Anda di halaman 1dari 4

POKOK BAHASAN III.

PTERIDOPHYTA
Sporogenesis

Sporogenesis pada tumbuhan paku (Pteridophyta)


Pada tumbuhan paku spora dan sporangia terbentuk pada daun! ketiak daun.
Pada tumbuhan paku tmgkat rendah sporangia langsung terbentuk pada ujung tunas.
Daundaun yang mendukung sporangium disebut sporofil, sedang yang tidak
mendukung sporangia disebut tropofil. Kumpulan sporanngium pada daun disebut
sorus.
Didalam sporangium terdapat banyak spora. Spora berasal dan jaringan
sporogen yang memisahkan din atau disebut sel induk spora yang mengalami
pembelahan meiosis, menghasilkan 4 spora haploid yang tersusun tetrahidns.
Disebelah luarjaringan sporogen terdapat sam atau beberapa lapisan tapetum yang
berfungsi nutnitifterhadap sel-- sel induk spora.
Spora pada tumbuhan paku dapat homospor (isopor), atau heterospor
mempunyai 2 macam spora. Makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium
(protalium betma) dan mikrospora tumbuh menjadi mikroprotalium (protalium jantan).
Pada gametofit betina (protalium betma) terdapat arkegonium
arkegonium dan pada gametofit
jantan (protalium jantan) terdapat anteridium.

Gambar 10. Diagram potongan


bujur strobilus tumbuhan paku
A.strobilus
strobilus paku homospora B.
morfologis strobilus, C. strobilus
paku heterospora dengan
banyak megasporangia; D
strobilus paku
u heterospora
dengan satu megasporangium.

Berdasarkan perkembangan sporangium, tumbuhan paku dibedakan menjadi 2


kelompok yaitu:
1. Eusporangiatae
Kelompok tumbuhan mi mempunyai sporangium tipe eusporangium.
Ensporangium merupakan tipe sporangium yang
yan umum pada tumbuhan
vaskuler tingkat
gkat rendah dan beberapa coniferae. Secara ontogeni sporangium
berasal dari beberapa srl inisial superfisial.
Sel - sel superfisial membelah periklinal menghasilkan sd-
sd sel parietal
primer dan Se!-sel
sel arkesporial primer. Sel - sel parietal primer membelah periklinal
dan antikimal membentuk dmdmg sporangium. Sel - sel arkesporial primer
membelah periklinal dan antiklinal
anti membentuk sel- sel sporogen (Sel induk spora)
yang akhirnya mengalami meiosis membentuk spora. Pada akhir perkembangan
perkembangan
sporangium tidak mempunyai tapetum.

Gambar 11. Diagram proses


sporogenesis

2. Leptosporangiatae
Secara ontogem sporangium tumbuhan mi berasal dari sel misial tunggal
yang terdapat pada permukaan.
Sel superfisial membelah dengan dindmg melmtang
melmtang atau miring
menghasilkan sel atas dan sel bawah. Sel atas membelah dengan dinding miring
mir
menghasilkan sel apikal. Sel apikal rnembelah menghasilkan sel internal dan sel
inisial jaket.
Sel internal akan menghasilkan sel-
sel sel sporogen
porogen dan inisial tapetum. Sel
Sel-
sel sporogen akan
kan menjadi sel induk spora. Sel induk spora mengalami meiosis
menghasilkan tetrad spora dan akhimya menghasilkan spora tunggal. Inisial
tapetum akan membentuk tapetum.
Sel insial jaket membelah antiklinal akan membentuk lapisan jaket. Se!
bawah akan menjadi sporangium.

Gambar 12. Diagram proses


sporogenesis pada paku
Leptosporangiatae.

Tangkai sporangium dapat:


1. pendek, kalau tersusun dan beberapa sd saja, dan dianggap lebih primitif.
2. panjang, bila tersusun lebih banyak sel, dan dianggap lebih maju.
Pada tipe leptosporangium, ada tiga kemungkinan struktur kumpulan sporangium
(sorus):
1. Dilindungi oleh jaringan penutup, yang
y merupakan poliferasi sel- sel mesofil
daun, jaringan ini disebut indusium sejati.
2. Dilindungi oleh bagian tepi mesofil daun yang menggulung, ini disebut indusium
palsu.
3. Tidak dilindungi oleh jaringan penutup disebut bertipe telanjang.

Gambar 13. Perkembangan protalium pacla tumbuhan paku.


Spora endosporik membelah menghasilkan
menghasilkan talus tumbuhan paku (F)
dengan Arkegonium dan Anteridium.
Gambar 14. Struktru sorus pada sporofil
A. Endosium sejati; B. tanpa endosium; C. Leptosporangum;D. Endosium
palsu

Anda mungkin juga menyukai