Revisi Halaman
W.Z JOHANNES
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN
UNIT TERKAIT
MENIMBANG BERAT BADAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menilai berat badan
pasien
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive,IRD,HD,IBS,IRJ dan Radiologi
MENGHITUNG PERNAPASAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
TUJUAN Mengetahui kerja jantung dan penolakan yang diberikan oleh pembuluh
darah perifer
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
MENGUNTING KUKU
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive, IRD, IRJ, IBS
MENYISIR RAMBUT
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive
MENCUCI RAMBUT
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, Intensive
MENCEGAH PASIEN JATUH KARENA EPILEPSI
DI POLIKLINIK
Ditetapkan
SPO TanggalTerbit Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
06 April 2016
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah agar pasien epilepsi tidak
terjatuh selama fase pengobatan di poliklinik
RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
1. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
TUJUAN 2. Mencegah pasien terjatuh dan menghindari kecacatan akibat
terjatuh selama pasien berada di poliklinik
RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang
UNIT TERKAIT
Ruang perawatan IRNA, IRJ
PENGUKURAN SUHU TUBUH AXILA
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
TanggalTerbit
Suatu tindakan keperawatan menilai suhu tubuh pasien menggunakan termometer yang ditaruhdi
ketiak
15. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang Nomor 144 thn 2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien
16. Keputusan Direktur RSUD.Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang Nomor 146 tahun 2016
tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Adalah menyiapkan peralatan yang akan digunakan saat dialisis agar
proses ddialisis berjalan dengan baik untuk mencapai dialisis yang
adekuat.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan salah satu langkah dari proses hemodialisis
dimana darah dialirkan dari dalam tubuh ke AVBL (Arteri Venous Blood
Line)/ Sirkulasi Ekstrakorporeal dengan bantuan pompa darah.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Sebelum cath, sub clavia, vena femoralis, vena jugularis digunakan
harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan bethadin sol.
4. Setelah bersih ditutup dengan kasa atau tutup dengan plester./
hypapix.
5. Pada punksi cimino perhatikan mur-mur dan balutan yang sudah
terpasang, jangan terlalu kencang.
6. Untuk akses vaskuler dengan femoral setelah perdarahan berhenti,
luka ditutup dengan band aid kemudian ditekan dengan bantalan kasa
15 mnt setelah itu dibalut dengan elastis verban 2 jam
7. Pada akses vaskuler dengan cath double lumen, kateter di spoel
dengan NaCl 0,9% masing-masing 30cc dan setelah di spoel diberi
heparin 15.000 unit. Selanjutnya kedua catheher ditutup dengan kain
kasa dan dibalut dengan verban kemudian diplester.
8. Pada akses vaskuler dengan scribner shunt kanula inlet dan outlet di
bilas dengan NaCl 0,9 % dan heparin 2500 iu. Kedua ujung kanula
disambung dengan menggunakan konektor yang tersedia lalu di
fiksasi. Kemudian kedua kanula dialasi dengan kain kassa di balut
dengan elastis verban dengan balutan agar tetap aman.
UNIT TERKAIT Unit HD
PROSEDUR PEMELIHARAAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
SEBELUM SESUDAH
PASIEN PASIEN
SENIN Havox/ Bayclin Prog 5 Citric acid Prog 2
UNIT TERKAIT HD
PROSEDUR
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO Tanggal Terbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
C. Penyimpanan
1. Tuliskan pada label:
- Nama pasien
- Tanggal, jam, volume
- Nama petugas
2. Tempelkan label pada dialiser
3. Masukan dialiser kedalam kantong plastic
4. Simpan ditempat khusus dan kering Dialiser dapat dipakai kembali
setelah 24 jam
UNIT TERKAIT 1. Unit Dialisis
2. Instalasi Farmasi
PROSEDUR
SU (SEQUENTIAL ULTRAFITRATION) ATAU
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Memasukkan zat besi kedalam tubuh melalui pembuluh darah vena secara
drip segera setelah tindakan hemodialisis selesai
PENGERTIAN
1. Mempercepat penyerapan
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan zat besi pasien untuk pemberian
Eritropoeitin
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Instalasi Sanitasi
3. PT. Sinar Roda Utama
PROSEDUR REUSE (DAUR ULANG) DIALYZER DENGAN
RENATRON
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN
( CLOT )
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2106
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
( BLOOD LEAK
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PROSEDUR A. Tanda-tanda ;
1. Blood Leak detector alarm
2. Proportioning system ; selang dialisat (outlet) keruh, merah
3. Batch system ; Cairan dialisat canister keruh
B. Penanganan ;
1. Kebocoran Kecil
a. Qb diturunkan, TMP dan UF = 0 dibiarkan selama 15 menit
b. Kemudian Qb, TMP dan UF dikembalikan pada program
semula
c. Bila kebocoran teratasi, proses HD dilanjutkan tanpa mengganti
dialiser
c. HD diprogramkan kembali, observasi dialiser
d. Bila kebocoran tidak teratasi, dialiser harus diganti
3. Kebocoran Besar
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
1. Mempercepat penyerapan
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Memperbaiki status nutrisi pasien yang mengalami gangguan
intake nutrisi tidak adequat 3 hari
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
06 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Petugas transfer melakukan serah terima pasien dengan perawat
anestesi
b. Petugas transfer melakukan serah terima darah, obat, alat kesehatan
dan status pasien
c. Perawat anestesi mengecek ulang persiapan persiapan yang di bawa
pasien : alat, obat, foto foto, hasil lab, inform consent, lembar pre op
anestesi
d. Memeriksa barang barang berharga pasien yang terpakai untuk segera
di serahkan pada keluarga pasien
e. Mencocokan data pasien dengan daftar acara yang sudah terjadwal
f. Melakukan registrasi
UNIT TERKAIT IBS dan Depo Farmasi
PERSIAPAN PASIEN DI RUANG PREMEDIKASI
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Tegur, sapa, sentuh, dan salami pasien
b. Pada saat tegur sapa dan menyentuh pasien, sekaligus menilai A.B.C.D.
(lihat panduan menilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan kesadaran)
c. Cek ulang data pasien dengan melihat rekam medik ; informed consent,
label, form persiapan darah, dan DMK V anestesi. Baringkan pasien pada
posisi yang di rasa nyaman oleh pasien
d. Pasang monitoring yang ada tensi, suhu, dan EKG
e. Pasang infus. (lihat panduan pasang infus)
f. Siapkan obat premedikasi dan berian (lihat panduan menyiapkan obat
dan cara pemberian obat)
g. Pantau ketat fungsi fital
h. Semua di catat di rekam medik
UNIT TERKAIT IBS
MEMINDAHKAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN KE KAMAR OPERASI
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat dibawah dari ruang
persiapan sampai di kamar operasi
PENGERTIAN
2. Pelaksanaan
a. Cek ulang data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
b. Cek alat alat monitor, infus, jangan ada yang tertarik/terlepas/putus
c. Selimuti pasien dengan benar
d. Di atas kereta dorong, jaga jalan nafas, di dorong dengan kepala pasien
di belakang
e. Beritahu keluarga, dan anjurkan keluarga menunggu diluar
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Ajak bicara pasien bila masih bangun tentang tindakan yang akan kita
lakukan
b. Geser dengan hati hati pasien dari kereta dorong ke meja operasi
c. Perhatikan tidak ada alat alat monitoring, infus yang tertarik/terlepas
d. Perhatikan pulsa tidak menyebabkan cidera, menambah cidera, nyeri
dan sakit
e. Segera hubungkan alat alat monitoring, cek infus menetes lancar
f. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
g. Cek data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
h. Semua di catat di rekam medik
UNIT TERKAIT IBS
MEMBERIKAN OBAT INDUKSI CARA SUNTIKAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN
b) Kondisi anatomi
Ada jaminan tidak membuat cidera pada anatomi pasien sehingga
menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologi pasien
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Menilai fungsi sirkulasi
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
Menilai fungsi pernafasan
a. Pasien terlentang
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan pasien
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembang kempisnya dada
d. Dengar suara nafas, bersih atau ada suara sumbatan
e. Hitung frekuensi
Nilai keteraturan nafas
Nilai besar mengembangnya dada
Nilai pengembangan dada kiri dan kanan
f. Adakah tanda tanda pernafasan yang berat
Adakah gerak cuping hidung
Adakah tergganggu alat alat bantu nafas
Adakah tanda tanda antara iga, supra jugularis
UNIT TERKAIT IBS
MENILAI FUNGSI JALAN NAFAS BEBAS
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
Menilai fungsi jalan nafas bebas
a. Pasien terlentang
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan pasien
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembang kempisnya dada
d. Dengar suara nafas, bersih atau ada suara tambahan
e. Dengan mendekatkan kepala dihadapan lubang lubang pernafasan
maka akan terasa hembusan hawa ekshalasi pasien, nilai apakah hawa
ekshalasi ada / tidak
f. Bila ada gerak, suara bersih dan hawa nafas maka jalan nafas bebas
UNIT TERKAIT IBS
TATA URUTAN MENGHADAPI CARDIAC AREST DI KAMAR
OPERASI
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Tekan tombol cardiac arest di OK
b. mengambil troley, sementara itu dokter anestesi di bantu operator
melakukan CPR
c. Instrumen, asisten operator, menggeser peralatan agar proses
resusitasi dan troley emergency mendapat tempat yang lapang
d. Tekan tombol alarm cardiac arest di ruangan premedikasi, selanjutnya
mendorong troley ke kamar operasi
e. Troley emergency tiba di OK, letakkan di sebelah kiri pasien
f. Alat defibrilasi di aktifkan
g. Paddle defibrilasi di beri jelly
h. Resusitasi di tuntaskan
UNIT TERKAIT IBS
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI KE
RUANGAN PULIH SADAR ATAU ICU
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Mempersiapkan O2 transport dan jacson rees
b. Cek ulang vital sign pasien setelah tindakan anestesi selesai
c. Menyakinkan bahwa pasien sudah dalam keadaan bersih dari
bekas desinfeksi, darah dan kotoran kotoran lain
d. Mengosongkan urine bag
e. Melepaskan kabel UCG, manset tensi, kabel saturasi dan kabel
kabel monitor lain
f. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brankard
g. Memasang pengaman brandkard sebelum di bawa ke ruangan
pulih sadar atau ICU
h. Membawa pasien dari kamar operasi ke ruangan pulih sadar atau
ICU
UNIT TERKAIT 1. IBS
2. Depo Farmasi
PEMINDAHAN PASIEN PASCA ANESTESI DAN PEMBEDAHAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Memindahkan pasien yang masih dalam pengaruh obat anestsi dari kereta
dorong ke RR untuk mendapatkan perawatan pasca anestesi
PENGERTIAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk terapi oksigen
dengan pemasangan masker oksigen sederhana (simple mask)
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena sumbatan jalan nafas
akibat pasien belum sadar
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena pasien belum sadar
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena sumbatan akibat
jatuhnya pangkal lidah pada pasien yang belu sadar dan dengan tindakan
membebaskan jalan nafas secara head tilt dan atau chin lift tidak berhasil
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Sasaran
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan nafas
atas di RR IBS
b. Dengan tindakan head tilt dan atau chin lift, tidak berhasil
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien mengalami obstruksi nafas
setelah tindakan head tilt dan atau chin lift
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempurna
c. Perawat RR menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
mendorong rasmus inferior mandibula ke bagian depan sehingga
tampak barisan gigi bawah posisinya sedikit ke depan dari pada
barisan gigi atas dan otot otot penyangga lidah terangkat
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap ke
depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien telah
terbebas sempurna ataukah belum
f. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempurna, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pembebasan jalan nafas
dengan teknik lain
g. Tindakan jaw trust dapat diakhiri apabila sudah tidak ada
indikasi, pasien telah sadar atau sesuai instruksi dokter anestesi
NASO FARING
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan mengatasi obstruksi jalan nafas atas
melalui pemasangan pipa nasofaring
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Membersihkan mulut dari secret, muntahan, atau cairan serta mencegah
terjadinya aspirasi
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi pasien; pasien dibaringkan dengan
kepala dimiringkan, bila pasien nyaman dalam posisi duduk
(misalnya pada pasien rawat jalan) maka posisi tersebut juga
diperkenankan
c. Perawat RR menyiapkan dan memberikan tempat muntah
(nierbeken ), bila pasien berbaring, maka nierbeken ditempatkan
pada posisi disamping mulut pasien ; sedangkan bila pasien duduk
maka nierbeken cukup diletakkan dibawah mulut
d. Perawat RR segera melakukan suctioning apabila diperlukan
e. Perawat RR segera melakukan bilasan (suction rinse) sesaat
setelah suctioning dilakukan
f. Perawat RR memberikan kenyamanan kepada pasien;
memberikan informasi bahwa PONV merupakan efek samping
dan dapat ditangani dengan baik, menjaga kebersihan pasien
pasca muntah, serta memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
g. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa pertolongan
telah selesai, dan apabila diperlukan petugas dapat memberikan
pertolongan kembali
h. Perawat RR membereskan kembali peralatannya
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Membersihkan mulut dari secret, muntahan, atau cairan serta mencegah
terjadinya aspirasi
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi baring pasien, pasien dibaringkan
terlentang, kepala dimiringkan serta head down (ini dilakukan bila
tidak ada kontraindikasi)
c. Perawat RR menyiapkan peralatan suctioning
d. Perawat RR selanjutnya melakukan suctioning : bila pasien tidak
sadar maka, mulut pasien di buka dan secara hati hati suctioning
dilakukan. Bila pasien sadar maka, pasien diminta membuka
mulut dan secara hati hati suctioning dilakukan
e. Perawat RR segera melakukan bilasan (suction rinse) sesaat
setelah suctioning dilakukan
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan lebih dahulu kepada dokter berwenang
tentang nama obat, dosis, sediaan serta cara pemberiannya guna
mencegah kesalahan
b. Perawat RR mempersiapkan peralatan injeksi dan sediaan obat
c. Perawat RR memastikan kembali bahwa obat dan sediaan telah
benar dan sesuai instruksi
d. Perawat RR membawa persiapan injeksi dan sediaan kepada
pasien yang dituju
e. Perawat RR menyampaikan kepada pasien tentang pemberian
obat
instruksi dokter yang berwenang
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Memulangkan pasien rawat jalan secara aman dan bermutu setelah
mereka menjalani perawatan pasca anestesi di RR IBS
2. Pelaksanaan
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien telah menjalani perawatan
pasca anestesi secara baik dan tidak ada keluhan yang bermakna
secara diagnostik
b. Perawat RR memeriksa administrasi kesiapan pulang antara lain :
perintah KRS dari dokter, kuitansi, resep obat, dan surat
keterangan istirahat bila diperlukan
c. Perawat RR melakukan pelepasan (aff infus)
d. Perawat RR memberikan penyuluhan kesehatan yang
diperlukanselama ia dirawat dirumah, bagaimana bila kegawatan
dirumah serta kapan ia harus kontrol kembali kerumah sakit
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Memasukan obat suntik kedalam tubuh melaui pembuluh darah vena
lewat selang infus
2. Pelaksanaan
a. Mendekatkan alat alat ke penderita
b. Mengambil obat, membaca etiket, mencocokan dengan program
yang telah di instruksikan
c. Bila oabt vial di aplos dengan aqua, jarum disendirikan, obat di
sedot dan memasukan dalam bak injeksi
d. Mendesinfeksi karet infus dengan kapas alkohol
e. Memasukan obat secara perlahan
f. Mengamati reaksi verbal dan non verbal pasien selama maupun
sesudah pemberian obat
g. Mengembalikan posisi pasien seenak mungkin, alat alat
dibereskan
h. Mencatat reaksi yang timbul dan obat yang diberikan
Hal hal yang perlu diperhatikan
1) Catat tanggal dan jam pemberian dan tanda tangan perawat yang
memberikan
2) Membaca etiket / label obat minimal 3 X :
Pada saat mengambil tempat obat
Pada saat mengambil obat
Pada saat meletakkan kembali tempat obat
Bacalah tanggal kadaluarsa obat
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Untuk pengobatan agar dapat cepat bereaksi dalam tubuh dan diberikan
dalam dosis yang tepat
PENGERTIAN Pemasangan alat untuk memasukan obat pada pembuluh darah vena
TUJUAN Sebagai cek up untuk pemberian injeksi melalui intra vena pada saat
tindakan
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Rangkaian tindakan yang dilakukan pada pasien pasca operasi atau
anestesi dengan cara mengukur tekanan cardiac output melalui alat tensi
meter
2. Pelaksanaan
a) Perawat RR pelatihan anestesi mempersiapkan terlebih dahulu
peralatan untuk tindakan ini, lalat tersebut terdiri atas : stetoscope,
manset sesuai ukuran, tensi meter, lembar DMK anestesi 5 dan
polpoin
b) Perawat RR atau pelatihan anestesi memberitahukan kepada
pasien tentang prosedur ini, tentunya bila pasien dalam kondisi
sadar
c) Perawar RR atau pelatihan anestesi mengatur posisi pasien, pasien
dibaringkan terlentang atau dengan posisi lain yang lebih nyaman
d) Perawat RR atau pelatihan anestesi memasang manset yang sesuai
e) Perawat RR dan pelatihan anestesi memasang stetoscope tepat
diatas arteri lengan yang akan di ukur, kemudian di lanjutkan
dengan memompo manset hingga sampai pada tekanan tertentu
f) Perawat RR dan pelatihan anestesi secara perlahan menurunkan
tekanan manset dengan cara sedikit memutar pengatur tekanan
pompa, (sambil tetap mendengarkan dengan stetoscope) saat
terdengar bunyi duk pertama, maka hal tersebut dicatat sebagai
tekanan sistolik, dan saat bunyi duk berakhir, maka hal itu di
catat sebagai tekanan diastolik
g) Perawat RR dan pelatihan anestesi kemudian mencatat hasil
pengukuran tersebut ke lembar DMK 5 anestesi, selanjutnya
prosedur ini dapat diiulang sesuai dengan indikasi atau menurut
instruksi dokter anestesi
h) Bila tidak diperlukan, manset yang bterdekat di lengan pasien
dapat di lepas, sehingga pasien merasa lebih nyaman
UNIT TERKAIT IBS
PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN SYIRINGE PUMP
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Mengoperasikan alat syiringe pump untuk memberikan obat atau cairan
secara kontinuous / terus menerus sesuai yang dikehendaki
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Peraturan untuk petugas dan keluarga dalam memasuki wilayah ruang
pulih sadar (RR)
UNIT TERKAIT RR
PENGAMBILAN SAMPLE DARAH VENA
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
2. Perhatikan
a. Cocokan identitas darah dan pasien secara teliti dan hati hati
b. Perhatikan bila terjadi reaksi selama pemberian transfusi
c. Jangan memberiakan darah yang baru dikeluarkan dari lemari
es. Tunggu agar tidak terlau dingin, hangatkan dulu
d. Bila ragu ragu, jangan diberikan, konsultasi medik
e. Bila menimbulkan reaksi alergi transfusi stop, transfusi set di
ganti dengan yang baru dan darah di ganti dengan cairan NS.
Laporkan pada dokter
UNIT TERKAIT IBS
PERSIAPAN TINDAKAN KANULASI VENA SENTRAL
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
c. cairan desinfektan
Betadin
Alkohol 70 %
2. Persiapan pasien
a) Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien terlentang
3. Pelaksanaan
a) Mencuci tangan
b) Pasien diberi tahu
c) Alat alat didekatkan pada pasien
d) Menggantung cairan infus pada standar infus
e) Menempelkan CVP manometer pada standar infus
f) Membantu / asistensi dokter memasang kanula sentral
g) Setelah terpasang sambungkan ke selang infus
h) Cek apakah ujung kateter IV line sudah tepat dengan cara
menurunkan botol infus kebawah, bila darh mengalir lewat kateter
berarti ujung kateter berada dalam intra vaskuler
i) Fiksasi kateter IV line
j) Olesi bekas tusukan dengan betadin, tutup dengan kasa steril
k) Memasang plester lebar atau hypavix / tega derm
l) Pasang three way stop cock, sambungkan ke selang infus yang
menuju CVP manometer
m) Cantumkan jam dan tanggal pemasangan
n) Pasien dirapihkan
o) Alat alat dibereskan
UNIT TERKAIT IBS
PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN
UNIT TERKAIT
PELAYANAN TRIAGE
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Petunjuk tentang cara menggunakan alat dan obat yang benar, tepat dan
PENGERTIAN
cepat dalam penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat
1. Foley Kateter
a. Indikasi :
1. Untuk mengukur banyaknya urine output pada rehidrasi
2. Keperluan diuresis yang cepat, misalnya pada pemberian
diuretic pada edema paru
b. Cara pemakaian
1. Bersihkan Oriticium Uretrhrae Eksterna (OUE) dengan
antiseptik
2. Licinkan kateter dengan jeli atau masukan jeli kurang
lebih 3 cc lewat OUE.
3. Masukan ujung kateter pada OUE dengan cara steril
sampai vesika urinaria sehingga keluar urine
4. Fiksasi dengan memasukkan Aqua Bides kurang lebih
15-25 cc lewat pengunci atau sesuai indikasi pada etiket
kateter.
2. Urine bag
a. Indikasi : lihat kateter
b. Cara pemakaian : Dipasang di ujung luar kateter dengan
sekaligus dipergunakan mengukur banyaknya urine output.
3. Venacath
a. Indikasi : Memberikan jalur intravena untuk dapat
memasukan obat dan atau cairan ke dalam tubuh pasien.
b. Cara pemasangan
1. Lakukan ikatan di atas vena yang dipilih
2. Masukan jarum setelah dilakukan tindakan antiseptik
sehingga darah keluar kemudian dihubungkan dengan
botol infus yang telah disediakan.
3. Kemudian ditutup dengan kassa berantiseptik dan
lakukan fiksasi.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang penanganan pasien akibat tindakan atau
diduga tindakan kriminal
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang sebagai dokter
konsulen dalam memberikan pelayanan konsultasi medik
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang dokter jaga dalam
memberikan pelayanan pasien gawat darurat.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang tugas dan wewenang perawat jaga dalam
memberikan pelayanan pasien gawat darurat
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan,
ICU/ICCU, OK SMF Syaraf, SMF THT, SMF Jiwa, SMF Mata,
TPP.
PELAYANAN SISTEM RUJUKAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan,
ICU/ICCU, OK SMF Syaraf, SMF THT, SMF Jiwa, SMF Mata,
TPP.
PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang perencanaan kebutuhan alat medis dan
alat non medis di Instalasi Gawat Darurat.
TUJUAN Tersedianya alat medis dan non medis yang dibutuhkan untuk pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Suatu sistem yang mengatur tentang prosedur dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dengan status meninggal dalam perjalanan
(Death on Arrival)
UNIT TERKAIT
Semua SMF, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Medical Record
PEMBUATAN CATATAN MEDIS DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Agar pemeriksaan laboratorium klinis dapat dilakukan secara cepat dan
benar untuk menunjang diagnosa
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Pelayanan untuk pemeriksaan foto radiologi bagi pasien yang masuk dan
atau dirawat di IGD
PENGERTIAN
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelayanan yang mengatur tentang penggunaan obat dan
bahan pakai untuk pengobatan dan perawatan pasien yang masuk dan atau
dirawat di IGD.
TUJUAN Agar penyediaan obatobatan dan bahan bagi pasien IGD dapat segera
digunakan untuk menyelamatkan pasien dari kecacatan dan atau kematian
UNIT TERKAIT
Instalasi Farmasi
PELAYANAN PASIEN YANG MENINGGAL DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang pelayanan perawatan pada pasien yang
meninggal di IGD
TUJUAN Agar keluarga pasien yang meninggal dalam perawatan di IGD dapat
memperoleh ketenangan untuk menghadapi musibah yang mendadak dan
tidak terduga.
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD atau dokter SMF terkait yang merawat pasien yang
gawat harus memberikan penjelasan secara terperinci mengenai
kemungkinan perjalanan penyakit yang dapat menimbulkan kematian
pasien serta upaya tindakan yang akan dan telah dilakukan.
2. Pasien yang meninggal pada saat dilakukan pemeriksaan / pertolongan
/ perawatan di IGD, diobservasi di IGD selama 2 jam. Selanjutnya
jenazah langsung dikirim ke kamar jenazah (IPJ) oleh perawat jaga
dibantu pekarya IGD.
3. Jenazah diserahkan kepada petugas kamar jenazah disertai surat
penyerahan yang ditandatangani petugas.
4. Selanjutnya perawat IGD menyerahkan perawatan jenazah kepada
petugas kamar jenazah (IPJ) sepengetahuan keluarga atau pengantar.
5. Pada kasus kematian tidak wajar (ruda paksa) atau penderita tak
dikenal, petugas IGD melaporkanya kepada pihak yang berwajib /
Polisi.
6. Pada kondisi yang membutuhkan kelancaran atau untuk menghindari
keributan/ banyaknya pengunjung di IGD, pasien yang sudah
dinyatakan meninggal oleh dokter jaga IGD atau dokter SMF terkait,
perawat/pekarya IGD dapat langsung mengantarkan jenazah ke kamar
jenazah tanpa menunggu observasi 2 jam di IGD atau dengan kata lain
observasi 2 Jam dilakukan di Instalasi Pemulasaran Jenazah.
UNIT TERKAIT
Instalasi Pemulasaran Jenazah, Medical Record
PELAYANAN PASIEN DATANG DENGAN PERMINTAAN VISUM ET
REPERTUM DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
UNIT TERKAIT
SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan, Medical
Record, Instalasi Pemulasaran Jenazah
LAPORAN KERUSAKAN ALAT MEDIS DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang tata cara pelaporan kerusakan alat medis
yang digunakan di IGD
TUJUAN Agar setiap peralatan dan fasilitas di IGD selalu siap untuk memberikan
pelayanan selama 24 jam.
UNIT TERKAIT Bagian IPSRS, Bidang Pelayanan, Wadir Umum & Keuangan.
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR/ TERSANGKA PENYAKIT
MENULAR DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Sistem yang mengatur tentang pelayanan pada pasien yang menderita
penyakit menular/ tersangka penyakit menular
TUJUAN Agar pasien gawat darurat dengan sebab penyakit menular tidak
menularkan penyakitnya kepada pasien lain dan atau petugas
UNIT TERKAIT
Semua ruang perawatan pasien
PENANGGULANGAN PASIEN GAWAT DARURAT
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Agar pasien gawat darurat di luar rumah sakit dapat diberi pertolongan
dengan cepat dan tepat serta dibawa ke rumah sakit untuk tindakan
penyelamatan selanjutnya
1. Keputusan Direktur RSUD. Prof. DR. W. Z . Johannes Kupang
KEBIJAKAN
No. 144 Tahun 2016 Tanggal 04 Maret 2016 tentang Kebijakkan
pelayanan pasien.
2. Keputusan Direktur No. 149 Tahun 2016 Tanggal 07 Maret 2016
tentang Kebijakkan pencegahan dan pengendalian infeksi RS
PROSEDUR 1. Informasi yang diterima harus melalui telepon (0380) 833119.
2. Informasi yang diterima meliputi:
a. Nama lengkap yang memberi informasi.
b. Alamat lengkap yang memberi informasi kalau perlu
nomor telepon atau nomor telepon terdekat untuk Re-Check.
c.Gejala sakit yang diderita terutama jenis dan tingkat kegawatan.
3. Penerima telepon harus melaporkannya kepada perawat penanggung
jawab atau dokter penanggung jawab.
4. Dokter penanggung jawab/ perawat penanggung jawab menelepon
kembali untuk Re-Check (kalau ada telepon).
5. Koordinasikan segera dan siapkan ambulance IGD dan team
pertolongan serta peralatan sesuai kebutuhan
6. Dalam 15 menit paling lambat ambulance menuju lokasi kejadian.
UNIT TERKAIT SMF terkait, OK, Radiologi, Patologi Klinis, PICU/NICU,
ICU/ICCU/HCU, Rawat Inap, Medical Record
PERMINTAAN BARANG MEDIS IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
TUJUAN Agar semua kebutuhan bahan medis selalu tersedia untuk kelancaran
pelayanan kepada pasien.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Prosedur yang mengatur tentang laporan kerusakan alat non medis yang
digunakan di IGD
TUJUAN Agar setiap peralatan dan fasilitas di IGD selalu siap untuk memberikan
pelayanan selama 24 jam.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
PENGERTIAN Suatu sistem memberikan arahan kepada petugas baru untuk mengetahui
tugas masing-masing di IGD.
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001
UNIT TERKAIT
DTD, Instalasi Patologi Klinik, Semua SMF
PENGGUNAAN SARANA KOMUNIKASI DI IGD
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
SPO TanggalTerbit
08 April 2016
drg. Dominikus Minggu, MKes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001