Anda di halaman 1dari 191

RSUD PROF. DR. No Dokumen No.

Revisi Halaman
W.Z JOHANNES

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR

UNIT TERKAIT
MENIMBANG BERAT BADAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 106/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menilai berat badan
pasien

TUJUAN a. Mengetahui berat badan pasien


b. Mengetahui status nutrisi pasien

1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


KEBIJAKAN Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat:


1. Timbangan berat badan
2. Buku Catatan
b. Persiapan pasien
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
2. Beritahu pasien untuk memakai pakaian yang tipis dan
melepaskan sepatu atau sandal pada waktu penimbangan
c. Pelaksanaan teknis
1. Cuci tangan
2. Timbangan ditaruh menghadap kearah perawat
3. Pastikan posisi jarum pada angka nol dan jika menggunakan
timbangan digital dipastikkan posisi angka pada angka nol
4. Bantu pasien naik keatas timbangan
5. Beritahu pasien untuk menghadap kearah perawat
6. Lihat berat badan pasien dan dan catat hasil penimbangan
7. Bereskan alat-alat
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive,IRD,HD,IBS,IRJ dan Radiologi
MENGHITUNG PERNAPASAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 99/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan menentukan frekuensi pernapasan pasien


dengan mengukur secara manual

TUJUAN a. Mengetahui pernapasan pasien


b. Menilai efektifita terapi
c. Menilai efektifitas tindakan medik dan tindakan keperawatan
tertentu

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Buku catatan dan alat tulis
2. Timer
3. Sarung tangan bila perlu
4. Stateskop
b. Persiapan pasien
1. Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya (sesuai kondisi pasien)
2. Selama perasat dilakukan pasien dianjurkan untuk tidak berbicara
c. Pelaksanaan teknis
1. Perawat mencuci tangan
2. Beritahu pasien mengenai tindakan yang dilakukan
3. Hitung pernapasan (waktu inspirasi dan expirasi dihitung 1x)
selama satu menit. Perhatikan frekuensi, irama, volume serta
bunyi napas selamam pengukuran
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan
6. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
PENGUKURAN SUHU TUBUH AXILA

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 100/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan menilai suhu tubuh pasien menggunakan


termometer yang ditaruhdi ketiak

TUJUAN a. Mengetahui suhu tubuh pasien


b. Menilai efektifita terapi
c. Menilai efektifitas perawatan pasien dengan gangguan
termoregulasi

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Termometer yang bersih
2. Buku catatan dan alat tulis
3. Kassa/tissue/handuk
4. Timer
5. Sarung tangan
b. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
c. Pelaksanaan teknis
1. Perawat mencuci tangan
2. Beritahu pasien mengenai tindakan yang dilakukan
3. Pakai sarung tangan
4. Buka pakaian atas pasien kalau perlu keringkan ketiak
menggunakan tissue atau handuk
5. Pasang termometer dengan bagian reservoir tepat ditengah ketiak
6. Pastikan termometer menyentuh permukaan kulit
7. Anjurkan pasien untuk mengepit termometer dengan cara
menyilangkan tangan diatasnya
8. Angkat termometer setelah lima menit
9. Bereskan alat-alat
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 101/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan keperawatan menggunakan spigmomanometer air raksa


PENGERTIAN
atau aneroid untuk mengetahui tekanan darah pasien. Tekanan darah
diukur dalam milimeter air raksa (mmHg).
Mengukur tekanan darah dilakukan 2 kali sehari: pagi dan sore untuk
pasien yang tidak mengalami gangguan sirkulasi .
Dilaksanakan sewaktu-waktu atau menurut jadwal yang ditentukan bagi
pasien yang mengalami gangguan sirkulasi darah atau kritis .

TUJUAN Mengetahui kerja jantung dan penolakan yang diberikan oleh pembuluh
darah perifer

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Tensi meter
2. Statescop
3. Buku catatan dan alat tulis
b. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tindakan dan tujuan mengukur
tekanan darah
c. Pelaksanaan teknis
1. Perawat mencuci tangan
2. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Menyingsingkan lengan baju pasien
5. Memasang manset 2,5 cm diatas fossa cabiti
6. Memasang manset tidak teralu erat atau longgar
7. Menghubungkan pipa tensi meter dan pipa manset
8. Menutup skrup balon karet
9. Membuka kunci reservoir
10. Meletakan tensi meter harus datar
11. Meraba arteri brachialis dengan tiga jari tengah
12. Meletakan bagian diafragma stetescop tepat diatasnya (bagian
corong ditutup)
13. Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset
sampai detak arteri terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai
sistolik
14. Membuka skrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3
mmHg perdetik sambil melihat skala dan mendengarkan bunyi
detak pertama (systole) dan detak terakhir (diastole)
15. Saat melihat skala mata harus setinggi skala tersebut
16. Bila hasilnya meragukan perlu ulang kembali ( tunggu 30
menit)
17. Menurunkan air raksa samapi dengan angka nol dan mengunci
reservoir
18. Membuka pipa penghubung
19. Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih
tertinggal didalam manset
20. Menggulung manset dan masukan kedalam tensi meter
21. Merapikan pasien
22. Mengembalikan alat pada tempatnya
23. Mencuci tangan
24. Mencatata pada catatan keperawatan dan membuat grafik
dengan tepat dan benar

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
MENGUNTING KUKU

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 102/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan keperawatan merawat dan memendekkan kuku pasien


PENGERTIAN
menggunakan gunting kuku

TUJUAN 1. Mempertahankan kerapihan dan kebersihan jari pasien


2. Mencegah terjadinya infeksi silang pada pasien
3. Memberikan perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien
4. Persiapan untuk tindakan medik

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Handuk
2. Gunting kuku
3. Bengkok
4. Kapas alkohol
5. Air hangat dan baskom
b. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
c. Pelaksanaan teknis
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Kuku yang keras direndam dengan menggunakan air hangat
selama 10-15 menit
4. Letakkan handuk dan bengkok dibawah tangan/kaki
5. Menggunting kuku jari jari tangan bundar dan jari kaki lurus
6. Bersihkan pinggiran kuku yang kotor dan hitam dengan
alkohol
7. Bereskan alat-alat
8. Perawat mencuci tangan
9. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
MENYISIR RAMBUT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 103/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan keperawatan merapikan rambut pasien menggunakan sisir,


PENGERTIAN
dilakukan pada pasien yang tidak dapat menyisisr rambutnya sendiri

TUJUAN 1. Memberikan rasa nyaman bagi pasien


2. Mmemelihara rambut agar tetap rapih
3. Mencegah adanya kutu rambut
4. Mengetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Sisir
2. Kain penadah atau handuk
3. Karet rambut untuk pasien yang berambut panjang
4. Air atau minyak bila perlu
5. Kertas untuk membungkus rambut yang rontok
6. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus untuk pasien yang
berkutu
b. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
c. Pelaksanaan teknis
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Atur posisi tidur pasien duduk atau berbaring
4. Kain penadah atau handuk diletakan pada bahu atau dibawah
belikat
5. Rambut panjang dan kusut diberi minyak atau air dahulu lalu
dibelah dua kemudian disisir secara bertahap, dimulai dari bagian
bawah (ujung rambut) setelah itu rambut diikat atau diajlin jika
cukup panjang untuk dijalin,bila tidak rapikan rambut pasien
6. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas
kemudian dibuang ketempat sampah non infeksius. Rambut yang
berkutu atau dengan kelainan kulit dimasukkan larutan
desinfektan pada nierbeken
7. Observasi respon pasien
8. Catat kelainan pada kulit dan kepala
9. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive
MENCUCI RAMBUT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 104/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan keperawatan mencuci rambut pasien menggunakan sabun


PENGERTIAN
atau shampo

1. Mempertahankan kebersihan rambut pasien


TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi pada kulit kepala
3. Memberikan perasaan nyaman pada psien dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Handuk
2. Perlak pengalas
3. Perlak sebagai talang/alat pencuci rambut
4. Ember berisi air hangat
5. Shampo, Sabun, Sisir
6. Kapas
7. Ember kosong
8. Hair dryer
9. Tabir
10. Sarung tangan
b. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
c. Pelaksanaan teknis
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Memasang perlak pengalas dibawah kepala dipinggir tempat tidur
5. Memasang talang/ujung alat pencuci rambut kedalam ember
kosong
6. Tutup telinga pasien menggunakan kapas dan dada ditutup dengan
handuk samapi leher
7. Membasahi rambut pasien dengan ait hangat
8. Cuci rambut dengan menggunakan shampo
9. Bilas beberapa kali mengunakan air hangat dan bilas sampai
bersih
10. Keringkan rambut dengan handuk
11. Angkat verlak pengalas dan talang lalu dimasukkan kedalam
ember
12. Sisir rambut dan keringkan dengan hair drayer bila perlu
13. Tempat tidur dirapikan
14. Bereskan alat-alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive
MENCEGAH PASIEN JATUH KARENA EPILEPSI

DI POLIKLINIK

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 105/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
SPO TanggalTerbit Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
06 April 2016

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah agar pasien epilepsi tidak
terjatuh selama fase pengobatan di poliklinik
RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
1. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
TUJUAN 2. Mencegah pasien terjatuh dan menghindari kecacatan akibat
terjatuh selama pasien berada di poliklinik
RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang


Nomor 144 thn 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
2. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
Nomor 146 tahun 2016 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

PROSEDUR a. Persiapan alat


1. Tempat tidur pasien dengan pengaman
2. Kursi roda/brancard
3. Spatel logam
4. Kassa steril
5. Bengkok
6. Tisu
b. Pelaksanaan teknis
1. Pasien dibaringkan ditempat tidur tanpa menggunakan bantal
kepala
2. Longgarkan pakaian pasien
3. Letakkan spatel yang telah dililiti kassa pada mulut pasien
4. Miringkan posisi kepala pasien ke kiri/kanan
5. Jangan menahan gerakan abnormal pasien
6. Cegah pasien agar tidak terjatuh dari tempat tidur
7. Beritahu keluarga agar selalu mendampingi pasien
8. Bila pasien telah sadar :
a. Kaji tekanan darah, nadi dan respirasi rate
b. Catat lamanya kejang
c. Lepaskan spatel
9. Jika pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut, lakukan
transportasi ketempat yang dituju

UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, IRJ
PENGUKURAN SUHU TUBUH AXILA

No Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
TanggalTerbit

drg. Dominikus Minggu, MKes


Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan keperawatan menilai suhu tubuh pasien menggunakan termometer yang ditaruhdi
ketiak

12. Mengetahui suhu tubuh pasien


13. Menilai efektifita terapi
14. Menilai efektifitas perawatan pasien dengan gangguan termoregulasi

15. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang Nomor 144 thn 2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien
16. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang Nomor 146 tahun 2016
tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

17. Persiapan alat


6. Termometer yang bersih
7. Buku catatan dan alat tulis
8. Kassa/tissue/handuk
9. Timer
10. Sarung tangan
18. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya
19. Pelaksanaan teknis
20. Perawat mencuci tangan
21. Beritahu pasien mengenai tindakan yang dilakukan
22. Pakai sarung tangan
23. Buka pakaian atas pasien kalau perlu keringkan ketiak menggunakan tissue atau handuk
24. Pasang termometer dengan bagian reservoir tepat ditengah ketiak
25. Pastikan termometer menyentuh permukaan kulit
26. Anjurkan pasien untuk mengepit termometer dengan cara menyilangkan tangan diatasnya
27. Angkat termometer setelah lima menit
28. Bereskan alat-alat
29. Cuci tangan
30. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan

Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS


PROSEDUR PERSIAPAN PERALATAN

KHUSUS HEMODIALISIS PREDIALISIS

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
122/BID KEP/IV/2016 0 1/3

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Adalah menyiapkan peralatan yang akan digunakan saat dialisis agar
proses ddialisis berjalan dengan baik untuk mencapai dialisis yang
adekuat.

1. Membasahi (soaking) dialiser dan AVBL


TUJUAN
2. Mengisi (Filling) kompartemen darah dan membebaskan dari udara
3. Membilas ( Rinsing )dialiser dan AVBL dari zat sterilisasi

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.

2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016


tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR a. Persiapan Alat
1. Dialiser baru
2. AVBL ( Arteri Vena Blood Line)
3. Cairan NaCl 0,9 % 1000 cc dan 500 cc
4. Infus set
5. Spuit 1 cc
6. Kapas bethadine solution
7. Heparin 2000 unit
8. Gelas ukur
9. Identifikasi dialiser
10. Sarung tangan non steril
b. Pelaksanaan
1. Dekatkan alat-alat ke mesin (mesin dalam posisi prime)
2. Mencuci tangan, memakai sarung tangan non stril.
3. Melakukan tindakan priming .
4. Mengeluarkan alat dari bungkusnya
5. Menempatkan dialiser pada holder dengan posisi terbalik ( Inlet di
bawah, outlet ditas)
6. Tempatkan AVBL pada mesin sesuai petunjuk kemudian
hubungkan dengan dialiser (ABL dengan warna merah, VBL
dengan warna biru)
7. Hubungkan infus set dengan kolf NaCl 0,9% 500 cc
8. Klem ujung AVBL lalu hubungkan keduanya dengan
menggunakan konektor setelah terhubung kedua klem dibuka
kembali dan juga klem infus.
9. Jalankan pompa darah dengan Qb = 100-200 ml/ mnt. Lakukan
sirkulasi 3-5 mnt sambil udara dibebaskan dari sirkulasi
ekstrakorpareal.
10. Setelah sirkulasi, matikan pompa darah rapikan peralatan dan
mesin.
11. Beri identitas pada dialiser
12. Masukkan heparin kedalam kolf NaCl 0,9% 1000 ui lalu
sambungkan dengan infuse set, kemudian infus set disambungkan
ujung ABL dengan
13. menggunakan konektor.
14. Ujung VBL dimasukkan kedalam gelas ukur
15. Lakukan priming/pengisian sirkulasi ekstrakoporeal dengan cara:
buka klem, jalankan pompa darah dengan Qb= 100 ml/mnt, buble
trap diisi bagian.
16. Hubungkan selang dialisat ke dialyzer (mesin dalam posisi bypas
saat memindahkan selang) posisi inlet dialisat dibawah outlet
dibawah.
17. Setelah cairan NaCl 0,9 % habis, matikan pompa darah dan klem
set infuse, peralatan siap digunakan
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PROSEDUR INSIASI/MEMULAI HEMODIALISIS:

MELAKUKAN PUNKSI PADA AKSES VASKULER FISTULA


(CIMINO; AV GRAFT)

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 123/ KEP/IV/2016 0 1/3

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan melakukan penusukan / punksi pada Sarana


Hubungan Sirkulasi (SHS)/akses vaskuler

Sebagai sarana yang digunakan untuk mengalirkan darah dari sirkulasi


TUJUAN dalam tubuh ke luar sirkulasi di luar tubuh atau sirkulasi ekstrakorporeal
dan sebaliknya dari sirkulasi ekstrakorporeal kembali ke dalam sirkulasi
tubuh.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang No.


KEBIJAKAN
144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Mesin & sirkulasi ekstrakorporeal siap pakai
2. Jarum punksi: av Fistula needle/kateter iv (17,16,15G) 2 buah
3. Spuit 1cc, 5 cc/10 cc, masing-masing 1 buah
B. Bak kecil 1 buah; mangkok kecil 2 buah
4. NaCl 50 cc
5. Antikoagulan/heparin dosis awal dan dosis maintenance
6. Anestesi Lokal (lidokain, prokain) k/p
7. Kasa: 6 lembar
8. Klem sedang/mosquito 1 buah
9. Duk biasa/split 1 lembar
10. Sarung tangan 1 pasang
11. Desinfektans (bethadin, alkohol) secukupnya
12. Alat fiksasi/plester
13. Botol specimen
14. Maatkan/Gelas Ukur
C. Persiapan Pasien
1. Menyambut dan memberi salam
2. Menimbang Berat Badan (BB)
3. Mempersilahkan / membantu pasien naik ke tempat tidur dan
mengatur posisi
4. Siapkan akses vascular yang akan diinsersi
5. Lakukan pengkajian: pemeriksaan fisik, Tekanan darah, nadi,
suhu, Pernapasan, kesadaran, keluhan, hasil pemeriksaan
laboratorium/ penunjang
D. Pelaksanaan
1. Memberitahukan pada pasien prosedur punksi yang akan dilakukan
2. Tentukan daerah / tempat punksi, atur posisi
3. Kumpulkan peralatan kemudian pakai sarung tangan
4. Desinfeksi daerah yang akan dipunksi dengan bethadin & alcohol
lalu tutup dengan duk steril
5. Lakukan punksi outlet (vena), mengarah ke jantung k/p anestasi
local
6. Ambil specimen bila diperlukan

7. Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl 3-5 cc


(dosis awal)
8. Fiksasi jarum punksi outlet lalu tutup dengan kasa
9. Lakukan punksi inlet (fistula) mengarah ke fistula
10. Fiksasi jarum punksi inlet lalu tutup dengan kasa
UNIT TERKAIT Unit Dialisis
PROSEDUR INSIASI/MEMULAI
HEMODIALISIS:MENGALIRKAN DARAH DARI DALAM
TUBUH KE SIRKULASI EKSTRAKORPOREAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 124/ KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan salah satu langkah dari proses hemodialisis
dimana darah dialirkan dari dalam tubuh ke AVBL (Arteri Venous Blood
Line)/ Sirkulasi Ekstrakorporeal dengan bantuan pompa darah.

TUJUAN Untuk mengisi sirkulasi ekstrakorporeal (dengan darah)

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR a. Persiapan Alat
b. Siapkan Pasien
c. Pelaksanaan
1. Atur kecepatan pompa mesin dengan kecepatan 100 cc/menit

2. Matikan pompa mesin


3. Klem jalur infuse, ABL, dan VBL

4. Hubungkan ABL (Arteri Blood Line) dengan jarum punksi


inlet/kanula inlet
5. Tempatkan/hubungkan ujung VBL (Venus Blood Line) dengan
maatkan
6. Buka klem AVBL (Arteri Venous Blood Line), klem kanula
pungsi, klem infuse ditutup
7. Jalankan pompa darah dengan Qb (Quick Bood) : 100 ml/mnt
untuk mengalirkan darah dari tubuh ke sirkulasi Ekstrakorporeal
cairan priming yang terdorong keluar ditampung dimaatkan (ujung
VBL jangan kontaminasi)
8. Setelah aliran darah masuk dalam bubbletrap outlet, matikan
pompa darah, klem ujung VBL
9. Ujung VBL dihubungkan dengan jarum / kanula inlet
10. Buka semua klem kecuali klem infuse; jalankan pompa darah
dengan Qb; 100 ml/mnt
11. Lakukan pengkajian ulang: tanda vital & keluhan
12. Aktifkan semua fungsi monitor dan detector mesin cek
conductivity, temperature,Qd dan lain-lain.
13. Programkan mesih HD dengan keadaan dan kebutuhan pasien;
antara lain Qb, UFR & TMP dan lama HD, pemberian obat dan
pemeriksaan penunjang k/p.
14. Aktifkan fungsi pompa heparin (dosis maintenance)
15. Fiksasi AVBL, kanula dan periksa semua sambungan (konektor)
jangan sampai terlepas.
16. Rapikan pasien, mesin dan peralatan
17. Lakukan dokumentasi

UNIT TERKAIT Unit Dialisis


PROSEDUR TERMINASI HD
(Mengakhiri Proses Hemodialisa)

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 125/Kep/IV/2016 0 1/3

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Adalah tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri/menghentikan proses


dialisis sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan atau pada keadaan
PENGERTIAN kegawatan maupun gangguan tehnik yang serius.

1. Mengembalikan darah dari sirkulasi ekstrakorporeal ke dalam tubuh


TUJUAN
pasien
2. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut akibat gangguan tehnik.
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang No.
KEBIJAKAN
144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Persiapan alat
- Terminasi fistula/ cimino, femoral: bengkok, sarung tangan non-
steril, kain kasa dan konektor steril, verban gulung, band-aid, bethadin
sol, nebacetin powder,wadah specimen, obat-obatan jika ada, gunting
dan plester, bantal pasir, elastis perban, ember, tensi meter,stetoskop,
thermo
- Cath vena sub clavia, vene femoralis, vena jugularis: Bengkok,
kom kecil berisi NaCl 0,9 %, spuit 10 cc, heparin inj, sarung tangan
steril, verban gulung, gunting dan plester, wadah specimen, obat-
obatan jika ada, ember, tensi meter, steteskop, termometer.
B. Pelaksanaan
1. 5 Menit sebelum dialisis diakhiri, turunkan quick blood (QB)
menjadi 100 mnt, ultra filtrasi rate (UFR) dikembalikan pada
posisi nol
2. Beritahukanlah pada pasien
3. Mencuci tangan
4. Memakai apron, masker
5. Mengukur TTV
6. Mengkaji keluhan pasien
7. Matikan pompa darah klem kanula inlet sebelum mencabutnya
selanjutnya lepas kanula dari selang inlet dan sambungkan
dengan infus 0,9 % dengan menggunakan konektor
8. Jalankan pompa darah 100 ml/ mnt dengan sedikit memberikan
sedikit tekanan pada AVBL
9. Bila darah sudah masuk semua, pompa darah dimatikan dan klem
ujung kanula outlet
10. Mencabut kanula outlet, selanjutnya bekas tusukan ditekan
menggunakan kain kasa steril selama 5-10 menit
11. Bila pendarahan sudah berhenti, luka ditutup dengan band aid
(untuk pasien tertentu luka diberi bethadin sol / nebacetin powder
tanpa ditutup band aid)
12. Lokasi penusukan di balut dengan verban secukupnya ( 2-3 jam)
13. Lepaskan semua peralatan HD dari mesin HD
14. Masukkan dalam ember kemudian mesin di desinfektanmeter
15. . Mengobservasi TTV dan mengkaji keluhan pasien
16. Mengukur intake dan output
17. Menimbang berat badan pasien
18. Mencuci tangan
19. Lakukan Dokumentasi
UNIT TERKAIT Unit Dialisis
PROSEDUR PERAWATAN

SARANA HUBUNGAN SIRKULASI

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
126/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Tindakan untuk merawat akses sirkulasi HD yang meliputi pembersihan


PENGERTIAN
dan pemeliharaan akses sirkulasi digunakan

1. Memenuhi rasa aman


TUJUAN
2. Mencegah terjadinya komplikasi
3. Agar akses SHS dapat digunakan dengan baik sesuai dengan kurun
waktu penggunaan
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Sebelum cath, sub clavia, vena femoralis, vena jugularis digunakan
harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan bethadin sol.
4. Setelah bersih ditutup dengan kasa atau tutup dengan plester./
hypapix.
5. Pada punksi cimino perhatikan mur-mur dan balutan yang sudah
terpasang, jangan terlalu kencang.
6. Untuk akses vaskuler dengan femoral setelah perdarahan berhenti,
luka ditutup dengan band aid kemudian ditekan dengan bantalan kasa
15 mnt setelah itu dibalut dengan elastis verban 2 jam
7. Pada akses vaskuler dengan cath double lumen, kateter di spoel
dengan NaCl 0,9% masing-masing 30cc dan setelah di spoel diberi
heparin 15.000 unit. Selanjutnya kedua catheher ditutup dengan kain
kasa dan dibalut dengan verban kemudian diplester.
8. Pada akses vaskuler dengan scribner shunt kanula inlet dan outlet di
bilas dengan NaCl 0,9 % dan heparin 2500 iu. Kedua ujung kanula
disambung dengan menggunakan konektor yang tersedia lalu di
fiksasi. Kemudian kedua kanula dialasi dengan kain kassa di balut
dengan elastis verban dengan balutan agar tetap aman.
UNIT TERKAIT Unit HD
PROSEDUR PEMELIHARAAN

MESIN HEMODIALISIS POST HEMODIALISIS

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
127/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan perawatan yang dilakukan terhadap mesin HD setelah


digunakan.

Untuk merawat mesin Hemodialisa agar tetap berfungsi dan aman


TUJUAN digunakan dan mempertahankan estetika

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Bagian luar Mesin
- Setiap mesin selesai digunakan/dipakai bersihkan dengan
menggunakan lap basah dan lap kering
Bila terdapat percikan darah pada bagian luar, segera dibersihkan

B. Bagian Dalam Mesin


1. Mesin Nipro Surdial
- Cuka 5 %
- Bayclin
- Citric acid 2 x seminggu
2. Mesin Fresenius
- Havox 5,25 diencerkan (havox: air = 1:1)
- Citric acid 90 % ( 1 kg Powder) diencerkan dengan 2000
air RO
PROGRAM DESINFEKTAN DAN TEST

SEBELUM SESUDAH
PASIEN PASIEN
SENIN Havox/ Bayclin Prog 5 Citric acid Prog 2

SELASA Citric acid Prog 2 Citric acid Prog 2

RABU Citric acid Prog 5 Citric acid Prog 2

KAMIS Havox/ Bayclin Prog 2 Citric acid Prog 2

JUMAT Citric acid Prog 2 Citric acid Prog 2

SABTU Citric acid Prog 2 Citric acid Prog 2

MINGGU Citric acid Prog 2 Citric acid Prog 2

UNIT TERKAIT HD
PROSEDUR

DAUR ULANG DIALISER (REUSE) SECARA MANUAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 128/Kep/IV/2016 0 1/3

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO Tanggal Terbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Merupakan proses ulang (pembilasan sampai sterilisasi) pada ginjal


buatan / dialiser untuk dipakai kembali tanpa bantuan mesin

1. Agar dialiser dapat dipergunakan kembali beberapa kali oleh


TUJUAN
pasien yang sama

2. Menghindari reaksi alergi pada pasien yang tidak tahan terhadap


bahan kimia tertentu dari dialiser.
3. Penakanan biaya bagi pasien tidak mampu
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR a. Persiapan Alat
1. Ginjal buatan/dialiser
2. Selang untuk penyambung
3. Tutup dialiser

4. Sarung tangan dan masker


5. Gunting/klem
6. Gelas Ukur
7. Lebel nama
8. Consentrate :
- Formalin 2-5%
- H2O2 4%
- Hypochlorite (havox) 5,25%
9. Pompa formalin
10. Spuit heparin
11. Air R.O
12. Spuit 25 cc atau 50 cc
13. Tempat sampah
14. Lap
b. Pembersihan dan Sterilisasi

1. Selang air disambungkan dengan BI (blood inlet) jalankan air,


bilas dalam waktu 2 menit dengan tekanan 25 PSI, dengan
kecepatan 3,5-41/menit, lalu selang air ditutup.
2. Kemudian selang air dipindahkan dari BI ke kompartemen
dialisy, buka selang air bilas selama satu menit, dengan kecepatan
dan tekanan air 25 PSI dengan kecepatan 3,5-41 menit.
3. Ukur volume dialyser minimal volume dialiser 80% dari volume
asal.
4. Keringkan dialiser (kompartemen darah) dengan
menggantungkan dialiser dalam posisi tegak.
5. Isi kompartemen darah dengan formalin 5% sampai penuh,
kemudian ditutup kedua ujung kompartemen tersebut.
Isi kompartemen dialisat dengan formalin 5% sampai penuh,
kemudian ditutup kedua ujung kompartemen tersebut.

C. Penyimpanan
1. Tuliskan pada label:
- Nama pasien
- Tanggal, jam, volume
- Nama petugas
2. Tempelkan label pada dialiser
3. Masukan dialiser kedalam kantong plastic
4. Simpan ditempat khusus dan kering Dialiser dapat dipakai kembali
setelah 24 jam
UNIT TERKAIT 1. Unit Dialisis
2. Instalasi Farmasi
PROSEDUR
SU (SEQUENTIAL ULTRAFITRATION) ATAU

IUF (ISOLATED ULTRAFITRATION

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 129/KEP/IV/2016 0 1/3

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

1. Ultrafitrasi (ultrafitration) merupakan proses berpindahnya air


karena perbedaan tekanan hidrostatik di dalam darah dan
PENGERTIAN
dialisat (konsentrat pada hemodialisis).
2. SU (Sequential Ultrafitration) adalah ultrafitrasi yang dilakukan
bertahap atau terpisah. Penarikan cairan dalam waktu yang cepat
dengan menggunakan tekanan negatif pada saat dialisis
dihentikan.

1. Untuk mengatasi masalah kelebihan cairan (fluid overload) secara


TUJUAN
cepat pada kondisi kegawatan

2. Supaya cairan dengan segera dapa dikeluarkan dari tubuh pasien


3. Untuk mencegah jangan samapi terjadi gagal napas
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang No.
KEBIJAKAN
144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Persiapan Pasien
1. Atur posisi pasien
2. Beri oksigen sesuai program
3. Observasi tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
4. Observasi tanda- tanda gagal jantung
5. Monitor secara akurat intake dan output cairan
6. Kolaborasi dengan dokter mengenai program Sequential
Ultrafitrasi
7. Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian obat-obatan
B. Persiapan alat
1. Mesin Hemodialisis
2. Suction set dan mini pump disiapkan bila mesin hemodialisis
tidak mempunyai fisilitas tekan negatif/tinggi (tekanan negatif
tinggi: 400-760 mmHg)
3. Satu set alat hemodialisis lengkap siap pakai
4. Satu set alat punksi akses sirkulasi siap pakai
C. Pelaksanaan Teknis
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Lakukan punksi akses sirkulasi dengan cara septic dan
antiseptic.
3. Sirkulasi darah dari pasien ke sirkulasi ekstrakoporeal melalui
kanula inlet dan kanula outlet dengan kecepatan 150-200
ml/mnt.
4. Tutup Dialisat In (DI) dan hubungkan Dialisat Out (DO)
dihubungkan dengan selang suction.
5. Program tekanan negative pada suction sesuai keperluan.
6. Lakukan penarikan cairan sesuai program
7. Observasi tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) dan
tingkat kesadaran selama program Sequential Ultrafitration)
8. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi hasil program
Sequential Ultrafitration)

9. Akhiri Sequential Ultrafitration) dengan cara mengembalikan


darah dari sirkulasi ekstrakoporeal ke tubuh pasien.
10. Melakukan SU dengan program pada mesin (Tanpa menutup
DI dan DO):
-Tekan tombol Bypass
- Tekan tombol SQHD
- Atur Ultra Filtration Goal (UFG)
- Atur waktu Ultra Filtrasi
- Tekan tombol dilalyzis dan program akan berakhir sesuai UFG
yang ditetapkan.

11. Observasi tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) dan


tingkat kesadaran sesudah program Sequential Ultrafitration
Tekan bekan punksi kanula inlet dan outlet sampai perdarahan
berhenti.
UNIT TERKAIT
Unit Dialisis
PROSEDUR MENGAKHIRI HD PADA SAAT TERJADI BENCANA
(GEMPA BUMI, KEBAKARAN DLL)

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
130/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Proses mengakhiri tindakan Hemodialisis saat terjadi bencana atau


kegawatan serius (gempa bumi, kebakaran dll)

Menghentikan/ mengakhiri tindakan Hemodialisis secara darurat agar


TUJUAN pasien dapat dievakuasi segera mungkin

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.

2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016


tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS

PROSEDUR A. Bila memungkinkan (situasi masuk kategori siaga-3)


1. Atur mesin dalam posisi standby
2. Darah pasien dikembalikan ke tubuh seperti pada prosedur
mengakhiri proses HD (SPO no. PRO-THD-03)
B. Bila tidak memungkinkan (situasi siaga- 2)
1. Matikan pompa darah
2. Klem arterio venous fistula (av fistula dan arterio- venous blood
line (avbl)
3. Lepas sambungan arteri-fistula dari arteri blood line
Bilas arteri fistula dan venous fistula dengan Nacl 0,9% kemudian tutup
4. Arteri blood line dan venous fistula disambung dengan
menggunakan konector
5. Lakukan sirkulasi ektra koorporeal dengan kecepatan pompa
mesin =200 ml/mt
C. Kondisi sangat gawat (situasi siaga 1)
1. Matikan mesin
2. Klem av fistula dan arteri blood line (abl)
3. Lepas sambungan av fistula dari arteri blood line (abl)
4. Tutup av fistula (inlet)
5. Lepas av fistula dari venous blood line (vbl)
Tutup av fistula (outlet)
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Dialisis
2. IPSRS
PROSEDUR TRANSFUSI DARAH DURANTE HD

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
131/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Pemberian komponen darah dari donor ke resepien selama proses


PENGERTIAN hemodialisis

1. Sebagai penganti perdarahan akut


TUJUAN 2. Meningkatkan eritrosit volume
3. Mempertahankan Hb >7 gr/dl
4. Mengurangi resiko transfusi : bahaya overhidrasi,
hiperkatabolik(asidosis), dan hiperkalemia
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
1. Cocokkan identitas pasien dengan label-label dan mencatat data
PROSEDUR
tersebut dengan teleliti, data fisik pasien (tanda-tanda vital).
2. Sambungkan transfusi set dengan Nacl 0,9 % , bilas transfusi set
dengan Nacl 0,9 %, sambungkan transfusi set dengan infusion port
pada ABL
3. Sambungkan darah dengan transfusi darah, buka klem infus port dan
infus set kemudian atur tetesan darah
4. 15 menit pertama 1 ml/mnt (15 tetes/menit) sambil monitor tanda-
tanda vital pasien dan reaksi transfusi, bila tidak ada tanda-tanda
reaksi tranfusi dilanjutkan 4 ml/mnt (60 tetes/menit)

5. Dokumentasikan transfusi yang diberikan dan reaksi tranfusi bila ada


6. Monitor dan evaluasi apakah ada reaksi alergi, tanda-tanda beku pada
dialiser dan AVBL (sirkulasi extra korporeal) dan monitor tanda-tanda
vital setiap jam selama pemberian transfusi
7. Bila darah transfusi sudah habis, bilas selang transfusi dangan Nacl 0,9
%
8. Dokumentasikan tindakan dan keluhan selama transfuse.

UNIT TERKAIT 1. Bank Darah/PMI


2. Instalasi rawat Inap
3. Instalasi rawat darurat
PROSEDUR PEMBERIAN ZAT BESI SECARA DRIP POST HD

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
132/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Memasukkan zat besi kedalam tubuh melalui pembuluh darah vena secara
drip segera setelah tindakan hemodialisis selesai
PENGERTIAN

1. Mempercepat penyerapan
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan zat besi pasien untuk pemberian
Eritropoeitin

3. Menjaga kecukupan kebutuhan zat besi pasien


1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Persiapan Alat dan Bahan:
1. Infus set
2. Nacl 0,9 % 100 ml
3. Zat besi (Iron Sucrosa atau Iron Dextran)
4. Alkohol 70 % dan kapas steril
5. Spuit 5 cc
6. Sarung tangan steril
7. Bengkok
B. Pelaksanaan :
1. Setelah darah dikembalikan ketubuh pasien (pada saat post HD),
ABL dan VBL dilepas dari AV. Fistula
2. Zat besi disedot dengan menggunakan spuit 5 cc, kemudian
dimasukkan.
3. Dimasukkan kedalam plabot infus yang berisi cairan Nacl 0,9 %
(100 cc).
4. Sambungkan Nacl 0,9 % yang berisi zat besi dengan infus set dan
venus fistula atau abocath.
5. Atur tetesan 50 - 100 tetes atau 15 - 30 menit.
6. Setelah obat habis diplabot, selang infus dibilas dengan Nacl 0,9
% sampai obat masuk semua.
7. cabut AV.Fistula, tekan bekas punksi 10 -15 menit kemudian balut
bekas punksi dengan verban gulung atau diplester kasa penekan
Dokumentasikan ke status pasien
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi RS
2. Unit Dialisis
PROSEDUR PEMELIHARAAN WATER TREATMENT

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES No Dokumen No. Revisi Halaman
133/KEP/IV/2106 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Prosedur perawatan dan pembagian tugas antar departemen untuk


menjaga komponen sistem pemurnian air yang menggunakan beberapa
filter atau saringan agar mendapatkan hasil air yang berkualitas sesuai
PENGERTIAN standart parameter AAMI (Association for the Andvencement of medical
instrumentation)

1. Menjaga kualitas air RO agar terhindar dari pencemaran logam (standart


TUJUAN parameter AAMI)

2. Meminimalisasi bakteri yang terdapat pada system RO


3. Mesin tahan lama
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR Prosedur / komponen untuk mendapatkan air RO. Sesuai standart AAMI

1. Air baku yang digunakan adalah air PDAM, bertanggungjawab atas


kelancaran pasokan
2. Air baku PDAM disimpan dalam Tandon Air Baku dan setiap 1 bulan sekali
dilaksanakan penggelontoran yang disupervisi oleh tekhnisi Instalasi HD
3. Tabung Filtrasi (Carbon + Pasir Silika), tekhnisi Instalasi HD
bertanggungjawab atas pemeliharaan
4. Carbon Resin setiap satu tahun sekali diganti oleh Rekanan Instalasi HD :
PT Sinar Roda Utama
5. Garam, tanggungjawab PT Sinar Roda Utama
6. Tandon Plastik Filtrasi, tekhnisi Instalasi HD bertanggungjawab atas
pemeliharaan
7. Housing Filter, pemeliharaan dilakukan oleh tehnisi Instalasi HD dengan
Supervisi dari PT. Sinar Roda Utama
8. Mesin RO. (Reverse Osmosis), PT. Sinar Roda Utama bertanggungjawab
atas pemeliharaan dan dilakukan pengecekan membrane setiap 6 bulan
9. Tandon air RO merupakan tandon penyimpanan air RO yang dihasilkan
melalui proses dari beberapa komponen diatas, dan tekhnisi Instalsi HD
bertanggungjawab atas pemeliharaannya
10. Ultra Violet ( UV ) adalah filter yang digunakan sebagai proses filtering
terakhir sebelum air RO menuju ke ruang pelayanan HD dan ruang Reuse,
PT. Sinar Roda Utama bertanggungjawab atas pemeliharaan
11. Pompa air RO dari ruang water treatment menuju ruang pelayanan HD dan
ruang Reuse, PT. Sinar Roda Utama bertanggungjawab atas pemeliharaan
UNIT TERKAIT 1. SMF Ilmu Penyakit Dalam

2. Instalasi Sanitasi
3. PT. Sinar Roda Utama
PROSEDUR REUSE (DAUR ULANG) DIALYZER DENGAN
RENATRON

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
No Dokumen No. Revisi Halaman
134/KEP/IV/2016 0

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Suatu tindakan penggunaan ulang dialyzer yang proses pembersihannya


dilakukan secara otomatis
PENGERTIAN

1. Agar dialyzer dapat dipakai ulang pada pasien


TUJUAN yang sama
2. Mengurangi beban biaya hemodialisis
3. Mengurangi gejala first use syndrome pada
dialyzer baru
4. Meningkatkan biocompatibility

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.

2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016


tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS

PROSEDUR A. .Persiapan Tempat Pencucian dan Pembilasan


1. Saluran pembuangan air di ruang pembersih
2. Exhaust fan dan ventilasi memadai
3. Lampu penerangan yang terang
4. Tempat sampah tertutup untk blood line dan dialyzer kotor
5. Mesin reuse dialyzer otomatis
6. 2 buah wastafel dengan kran panjang
B.Tempat Penyimpanan
Lemari/Rak tertutup yang tidak terkena sinar matahari dan bersuhu kamar
A. Persiapan Bahan dan Alat
1. Air Reverse Osmosis (RO) yang memenuhi syarat AAMI dengan tekanan 2
bar
2. Renalin 100 concentrate
3. APD (sarung tangan, masker, apron, kacamata, penutup kepala)
4. Dialyzer yang akan direuse
5. Spuit 50 cc
6. Wadah tertutup untuk merendam penutup dialyzer
7. Alat tulis dan buku catatan
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai alat pelindung diri
2. Hubungkan mesin dengan sumber tegangan, air RO, dan renalin 100
concentrate
3. Hidupkan mesin dengan menekan tombol ON
4. Lakukan kalibarasi renatron (mesin Reuse otomatis).
5. Lakukan flush atau pembilasan pada kompartemen darah dari arah arteri
ke vena hingga bersih dari bekuan darah
Lakukan pembilasan pada kompartemen dialisat berlawanan dengan
arah kompartemen darah
6. Pasangkan dialyzer dari arah bawah ke atas
7. Tekan tombol HOLD TO SET pada mesin atur tombol TCV (Total Cell
Volume) pada set 80% sesuai dengan priming volume dialyzer
8. Tekan tombol MUTE ALARM dan RESET secara serentak
9. Pilih Program mode (CH untuk dialyzer dengan KUF <15 dan HF untuk
KUF >15)
10. Tekan tombol START PROCESS dan proses reuse akan berjalan melalui
tahap Clean, Test, Desinfectat dan Complete Process.
Bila mesin telah menunjukkan COMPLETE PROCESStekan tombol
MUTE dan RESET: secara serentak
11. Lepaskan dialyzer dari arah atas ke bawah dan tutup kedua
kompartemen darah dan kompartemen darah dengan penutup steril
12. Catat priming volume yang terukur, beri etiket pada dialyzer
13. Catat dalam buku Reuse nama pasien, berapa kali direuse, Prming
volume 80% terakhir, jam. Tanggal
14. Simpan dalam lemari tertutp dan gelap
15. Dialyzer reuse dapat digunakan 11 jam kemudian dan bertahan hingga 2
minggu.
16. Bila lebih dari 2 minggu dan ingin digunakan kembali, dapat
direuse kemabli.
Lakukan sanitasi mesin bila tidak digunakan lagi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. PT. Transmedic
PROSEDUR PENANGANAN PROSES HEMODIALISIS PADA
SAAT LISTRIK PADAM

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 135/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Penanganan yang dilakukan pada proses Hemodialis saat listrik padam

PENGERTIAN

1. Menghindari terjadinya pembekuan darah pada sirkulasi extra


TUJUAN
korporeal

Memberikan ketenangan kepada pasien


1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Tenangkan pasien

2. Kembalikan mesin pada posisi Stand By


3. Putar pompa darah secara manual pelan-pelan
4. Bila listrik padam lebih dari 5 menit darah pasien pada sirkulasi
extra korporeal dikembalikan kedalam tubuh pasien (seperti
proses mengakhiri HD)
5. Setelah listrik menyala proses hemodialisis dimulai lagi (seperti
cara memulai hemodialisis)

6. Programkan kembali mesin, cairan yang masuk diperhitungkan


dalam program Ultra Filtrasi

UNIT TERKAIT 1. IPSRS


2. Instalasi HD
Satpam
PROSEDUR PENANGANAN DIALISER BEKU

( CLOT )

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 136/KEP/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2106
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Penanganan ketika terjadi pembekuan darah pada sirkulasi extra corporeal


(sirkulasi darah diluar tubuh)
PENGERTIAN

1. Mencegah terhentinya HD akibat clotting pada sirkulasi


TUJUAN
ekstrakorporeal

2. Mencegah kehilangan darah


1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Tanda-tanda ;
1. Dialiser hitam sebagian atau seluruhnya
2. Warna darah pada dialiser berbeda (lebih gelap) dibanding pada
warna darah pada AVBL
3. Bila dialiser dibilas, dialiser tetap hitam (tidak bening)
B. Penanganan
1. Diliser beku (clot) sebagian / warna agak hitam
a. Beri ekstra heparin injeksi = 2000 u
b. Qb dinaikkan > 200 ml/menit
c. Dialiser dibilas dengan NaCl 0.9%
d. Bila clot teratasi, HD diteruskan tanpa mengganti dialiser
namun tetap lakukan observasi secara ketat
e. HD diprogramkan kembali : Qb tinggi, ektra heparin 1000
u/jam, bilas setiap jam
f. Bila clot tidak teratasi dengan cara diatas, maka dialiser harus
diganti
2. Diliser beku [ clot seluruhnya (warna hitam pekat) ]
a. Dialiser harus segera diganti
b. Cara mengganti dialiser sama dengan prosedur penanganan
dialiser bocor dengan pertimbangan:
1. Kesterilan dijaga, gunakan teknik aseptic
2. Cara mengembalikan darah kedalam tubuh sama dengan
prosedur mengahiri HD
3. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk proses HD dengan
kejadian clot = waktu HD + waktu yang digunakan dalam
proses penanganan clot .
4. Jumlah cairan NaCl yang masuk kedalam tubuh selama
proses diperhitungkan ; penambahan UF

UNIT TERKAIT 1. SMF Ilmu Penyakit Dalam


Instalasi Farmasi
PROSEDUR PENANGANAN DIALISER BOCOR

( BLOOD LEAK

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 137/Kep/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Penanganan kebocoran dialiser pada saat hemodialisis

1. Mencegah terjadinya kebocoran yang lebih besar


TUJUAN
2. Mencegah terjadinya kehilangan darah pasien

3. Mencegah terjadinya komplikasi


1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS

PROSEDUR A. Tanda-tanda ;
1. Blood Leak detector alarm
2. Proportioning system ; selang dialisat (outlet) keruh, merah
3. Batch system ; Cairan dialisat canister keruh
B. Penanganan ;
1. Kebocoran Kecil
a. Qb diturunkan, TMP dan UF = 0 dibiarkan selama 15 menit
b. Kemudian Qb, TMP dan UF dikembalikan pada program
semula
c. Bila kebocoran teratasi, proses HD dilanjutkan tanpa mengganti
dialiser
c. HD diprogramkan kembali, observasi dialiser
d. Bila kebocoran tidak teratasi, dialiser harus diganti
3. Kebocoran Besar

a. Aliran dialisat dihentikan (posisi by pass)


b. Dialiser segera diganti
c. Bila kebocoran sudah berlangsung lama / besar, darah jangan
dikembalikan kedalam tubuh
d.Desinfeksi mesin sebelum digunakan lagi
UNIT TERKAIT 1. SMF Ilmu Penyakit Dalam
2. Instalasi Farmasi
PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL DURANTE HD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 138/Kep/IV/2016 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Memasukkan cairan nutrisi kedalam tubuh langsung melalui pembuluh


darah vena sewaktu proses hemodialisis berlangsung

1. Mempercepat penyerapan
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Memperbaiki status nutrisi pasien yang mengalami gangguan
intake nutrisi tidak adequat 3 hari

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Sasaran : Pasien HD regular yang mengalami Malnutrisi
B. Persiapan :
1. Cairan Nutrisi
2. Alkohol 70 % dan kapas steril
3. Sarung tangan steril
4. Bengkok
5. Infus pump
C. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Alat-alat dan cairan nutrisi didekatkan ke pasien
3. Selang infus dilepas dari Nacl 0,9 %, kemudian ditusukkan
kebotol cairan nutrisi, tusukan jarum udara kebotol nutrisi,
sambungkan ujung infus set ke selang udara pada buble trab
vena lalu buka klem
4. Hubungkan slang infus dengan infution pump, lakukan sesuai
dengan langkah langkah pada infution pump yang digunakan
5. Pemberian cairan nutrisi diberikan satu jam sebelum proses
hemodialisis berakhir
6. Atur tetesan 60 tetes /menit (4 ml /menit)
7. Dokumentasikan pemberian nutrisi parenteral kedokumen
pasien

UNIT TERKAIT 1. SMF Ilmu Penyakit Dalam


2. Instalasi Farmasi
SERAH TERIMA PASIEN DI RUANGAN PREMEDIKASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 139/KEP/IV2106 0 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan serah terima pasien di ruangan transfer ke ruangan


premedikasi
PENGERTIAN

Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien yang sudah di persiapkan untuk dilakukan anestesi di IBS

2. Pelaksanaan
a. Petugas transfer melakukan serah terima pasien dengan perawat
anestesi
b. Petugas transfer melakukan serah terima darah, obat, alat kesehatan
dan status pasien
c. Perawat anestesi mengecek ulang persiapan persiapan yang di bawa
pasien : alat, obat, foto foto, hasil lab, inform consent, lembar pre op
anestesi
d. Memeriksa barang barang berharga pasien yang terpakai untuk segera
di serahkan pada keluarga pasien
e. Mencocokan data pasien dengan daftar acara yang sudah terjadwal
f. Melakukan registrasi
UNIT TERKAIT IBS dan Depo Farmasi
PERSIAPAN PASIEN DI RUANG PREMEDIKASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 140/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien di ruang persiapan / ruang


premdikasi
PENGERTIAN

Menyiapkan penderita sebelum memasuki kamar operasi


TUJUAN

3. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
4. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang sudah berada di ruang premedikasi yang akan menjalani
operasi di IBS

2. Pelaksanaan
a. Tegur, sapa, sentuh, dan salami pasien
b. Pada saat tegur sapa dan menyentuh pasien, sekaligus menilai A.B.C.D.
(lihat panduan menilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan kesadaran)
c. Cek ulang data pasien dengan melihat rekam medik ; informed consent,
label, form persiapan darah, dan DMK V anestesi. Baringkan pasien pada
posisi yang di rasa nyaman oleh pasien
d. Pasang monitoring yang ada tensi, suhu, dan EKG
e. Pasang infus. (lihat panduan pasang infus)
f. Siapkan obat premedikasi dan berian (lihat panduan menyiapkan obat
dan cara pemberian obat)
g. Pantau ketat fungsi fital
h. Semua di catat di rekam medik
UNIT TERKAIT IBS
MEMINDAHKAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN KE KAMAR OPERASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 141/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat dibawah dari ruang
persiapan sampai di kamar operasi
PENGERTIAN

Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang sudah dipersiapkan dan ruang premedikasi untuk masuk
kamar operasi

2. Pelaksanaan
a. Cek ulang data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
b. Cek alat alat monitor, infus, jangan ada yang tertarik/terlepas/putus
c. Selimuti pasien dengan benar
d. Di atas kereta dorong, jaga jalan nafas, di dorong dengan kepala pasien
di belakang
e. Beritahu keluarga, dan anjurkan keluarga menunggu diluar

UNIT TERKAIT IBS


MEMINDAHKAN PASIEN KE MEJA OPERASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 142/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkain kegiatan yang diterapkan pada pasien saat memindahkan ke meja


operasi
PENGERTIAN

Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang sudah dipersiapkan untuk operasi di IBS

2. Pelaksanaan
a. Ajak bicara pasien bila masih bangun tentang tindakan yang akan kita
lakukan
b. Geser dengan hati hati pasien dari kereta dorong ke meja operasi
c. Perhatikan tidak ada alat alat monitoring, infus yang tertarik/terlepas
d. Perhatikan pulsa tidak menyebabkan cidera, menambah cidera, nyeri
dan sakit
e. Segera hubungkan alat alat monitoring, cek infus menetes lancar
f. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
g. Cek data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
h. Semua di catat di rekam medik
UNIT TERKAIT IBS
MEMBERIKAN OBAT INDUKSI CARA SUNTIKAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 143/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat memberikan obat


induksi cara suntikan dan oksigenasi
PENGERTIAN

menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Cek mesin anestesi lengkap dan berfungsi
2. Cek obat intubasi, rumatan, dan darurat
3. Ajak bicara bila pasien masih belum tidur agar yakin bahwa pasien
ada yang menjaga
4. Berikan oksigen 8 10 liter/menit selama 5 10 menit
5. Cek data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D (semua dicatat
direkam medik)
6. Ambil obat induksi
7. Tusukan jarum suntik obat induksi pada saluran infus pasien
8. Pegang nadi pasien selama obat induksi disuntikan pelan pelan
9. Ucapkan dengan jelas dan keras, sudah berapa obat induksi telah
diberikan
10. Pemberi anestesi memantau efek obat induksi pada pasien
UNIT TERKAIT 1. Depo Farmasi
2. IBS
3. Dokter Bedah
RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman
W.Z JOHANNES 143/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk mengetahui


tingkat kesadaran
PENGERTIAN

Mengetahui tingkat kesadaran normal atau terganggu (Alert, respon


TUJUAN terhadap verbal, respon terhadap nyeri, atau tidak bereaksi sama
sekali)

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran Pasien pasien yang sudah dipersiapkan untuk operasi di
IBS
2. Pelaksanaan
a. Pasien terlentang
b. Perhatikan apakah pasien spontan berkomunikasi tanpa adanya
disorentasi tempat dan waktu. (kesadaran penuh tidak
terganggu)
c. Perhatikan apakah pasien seperti tertidur, dipanggil terbangun
namun tidur lagi (kesadaran turun ringan sampai sedang)
d. Perhatikan apakah pasien seperti tidur, dipanggil tidak
bereaksi, dirangsang nyeri bereaksi namun tidur kembali
(kesadaran turun sedang - berat)
e. Perhatikan apakah pasien seperti tidur, dirangsang nyeri pun
tidak bereaksi (koma)
UNIT TERKAIT IBS
RUMATAN ANESTESI GA

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 144/KEP/IV/2016

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian yang ditetapkan pada pasien saat dalam rumatan anestesi

PENGERTIAN

Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Atur sambungan sambungan pipa penghubung ETT dengan mesin
anestesi, jangan sampai menyebabkan ETT tercabut atau terdorong
2. Atur sambungan sambungan infus, alat monitor, agar tidak mudah
terlepas dan tidak mengganggu jalannya operasi
3. Atur kedalaman anestesi, analgesi, relaksasi, cukap tidak depresi, juga
tidak eksitasi dengan mengatur dosis obat anestesi
4. Tanyakan kepada dokter bedah apakah posisi pasien dan ketinggian
meja sudah memadai
5. Bila semua sudah siap operator dapat mulai bekerja
6. Pemantauan pasien
a) Fungsi vital pasien
Ada jaminan jalan afas tidak obstruksi, ada jaminan fungsi nafas
tidak depresi, tidak hipoventilasi, dan tidak hiperkarbia, ada
jaminan fungsi sirkulasi tidak depresi, tidak hipotensi, tidak
hipovolemi, dan tidak shock

7. Ada jaminan kemudahan untuk membebaskan jalan nafas, membantu


pernafasan dan sirkulasi serta mudah memantau tingkat kesadaran
ataupun reflek reflek

b) Kondisi anatomi
Ada jaminan tidak membuat cidera pada anatomi pasien sehingga
menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologi pasien

c) Atur posisi pasien sedemikian rupa sehingga tidak akan


mengalami cidera, tekanan tekanan, lecet lecet, pembengkakan
dan lain lain
8. Kedalaman anestesi di pertahankan
9. Pemantauan alat dan obat / cairan lengkap dan berfungsi
10. Pemantauan lapangan operasi
11. Pemantauan kerja sama anggota tim selama berkomunikasi dan
berkoordinasi
12. Semua data di catat dalam rekam medik
UNIT TERKAIT 1. Depo Farmasi
2. IBS
3. Dokter Bedah
MENILAI FUNGSI SIRKULASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 145/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian tindakan yang di tetapkan pada pasien untuk mengetahui


fungsi sirkulasi
PENGERTIAN

Mengetahui fungsi sirkulasi normal atau terganggu


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang dipersiapkan di IBS

2. Pelaksanaan
a. Menilai fungsi sirkulasi

b. Raba denyut pembuluh darah arteri di pergelangan tangan


c. Nilai frekuensi denyut
Nilai keteraturan denyut
Nilai besarnya denyut
Nilai kuatnya denyut
d. Nilai perfusi perifer
Hangat / dingin
Kering / basah
Merah / pucat - cianosis

e. Nilai pengisian ulang kapiler < 2 detik / > 2 detik


UNIT TERKAIT IBS
MENILAI FUNGSI PERNAFASAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 146/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk mengatasi fungsi


pernafasan
PENGERTIAN

Mengetahui pernafasan normal atau terganggu


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang dipersiapkan di IBS

2. Pelaksanaan
Menilai fungsi pernafasan

a. Pasien terlentang
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan pasien
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembang kempisnya dada
d. Dengar suara nafas, bersih atau ada suara sumbatan
e. Hitung frekuensi
Nilai keteraturan nafas
Nilai besar mengembangnya dada
Nilai pengembangan dada kiri dan kanan
f. Adakah tanda tanda pernafasan yang berat
Adakah gerak cuping hidung
Adakah tergganggu alat alat bantu nafas
Adakah tanda tanda antara iga, supra jugularis
UNIT TERKAIT IBS
MENILAI FUNGSI JALAN NAFAS BEBAS

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 147/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk mengetahui fungsi


jalan nafas
PENGERTIAN

Mengetahui jalan nafas bebas atau tersumbat


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang dipersiapkan di IBS

2. Pelaksanaan
Menilai fungsi jalan nafas bebas

a. Pasien terlentang
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan pasien
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembang kempisnya dada
d. Dengar suara nafas, bersih atau ada suara tambahan
e. Dengan mendekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan
maka akan terasa hembusan hawa ekshalasi pasien, nilai apakah hawa
ekshalasi ada / tidak
f. Bila ada gerak, suara bersih dan hawa nafas maka jalan nafas bebas
UNIT TERKAIT IBS
TATA URUTAN MENGHADAPI CARDIAC AREST DI KAMAR
OPERASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 148/KEP/IV/2016 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan saat mengalami henti jantung di


kamar operasi
PENGERTIAN

Menjamin terselenggaranya pertolongan secara cepat, teapt, dan


TUJUAN cermat

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien yang mengalami cardiac asrest di OK

2. Pelaksanaan
a. Tekan tombol cardiac arest di OK
b. mengambil troley, sementara itu dokter anestesi di bantu operator
melakukan CPR
c. Instrumen, asisten operator, menggeser peralatan agar proses
resusitasi dan troley emergency mendapat tempat yang lapang
d. Tekan tombol alarm cardiac arest di ruangan premedikasi, selanjutnya
mendorong troley ke kamar operasi
e. Troley emergency tiba di OK, letakkan di sebelah kiri pasien
f. Alat defibrilasi di aktifkan
g. Paddle defibrilasi di beri jelly
h. Resusitasi di tuntaskan
UNIT TERKAIT IBS
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI KE
RUANGAN PULIH SADAR ATAU ICU

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 149/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat di pindahkan dari


kamar operasi ke ruangan pulih sadar atau ICU setelah tindakan anestesi
PENGERTIAN selesai

Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien yang sudah dilakukan operasi dengan tindakan anestesi

2. Pelaksanaan
a. Mempersiapkan O2 transport dan jacson rees
b. Cek ulang vital sign pasien setelah tindakan anestesi selesai
c. Menyakinkan bahwa pasien sudah dalam keadaan bersih dari
bekas desinfeksi, darah dan kotoran kotoran lain
d. Mengosongkan urine bag
e. Melepaskan kabel UCG, manset tensi, kabel saturasi dan kabel
kabel monitor lain
f. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brankard
g. Memasang pengaman brandkard sebelum di bawa ke ruangan
pulih sadar atau ICU
h. Membawa pasien dari kamar operasi ke ruangan pulih sadar atau
ICU
UNIT TERKAIT 1. IBS
2. Depo Farmasi
PEMINDAHAN PASIEN PASCA ANESTESI DAN PEMBEDAHAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 150/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Memindahkan pasien yang masih dalam pengaruh obat anestsi dari kereta
dorong ke RR untuk mendapatkan perawatan pasca anestesi
PENGERTIAN

Memindahkan pasien pasca anestesi dan pembedahan dari OK untuk


TUJUAN perawatan pasca anestesi dan pembedahan secara aman ke RR
(Recovery Room)

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum
b. Pasien pasca anestesi regional
c. Pasien pasca premedikasi yang karena alasan tertentu batal
dilakukan operasi
2. Pelaksanaan
a. Pasien pasca anestesi diantar dari OK ke RR oleh transporter
(perawat anestesi yang bertugas di OK bersama PPDS anestesi)
b. Perawat RR menerima dan melakukan serah terima pasien
c. Perawat RR menempatkan pasien di daerah perawatan yang
tersedia
d. Perawat RR melakukan observasi dan melakukan tindakan
tertentu yang dibutuhkan oleh pasien (contoh : usaha
membebaskan jalan nafas, memberikan oksigen, memberikan
selimut hangat)
e. Tindakan tertentu tersebut selanjutnya akan diatur dalam protap
protap khusus yang terperinci
f. Perawat RR melakukan pencatatan di buku register RR
g. Pasien berada di RR dilakukan perawatan pasca anestesi dan
pembedahan sampai memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat
dipindahkan ke ruangan atau pulang atau di transport ke rumah
sakit tempat asal pasien.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Radiologi
TERAPI OKSIGEN : MEMASANG KANULA OKSIGEN NASAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 151/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian tindakan yang diterapkan kepada pasien untuk terapi oksigen


dengan pemasangan kanula nasal
PENGERTIAN

1. Meningkatkan kadar oksigen (FiO2 fraction inspired oxygen) yang


TUJUAN
dihirup pasien
2. Wash out (menghalau) obat anestesi inhalasi, sehingga pasien cepat
pulih sadar
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasien pasca pembedahan dengan anestesi regional yang
dirawat di RR IBS
b. Pasien pasien pasca premedikasi yang masih membutuhkan O 2
di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa jalan nafas pasien dalam keadaan
bebas serta pasien dapat bernafas spontan
b. Perawat RR menjelaskan tujuan atau manfaat dilakukannya prosedur
ini kepada pasien, bila pasien sudah sadar
c. Perawat RR mengatur posisi pasien : pasien baring datar terlentang
atau posisi kepala sedikit lebih tinggi ataupun stengah duduk atau
bahkan posisi lain yang dapat memberikan keamanan dan
kenyamanan kepada pasien sesuai dengan penyakit atau tindakan
operasi
d. Perawat RR menghubungkan kanula oksigen nasal yang sesuai ukuran
pasien ke sumber oksigen sentral. Dialirkan oksigen dengan kecepatan
2 3 liter/ menit
e. Perawat RR selanjutnya memasangkan kanula oksigen nasal tersebut
ke kedua lubang hidung pasien
f. Perawat RR menannyakan apakah oksigen yang telah diberikan
cukup memberikan kenyamanan bagi pasien ataukan tidak
g. Pemasangan kanula oksigen nasal dapat diakhiri apabila sudah tidak
ada indikasi atau sesuai instruksi dokter anestesi

UNIT TERKAIT Unit IBS


TERAPI OKSIGEN : MEMASANG MASKER OKSIGEN
SEDERHANA

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 152/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk terapi oksigen
dengan pemasangan masker oksigen sederhana (simple mask)

1. Meningkatkan kadar oksigen (FiO2 fraction inspired oxygen)


TUJUAN
yang dihirup pasien
2. Wash out (menghalau) obat anestesi inhalasi, sehingga pasien
cepat pulih sadar
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasien pasca anestesi umum yang di rawat di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa jalan nafas pasien dalam
keadaan bebas serta pasien dapat bernafas spontan
b. Perawat RR selanjutnya menjelaskan tujuan atau manfaat
dilakukannya prosedur ini kepada pasien
c. Perawat RR mengatur posisi pasien : pasien baring datar
terlentang atau posisi kepala sedikit lebih tinggi ataupun
setengah duduk atau bahkan posisi lain yang dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien sesuai
dengan penyakit atau tindakan operasi
d. Perawat RR selanjutnya menghubungkan masker oksigen yang
sesuai ukuran pasien ke sumber oksigen sentral. Dialirkan
oksigen dengan
kecepatan 5 8 liter / menit

e. Perawat RR selanjutnya memasang oksigen masker tersebut


dengan posisi masker menutupi hidung, mulut serta dagu
bagian atas pasien
f. Perawat RR selanjutnya menanyakan apakah oksigen yang
telah diberikan cukup memberikan kenyamanan bagi pasien
atau tidak
g. Pemasangan oksigen masker dapat diakhiri apabila sudah tidak
ada indikasi atau sesuai instruksi dokter anestesi

UNIT TERKAIT Unit IBS


MEMBEBASKAN JALAN NAFAS HEAT TILT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 153/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk membebaskan


jalan nafas dengan cara menengadahkan kepala pasien

TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena sumbatan jalan nafas
akibat pasien belum sadar

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan nafas
atas di RR IBS
b. Pasien pasca pemberian obat sedasi yang mengalami obstruksi
jalan nafas atas di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien mengalami obstruksi
jalan nafas tersebut terbebas dari cidera kepala leher
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempurna
c. Perawat RR meletakkan telapak tanganya pada dahi pasien,
memberikan tekanan dan mempertahankannya
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien telah
terbebas sempurna ataukah belum
f. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempurna, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan manufer jalan nafas dengan
teknik lain
g. Tindakan head tilt dapat diakhiri apabila sudah tidak ada indikasi,
pasien telah sadar atau sesuai instruksi dokter anestesi

UNIT TERKAIT IBS


MEMBEBASKAN JALAN NAFAS CHIN LIFT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 154/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk membebaskan


jalan nafas dengan cara menengadahkan dagu ke depan

TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena pasien belum sadar

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan nafas
atas di RR IBS
b. Pasien pasca pemberian obat sedasi yang mengalami obstruksi
jalan nafas atas di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien mengalami obstruksi jalan
nafas tersebut terbebas dari cidera kepala leher
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempurna
c. Perawat RR menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
menahan tulang dagu pasien serta sedikit diangkat ke depan
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien telah
terbebas sempurna ataukah belum
f. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempurna, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan manufer jalan nafas dengan
tehnik lain

g. Tindakan chin lift dapat diakhiri apabila pasien tidak


memerlukannya lagi atau pasien telah sadar

UNIT TERKAIT IBS


MEMBEBASKAN JALAN NAFAS JAW TRUST

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 155/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk membebaskan


jalan nafas dengan cara menarik / mengangkat rahang bawah pasien ke
arah depan

TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena sumbatan akibat
jatuhnya pangkal lidah pada pasien yang belu sadar dan dengan tindakan
membebaskan jalan nafas secara head tilt dan atau chin lift tidak berhasil
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan nafas
atas di RR IBS
b. Dengan tindakan head tilt dan atau chin lift, tidak berhasil
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien mengalami obstruksi nafas
setelah tindakan head tilt dan atau chin lift
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempurna
c. Perawat RR menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
mendorong rasmus inferior mandibula ke bagian depan sehingga
tampak barisan gigi bawah posisinya sedikit ke depan dari pada
barisan gigi atas dan otot otot penyangga lidah terangkat
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien telah
terbebas sempurna ataukah belum
f. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempurna, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pembebasan jalan nafas
dengan teknik lain
g. Tindakan jaw trust dapat diakhiri apabila sudah tidak ada
indikasi, pasien telah sadar atau sesuai instruksi dokter anestesi

UNIT TERKAIT IBS


MEMBEBASKAN JALAN NAFAS PEMASANGAN PIPA

NASO FARING

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 156/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan mengatasi obstruksi jalan nafas atas
melalui pemasangan pipa nasofaring

TUJUAN Membebaskan obstruksi jalan nafas atas

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan
nafas atas di RR IBS
b. Pasien pasca pemberian obat sedasi yang mengalami obstruksi
jalan nafas atas di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan lebih dahulu bahwa pasien perlu
dilakukan tindakan ini
b. Perawat RR mempersiapkan peralatan; pipa nasofaring sesuai
ukuran pasien yang telah diberi rubrication gel
c. Perawat RR memberikan posisi terlentang pada pasien
d. Perawat RR memasukan pipa nasofaring ke dalam salah satu
lubang hidung pasien secara tegak lurus dengan arah irisan ujung
pipa menghadap ke hidung pasien
e. Perawat RR memasukan pipa tersebut secara pelan pelan hingga
seluruh pipa masuk ke dalam nasofaring
f. Perawat RR mengamati jalan nafas dan pernafasan pasien; apakah
jalan nafas telah bebas dan pasien dapat bernafas spontan
g. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempurna, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pembebasan jalan nafas
dengan tindakan medis lain
h. Pemasangan pipa ini dapat diakhiri apabila pasien tidak
memerlukannya lagi atau pasien telah sadar

UNIT TERKAIT IBS


MENOLONG PASIEN MUNTAH

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 157/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menolong pasien muntah,


muntah yang dimaksud disini adalah keluarnya cairan lambung melaui
mulut secara aktif

TUJUAN Membersihkan mulut dari secret, muntahan, atau cairan serta mencegah
terjadinya aspirasi

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien pasca bedah / pasca anestesi dengan komplikasi di RR
IBS

2. Pelaksanaan
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi pasien; pasien dibaringkan dengan
kepala dimiringkan, bila pasien nyaman dalam posisi duduk
(misalnya pada pasien rawat jalan) maka posisi tersebut juga
diperkenankan
c. Perawat RR menyiapkan dan memberikan tempat muntah
(nierbeken ), bila pasien berbaring, maka nierbeken ditempatkan
pada posisi disamping mulut pasien ; sedangkan bila pasien duduk
maka nierbeken cukup diletakkan dibawah mulut
d. Perawat RR segera melakukan suctioning apabila diperlukan
e. Perawat RR segera melakukan bilasan (suction rinse) sesaat
setelah suctioning dilakukan
f. Perawat RR memberikan kenyamanan kepada pasien;
memberikan informasi bahwa PONV merupakan efek samping
dan dapat ditangani dengan baik, menjaga kebersihan pasien
pasca muntah, serta memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
g. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa pertolongan
telah selesai, dan apabila diperlukan petugas dapat memberikan
pertolongan kembali
h. Perawat RR membereskan kembali peralatannya

UNIT TERKAIT IBS


PENGISAPAN SEKRET DALAM MULUT ORAL SUCTION

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 158/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan sekresi,


muntahan ataupun cairan yang ada di dalam mulut pasien dengan cara
penghisapan melalui pipa pengisap sekret

TUJUAN Membersihkan mulut dari secret, muntahan, atau cairan serta mencegah
terjadinya aspirasi

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien pasca bedah / pasca anestesi dengan komplikasi di RR
IBS

2. Pelaksanaan
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi baring pasien, pasien dibaringkan
terlentang, kepala dimiringkan serta head down (ini dilakukan bila
tidak ada kontraindikasi)
c. Perawat RR menyiapkan peralatan suctioning
d. Perawat RR selanjutnya melakukan suctioning : bila pasien tidak
sadar maka, mulut pasien di buka dan secara hati hati suctioning
dilakukan. Bila pasien sadar maka, pasien diminta membuka
mulut dan secara hati hati suctioning dilakukan
e. Perawat RR segera melakukan bilasan (suction rinse) sesaat
setelah suctioning dilakukan

f. Perawat RR melakukan suctioning hingga rongga mulut bersih


dari cairan, muntahan atau secret dan dapat diulang kembali bila
diperlukan
g. Perawat RR memberikan kenyamanan kepada pasien, memberikan
informasi bahwa PONV merupakan efek samping dan dapat
ditangani dengan baik, menjaga kebersihan pasien pasca
suctioning, serta memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
h. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa suctioning
telah selesai
i. Perawat RR membereskan kembali peralatannya

UNIT TERKAIT IBS


PEMBERIAN INJEKSI OBAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 159/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Tindakan pemberian obat kepada pasien dengan cara suntik (injektion)


dengan obat, dosis, sediaan obat serta teknik injeksi sebagaimana
PENGERTIAN dikolaborasikan oleh dokter yang berwenang. Dokter berwenang yang
dimaksud adalah dokter yang bertanggung jawab atas pasien, chief serta
dokter konsultan

TUJUAN Memberikan obat melalui injeksi kepada pasien di RR

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
1. Sasaran
PROSEDUR
Pasien pasien pasca bedah / pasca anestesi yang dirawat di RR IBS

2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan lebih dahulu kepada dokter berwenang
tentang nama obat, dosis, sediaan serta cara pemberiannya guna
mencegah kesalahan
b. Perawat RR mempersiapkan peralatan injeksi dan sediaan obat
c. Perawat RR memastikan kembali bahwa obat dan sediaan telah
benar dan sesuai instruksi
d. Perawat RR membawa persiapan injeksi dan sediaan kepada
pasien yang dituju
e. Perawat RR menyampaikan kepada pasien tentang pemberian
obat
instruksi dokter yang berwenang

f. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa pemberian


injeksi telah selesai
g. Perawat RR membereskan kembali peralatannya

UNIT TERKAIT IBS


PEMINDAHAN PASIEN PASCA PERAWATAN ANESTESI DAN
PEMBEDAHAN DARI RR IBS KE RUANGAN REGULER

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 160/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Memindahkan pasien yang telah menjalani perawatan pasca pembedahan


dan anestesi di RR IBS yang telah memenuhi kriteria pindah dan telah
mendapatkan perintah pindah dari dokter anestesi ke ruangan atau unit
perawatan reguler

TUJUAN Memindahkan pasien yang telah menjalani perawatan pasca anestesi


secara aman dan nyaman ke ruangan atau unit perawatan reguler

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasien pasca bedah dan anestesi yang telah dirawat di RR
IBS
b. Pasien pasien pasca premedikasi yang telah dirawat di RR IBS,
karena alasan tertentu batal dilakukan operasi
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien yang akan dipindahkan
telah memenuhi kriteria pindah serta telah mendapatkan perintah
pindah dari dokter anestesi
b. Perawat RR menelpon perawat ruangan asal pasien tersebut
dirawat. Diberitahukan bahwa pasien tersebut dapat dijemput di
ruangan transfer IBS
c. sampai di ruang transfer, maka perawat RR selanjutnya dapat
memindahkan pasien tersebut ke ruangan transfer IBS

d. Perjalanan pemindahan pasien dari RR IBS ke ruangan transfer


IBS
e. Perawat RR melakukan serah terima dengan petugas penjemput di
ruang transfer IBS. Tata cara serah terima tersebut diatur dalam
protap tersendiri
f. Setelah melakukan serah terima, perawat RR kemudian kembali
lagi ke RR IBS untuk melanjutkan tugas

UNIT TERKAIT 1. IRNA


2. IRD
PEMULANGAN PASIEN RAWAT JALAN SETELAH MENJALANI
PERAWATAN PASCA ANESTESI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 161/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangakaian tindakan yang dilakukan untuk memulangkan pasien rawat


jalan setelah menjalani operasi atau tindakan medis tertentu yang
memerlukan perawatan pasca anestesi di RR IBS

TUJUAN Memulangkan pasien rawat jalan secara aman dan bermutu setelah
mereka menjalani perawatan pasca anestesi di RR IBS

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien pasca bedah / pasca anestesi atau pasca tindakan medis
tertentu (radiologi, dll) yang dirawat di RR IBS

2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien telah menjalani perawatan
pasca anestesi secara baik dan tidak ada keluhan yang bermakna
secara diagnostik
b. Perawat RR memeriksa administrasi kesiapan pulang antara lain :
perintah KRS dari dokter, kuitansi, resep obat, dan surat
keterangan istirahat bila diperlukan
c. Perawat RR melakukan pelepasan (aff infus)
d. Perawat RR memberikan penyuluhan kesehatan yang
diperlukanselama ia dirawat dirumah, bagaimana bila kegawatan
dirumah serta kapan ia harus kontrol kembali kerumah sakit

e. Bila pasien tealh siap untuk pulang, maka perawat RR


menurunkan pasien keruang transfer kemudian diserah terimakan
kepada keluarga
f. Perawat RR kembali untuk bertugas di RR
UNIT TERKAIT IBS
INJEKSI INTRA VENA DENGAN SELANG INFUS

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 162/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Memasukan obat suntik kedalam tubuh melaui pembuluh darah vena
lewat selang infus

1. Mempercepat penyerapan obat


TUJUAN
2. Untuk pemeriksaan diagnostic (misalnya : venogravi dengan kontras)

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Rincian tugas
a) Persiapan alat
Bak injeksi yang telah dialasi dengan kasa
Spuit steril dengan berbagai ukuran menurut kebutuhan
Kapas
Alkohol dalam tempat tertutup (spray)
Obat obat yang dibutuhkan
Bengkok
b) Persiapan penderita
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan prosedur

2. Pelaksanaan
a. Mendekatkan alat alat ke penderita
b. Mengambil obat, membaca etiket, mencocokan dengan program
yang telah di instruksikan
c. Bila oabt vial di aplos dengan aqua, jarum disendirikan, obat di
sedot dan memasukan dalam bak injeksi
d. Mendesinfeksi karet infus dengan kapas alkohol
e. Memasukan obat secara perlahan
f. Mengamati reaksi verbal dan non verbal pasien selama maupun
sesudah pemberian obat
g. Mengembalikan posisi pasien seenak mungkin, alat alat
dibereskan
h. Mencatat reaksi yang timbul dan obat yang diberikan
Hal hal yang perlu diperhatikan

1) Catat tanggal dan jam pemberian dan tanda tangan perawat yang
memberikan
2) Membaca etiket / label obat minimal 3 X :
Pada saat mengambil tempat obat
Pada saat mengambil obat
Pada saat meletakkan kembali tempat obat
Bacalah tanggal kadaluarsa obat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Depo Farmasi
INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 163/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Menyuntikan obat obat suntik ke dalam jaringan otot (muscular)

TUJUAN Untuk pengobatan agar dapat cepat bereaksi dalam tubuh dan diberikan
dalam dosis yang tepat

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Rincian tugas
a. Persiapan alat
Spuit dan jarum steril sesuai ukuran
Kapas alkohol 70 %
Obat injeksi yang diperlukan (vial/ampul)
Aquadest steril untuk pengencer obat (kalau perlu)
Gergaji ampul (kalau perlu)
Sarung tangan on steril
Baki injeksi
Daftar obat injeksi
b. Persiapan penderita
Mengidentifikasi pasien
Memberitahukan pasien maksud dan tujuan tindakan
c. Perawat mencuci tangan
d. Perawat mengenakan sarung tangan
e. Menghisap obat ke dalam spuit sesuai program
f. Mengeluarkan udara dari spuit
g. Menentukan lokasi suntikan
h. Melakukan desinfeksi lokasi suntikan
i. Memasukan jarum dengan posisi tegak lurus (900)
j. Mengontrol jarum suntik mencapai posisi tepat / dengan
melakukan aspirasi
k. Memasukan obat secara perlahan lahan
l. Mencabut jarum dari lokasi suntikan, massage dengan kapas
alkohol 70 %
m. Merapikan pasien dan membersihkan alat alat
n. Perawat melepas sarung tangan
o. Perawat mencuci tangan
p. Mendokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien
2. Sikap
Teliti
Tidak ragu ragu
Komunikatif
Memperhatikan teknik aseptik

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Depo Farmasi
PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PROF. DR. 164/KEP/IV/2016 01 1/3
W.Z JOHANNES
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Pemasangan alat untuk memasukan obat pada pembuluh darah vena

TUJUAN Sebagai cek up untuk pemberian injeksi melalui intra vena pada saat
tindakan

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Rincian tugas
a. Persiapan alat
Standart infus
Obat obat injeksi sesuai instruksi dan botol cairan infus
Infus set steril
I.V cath/wing needle/surflo
Perlak
Pengikat / bendungan / tourniquet
Kapas alkohol 70 %
Betadhine 10 %
Plester / handyplst / hapivic
Kasa steril
Gunting
b. Persiapan penderita
Memberitahukan pasien maksud dan tujuan tindakan
Mengatur posisi pasien
2. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Memeriksa etiket cairan infus dan obat injeksi
c. Menggantungkan botol infus pada standart infus
d. Mendesinfeksi dengan alkohol 70 % pangkal botol infus tempat
akan dilakukan penusukan set infus
e. Menusukan set infus ke botol infus, mengisis ruang tetesan
dengan cairan infus
f. Mengisi selang infus dengan cairan infus dan mengeluarkan
udaranya
g. Perawat mengenakan sarung tangan
h. Menentukan lokasi tusukan
i. Meletakan perlak di bawah bagian tubuh yang akan di pasangan
infus
j. Melakukan bendungan dengann tourniquet
k. Mendesinfeksi lokasi tusukan dengan alkohol 70 %
l. Menusukan I.V cath/wing needle/surflo
m. Melepaskan tourniquet
n. Menyambungkan dengan selang infus dan mengatur kecepatan
tetesan infus
o. Menilai ada pembengkakan atau tidak
p. Menutup lokasi penusukan dengan kasa bethadine / handyplast
dan menfiksasi dengan hipafik
q. Memasang bidai bila perlu
r. Perawat melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
s. Menulis tanggal pemasangan infus dengan hipavik penutup lokasi
infus
t. Mendokumentasikan tindakan pada status keperawatan pada
pasien

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Depo farmasi
MENGUKUR TEKANAN DARAH SECARA MANUAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 165/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan pada pasien pasca operasi atau
anestesi dengan cara mengukur tekanan cardiac output melalui alat tensi
meter

TUJUAN Mengetahui tingkat tekanan cardiac output serta mengawasi status


sirkulasi

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien pasien pasca bedah / pasca anestesi atau pasca tindakan medis
tertentu (radiologi, dll) yang di rawat di RR IBS

2. Pelaksanaan
a) Perawat RR pelatihan anestesi mempersiapkan terlebih dahulu
peralatan untuk tindakan ini, lalat tersebut terdiri atas : stetoscope,
manset sesuai ukuran, tensi meter, lembar DMK anestesi 5 dan
polpoin
b) Perawat RR atau pelatihan anestesi memberitahukan kepada
pasien tentang prosedur ini, tentunya bila pasien dalam kondisi
sadar
c) Perawar RR atau pelatihan anestesi mengatur posisi pasien, pasien
dibaringkan terlentang atau dengan posisi lain yang lebih nyaman
d) Perawat RR atau pelatihan anestesi memasang manset yang sesuai
e) Perawat RR dan pelatihan anestesi memasang stetoscope tepat
diatas arteri lengan yang akan di ukur, kemudian di lanjutkan
dengan memompo manset hingga sampai pada tekanan tertentu
f) Perawat RR dan pelatihan anestesi secara perlahan menurunkan
tekanan manset dengan cara sedikit memutar pengatur tekanan
pompa, (sambil tetap mendengarkan dengan stetoscope) saat
terdengar bunyi duk pertama, maka hal tersebut dicatat sebagai
tekanan sistolik, dan saat bunyi duk berakhir, maka hal itu di
catat sebagai tekanan diastolik
g) Perawat RR dan pelatihan anestesi kemudian mencatat hasil
pengukuran tersebut ke lembar DMK 5 anestesi, selanjutnya
prosedur ini dapat diiulang sesuai dengan indikasi atau menurut
instruksi dokter anestesi
h) Bila tidak diperlukan, manset yang bterdekat di lengan pasien
dapat di lepas, sehingga pasien merasa lebih nyaman
UNIT TERKAIT IBS
PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN SYIRINGE PUMP

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 166/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Mengoperasikan alat syiringe pump untuk memberikan obat atau cairan
secara kontinuous / terus menerus sesuai yang dikehendaki

TUJUAN Menghindari over dosis

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a) Standart infus
b) Syiringe pump
c) Cairan atau obat yang diperlukan (sudah diencerkan)
d) Infus set / prepusor
e) Three way
2. Persiapan pasien
a) Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai dengan kondisinya
3. Pelaksanaan
a) Letakkan syiringe pump pada standart infus
Pasang syiringe / spuit ukuran 50 cc / 20 cc berisi obat yang sudah
diencerkan. Kemudian dihubungkan dengan selang prepusor
selanjutnya obat dialirkan ke selang tersebut dan tidak boleh ada
b) Tekan tombol ON/OF tunggu sampai keluar kata OPS pada
display kemudian tekan tombol F sampai pada display
menunjukan angka 000
c) Masukan data rate yang dikehendaki
d) Tekan tombol START untuk memulai/menjalankan pompa
4. Penggantian delivery rate pada saat pompa berhenti
a) Tekan tombol C untuk menghapus sampai display menunjukan
angka 000
b) Masukan rate yang dikehendaki
c) Tekan START untuk memulai / menjalankan pompa
5. Penggantian delivery rate pada saat pompa berjalan
a) Tekan tombol C untuk menghapus sampai display berkedip
b) Masukan rate yang dikehendaki
c) Tekan F untuk menjalankan pompa
6. Hal hal yang harus diperhatikan bila bunyi alarm cari penyebabnya.
Kemungkinan penyebab alarm :
a) Penetapan syiringe yang kurang tepat
b) Occlusion : ada sumbatan / buntu
c) Low batt : tidak ada aliran listrik
UNIT TERKAIT 1. IBS
2. Depo Farmasi
MENYIAPKAN MESIN ANESTESI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 167/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Rangkaian tindakan dalam hal menyiapkan mesin anestesi sehingga


menjadi siap pakai untuk melakukan tindakan anestesi

1. Untuk memperlancar dalam memberikan pelayanan kepada pasien


TUJUAN
yang akan dilakukan tindakan anestesi
2. Menjamin keselamatan dan keamanan pasien
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pasang kabel power listrik ke stop kontak indikator insulated UPS
2. Pasang semua sambungan konektor gas media (O2, N2O dan air
barr), jarum manometer harus menunjukan warna hijau
3. Pasang cirkuit (untuk ke pasien) dengan rapat, ujung Y konektor
dimasukan pada tempatnya untuk kalibrasi
4. Cek klep APL apakah berfungsi dengan baik
5. Cek vaporeser harus dalam keadaan terkunci dan menunjukan
angka nol
6. Cek CO2 absorbbed apakah sudah berganti warna, apabila warna
berubah harus di ganti
7. Tekan tombol monitor, mesin anestesi akan melakukan kalibrasi
secara otomatis
8. Bila mesin anestesi tidak ada masalah, maka layar monitor akan
masalah yang ada pada mesin anestesi tersebut

9. Untuk pemakaian selanjutnya, tombol power mesin anestesi


jangan di matikan, dapat di atur dalam indikator stanby
10. Bila sudah selesai pemakaian, selang cirkuit dilepas dan di
gantung, tombol power mesin anestesi dapat dimatikan,
selanjutnya semua konektor gas medis dilepas
Catatan

Warna CO2 absorbbed yang baru berwarna merah mudah jernih


UNIT TERKAIT 1. IBS
2. Depo Farmasi
MASUK KE DALAM RUANG PULIH SADAR UNTUK PETUGAS
DAN KELUARGA PASIEN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 168/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Peraturan untuk petugas dan keluarga dalam memasuki wilayah ruang
pulih sadar (RR)

TUJUAN Untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari luar RR

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pelaksanaan
a) Untuk petugas / perawat anestesi
Berganti pakaian di ruang ganti dan menggunakan pakaian
kerja rutin instalasi
Menggunakan alas kaki khusus untuk bekerja diinstalasi
Pakaian instalasi hanya boleh digunakan di :
1) Tempat kerja instalasi
2) Memindahkan pasien sebatas samapai inap transfer (batas
garis merah)
3) Mengirim pasien ke OK bila ada re open
4) Mengambil pasien di ruangan (harus menggunakan jubah
luar dan mengganti alas kaki untuk keluar)
Pergi keluar dari tempat tempat tersebut di atas harus berganti
dengan pakaian biasa
Menggunakan jubah khusus untuk masuk kedalam
Menggunakan alas kaki khusus untuk masuk ke dalam
Temapat ganti didepan pintu RR
b) Untuk keluarga pasien
Menggunaka jubah khusus untuk masuk ke dalam
Menggunakan alas kaki khusus untuk masuk ke dalam
Temapat ganti didepan pintu masuk RR

UNIT TERKAIT RR
PENGAMBILAN SAMPLE DARAH VENA

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 169/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Pengambilan darah lewat pembuluh darah vena / arteri

PENGERTIAN

1. Untuk pemeriksaan patologi


TUJUAN
2. Untuk contoh darah transfusi

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a) Pengalas atau perlak
b) Spuit 2 1/2 , 5 cc, 10 cc sesuai kebutuhan
c) Kapas kering steril
d) Alkohol dalam tempatnya
e) Betadine
f) Tourniquet
g) Hansaplas/plester
h) Hangscoen
i) Tempat sampah
j) Tempat darah (botol) yang berisi EDTA
2. Cara kerja
a) Pasien diberi tahu
b) Cuci tangan
c) Pasang pengalas pada lokasi yang akan ditusuk
d) Pasang tourniquet
e) Desinfeksi vena yang akan ditusuk dengan betadine alkohol
f) Lakukan penusukan pada lokasi yang telah ditentukan
g) Bila kebutuhan darah sudah terpenuhi, tarik jarum, dan tekan
bekas tusukan dengan kapas alkohol selama 3 5 menit
h) Darah dimasukan dalam botol lewat dinding botol
i) Beri etiket
j) Ada beberapa pemeriksaan yang contoh darahnya tetap ada pada
spuit
k) Alat alat dibereskan
l) Cuci tangan
3. Catatan
Bila dimasukan darah ke botol, Jarum dilepas lebih dahulu

UNIT TERKAIT IBS


MELAKUKAN TRANSFUSI DARAH (A/P DOKTER)

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 170/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Memberikan transfusi darah sesuai dengan indikasi yang telah ditetapkan


oleh dokter
PENGERTIAN

1. Meningkatkan kadar HB untuk memperbaiki oksigenisasi jaringan


TUJUAN
2. Memperbaiki volume cairan dalam sirkulasi
3. Memperbaiki mekanisme pembekuan darah yang terganggu
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Bila pasien belum terpasang infus, dilakukan pemasangan
infus dengan cairan NS (lihat protap pemasangan infus)
b. Bila pasien sudah terpasang infus cairannya di ganti dulu
dengan NS
c. Darah dalam lemari es diperiksa apakah ada perubahan warna
plasma, bila plasma berwarna coklat kehitaman atau keruh
darah tidak boleh diberikan
d. Periksa identitas kantong darah, cocokan dengan identitas
pasien yang ada di dokumen medik (dilakukan oleh 2 orang)
e. Periksa apakah identitas pada label yang tergantung pada
kantong darah cocok dengan label yang menempel pada
kantong
f. Ukur tekanan darah, nadi, dan suhu pasien, catat dilembaran
suhu badan pasien)

g. Cairan NS di ganti dengan darah, teteskan pelan pelan selama


15 menit pertama, sambil mengawasi bila terjadi keluhan,
perubahan tekanan darah, nadi, nafas, suhu, dan kemrah
merahan pada kulit. Pantau ketat selama 50 ml darah pertama

2. Perhatikan
a. Cocokan identitas darah dan pasien secara teliti dan hati hati
b. Perhatikan bila terjadi reaksi selama pemberian transfusi
c. Jangan memberiakan darah yang baru dikeluarkan dari lemari
es. Tunggu agar tidak terlau dingin, hangatkan dulu
d. Bila ragu ragu, jangan diberikan, konsultasi medik
e. Bila menimbulkan reaksi alergi transfusi stop, transfusi set di
ganti dengan yang baru dan darah di ganti dengan cairan NS.
Laporkan pada dokter
UNIT TERKAIT IBS
PERSIAPAN TINDAKAN KANULASI VENA SENTRAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 171/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Tindakan kanulasi vena sentral adalah memasukan kateter IV ilne (one


lumen, doble lumen atau three lumen), melalui pembuluh darah tepi
PENGERTIAN sehingga ujungnya berada dimuara atrium kanan

Mendapatkan acses vena yang besar


TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Alat steri
Cavavix/double lemen atau three lumen catheter
2 buah infus set
Duk lubang
Scort / baju OK
Kain kasa + deppres
Sarung tangan
Spuit 2 cc, 5 cc
Kran tiga arah (three way stop cock)
Benang dan jarum kulit
Heachting set + desinjeksi klem
Plester
Gunting verban
Perlak kecil dan alasnya
CVP manometer (bila memasang vena sentral untuk
mengukur CVP)
Water pass
Bantal kecil
Standar infuse
tourniquet
b. obat
lidokain 2 %

c. cairan desinfektan
Betadin
Alkohol 70 %
2. Persiapan pasien
a) Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien terlentang
3. Pelaksanaan
a) Mencuci tangan
b) Pasien diberi tahu
c) Alat alat didekatkan pada pasien
d) Menggantung cairan infus pada standar infus
e) Menempelkan CVP manometer pada standar infus
f) Membantu / asistensi dokter memasang kanula sentral
g) Setelah terpasang sambungkan ke selang infus
h) Cek apakah ujung kateter IV line sudah tepat dengan cara
menurunkan botol infus kebawah, bila darh mengalir lewat kateter
berarti ujung kateter berada dalam intra vaskuler
i) Fiksasi kateter IV line
j) Olesi bekas tusukan dengan betadin, tutup dengan kasa steril
k) Memasang plester lebar atau hypavix / tega derm
l) Pasang three way stop cock, sambungkan ke selang infus yang
menuju CVP manometer
m) Cantumkan jam dan tanggal pemasangan
n) Pasien dirapihkan
o) Alat alat dibereskan
UNIT TERKAIT IBS
PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 172/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam hal menyiapkan pasien, obat,


peralatan untuk tindakan intubasi
PENGERTIAN

1. Membebaskan jalan nafas


TUJUAN
2. Mempertahankan jalan nafas yang adekuat pada gagal nafas
3. Mengalirkan gas anastesi pada pasien yang dilakukan tindakan dengan
general anestesi
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Mesin anestesi siap dipakai dan lengkap dengan orogated dan
masker
b. Jacson reach + masker + oksigen
c. Laringoscope sesuai dengan ukuran pasien
d. Kateter suction
e. Sarung tangan
f. Xilocain spray 2 % dan jelly KY
g. Endotracheal tube dengan ukuran untuk dewasa laki : 7 7,5
8 untuk dewasa wanita : 6,5 7 7,5 untuk anak anak umur
dibagi 4 ditambah 2
h. Stilet
i. Magil forcep
j. Mayo / oropharingeal tube (untuk yang melaui oral)
k. Spuit 20 cc
l. Stetoscope
m. Bantal intubasi kurang lebih 12 cm
n. Plester dan gunting
o. Bengkok
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
b. Pasien sudah dalam keadaan puasa
c. Yakinkan infus dalam keadaan lancar
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan
b. Pasien diberitahukan
c. Petugas memakai sarung tangan steril
d. Monitor tanda tanda vital (irama ECG, tekanan darah, nadi,
saturasi oksigen, respirasi rate ) sebelum, selama dan sesudah
pemasangan
e. Cek balon ETT sebelum dipasang adakah kebocoran ETT
diolesi jelly / silcospray
f. Dokter yang akan melakukan intubasi memberi O2 100 %
g. Asisten perawat memberikan obat induksi melaui intra vena
sesuai program dokter
h. Dokter membuka mulut pasien dengan laringoscope
i. Perawat melakukan penghisapan sekret pada daerah mulut dan
laring
j. Cek posisi ETT dengan mendengarkan suara paru dengan
laringoscope (apakah masuk paru atau lambung, apakah suara
paru kanan dan kiri sama)
k. Setelah yakin posisi ETT benar, isi balon dengan udara
menggunakan spuit 20 cc
l. Plester ETT pada hidung atau sekitar mulut
m. ETT dihubungkan pada mesin anestesi

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Depo Farmasi
MEMASANG MONITOR PASIEN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 173/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Memantau tanda tanda vital pasien secara terus menerus

1. Semua pasien yang dilakukan tindakan anestesi


TUJUAN
2. Pasien post op yang membutuhkan monitoring ketat

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. ECG monitor set
b. Elektroda
c. Elektroda jelli
d. Modul NHB dan mansetnya
e. Modul temperatur dan kabelnya
f. Modul saturasi dan kabelnya
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi pasien terlentang
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Pasien diberi tahu
c. Alat alat didekatkan
d. Monitor sudah di seting sesuai kebutuhan
e. Electrode dipasang pada lengan kanan (right arm), lengan kiri
(left arm),
dan pada daerah parasternal kiri intercostae sternum ICS IV

f. Manset dipasang pada lengan yang tidak di pasang infus / ada


luka
g. Kabel temperatur di pasang di rektal atau ditempel pada kulit
h. Kabel saturasi di pasang
i. Pantau semua para meter pengukuran setiap saat
didokumentasikan

UNIT TERKAIT IBS


RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman
W.Z JOHANNES 18/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR

UNIT TERKAIT
PELAYANAN TRIAGE

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 174/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Sistem penerimaan dan seleksi pasien untuk pelayanan sehari-hari dan


atau mengadakan seleksi penderita pada keadaan bencana atau musibah
PENGERTIAN massal

Agar semua pasien dapat diterima dan dilayani, diklasifikasikan tingkat


TUJUAN dan jenis kegawatannya sehingga diarahkan pada pertolongan yang tepat
dan cepat

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Triase Dalam Keadaan Sehari-hari
1. Pasien diterima oleh perawat jaga triage dan dilakukan
pemeriksaan oleh dokter jaga triage .
2. Lakukan seleksi dengan memberi label sesuai dengan tingkat
kegawatan pasien
3. Keluarga atau pengantar pasien mendaftarkan ke ruang TPP untuk
dicatat kelengkapan data /identitas pasien dan mendapatkan status
untuk catatan medis selanjutnya yang akan diisi perawat dan
dokter jaga triage.
4. Apabila pasien perlu mendapat tindakan maka pasien di bawa ke
ruang tindakan IGD disertai rekam medik (status) pasien
5. Apabila pasien tidak perlu mendapat tindakan medik maka pasien
diperbolehkan pulang dan keluarga pasien menyelesaikan
administrasinya.
B. Triase dalam keadaan bencana/ dissaster:
1. Dokter memeriksa kondisi korban secara singkat dan cermat.
2. Dokter segera menentukan tingkat kegawatdaruratan korban.
3. Dokter bersama petugas memberikan label: hitam, merah, kuning
dan hijau untuk setiap korban sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratan yaitu :
a. Label Hitam : Diberikan untuk korban yang sudah meninggal
dunia. = 0
b. Label Merah : Diberikan untuk korban gawat darurat, yaitu
korban cedera sehingga terjadi gangguan pada sistem respirasi
yang mengancam henti napas dan atau ada gangguan sistem
kardiovaskuler yang mengancam henti jantung atau korban
yang diketahui baru saja terlihat henti napas atau dan henti
jantung. = 1
c. Label Kuning : Diberikan untuk korban gawat tidak darurat ,
yaitu korban dengan cedera berat atau parah dalam keadaan
stabil. = 2
d. Label Hijau : Diberikan untuk korban darurat tidak gawat,
yaitu korban dengan luka-luka ringan, tidak ada gangguan
sistem respirasi dan atau kardiovaskuler. = 3
Pada saat terjadi musibah massal, dokter jaga menetapkan status
terjadinya musibah massal; tergantung dari banyaknya pasien yang
datang.

UNIT TERKAIT IRNA, OK, ICU/PICU, ICCU, NICU, RADIOLOGI, LAB.


PENGGUNAAN BAHAN HABIS PAKAI DAN OBAT LIFE SAVING DI
INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 175/KEP/IV/2016 01 1/6

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Petunjuk tentang cara menggunakan alat dan obat yang benar, tepat dan
PENGERTIAN
cepat dalam penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat

Agar memiliki pedoman / petunjuk pelaksanaan penggunaan obat dan


TUJUAN bahan yang benar, tepat dan cepat dalam penanganan pasien di IGD.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR A. Alat-alat habis pakai
1. Nasogatrik tube (NGT)
a. Indikasi :
1. Kumbah lambung pada pasien keracunan.
2. Pada pasien vomitus berat untuk cegah aspirasi
3. Pasien Pre OP.jika ada indikasi
b. Cara pemasangan :
1. Ukuran panjang NGT dari telinga ke pangkal hidung
sampai lambung pasien
2. Memberikan pelicin/jeli pada NGT
3. Masukan ujung NGT melalui hidung, pasien disuruh
menelan NGT sampai batas yang telah diukur, fiksasi
NGT.
4. Pastikan NGT masuk lambung bukan paru dengan cara
memasukkan udara lewat NGT dan pasang stetoskop pada
epigastrium akan terdengar bunyi udara masuk atau
dengan mengaspirasi adanya cairan lambung.

1. Foley Kateter
a. Indikasi :
1. Untuk mengukur banyaknya urine output pada rehidrasi
2. Keperluan diuresis yang cepat, misalnya pada pemberian
diuretic pada edema paru
b. Cara pemakaian
1. Bersihkan Oriticium Uretrhrae Eksterna (OUE) dengan
antiseptik
2. Licinkan kateter dengan jeli atau masukan jeli kurang
lebih 3 cc lewat OUE.
3. Masukan ujung kateter pada OUE dengan cara steril
sampai vesika urinaria sehingga keluar urine
4. Fiksasi dengan memasukkan Aqua Bides kurang lebih
15-25 cc lewat pengunci atau sesuai indikasi pada etiket
kateter.
2. Urine bag
a. Indikasi : lihat kateter
b. Cara pemakaian : Dipasang di ujung luar kateter dengan
sekaligus dipergunakan mengukur banyaknya urine output.
3. Venacath
a. Indikasi : Memberikan jalur intravena untuk dapat
memasukan obat dan atau cairan ke dalam tubuh pasien.
b. Cara pemasangan
1. Lakukan ikatan di atas vena yang dipilih
2. Masukan jarum setelah dilakukan tindakan antiseptik
sehingga darah keluar kemudian dihubungkan dengan
botol infus yang telah disediakan.
3. Kemudian ditutup dengan kassa berantiseptik dan
lakukan fiksasi.

4. Infus set/transfuse set


a. Indikasi :
1. Penghubung venacath dengan cairan infuse/darah,
sekaligus mengatur besarnya / tetesan aliran cairan infuse
/ darahRetensio urine pada Benign Prostat
Hypertropy.

2) Sebagai jalan masuk obat-obatan yang dimasukkan secara


intravenous.
b. Cara pemasangan : Dipasang antara venacath dan botol
infus/darah.

Disamping alat-alat tersebut di IGD perlu disediakn bahan habis pakai


yang lain :
1.Kasa steril
2.Kapas alcohol dan sofband spalk
3.Alkohol
4.Bethadine
5.Aqua injeksi & steril
6.Jarum injeksi
7.Papan spalk

B. Obat-obatan habis pakai


1) Adrenalin
Indikasi:
a. Shock anafilatik
b. Asma bronchial
c. Henti jantung
2) Dexamethason
Indikasi :
a. Shock anafilatik
Dosis : 10 mg ( dewasa ) secara I.V bisa diulang tiap jam.
b. Asthma Bronchiale
Dosis : 10 mg ( dewasa ) secara I.V bisa diulang tiap 6-8 jam.
Catatan : Hanya diberikan pada status asmatikus dan penderita
asma yang sudah tergantung dengan Glukokortikosteroid.
c. Alergi
Dosis : 5 mg ( dewasa ) secara I.V atau I.M.
3) Natrium bicarbonat
Indikasi:
a. Henti jantung
b. Asidosis
Dosis : 1 mg/kg BB secara I.V.
4) Dopamin
Indikasi : Hipotensi atau shock kardiogenik
Dosis : 2-20 mg/kg BB/menit per drip (ditrasi) sampai tercapai
tekanan yang dinginkan.
5) Lidokain
Indikasi :
a. Disaritmia Ventrikuler
Dosis : 1 mg/kg BB bolus, diikuti perinfus 1-4 mg/menit
sampai hilang disaritmianya.
b. Anastesi Lokal
Dosis : 0,5-1 mg sampai tercapai efek yang
diinginkan.
6) Sulfat Atropin
Indikasi :
a. Bradikardia
Dosis 0,5-2 mg/IV sampai efek yang diinginkan.
b. Keracunan obat insektisida
Dosis 0,5-2 mg/IV sampai efek yang diinginkan..
7) Antrain
Digunakan sebagai analgetik
8) Diazepam
Indikasi : Pasien kejang
Dosis 10mg IV dewasa, 5mg perectal anak-anak, bila masih
kejang bisa diulang tiap 10 menit.
9) Ulsikur/CimetidinLasix
Digunakan pada pasien diuresis cepat pada edema pulmonal.
Dosis 2 ampul IV.
10) Profenit Supp
Digunakan sebagai analgesik kuat.
Dosis : Sesuai kebutuhan
11) Transamin
Digunakan pada kasus perdarahan
Dosis 1 ampul IV
12) Dextrose 40%
Digunakan pada kasus Hypoglikemia
Dosis : Sesuai indikasi GDS
13) Serum Anti Bisa Ular
14) Anti tetanus/Tetagam
15) Xylomidon
16) Diphenhidramin
C. Cairan Infus
1. Ringer Lactate
Digunakan pada kasus hipovolemic/dehidrasi dan asidosis
metabolic atau pasien dengan cedera kepala.
2. NaCl 0,9%
Digunakan pada pasien :
a. Alkalosis metabolic misalnya pasien muntah terus menerus
b. Cairan kumbah lambung
3. Dextrose 5%
Digunakan untuk maintenance
4. Dextrose 10%
Digunakan pada pasien sulit makan (pengganti glukosa)
5. Martos
Digunakan untuk maintenance pada penderita DM
6. Dextran
Digunakan pada pasien anti oedem misalnya pasien stroke
7. DS S
17) Digunakan pada pasien anak (pada kasus cedera kepala
Digunakan pada epigastric pain/gastritis
Dosis 1 ampul dewasa
8. DS S
Digunakan pada pasien neonatus ( pada kasus cedera kepala )
9. Manitol
Digunakan pada pasien yang mengalami gangguan perfusi
jaringan otak.

UNIT TERKAIT IRD,Farmasi


PENANGANAN PASIEN AKIBAT TINDAKAN ATAU DIDUGA AKIBAT
TINDAKAN KRIMINAL

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 176/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang penanganan pasien akibat tindakan atau
diduga tindakan kriminal

TUJUAN Agar penanganan pada pasien dengan dugaan/kasus kriminal dapat


terlayani sesuai kebtuhan pasien dan keluarga

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Penanganan pasien dilakukan sesuai dengan prosedur oleh
perawat dan dokter jaga IGD.
2. Memberi saran kepada keluarga untuk melapor kepada yang
berwajib atau polisi.
3. Pemberitahuan tentang dugaan/kasus kriminal kepada yang
berwajib hanya dilakukan oleh dokter jaga.
UNIT TERKAIT SMF Bedah, Medical Record.
TUGAS DAN WEWENANG DOKTER KONSULEN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 176/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang sebagai dokter
konsulen dalam memberikan pelayanan konsultasi medik

1. Sebagai pedoman/acuan penerapan langkah-langkah mengenai


TUJUAN batasan tugas dan wewenang dokter konsulen di IGD.
2. Menghindari pelanggaran etika kedokteran.
3. Melindungi petugas medis dari tuntutan hukum
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Dokter konsulen datang di IGD apabila dihubungi oleh dokter jaga
IGD untuk mengadakan konsultasi medis.
2. Jika dalam waktu 60 menit dokter jaga IGD tidak dapat
menghubungi konsulen jaga maka, wajib menghubungi konsulen
jaga berikut.
3. Memberikan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan lanjutan kepada
pasien yang datang di IGD.
4. Menyarankan pemeriksaan penunjang yang masih perlu dilakukan.
5. Mengadakan konsultasi dengan SMF lain yang terkait jika
diperlukan.
6. Memberikan tindakan professional sesuai dengan bidangnya.
7. Menuliskan jawaban konsul pada kolom formulir konsultasi yang
tersedia.
8. Mengisi resume medis jika pasien yang dikonsulkan meninggal.
9. Membuat daftar jaga konsulen di IGD untuk masing-masing SMF.
10. Membuat rujukan ke RS rujukan apabila oleh karena sesuatu sebab
harus dirujuk ( misalnya keterbatasan sarana ) yang memadai dan
atau atas permintaan pasien).
11. Memberikan bimbingan, tambahan ketrampilan dan penyegaran
ilmiah kepada dokter jaga IGD / untuk meningkatkan pelayanan di
IGD
UNIT TERKAIT
Semua SMF, Komite Medik, Rawat Inap, PICU/NICU, ICU/ICCU/HCU,
OK, Radiologi, Patologi Klinik
TUGAS DAN WEWENANG DOKTER JAGA IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 177/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang dokter jaga dalam
memberikan pelayanan pasien gawat darurat.

Sebagai pedoman/acuan penerapan langkah-langkah mengenai batasan


TUJUAN tugas dan wewenang dokter jaga di IGD

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Melakukan seleksi pasien baik sehari-hari maupun bencana masal/
disaster.
2. Melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan lanjutan pada
pasien yang datang di IGD.
3. Melakukan pemeriksaan penunjang yang berguna untuk menegakan
diagnosa penyakit pasien.
4. Melakukan tindakan medis sesuai kemampuan dan ketrampilan yang
dimiliki demi menyelamatkan pasien dari kecacatan dan atau
kematian seperti : hecting, Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan lain-
lain secara benar dan tepat.
5. Melakukan kosultasi dan atau rujukan kepada SMF terkait untuk
penanganan pasien selanjutnya.
6. Menentukan pasien untuk pulang (rawat jalan) dan atau masuk
rumah sakit (MRS).
7. Mencatat semua hasil pemeriksaan, tindakan, konsultasi dan obat
yang diberikan pada lembar catatan medis pasien IGD dengan baik
dan benar, baik pasien rawat jalan maupun pasien yang rawat inap.
8. Menulis blangko rujukan jika diperlukan dan atau atas persetujuan
konsulen.
9. Membuat Visum Et Repertum jika diperlukan.
10. Membuat laporan dokter jaga.
11. Bertanggung jawab terhadap Direktur RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes
Kupang melalui tahap-tahap pertanggungjawaban yaitu kepada Kepala
IGD, dan Wadir Pelayanan, dalam memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasien.
UNIT TERKAIT Komite Medik, Bidang Pelayanan, SMF Terkait, Rawat Inap, IPJ,
PICU/NICU, ICU/ICCU/HCU, Radiologi, Patologi Klinik, OK.
TUGAS DAN WEWENANG PERAWAT JAGA IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 178/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang perawat jaga dalam
memberikan pelayanan pasien gawat darurat

TUJUAN Sebagai pedoman/acuan penerapan langkah-langkah mengenai batasan


tugas dan wewenang perawat jaga di IGD

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Membantu dokter jaga menyeleksi pasien baik sehari-hari maupun
bencana masal.
2. Menyiapkan peralatan medis dan atau non medis yang diperlukan
untuk pelayanan kepada pasien IGD sesuai yang dibutuhkan.
3. Memberikan tindakan keperawatan kepada pasien secara
professional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
4. Dengan pengawasan dan persetujuan dokter jaga IGD melakukan
tindakan medis sesuai kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki
demi menyelamatkan pasien dari kecacatan dan atau kematian
seperti : hecting, Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan lain-lain secara
tepat dan benar.
5. Melaporkan kepada dokter jaga IGD tentang perkembangan kondisi
pasien, baik pasien yang baru datang maupun yang diobservasi di
IGD.
6. Mencatat semua hasil pemeriksaan, tindakan dan obat yang
diberikan pada berkas rekam medis pasien (lembar catatan
keperawatan dan tindakan kolaboratif) IGD dengan baik dan benar,
baik pasien rawat jalan maupun paisen yang rawat inap
7. Membuat laporan perawat jaga.
8. Mengantar pasien yang perlu perawatan inap ke ruang rawat inap.
9. Bersama pekarya dan claning service IGD bertanggung jawab
menjaga kebersihan ruangan dan peralatan/inventaris IGD.
10. Mengatur pengunjung agar tidak menghalangi tugas pelayanan di
IGD.
11. Bertanggung jawab terhadap Direktur RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes
Kupang melalui tahap-tahap pertanggungjawaban yaitu kepada
Kepala Ruangan IGD, Kepala Bidang keperawatan, dan Wadir
Pelayanan, dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada
pasien.

UNIT TERKAIT Komite Keperawatan, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan, SMF


Terkait, Rawat Inap, IPJ, PICU/NICU, ICU/ICCU/HCU
PENERIMAAN DAN PENANGANAN PASIEN

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 179/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Prosedur yang mengatur tentang proses penerimaan dan penanganan


pasien di Instalasi Gawat Darurat
PENGERTIAN

1.Agar system pelayanan yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat


TUJUAN sesuai dengan alur yang ditetapkan.
2.Sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan pasien di Instalasi
GawatDarurat
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pasien diterima oleh perawat dan dokter Instalasi Gawat Darurat yang
bertugas di ruang triase untuk pemilahan sesuai tingkat kegawatan.
2. Pasien gawat bedah (trauma) dan atau non trauma yang perlu
tindakan misalnya retensi urine, corpus alienum, intoksikasi)
langsung dilakukan tindakan life saving oleh dokter jaga atau perawat
jaga IGD.
3. Lakukan konsultasi untuk penanganan lebih lanjut pada pasien oleh
dokter jaga IGD bila perlu (kasus bedah, kasus medik).
4. Pasien gawat yang memerlukan tindakan bedah cito, langsung
dipersiapkan pelayanan pre operasinya di IGD. Dan setelah kamar
operasi (Instalasi Bedah Sentral) sudah siap pasien segera diantar
oleh perawat IGD untuk dilakukan operasi di kamar operasi.
5. Dokter dan perawat jaga IGD mendokumentasikan semua tindakan
yang sudah dilakukan dalam cacatan medik (status pasien).
6. Pasien diobservasi di IGD selama 2-6 jam. Setelah 6 jam dokter jaga
IGD menentukan pasien boleh pulang atau dirawat inap.
7. Pasien/keluarganya memnyelesaikan administrasi IGD dan obat yang
dipakai di loket IGD untuk selanjutnya membayar di Bank NTT
cab.RSU Johannes Kupang bagi pasien umum
8. Bagi pasien asuransi harus dipastikan kelengkapan asuransi
penjamin,jika tidak lengkap dianggap sebagai pasien umum

UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan,
ICU/ICCU, OK SMF Syaraf, SMF THT, SMF Jiwa, SMF Mata,
TPP.
PELAYANAN SISTEM RUJUKAN

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 180/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Cara bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang


memadai sesuai dengan penyakitnya

TUJUAN Sebagai pedoman penerapan langkah-langkah untuk membantu


masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pasien yang datang dirujuk dari sarana kesehatan lain diminta
menunjukan surat pengantar rujukan.
2. Keluarga atau pengantar pasien mendaftarkan di TPP untuk dicatat
datanya dalam status catatan medik.
3. Pasien dimasukan ke ruangan pemeriksaan sesuai dengan kasusnya.
4. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan dibantu perawat IGD, dan
kalau diperlukan mengatasi kegawatannya.
5. Sesudah dokter jaga IGD mengisi lembar catatan medik yang
diperlukan dan perawat mengisi lembar tindakan perawatan dan
kolaboratif, bila memerlukan konsultasi ahli pasien dilaporkan ke
dokter konsulen sesuai dengan kasusnya.
6. Setelah mendapatkan saran/jawaban dari dokter konsulen pasien dapat
MRS ke ruang rawat inap atau dipulangkan.
7. Pasien karena keterbatasan kemampuan RSUD Johannes terpaksa
dirujuk ke rumah sakit rujukan, harus membawa surat pengantar dari
konsulen, lengkap dengan keterangan tindakan medik yang sudah
diberikan.
8. Kalau pasien memerlukan pengawasan dalam perjalanan harus diantar
dengan pengawasan perawat terlatih.
9. Pasien yang tidak MRS rawat inap atas saran dokter konsulen harus
diberikan jawaban surat rujukan untuk sarana kesehatan yang
merujuk.

UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan,
ICU/ICCU, OK SMF Syaraf, SMF THT, SMF Jiwa, SMF Mata,
TPP.
PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 181/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang perencanaan kebutuhan alat medis dan
alat non medis di Instalasi Gawat Darurat.

TUJUAN Tersedianya alat medis dan non medis yang dibutuhkan untuk pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1.Menganalisis kebutuhan alat medis dan non medis berdasarkan data
usulan kebutuhan dan inventaris terakhir.
2.Membuat usulan kebutuhan alat medis dan non medis untuk tahun
berikut ke bidang keperawatan ,bidang pelayanan dan perlengkapan.
Bidang Pelayanan, Bidang Keperawatan,Bagian Perlengkapan, Instalasi
UNIT TERKAIT Farmasi.
PELAYANAN PASIEN STATUS DOA DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 182/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Suatu sistem yang mengatur tentang prosedur dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dengan status meninggal dalam perjalanan
(Death on Arrival)

TUJUAN Agar mendapatkan pelayanan perawatan jenazah sehingga tidak


menimbulkan penampilan jenazah yang kurang baik atau tidak layak.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Semua pasien yang tiba mati (DOA) di IGD harus dilakukan
pemeriksaan dan diisi data pasien oleh dokter jaga dan perawat jaga
IGD pada berkas catatan medis IGD dengan baik dan benar.
2. Jenazah dirawat, dibersihkan dari kotoran, darah dan lain-lain.
3. Keluarga menyelesaikan administrasi/pembiayaan
4. Dokter jaga mengisi blangko kematian dan lembaran asli diserahkan
kepada keluarga, lembaran arsip disertakan di status pasien dan
diserahkan ke bagian medical record
5. Bila sudah meningggal langsung dikirim ke Instalasi Pemulasaran
Jenazah RSU serta dibuat serah terima jenazah (formulir pengantar
jenazah IGD).
6. Lembar catatan medis pasien IGD yang datang dengan DOA, oleh
petugas administrasi IGD menyerahkannya ke Medical Record.

UNIT TERKAIT
Semua SMF, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Medical Record
PEMBUATAN CATATAN MEDIS DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 183/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang proses pembuatan catatan perjalanan


penyakit pasien IGD dandilaksanakan dengan rapih dan lengkap

1. Diperolehnya catatan medis yang lengkap, tepat, jelas dan benar.


TUJUAN 2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan tindakan dan.
melindungi petugas medis dari tuntutan hukum
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Semua pasien yang masuk ke IGD harus mendaftarkan dirinya atau
didaftarkan oleh keluarga atau pengantarnya ke petugas TPP.
2. Pasien tanpa keluarga dan pengantar tetap di daftarkan oleh petugas
IGD ke TPP dengan diberi identitas/label Tn/Ny/Nn/An/ : X
3. Lembar catatan medik diisi oleh dokter jaga IGD dan perawat jaga
IGD dan konsulen sesuai kasus pasien.
4. Lembar catatan medik pasien rawat jalan setelah selesai perawatan
dicatat pada laporan medis harian IGD,dan dalam waktu maksimal 1x
24 jam disetor ke medical record.
5. Lembar catatan medik IGD bagi pasien yang MRS rawat inap setelah
di lengkapi pengantar rawat, di daftarkan ke petugas TTP rawat inap
untuk diberikan nomor registrasi dan berkas rekam medis rawat inap.
6. Lembar catatan medis IGD dan pengantar rawat disatukan dengan
berkas rekam medis rawat inap, untuk selanjutnya oleh perawat IGD
diserahkan ke perawat ruangan sesuai permintaan ruang/kelas atau
hak pasien.
7. Lembar catatan medik IGD tidak dibenarkan untuk di isi atau di
serahkan oleh atau kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
UNIT TERKAIT
Semua SMF, Medical Record
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIS PASIEN INSTALASI
GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 184/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Sistem pelayanan pemeriksaan laboratorium klinis pada pasien yang


masuk dan atau dirawat di IGD

TUJUAN Agar pemeriksaan laboratorium klinis dapat dilakukan secara cepat dan
benar untuk menunjang diagnosa

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Yang meminta pemeriksaan laboratorium adalah dokter jaga IGD atau
dokter konsulen jaga sesuai bidang SMF terkait.
2. Perawat/dokter jaga IGD melakukan pengambilan sample
pemeriksaan sesuai permintaan yang tertulis pada blangko
pemeriksaan labaoratorium.
3. Sampel pemeriksaan dan blangko permintaan pemeriksaan
selanjutnya diserahkan kepada keluarga/pengantar pasien untuk
diantar ke laboratorium RSU Kupang.
4. Pasien asuransi blangko permintaan pemeriksaan harus disertai
dengan blangko jaminan asuransi
5. Pasien umum (tanpa jaminan asuransi) pembayaran / biaya
pemeriksaan diatur berdasarkan ketentuan / prosedur tetap dari
Instalasi Laboratorium RSU Kupang.
6. Pemeriksaan yang karena keterbatasan fasilitas laboratorium RSU
Kupang dapat dilakukan di laboratorium lain yang mempunyai
fasilitas yang sesuai dengan permintaan/kasus, setelah dibicarakan
dengan pasien/keluarga.
7. Bagi pasien yang sulit dilakukan pengambilan sample pemeriksaan
(seperti bayi/anak dengan vena yang kollaps/sulit didapat) maka
perawat IGD menghubungi petugas laboratorium untuk pengambilan
sampelnya. Alternatif lain untuk pengambilan sampel pemeriksaan
sulit adalah melalui venaseksi yang dilakukan oleh dokter ahli sesuai
kebutuhan.
8. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, keluarga / pengantar pasien
mengambil hasil pemeriksaan dari laboratorium untuk diserahkan
kepada dokter atau perawat jaga IGD.
9. Bagi pasien yang tidak ada keluarga/pengantar maka perawat IGD
menghubungi petugas laboratorium untuk pengambilan sample sesuai
permintaan pemeriksaan.
10. Hasil pemeriksaan laboratorium klinis IGD untuk pasien rawat jalan
diserahkan kepada pasien/keluarga/pengantar oleh dokter/perawat jaga
IGD sebelum pasien meninggalkan ruang perawatan IGD.
11. Pada pasien yang MRS hasil pemeriksaannya disertakan pada berkas
catatan medisnya.
UNIT TERKAIT Semua SMF, PICU/NICU, ICU/ICCU/HCU, ICU/ICCU, Instalasi
Patologi Klinik
PELAYANAN PEMERIKSAAN FOTO RADIOLOGI PASIEN INSTALASI GAWAT
DARURAT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 185/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Pelayanan untuk pemeriksaan foto radiologi bagi pasien yang masuk dan
atau dirawat di IGD
PENGERTIAN

Agar foto radiologi dapat segera diperoleh untuk membantu penegakan


TUJUAN diagnosa dengan cepat dan tepat.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Permintaan foto dilakukan oleh dokter jaga IGD atau dokter konsulen
jaga bidang SMF terkait.
2. Dokter/perawat jaga IGD memberitahukan kepada
pasien/keluarga/pengantar pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan
foto radiologi, dan salah satu anggota keluarga / pengantar pasien
disarankan menemani pasien untuk ikut ke Instalasi Radiologi
3. Perawat jaga dibantu pekarya/petugas loket IGD mengantar pasien ke
Instalasi Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan radiologi sesuai
permintaan pada blangko pemeriksaan
4. Pasien peserta asuransi blangko permintaan pemeriksaan harus
disertai dengan blangko jaminan asuransi.
5. Pasien umum (tanpa jaminan asuransi) pembayaran pemeriksaan
radiologi diatur sesuai prosedur tetap Instalasi Radiologi RSU
Kupang.
6. Setelah dilakukan pemeriksaan foto radiology pasien diantar perawat
dibantu pekarya untuk kembali ke IGD, sedangkan salah satu anggota
keluarga / pengantar pasien menunggu hasil pemeriksaan untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke dokter jaga IGD atau dokter
konsulen.
7. Bagi pasien yang tidak ada keluarga/pengantar dan atau pasien yang
saat itu belum mampu melunasi administrasi di Instalasi Radiologi
pemeriksaan radiology untuk menegakan diagnosa tetap dilakukan.
Hasil pemeriksaan radiologi diambil oleh petugas IGD beserta dengan
kwitansi tagihan (sebagai piutang) yang akan ditagihkan kepada
pasien/keluarga setelah ada kepastian cara pembayarannya.
8. Hasil pemeriksaan foto radiologi dari IGD untuk pasien rawat jalan
setelah dicatat hasil radiologi pada berkas catatan medis pasien, juga
dituliskan bahwa hasil radiologi telah diserahkan kepada pasien atau
keluarga / pengantar pasien oleh dokter/perawat jaga IGD sebelum
pasien meninggalkan ruang perawatan IGD.
9. Pada Pasien yang MRS hasil pemeriksaannya disertakan pada berkas
catatan medisnya.
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan,
ICU/ICCU, Instalasi Radiologi.
PELAYANAN FARMASI PASIEN IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 186/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu sistem pelayanan yang mengatur tentang penggunaan obat dan
bahan pakai untuk pengobatan dan perawatan pasien yang masuk dan atau
dirawat di IGD.

TUJUAN Agar penyediaan obatobatan dan bahan bagi pasien IGD dapat segera
digunakan untuk menyelamatkan pasien dari kecacatan dan atau kematian

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD atau dokter konsulen membuat resep sesuai dengan
catatan penggunaan obat dan bahan yang habis pakai yang digunakan
pasien.
2. Petugas Depo obat IGD membuat perinciaan harga obat dan
bahan yang digunakan, untuk pasien umum dibuat pada
resep umum selanjutnya diserahkan pada pasien / keluarga
agar membayar di BANK NTT RSU, Untuk pasien asuransi dibuat
pada resep JKN
(Blangko / formulir resep tersedia), Selanjutnya resep akan
menjadi arsip bagi Petugas Depo IGD. Ini berlaku bagi
pasien rawat jalan dan MRS dengan resep JKN, khusus
pasien MRS kopian resepnya dibawasertakan keruangan
bersama status rawat nginap.
3. Pada kondisi karena ketidaktersediaan/keterbatasan obat dan bahan
yang akan digunakan pada pasien IGD maka petugas depo obat IGD
menganjurkan pasien / keluarga / pengantar untuk membeli/menebus
resep di apotik lain.
4. Bila tidak ada anggota keluarga yang mengurus obat dan bahan yang
dipakai maka dibuatkan catatan pemakaian oleh petugas depo IGD
untuk tujuan :
a) Dilanjutkan ke ruangan bila penderita dirawat inap sebagai
piutang untuk ditagihkan.
b) Bon dengan jaminan berupa alamat penderita secara lengkap dan
tanda tangan lengkap penderita untuk urusan penagihan (Bon
dilakukan petugas depo IGD dengan mengetahui dokter jaga
IGD).
c) Bilamana penderita meninggal dunia tagihan diberikan pada
keluarga penderita untuk diselesaikan.

UNIT TERKAIT
Instalasi Farmasi
PELAYANAN PASIEN YANG MENINGGAL DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 187/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang pelayanan perawatan pada pasien yang
meninggal di IGD

TUJUAN Agar keluarga pasien yang meninggal dalam perawatan di IGD dapat
memperoleh ketenangan untuk menghadapi musibah yang mendadak dan
tidak terduga.
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD atau dokter SMF terkait yang merawat pasien yang
gawat harus memberikan penjelasan secara terperinci mengenai
kemungkinan perjalanan penyakit yang dapat menimbulkan kematian
pasien serta upaya tindakan yang akan dan telah dilakukan.
2. Pasien yang meninggal pada saat dilakukan pemeriksaan / pertolongan
/ perawatan di IGD, diobservasi di IGD selama 2 jam. Selanjutnya
jenazah langsung dikirim ke kamar jenazah (IPJ) oleh perawat jaga
dibantu pekarya IGD.
3. Jenazah diserahkan kepada petugas kamar jenazah disertai surat
penyerahan yang ditandatangani petugas.
4. Selanjutnya perawat IGD menyerahkan perawatan jenazah kepada
petugas kamar jenazah (IPJ) sepengetahuan keluarga atau pengantar.
5. Pada kasus kematian tidak wajar (ruda paksa) atau penderita tak
dikenal, petugas IGD melaporkanya kepada pihak yang berwajib /
Polisi.
6. Pada kondisi yang membutuhkan kelancaran atau untuk menghindari
keributan/ banyaknya pengunjung di IGD, pasien yang sudah
dinyatakan meninggal oleh dokter jaga IGD atau dokter SMF terkait,
perawat/pekarya IGD dapat langsung mengantarkan jenazah ke kamar
jenazah tanpa menunggu observasi 2 jam di IGD atau dengan kata lain
observasi 2 Jam dilakukan di Instalasi Pemulasaran Jenazah.

UNIT TERKAIT
Instalasi Pemulasaran Jenazah, Medical Record
PELAYANAN PASIEN DATANG DENGAN PERMINTAAN VISUM ET
REPERTUM DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 188/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang pelayanan kepada pasien yang


membutuhkan visum et repertum

TUJUAN Agar pemeriksaan atas pasien dengan permohonan visum et repertum


dapat dilakukan sesuai dengan syarat Undang-Undang

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pasien diterima/dilayani seperti pasien rutin
2. IGD hanya melayani pasien dengan permintaan Visum Et Repertum
yang diantar oleh petugas yang sah (Polisi atau Jaksa) sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang yang berlaku.
3. Ada permintaan tertulis Visum et repertum dari yang berwajib.
4. Identitas pasien harus sesuai dengan identitas pada permintaan visum
et repertum
5. Visum et repertum diterima dan diagendakan oleh petugas (Pada
bagian Medico Legal) dan jawabannya atau Visum et repertumnya
dibuat segera oleh dokter yang menangani pasien.
6. Permintaan Visum et repertum harus diserahkan kepada petugas
urusan visum RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang pada jam kerja.
(07.00-14.00 Wita)
7. Administrasi keuangan diselesaikan sesuai prosedur yang berlaku di
RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang sesuai Perda.
8. Hal yang bersifat khusus (Visum bedah mayat/otopsi) penanganannya
dilakukan oleh tim otopsi dibawah tanggung jawab Wadir Pelayanan,
dan teknik pelaksanaannya dikoordinasikan dengan petugas IPJ
RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang.
9. Permintaan Visum et repertum dapat untuk orang hidup, orang mati,
benda dari tubuh manusia, penggalian jenazah.
10. Penolakan otopsi berakhir dengan pencabutan Visum et repertum oleh
Polisi atau pernyataan keberatan tertulis oleh keluarga.
11. Khusus Visum et repertum perkosaan dibuat oleh SMF kebidanan dan
Kandungan.
12. Hasil pemeriksaan pasien sebagai jawaban permintaan Visum et
repertum dikirim kepada petugas Visum et repertum dalam 24 jam
untuk selanjutnya diatur pengirimannya kepada yang berwewenang.

UNIT TERKAIT
SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan, Medical
Record, Instalasi Pemulasaran Jenazah
LAPORAN KERUSAKAN ALAT MEDIS DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 189/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang tata cara pelaporan kerusakan alat medis
yang digunakan di IGD

TUJUAN Agar setiap peralatan dan fasilitas di IGD selalu siap untuk memberikan
pelayanan selama 24 jam.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Setiap alat yang rusak segera dilaporkan oleh pemakai kepada
perawat penanggung jawab jaga IGD.
2. Perawat penanggung jawab jaga IGD melaporkan kepada Kepala
Ruang IGD (pada jam dinas) atau langsung ke petugas Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit/IPSRS (pada jam jaga) untuk segera diperbaiki.
3. Setiap perbaikan yang dilakukan petugas IPSRS harus dibuatkan
laporan dengan memberikan keterangan pada formulir yang telah
disiapkan petugas IPSRS oleh perawat penanggung jawab (pada jam
jaga) atau Kepala Ruang IGD (pada jam dinas).
4. Setiap pagi penanggung jawab melaporkan kerusakan yang terjadi
pada point 2 (dua) dan penyelesaiannya kepada Kepala Ruang IGD.
5. Kepala Ruang IGD melaporkan kepada Kepala IGD setiap kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki untuk diketahui.
6. Bila perbaikan tidak berhasil maka paling lambat dalam 24 jam
permohonan pada point 2 (dua) harus disampaikan secara tertulis
oleh Kepala IGD kepada Wadir Pelayanan.
7. Setiap hasil perbaikan harus dilaporkan kembali oleh Kepala IGD
kepada Wadir Pelayanan secara tertulis untuk pengawasan.
8. Kerusakan peralatan yang diakibatkan oleh kelalaian petugas IGD
harus dilaporkan secara lengkap kronologisnya dan petugas yang
melakukan kelalaian. Kepala Ruangan membuatkan berita acara
dengan mengetahui Kepala IGD untuk selanjutnya di kirim kepada
Pelayanan.

UNIT TERKAIT Bagian IPSRS, Bidang Pelayanan, Wadir Umum & Keuangan.
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR/ TERSANGKA PENYAKIT
MENULAR DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 190/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang pelayanan pada pasien yang menderita
penyakit menular/ tersangka penyakit menular

TUJUAN Agar pasien gawat darurat dengan sebab penyakit menular tidak
menularkan penyakitnya kepada pasien lain dan atau petugas

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Pasien diterima seperti pasien rutin.
2. Pasien yang dinyatakan atau disangka berpenyakit menular
dimasukkan/ dirawat di ruang isolasi.
3. Ruangan isolasi pintunya harus selalu ditutup.
4. Semua yang memasuki ruangan isolasi harus memakai APD.
5. Setelah menyentuh pasien dan atau menyentuh alat-alat yang
terkontaminasi tangan harus dicuci.
6. Keluar ruangan isolasi APD dilepas dan dimasukkan dalam tempat
sampah medis
7. Alat-alat yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong khusus
diberi label sebelum didekontaminasi dan diproses ulang.
8. Bila pasien sudah meninggalkan ruangan isolasi:
Alat-alat yang telah dipakai pasien harus didesinfektan ulang
termasuk lantai dan dinding.
Kasur, bantal dijemur di bawah sinar matahari.
Semua peralatan dikembalikan ke tempat semula setelah
didisenfektan.
9. Ruang isolasi adalah ruangan khusus untuk memisahkan pasien
berpenyakit menular dan peralatan yang terpakai agar tidak terjadi
penyebaran/ penularan penyakit.
10. Penyakit-penyakit yang membutuhkan ruang isolasi:
Diptheria
Varicella
TBC
Hepatitis
Enteritis: Disentri, Kolera.
Susp. HIV Aids
Susp. Flu Burung

UNIT TERKAIT
Semua ruang perawatan pasien
PENANGGULANGAN PASIEN GAWAT DARURAT

DI LUAR RUMAH SAKIT

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 191/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang pertolongan / penanganan pasien gawat


darurat di luar rumah sakit

TUJUAN Agar pasien gawat darurat di luar rumah sakit dapat diberi pertolongan
dengan cepat dan tepat serta dibawa ke rumah sakit untuk tindakan
penyelamatan selanjutnya
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Informasi yang diterima harus melalui telepon (0380) 833119.
2. Informasi yang diterima meliputi:
a. Nama lengkap yang memberi informasi.
b. Alamat lengkap yang memberi informasi kalau perlu
nomor telepon atau nomor telepon terdekat untuk Re-Check.
c.Gejala sakit yang diderita terutama jenis dan tingkat kegawatan.
3. Penerima telepon harus melaporkannya kepada perawat penanggung
jawab atau dokter penanggung jawab.
4. Dokter penanggung jawab/ perawat penanggung jawab menelepon
kembali untuk Re-Check (kalau ada telepon).
5. Koordinasikan segera dan siapkan ambulance IGD dan team
pertolongan serta peralatan sesuai kebutuhan
6. Dalam 15 menit paling lambat ambulance menuju lokasi kejadian.
UNIT TERKAIT SMF terkait, OK, Radiologi, Patologi Klinis, PICU/NICU,
ICU/ICCU/HCU, Rawat Inap, Medical Record
PERMINTAAN BARANG MEDIS IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 192/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang permintaan barang medis yang


dibutuhkan di IGD

TUJUAN Agar semua kebutuhan bahan medis selalu tersedia untuk kelancaran
pelayanan kepada pasien.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Daftar permintaan barang medis dilakukan oleh Kepala Ruang
IGD dengan mengetahui Kepala IGD.
2. Daftar permintaan barang medis habis pakai ditujukan kepada
Apotik RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang. Daftar permintaan
barang diluar barang medis habis pakai (Peralatan/inventaris Medis)
ditujukan kepada Wadir Pelayanan melalui Kabid Pelayanan dengan
tembusan bidang keperawatan
3. Permintaan bahan yang tidak terpenuhi dilaporkan langsung
kepada Wadir Pelayanan dan dicatat untuk bahan pembahasan pada
rapat koordinasi.
4. KaRu IGD dengan mengetahui Ka. IGD menuliskan daftar barang
medis habis pakai pada buku permintaan (buku permintaan disiapkan)
untuk dibawa petugas IGD ke Instalasi Farmasi setiap hari selasa dan
kamis. Untuk inventaris (peralatan medis) dibuat dalam bentuk
permintaan kebutuhan yang diajukan pertahun anggaran.
5. Permintaan barang medis yang tidak terpenuhi dilaporkan
langsung kepada Wadir Pelayanan dan dicatat untuk bahan
pembahasan dalam rapat koordinasi.
6. Daftar permintaan barang medis dilakukan oleh Kepala Ruang
IGD dengan mengetahui Kepala IGD.
7. Daftar permintaan barang medis habis pakai ditujukan kepada
Apotik RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang. Daftar permintaan
barang diluar barang medis habis pakai (Peralatan/inventaris Medis)
ditujukan kepada Wadir Pelayanan melalui Kabid Pelayanan.
8. Permintaan bahan yang tidak terpenuhi dilaporkan langsung
kepada Wadir Pelayanan dan dicatat untuk bahan pembahasan pada
rapat koordinasi.
9. KaRu IGD dengan mengetahui Ka. IGD menuliskan daftar barang
medis habis pakai pada buku permintaan (buku permintaan disiapkan)
untuk dibawa petugas IGD ke Instalasi Farmasi setiap hari selasa dan
kamis. Untuk inventaris (peralatan medis) dibuat dalam bentuk
permintaan kebutuhan yang diajukan pertahun anggaran.
10. Permintaan barang medis yang tidak terpenuhi dilaporkan
langsung kepada Wadir Pelayanan dan dicatat untuk bahan
pembahasan dalam rapat koordinasi.

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan, Instalasi Farmasi


PERMINTAAN BARANG NON MEDIS IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 193/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang laporan kerusakan alat non medis yang
digunakan di IGD

TUJUAN Agar setiap peralatan dan fasilitas di IGD selalu siap untuk memberikan
pelayanan selama 24 jam.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Daftar permintaan barang non medis dilakukan oleh Kepala Ruang
IGD.
2. KaRu IGD menuliskan daftar barang non medis pada buku
permintaan (disiapkan) untuk dibawa petugas IGD ke Bagian
Perlengkapan setiap hari kamis.
3. Daftar permintaan barang non medis ditujukan kepada bagian
perlengkapan.
4. Permintaan barang yang tidak terpenuhi dilaporkan langsung
kepada Wadir Umum dan Keuangan dicatat untuk bahan
pembahasan pada rapat koordinasi.
5. Untuk inventaris dibuat dalam bentuk permintaan kebutuhan yang
diajukan pertahun anggaran.
UNIT TERKAIT Bagian Perlengkapan.
ORIENTASI PEGAWAI BARU DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 194/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Suatu sistem memberikan arahan kepada petugas baru untuk mengetahui
tugas masing-masing di IGD.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan arahan


kepada petugas baru untuk mengetahui tugas masing-masing, sehingga
dapat bekerja secara optimal sesuai dengan latar belakang pendidikan dan
profesinya.
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Petugas/pegawai baru datang ke IGD menghadap Ka.IGD dengan
membawa surat perintah tugas dari Direktur. Atau kepala bidang
keperawatan
2. Sesuai dengan tugas/profesi masing-masing petugas baru mendapat
bimbingan orientasi yaitu :
Tenaga Dokter : oleh Ka.IGD atau koordinator Medis
Tenaga Perawat, Pekarya/Cleaning service/Loket dan Administrasi :
oleh KaRu.IGD
3. Petugas baru mengikuti program orientasi sesuai dengan materi yang
telah disiapkan dalam blangko orientasi.
4. Setelah dianggap cukup petugas meghadap kembali Ka.IGD dengan
membawa bukti pelaksanaan orientasi yang ditandatangani oleh
pembimbing.
5. Petugas mulai dapat bekerja dan selanjutnya menjadi staf IGD

UNIT TERKAIT Bagian Kepegawaian, Bidang Perawatan, Bidang Pelayanan.


PERTEMUAN BERKALA STAF IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 195/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Prosedur yang mengatur tentang pertemuan staf IGD dan mengevaluasi


pelayanan di IGD.
PENGERTIAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam rangka


TUJUAN peningkatan mutu pelayanan gawat darurat.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Semua staf/petugas datang tidak pakai undangan, hanya ditulis pada
papan pengumuman.
2. Pertemuan dimulai jam 07.30 s/d 09.00
3. Diadakan absen dengan tertib.
4. Materi yang disampaikan : Koordinasi kerja untuk peningkatan
pelayanan, Mengevaluasi pelayanan sebulan sebelumnya, mencari
solusi masalah yang harus bersama-sama dipecahkan. Menampung
permasalahan yang akan disampaikan pada rapat koordinasi Instalasi
yang dipimpin Direktur.
5. Notulen ditulis dengan rapi.
UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan
2. Bidang Perawatan
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 196/Kep/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang proses pelayanan pasien yang


membutuhkan transfusi darah di Instalasi Gawat Darurat.

TUJUAN Untuk menyelamatkan pasien dari kekurangan darah melalui pemberian


transfusi darah.

1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang


KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Penetapan pemberian darah dilakukan oleh dokter jaga atau dokter
SMF terkait.
2. Permintaan untuk pemeriksaan persiapan tranfusi oleh perawat senior
/ dokter jaga setelah penderita melalui triage dengan permintaan cito.
3. Permintaan cito dilanjutkan ke Dinas Tranfusi Darah secara cepat
dengan menghubungi petugas jaga transfusi darah / sesuai daftar jaga
4. Pemeriksaan golongan darah dan lain-lain oleh petugas transfusi
darah diberi prioritas dalam pelayanan.
5. Segera setelah darah tiba, diperiksa kembali identitas pada label
darah donor, jenis golongan darah dan lain-lain dengan teliti oleh
paling sedikit dua ( 2 ) orang tenaga perawat.
6. Selesai penelitian dilakukan transfusi darah dengan pengawasan
langsung oleh seorang petugas terhadap timbulnya kemungkinan
reaksi transfusi darah.
7 Apabila ada kelainan berupa reaksi transfusi, aliran darah sementara
dihentikan dan segera dilaporkan kepada dokter jaga untuk tindakan
selanjutnya.

UNIT TERKAIT
DTD, Instalasi Patologi Klinik, Semua SMF
PENGGUNAAN SARANA KOMUNIKASI DI IGD

RSUD PROF. DR. No Dokumen No. Revisi Halaman


W.Z JOHANNES 197/KEP/IV/2016 01 1/2

Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang penggunaan sarana komunikasi di IGD

TUJUAN 1.Sebagai alat komunikasi dalam penanggulangan penderita gawat darurat


2.Sebagai sarana konsultasi dan keperluan dinas ke unit kesehatan lain,
serta instalasi keamanan terkait
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Penggunaan Telepon IGD ( No. Telp. 833119 ) hanya bersifat lokal dan tidak
dapat dipakai ke nomor 108 (informasi), handphone atau interlokal.
2. Bila keadaan penting dapat menggunakan telepon dan faximile di ruang
Direktur ( No. Telp. 832892 ).
3. Nomor telepon penting meliputi :
o Direktur ( terlampir )
o Dokter jaga konsulen dan dokter jaga IGD
o Staf penunjang medis
o Polres Kupang
o Satlantas Polres
o Polisi Militer
o Dinas Gangguan PLN
o Pemadam Kebakaran
o Kodim Kupang
o DTD ( Dinas Tranfusi Darah )
Aiphone dan Telepon Instalasi terkait lain ( Terlampir

UNIT TERKAIT IRNA, Bagian Perlengkapan, Bagian Keuangan, Semua SMF

Anda mungkin juga menyukai