Anda di halaman 1dari 17

Cara Memeriksa Tegangan Power Supply CPU

Saturday, June 9, 2007 9:32:00 AM

Artikel ini membahas bagaimana memeriksa voltage power supply. Power dari power supply
dibagi dengan beberapa connector yang membagi antara 12V, 5V dan3.3Volt. Cara termudah
adalah memeriksa output power ketika power sedang bekerja.

Dibawah ini adalah cara memeriksa power supply mengunakan multimeter

<============ Susunan cable pada power supply ==============>

Pada format power supply masih dibagi antara beberapa form factor. Standard power supply
ATX dan BTX tetap mengunakan 3 bagian voltage seperti yang dikemukakan diatas. Versi
ATX saat ini sudah memiliki versi 1.3 dimana terdapat tambahan power SATA untuk
perangkat terbaru seperti SATA harddisk. Sedangkan form factor terbaru adalah BTX yang
merubah pemakaian AUX dan menambahkan pin main power dari 20pin menjadi 24 pin.
Tetapi dasarnya tetap sama dimana 12V, 5V dan 3.3V adalah voltage yang digunakan pada
output voltage power

Dibawah ini adalah gambaran connector dari power supply dengan masing masing output
voltage menurut standard power supply ATX
Connector pada power supply ke mainboard

3.3 volt

Untuk memeriksa voltage 3.3V dapat digunakan 2 connector. Pertama adalah dengan
mengunakan cable Main Connector. Dan mencari kabel berwarna Orange dengan Black,
Orange adalah 3.3V+ dan Black adalah 3.3V-.
Tetapi cara termudah adalah mengunakan cable yang tidka terpakai seperti AUX connector
yang terdiri dari 5V+, 3.3V+.3.3V+, Com, , Com, Com. Caranya seperti pada gambar
dibawah ini. Dimana cabel Aux connector dihubungkan antara Plus dengan Orange dan
Minus dengan Black untuk memeriksa 3.3 Volt

5 Volt dan dan 12V

Untuk memeriksa 12V dan 5V paling mudah.

Gunakan cable Peripheral connector dengan warna Red, Black, Black dan Yellow.

Untuk mendapatkan 5V, hubungkan multimeter antara Plus Red dengan Black Minus

Sedangkan 12V dihubungkan antara Plus Yellow dan Black Minus


==== Toleransi power ======

Tidak semua power akan menunjukan angka persis 12V, 5V dan 3.3V. Toleransi power dapat
dilihat pada bagian gambar dibawah ini.

Misalnya power anda memiliki output 3.4V atau 3.45V pada 3.3V. Output tersebut masih
dapat diterima dengan batas toleransi. Dan 5V dengan 12V masih dapat diterima bila tidak
melebih 5.25V dan 13V

Umumnya output power supply berada diantara persentase pada gambar diatas. Untuk
kondisi terbaik, voltage 3.3V tidak lebih dari 3.4V. Untuk 12V tidak lebih dari 12.5V dan 5V
tidak lebih dari 5.2V. Bahkan pada beberapa power supply juga dapat menunjukan voltage
lebih rendah tetapi bila tidak terlalu rendah hal ini masih dapat diterima dari persentase batas
teleransi maka power masih memiliki output yang memadai.

Untuk kondisi tidak normal, output power supply berada diatas ambang batas persentasi
seperti gambar diatas. Terlalu tinggi akan menyebabkan perangkat menjadi overvoltage dan
menjadi panas, terlalu rendah juga akan memberikan ketidaktabilan pada CPU atau perangkat
hardware.

Kedepan dengan BTX

Sedikit ulasan pada BTX power. Perubahan pada standard ATX dan BTX sebenarnya hanya
terletak pada 4 pin tambahan. ATX memiliki 20pin power sedangkan BTX memiliki 24pin
power. Dibawah ini adalah letak perbedaan pada power BTX jack power mainboard (bukan
jack power connector power supply) dimana pada bagian paling bawah yang diberikan warna
adalah 4 pin tambahan baru pada standard BTX
Result :

Uraian diatas sedikit dapat memberikan pengetahuan bagaimana memeriksa power supply
anda. Yang perlu di ingat adalah power supply tidak akan memiliki output yang presisi
seperti harus menunjukan angka 12.0V, 5.0V dan 3.30V. Dipastikan ada sedikit perubahan
angka baik lebih besar dan lebih kecil. Tetapi output power haruslah sesuai ketentuan dari
batas toleransi, dan tidak melebihi toleransi maka power supply masih memiliki output yang
benar dan layak digunakan.

Untuk kondisi terbaik pemeriksaan power ada yang mengunakan cara memeriksa output
dengan kondisi power tanpa beban atau tidak dipasangkan pada perangkat computer. Tetapi
ada yang memilh cara mudah dengan memeriksa ketika power supply sedang dihubungkan
keperangkat PC atau mainboard. Cara ini memiliki dampak baik dan buruk. Bila power
supply diperiksa ketika dipasangkan hardware nilai positifnya akan memperlihatkan kondisi
sebenarnya output power yang dikeluarkan oleh power supply. Disisi lain power bisa saja
menunjukan angka voltage dibawah atas diatas normal karena adanya beban dari pemakaian
daya pada power supply. Asalkan tidak melewati batas toleransi maka output power supply
dapat diterima. Asalkan powr supply memang memiliki kekuatan atau output power yang
memadai dan cukup menyuplai daya ke perangkat computer.

Bila anda berkeinginan memeriksa power output pada power supply, sebaiknya cukup berhati
hati jangan sampai terjadi short atau terjadinya hubungan antara plus dan minus. Seperti
biasa, resiko ditangan anda ketika sedang memeriksa dan harus sangat hati hati untuk
menghubungkan multimeter ke connector power supply.

StumbleUpon
reddit

Pengertian dan Fungsi Power Supply

Pengertian
Power supply adalah perangkat keras yang berfungsi untuk menyuplai tegangan
langsung kekomponen dalam casing yang membutuhkan tegangan, misalnya
motherboard, hardisk, kipas, dll. Input power supply berupa arus bolak-balik
(AC) sehingga power supply harus mengubah tegangan AC menjadi DC (arus
searah), karena hardware komputer hanya dapat beroperasi dengan arus DC.
Power supply berupa kotak yang umumnya diletakan dibagian belakang atas
casing.
Besarnya listrik yang mampu ditangani power supply ditentukan oleh dayanya
dan dihitung dengan satuan Watt.

Cara kerja
Ketika kita menekan tombol power pada casing, yang terjadi adalah langkah
berikut.
Power supply akan melakukan cek dan tes sebelum membiarkan sistem start.
Jika tes telah sukses, power supply mengirim sinyal khusus pada motherboard,
yang di sebut power good

Jenis konektor pada power supply :

1. Konektor 20/24 pin ATX Motherboard.


Digunakan untuk mensuplly tegangan ke motherboard. Pada Motherboard versi
lama digunakan Konektor ATX 20 pin, sedangkan Motherboard yang sekarang /
terbaru sudah menggunakan konektor ATX yang 24 pin. Untuk konektor ATX 24
pin pada dasarnya merupakan konektor ATX 20 pin ditambah dengan konektor 4
pin, sehingga kedua konektor ini bisa digabungkan atau dilepas sesuai dengan
motherboard yang kita pakai.

2. ATX 4 pin connector


Digunakan sebagai penyedia supply tegangan untuk Processor kelas Intel
Pentium IV. Jadi pada Pentium 4 kebawah, konektor ini tidak perlu digunakan.

3. 4 Pin Peripherial Power Connector / Molex Connector


Digunakan sebagai supply tegangan untuk berbagai hardware seperti Hardisk
IDE, CD ROM Drive dan Kipas Casing komputer.

4. SATA Power Connector


Digunakan untuk mensupply tegangan untuk komponen hardware yang
menggunakan interface SATA seperti Hardisk SATA dan CD/DVD ROM SATA.
5. Floppy Drive Connector / Berg Connector
Konektor ini khusus digunakan untuk Floppy Drive atau pun external audio card.
Karena penggunaan Floopy Drive sekarang sangat jarang, maka konektor ini
jarang digunakan.

6. 6 pin PCI-E connector


Konektor ini digunakan untuk memberikan tegangan pada yang terdapat pada
beberapa graphic Card yang menggunakan slot PCI Express.
Jenis power suply

Jenis power supply :

Power supply AT
Power supply yang memiliki kabel power yang dihubungkan ke motherboard
terpisah menjadi dua konektor power (P8 dan P9). Kabel yang berwarna hitam
dari konektor P8 dan P9 harus bertemu di tengah jika disatukan.
Pada power supply jenis AT ini, tombol ON/OFF dihubungkan langsung pada
tombol casing. Untuk menghidupkan dan mematikan komuter, kita harus
menekan tombol power yang ada pada bagian depan casing. Power supply jenis
AT ini hanya digunakan sebatas pada era komputer pentium II. Pada era
pentium III keatas atau hingga sekarang, sudah tidak ada komputer yang
menggunakan Power supply jenis AT.

Ciri utama
- Tombol on/off bersifat manual
- Ketika Shutdown, untuk mematikan mesti menekan tombol CPU
- Kabel daya ke motherboard terdiri atas 2 x 6 pin
- Daya rata-rata di bawah 250Watt

Power suplly ATX


Power Supply ATX (Advanced Technology Extended) adalah jenis power supply
jenis terbaru dan paling banyak digunakan saat ini. Perbedaan yang mendasar
pada PSU jenis AT dan ATX yaitu pada tombol powernya, jika power supply AT
menggunakan Switch dan ATX menggunakan tombol untuk mengirikan sinyal ke
motherboard seperti tombol power pada keyboard.

Ciri utama
-Terdiri atas satu set kabel supply ke motherboard yang berjumlah : 20pin atau
20pin + 4pin 24pin + 4pin atau 24pin + 8pin
-Ketika shutdown otomatis CPU mati
- Ada konnector tambahan power SATA (PSU terkini)
-Daya lebih besar untuk memenuhi standar komputasi masa kini
-Efisiensi lebih baik
POWER SUPPLY UNIT ( PSU )

Pada dasarnya power supply termasuk dari bagian power conversion. Power
conversion sendiri terdiri dari tiga macam: AC/DC
Power Supply,DC/DC Converter,dan DC/AC Inverter. Power supply untuk PC
sering juga disebut sebagai PSU (power supply unit).
PSU termasuk power conversion AC/DC, Fungsi utamanya mengubah listrik arus
bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN). Menjadi
arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC.

Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:

Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.

Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang


sesuai dengan yang dibutuhkan.

Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple
ataupun noise listrik yang lain.
Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung
pada tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan
temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber
input.
Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak
terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown
jika hal ini terjadi.
Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan
tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan
input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

Konversi AC ke DC
Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin
digunakan. Pertama dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC
yang sangat sederhana.
Setelah listrik AC dari line input di-step-down oleh transformer,
kemudian di jadikan DC secara sederhana dengan rangkaian empat diode
penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk meratakan
tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear
regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya
output yang dibutuhkan bertambah.
Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter
sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum.
Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang
rendah. Berikutnya adalah dibutuhkanya ukuran transformer yang besar, untuk
daya ampere yang besar. Tingkat efsiensi konversi yang rendah (sekitar 50%),
juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.

Switching Power Supply

Power suply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang
minim dan tegangan yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk
hal ini. Maka digunakan metode switching power suply. Jauh lebih kompleks,
tapi menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada
kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width
Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk
mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output. Ia
dapat bekerja dalam selang waktu singkat, hanya dalam hitungan micro second.
Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai
berikut. Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC), filter (membersihkan
dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian
PFC (power factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga
digunakan untuk lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga
dihubungkan dengan field-efect transistor (biasanya oleh MOSFET).
Metal-oxide semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung
secara serial dengan sisi input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia
akan mengomunikasikan (fedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang
dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu
jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal. Saat
bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output
power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan
tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan
menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat,
tegangan output akan kembali normal (DC 12V).
Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz
(bahkan lebih tingi lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang
dinginkan tidak akan lebih dari 33 micro second. Sedangkan dengan linear
power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz
untuk Indonesia).

Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan


Tagihan Listrik?

Banyak penguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiran


perhitungan daya listrik yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan
power supply. Perlu digaris bawahi di sini adalah power supply tugasnya adalah
menyediakan catu daya yang dibutuhkan oleh system. Artinya, jika power
supply yang digunakan memiliki supply daya 500W,sedangkan komponen dalam
system hanya membutuhkan catuan daya 350W, maka daya yang dibutuhkan
power supply hanya 350W (dikalikan power factor).
Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih
besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power suply
yang bekerja (jauh) dibawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih
maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan. Untuk masalah
daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan power factor.

Makin rendah power factor, tingkat efisiensi dari power supply juga
semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk
menghasilkan daya yang sama, dibandingkan power supply yang memiliki power
factor yang lebih baik. Karena dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih
efektif, dan makin sedikit daya yang terbuang menjadi panas. Menggunakan
power supply dengan tingkat efisiensi yang baik, jelas dapat mengurangi
pengeluaran.

Berapa Besar Penghematan yang didapat, menggunakan Power Supply


dengan Power Factor yang Tinggi?

Sebagian penguna PC masih memikirkan mahalnya harga power supply yang


sudah mengunakan PFC. PFC termasuk salah satu variabel yang memastikan
sebuah power supply dengan tingkat power factor yang semakin efisien. Selisih
antara power suply dengan PFC dan power supply non-PFC memang cukup
tinggi. Selisih sekitar US $40, dan akan lebih terasa saat dikonversikan ke mata
uang rupiah. Namun jika memperhitungkan penghematan yang didapatkan,
sebetulnya hal ini cukup masuk akal.
Untuk lebih jelasnya akan kami ilustrasikan sebagai berikut:

Power supply A, rated 550W dengan power factor0,74. Artinya untuk


dapat menghasilkan daya sebesar 450 W diperlukan daya input 608,10W.
Katakanlah power supply B dengan PFC, rated 550 W dengan PFC. Efisisensi
power factor 0,82. Untuk menghasilkan daya output sebesar 450W, hanya akan
memerlukan daya input 548,78W. Sampai di sini,terlihat hanya perbedan sekitar
60W dan mungkin belum memiliki arti apapun.
Katakanlah penggunaan harian PC Anda akan beroperasi selama rata-rata
8 jam dalam sehari. Jadi dalam satu tahun power supply A akan membutuhkan
daya sebesar 608,10x8x365=1.775.652 Wh atau setara dengan 1.776 kWh.
Sedangkan, power supply B hanya akan membutuhkan 548,78 x 8 x 365 =
1.602.437,6 atau dibulatkan menjadi 1.603 kWh. Dalam setahun, kedua power
supply tersebut memiliki selisih daya 173kWh.
Sekarang dikonversi kerupiah. Dengan tarif dasar listrik (TDL), katakanlah
sekitar Rp 500, maka penghematan 173 kWh berarti penghematan sebesar Rp
86.500. Jika asumsi umur teknis power supply sekitar 5 tahun, tidak kurang
selisih penghematan biaya rekening listrik dapat mencapai Rp 400 ribu. Jumlah
nominal yang sama untuk mendapatkan power supply dengan PFC. Dengan
keuntungan, komponen Anda mendapatkan catuan daya yang lebih baik, panas
yang dihasilkan lebih minim dan seterusnya.
Perhitungan ini merupakan perhitungan kasar. Akan berbeda dengan jenis
komponen yang digunakan, lama dan intensitas penggunan dan beberapa faktor
lain yang tidak dipertimbangkan dicontoh ini.

Power Supply Berapa Watt? Seberapa Pentingkah Hal Ini?

Beberapa merk power supply memiliki standar yang berbeda untuk


menyatakan hal ini. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah wattage
untuk suhu kerja maksimum. Namun untuk informasi tersebut, sering tidak
disampaikan produsenya.
Kebanyakan menyatakan watage untuk suhu ruangan ( 25 C ). Ini hanya
akan terjadi pada saat power supply baru mulai beroperasi. Ketika sudah
beroperasi secara terus menerus, suhu akan meningkat ( 40~50 C ). Ini
dapat menurunkan kemampuan wattage hingga 33-50 %, tergantung komponen
yang digunakanya.

Sebaiknya Anda tidak lagi semata-mata memperhatikan kemampuan


watage. Tapi lebih jeli lagi, melihat watage untuk suhu kerja sesuai dalam
penggunaan nantinya.

Berat Power Supply


Ada pendapat berat dari power supply akan mempengaruhi kualitasnya.
Layaknya speaker, dikarenakan kemampuan magnet pada driver yang
digunakan. Hal ini tidak tepat diberlakukan untuk power supply pada PC. Masih
masuk akal untuk power supply DC adapter yang lain, dikarenakan masih ada
korelasi dengan berat transformer (yang didominasi oleh gulungan tembaga),
akhirnya menentukan besar kuat arus yang mampu ditangani.

Berat power supply memang didominasi transformer. Heatsink untuk


mendinginkan utamanya transistor dan beberapa komponen panas yang lain
juga mendominasi bagian dalam power supply. Tapi, heatsink terbuat dari bahan
alumunium yang sangat ringan.

Sedangkan, yang sangat menentukan kualitas sebuah power supply lebih


pada dua variabel ini. Desain dan pilihan penggunan komponen di dalamnya.
Keduanya memang secara tidak langsung akan memperngaruhi berat power
supply secara keseluruhan. Namun, bukan seperti pernyatan diatas. Desain yang
berbeda membuat power supply akan menggunakan jenis dan jumlah komponen
yang berbeda. Sebagai contoh transistor. Beratnya tidak akan lebih dari 1 gram,
dengan ukuran standar.

Perbedan adalah pesifikasi dan merk transistor yang digunakan. Ini


tentunya akan berpengaruh dengan harga. Transistor yang murah, dapat
menjalankan fungsi sebagai (biasanya) switch, namun akan menghasilkan panas
yang lebih banyak dibandingkan transistor high-quality. Akibatnya, transistor
yang lebih panas membutuhkan pendinginan yang lebih baik agar dapat tetap
bekerja dengan normal. Ini juga berlaku untuk diode ataupun IC power,
gabungan dari keduanya. Komponen lain seperti kapasitor, resistor tidak akan
memerlukan heatsink.

Seperti yang sudah disampaikan, panas juga menjadi masalah tersendiri


pada power supply. Produsen tentunya akan selalu mencoba mencari komponen
seefisien mungkin untuk mengoptimalkan ongkos produksi. Beberapa produsen
mengambil alternatif dengan cara mengunakan komponen yang murah. Efek
sampingnya, komponen ini akan lebih mudah panas. Solusinya dengan melepas
panas yang dihasilkan secepatnya. Dengan luas penampang heatsink yang
bertambah drastis, ataupun aliran udara ekstra. Ingat, ini bukan menghilangkan
panas, hanya memindahkan panas secepatnya dari power supply.

Solusi tersebut lebih banyak digunakan, mengingat tambahan heatsink


ataupun fan lebih ekonomis. Setidaknya dibandingkan mengunakan komponen
yang lebih berkualitas dalam power suply. Tentunya ada beberapa efek samping.
Noise fan bertambah untuk mengusir panas. Komponen murah juga memiliki
kecenderungan hanya menghasilkan nilai efisiensi yang rendah, karena lebih
banyak energi yang akan dilepas dalam bentuk panas.

Jadi ada beberapa petunjuk untuk menilai power supply secara sekilas,
meski tidak 100% akurat. Jumlah fan pendingin yang banyak, bukan lagi
pertanda bagus. Artinya banyak panas yang dihasilkan dan perlu ditanggulangi
dengan fan tersebut. Kabel yang digunakan di dalamnya juga dapat dijadikan
acuan. Nomor kabel menentukan luas penampang atau diameter kabel yang
digunakan (makin besar nomor, makin tipis/sempit), makin kecil semakin baik.
Pada kabel untuk 24 pin power konektor biasanya digunakan kabel 16 AWG,
sedangkan kabel lain menggunakan minimal 18 AWG.
Kualitas konektor di dalam molex juga perlu diperhatikan. Kebanyakan
mengunakan bahan besi. Tapi, yang paling baik mengunakan bahan ataupun
berlapis emas. Tentu saja gold-plated konektor akan sangat mahal, juga
mengingat konektor pada kebanyakan motherboard juga masih berbahan metal,
ini tidak akan memberikan peningkatan yang berarti.
Macam-macam konektor pada PSU

Konektor untuk Mainboard ada 2 jenis yaitu 20 pin dan 24 pin.

Di bawah ini contoh untuk jenis mainboard dengan 20 pin

Yang ini untuk jenis mainboard dengan 24 pin

Konektor Untuk HDD, CDROM, FAN


Kabel warna kuning ( + 12 Volt )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna merah (+ 5 Volt )

Konektor untuk Floppydisk, LS120, Zipdrives

Kabel warna kuning ( + 12 Volt )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna merah (+ 5 Volt )

Konektor untuk HDD SATA


Kabel warna Orange ( + 3.3 Volt )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna merah (+ 5 Volt )

Kabel warna Hitam ( Ground )

Kabel warna kuning ( + 12 Volt )

Anda mungkin juga menyukai