Anda di halaman 1dari 34

OSTEOMIELITIS

Nama: Karina Haque


NIM: 1110015055

Pembimbing
Dr. Dompak S. Hutapea, Sp. Rad
BAB 1
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
 Osteomielitis merupakan suatu infeksi pada tulang dan
sumsum tulang, penyebab tersering yakni Staphylococcus
aureus
 Berdasarkan sumber infeksi dapat dibedakan menjadi
hematogenous osteomyelitis atau contiguous osteomyelitis &
pada perjalanan penyakitnya, osteomielitis dibagi menjadi
osteomielitis akut dan osteomielitis kronis.
 Pada osteomielitis akut gejala biasanya timbul dalam dua
minggu setelah terjadinya infeksi, sedangkan penanganan
yang terlambat dan tx yang tidak adekuat dapat
menyebabkan osteomielitis kronik
• Latar Belakang
 Oleh sebab itu, diagnosis osteomielitis harus segera
dilakukan dengan melakukan beberapa pemeriksaan.
Salah satunya dengan diagnosis radiologi yang
memerlukan teknik radiografi yang beragam untuk
diagnosis yang akurat, diantaranya foto polos, sonografi,
computed tomography scan (CT Scan), dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
• Tujuan
 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai ostemielitis dan gambaran radiologi
pada beberapa modalitas radiologi.
Definisi

 Osteomielitis merupakan suatu


infeksi pada tulang dan sumsum
tulang yang disebabkan oleh
mikroorganisme, sering disertai
dengan destruksi kortikal dan
trabekular tulang
(Wu, Gorbachova, & Morrison, 2007).
Etiologi
 Staphylococcus aureus merupakan
penyebabkan osteomielitis hematogen akut dan
kronik pada orang dewasa dan anak-anak.
Penyebab lain yang paling umum menyerang
pada usia anak-anak yakni Streptococcus
pneumonia.
 Penyebab lain: E. colli, Aerogenus kapsulata,
Pneumococcus, Salmonella tifosa, Psedumonas
aerogenus, Proteus mirabilis, Brucella, jamur
dan virus.
(Hatzenbuehler & Pulling, 2011; Rasad, 2011).
Klasifikasi
Osteomielitis akut Osteomielitis kronik
 perubahan inflamasi tulang  Lanjutan dari osteomielitis
yang disebabkan oleh bakteri akut
patogen

 gejala timbul dalam waktu dua  ditandai dengan adanya


minggu setelah infeksi tulang yang nekrotik
Predileksi
 Anak-anak: metafisis tulang
panjang, proximal dan distal femur
serta proximal tibia
 Dewasa: tulang vertebra dan pelvis

(Dartnell, 2012)
Patogenesis
A. Fokus infeksi pada tulang akan berkembang dan pada
tahap ini menimbulkan edema periosteal dan
pembengkakan jaringan lunak
B. Fokus kemudian semakin berkembang membentuk
jaringan eksudat inflamasi yang selanjutnya terjadi
abses subperiosteal serta selulitis di bawah jaringan
lunak
C. Selanjutnya terjadi elevasi periosteum di atas daerah
lesi, infeksi menembus periosteum dan terbentuk abses
pada jaringan lunak dimana abses dapat mengalir
keluar melalui sinus pada permukaan kulit. Nekrosis
tulang akan menyebabkan terbentuknya sekuestrum
dan infeksi akan berlanjut ke dalam kavum medula.
Diagnosis

Osteomielitis akut Osteomielitis kronik

Anamnesis  Riwayat infeksi saluran nafas  adanya keluhan cairan


atau kulit yang keluar dari luka
 panas tinggi, malaise serta atau sinus setelah
nafsu makan yang menurun operasi.
 riwayat kencing manis,  Ada riwayat fraktur
malnutrisi, adiksi obat-obatan terbuka atau
atau pengobatan osteomielitis
imunosupresif  demam dan nyeri lokal
yang hilang timbul di
anggota gerak tertentu
Diagnosis

Osteomielitis akut Osteomielitis kronik

Pemeriksaan Fisik  Nyeri tekan dan gangguan  adanya sinus, fistel


pergerakan sendi akibat atau sikatriks bekas
pembengkakan sendi dan operasi dengan nyeri
akan bertambah berat bila tekan
terjadi spasme lokal.  Adanya sekuestrum
 Gangguan pergerakan sendi yang menonjol keluar
juga dapat disebabkan oleh melalui kulit
efusi sendi atau infeksi sendi.
Diagnosis
1. Pemeriksaan Darah
– Leukosit meningkat hingga 30.000 disertai peningkatan laju
endap darah
– Pemeriksaan titer antibodi anti-stafilokokus, pada osteomielitis
kronik ditemukan adanya peningkatan.
– Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya
(50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas.
2.Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila
terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella
3.Pemeriksaan biopsi dilakukan pada tempat yang
dicurigai.
Diagnosis
• Foto polos, ultrasonografi, magnetic
resonance imaging (MRI) dan CT
merupakan pemeriksaan penunjang yang
terbaik untuk melihat kelainan pada
osteomielitis.

(Hatzenbuehler & Pulling, 2011)


GAMBARAN
OSTEOMIELITIS AKUT
Foto polos
• gangguan kortikal dan
osteolisis pada distal
metatarsal IV, distal
falang III dan IV
Foto polos
• bayi 8 bulan dengan
riwayat bengkak 10
hari di bagian
pergelangan tangan
kiri,
• Lusen dari metafisis
radius distal dan
terlihat
pembengkakan
jaringan lunak
(Dixon, 2010)
Foto polos
• elevasi periosteal
atau penebalan
• osteolisis yang
menunjukkan
gambaran
osteomielitis
MRI
• anak laki-laki usia 14 tahun,
datang dengan keluhan
nyeri, bengkak dan
kemerahan di daerah
olecranon
• adanya lesi osteolitik dari
olekranon yang
menyambung dengan
abses subperiostal. Adanya
edema pada sumsum
tulang dan jaringan lunak
serta efusi sendi siku.
• potongan T2 fat sat
GAMBARAN
OSTEOMIELITIS KRONIK
Foto polos
• pasien laki-laki usia 20 tahun dengan riwayat
fraktur tibia dextra dan telah dilakukan
pengobatan serta pembedahan. Dua minggu
kemudian pasien mengeluhkan adanya cairan
yang keluar dari luka tersebut. Terlihat ada
fraktur yang tidak sembuh dari distal tibia
dengan kerusakan kortikal dan hilangnya
trabekula. Ada penebalan kortikal pada aspek
lateral
Foto polos

• anteroposterior • Oblique
(Shetty, 2014).
CT Scan
• penipisan kortikal di
bagian proximal
humerus dan kloaka
(panah)

coronal (Diagnostic Imaging Pathways, 2013).


• (A) gambaran tulang yang
radioopak, ada fokus
dengan batas yang tegas
disertai cavitas lusen
didalamnya
• (B) gambaran oblique,
adanya opasitas
retrograde dari saluran
sinus yang menandakan
aliran dan luas dari fistula
serta menunjukkan abses
pada tulang
MRI
• Femur sinistra:
adanya abses
jaringan lunak dan

(Pineda, Espinosa, & Pena, 2009)


coronal
• kortikal yang ireguler

axial T1- weighted (Pineda, Espinosa, & Pena, 2009)


MRI : Spondilitis piogenik
• potongan Sagittal T1-
weighted
• menunjukkan
penurunan intensitas
sinyal dari sumsum
tulang subchondral
(panah) yang
berdekatan dengan
L2-3 intervertebralis
disk
MRI : Spondilitis piogenik
• potongan Sagital T2-
weighted
• menunjukkan
peningkatan
intensitas sinyal di
disk L2-3 (panah) dan
epidural abses
(panah).
MRI : Spondilitis TB
• potongan sagital T2-
weighted menunjukkan
kerusakan parah
diskovertebral
• pembentukan abses
epidural (panah), dan
kompresi sumsum tulang
belakang pada tingkat
T11-12. Abses paraspinal
anterior dibatasi oleh
anterior ligamentum
longitudinal (panah)
MRI : Spondilitis TB
• potongan sagital
contrast-enhanced
fat-suppressed T1-
weighted
• menunjukkan
peninggian tepi abses
subligamentum yang
tidak membungkus
arteri interkostal
Diagnosis banding:
• Osteosarkoma

• Pasien anak laki-laki


usia 12 tahun, datang
dengan keluhan nyeri
di femur sinistra
• Terdapat gambaran
tumor tulang dengan
zona macam transisi,
pengerasan matriks
dan segitiga Codman
pada distal femur
sinistra.
Penatalaksanaan
• Analgesik
• Pemberian cairan intravena, jika diperlukan
lakukan tranfusi darah
• Istirahat lokal dengan bidai
• Pemberian antibiotik
• Drainase bedah (pus periosteal dievakuasi
untuk mengurangi tekanan intra-oseus)
-Drainase dilakukan selama beberapa hari dengan
menggunakan cairan NaCl 0,9% dan antibiotik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai