Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata alkohol berasal dari bahasa Arab, al-ku-hul dan al-kuhl, yang
artinya mengacu pada bubuk antimony (bahan celak mata). Websters New
World Dictionary mendefinisikan alkohol sebagai, suatu cairan yang
tidak berwarna, mudah menguap, pedas atau tajam, cairan(C2H5OH),
yang dapat terbakar seperti bensin, digunakan di industry dan dalam obat,
elemen memabukkan dari minuman whisky, anggur, bir, dan minuman
keras berfermentasi atau sulingan lainnya.1

Pada abad ke-16, alkohol (disebut "spirit") kebanyakan digunakan untuk


tujuan kesehatan. Pada awal abad ke-18, Parlemen Inggris mengesahkan
undang-undang untuk mendorong penggunaan padi-padian untuk
mendistilasi spirit. Spirit murah melanda pasaran dan mencapai puncaknya
pada pertengahan abad ke-18. Di Inggris, konsumsinya mencapai 18 juta
galon dan alkoholisme berkembang di mana-mana.2

Di abad ke-19 terjadi perubahan di dalam sikap masyarakat, dan gerakan


mengurangi penggunaan alkohol mempromosikan penggunaan alkohol
yang moderat, yang akhirnya menjadi desakan untuk pelarangan
penggunaan secara total.2

Alkohol adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan di masyarakat.


Alkohol banyak terkandung dalam bentuk minuman keras seperti bir,
whisky, rum, vodka, gin, brandy, dan wine. Etanol merupakan senyawa
organik aktif dalam alkohol, yaitu senyawa alkohol primer yang dibentuk
dari fermentasi karbohidrat oleh mikroba atau melalui sintesis dari etilen.3

Dari sisi definisi, minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung


etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. Dari definisi ini terlihat jelas
bahwa jenis alkohol yang diizinkan dalam minuman beralkohol adalah
Etanol. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 71/M-Ind/
PER/7/2012 tentang Pengendalian dan Pengawasan Industri Minuman
Beralkohol, batas maksimum etanol yang diizinkan adalah 55%. Etanol
dapat dikonsumsi karena diperoleh atau diproses dari bahan hasil pertanian
melalui fermentasi gula menjadi etanol yang merupakan salah satu reaksi
organik. Jika menggunakan bahan baku pati/karbohidrat, seperti
beras/ketan/tape/ singkong, maka pati diubah lebih dahulu jadi gula oleh
amilase untuk kemudian diubah menjadi etanol. Selama diproduksi sesuai
ketentuan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, memenuhi
persyaratan keamanan dan mutu serta tidak melebihi kadar maksimum
etanol yang telah ditetapkan, maka minuman beralkohol tidak berpotensi
menimbulkan keracunan.4

Kendati alkohol dalam dosis yang rendah bermanfaat bagi tubuh, namun
alkohol juga bersifat racun.Ada dua jenis alkohol yang bersifat racun yaitu
etil alkohol atau etanol dan metil alkohol atau metanol. Pada umumnya,
konsumsi alkohol merusak semua organ tubuh secara berangsur-angsur
akibat penggunaannya, dapat menyebabkan peradangan hati (liver
chirrhosis), menyebabkan pendarahan dalam perut (maag), penyakit
jantung (cardiomyopathy), hormon seks, dan sistem kekebalan tubuh.
Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut (intoksisasi, delirium) atau
kronis (ataxia, pelupa, koordinasi motorik).5

Pada tahun 2014, WHO melaporkan 38,3% penduduk di dunia di atas 15


tahun telah mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir. Angka
konsumsi per kapita di seluruh dunia mencapai 6,2 liter dan terus
meningkat. Proporsi pemakaian alkohol di Indonesia sendiri mencapai 0,6
liter per kapita. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya status sosial
ekonomi sebagian besar penduduk, mulai munculnya budaya minum
alkohol, dan semakin mudahnya akses untuk mendapatkan alkohol secara
bebas. Penggunaan alkohol adalah salah satu faktor risiko kesehatan utama
secara global. Sekitar 3.3 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2012,
atau 5.9% dari seluruh kematian, diperkirakan terkait konsumsi alkohol.
Sebagian besar dari kematian terkait penggunaan alkohol disebabkan oleh
cedera, kanker, penyakit kardiovaskuler, dan sirosis hati.6

Di Amerika Serikat, angka kematian penduduk akibat penyakit atau cedera


terkait alkohol mencapai 100.000 per tahun. Di negara berkembang seperti
Indonesia, penyalahgunaan alkohol merupakan masalah penyalahgunaan
obat yang serius. Angka morbiditas akibat penyalahgunaan alkohol di
Indonesia mencapai 1,62% pada pria dan 0,05% pada wanita. Prevalensi
penyalahgunaan alkohol di Indonesia mencapai 0,8% pada tahun 2010,
sedangkan prevalensi ketergantungan alkohol sebesar 0,7%.6

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini antara lain untuk memenuhi tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Forensik di RS Bhayangkara Kota
Bandar Lampung. Selain itu, tujuan penulisan ini juga untuk menambah
pengetahuan bagi penulis dan bagi orang lain yang membacanya terutama
mengenai Alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartati Nurwijaya, dan Zullies Ikawati, Bahaya Alkohol, dan cara


mencegah kecanduannya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo) 2009
2. Yayasan Untuk Dunia Bebas Narkoba. 2016. Sejarah Singkat Alkohol.
Diakses pada 13 Agustus 2017, dari
http://www.duniabebasnarkoba.org/drugfacts/alcohol/a-short-history.html
3. Dorland, W. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC
4. Badan POM RI. 2014. Menilik Regulasi Minuman Beralkohol di
Indonesia. Jakarta : ISSN. Vol 15. No. 3 Mei-Juni 2014
5. Aliah B. Purwakania Hasan. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islam.
Jakarta : Rajawali Pers
6. World Health Organization. 2014. Global Status Report on Alcohol and
Health 2014. Geneva, Switzerland

Anda mungkin juga menyukai