Anda di halaman 1dari 2

Social discount rate (SDR) adalah tingkat diskon yang digunakan dalam menghitung nilai

dana yang dikeluarkan untuk proyek sosial.

Discount rate sosial merefleksikan return yang dapat dihasilkan dari suatu dana jika dikelola
pada sektor swasta/masyarakat. Penggunaan discount rate sosial sebagai discount rate dalam
menganalisis suatuproyek adalah untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi salah kalkulasi
dalam menganalisis manfaat dan biaya proyek.

Pemilihan Discount Rate Sosial:


Persoalan yang dihadapi dalam mencari nilai yang tepat untuk discount rate social adalah
bagaimana menentukan rate of return yang berlaku nagi proyek alternatif dari proyek X.

Pengukuran rate of return baik secara eksplisit maupun implisit didasarkan atas asumsi bahwa
alokasi sumber2 sektor pemerintah dijalankan secara rasional, sedemikian rupa sehingga
proyek2 yang memberikan rendemen tertinggi diberi prioritas dalam APBN. Penjelasan
tentang proses ini dijelaskan dalam gambar dibawah (3.2) yang mengurutkan proyek2 dalam
rencana pembangunan menurut tingkat rate of return nya. Jarak OP melambangkan jumlah
anggaran seluruhnya. Tiap bagian garis OP melambangkan jumlah biaya suatu proyek
investasi. Dasar urutanya adalah makin tinggi rate of return makin ke kiri letaknya pada
sumbu horizontal.

Berhubung dana investasi yang tersedia di sektor pemerintah terbatas, maka pada batas
anggaran selalu terdapat beberapa proyek yang diperkirakan rate of returnya sedikit dibawah
tingkat yang dipakai sebagai titik batas dalam penyusunan anggaran. Yaitu ada usul2 proyek
yang ditolak atau ditunda pelaksanaanya kecuali tersedianya sumber pembiyaan yang
melebihi perkiraan semula.

Pada gambar 3.2 Jarak PQ melambangkan suatu proyek semacam yang kita sebut proyek Q.
Rate of return i hanya sedikit dibawah rate of return i yang menjadi titik penyusunan
angggaran.

Efeknya, dalam menilai proyek X tadi kita disuruh membuat asumsi bahwa andaikata proyek
X itu ditolak maka dana investasi yang semula disalurkan utuk proyek X, sekarang
dialokasikan untuk proyek Q. Jadi, discount rate nasional ditentukan oleh rate of return
proyek2 yang terdapat pada batas pelaksanaan (sperti proyek Q), akibat terbatasnya
pembiyaan.

Idealnya ialah, bahwa badan perencana pembangunan nasional, berdasarkan informasi yang
tersedia padanya menetapkan Discount rate yang berlaku untuk suatu jangka waktu tertentu,
atau memberikan petunjuk2 penggunaaanya. Bila tidak demikian seorang penilai proyek
dapat menggunakan nilai sosial proyek marjinal pada sektor yang sama dengan proyek yang
dievaluasi.

Akan tetapi, dalam kenyataanya, tidak begitu mudah untuk mengetahui proyek marjinal yang
dianggap sebagai patokan dalam pemeliharaan discount rate. Di satu pihak, badan perencana
pembagunan nasional biasanaya tidak mempunyai daftar investasi yang tersusun menurut
kecilnya tingkat rendemen yang dapat dihasilkan. DI pihak lain, kemampuan seorang penilai
proyek untuk mengetahui berbgai alternatif investasi di dalam bidangnya sendiri begitu
terbatas.

Oleh karena itu, nilai discount rate sosial yang dipergunakan di negara2 berkembang diambil
alih dari pengalaman negara lain yang telah berusaha mengukur social oppurtunity cost of
capital secara sistematis. Oleh Lemabaga pembiyaan Internasional seperti World Bank atau
Asian Development Bank sering diajukan angka 10, 12 atau 15% sebagai discount rate sosial
yang rasional untuk negara berkembang. Di Indonesia belum ada discount rate sosial yang
ditetapkan secara umum oleh Bappenas, namun angka2 yang dipergunakan biasanya terdapat
diantara 10-15 % itu.

Hubungan antara Intertemporal Weight (Berat Antar Massa) dan Social Rate Discount (Diskon
Tingkat Sosial):
Menentukan Social Rate Discount (Diskon Tingkat Sosial) dari opsi yang telah diketahui di Pasar :

1. Dasgupta, Partha., Sen, Amartya., Marglin, Stephen., 1972. Guidelines for


Project Evaluation. United Nations Industrial Development
Organization. New York, USA.
2. Gray, Clive., Sabur, Lien K., Simanjutak, Payaman., Maspaitella, P.F.L.,
1988. Pengantar Evaluasi Proyek. PT. Gramedia, Jakarta. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai