III
BAB III
1. Siklus 1
a. Persiapan
dengan baik. Oleh karena itu, prosesnya diawali berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai
pentingnya media pembelajaran bagi guru untuk membantu mereka dalam kegiatan proses belajar
mengajar di dalam kelas. Calon kepala sekolah sangat menyadari bahwa kemampuan guru dalam
membuat media pembelajaran di SMAN I Bola sangat minim. Mereka sangat jarang menggunakan
media dalam proses belajar mengajar apa yang berhubungan dengan ICT atau Powerpoint. Hal ini
terjadi karena mereka belum bisa atau kemampuan mereka dalam membuat power point sangat
rendah. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menbuat powerpoint salah satunya cara
yang harus dilakukan adalah dengan mengadakan in house training adalah "Peningkatan
Kemampuan Guru dalam Membuat dan menggunakan Powerpoint melalui In house Training"
yang diselenggarakan di sekolah. Calon Kepala sekolah mengadakan rapat persiapan pada tanggal
5 November 2016. Hasil rapat tersebut memutuskan untuk menyelenggarakannya in house training
sebagai salah satu program On the Job Learning (OJL) bagi calon kepala sekolah pada Hari
Selasa s.d. Kamis tanggal 8 s.d. 10 November 2016 pukul 08.00 - 15.00 WITA.
Dalam pertemuan ditetapkan bersama tentang pembentukan panitia pelaksana melalui
Surat Keputusan Kepala Sekolah dan narasumber. Kemudian panitia menyusun jadwal kegiatan
in house training, menyiapkan surat undangan untuk nara sumber dan peserta, serta daftar hadir.
Menjelang satu hari sebelum pelaksanaan, tepatnya hari Senin tanggal 7 November 2016 diadakan
rapat pemantapan panitia diruang kepala sekolah, untuk pemantapan persiapan agar pelaksanaan
in house training, sebagai salah satu tugas dalam On Job Leaning (OJL) bagi calon kepala sekolah
b. Pelaksanaan
dan menggunakan Powerpoint melalui In house Training di SMA Negeri 1 Bola, terlaksana
mulai Hari Selasa s.d. Kamis, 08 s.d. 10 November 2016 dengan dihadiri oleh 13 orang. Nara
sumber dalam kegiatan tersebut adalah Drs. H.Andi Baharuddin (Pengawas Kelembagaan
sekolah), Abdurrahman S.P (Guru TIK SMAN I Bola), dan Muhammad Imran S.Pd., M.Pd
Pelaksanaan diawali pembukaan pada hari pertama, Selasa, 08 November 2016, dengan
penyampaian materi secara umum dan masalah pemanfaatan teknologi computer dalam mengolah
nilai oleh pengawas kelembagaan. Kemajuan IPTEK dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
di dalam sektor pendidikan sangat membantu guru dan kaum pendidik. Sekolah dengan pendidik
dan tenaga kependidikannya tidak selayaknya diam tidak peduli terhadap perkembangan tersebut.
Tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi kehidupan harus disambut dan dijalankannya. Hal
tersebut menjadi perhatian dan tantangan tersendiri terhadap lembaga pendidikan yang ada di
Kabupaten Wajo.
Materi kedua tentang media pembelajaran oleh Bapak Muhammad Imran S.Pd., M.Pd
(Kepala SMA Negeri 1 Bola). Menguraikan tentang difinisi media, landasan penggunaan media
pembelajaran, fungsi media, ciri- ciri pembelajaran yang efektif, jenis jenis media dan bagaimana
mengembangkan media
Materi ketiga terlaksana pada hari kedua dan ketiga Hari Rabu dan kamis, 9-10 November
2016 oleh Abdurrahman S.P (Guru TIK SMAN I Bola) dengan menguraikan cara pembuatan
powerpoint dalam pembelajaran di kelas. Kesuksesan pembelajaran di kelas sangat dibantu oleh
media yang kita gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan adanya media
pembelajaran akan menuntun guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri.
Dalam materi ketiga ini narasumber banyak melakukan demonstrasi bagaimana membuat
master layout hingga membuat slide student activity. Waktu pelaksanaan In house Training pada
hari kedua dan ketiga telah dimaksimalkan secara efektif dan efisien. Sebab hari itu juga semua
media powerpoint. Kemudian kegiatan monitoring dan evaluasi melibatkan kepala sekolah dan
guru senior, sebagaimana instrumen monitoringnya terlampir. Instrumen monitoring dan evaluasi
diberikan setelah kegiatan berlangsung. Pengawas Kelembagaan sekolah mengisi instrumen siklus
1 berkaitan dengan calon kepala sekolah dalam menyiapkan kegiatan dengan kemampuan guru
d. Refleksi
Berdasarkan hasil perhitungan dari instrumen monitoring dan evaluasi yang dilakukan
pengawas kelembagaan sekolah terhadap perencanaan calon kepala sekolah tentang tindak
76 85 B Baik
56 75 C Cukup
< 55 D Kurang
Tabel di atas memberikan gambaran kepada calon kepala sekolah tentang predikat
powerpoint, sebagaimana monev yang dilakukan oleh ketua panitia pelaksana, hasilnya adalah
sebagai berikut:
tersebut telah berjalan dengan baik sekali. Dalam proses pelaksanaannya tidak ada rintangan dan
gangguan yang dapat mempengaruhi kegiatan dan mengganggu konsentrasi peserta. Peserta In
House Training yang berjumlah 13 orang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh
semangat dan antusias, baik dalam mengikuti semua arahan uraian materi dari instruktur maupun
dalam hal tagihan tugas pembuatan media powerpoint. Adapun hasil monitoring dan evaluasi yang
dilakukan calon kepala sekolah terhadap peserta dalam pembuatan media powerpoint itu melalui
pengisian instrumen monev dan penilaian powerpoint yang telah dibuat guru tersebut. Adapun
1 Nuralang S.Pd.,M.M 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 2 35
2 Irawati S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
4 Arifin S.Pd.,M.Hum 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
6 Fajar S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
10 Hasmah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
11 Hasmin S.Pd 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 44
12 Benni Ardi 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
13 Amir S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46
Berdasarkan hasil penilaian power point yang telah dibuat guru, dapat disimpulkan bahwa
dari 13 orang guru terdapat 10 orang guru memperoleh nilai diatas 86 dengan ketegori (A), 1 orang
guru memperoleh nilai diatas 71 dengan kategori (B), dan 2 orang guru yang masih mendapat nilai
Sebagai tindak lanjut, dari hasil penilaian di atas, maka ada tiga orang guru yang
memperoleh nilai predikat B dan C yang perlu ditingkatkan kemampuannya dalam membuat
powerpoint. Ketiga guru tersebut diberikan pendampingan secara khusus oleh calon kepala
sekolah dan pemateri (Pak Abdurrahman) dalam membuat media powerpoint untuk
2. Siklus 2
a. Persiapan
Setelah mengamati dan menganalisis setiap tahapan yang telah dilaksanakan dalam
pembuatan media powerpoint pada siklus 1, calon kepala sekolah dengan mudah bersama guru
untuk menyempurnakan dan mendiskusikan hal-hal yang harus ditingkatkan pembuatan media
Hasil diskusi dengan rekan guru, pemateri dan calon kepala sekolah, di putuskan adanya
b. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan lanjutan kepada guru tertentu mengenai hal-hal yang harus
diperbaiki melalui kegiatan pendampingan oleh calon kepala sekolah, dan dibantu oleh guru TIK
sebagai pemateri. Pendampingan dilaksanakan tanggal 15 November 2016 dan calon kepala
c. Monitoring
Monitoring dilakukan melalui observasi kegiatan yang melibatkan guru dan pengawas
perkembangan pelaksanaan siklus I oleh calon kepala sekolah dengan mengisi instrumen yang
d. Refleksi
Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan oleh ketua panitia terhadap calon
kepala sekolah pada siklus 2, menunjukkan bahwa proses pendampingan kepada tiga orang guru
Hal ini menunjukan bahwa calon kepala sekolah di bantu oleh guru TIK dapat
membimbing dengan baik melalui pendampingan terhadap 3 (tiga) orang guru yang masih
Sedangkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap
ketiga guru tersebut dalam membuat media powerpoint melalui isian instrumen monev dan menilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
76 85 B Baik
56 75 C Cukup
< 55 D Kurang
instrumen monitoring dan evaluasi pada ketiga guru tersebut dalam membuat media
powerpoint pada siklus 2 melalui kegiatan pendampingan dapat disimpulkan bahwa ternyata
memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Artinya ketiga orang guru tersebut telah dapat
memperbaiki yang kurang dalam membuat media powerpoint menjadi sangat baik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi
Kompetensi supervisi kepala sekolah perlu dikembangkan dalam usaha membantu guru
pembelajaran.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Setiap
kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi:
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah: (a) membimbing guru
lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru
sebagai kepala sekolah, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah melalui pemberian
pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang
diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Melakukan supervisi akademik pada
kegiatan on the job learning terhadap guru yunior merupakan implementasi pemberian
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon
pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajarannya.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi
melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.
4. Pelaksanaan Supervisi
a. Tempat Pelaksanaan
Supervisi akademik terhadap guru yunior dilaksanakan di sekolah magang SMA Negeri
1 Bola
b. Teknik Supervisi
dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan cara supervisor datang ke
2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
3. Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru yunior merefleksi
c. Hasil Supervisi
1. Perencanaan supervisi
Pada awal tahap perencaan, supervisor menyiapkan sejumlah instrumen yang akan
pembelajaran, (2) instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4)
Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan diobservasi. Pada
pertemuan pertama supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses
waktu pelaksanaan observasi, konsep atau materi yang akan dibahas (mengikuti jadual materi
guru yunior) dan menginformasikan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru yunior
dalam pelaksanaan observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan
penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadual pertemuan berikutnya
yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-
bahan yang telah dipersiapkan guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus,
RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal yang
yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kontrol pada saat observasi nantinya.
pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan
dilakukan. Observasi guru yunior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah
pada kegiatan on the job learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di
sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru yunior memperbaiki dan meningkatkan
2. Pelaksanaan Observasi-1
Pada tahap ini supervisor melakukan observasi langsung ke kelas X-1 tempat guru
yunior melangsungkan proses belajar mengajar sesuai dengan jadual yang telah disepakati.
Pelaksanaan observasi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap pertemuan 245 menit).
Obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Aktivitas guru dan siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas
yang telah dipersiapkan. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan
evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan
Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, guru
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan
mengucapkan salam yang dibalas oleh guru dengan salam pula. Dengan menggunakan model
kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang jago berbahasa Inggris.
pembelajaran hari itu (siswa dapat menjawab pertanyaan text lisan fungsional pendek
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran (Mengenai text
melanjutkan penjelasan materi kedua (mengenai text fungsional pendek berbentuk iklan dan
invitation ). Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang
mereka belum mengerti. Guru kemudian mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal
latihan di buku LKS. Setelah waktunya dianggap cukup, guru mempersilahkan tiga orang siswa
yang sudah selesai mengerjakan untuk membacakan jawabannya di depan kelas. Tiga orang
siswa berturut-turut membaca jawabannya di papan tulis dengan soal yang berbeda dan semua
siswa memberikan jawaban yang betul. Guru memberikan apresiasi dengan memuji ketiga
siswa tersebut dan meminta tepuk tangan dari teman-teman yang lain sebagai penghargaan bagi
Sebelum memberikan kuis untuk penilaian, guru kembali mempersilahkan siswa untuk
menanyakan materi yang belum dimengerti. Guru memberikan kuis sebanyak 3 nomor yang
diminta dijawab dalam waktu 5 menit. Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan jawabannya
masing-masing kemudian tiga orang siswa diminta menuliskan jawabannya di papan tulis.
Guru memberikan tepuk tangan yang diikuti oleh siswa sebagai pertanda jawaban tiga orang
Pada bagian penutup, guru meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari itu.
membuka LKS untuk mencatat soal PR yang ada pada bagian latihan. Pesan terakhir dari guru,
tolong PR-nya dikerjakan baik-baik, jika ada yang tidak dimengerti bertanya ke temannya atau
Tindak lanjut dan hasil, setelah mengisi instrumen pasca observasi calon kepala
Hasil menunjukkan guru yunior tersebut memperoleh nilai 36, kemudian dimasukan
Dalam format 2 instrumen observasi kelas, Bapak Fajar S.Pd. memperoleh nilai 57,
Untuk observasi kelas, calon kepala sekolah menyarankan kepada guru yunior untuk
mendorong peserta didik untuk memanfaatkan TIK, dan diakhir pembelajaran guru yunior
Setelah itu calon kepala sekolah bersama guru yunior mendiskusikan hal-hal yang
perlu ditingkatkan untuk perbaikan dalam supervisi siklus 2 nanti sebagai tindak lanjut.
Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Angka
a. Perencanaan
Mendiskusikan jadwal untuk supervisi berikutnya, kapan kesediaan dari guru yunior
tersebut. Dari hasil diskusi dengan Bapak Fajar S. Pd. , disepakati untuk dilakukan kembali
b. Pelaksanaan
1) Pra observasi, guru yunior diberi instrumen pra observasi untuk diisi, baru setelah itu
dilakukan observasi.
2) Observasi, dilaksanakan dengan mengamati secara seksama kepada Bapak Fajar S.Pd. selaku
guru yunior dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Kemudian terlihat lebih baik
dalam mempersiapkan pembelajaran, baik dari segi penyampaian materi maupun pada
pengawasan terhadap peserta didik dalam melakukan praktek pembelajaran. Pada kegiatan
penutup guru yunior juga menyampaikan rencana materi dan memberikan tugas untuk
pertemuan berikutnya.
3) Pasca Observasi, seperti halnya pada siklus 1 guru yunior diberi pertanyaan bagaimana
perasaan/kesan setelah melakukan proses pembelajaran di kelas tadi yang diamati langsung
oleh calon kepala sekolah, lalu calon kepala sekolah memberikan pujian terhadap hal-hal yang
sudah baik yang dilakukan guru yunior selama proses pembelajaran. Setelah itu, guru yunior
diberi instrumen format 3 (pasca observasi), untuk diisi, kemudian setelah mengisi instrumen
format 3 tersebut, guru yunior diperlihatkan hasil penilaian format 1 dan format 2.
Perencanaan Kegiatan Pembelajaran diperoleh nilai skor 42, lalu dimasukan dalam perhitungan
Dari pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, untuk guru yunior a.n Bapak Fajar S.Pd.
terjadi peningkatan yang signifikan pada perencanaan kegiatan pembelajaran. Ini diperlihatkan
dengan adanya peningkatan perolehan nilai skor 81,81 % menjadi 95,45 %, dari klasifikasi B
(Baik) menjadi klasifikasi A (Baik sekali). Sedangkan untuk kegiatan observasi kelas diperoleh
nilai skor 66, dimasukan dalam perhitungan diperoleh nilai sebagai berikut:
Dari pengamatan siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior a.n Fajar S.Pd. pada
observasi kelas ada peningkatan yang signifikan, yaitu dari 83,82 % menjadi 95,58 %, dari
Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Angka
Dari hasil wawancara pada siklus II terlihat ada kepuasan, walaupun belum sempurna.
Bahkan setelah kegiatan ini, guru yunior lebih antusias agar program supervisi ini
berkesinambungan terus, dengan harapan agar proses pembelajaran di kelas akan semakin lebih
baik. Dan supervisi akademik, guru yunior merasakan adanya manfaat yang dia peroleh, antara
lain: Kesiapan penyusunan RPP dan pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga dapat
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran
atau tema tertentu yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
dilakukan adalah:
a. Mengkaji SK dan KD
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya
d. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan
persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan
f. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
oleh guru sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi : 1).
Analisa keterkaitan Standar Kompotensi dengan Kompetensi Dasar, serta Indikator Pencapaian
Calon kepala sekolah juga adalah seorang guru, karenanya dalam menjalankan
kewajibannya sebagai seorang guru, yakni guru Bimbingan dan konseling, sebagai calon
kepala sekolah juga dituntut untuk menyusun RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan)
sebagaimana tugas yang diembannya. Bahkan karena calon kepala sekolah adalah calon
pemimpin yang sedang dilatih, ia harus lebih memahami dan memberikan contoh kepada rekan
diwujudkan pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini merupakan
perencanaan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban membuat media powerpoint secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta fsikologis
peserta didik. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau sub topik yang
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau kelompok di
sekolah, dengan dikoordinasi, dipasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah atau guru senior
RPP mencakup: a) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester, Alokasi waktu;
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun tidak
tertulis.
Menurut Koesnandar (2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis,
yaitu : a) Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar seperti buku, LKS. b) Bahan ajar
yang dirancang dapat dimanfaatkan untuk belajar menyatakan bahwa jika ditinjau dari
fungsinya maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas 3 kelompok, yaitu : bahan ajar
Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan peserta didik
a. Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus
b. Krakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuiakan dengan
c. Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan
dalam belajar.
Seperti yang diuraikan di atas tentang pengertian bahan ajar dan dasar pengembangan
bahan ajar, diantaranya adalah ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan
ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, artinya bahan
ajar yang dikembangkan dapat disesuiakan dengan karakteristik peserta didik sebagai sasaran.
Maka pengembangan bahan ajar yang dilakukan guru akan sangat bermanfaat.
4. Instrumen Penilaian
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam
rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap
peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah
diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya
(aspek psikomotor).
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang
harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi
1. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah
3. Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,
ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan
1) Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) termasuk di dalamnya
kemampuan mengevaluasi.
2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih
rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4)
3) Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
Langkah persiapan dalam mengkaji 9 aspek manajerial, sebagai calon kepala sekolah
menyiapkan beberapa dokumen, yaitu: 1) Bahan ajar yang calon kepala sekolah telah dapatkan
berupa modul dari kegiatan In-Service 1; 2) Untuk mencari kondisi ideal dengan menggunakan
Kemudian calon kepala sekolah menyusun instrumen kajian 9 aspek manajerial yang akan
dijadikan panduan mencari informasi dari pemangku jabatan di sekolah; dan 4) Jika informasi
masih kurang, calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan para pemangku jabatan
tersebut.
kemudian mengkaji RKS dan RKJM sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang,
calon kepala sekolah mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM
yang disusun dan dikembangkan berdasarkan rekomendasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Hasil
rekomendasi EDS tersebut merupakan pedoman utama untuk melihat realitas sekolah terhadap
delapan standar nasional pendidikan, agar penyusunan RKS dapat efektif dan efisien dengan
dan prasarana, e) keuangan dan pembiayaan, f) budaya dan lingkungan sekolah, g) peran serta
masyarakat dan kemitraan, dan h) rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
sekolah, sebagai panduan dan pedoman utama oleh semua warga sekolah. Dokumen tersebut
harus ada di sekolah setelah mendapatkan pengesahan Dinas Pendidikan kabupaten, yang
disusun oleh suatu tim yang bertanggung jawab dan dipahami bersama oleh semua warga
sekolah.
utuh dan sempurna karena belum pernah menyusun RKS/RKJM sekolah secara lengkap. Untuk
RKS/RKJM, berharap agar dalam penyusunan RKS/RKJM sekolah pada tahun berikutnya
dapat dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah dimiliki.
2. Pengelolaan Kurikulum
dokumen data yang ada pada sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, kemudian
mengkaji pengelolaan kurikulum kedua sekolah tempat magang tersebut, calon kepala sekolah
lebih mengerti tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum (KTSP)
baik dokumen I maupun dokumen II, bentuk-bentuk silabus dan RPP, bentuk penilaian dan
analisisnya. Calon kepala sekolah merasa belum sepenuhnya mampu menyusun silabus dan
RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan.
berkompok dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Untuk
memuat nilai-nilai karakter, calon kepala sekolah akan lebih banyak belajar dan berusaha agar
selalu terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah.
Dalam penyusunan KTSP calon kepala sekolah telah dapat lebih memahami lagi
setelah mempelajari dan mempraktikkan cara penyusunan KTSP khususnya dokumen I, calon
kepala sekolah akan lebih banyak belajar dan selalu berusaha terlibat secara langsung dalam
tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah mengetahui
keadaan guru dan pegawai, kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian
tugasnya masing-masing. Calon kepala sekolah juga memahami kompetensi pendidik dan
pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan
dipetakan oleh kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan
Oleh karena itu, sebagai calon kepala sekolah sangat berharap adanya penilaian dari
kepala sekolah yang jernih dan akuntabel atau adanya uji kompetensi bagi guru-guru setiap
tahun untuk mengetahui tingkat kompetensinya. Demikian pula untuk tenaga kependidikan
sebaiknya juga ada uji kompetensi untuk mengetahui tingkat kompetensinya dalam
kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat magang SMAN I Bola
dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah dapat mengetahui sumber daya sarana dan
prasarana yang dimiliki masing-masing sekolah magang. Calon kepala sekolah juga mendapat
Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007
harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
Calon kepala sekolah akan lebih banyak belajar tentang pengelolan sarana dan prasarana, agar
ke depan dapat lebih memahami tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.
mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3
Sengkang, calon kepala sekolah memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan
peserta didik baru. Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas
kedamaian ).
Calon kepala sekolah juga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-
kegiatan pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat, kreativitas
peserta didik, calon kepala sekolah akan lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran
terkait pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber dan banyak dengan kepala sekolah dan
mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat magang SMAN 1 Sengkanbg dan SMAN 3
Sengkang, calon kepala sekolah dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta
Kompetensi yang belum penulis sepenuhnya kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk
penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara keseluruhan, calon kepala sekolah
berharap dapat mempelajari contoh laporan pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah, baik
permendiknas nomor 24 tahun 2008 tentang tenaga administrasi sekolah yang memiliki
dimensi kompetensi, yaitu: Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis
Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3
Sengkang, calon kepala sekolah mendapatkan pengetahuan tentang kompetensi TAS yang
harus dibina oleh kepala sekolah. Kemudian memperoleh juga pengetahuan tentang model-
mengkaji pemanfaatn TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang SMAN I Bola dan
pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran TIK, calon kepala sekolah mendapatkan
informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang masuk dalam
ketegori TIK serta gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama
komputer
Tenaga pendidik di sekolah tempat magang belum sepenuhnya memanfaatkan TIK baik
dalam pengelolaan administrasinya, maupun dalam pembelajaran. Oleh karena itu, calon
kepala sekolah akan lebih banyak belajar dan menggunakan TIK dalam pengadministrasian
maupun dalam pembelajaran agar dapat memberi contoh dan tauladan kepada tenaga pendidik
lainnya
kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN
3 Sengkang, sebagaimana amanah Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang kompetensi
pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya calon kepala sekolah belum sepenuhnya mendapatkan hasil
monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan prinsip-prinsip
monitoring dan evaluasi, sehingga belum memperoleh pengetahuan yang utuh sebagaimana
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penguasaan kompetensi calon kepala sekolah
dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka sangat berharap agar dapat
dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah di masa yang
akan datang.
berkenaan dengan calon kepala sekolah, sebelumnya telah dilakukan penyebaran angket
Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian kepada seluruh calon kepala sekolah yang
Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah adalah untuk mengidentifikasi
bagian-bagian kompetensi yang dikuasai oleh calon kepala sekolah (merupakan kekuatan)
yang ditunjukkan melalui pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu juga untuk
mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang belum dikuasai oleh calon kepala sekolah
akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon kepala sekolah.
sebagai peserta diklat calon kepala sekolah memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 6. Gambaran Hasil Nilai AKPK
kelemahan yang ada pada diri calon kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan dan
supervisi. Hal ini diakui oleh calon kepala sekolah terutama kompetensi supervisi karena jarang
melakukan kegiatan supervisi di sekolah. Hal ini berpengaruh pada pengalaman kerja calon
(AKPK) calon kepala sekolah yang masih kurang atau sangat lemah dalam hal "Supervisi", dan
juga merupakan salah satu tugas dari kegiatan On the Job Learning (OJL), maka calon kepala
sekolah harus meningkatkan kompetensi supervisi di sekolah magang 2, yaitu di SMA Negeri
yang dilakukan di sekolah magang 2 tersebut dan mengadakan wawancara kepada guru tentang
Salah satu standar kompetensi kepala sekolah yang menjadi amanat dari Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 adalah dimensi kompetensi supervisi.
efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah. Memiliki naluri supervisi dalam mengelola sekolah sebagai sumber belajar peserta
didik
1. Persiapan
Untuk pelaksanaan AKPK di sekolah magang 2, yaitu SMA Negeri 3 Sengkang, calon
kepala sekolah mengawalinya dengan persiapan dan perencanaan suatu program guna
menggali potensi supervisi yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sengkang yang secara rutin
a. Menyusun agenda program pelaksanaan koordinasi (Agenda program terlampir pada program
b. Menyusun pedoman wawancara terhadap kepala sekolah dan guru mengenai teknik supervisi
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, calon kepala sekolah melakukan beberapa langkah
sebagai berikut:
a. Menemui kepala SMA Negeri 3 Sengkang, pada tanggal 17 November 2016, dengan
menyampaikan surat tugas magang sekolah 2 sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan On
b. Pada Hari Kamis, 1 Desember 2016 calon kepala sekolah melakukan wawancara kepala
sekolah seputar pelaksanaan supervisi akademik di sekolah yang beliau pimpin, dan di akhir
pertemuan beliau memberikan program supervisi di SMA Negeri 3 Sengkang kepada calon
kepala sekolah.
c. Pada Hari Jumat, 2 Desember 2016 calon kepala sekolah melaksanakan observasi di kelas
pada proses pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMA Negeri 3 Sengkang
guna pengamatan langsung calon kepala sekolah tentang mekanisme peningkatan kemampuan
d. Melakukan wawancara kepada guru SMA Negeri 3 Sengkang tentang prosedur pelaksanaan
supervisi akademik yang dialaminya selama ini, guna peningkatan pemahaman tentang
pelaksanaan supervisi yang berdaya guna di sekolah selaku calon kepala sekolah.
3. Hasil
Mengenai hasil dari rencana dan pelaksanaan supervisi, tidak bisa diukur hanya dengan
waktu yang sebentar. Namun memerlukan waktu penelitian yang cukup waktu, diantaranya
dapat terlihat setelah beberapa bulan, minimal dalam satu semester. Apakah supervisi yang
telah dilaksanakan sudah benar sesuai dengan tuntutan pendidikan yang berlaku? Akan tetapi,
bagi calon kepala sekolah sudah merasa puas dan bisa menambah wawasan mengenai supervisi
yang telah dilaksanakan sekolah magang 2 SMA Negeri 3 Sengkang. Hasil yang diperoleh
terhadap guru dalam wawancara kaitannya dengan supervisi, baik dalam pelaksanaaan
Namun demkian, dengan adanya program yang tersusun rapi serta pelaksaan secara
rutin dilaksanakan, tidak mustahil segala macam permasalahan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran akan mampu dan bisa tercapai sampai pada tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian, setelah mengevaluasi hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh
calon kepala sekolah merasa puas dengan pelaksanaan yang dilakukan, dan menjadi bahan
catatan, bahwa supervisi merupakan hal yang harus selalu dilaksanakan dalam meningkatkan
Nilai dan semangat supervisi untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan
untuk kepentingan komersial, yang harus diambil dan diteladani adalah karakteristik seperti
inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah dan salalu mencari solusi dalam
memiliki naluri supervisi. Seorang kepala sekolah hendaknya mampu menciptakan: Visi
sekolah yang jelas, menjadi inspirator bagi warga sekolah, mampu memperdayakan tim untuk
bekerja cepat, dan cerdas untuk mencapai visi dalam kondisi lingkungan yang tak menentu.
Oleh karena itu, seorang kepala sekolah seharusnya memiliki karakteristik proaktif, inovasi,
Hasil dari wawancara dan studi dokumentasi calon kepala sekolah dapat menjabarkan
bahwa kegiatan supervisi yang dilaksanakan kepada guru di SMA Negeri 3 Sengkang minimal
1 kali dalam satu semester untuk setiap orang guru di sekolah tersebut. Dan supervisi ini
dilaksanakan dengan menitik beratkan pada proses pembelajaran. Supervisi akademik di SMA
membuat kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi untuk disupervisi akademik dalam
oleh kepala sekolah bidang akademik/kurikulum tiga hari sebelum supervisi dilaksanakan.
Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan cukup, langkah kepala sekolah akan
pendekatan kolaboratif, artinya tanggung jawab terbagi relatif sama antara kepala
menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran,
dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannya pun sama seperti pada
Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti.
Sedangkan yang mendapat perolehan nilai sebutan kurang diikutsertakan dalam pendidikan
dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru,
diberi bimbingan teknis, supervisi klinis berkelanjutan dan IHT. Adapun instrumen tindak
lanjutnya dibuat perorangan untuk setiap guru. Instrumen supervisi akademik yang
digunakanpun lebih cocok untuk observasi akademik di kelas, ditandai dengan adanya kegiatan