Anda di halaman 1dari 4

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DEFINISI

Mual ( nausea ) dan muntah ( vomiting ), pening, perut kembung, dan badan terasa lemah
dapat terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu.
Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal juga dengan morning
sickness. Juga terdapat keluhan ptialisme, hipersaliva yaitu banyak meludah.
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon human chorionic
gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. Gastroesophageal reflux
terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan, dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya
tekanan sfingter esofageal bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya
kompetensi sfingter pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam
urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis,dan sebagainya.
Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan. Kebanyakan perempuan
mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan simptom akan teratasi
hingga akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin, biokimiawi, dan psikologis.

PATOFISIOLOGI
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat
badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit
cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per
menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, sub-
febril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari
80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin,
dan berat badan cepat menurun.
Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan kesdaran
( delirium-koma ), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.

DIAGNOSIS

Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu


Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran ( apatis-koma )
Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal
toucher uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan
inspekulo serviks berwarna biru ( livide )
Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesadaran kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
molahidatidosa.
Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda
keton, dan proteinuria
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
komsultasi psikologi

GEJALA DAN TANDA

Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai
adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism ( saliva yang
berlebihan ), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikardia,
pemeriksaan laboratorium dapat di jumpai hiponatremi, hipokalemia, dan
peningkatan hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai.

Prognosis
- Untuk keluhan hiperemesis yang berat, pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit
untuk membatasi pengunjung.
- Stop makanan per oral 24-48 jam
- Infus glukosa 10 % atau 5 %: RL = 2 : 1, 40 tetes per menit
- Obat:
o Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/ hari/ infuse
o Vitamin B12 200 g/ hari/ infuse, vitamin C 200 mg/ hari/ infuse
o Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali / hari atau klorpromazin 25-50 mg/ hari
o Antiemetic: prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg/hari/ oral atau proklorperazin
(stemetil) 3 kali 3mg/ hari/ oral atau mediamer B6 3 kali 1 perhari peroral
o Antasida: asidrin 3 kali 1 tablet perhari peroral atau milanta 3 kali 1 tablet per hari
per oral atau magnam 3 kali 1 tablet per hari per oral.
- Diet sebaiknya meminta advis ahli gizi
o Diet Hiperemesis I di berikan pada hiperemesis tingkat 3. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan. Caiaran tidak di berikan bersama makanan tetapi 1
sampai 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali
vitamin C sehingga hanya di berikan selama beberapa hari.
o Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak di berikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi,
kecual Vitamin A dan D.
o Diet Hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.
- Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9 %). Cairan dekstrose tidak boleh diberikan
karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengoreksi hipoatremia. Suplemen
potassium boleh diberikan secara intervena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan
secara oral 50 atau 150 mg atau 100 mg dilarutkan ke dalam 100 CC NaCl. Urin output
juga harus di monitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstick untuk mengetahui
terjadinya ketouria.
- Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine antagonis
(metoklpramid, donperidon), fenotiazin (klorpromazin, proklorperazin), antikolinergik
(disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila
masih tetap tidak memberikan respon, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid
dengan reseptor antagonis 5-Hidrokstriptamin (5-HT3) (ondansetron, sisaprid).

Anda mungkin juga menyukai