B. Arti Penting Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka (
B. Arti Penting Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka (
a. Ideologi Terbuka
Ciri yang paling tampak untuk menandai ideologi terbuka, bahwa ideologi itu
hanya berisi nilai-nilai dasar sebagai pegangan pokok, sedangkan pelaksanaan dari nilai-
nilai dasar diwujudkan kedalam norma-norma sosial-politik yang berlaku. Norma-norma
sosial politik ini dalam perumusannya selalu disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral
yang berkembang di masyarakat.
Ciri khas yang lain dalam ideologi yang disebut terbuka, operasional dari cita-cita
dan keinginan yang akan dicapai para elite kekuasaan tidak dapat ditentukan secara
apriori (totaliter), melainkan harus disepakati secara demokratis. Dengan sendirinya
ideologi yang disebut terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok elite . Ideologi terbuka hanya dapat ada dalam
tatanan pemerintahan yang demokratis
b. Ideologi tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai
kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu
yang sudah jadi dan harus dipatuhi.(doktrin). Kebenaran dari nilai-nilai ideologi tertutup
tidak boleh dipermasalahkan atau diperdebatkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral yang timbul. Isinya dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau
dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi ini tidak mentolerir
pandangan dunia atau nilai-nilai lain.
Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan
kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal yang
bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui hak masing-masing orang
untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri. Ideologi tertutup menuntut
ketaatan tanpa reserve.
Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari masyarakat,
melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan kepada masyarakat. Sebaliknya,
baik-buruknya pandangan yang muncul dan berkembang dalam masyarakat dinilai
sesuai tidaknya dengan ideologi tersebut.
Jadi kebalikan dari ideologi terbuka, jika ideologi terbuka kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, dalam ideologi tertutup
perubahan-perubahan itu harus disesuaikan dengan ideologi, jika tidak sesuai perubahan
itu harus ditiadakan. Dengan demikian ideologi tertutup tersebut harus dipaksakan
berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti bersifat otoriter dan
dijalankan dengan cara yang totaliter.
1. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Sebenarnya jika dilihat dalam dokumen sejarah khususnya dalam Konstitusi
Indonesia tahun 1945 Pancasila sebagai ideologi terbuka bukanlah sesuatu yang baru,
jauh sebelum mantan sekretaris negara di era orde baru, Murdiono membicarakannya
didepan para menggala BP.7.tahun 1975, Para pendiri negara ini telah lebih dahulu
mengingatkan perlunya Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Ini dapat dapat dilihat dalam
UUD 1945 yang menyatakan :
Maka telah cukup jika Undang-undang Dasar hanya memuat aturan-aturan
pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kehidupan sosial ... lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-
aturan pokok sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok diserahkan
kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuat, merubah dan mencabutnya .
Sejalan dengan gagasan diatas, hal yang tak kalah penting juga diungkapkan dalam UUD
1945 yang menyebutkan :
yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
semangat, semangat penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan.
Meskipiun dibikin Undang-undang Dasar yang menurut kata-katanya bersifat
kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara, para pemimpin
pemerintahan bersifat perorangan, Undang-undang Dasar tadi tentu tidak ada artinya.
Sebaliknya meskipun Undang-undang Dasar itu tidak sempurna, akan tetapi jikalau
semangat para penyelenggara pemerintahan baik, Undang-undang Dasar itu tentu tidak
akan merintangi jalannya negara .
Ada dua hal yang perlu dikemukan, sehubungan dengan gagasan diatas.
Pertama : Undang-undang Dasar 1945 dimana didalamnya terdapat Pancasila
sebagai dasar negara, adalah memuat aturan-aturan pokok, dimana untuk melaksanakan
aturan pokok dibuatlah Undang-undang yang mudah merubah atau mencabutnya
disesuaikan dengan kepentingan dan dinamika masyarakat. Dengan demikian aturan
pokok hanya memuat landasan yang menjadi tujuan dari sebuah negara yang baru
berdiri. Ini artinya jika aturan pokok itu dirubah berarti merubah landasan negara itu.
Gagasan inilah yang diingatkan oleh para pendiri negara tentang perlunya sebuah
ideologi terbuka.
Kedua : hal yang tak kalah penting diingatkan para Founding Father adalah
semangat para pemimpin negara, sebagus apapun ideologi suatu negara, jika para
pemimpin negaranya lebih menonjolkan semangat individualis, aturan pokok itu tidak
ada gunanya sama sekali.