No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
1.Pengertian Penanganan sampah medis dengan tepat dan aman sehingga tidak
membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi masyarakat
2.Tujuan Agar sampah medis di puskesmas dapat ditangani dengan baik dan aman
sehingga tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat
3.Kebijakan Sebagai acuan petugas dalam penanganan sampah medis padat dan cair
secara benar dan aman
4.Referensi - Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009
- KEPMENKES RI NOMOR 1204/MENKES/SK/X/2004
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang
tata cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan
tidak korosif (plastic atau metal yang berlapis seng) dengan tutup yang
rapat.
c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa
sampah-sampah yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika tempat
pembakaran tidak tersedia maka bisa dilakukan penguburan.
d. Pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum tersebar
ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik untuk
membunuh mikroorganisme.
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi serta
cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.
3. Penanganan Sampah Medis berupa Benda Tajam (jarum, silet, mata
pisau dan lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan yang aman
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang tahan
pecah misalnya ember tertutup/safety box.
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang memerlukan
sehingga sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu dibawa terlalu jauh
sebelum dibuang.
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan menekuk
atau mematahkan jarum sebelum dibuang.
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah penuh, tutup dengan rapat.
f. Diangkut untuk dimusnahkan di incenerator
Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi serta
cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.
7. Hal-hal yang 1. Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :
perlu - Simpan dalam kontainer yang memenuhi syarat
diperhatikan - Lokasi strategis, dalam wadah warna dan kode terpisah
- Ditaruh pada tempat yang kering
- Aman dari orang yang tidak bertanggung jawab
PEMICUAN STBM
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
2. Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan Klinik
Sanitasi di Puskesmas
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
7.Hal-hal yang Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik
harus sanitasi :
diperhatikan
1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor
lingkungan : Diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan, TB
Paru
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang sama
(berulang)
3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit yang sama.
Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD harus dirujuk ke
klinik sanitasi
4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB
8. Unit terkait 1. Unit BP- Umum
2. Unit KIA/KB
3. Unit IGD
4. Unit Perawatan
5. Unit Laboraturium
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
1. Pengertian Pemantauan / pengawasan sarana air bersih (perpipaan maupun non perpipaan)
yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
dengan cara pengamatan serta penilaian kualitas fisik dan faktor resikonya
2. Tujuan Mengetahui kualitas fisik dan faktor resiko sarana air bersih yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
diperhatikan
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi serta
pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TTU
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
diperhatikan
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TPM
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
3. Kebijakan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan
lingkungan
4. Referensi
6.Langkah- 1.
Tulis hasil kegiatan harian inspeksi sanitasi ke dalam buku kegiatan harian
langkah 2.
Rekap hasil kegiatan inspeksi sanitasi yang dilakukan selama 1 bulan
3.
Salin hasil rekap kegiatan ke form laporan bulanan kesehatan lingkungan
4.
Buat salinan laporan rangkap 2 (untuk disetor ke Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan dan untuk arsip puskesmas)
7.Hal-hal yang Laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 5
harus
diperhatikan
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
1. Pengertian Tindakan melakukan monitoring dan pembinaan terhadap makanan dan minuman
agar memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi pengolahan, distribusi dan
peredarannya.
2. Tujuan Melindungi masyarakat dari bahaya makanan minuman yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan makanan
dan minuman
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
3. Unit IGD
4. Unit Perawatan
5. Unit Laboraturium
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
2. Tujuan meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak diluar
komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapinya
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
5.Prosedur 1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali
untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk mendukung
terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam analisa
permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.
6.Langkah- 1. Perkenalan
langkah 2. Sampaikan maksud dan tujuan
3. Pencairan suasana
4. Minta ijin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar
5. Pemetaan
6. Penelusuran lokasi pilar STBM
7. Alur kontaminasi
PEMICUAN STBM
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
8. Simulasi kontaminasi
9. Diskusi kelompok
10. Pemicuan bagi yang berubah dibuat kesepakatan pelaksanaan
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut pemicuan
12. Penutup
7.Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 20 JULI 2016
Halaman : 2/2