ERYTHEMATOUS
(SLE)
DISUSUN OLEH:
SILVIA MARISCHA
1618012013
SLE
Penyakit inflamasi autoimun kronis yang
belum jelas penyebabnya, memiliki
sebaran gambaran klinis yang luas serta
tampilan perjalanan penyakit yang
beragam.
Patofisiologi
Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-
nuclear antibody). Dengan antigennya yang spesifik,
ANA membentuk komplek imun yang beredar dalam
sirkulasi.
Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai
macam organ dengan akibat terjadinya fiksasi
komplemen pada organ tersebut.
Peristiwa ini menyebabkan aktivasi komplemen yang
menghasilkan subtansi penyebab timbulnya reaksi
radang. Bagian yang penting dalam patogenesis ini
ialah terganggunya mekanisme regulasi yang dalam
keadaan normal mencegah automunitas patologis pada
individu yang resisten.
Lanjutan patofisologi
Gangguan imunologis : pengujian imun yang abnormal
termasuk anti-bodi anti-DNA atau anti-Sm (Smith), positif
semu pada pengujian darah untuk sifilis, anti-bodi anti-
kardiolipin, uji LE positif.
Anti-bodi antinuklear : pengujian anti-bodi ANA positif (4).
Sebagai tambahan dari sebelas kriteria tersebut, pengujian
lainnya dapat membantu mengevaluasi pasien dengan lupus
eritematosus sistemik untuk menentukan keparahan organ-
organ yang terlibat. Termasuk diantaranya darah rutin
dengan laju endap darah, pengujian kimia darah, analisa
langsung cairan tubuh lainnya, serta biopsi jaringan.
Kelainan cairan tubuh dan sampel jaringan dapat membantu
diagnosis lanjut lupus eritematosus sistemik (
Contoh gambaran Systemic Lupus
Erythematous (SLE)
Kecurigaan SLE
Bila dijumpai 2 atau lebih dari kriteria
dibawah ini
1. Wanita muda dengan keterlibatan dua
organ atau lebih.
2. Gejala konstitusional: kelelahan,
demam (tanpa bukti infeksi) dan
penurunan berat badan.
3. Muskuloskeletal: artritis, artralgia,
miositis
4. Kulit: ruam kupu-kupu (butterly atau
malar rash), fotosensitivitas, lesi membrana
mukosa, alopesia, fenomena Raynaud,
purpura, urtikaria, vaskulitis.
5. Ginjal: hematuria, proteinuria,
silinderuria, sindroma nefrotik
6. Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri
abdomen
7. Paru-paru: pleurisy, hipertensi
pulmonal,lesi parenkhim paru.
8. Jantung: perikarditis, endokarditis,
miokarditis
9. Retikulo-endotel: organomegali
(limfadenopati, splenomegali, hepatomegali)
10. Hematologi: anemia, leukopenia, dan
trombositopenia
11. Neuropsikiatri: psikosis, kejang,
sindroma otak organik, mielitis
transversus, gangguan kognitif neuropati
kranial dan perifer.
Malar Rash
Discoid Rash
Discoid Rash
Kriteria untuk dikatakan
SLE ringan
1. Secara klinis tenang
2. Tidak terdapat tanda atau gejala yang
mengancam nyawa
3. Fungsi organ normal atau stabil, yaitu:
ginjal, paru, jantung, gastrointestinal, susunan
saraf pusat, sendi, hematologi dan kulit.
Contoh SLE dengan manifestasi arthritis dan
kulit.
b. Fisik:
Pembengkakan sendi, ruam, lesi diskoid, alopesia,