Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

ARINI EKA PRATIWI


1111102000051

FARMASI 7B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT

Pendahuluan

Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis pada
sarana kesehatan;
Instalasi Pipa Gas Medis adalah seperangkat prasarana perpipaan beserta peralatan yang
menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis ke titik outlet
diruang tindakan dan perawatan;
Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan dan atau tabung gas/liquid yang
menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat disalurkan melalui pipa instalasi gas medis;
Instalasi Gas Medis selanjutnya disingkat (IGM) adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi
pipa gas medis sampai outlet.

Ruang Lingkup Gas Medis

a. Ruang Sentral.
b. Sistem pemipaan dan instalasi.
c. Secondary Equipment.

Jenis-Jenis Gas Medis

Jenis Gas Medis yang dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan meliputi :
a. Oxygen (O2)
b. Nitrous Oksida (N2O)
c. Nitrogen (N2)
d. Karbon dioksida (CO2)
e. Cyclopropana (C3H6)
f. Helium (He)
g. Udara tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)
h. Mixture gas

Gas medis yang dapat digunakan melalui Instalasi Gas Medis meliputi :
a. Oxygen (O2)
b. Nitrous Oksida (N2O)
c. Nitrogen (N2)
d. Karbon dioksida (CO2)
e. Udara Tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)
Instalasi Gas Medis

Instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan harus memenuhi persyaratan keamanan, desain,
lokasi, penyimpanan dan alat penunjang lainnya.

(1) Instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai kebutuhan pelayanan
yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.
(2) Desain instalasi pipa Gas Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi kran-
kran, pressure, gauge, alarm, dan tanda peringatan spesifikasi.
(3) Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta mudah dijangkau sarana
transportasi, aman dan harus terletak di lantai dasar.
(4) Ruang sentral gas medis harus memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan pemeliharaan,
dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi persyaratan spesifikasi.
(5) Gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi harus dilengkapi penyaring (filter).
(6) Desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang diperlukan.

Ketentuan persyaratan dan spesifikasi gas medis yang menggunakan IGM sebagaimana yang telah
disebutkan di atas.

Pengujian

(1) IGM harus diuji dan diperiksa secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.
(2) Setiap tabung gas medik harus diuji secara periodik selama dalam periode masa berlaku.
(3) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang.

Semua gas medis harus dilengkapi sertifikat analisa kualitas yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap penggunaan dan
pemeliharaan IGM.

Pembinaan dan Pengawasan

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
Keputusan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dapat
melibatkan berbagai instansi lain terkait dan organisasi profesi bidang kesehatan.

Syarat dan Kelengkapan Tabung Gas Medis

a. Syarat Tabung Gas Medis :


1. Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku.
2. Kepala tabung memiliki tutup dan segel
3. Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis ulir yang berbeda sesuai dengan jenis
gas yaitu :
- Oksigen, ulir dalam
- Nitrogen oksida, ulir luar
- Karbon dioksida, ulir luar
- Udara tekan ulir, dalam
4. Tabung di cat dengan warna yang berbeda sesuai dengan jenis gas yaitu :
- Oksigen, berwarna putih;
- Nitrogen oksida, berwarna biru;
- Karbon dioksida, berwarna hitam;
- Nitrogen, berwarna abu abu;
- Udara tekan, berwarna hijau;
- Vacum (udara hisap), berwarna kuning.
b. Kelengkapan Tabung Gas Medis
Tabung gas medis harus dilengkapi dengan :
1. Tulisan nama jenis gas medis dari bawah keatas dengan warna yang jelas.
2. Diberikan label yang jelas meliputi :
- Nama Perusahaan;
- Nama Gas;
- Kandungan purity;
- Volume (isi tabung);
- Tekanan gas;
- Tanggal pengisian;
- Nomor Tabung;
- Masa uji tabung;
3. Diberikan stiker tanda Hazard yang menyebutkan :
- Sifat gas;
- Peringatan peringatan;
- Pertolongan pertama;
- Nama Produsen.
4. Tanda kepemilikan tabung gas medis.
c. Alat penunjang untuk pengoperasian yaitu :
- 1 ( satu ) buah slang ( tubing );
- 1 ( satu ) buah masker ( nasal );
- 1 ( satu ) buah kunci regulator dan kunci tabung;
- 1 ( satu ) buah dorongan ( trolley ).
d. Penyimpanan
a) Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali
pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan.
b) Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing masing gas medis dibedakan tempatnya.
c) Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk
memudahkan pemeriksaan dan penggantian.
d) Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau sejenisnya.
e) Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji/test kepada produsen, untuk
mengetahui kondisi gas medis tersebut.
e. Pendistribusian .
a) Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan
dengan pasien.
b) Pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator.
c) Regulator harus ditest dan kalibrasi.
d) Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.
e) Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi/Hygiene.

Persyaratan dan Spesifikasi Gas Medis yang Menggunakan IGM

1. Setiap jaringan saluran gas medis di lengkapi dengan:


a. 1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang pada sentral gas medis.
b. 1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap bagian pemakaian.
c. Sekurangnya 1 (satu) unit kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan pembagian
instalasi.
d. Sekurangnya 1 (satu) unit kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang bedah.
b. 1 (satu) unit pressure gauge induk dipasang pada sentral.
c. 1 (satu) unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama.
2. IGM dilengkapi dengan alarm.
3. IGM dilengkapi dengan grounding.
4. Pada ruang sentral gas medis di pasang lampu peringatan yang dapat dibaca dengan jelas yaitu :
a. Sentral Gas Medis;
b. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
c. Dilarang merokok;
d. Jauhkan dari panas dan oli.
5. Seluruh IGM harus dilakukan test kebocoran.
6. Setiap tabung perpipaan dan out let diberi warna sesuai dengan ketentuan.
7. Instalasi / perpipaan di dalam tembok harus dilapisi pipa PVC.
8. Ruang Gas Medis
a. Lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transportasi untuk pengiriman dan pengambilan
tabung;.
b. Harus aman / jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakan / kebakaran;
c. Jauh dari sumber panas oli dan sejenisnya;
d. Disediakan ruang operator/ petugas dan dilengkapi fasilitas kamar mandi / WC;
e. Ukuran Ruangan gas medis;
Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah dan jenis gas medis yang dipergunakan dan
memperhatikan kelonggaran bergerak bagi operator/petugas pada saat penggantian /
pemindahan tabung dan kegiatan pemeliharaan;
f. Bangunan Ruangan gas medis harus memenuhi persyaratan :
- Konstruksi beton permanen;
- Penerangan yang memadai;
- Sirkulasi udara yang cukup.
9. Kelengkapan Sentral Gas Medis
a. Dipasang alat pemadam kebakaran;
b. Dipasang sekat / pemisah antara jenis-jenis gas yang ada dan dilengkapi dengan pintu;
c. Dipasang rambu bahaya dan alarm;
d. Disediakan tool kit khusus dan tidak dicampur dengan peralatan lain;
e. Dipasang alat komunikasi.
10. Penataan Ruang Sentral Gas Medis
a. Harus diatur penempatan tabung tabung kosong dan tabung berisi;
b. Dilarang menyimpan barang barang selain untuk keperluan penanganan gas pada ruangan
penyimpanan gas dan sentral gas;
c. Apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke instalasi perpipaan gas medis,
kran induk harus selalu tertutup, walaupun tabung dalam keadaan kosong;
d. Diupayakan jangan sampai ada tabung yang jatuh / roboh.
11. Syarat pipa gas medis
a. Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan kadar 99 % (sembilan puluh
sembilan persen) atau stainless steel, yang dinyatakan dengan sertifikat bahan.
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih.
c. Pipa gas medis harus diberi warna sesuai dengan gas medis yang dialirkan.
d. Pipa gas medis harus memenuhi keamanan terhadap struktur dan utilitas dari bangunan unit
sarana pelayanan kesehatan.
e. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan / desain yang benar.
f. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunakan kawat las perak, agar sambungan pipa
rapat sempurna dan tahan lama, Gas yang dipergunakan adalah campuran oksigen, Acetyline
dan pada proses pengelasan harus dialiri gas Nitrogen.
g. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi dudukan dan gantungan yang diikat
kuat pada dak beton.
h. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter pipa.
i. Jarak dudukan / penempatan satu dengan lainnya rata rata 1 (satu) meter, baik vertikal
maupun horizontal.
j. Pemasangan instalasi pipa gas medis harus dalam dinding dan dilindungi pipa PVC.
k. Diberikan tanda / stiker jenis gas dan arah aliran gas dalam pipa.
l. Seluruh jaringan instalasi pipa gas medis dilengkapi :
a) 1 (satu) unit kran induk dipasang di ruang sentral;
b) 1 (satu) unit kran distribusi dipasang di tiap lantai;
c) Kran pembagi (Zone Valve) sesuai kebutuhan;
d) Kran darurat sesuai kebutuhan, dipasang diruang bedah.
12. Pemasangan Out let Gas Medis
a. Wall Outlet.
Outlet gas medis jenis wall outlet dipasang / ditanam pada dinding dengan ketinggian antara
140 s/d 150 Cm diatas lantai.
Bila digunakan untuk melayani 1 (satu) Bed, maka diletakkan di sebelah kanan Bed dan
bila digunakan untuk melayani 2 (dua) Bed maka Wall Outlet diletakkan ditengah tengah
2 (dua) Bed tersebut.
Untuk pemakaian di kamar Operasi, Wall Outlet dipasang di dinding dekat dengan bagian
kepala pasien pada meja operasi.
Untuk pemakaian di bagian lain Wall Outlet dipasang pada dinding yang berdekatan
dengan peralatan kedokteran yang digunakan.
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih.
Dipasang pada plafon dan dekat dengan titik pemakaian, biasanya dekat dengan bagaian
kepala dari tempat tidur pasien pada Ruangan New Born Room dan Premature Room,
Overhead Outlet dipasang diatas tempat tidur bayi.
c. Ceiling Column
Penempatan / pemasangan Ceiling Column sama dengan Overhead Outlet, berhubung alat ini
memiliki beban yang cukup berat 100 Kg, maka harus digantung pada konstruksi plafon
yang kuat menahan beban tersebut.
d. Pemasangan Out let pada ruang operasi / bedah maupun peralatan harus berfungsi secara
otomatis, Out let akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan terbuka apabila telah
disambungkan dengan alat penyalur gas medis.
e. Urutan pemasangan Out let gas medis harus tetap
a) Oksigen;
b) Nitrous oxide;
c) Udara tekan;
d) Udara hisap.
f. Pemasangan setiap out let gas medis diberi nama gas, warna yang berbeda, ukuran drat/sekrup
yang berbeda pula.

Permasalahan Pada Penanganan Gas Medis

Kategori gas medis dan bahaya terkait, di bagi menjadi tiga kategori:

Permanent keadaan gas tetap di bawah suhu normal (misalnya: udara medis, oksigen, Heliox
21")
Liquefiable dipasok di bawah suhu normal, tetapi dalam keadaan cair (misalnya karbon
dioksida dan nitrogen oksida)
Cryogenic gas-gas ini disediakan dan disimpan pada temperatur yang sangat rendah
(misalnya oksigen cair dan nitrogen cair)

Bahaya yang berhubungan dengan beberapa gas medis dapat berubah tergantung pada keadaan fisik
(misalnya gas atau cairan cryogenic) dan dapat menghadirkan berbagai bahaya.

Bahaya/Risiko: Oxygen enrichment dan oksidasi

Oxygen enrichment adalah ketika tingkat oksigen di udara mencapai konsentrasi lebih dari
21%. Dalam sebagian besar keadaan, situasi ini berkembang tidak terdeteksi karena gas oksigen tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sifat oksigen membuatnya sangat berbahaya karena orang
jarang dapat mendeteksi tanpa peralatan pemantauan khusus.

Oxygen enrichment dapat ditimbulkan karena:

Kebocoran dari koneksi yang buruk, rusak atau peralatan kurang terpelihara
Menggunakan tingkat aliran oksigen atau gas pengoksidasi yang berlebihan
Peralatan oksigen dibiarkan hidup ketika tidak diperlukan
Ventilasi yang buruk atau tidak memadai di daerah di mana oksigen atau gas pengoksidasi
digunakan atau disimpan

Bahaya utama dari lingkungan yang kaya akan oksigen adalah kebakaran dan ledakan. Di
mana kadar oksigen yang cukup tinggi membuat bahan-bahan yang bahkan dianggap tidak mudah
terbakar dan tahan api dapat terbakar. Beberapa bahan mungkin menjadi eksplosif. Peningkatan
konsentrasi oksigen hanya 4% menggandakan risiko pengapian dan tingkat pembakaran untuk banyak
item umum. Pengapian dapat terjadi dari sumber pengapian energi rendah (misalnya percikan kecil
dari listrik/statis atau gesekan ringan). Pada konsentrasi oksigen yang lebih tinggi pengapian mungkin
memerlukan sedikit panas atau energi yang membakar dan ledakan mungkin tampak spontan.
Jika sebuah lingkungan atau wilayah klinis kaya oksigen, item umum berikut sangat rentan terhadap
pembakaran:

Rambut dan pakaian


Sprei, kasur, bantal dan tirai
Dressing, terutama jika obat atau 'basah' (diobati dengan salep, liniments, emolien, dll)
Desinfektan kulit untuk pembedahan
Sanitasi tangan gel dan penggosok tangan dan setiap minyak, salep atau krim
Karton dan kertas
Bahan kimia dan peralatan yang digunakan untuk pembersihan dan desinfeksi
Peralatan listrik dan elektronik

Untuk meminimalkan risiko pengayaan oksigen (oxygen enrichment) dan kebakaran oksidasi bila
menggunakan oksigen, nitrous oxide atau Entonox" (atau gas pengoksidasi, lihat lembar data produk
untuk informasi):

Pastikan tangan dan pakaian bersih dan bebas dari minyak, pelumas, gel sanitasi tangan atau krim
tangan
Gunakan hanya peralatan yang dirancang khusus untuk digunakan dengan oksigen atau gas
pengoksidasi
Pastikan flowmeters dan regulator dalam tanggal service mereka
Gunakan laju aliran gas yang tepat yang sesuai dengan metode pengiriman dan indikasi klinis
Selalu mengubah gas off pada sumber stop kontak bila tidak digunakan
Simpan silinder hanya di tempat penyimpanan gas yang ditunjuk.

Ledakan dapat berkembang di mana bahan yang mudah terbakar disimpan dengan adanya gas
pengoksidasi jangan pernah menyimpan tabung gas dengan kain, bahan kimia atau bahan yang
mudah terbakar!

Bahaya/Risiko: Tekanan

Penting untuk memperhatikan tekanan di mana gas disimpan dan digunakan. Tabung gas
medis diisi dengan tekanan 127 bar sampai 300 bar (63-150 kali lipat dari ban mobil Anda). Tekanan
itu sendiri belum tentu berbahaya. Situasi berbahaya terjadi ketika tekanan salah dalam penanganan.

Waspadalah terhadap risiko berikut saat menggunakan gas medis bertekanan:


Debu dan partikel lainnya dapat memasuki mata atau kulit
Gas bertekanan dapat memasuki jalan antara permukaan orbital dan bola mata, menyebabkan
avulsi mata
Gas mungkin masuk melalui kulit ke dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan emboli fatal
Tidak memadainya peraturan tekanan pasokan gas dapat mengakibatkan trauma pernafasan parah
Rilis cepat gas dari silinder dapat menyebabkan katup atau peralatan yang terhubung menjadi
sangat dingin, menyebabkan coldburn parah pada setiap daerah kulit yang terpapar
Rilis cepat gas pengoksidasi yang memasuki peralatan dapat menyebabkan gelombang tekanan
kuat yang terbentuk di dalam regulator dan tabung, menyebabkan pembakaran atau mungkin
ledakan kontaminan dalam peralatan
Peralatan yang terhubung tidak aman, untuk outlet silinder atau dinding, dapat dikeluarkan
dengan konsekuensi serius
Silinder mengalami kerusakan mekanik (misalnya terjatuh atau hancur) atau kebakaran dapat
menyebabkan silinder pecah. Mengakibatkan pelepasan ledakan isi mungkin sangat merusak dan
dapat menyebabkan cedera yang fatal
Kerusakan leher silinder dapat menyebabkan silinder untuk berperilaku seperti torpedo atau roket.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekstrim untuk properti dan cedera yang fatal
Jika silinder jatuh, jangan pernah mencoba untuk menghentikannya bergerak. Karena Anda
mungkin kehilangan anggota badan!

Ledakan silinder dapat melakukan perjalanan lebih dari 300 meter, sedangkan silinder
'torpedo' atau 'meroket' dapat melakukan perjalanan lebih jauh.

Bahaya/Risiko: Suhu

Oksigen dan nitrogen yang dipasok ke rumah sakit baik dalam bentuk gas dan cair. Bentuk
cair (gas cair cryogenic) disimpan kurang dari -180C. Suhu bisa turun lebih jauh, karena perluasan
dari cairan ke gas. Gas cair dan uap mereka dapat menyebabkan coldburn ke bagian tubuh yang
terbuka. Luka bakar ini sebenarnya disebabkan oleh panas tubuh sendiri seperti yang cepat ditarik
melalui area kulit dan jaringan yang terkena dengan cairan atau uap.
Kontak yang terlalu lama juga dapat menyebabkan radang dingin, mungkin menyebabkan
hilangnya ekstremitas tubuh seperti jari tangan, jari kaki dan hidung. Kabut dapat timbul di sekitar
pembawa pengiriman cryogenic. Hal ini disebabkan oleh kondensasi uap air dari udara. Kabut ini
menyebabkan jarak pandang yang rendah di daerah dan konsentrasi tinggi gas yang disampaikan.
Pelatihan khusus harus diselesaikan oleh semua personil yang dibutuhkan untuk menangani
gas cryogenic. Jika Anda bekerja dengan ini, pastikan Anda menyelesaikan kursus pelatihan yang
relevan. Ketika bekerja dengan cairan cryogenic, seperti mengisi termos nitrogen dari Dewars,
personil harus memakai peralatan berikut Personal Protective (PPE) yang dirancang khusus untuk
perlindungan dari gas cryogenic:
Full-face visor
Sarung tangan pelindung
Sepatu keselamatan
Apron

Selain itu, semua pekerja harus berpakaian yang sesuai untuk prosedur yang akan dilaksanakan:
Baju lengan panjang
Celana panjang
Celana tidak boleh terselip di kaus kaki atau sepatu
Jika memakai rok, maka celemek (apron) panjang harus dipakai

Bahaya/Risiko: Sesak Napas

Sesak napas dapat terjadi di mana lingkungan setempat kekurangan oksigen (konsentrasi
oksigen di bawah 20%). Nitrogen, nitrous oxide, karbon dioksida dan helium dapat menyebabkan hal
ini. Gas-gas lain dapat menyebabkan sesak napas, tetapi tidak biasa di sekitar rumah sakit. Penilaian
risiko harus dilakukan dan direkam untuk semua situasi di mana gas-gas ini digunakan, dan Standar
Prosedur Operasi harus diletakkan di tempat untuk meminimalkan risiko.

Tabel berikut menunjukkan efek dari konsentrasi rendah oksigen di lingkungan setempat.

Oksigen di Atmosfer % Efek


21% to 18% Gejala tidak mudah terdeteksi.
Pengurangan kinerja fisik dan intelektual. Penderita tidak menyadari hal
18% to 11%
ini.
Pada 11%, pingsan dapat terjadi dalam beberapa menit tanpa peringatan
11% to 8% terlebih dahulu.
Kematian dapat terjadi di bawah 11%
Pingsan akan terjadi setelah waktu yang sangat singkat.
8% to 6%
Resusitasi berhasil mungkin jika dilakukan segera.
Pingsan dan ketidaksadaran dalam terjadi segera. Resusitasi sukses tidak
6% to 0% mungkin.
Kerusakan otak sangat mungkin bahkan jika resusitasi berhasil.

Tabel berikut menunjukkan efek dari peningkatan konsentrasi karbon dioksida di lingkungan
setempat.

Carbon Dioxide di Atmosfir % Efek


Mungkin merasa sedikit sesak napas. Meningkatnya tingkat
2 % to 4%
pernapasan.
5% Setelah sekitar 30 menit terpapar sakit kepala, pusing dan
berkeringat dapat terjadi.
5% to 9 % Mengganggu kegiatan. Sulit bernapas.
9% to 12% Fatal pada paparan sekitar 4 jam.

Kasus yang Terjadi saat Penggunaan Gas Medis di Rumah Sakit

Kasus 1
Di pusat bedah rawat jalan yang baru dibuka di Austria, pasien yang dibius mengalami
hipoksia selama induksi anestesi, dan meninggal setelah gagal dalam upaya cardiopulmonary
resuscitation (CPR).
Berdasarkan kasus tersebut, penyebab dari pasien yang mengalami hipoksia selama induksi
anestesi yaitu karena terdapat kesalahan dalam menghubungkan pipa oksigen dengan tangki nitrous
oxide dalam tahap konstruksi. Pada kasus ini, Jaksa menuduh seorang teknisi yang melakukan
kesalahan dalam menghubungkan pipa gas, dan menyalahkan ahli anestesi yang tidak dapat
menemukan ataupun menangani kesalahan yang terjadi.

Kasus 2
Di Jerman, seorang pria 19 tahun mengalami kecelakaan dengan sepeda motor, tapi jelas
hanya luka ringan. Selama induksi anestesi, pasien mengalami serangan jantung dan meninggal
meskipun upaya CPR. Investigasi oleh jaksa mengungkapkan bahwa pipa oksigen dihubungkan
dengan tangki nitrous oxide di ruang bawah tanah rumah sakit. Berdasarkan kasus tersebut, jelas
diketahui bahwa kesalahan terjadi akibat pengelolaan gas medik yang tidak mengkuti prosedur umum.

Kasus 3
Di Swiss, pipa oksigen dari mesin bypass jantung dihubungkan dengan pasokan nitrous oxide;
pasien meninggal di ruang operasi akibat hipoksia. 'Neue Zuercher Zeitung', surat kabar nasional
Swiss, melaporkan pada 4 April 2004 bahwa pipa oksigen telah dipasang pada soket dinding nitrous
oxide dari pasokan gas sentral. Ini menunjukkan bahwa jika sebelumnya misconnected nitrous oxide
telah dilaporkan ke sistem laporan insiden kritis ini mungkin telah membantu untuk menghindari
kesalahan fatal ini.

Kasus 4-6
Di Jerman, empat wanita meninggal dalam beberapa minggu di satu rumah sakit saat
menjalani induksi anestesi untuk operasi caesar. Dalam tiga kasus, jaksa membuktikan bahwa pipa
oksigen dan nitrous oxide yang misconnected dalam mesin anestesi. Teknisi yang bertanggung jawab
secara resmi dihukum.
Analisa Kasus

Berdasarkan 6 kasus yang telah disebutkan, kasus yang dapat menyebabkan kematian pasien
ini berkaitan dengan anestesi dan pemberian oksigen pada pasien. Dengan kata lain, kesalahan yang
terjadi merupakan kesalahan dalam Instalasi Gas Medis.
Pada kasus pertama, pasien meninggal karena mengalami hipoksia selama induksi anestesi
yang disebabkan oleh kesalahan dalam menghubungkan pipa oksigen dengan tangki nitrous oxide
dalam tahap konstruksi. Dalam kasus ini yang seharusnya bertanggung jawab adalah seorang teknisi
yang keliru dalam menghubungkan pipa dan ahli anestesi yang tidak dapat menemukan ataupun
menangani kesalahan tersebut.
Pada kasus kedua, pasien yang awalnya hanya mengalami luka ringan akibat kecelakaan
sepeda motor meninggal pada saat induksi anestesi. Pasien mengalami serangan jantung dan
meninggal meskipun upaya CPR. Kesalahan ini juga disebabkan karena pipa oksigen yang seharusnya
dihubungkan dengan tangki oksigen, alih-alih malah dihubungkan dengan tangki nitrous oxide di
ruang bawah tanah rumah sakit. Kesalahan teknis dalam menghubungkan pipa ini disebabkan karena
kurangnya pembinaan dan pengawasan dalam Instalasi Gas Medis.
Pada kasus ketiga, keempat, kelima dan keenam, kesalahan yang timbul juga disebabkan
karena salah menghubungkan gas oksigen dengan gas nitrous oxide yang menyebabkan pasien
meninggal. Jelaslah sudah bahwa disini yang harus bertanggung jawab adalah semua pihak yang
terkait dengan Instalasi Gas Medik, seperti dokter, ahli anestesi, teknisi dan bahkan mungkin saja
distributor atau produsen gas. Karena bisa saja produsen salah dalam pengisian atau pelabelan tabung
yang berisi gas. Pihak rumah sakit bisa saja langsung mempercayai kebenaran isi dari tabung gas
tersebut tanpa pengecekkan ulang.
Solusi yang harusnya dilakukan adalah dengan mengadakan pengawasan-pengawasan sampai
dengan menegakkan peraturan perundang-undangan yang ada. Menurut hukum Uni Eropa, standar
untuk mesin anestesi telah ditetapkan oleh Komisi Eropa (Anaesthetic Workstations and their
modulesParticular Requirements; EN740:1998A1:2004) termasuk mekanisme keamanan yang
berbeda untuk mencegah misconnection pasokan pipa gas atau ventilasi yang berlebihan nitrous oxide
(Swiss bukan anggota Uni Eropa, tetapi telah menerapkan standar Uni Eropa untuk produk medis
dalam hukum nasional: Medizinprodukte Verordnung; MepV: SR 812.213). Di antara standar
pencegahan ini adalah interlock mekanik antara kontrol meteran aliran oksigen dan nitrous oxide,
yang dapat membantu untuk menghindari hipoksemia jika semua koneksi dipasang dengan benar.
Dalam penelitian ini, misconnection jelas terjadi ketika jaringan pipa yang dihubungkan kembali
setelah layanan teknis atau perbaikan, atau dalam tahap konstruksi. Dengan demikian, tidak mungkin
bahwa misconnection tersebut dapat dihindari dengan mekanisme standar keselamatan. Satu-satunya
mekanisme teknis untuk mendeteksi misconnected pipa dan nitrous oxide yang keluar dari pipa
oksigen yaitu dengan menggunaka oxygen analyser. Oleh karena itu, sesuai dengan standar Eropa
(EN 740) oxygen analyser harus dimasukkan dalam semua mesin anestesi dan menurut Standar
American Society of Anesthesiologists (ASA) dan Association of Anaesthetists of Great Britain and
Ireland (AAGBI), misalnya, tidak ada anestesi yang harus dilakukan tanpa oxygen analyser.

Sumber :

Menteri Kesehatan. 2002. Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI Nomor 1439/Menkes/SK/XI/2002.

Herff, H, et al. 2007. Fatal Error in Nitrous Oxide Delivery. Anaesthesia, 2007, 62, pages 12021206.

Anda mungkin juga menyukai