Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIKEMBAR
Jalan Pelabuhan II km 18 telepon: (0266) 321139
e-mail : pkmcikembar@gmail.com facebook: Puskesmas Cikembar
Kecamatan Cikembar-kode pos 43157

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR


KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR :
800/005/PKM-CKB/I/2017
TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien dan
petugas maka perlu dilakukan inventarisasi,
pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya untuk mencegah terjadinya kerusakan
maupun pencemaran lingkungan puskesmas;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a,
perlu ditetapkan keputusan kepala Puskesmas
Cikembar tentang Inventarisasi, Pengelolaan,
Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan Berbahaya;
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja;
2. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Dan Beracun;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03
Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol Dan
Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 1 of 13
Label Bahan Berbahaya Dan Beracun;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 432 Tahun 2007 Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CIKEMBAR


TENTANG INVENTARISASI, PENGELOLAAN,
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
DI PUSKESMAS CIKEMBAR TAHUN 2017
Kesatu : Setiap unit pelayanan yang menggunakan bahan
berbahaya diwajibkan untuk menginventarisasi,
mengelola, menyimpan dan menggunakan bahan
berbahaya sesuai dengan standar operasional prosedur
yang ditetapkan.
Kedua : Karena belum adanya gudang atau tempat penyimpanan
bahan berbahaya di Puskesmas Cikembar maka semua
bahan berbahaya di simpan di unit pelayanan masing
masing yang menggunakan bahan berbahaya tersebut.
Ketiga : Dalam penyimpanan babahan berbahaya dan beracun
petugas harus memperhatikan kaidah tata cara pemberian
simbol dan label bahan berbahaya dan beracun sesuai
prosedur.
Keempat : Pengelolaan Bahan berbahaya dilaksanakan seperti pada
lampiran keputusan yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari keputusan ini.

Kelima : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan, dan apabila ternyata terdapat kekeliruan
dalam surat keputusan ini akan diadakan perbaikan
seperlunya.

Ditetapkan di : Sukabumi

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 2 of 13


Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR,

Umar

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS
CIKEMBAR
Nomor : 800/005/PKM-CKB/I/2017
Tanggal : 12 Januari 2017

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 3 of 13


INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA

A. Inventarisasi Bahan Berbahaya


1. Setiap karyawan yang dalam melakukan kegiatan tupoksinya
menggunakan bahan berbahaya wajib mencegah terjadinya
pencemaran, kecelakaan dan atau kerusakan lingkungan;
2. Bahan Berbahaya di inventarisasi di tiap layanan yang
menggunakannya sesuai dengan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic);

3. Inventarisasi dan identifikasi bahan berbahaya


Bahan Cara
No Unit layanan Klasifikasi Pencegahan
Berbahaya Penyimpanan

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 4 of 13


1 Ruang PI klorin Korosif Wadah yang tidak Alat pelindung
IGD Bersifat mengandung badan
KIA iritaasi logam. Alat pelindung
PONED (Menyebabkan Tertutup sangat mata
luka bakar pada rapat. Alat pelindung
kulit dan Lindungi dari tangan
kerusakan mata cahaya.
yang serius) Suhu
berbahaya penyimpanan yang
bagi direkomendasikan,
lingkungan lihat label produk.
(Sangat beracun
bagi mahluk
dalam air)
2 Laboratorium HCL 0,1 N Bersifat iritasiSimpan wadah Alat pelindung
(menyebabkan tertutup rapat di tangan
iritasi pada tempat yang Alat pelindung
mata yang kering dan badan
serius) berventilasi baik. Alat pelindung
Mudah Jauhkan dari pernafasan
terbakar panas dan sumber
(Cairan dan uap api.
amat mudah Wadah yang tidak
menyala) mengandung
Dapat logam.
menyebabkan Suhu
mengantuk penyimpanan yang
dan pusing direkomendasikan,
lihat label produk.
Alkohol Mudah Simpan kontainer Alat pelindung
70% terbakar dalam kondisi pernafasan
Alkohol (Cairan dan tertutup rapat di Alat pelindung
95% uap sangat tempat yang mata
mudah kering dan Alat pelindung
menyala) berventilasi baik. badan
Beracun Jauhkan dari Alat pelindung
panas, percikan tangan
api, nyala api dan
sumber
penyulutan
lainnya

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 5 of 13


Pewarna - Bersifat Simpan wadah Jauhkan dari
Ziehl iritasi (kulit tertutup rapat di percikan
nellsson : terbakar tempat yang api/panas
- Carbol parah dan kering dan Pakai sarung
fuchin kerusakan berventilasi baik. tangan
- mata) Jauhkan dari pelindung
- mudah panas dan sumber /pakaian
menyala(cair api. Suhu pelindung
an dan uap penyimpanan yang /pelindung
mudah direkomendasikan, mata/pelindung
menyala) lihat label produk. wajah
- mutagenik
(diduga
menyebabka
n kerusakan
genetik)

Lanjutan - Asam Mudah Simpan kontainer Alat pelindung


Laboratorium alkohol terbakar dalam kondisi pernafasan
(Cairan dan tertutup rapat di Alat pelindung
uap sangat tempat yang mata
mudah kering dan Alat pelindung
menyala) berventilasi baik. badan
Beracun Jauhkan dari Alat pelindung
panas, percikan tangan
api, nyala api dan
sumber
penyulutan
lainnya
- Methylen - Bersifat Tertutup sangat
Alat pelindung
blue irirasi rapat. pernafasan
(berbahaya Kering. Alat pelindung
jika tertelan) Suhu mata
penyimpanan yang
Alat pelindung
direkomendasikan,
badan
lihat label produk.
Alat pelindung
tangan
- Safrani - Bersifat Tertutup sangat Memakai
n Iritasi rapat, kering , pelindung mata
(menyebabka Suhu
n kerusakan penyimpanan yang
mata yang direkomendasikan,
serius) lihat label produk

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 6 of 13


- Gentian - Beracun - tidak boleh Memakai
Violet (tertelan) terkena cahaya pelindung mata
- Bersifat matahari langsung Memakai
iritasi sarung tangan
(kerusakan
mata
serius/iritasi
mata)
- Karsinogenik
- Bahaya
terhadap
lingkungan
aquatik

Simbol/label klasifikasi bahan berbahaya

No Simbol Keterangan

B3 Mudah Meledak
Contoh : Sulphur Powder
1
(tidak ada di Puskesmas)

mudah menyala
2
Contoh : Bensin

B3 Pengoksidasi
3 Contoh : Kaporit

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 7 of 13


B3 Karsinogenik, Mutagenik &
Teratogenik
Contoh : Pewarna Ziehl
4
nellsson

B3 Beracun
5 Contoh :

B3 Korosif
6 Contoh : Asam Sulphat

B3 Gas Bertekanan
7 Contoh : LPG

B3 Berbahaya Bagi
Lingkungan
8
Contoh : Pelumas

B3 Iritan
Contoh : Asam Format
9

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 8 of 13


B. Pengelolaan Bahan Berbahaya
Kegiatan pengelolaan bahan berbahaya terdiri dari:
1. Inventarisasi lokasi penyimpanan dan jenis Bahan Berbahaya
Beracun
2. Penanganan penyimpanan, penggunaan dan pembuangan B3
3. Perijinan B3
4. Pelaporan dan investigasi tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
5. Perlindungan terhadap paparan B3
6. Pemasangan label/simbol B3 ditempat penyimpanan/penggunaan
APD
7. Pendidikan dan pelatihan penanganan insiden/paparan B3
Rincian Kegiatan
1. Identifikasi lokasi penyimpanan dan jenis Bahan Berbahaya Beracun
a. Inventarisasi tempat penyimpanan B3
b. Inventarisasi jenis B3 dan MSDS
c. Penilaian risiko lokasi-lokasi penyimpanan B3 dan limbah B3
2. Penanganan penyimpanan, penggunaan dan pembuangan B3
a. Pemantauan pembuangan B3
b. Menentukan Tempat penyimpanan B
c. Penentuan Tempat penyimpanan limbah B3.
3. Perijinan B3
a. Pengurusan MOU pemusnahan limbah B3
4. Pelaporan dan investigasi tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
a. Monitoring data tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
5. Perlindungan terhadap paparan B3
a. Pembuatan standar Alat Pelindung Diri
b. Kalibrasi alat USG.
c. Penambahan/Pembelian Alat Pelindung Diri
d. Pengadaan spill kit B3
6. Pemasangan label/simbol B3 ditempat penyimpanan/penggunaan APD
a. Pengadaan label/simbol B3
b. Pemantauan penggunaan label/simbol B3
7. Pendidikan dan pelatihan penanganan insiden/paparan B3
a. Pelatihan dan simulasi penanganan tumpahan B3
C. Penyimpanan Bahan Berbahaya
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya
mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 9 of 13


manfaatkan sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan
kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti
kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan
berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.
Penyimpanan bahan berbahaya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan
ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap
kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya
kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus
dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut
maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik,
tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat
menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun
untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang
sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya
pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani
dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua
logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan
lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan
saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang
baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk
pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar
dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk
halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api
dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak.
Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 10 of 13


a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah
penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan
udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup,
sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara
untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat,
bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan
yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi
panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah
dicapai
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta
dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara
periodik
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak
tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber
tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan
bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang
penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api,
lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api,
memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan
tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus
dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau
penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.
Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang
didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat
terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan
harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah
terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit,
tanah cekung belukar atau hutan lebat.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 11 of 13


Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada
suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa
bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen,
sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah
yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus
diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan
gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan
bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api
rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun
pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen
sendiri.
D. Penggunaan Bahan Berbahaya
1. Bahan berbahaya di Puskesmas Cikembar dibatasi penyedian dan
penggunaannya;
2. Penyedian bahan berbahaya sesuai dengan kebutuhan setiap unit yang
menggunakan;
3. Dalam penggunaan bahan berbahaya setiap petugas haru selalu
berhati-hati dan memperhatikan keselamatannya dengan menggunakan
APD (alat pelindung diri) sesuai kebutuhan;
4. Alat pelindung diri atau APD adalah suatu alat / pengaman yang
berguna untuk melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi;
5. Alat pelindung diri:
1) Alat pelindung kepala : penutup kepala, untuk yang berudung
tidak perlu memakai punutup kelapa lagi
2) Alat pelindung Mata : kaca mata google
3) Alat pelindung pernafasan: masker biasa (surgical mask), masker
respirator N95
4) Alat pelindung badan : celemek dari plastik atau kain dan jas
laboratorium;
5) Alat pelindung Kaki : sepatu boot
6) Alat pelindung tangan: sarung tangan bersih, sarung tangan steril
dan sarung tangan rumah tangga
6. Setiap penggunaan bahan berbahaya selalu memperhatikan
pembuangan sisa bahan yang digunakan memperhatikan pengelolaan
limbah berbahaya.

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 12 of 13


KEPALA UPTD. PUSKESMAS CIKEMBAR

drg. Umar
Pembina
NIP 196302131990101001

Sk inventarisir, pengelolaan penyimpanan B3 8.5.2.1 Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai