OLEH:
KELOMPOK B-2
Dalam industri pangan penggunaan pengujian inderawi untuk berbagai keperluan telah
meluas meskipun peralatan telah berkembang dengan pesat. Akan tetapi pengujian inderawi
tetap merupakan bagian yang terpenting. Dalam beberapa hal hasil penilaian dengan
pengujian inderawi bahkan melebihi ketelitian alat yang sangat sensitif dan beberapa
perusahaan sampai sekarang masih menggantungkan mutunya pada penelitian dengan indera
manusia. Penilaian organoleptik mempunyai macam-macam cara dan penerapannya.Salah
satunya adalah dengan uji skoring. Uji skoring adalah pemberian skor untuk atribut yang
dinilai menurut kesan mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numerik
yang telah disediakan untuk masing-masing deskripsinya ( Raharjo,1988 dalam Khoirani,
2015)Uji skoring dapat digunakan untuk penilaian sifat sensoris yang spesifik seperti tekstur,
warna, dan aroma. Pada uji skoring ini dilakukan pemberian penilaian dengan skor.
Pemberian skor bisa dapat dikaitkan dengan skala hedonik. Berkaitan dengan skala hedonik,
pasti setiap orang akan memberikan penilaian yang berbeda-beda dan kesukaannya pun bisa
jadi juga berbeda. Oleh karena itu, perlu dilakukannya uji skoring untuk menentukan sampel
mana yang paling disukai panelis.
II. METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Sendok kecil
Pengaduk
Nampan
Beaker Glass 1000 mL
Gelas kecil
Label
Kuesioner
Water jug
Bahan
Air
Rasa
No Nama 270 547 836 173 940
Fresco YA! Torabika ABC Top
1 Hana 7 6 7 1 2
2 Mediatrix 5 3 6 5 5
3 Patricia 4 6 1 5 2 Tabel 3.2
4 John 5 6 4 6 6 Anova
Two-
5 Maria F 1 6 1 2 6
Factor
6 Agnes P 7 6 6 4 3
Without
7 Agnes S 6 7 3 6 7
8 Teresa S 6 4 7 5 6
9 DB 6 4 3 5 7
10 Carlo 3 5 7 3 5
11 Adi 6 5 3 7 4
12 Monica 5 6 7 3 2
13 Yulius 5 4 7 5 4
14 Alfano 6 5 6 6 4
15 Alex 3 1 5 4 7
16 Brigita 3 5 4 7 6
17 Richard 5 3 4 6 7
Replication Terhadap Rasa
ANOVA RASA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Panelis 37,38824 16 2,336765 0,71488 0,768746 1,804179
Columns 0,4 4 0,1 0,030593 0,998151 2,515318
Error 209,2 64 3,26875
Total 246,9882 84
Kesimpulan : F < FCRIT maka tidak terdapat beda nyata terhadap rasa
ANOVA AROMA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Panelis 71,93684 18 3,996491 1,544756 0,099779 1,748926
Columns 7,726316 4 1,931579 0,746609 0,563466 2,498919
Error 186,2737 72 2,587135
Total 265,9368 94
Kesimpulan : F < FCRIT maka tidak terdapat beda nyata terhadap aroma
Pada praktikum ini dilakukan uji skoring dengan skor 1 sampai 7. Tiap angka
melambangkan atau menyatakan tingkat mutu (Khoirani, 2015). Pada pengujian skoring
ini,dilakukan pengujian terhadap rasa dan aroma terhadap lima jenis sampel kopi susu,yaitu
kopi susu merek ABC,Torabika,Top,Ya! dan Fresco.Panelis diminta untuk bergantian menguji
dari segi rasa kemudian menguji aroma dari lima jenis sampel kopi susu
tersebut.Berdasarkan data di atas,jumlah panelis yang menguji rasa lebih sedikit dibanding
panelis yang menguji aroma dari sampel kopi susu.Hal ini dapat terjadi karena ada
beberapa panelis yang tidak bisa mengonsumsi kopi pada pagi hari (waktu pengujian
saat itu pukul 7 pagi) sehingga beberapa panelis tersebut tidak menguji rasa dari kopi
yang diujikan dan hanya melakukan pengujian terhadap aroma saja.
IV. KESIMPULAN
1. Pada rasa, tidak ada beda nyata karena pada tabel anova F hitung < FCRIT
2. Pada aroma, tidak ada beda nyata karena pada tabel anova F hitung < FCRIT
3. Penilaian panelis dapat berbeda karena dari kebiasaan mengkonsumsi kopi susu dan
kesukaan terhadap kopi susu yang diujikan.
4. Jumlah panelis penilaian terhadap rasa lebih sedikit dibanding terhadap aroma karena
ada panelis yang tidak bisa mengkonsumsi kopi susu pada pagi hari sehingga hanya
melakukan penilaian terhadap aroma kopi susu.
DAFTAR PUSTAKA