Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION )

PADA KEGIATAN PELEDAKAN ANDESIT


DI PT. KARYA SUKSES SAHABAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH :

BOBBY ANGGARA
DBD 112 014

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
PALANGKA RAYA
2017
PROPOSAL TUGAS AKHIR

DIAJUKAN KE

PT. KARYA SUKSES SAHABAT

Nama : Bobby Anggara ( DBD 112 014)


Email : bobbyanggara92@gmail.com
Telp : 0813 4966 3539
Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp. : (0536) 3226487
Fax : (0536) 3226487

Palangka Raya, April 2017

Mahasiswa,

BOBBY ANGGARA
DBD 112 014

Menyetujui, Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Koordinator Tugas Akhir


Universitas Palangka Raya

Ir. YULIAN TARUNA, M.Si. NENY SUKMAWATIE, S.Hut., MP


NIP. 19580705 198905 1 019 NIP. 19790614 200801 2 020
I. LATAR BELAKANG

Di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama dalam kegiatan pembongkaran

tanah penutup ada kegitan peledakan dimana tahapan peledakan dimaksudkan

agar mempermudah proses pengupasan tanah penutup. Dalam prosesnya kegiatan

peledakan menimbulkan efek bagi lingkungan salah satunya adalah getaran tanah

(ground vibration). Untuk itu diperlukannya pengukuran getaran tanah dimana

agar dapat mengontrol maupun mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan

dari getaran tahan itu sendiri, baik bagi bangunan masyarakat sekitar area

peledakan maupun bagi pihak perusahaan yang melaksanakan peledakan. Maka

dalam tahapan kegiatan peledakan dalam pengukuran getaran tanah akan

dibandingkan dengan acuan SNI 75710:2010 dimana telah dimuat aturan batas

getaran tanah.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang Analisis Getaran Tanah (Ground Vibration) Pada

Kegiatan Peledakan Overburden Di Pt. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site

Binsua Sei Bedungun Kecamatan Tanjung Redeb Berau Kalimantan Timur

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berkut :

a) Bagaimana tahapan kegiatan dan hasil pengukuran getaran tanah (ground

vibration) pada kegiatan peledakan di PT. BUMA?


b) Bagaimana hasil perhitungan ground vibration berdasarkan teori Scaled

Distance dan teori George Bertha?

c) Berapa berat isian handak maksimal/delay pada kegiatan peledakan yang

aman ?

III. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui tahapan pengukuran getaran tanah (ground vibration)

dari kegiatan peledakan pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

b) Untuk mengetahui dan membandingkan hasil pengukuran ground

vibration berdasarkan teori Scaled Distance dan George Bertha.

c) Mengetahui berat isian handak yang aman untuk kegiatan peledakan.

IV. BATASAN MASALAH

Dalam kegiatan Kerja Praktek ini masalah yang dipelajari dan

dibahas yaitu sesuai dengan judul yang disetujui, terutama tentang getaran

tanah (ground vibration) maupun aspek-aspek terkait lainnya yang bersifat

mendukung penelitian.

V. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Ground Vibration

Setiap peledakan akan menghasilkan energi yang menyebabkan

terjadinya berbagai jenis gelombang yang merambat di dalam bumi, di

permukaan bumi maupun di udara. Salah satu penyebab pecahnya batuan


dari bergetarnya bumi karena peledakan adalah aanya rambatan

gelombang tersebut. Teori perhitungan besaran getaran yang penulis

gunakan pada penelitian ini adalah teori Scale Distance dan teori Giorgio

Berta 1990; Konya dan Walker, 1990. Hal ini dikarenakan masing-masing

teori mempunyai kelebihan masing-masing, diantaranya:

a. Teori Scale Distance

Scale Distance adalah parameter untuk dimensi jarak. Scale

distance dinyatakan sebagai perbandingan antara jarak dan isian bahan

peledak yang mempengaruhi hasil getaran. Jika isian lubang (rasio

perbandingan panjang dan diameter lebih dari 6), gelombang akan

dirambatkan di depan lubang bor. Scale distance, d/W. W total berat

bahan peledak yang meledak per delay sedangkan d merupakan jarak dari

alat perekam terhadap lokasi peledakan.

Rumus di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

n
D
PPV k 1/ 2
W

Keterangan:

PPV = peak particle velocity (mm/s),

D = Jarak dari recorder ke lokasi peledakan,

W = Total berat bahan peledak per minimum 8ms/delay,

K,m = Konstanta,
1/2
D/W = Square root scale distance untuk isian lubang ledak (m/kg1/2)

Konstanta K dan m disebut sebagai faktor tempat (site factor).

Nilai tersebut menyatakan energi yang ditransferkan dari bahan peledak ke


batuan sekitarnya. Berkurangnya nilai peak particle velocity dipengaruhi

geometri penyebaran dan pengaruh dari karakteristik batuan disebut

sebagai slope factor, m.

b. Teori George Bertha

Getaran tanah (ground vibration) terjadi pada daerah elastis. Pada

daerah ini tegangan yang diterima material lebih kecil dari kuat tarik

material sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume.

Sesuai dengan sifat elastis material maka bentuk dan volume kana

kembali pada keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang bekerja.

Ground vibration dapat diprediksi dengan menggunakan teori yang

dikemukan oleh George Bertha (1990) .

T a = vibration amplitude

T = vibration period
a

Gambar 2.10 Diagram Gelombang Getaran dan Parameternya


(George Bertha, 1990)

a = perpindahan (m)

T = Periode (s)

f = 1/T frekuensi (s-1)

V = 2 af

V = kecepatan getaran (m/s)


Getaran bukanlah fenomena harmonik, tetapi hasil dari variasi

komponen dengan berbagai jenis frekuensi. Frekuensi getaran tergantung

pada karateristik batuan, baik pada titik ledakan dan di lokasi merekamnya

getaran dan itu juga tergantung pada jarak dari titik ledakan.

Dalam tanah tidak dikonsolidasi (terutama jika mengandung air) dapat

menghasilkan getaran dengan frekuensi rendah. Sedangkan dalam batuan

kompak getaran frekuensi tinggi yang dihasilkan.

Frekuensi getaran menjadi semakin rendah terutama karena lapisan

tanah menyerap frekuensi tinggi dan oleh karena itu gelombang frekuensi

yang lebih tinggi dilemahkan dengan cepat.

Teori ini mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: faktor

impedansi, faktor coupling, faktor perubahan, jumlah bahan peledak yang

digunakan, energi per unit massa bahan peledak, jarak, bobot isi batuan,

kecepatan seismik dan tipe kelompok batuan.

1 2 3 106
= 5

Keterangan :

V = Kecepatan getaran tanah (m/s)

Q = Jumlah bahan peledak yang digunakan per delay (kg)

(toleransi waktu peledakan 8ms/delay dianggap meledak

bersamaan)

R = Jarak titik ledak ke sensor yang dituju (m)

= Energi perunit massa (J/kg)


r = Bobot isi batuan (kg/m3)

C = Kecepatan gelombang seismik (m/s)

Setelah didapatkan nilai partikel velocity (V) maka di tentukan

juga nilai amplitudo, dan percepatan seperti persamaan di bawah.


= (2)

Keterangan:

A = Amplitudo (mm)

V = Kecepatan Getaran Tanah (mm/s)

= ( )1

Keterangan :

fs = Frekwensi (Hz)

ac = Percepatan (mm/s2)

V = Kecepatan Getaran Tanah (mm/s)

Berikut beberapa faktor yang ditentukan menurut Bertha :

1. Faktor impedansi (1) :

(I I) 2
1 = 1
(I + I)2

Keterangan :

1 = Faktor impedansi

Ic = Impedansi bahan peledak (kg m-2 s-1)

Ic = e ( kg/m3) x VOD (m/s)


e = Bobot isi bahan peledak (kg/ m3)

VOD = Kecepatan detonasi (m/s)

Ir = Impedansi batuan (kg m-2 s-1)

Ir = r (kg/m3) x C (m/s

r = Bobot isi batuan (kg/m3)

C = Kecepatan gelombang seismic (m/s)

Jika impedansi batuan mendekati impedansi bahan peledak, maka

faktor impedansi akan mendekati harga 1, akan tetapi pada umumnya

selalu lebih kecil dari 1, ini artinya bahwa tidak semua energi yang

dihasilkan akan diteruskan pada batuan.

2. Faktor coupling (2) :

Faktor coupling dalam hal ini merupakan fungsi dari coupling

ratio atau perbandingan antara diameter lubang ledak dengan isian

bahan peledak (f/c), dimana besaran coupling ratio ini akan

menurunkan tekanan gas hasil peledakan yang dengan sendirinya

akan memperkecil energi yang diteruskan pada batuan.

Faktor coupling dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :

1
2 =
/ (1)

Keterangan :

2 = Faktor coupling

= Diameter lubang ledak (inchi)

= Diameter isian bahan peledak (inchi)

e = 2,72
Dari persamaan di atas, maka secara otomatis 2 akan

mendekati harga 1 jika mendekati harga dan 2 akan turun

dengan biasanya coupling ratio. Pemanfaatan fenomena tekanan

dinamik sebagai fungsi dari coupling ratio dalam teknologi peledakan

dikenal dengan istilah decoulping yaitu dengan meningkatkan

coupling ratio, atau dengan kata lai menggunakkan cartridge dengan

diameter yang lebih kecil dari diameter lubang ledak.

3. Faktor perubahan (3 )

Faktor perubahan ini menyatakan besarnya perubahan energi dari bahan

peledakan yang diubah menjadi getaran, yang diperkirakan sekitar 40%.

Jadi besarnya faktor perubahan (3 ) adalah 0,40 jika peledakan

dilakukan terbuka dan jika didalam tanah 3 <0,40.

4. Kelompok Batuan

Dari tiap-tiap batuan dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan karateristik

atau sifat-sifat kekerasan dari batuan tersebut seperti tercantum pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Tipe Kelompok Batuan

Tipe Kelompok Batuan Kf

Water logged sands and gravels 0,11 - 0,13

Compacted aluviums 0,06 - 0,09

Hard and Compact rock 0,01 - 0,03

Sumber : George Bertha, 1990

Dari tipe kelompok batuan diatas dapat ditentukan besarnya frekuensi

getaran yang dihasilkan oleh kegiatan peledakan. Frekuensi adalah


untuk menentukan besarnya perambatan gelombang pada batuan, yaitu

dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

= ( )1

Keterangan :

f = Frekuensi (Hz)

Kf = Faktor pengaruh karakteristik dari tanah

R = Jarak titik ledak ke sensor yang dituju (m)

Gambar 2.11 Jarak Titik Ledak Ke Sensor yang Dituju


(George Bertha,1990)
VI. WAKTU PENELITIAN

Penelitian Tugas Akhir dilaksanakan 17 April 2017 sampai dengan

17 Juni 2017 dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel Waktu Penelitian

Minggu ke -
Kegiatan Tugas Akhir 1 2 3 4 5 6 7 8

Orientasi lapangan

Pengambilan data primer dan

sekunder

Pengolahan dan analisis data

Pembuatan laporan

Revisi

VII. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Tugas

Akhir nantinya. Saya menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini

banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya

saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan Tugas

Akhir ini, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai