Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi kurang bulan atau prematur merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa
gestasi kurang dari 37 minggu. Bayi yang dilahirkan biasanya tidak mempunyai berat
badan yang cukup sehingga harus dilakukan perawatan secara khusus atau yang
disebut sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah Bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa
memandang masa gestasi (IDAI, 2012). BBLR sangat berhubungan dengan
prematuritas dan intrauterine growth restriction (IUGR) serta mempunyai korelasi
yang sangat kuat dengan status sosial ekonomi yang rendah. Pada keluarga dengan
status sosial ekonomi yang rendah, kasus kurang gizi, anemia, penyakit pada ibu
mempunyai insiden yang tinggi. Faktor lainnya yang terkait dengan BBLR adalah
kehamilan pada umur belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, ibu yang
sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak, ketidakmampuan uterus untuk
mempertahankan janin, gangguan selama perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta
prematur, dan rangsangan yang tidak pasti yang dapat menyebabkan munculnya
kontraksi prematur(Nelson, Behrman, & Kliegman, 2000).
Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi atau 1 dari 12 bayi lahir dengan keadaan
prematur dan membutuhkan perawatan khusus. Prematuritas menyebabkan 35%
kematian pada bayi baru lahir tahun 2010 dan berada diperingkat ke-2 penyebab
kematian pada anak dengan usia dibawah lima tahun setelah pneumonia. Prematuritas
juga dapat menyebabkan defisit neurologis yang berkepanjangan dan menyebabkan
disabilitas pada anak-anak sehingga mempunyai ketidakmampuan dalam proses
belajar, melihat, dan mendengar Menurut WHO, kejadian prematuritas tertinggi
terjadi di India dengan angka kejadian 3.519.100. Indonesia menempati peringkat ke-
5 dengan angka kejadian prematuritas tertinggi di dunia, yaitu 675.700 kejadian atau
15 dari 100 kelahiran. Dari data yang didapatkan, prematuritas sangat berhubungan
dengan keadaan sosial ekonomi dan usia ibu saat mengandung. Tingginya angka
kejadian prematuritas dan bayi dengan berat badan lahir rendah,kesehatan dan nyawa

1
akibat kelahiran prematur dengan berbagai tindakan spesifik, terutama dengan
negara-negara yang mempunyai angka kejadian tinggi(WHO, 2014).

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan tutorial ini adalah agar dokter muda mampu melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, dan
penatalaksanaan pada bayi yang terlahir dengan keadaan bayi kurang bulan dengan
berat badan lahir rendah. Tutorial klinik ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi penulis maupun dokter muda lainnya.

BAB II
DATA PASIEN

2.1 Identitas
IdentifikasiBayi
Nama : By. Ny.RM
Tanggal lahir : 13 Februari 2015 pukul 11:20 WITA
Usia gestasi : 32 minggu
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 3 ketiga

Identitas Orang Tua

IBU
Nama : Ny. RM
Umur :29 tahun
Alamat : Jalan Samarinda seberang rt.2
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMP

2
Ibu perkawinan ke :I

AYAH
Nama : Tn. K
Umur : 30 tahun
Alamat : Jalan Samarindaseberang rt.2
Pekerjaan : SWASTA
Pendidikan Terakhir : SMA
Ayah perkawinan ke : I

2.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada ibu kandung pasien tanggal 16 Februari 2015 pukul
13.00 WITA, di bangsalMawar RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

Keluhan Utama
Bayi lahir kurang bulan (prematur) dengan berat badan rendah.

Riwayat Kehamilan
Selama hamil, ibu pasien memeriksakan kondisi kehamilannya di klinik bidan selama
16 kali di rumah sakitt Aws dan dengan bidan untuk memeriksa ultrasonografi
sebanyak 5 kali dan dinyatakan kondisi bayi sehat dan baik. Ibu pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan selama hamil, tidak pernah terpapar sinar X-Ray, dan
tidak pernah merokok saat trimester I, II, dan III. Saat hamil, ibu pasien pernah
mengalami hal yang yaitu mempunyai tekanan darah yang tinggi. Ibu pasien hanya
mengkonsumsi obat penambah darah dan vitamin yang diberikan oleh bidan. Sejak
hamil muda hingga saat ingin melahirkan, ibu pasien tekanan darah pasien tinggi
hingg 240/180 mmhg

3
Riwayat Persalinan Sekarang
Pasien lahir pada hari Minggu, 13 Februari 2015 pukul 11:20 WITA di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda pada usia kehamilan 32 minggu secara operasi indikasi
kontraksi yang muncul sebelum usia kehamilan cukup,Jenis kelamin pasien adalah
laki-laki .Menurut pengakuan ibu kandung pasien, pada tanggal 13 Februari 2015
pukul 06.00 ibu pasien sudah dibawa ke rsud AWS tekanan darah yang tinggi dan
riwayat Diabetes mellitus Atas indikasi tersebut, pada jam 10.00 pasien dioperasi
melahirkan pada pukul 11.30. Pasien kemudian menjalani perawatan di dalam
inkubator ruang bayi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut karena lahir kurang
bulan dan berat badan bayi rendah.

Resume riwayat persalinan


Umur kehamilan : 32 minggu
Kehamilan : tunggal
Lamanya persalinan
Kala I : 1 jam
Kala II :1 jam
Ketuban pecah :-
Air ketuban : jernih cair, jumlah tidak diketahui
Letak bayi : presentasi kepala
Macam persalinan : section caesar
Obat yang diberikan : anastesi lumbal
Plasenta : tidak ada kelainan

Riwayat Obstetri dan Ginekologi


Gestasi 3 partus 3 abortus 0

4
Apgar Score
Penilaian Menit ke-1 Menit ke-5

Detak jantung 2 2

Pernapasan 1 1

Warna kulit 2 2

Refleks terhadap rangsang 2 2

Tonus otot 1 2

Jumlah 8 9

Ballard Score
Maturitas Neuromuskular Nilai Maturitas Fisik Nilai

Sikap tubuh 2 Kulit 1

Jendela siku-siku 0 Lanugo 1

Rekoil lengan 2 Permukaan plantar kaki 2

Sudut popliteal 1 Payudara 1

Tanda selempang 1 Daun telinga 2

Tumit ke telinga 2 Kelamin (perempuan) 2

Jumlah 8 Jumlah 9

Total Ballard score : 18


Usia gestasi : 30 – 32 minggu

5
2.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan di ruang bayi pada tanggal 16 Februari 2015 pukul
16:00 WITA.

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Taksiran maturitas 32 minggu

Posisi Letak kepala

Status gizi Gizi kurang

Antropometri

Berat badan 1.150 gram

Jarak kepala symphysis 23 cm

Jarak symphysis kaki 17 cm

Panjang badan 40 cm

Lingkar kepala 26 cm

Lingkar dada 23 cm

Lingkar perut 25 cm

Lingkar lengan atas 8 cm

Panjang lengan 11 cm

Tanda Vital

Frekuensi denyut jantung 126 kali/menit

Frekuensi pernapasan 46 kali/menit

Suhu (axilla) 36,0 C

Status Generalisata

Bentuk kepala Bulat, normosefalik

Kulit Berwarna merah muda, lembab

6
Turgor kulit Cukup

Tonus Kurang

Dispneu Tidak ada

Ikterus Tidak ada

Anemia Tidak ada

Sianosis Tidak ada

Kepala Caput (-), cephal hematom (-), ubun-ubun menonjol (-)

Rambut Tidak ada kelainan, bersih, lembut

Mata Tidak ada kelainan

Telinga Tidak ada kelainan, bersih

Hidung Tidak ada kelainan

Mulut Tidak ada kelainan

Tenggorok Tidak ada kelainan

Tonsil Tidak ada kelainan

Lidah Tidak ada kelainan

Gigi Tidak ada

Leher Tidak ada kelainan, simetris, tidak membesar

Jaringan subkutis Kurang

Genitalia Tidak ada kelainan

Penis Tidak ada kelainan

Bentuk thorak Simetris

Pergerakan paru Simetris

Pernapasan Tidak ada retraksi

Perkusi Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi Vesikuler di seluruh lapangan paru, tidak ada rhonki


S1S2 tunggal reguler, tidak ada bising, tidak ada
Jantung
kardiomegali

7
Payudara Simetris, tidak ada puting susu

Abdomen Tidak ada kelainan, bising usus (+)

Limpa Tidak ada kelainan,tidak membesar

Hati Tidak ada kelainan, tidak membesar


Tali pusat terikat dan terbungkus kassa steril, warna tali
Umbilicus pusat kehitaman dan mulai mengering, tidak ada
perdarahan, tidak ada sekret, tidak ada bau
Kelenjar getah bening Tidak ada kelainan dan tidak membesar

Anus Terdapat anus, tidak ada kelainan

Ekstremitas atas Tidak ada kelainan, gerakan simetris, jari lengkap

Ekstremitas bawah Tidak ada kelainan, gerakan simetris, jari lengkap

Tulang-tulang Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Neurologis

Kesadaran Lemah

Refleks tendon Tidak dilakukan

Refleks moro Tidak dilakukan

Refleks hisap Lemah

Refleks pegang Negative

Refleks babinski Positif, normal

Kejang Tidak ada

Paresis Tidak ada

Rangsangan meningkat Tidak ada

8
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 13 Februari 2015)

Pemeriksaan Nilai

Leukosit

Hemoglobin

Hematokrit

Trombosit

GDS 43mg/dl

2.5 Diagnosis Kerja


Bayi kurang bulan dengan berat badan lahir rendah
2.6 Penatalaksanaan
Terapi pada pasien ini adalah:
1. IVFD KAEN 4A 90 cc/24 jam
2. Infus Aminosteril Infant 29 cc/24 jam
3. Infus Ivelip 6 cc/24 jam
4. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
5. Inj. Gentamicin 6 mg`
6. O2 nasal PEEP

2.7 Prognosis
Dubia ad

2.8 Follow Up Pasien di Ruang Bayi

Tanggal Subjective Objective Assesment Planning


13 Bayi lahir Berat badan : 1.550 Neonatus 1. IVFD Dextrose 10% 120
Februari spontan dengan gram kurang cc/24 jam
2015 Apgar score8/9, Panjang badan : 40 bulan 2. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg

9
usia kehamilan cm dengan 3. Inj. Gentamisin 6 mg
32 minggu, jenis Anus (+) berat bayi
kelamin laki-laki, lahir 4. O2 nasal PEEP
air ketuban jernih rendah
14 Gerakan aktif (+) HR :>100 kali/menit Neonatus 1. IVFD Dextrose 10% 90
Februari Refleks (+) RR : - kurang cc/24 jam
2015 Sianosis (-) T:- bulan 2. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
Retraksi (-) GDS cito : 42 mg/dl dengan 3. Inj. Gentamisin 6 mg
Kembung (-) Ikterik (-) berat bayi 4. O2 nasal PEEP
BAK (+) Rhonki (-|-) lahir
BAB (+) Wheezing (-|-) rendah
S1S2 tunggal regular
Akral hangat
15 Gerakan aktif (+) HR :>100 kali/menit Neonatus 1. IVFD Dextrose 10% 90
Februari Refleks (+) RR : - kurang cc/24 jam
2015 Sianosis (-) T:- bulan 2. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
Retraksi (-) Ikterik (-) dengan 3. Inj. Gentamisin 6 mg
Kembung (-) Rhonki (-|-) berat bayi 4. O2 nasal PEEP
BAK (+) Wheezing (-|-) lahir
BAB (+) S1S2 tunggal regular rendah
Akral hangat
16 Gerakan aktif (+) HR : 126 kali/menit Neonatus 1. IVFD KN 4A 90 cc/24 jam
Februari Refleks (+) RR : 45 kali/menit kurang 2. Infus Aminosteril Infant 29
2015 Sianosis (-) T : 36,2 C bulan cc/24 jam
Retraksi (-) Ikterik (-) dengan 3. Infus Ivelip 6 cc/24 jam
Kembung (-) Rhonki (-|-) berat bayi 4. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg
BAK (+) Wheezing (-|-) lahir 5. Inj. Gentamisin 6 mg
BAB (+) S1S2 tunggal regular rendah 6. O2 nasal
Akral hangat

10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Neonatus Kurang Bulan (Prematur)


3.1.1 Definisi
Bayi prematur merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi kurang
dari 37 minggu.

3.1.3 Epidemiologi
Lebih dari 60% bayi yang lahir prematur terjadi di Benua Afrika dan Asia
Selatan. Di daerah berkembang, angka kejadian prematuritas adalah 12% dan di
negara maju dengan nilai pendapatan yang lebih tinggi sekitar 9% (WHO, 2014).
Prematuritas menyebabkan 35% kematian pada bayi baru lahir tahun 2010 dan berada
diperingkat ke-2 penyebab kematian pada anak dengan usia dibawah lima tahun
setelah pneumonia di Indonesia terdapat 675.700 kasusbayiprematur. Prematuritas
juga dapat menyebabkan defisit neurologis yang berkepanjangan dan menyebabkan
disabilitas pada anak-anak sehingga mempunyai ketidakmampuan dalam proses
belajar, melihat, dan mendengar (CDC, 2014).

3.1.4 Etiologi
Wanita yang selama masa kehamilannya tidak pernah mengalami masalah
masih dapat melahirkan bayi kurang bulan.Penyebabnya cukup banyak, namun
kelahiran bayi prematur biasanya terjadi secara spontan. Penyebab kelahiran prematur
yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.
 Janin
a. Gawat janin
b. Kehamilan ganda
c. Eritroblastosis
d. Hidrops nonimun
 Plasenta
a. Plasenta previa

11
b. Abrupsio plasenta
 Uterus
a. Uterus bikornus
b. Serviks tidak kompeten (dilatasi prematur)
 Ibu
a. Pre-eklamsia
b. Penyakit medis yang kronis misalnya diabetes melitus, tekanan darah tinggi
c. Infeksi bakteri
d. Penyalahgunaan obat, konsumsi alkohol, dan merokok
 Lainnya
a. Ketuban pecah dini
b. Polihidramnion
c. Iatrogenik

3.1.5 Pencegahan
Bayi yang lahir beberapa minggu lebih awal dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada bayi tersebut apabila dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup
bulan. Hal ini karena proses pematangan organ terjadi pada minggu-minggu terakhir
kehamilan. Masalah kesehatan yang dapat muncul seperti ikterik, masalah penapasan,
mudah terinfeksi, gangguan neurologis, dan gangguan psikologis (Nelson, Behrman,
& Kliegman, 2000; CDC, 2014). Karena komplikasi yang muncul tersebut, apabila
seorang wanita ingin hamil, hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
bayi lahir prematur adalah berhenti merokok, konsumsi alkohol, dan obat terlarang,
melakukan pemeriksaan prenatal rutin, mengontrol gula darah pada ibu dengan
diabetes melitus, konsumsi makanan yang sehat dan multivitamin seperti 400
mikrogram asam folat sebelum dan selama kehamilan (CDC, 2014).

3.11 Komplikasi
Masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur adalah
asfiksia, hipoglikemia, hipotermia, hipoksia, hipoalbumin yang dapat menyebakan
hiperbilirubinemia, asidosis, proses hemolisis dan sepsis. Keadaan tersebut
merupakan keadaan gawat darurat sehingga bayi yang lahir prematur biasanya akan

12
menjalani rawat inap hingga satu tahun pertama kehidupannya. (Nelson, Behrman, &
Kliegman, 2000)
3.2 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
3.2.1 Definisi
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi (IDAI, 2012). BBLR sangat
berhubungan dengan prematuritas dan cukup bulan (intrauterine growth restriction)
serta mempunyai korelasi yang sangat kuat dengan status sosial ekonomi yang rendah
(Nelson, Behrman, & Kliegman, 2000). Bayi yang lahir dengan berat badan rendah
mempunyai faktor risiko kematian 20 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang
lahir dengan berat badan cukup (UNICEF, 2004).

3.2.2 Epidemiologi
BBLR sering terjadi di negara-negara berkembang seperti di Benua Afrika dan
Benua Asia dengan jumlah kelahiran sekitar 20 juta bayi. Sekitar 80% kasus BBLR
terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara dengan negara Bangladesh yang
mempunyai angka kejadian BBLR tertinggi di dunia. Angka kejadian BBLR di
Indonesia masih tinggi, yaitu sekitar 10 dari 100 kelahiran bayi (UNICEF, 2004).

3.2.3 Etiologi
Penyebab terbanyak BBLR adalah kelahiran kurang bulan atau prematur.
Penyebab lainnya adalah faktor kelainan kongenital, usia ibu (<20 dan >35 tahun),
infeksi pada ibu dan janin, keadaan uterus dan serviks yang buruk, defek plasenta,
penyakit kronis pada ibu, obat-obatan dan rokok (IDAI, 2012).

3.2.4 Penilaian

Penilaian usia kehamilan menurut skor Ballard


 Berdasarkan pemeriksaan neurologis dan ciri fisik luar

13
3.2.5 Penatalaksanaan
Pada saat lahir, cara-cara yang diperlukan untuk membersihkan jalan napas,
memulai pernapasan, merawat tali pusat dan mata, memberi vitamin K pada bayi
imatur adalah sama seperti pada bayi-bayi dengan berat badan cukup. Perawatan
khusus diperlukan untuk mempertahankan terbukanya jalan napas dan kemungkinan
aspirasi isi lambung. Pertimbangan tambahan adalah perlunya perawatan dalam
inkubator, pemantauan frekuensi jantung dan pernapasan, penambahan oksigen,
perlindungan terhadap infeksi, dan perlunya perhatian khusus dalam merinci
pemberian makanan (Nelson, Behrman, & Kliegman, 2000).
Perawatan Inkubator

14
Inkubator modern menghemat panas tubuh melalui penyedian lingkungan atmosfer
yang hangat dan kondisi kelembaban yang baku. Apabila dibersihkan secara cermat,
alat ini juga dapat mengurangi kontaminasi atmosfer. Ketahanan hidup BBLR lebih
besar apabila dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan panas netralnya. Ini
merupakan kesatuan kondisi panas, meliputi udara dan radiasi suhu permukaan,
kelembaban relatif, dan aliran udara, yang produksi panasnya minimal dan suhu bayi
ada dalam kisaran normal. Suhu inkubator yang optimal untuk kehilangan panas dan
konsumsi oksigen yang minimal untuk bayi yang tidak berpakaian adalah suhu
inkubator yang mempertahankan suhu tubuh bayi pada 36,5-37,0 C. Semakin kecil
dan semakin imatur bayi, semakin tinggi suhu lingkungan yang diperlukan.
Mempertahankan kelembaban relatif sebesar 40-60% membantu menstabilkan suhu
tubuh dengan jalan mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan yang lebih
rendah dan dapat mencegah pengeringan dan iritasi saluran pernapasan terutama
selama pemberian oksigen. Pemberian oksigen untuk mengurangi risiko jejas
hipoksia dan insufisiensi sirkulasi.
Jika inkubator tidak tersedia, keadaan umum pengendalian suhu dan kelembaban
yang digambarkan di atas dapat dicapai dengan menggunakan pemanas radian yang
canggih, selimut, lampu pemanas, bantalan pemanas, botol air panas, dan
mengendalikan suhu dan kelembaban kamar. Bayi harus disapih dan selanjutnya
diambil dari inkubator hanya bila perubahan yang sedikit demi sedikit pada atmosfer
ruang perawatan yang tidak mengakibatkan perubahan berarti pada suhu, warna,
aktivitas, dan tanda vital bayi.

Pemberian Makan
Cara pemberian makanan pada bayi BBLR harus secara sendiri-sendiri untuk
mencegah kelelahan dan aspirasi makanan karena regurgitasi. Pemberian makanan
oral melalui puting tidak boleh dimulai atau harus dihentikan pada bayi dengan
kegawatan pernapasan, hipoksia, insufisiensi sirkulasi, sekresi yang berlebihan,
penyumbatan mulut, sepsis, depresi sistem saraf pusat, imaturitas, dan tanda-tanda
penyakit serius. BBLR akan memerlukan pemberian makanan secara parenteral atau
melalui sonde untuk memasok kalori, cairan, dan elektrolit. Bayi yang kecil harus
diberi makan melalui sonde menggunakan pipa plastik eksterna lunak (French no. 5)

15
yang berdiameter sekitar 0,05 cm dengan ujung atraumatis yang bulat dan dua lubang
pada sisi sebelah yang dimasukan melalui hidung hingga lambung. Kadang bayi
mengalami iritasi lokal akibat pemasangan pipa yang dapat menyebabkan sesak. Pada
kasus demikian kateter dapat dilewatkan melalui mulut. Pemberian makan untuk bayi
prematur yang beratnya >1.500 gram dimulai dengan menambah kadar susu, mulai
dengan 4 ml untuk 3 kali makan yang diberikan tiap 3 jam sampai kadar telah
bertambah dari 10 menjadi 20 kalori/ons. Selanjutnya penambahan volume susu
formula harian total tidak boleh melebihi 20 ml/kgbb/24 jam. Isi lambung harus
diaspirasi sebelum pemberian makanan. Apabila hanya memperoleh udara atau
mukus yang sedikit, makanan diberikan seperti yang direncanakan. Jika aspirat yang
diperoleh lebih besar dari 10% pemberian makanan sebelumnya, dianjurkan untuk
mengurangi jumlah makanan dan selanjutnya meneruskan penambahan makanan
secara lebih perlahan-lahan.

Kebutuhan Cairan
Masukan air pada BBLR dimulai dengan 70-100 ml/kgbb pada hari pertama dan
dilanjutkan sampai 150 ml/kgbb atau lebih pada hari ke-3 dan ke-4. Kebutuhan cairan
ini dapat menggantikan kehilangan air insensible water loss sebanyak 0,6-0,7
ml/kgbb/jam pada bayi yang dirawat di inkubator.

Pencegahan Infeksi
BBLR mengalami kenaikan kerentanan terhadap infeksi sehingga mengharuskan
petugas perawatan untuk mencuci tangannya dengan sungguh-sungguh hingga ke
siku sebelum dan sesudah penanganan bayi. Orang yang terinfeksi tidak
diperkenankan melakukan kontak langsung dengan bayi.

Pemulangan dari Rumah Sakit


Sebelum pemulangan, BBLR harus dapat minum semua nutrisi melalui puting, botol,
atau buah dada. Pertumbuhan harus terjadi dengan penambahan yang stabil sekitar
10-30 gram/hari. Suhu harus stabil dalam tempat tidur terbuka. Tidak terdapat apneu
atau bradikardi yang baru. Obat parenteral harus dihentikan. Bayi yang prematur

16
dengan BBLR dapat dipulangkan apabila berat badannya mendekati 1.800-2.100
gram.

3.2.6 Komplikasi
Masalah yang dapat timbul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut (Nelson,
Behrman, & Kliegman, 2000).
1. Pernapasan
a. Sindrom gawat napas
b. Displasia bronkopulmonal
c. Pneumotoraks
d. Perdarahan paru
e. Apneu
2. Kardiovaskular
a. Hipotensi
b. Hipertensi
c. Bradikardi (disertai apneu)
d. Duktus arteriosus paten
3. Hematologis
a. Anemia
b. Hiperbilirubinemia (direk dan indirek)
c. Perdarahan
d. Defisiensi vitamin K
e. Hidrops (imun dan non-imun)
4. Saluran Pencernaan
a. Motilitas jelek
b. Enterokolitis nekrotikans
c. Anomali kongenital
5. Metabolik-Endokrin
a. Hipokalsemia
b. Hipoglikemia
c. Hiperglikemia
d. Asidosis

17
e. Hipotermi
6. Sistem Saraf Pusat
a. Perdarahan intraventrikular
b. Ensefalopati hipoksik-iskemik
c. Kejang
d. Hipotonia
e. Kerikterus (ensefalopati bilirubin)
7. Ginjal
a. Hiponatremia
b. Hipernatremia
c. Hiperkalemia
d. Edema
8. Lainnya
a. Infeksi

3.2.7 Prognosis
Sekitar 95% atau lebih peluang bertahan hidup pada bayi yang dilahirkan
dengan berat badan rendah walaupun masih mempunyai angka mortalitas yang tinggi.
Bila tidak ada kelainan kongenital atau jejas sistem saraf pusat yang mencolok,
pertumbuhan bayi BBLR selama 2 tahun pertama cenderung mendekati pertumbuhan
fisik bayi cukup bulan. Pada umunya, semakin hebat tingkat prematuritasnya dan
semakin rendahnya berat badan lahir bayi, semakin besar pula kemungkinan
timbulnya defisit intelektual dan neurologis. Kecilnya lingkaran kepala bayi pada saat
lahir dapat terkait dengan prognosis prilaku saraf yang jelek. Ibu dari status
sosioekonomi yang rendah lebih mungkin mempunyai bayi BBLR yang cenderung
berkembang kurang baik daripada mereka yang mempunyai lingkungan pasca lahir
yang baik (Nelson, Behrman, & Kliegman, 2000).

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Anamnesis

Fakta Teori
Pasien adalah seorang bayi yang Bayi kurang bulan atau prematur merupakan bayi
dilahirkan pada usia 32 minggu yang dilahirkan dengan masa gestasi kurang dari 37
secara section caesaria atas indikasi minggu.
kontraksi yang muncul sebelum usia Wanita yang selama masa kehamilannya pernah
kehamilan cukup dan tekanan darah mengalami masalah masih dapat melahirkan bayi
tinggi pada ibu. Pasien Tidak kurang bulan. Penyebabnya cukup banyak, namun
terdapat kelainan pada wajah dan kelahiran bayi prematur bisa terjadi Penyebab
mulut pasien, terdapat anus, tidak kelahiran prematur dapat diidentifikasi akibat
ditemukan cacat kongenital dan kelainan dari faktor janin (misalnya gawat janin,
trauma persalinan. Menurut kehamilan ganda), faktor plasenta (misalnya
pengakuan ibu pasien, ibu pasien plasenta previa, abrupsio plasenta), faktor uterus
sering mengalami kontraksi pada (uterus bikornus, serviks tidak kompeten dan terjadi
rahim sebelum kehamilan pertama dilatasi prematur), faktor ibu (misalnya pre-
dan kedua eklamsia, penyakit medis yang kronis, infeksi,
penyalahgunaan obat), ketuban pecah dini,
polihidramnion, dan iatrogenik.
Pasien dilahirkan dengan berat badan Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
1.150 gram dan panjang badan 40 adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500
cm. gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR sangat
berhubungan dengan prematuritas dan cukup bulan
(intrauterine growth restriction) serta mempunyai
korelasi yang sangat kuat dengan status sosial
ekonomi yang rendah.

19
4.2 Faktor Risiko

Fakta Teori
Ibu pasien mempunyai riwayat Penyebab terbanyak BBLR adalah kelahiran kurang
tekanan darah tinggi dan diabete bulan atau prematur. Penyebab lainnya adalah
melius, ibu pasien tidak pernah faktor genetik, kelainan kongenital, usia ibu (<20
mengkonsumsi obat, terpapar dan >35 tahun), infeksi pada ibu dan janin, keadaan
radiasi, merokok, mengalami uterus dan serviks yang buruk, defek plasenta,
tekanan darah tinggi dan penyakit penyakit kronis pada ibu, ANC yang tidak adekuat,
kronis lainnya. nutrisi ibu yang tidak baik, obat-obatan dan rokok.

4.3 Pemeriksaan Fisik

Fakta Teori

Pada pasien ditemukan : 1. Reflek tonik leher lemah (hipotonik) sehingga


1. Inspeksi secara keseluruhan : bayi bayi kurang aktif dan pergerakannnya lemah
bergerak aktif, tonus otot lemah 2. Berat badan lahir < 2.500 gram, panjang badan
2. Antropometri :  45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkar dada <
Berat badan : 1.150 gram 30 cm
Panjang badan : 40 cm 3. Tanda vital : frekuensi denyut jantung 100
Lingkar kepala : 26 cm sampai 140 kali per menit, frekuensi pernapasan
Lingkar dada : 24 cm 40 sampai 50 kali per menit
Lingkar perut : 26 cm 4. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak
Lingkar lengan atas : 7 cm subkutan kurang
3. Tanda vital : 5. Kepala relatif lebih besar apabila dibandingkan
Denyut jantung : 103 – 142 dengan ukuran tubuh, elastisitas daun telinga
kali/menit belum sempurna
Frekuensi napas : 41 – 48 6. Pergerakan dada kurang dan lemah, pernapasan
kali/menit belum teratur dan dapat terjadi periode apneu
Suhu tubuh : 36,0 – 36,5 C 7. Pada bayi prematur dapat dilihat gambaran dan
4. Kulit : kulit merah muda, tipis, pergerakan usus di dinding abdomen

20
lanugo halus banyak, lemak 8. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
subkutan tipis, turgor kulit baik minor belum tertutup labia mayor
5. Kepala dan leher : bentuk normal, 9. Postur tubuh paha abduksi,sendi lutut fleksi-
tidak ada hematom sefal, caput lurus, gambaran telapak kaki belum jelas dan
suksedaneum, rambut hitam, masih halus
ubun-ubun datar, bentuk mata, 10. Fungsi saraf belum matang mengakibatkan
hidung, telinga, mulut normal, refleks hisap, menelan dan batuk masih lemah
tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
6. Thorax : gerakan dada
dextra=sinistra, vesikuler di
seluruh lapangan paru, tidak ada
rhonki dan wheezing, suara
jantung normal
7. Abdomen : bentuk datar, kulit
merah dan tidak terkelupas,
tampak vena-vena, tali pusat
terikat dan terbungkus kassa
steril, warna tali pusat kehitaman
dan mulai mengering, tidak ada
perdarahan dan bau, terdapat
suara bising usus, tidak ada
organomegali
8. Genitalia : penis dan scrotum
normal
9. Ekstremitas : postur tubuh fleksi
penuh pinggul dan lutut, akral
hangat, tidak ada sianosis, ikterik,
edema, anomali, CRT <2 detik,
garis pada telapak kaki terlihat
pada bagian 1/3 anterior
10.Refleks hisap lemah

21
4.5 Penatalaksanaan

Fakta Teori
Pasien di rawat di incubator Pada saat lahir, cara-cara yang diperlukan untuk
1. IVFD KAEN 4A 90 cc/24 jam membersihkan jalan napas, memulai pernapasan,
2. Infus Aminosteril Infant 25 cc/24 merawat tali pusat dan mata, memberi vitamin K
jam pada bayi prematur. Perawatan khusus diperlukan
3. Infus Ivelip 6 cc/24 jam untuk mempertahankan terbukanya jalan napas dan
4. Inj. Ampicillin 2 x 50 mg kemungkinan aspirasi isi lambung. Pertimbangan
5. Inj. Gentamicin 6 mg tambahan adalah perlunya penambahan oksigen.
6. O2 nasal PEEP 1. Perawatan inkubator
7. Pemasangan OGT 2. Pemberian makan : pemberian makan untuk bayi
prematur yang beratnya >1.500 gram dimulai
dengan menambah kadar susu, mulai dengan 4
ml untuk 3 kali makan yang diberikan tiap 3 jam
sampai kadar telah bertambah dari 10 menjadi
20 kalori/ons. Selanjutnya penambahan volume
susu formula harian total tidak boleh melebihi
20 ml/kgbb/24 jam
3. Kebutuhan cairan : dimulai dengan 70-100
ml/kgbb pada hari pertama dan dilanjutkan
sampai 150 ml/kgbb atau lebih pada hari ke-3
dan ke-4
4. Pencegahan infeksi : untuk infeksi berat dapat
diberikan antibiotik ampicillin (dosis
50mg/kgbb/hari) dan gentamicin (dosis 5
mg/kgbb/hari)

BAB V

22
PENUTUP

.1 Kesimpulan
Dari hasil tutorial klinik ini, dapat disimpulakan bahwa pasien merupakan bayi
Ny. RM dilahirkan pada usia kehamilan 32 minggu secara sectio caesar atas indikasi
kontraksi yang muncul sebelum usia kehamilan cukup dan tekanan darah ibu tinggi.
Jenis kelamin pasien adalah laki-laki dengan berat badan 1.150 gram dan panjang
badan 40 cm. Apgar score pasien adalah 8 pada menit pertama dan 9 pada menit ke
lima, janin berjumlah tunggal, ketuban jernih , tidak ada mekonium, tidak terdapat
kelainan pada wajah dan mulut pasien, terdapat anus, tidak ditemukan cacat
kongenital dan trauma persalinan. Pasien kemudian menjalani perawatan di dalam
inkubator ruang bayi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pasien didiagnosis
dengan neonatus kurang bulan (NKB) dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan
telah mendapat terapi yang sesuai.

.2 Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari tutorial klinik ini, baik dari segi
diskusi, penulisan tutorial dan sebagainya, untuk itu saya mengharapkan kritik dan
saran dari dosen-dosen yang mengajar, dari rekan-rekan sesama dokter muda dan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan tutorial klinik ini

23
DAFTAR PUSTAKA

CDC. (2014, Desember 23). Preterm Birth. Dipetik Februari 13, 2015, dari
http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pretermbirth.htm

IDAI. (2012). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI.

Nelson, Behrman, & Kliegman. (2000). Nelson Textbook of Pediatrics. Jakarta: EGC.

UNICEF. (2004). Low Birth Weight. United States of America: Unicef.

WHO. (2014). Preterm Birth. WHO.

24

Anda mungkin juga menyukai