Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Trauma Kepala

Cedera/ trauma
kepala

Tulang Kranial Intra Kranial


Ekstra Kranial

Terputusnya Jaringan otak


kontinuitas rusak
jaringan kulit, otot Terputusnya (kontusio,
dan vaskular kontinuitas laserasi)
jaringan tulang

Gangguan
autoregulasi
Perdarahan, Gangguan
hematoma suplay darah

MK: Nyeri
Perubahan Iskemia Aliran darah
sirkulasi CSS ke otak
menurun

Peningkatan TIK Hipoksia

O2 menurun,
gangguan
metabolisme
Girus medialis
temporalis MK: Gangguan Kerusakan
tergeser perfusi jaringan memori
otak
Mual, muntah, Oedem
papilodema, serebral
pandangan kabur,
Hemiasi ulkus nyeri, penurunan
menyebabkan pendengaran Kejang
messefalon
tertekan

MK: Risiko
Gangguan kekurangan
kesadaran volume cairan Gangguan
neurologis vokalis

Obstruksi jalan
Defisit napas, dispenea,
neurologis henti napas,
MK: Risiko Injury perubahan pola
Cemas napas
Mk: Gangguan
MK: Gangguan Penurunan fungsi perfusi jaringan
mobilitas fisik pendengaran Gangguan serebral
persepsi
sensori MK: Risiko
ketidakefektifan
jalan napas

MK: Risiko
MK: Risiko
kekurangan
gangguan
volume cairan
integritas kulit
Pemeriksaan Diagnostik

Hb, leukosit, diferensiasi sel


Penelitian di RSCM menunjukkan bahwa leukositosis dapat dipakai sebagai salah satu indikator
pembeda antara kontusio (CKS) dan komosio (CKR). Leukosit >17.000 merujuk pada CT scan otak
abnormal. Sedangkan angka leukositosis >14.000 menunjukkan kontusio meskipun secara klinis
lama penurunan kesadaran <10 menit dan nilai SKG 13-15 adalah acuan klinis yang mendukung
ke arah komosio. Prediktor ini bila berdiri sendiri tidak kuat, tetapi di daerah tanpa fasilitas CT
scan otak, dapat dipakai sebagai salah satu acuan prediktor yang sederhana.
Gula darah sewaktu (GDS)
Hiperglikemia reaktif dapat merupakan faktor risiko bermakna untuk kematian dengan OR 10,07
untuk GDS 201-220mg/dL dan OR 39,82 untuk GDS >220 mg/dL.
Ureum dan kreatinin
Pemeriksaan fungsi ginjal perlu karena terkait untuk pemberian terapi/obat. Pada fungsi ginjal
yang buruk jenis-jenis obat tertentu tidak boleh diberikan.
Analisis gas darah
Diberlakukan pada cedera kranioserebral dengan kesadaran menurun. pCO2 tinggi dan pO2
rendah akan memberikan luaran yang kurang baik. pO2 dijaga tetap >90 mm Hg, SaO2 >95%, dan
pCO2 30-35 mm Hg.
Elektrolit (Na, K, dan Cl)
Kadar elektrolit rendah dapat menyebabkan penurunan kesadaran.
Albumin serum (hari 1)
Pasien CKS dan CKB dengan kadar albumin rendah (2,7-3,4g/dL) mempunyai risiko kematian 4,9
kali lebih besar dibandingkan dengan kadar albumin normal.
Trombosit, PT, aPTT, fi brinogen
Pemeriksaan dilakukan bila dicurigai ada kelainan hematologis. Risiko late hematomas perlu
diantisipasi. Diagnosis kelainan hematologis ditegakkan bila trombosit <40.000/mm3, kadar ffi
brinogen <40mg/mL, PT >16 detik, dan aPTT >50 detik (Soertidewi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai