 kg/cm2

6 Baja Tulangan Polos atau Ulir - Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik 2400 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu >U24 yang mempunyai
Tegangan Leleh Karakteristik> 3200 kg/cm2 sesuai SNI 07-2052-2002
- Overlap sambungan 40d
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi
SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilangan
- Tebal selimut sesuai lingkungan konstruksi
7 Boring Pile 800 : - Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
lubang-lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran
RINGKASAN SPESIFIKASI

NO. JENIS PEKERJAAN RINGKASAN SPESIFIKASI


MERK
1 2 3
- Diameter dasar lubang yang diterima kurang dari setengah diameter yang ditentukan
- Dasar selubung (casing) harus dipertahankan tidak lebih dari 1,5 m dan tidak
kurang dari 300 mm di bawah permukaan beton selarna penarikan dan operasi
- Beton harus di cor melalui sebuah corong dengan panjang pipa (tremi)
- Spesifikasi beton sesuai sepesifikasi beton pada pekerjaan struktur dengan mutu
sesuai gambar rencana
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
Acuan (Refrensi)
MERK
BoQ RKS Gambar Dokumen Penawaran Ket.
RENCANA INSPEKSI TERHADAP KEDATANGAN MATERIAL ( IN COMING INSPECTION )
CARA
NO. JENIS MATERIAL
Kode ITP PEMERIKSAAN

1 2 3

1 No. : 01/ICI/17.019/. Tanah Timbunan - Visual : -

- Diukur -

2 No. : 02/ICI/17.019/. Lapis Pondasi Agregat Kelas A - Visual : -

- Diukur -

3 No. : 032/ICI/17.019/. Lapis Pondasi Agregat Kelas B - Visual : -

- Diukur -

4 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi - Visual : -

-
- Diukur -

5 Lapis Perekat - Aspal Cair - Visual : -

-
- Diukur -

6 Laston Lapis Aus (AC-WC) - Visual : -

-
- Diukur -

7 Lataston Lapis Antara (AC-BC) - Visual : -

-
- Diukur -
RENCANA INSPEKSI TERHADAP KEDATANGAN MATERIAL ( IN COMING INSPECTION )
CARA
NO. JENIS MATERIAL
Kode ITP PEMERIKSAAN

1 2 3

8 Geotextil non woven


- Visual : -

- Diukur -

9 Beton Readymix fc'=30 MPa


- Visual :
-
- Diukur -
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP KEDATANGAN MATERIAL ( IN COMING INSPECTION )
CARA
NO. JENIS MATERIAL
Kode ITP PEMERIKSAAN

1 2 3
7.1.(10) Beton Readymix fc'=10 MPa
- Visual :
-
- Diukur -
-

7.3.(1) Baja Tulangan Polos atau Ulir - Visual : -

-
-

- Diukur :
-
-
-
-
-
-

7.6.(1) Tiang Pancang CSP 500 - Visual : -

- Diukur
-
-
-
-
ASPEK K3 ALAT YANG PENANGGUNG
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI FREKUENSI
DIGUNAKAN JAWAB
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7 8

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Asal Timbunan : .. Tidak ada Setiap truk Procurement
Volume : . Tidak ada Kedatangan Meteran QA/QC

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Jenis/ Mutu : LPA Kelas A Tidak ada Setiap truk Procurement
Volume : . Tidak ada Kedatangan Meteran QA/QC

Sesuai Contoh/ Approval : Di isi No. kode sesuai pengendalian bahaya


Tidak ada
Jenis/ Mutu : LPA Kelas B Tidak ada penerimaan
Setiap truk material Procurement
Volume : . Tidak ada Kedatangan Meteran QA/QC

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Jenis/ tipe : Tidak ada Setiap truk Procurement
Kemasan : Drum / Curah Tidak ada Kedatangan QA/QC
Volume : . Tidak ada

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Jenis/ tipe : Tidak ada Setiap truk Procurement
Kemasan : Drum / Curah Tidak ada Kedatangan QA/QC
Volume : . Tidak ada

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Jenis/ tipe : AC-WC Tidak ada Setiap truk Termometer Procurement
Temperatur diatas truk min : 135oC 10 oC Kedatangan QA/QC
Volume/Berat : .

Sesuai Contoh/ Approval : Tidak ada


Jenis/ tipe : AC-BC Tidak ada Setiap truk Termometer Procurement
Temperatur diatas truk min : 135oC 10 oC Kedatangan QA/QC
Volume : . 10 oC
ASPEK K3 ALAT YANG PENANGGUNG
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI FREKUENSI
DIGUNAKAN JAWAB
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7 8

Sesuai Spesifikasi : Tidak ada Procurement Procurement


Tipe Non Woven : ..mm Tidak ada Setiap Kedatangan QA/QC QA/QC
Dimensi :
Pajang :.. 0 sd + 5 mm Setiap Kedatangan Procurement
Lebar :.. 0 sd + 5 mm QA/QC
Tebal : 0 sd + 5 mm
Volume /Jumlah : . Tidak ada

Sesuai Spesifikasi : Tidak ada


Mutu : fc' ; 30 Mpa Tidak ada Setiap truk mixer Procurement
Tinggi Slump : 8 cm +2 cm Meteran QA/QC
Volume : m3
ASPEK K3 ALAT YANG PENANGGUNG
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI FREKUENSI
DIGUNAKAN JAWAB
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7 8

Sesuai Spesifikasi : Tidak ada


Mutu : fc' ; 10 Mpa Tidak ada Setiap truk mixer Procurement
Tinggi Slump : 8 cm +2 cm Meteran QA/QC
Volume : m3

Sesuai Bon Pesanan : Tidak ada


Jenis : Polos / Ulir Tidak ada
Mutu : Tidak ada
Jumlah : Tidak ada
Millsheet sertifikat Tidak ada Setiap truk Procurement
Tidak berkarat Tidak ada Kedatangan QA/QC

Dimensi :
Diameter 6 mm 0.3 mm Setiap ikat &
Diameter 8 < d < 14 mm 0.4 mm diameter Micrometer
Diameter 16 < d < 25 mm 0.5 mm
Diameter 28 < d < 34 mm 0.6 mm
Diameter d > 34 mm 0.8 mm Setiap ikat &
Panjang 0 sd + 70 mm diameter Meteran

Sesuai Spesifikasi : Tidak ada


Mutu Beton K-600 Tidak ada Setiap Kedatangan Procurement
QA/QC Procurement
Dimensi : QA/QC
Panjang : ... m + 0,5 cm
Diameter luar : 500 mm + 0,2 mm Setiap Kedatangan Procurement
Tebal : 90 mm + 2 mm QA/QC
Volume : btg + 0,2 mm
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
PEKERJAAN TANAH
1 No. : 01/IPI/17.019/. Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Diukur
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter -
-
-

2 No. : 01/IPI/17.019/. Pek. Galian Drainase


- Diukur
-
-
-

3 No. : 01/IPI/17.019/. Pek. Galian Biasa


- Diukur
-
-
-

4 Pek. Galian Batu


- Diukur
-
-
-

Pek. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling


5
Machine
- Diukur
-
-
-

2 Pek. Timbunan dan Pemadatan - Diukur : -


RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
-
-
-
-
-

3 Pek. Timbunan Pilihan dan Pemadatan - Diukur : -


-
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pek. Pasir Urug - Diukur : -
-
-
-
-
-

PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Diukur : -
-
- Diukur :
-
-
-

2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B


- Diukur : -
-

- Diukur :
-
-
-

3 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi


- Diukur : -
-

4 Lapis Perekat - Aspal Cair


- Diukur : -
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3

5 Laston Lapis Aus (AC-WC) tebal 3-4 cm - Visual : -


-
- Diukur : -
-
-
-

-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar) - Visual : -
tebal 5 cm -
- Diukur : -
-
-
-

-
-

8 Pemasangan Geotextil non woven - Visual : -


-

- Diukur :
-
-
-

PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Beton K-350 / fc'=30 MPa
- Visual -
- Diukur
-
-
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -

2 Lantai Kerja /fc'10 Mpa


- Visual -
- Diukur
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
-
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -

3 Baja Tulangan
- Visual : -
-
- Diukur :
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP PROSES PEKERJAAN ( IN PROSES INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pemancangan Tiang Pancang CSP 500 Di ukur : -
-
-
-
-

- Visual : -

5 Boring Pile 800 : Diukur : -


-
-

-
-
-
-
-
-
- Visual : -
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran

Di isi No. kode sesuai pengendalian bahaya


pekerjaan
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan
Tebal padat per lapis Di isi No. kode sesuai pengendalian
< 20 cm bahaya
Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm pekerjaan Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone

Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan
Tebal padat per lapis < 20 cm Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran
Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan
Tebal padat per lapis < 20 cm Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone

Kadar air saat pemadatan dari optimum -3% sd +1%


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial +1 lintasan
Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 5% Sand Cone

Kadar air saat pemadatan dari optimum -3% sd +1%


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial +1 lintasan

Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 100% Sand Cone

Penyebaran aspal : 1,0 s/d 2,5 kg/m2 + 0.1 Liter/m2


Lebar over lap saat penyemprotan 20 cm + 2 cm Meteran

Penyebaran aspal : 1,0 s/d 2,5 kg/m2 + 0.1 Liter/m2


Lebar over lap saat penyemprotan 20 cm + 2 cm
Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7

Mutu sesuai Spesifikasi Tidak ada


Jenis/Tipe : AC-WC Tidak ada
Temperatur minimal tiba disite : >135 oC Tidak ada Termometer
Temperatur pada Paver min : 150 -120 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Awal : 125 -110 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Antara : 110 - 95 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Akhir : 95 - 80 oC Tidak ada Termometer
Jumlah lintasan pemadatan : .. +1 lintasan
Tebal minimal 3-4 cm + 5 mm Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Mutu sesuai Spesifikasi Tidak ada
Jenis/Tipe : AC-BC Tidak ada
Temperatur minimal tiba disite : >135 oC Tidak ada Termometer
Temperatur pada Paver min : 150 -120 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Awal : 125 -110 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Antara : 110 - 95 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Akhir : 95 - 80 oC Tidak ada Termometer
Jumlah lintasan pemadatan : .. +1 lintasan
Tebal minimal > 5 cm + 5 mm Meteran

Material tidak rusak/ sobek Tidak ada


Material Non Woven Geotextile Tidak ada

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Overlap sambungan :.. + 0.5 cm Meteran

Konstruksi kuat dan sesuai gambar


Dimensi sesuai gambar :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Elevasi :. + 0.5 cm Meteran
Mutu sesuai Spesifikasi
Tinggi slump 8 cm + 2.0 cm Meteran
Pembuatan sampel tiap 3 mixer 3 bh cetakan sampel

Konstruksi kuat dan sesuai gambar


Dimensi sesuai gambar :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Elevasi :. + 0.5 cm Meteran
Mutu sesuai Spesifikasi
Tinggi slump 8 cm + 2.0 cm Meteran
Pembuatan sampel tiap 3 mixer 3 bh cetakan sampel

Bentuk sesuai gambar Tidak ada


Ikatan kawat beton kuat Tidak ada
Dimensi :
Diameter : . + 0.5 mm Micrometer
Jarak pemasangan :. + 2 cm Meteran
Overlap sambungan 40d : .. + 5 cm Meteran
Beton Decking :. + 1 cm
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Posisi titik pancang sesuai gambar 7,5 cm
Pemancangan harus vertikal Meteran
Sambungan sesuai gambar
Kedalaman tiang pancang Meteran
Kalendering : 1 cm per 10 pukulan Counter

Tiang pancang tidak retak/hancur

Pergeseran titik bore + 5 cm Meteran


Diameter : 800 mm + 15 cm Meteran
Kemiringan sesuai gambar
Baja Tulangan :
Diameter :.
Jumlah tulangan Tidak ada
Overlap sambungan 40d + 5 cm Meteran
Selimut beton Tidak ada
Tes slump beton :. + 2 cm Meteran
Benda uji setiap 60 m3 1
Sudah dibersihakn lubang bor Tidak ada
PENANGGUNG
JAWAB

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

haya
PENANGGUNG
JAWAB

haya

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor QA/QC
Laborat
PENANGGUNG
JAWAB

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
Supervisor Laborat

Supervisor
PENANGGUNG
JAWAB

8
QA/QC

Supervisor
Supervisor Laborat

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB

Supervisor
QA/QC

Meteran

Meteran

Slump Tes
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
PEKERJAAN TANAH
1 No. : 01/IFI/17.019/. Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 Meter - Diukur
Pek. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 Meter -
-
-

2 No. : 01/IFI/17.019/. Pek. Galian Drainase


- Diukur
-
-
-

3 No. : 01/IFI/17.019/. Pek. Galian Biasa


- Diukur
-
-
-

4 Pek. Galian Batu


- Diukur
-
-
-

Pek. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling


5
Machine
- Diukur
-
-
-

2 Pek. Timbunan dan Pemadatan - Diukur : -

-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
-
-
-
-

3 Pek. Timbunan Pilihan dan Pemadatan - Diukur : -


-
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pek. Pasir Urug - Diukur : -
-
-
-
-
-

PEKERJAAN PERKERASAN
1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Diukur : -
-
- Diukur :
-
-
-

2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B


- Diukur : -
-

- Diukur :
-
-
-

3 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi


- Diukur : -
-

4 Lapis Perekat - Aspal Cair


- Diukur : -
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
5 Laston Lapis Aus (AC-WC) tebal 3-4 cm - Visual : -
-
- Diukur : -
-
-
-

-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
6 Lataston Lapis Antara (AC-BC) ( gradasi halus/kasar) - Visual : -
tebal 5 cm -
- Diukur : -
-
-
-

-
-

8 Pemasangan Geotextil non woven - Visual : -


-

- Diukur :
-
-
-

PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Beton K-350 / fc'=30 MPa
- Visual -
- Diukur
-
-
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -

2 Lantai Kerja /fc'10 Mpa


- Visual -
- Diukur
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
-
- Visual -
- Diukur -
- Sampel -

3 Baja Tulangan
- Visual : -
-
- Diukur :
-
-
-
-
RENCANA INSPEKSI TERHADAP FINAL PEKERJAAN ( IN FINAL INSPECTION )
CARA
NO. JENIS PEKERJAAN
Kode ITP PEMERIKSAAN
1 2 3
4 Pemancangan Tiang Pancang CSP 500 Di ukur : -
-
-
-
-

- Visual : -

5 Boring Pile 800 : Diukur : -


-
-

-
-
-
-
-
-
- Visual : -
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : Di isi No.+ kode
5 cm sesuai pengendalian bahaya
Meteran
Lebar : .. + 5 cm pekerjaan Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 5 cm Meteran
Lebar : .. + 5 cm Meteran
Kedalaman :.. + 5 cm Meteran

Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran

Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan


ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Tebal padat per lapis < 20 cm Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone

Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan
Tebal padat per lapis < 20 cm Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Tebal hamparan < 30 cm + 2 cm Meteran
Jumlah lintas pemadatan sesuai trial + 1 lintasan
Tebal padat per lapis < 20 cm Meteran
Elevasi dan kelandaian akhir + 2 cm Meteran
Permukaan akhir lereng timbunan. < 10 cm Meteran
Kepadatan minimaum : 95% 5% Sand Cone

Kadar air saat pemadatan dari optimum -3% sd +1%


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial +1 lintasan
Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 5% Sand Cone

Kadar air saat pemadatan dari optimum -3% sd +1%


Jumlah lintas pemadatan sesuai trial +1 lintasan

Dimensi :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Tes Kepadatan maks modifikasi 100% 100% Sand Cone

Penyebaran aspal : 1,0 s/d 2,5 kg/m2 + 0.1 Liter/m2


Lebar over lap saat penyemprotan 20 cm + 2 cm Meteran

Penyebaran aspal : 1,0 s/d 2,5 kg/m2 + 0.1 Liter/m2


Lebar over lap saat penyemprotan 20 cm + 2 cm
Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Mutu sesuai Spesifikasi Tidak ada
Jenis/Tipe : AC-WC Tidak ada
Temperatur minimal tiba disite : >135 oC Tidak ada Termometer
Temperatur pada Paver min : 150 -120 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Awal : 125 -110 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Antara : 110 - 95 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Akhir : 95 - 80 oC Tidak ada Termometer
Jumlah lintasan pemadatan : .. +1 lintasan
Tebal minimal 3-4 cm + 5 mm Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Mutu sesuai Spesifikasi Tidak ada
Jenis/Tipe : AC-BC Tidak ada
Temperatur minimal tiba disite : >135 oC Tidak ada Termometer
Temperatur pada Paver min : 150 -120 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Awal : 125 -110 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Antara : 110 - 95 oC Tidak ada Termometer
Temperatur Pemadatan Akhir : 95 - 80 oC Tidak ada Termometer
Jumlah lintasan pemadatan : .. +1 lintasan
Tebal minimal > 5 cm + 5 mm Meteran

Material tidak rusak/ sobek Tidak ada


Material Non Woven Geotextile Tidak ada

Dimensi sesuai gambar :


Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Overlap sambungan :.. + 0.5 cm Meteran

Beton tidak keropos


Dimensi sesuai gambar :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
Elevasi :. + 0.5 cm Meteran
Mutu sesuai Spesifikasi
Tinggi slump 8 cm + 2.0 cm Meteran
Kuat tekan (kubus) = 350 kg/cm2 5% Mesin Kuat Tekan

Beton tidak keropos


Dimensi sesuai gambar :
Panjang : + 0.5 cm Meteran
Lebar :. + 0.5 cm Meteran
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Elevasi :. + 0.5 cm Meteran
Mutu sesuai Spesifikasi
Tinggi slump 8 cm + 2.0 cm Meteran
Kuat tekan (kubus) = 125 kg/cm2 5% Mesin Kuat Tekan

Bentuk sesuai gambar Tidak ada


Ikatan kawat beton kuat Tidak ada
Dimensi :
Diameter : . + 0.5 mm Micrometer
Jarak pemasangan :. + 2 cm Meteran
Overlap sambungan 40d : .. + 5 cm Meteran
Beton Decking :. + 1 cm
ASPEK K3
HOLD
KRITERIA PEKERJAAN Dilihat pada identifikasi dan TOLERANSI ALAT YANG DIGUNAKAN
POINT
pengendalihan bahaya no:
4 5 6 7
Posisi titik pancang sesuai gambar 7,5 cm
Pemancangan harus vertikal Meteran
Sambungan sesuai gambar
Kedalaman tiang pancang Meteran
Kalendering : 1 cm per 10 pukulan Counter

Tiang pancang tidak retak/hancur

Pergeseran titik bore + 5 cm Meteran


Diameter : 800 mm + 15 cm Meteran
Kemiringan sesuai gambar
Baja Tulangan :
Diameter :.
Jumlah tulangan Tidak ada
Overlap sambungan 40d + 5 cm Meteran
Selimut beton Tidak ada
Tes slump beton :. + 2 cm Meteran
Benda uji setiap 60 m3 1
Sudah dibersihakn lubang bor Tidak ada
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
haya QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor QA/QC
Laborat
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
QA/QC

Supervisor
Supervisor Laborat

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
Supervisor Laborat

Supervisor
QA/QC
PENANGGUNG
JAWAB
8

Supervisor
QA/QC

Meteran

Meteran

Slump Tes
Penomoran ITP:

Kode ITP Penerimaan Material : 01/ICI/17.019/..


Kode ITP In Proses Pekerjaan : 01/IPI/17.019/..
Kode ITP Final Pekerjaan : 01/IFI/17.019/..

Penomoran Prosedur dan Petunjuk Kerja Proyek

Prosedur : BP 17 019 P. P01, P02.


Petunjuk Kerja : SP 17 019 W. W01, W02

Anda mungkin juga menyukai