Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PADA PASIEN LEUKIMIA


(KANKER SEL DARAH PUTIH)

DISUSUN OLEH :

STIKES ICME JOMBANG


STIKRS UNITRI MALANG
POLTEKES MALANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN PADA PASIEN LEUKIMIA
(KANKER SEL DARAH PUTIH)

DISUSUN OLEH :
MAHASISWA
TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL :

MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING RUANGAN

( ) ( )

KEPALA RUANGAN

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan pada pasien leukimia (kanker sel darah putih)
Sasaran : Pasien, keluarga pasien dan pengunjung R. 22 RSSA Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

A. LATAR BELAKANG
(kanker darah) adalah jenis penyakit kanker menyerang darah putih diproduksi
oleh sumsum tulang Sumsum tulang atau ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga
type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet
(bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Sumsum tulang
adalah jaringan lunak yang ada pada setiap tulang. Di sumsum tulang inilah sel darah
dibuat. Sel darah yang pabriknya ada pada sumsum tulang yakni :
a. Sel darah putih, tugasnya melindungi tubuh dari infeksi.
b. Sel darah merah, tugasnya membawa oksigen ke seluruh organ tubuh.
c. Platelet atau trombosit, tugasnya membantu proses pembekuan darah.
Orang normal, semua fungsi ini berjalan sebagaimana mestinya, tetapi tidak pada
penderita leukemia. Sumsum tulang memproduksi sel darah putih abnormal dalam
jumlah besar. Sel sel ini kemudian dikenal dengan nama sel leukemia. Tidak seperti sel
darah putih umumnya, sel leukemia tumbuh sangat cepat bahkan mereka mampu
tumbuh tiada henti.
Celakanya, pertumbuhan luar biasa sel leukemia ini mampu mendesak sel sel darah
yang normal. Sehingga munculah masalah kesehatan seperti anemia, perdarahan dan
infeksi. Sel leukemia juga menyebar ke kelenjar limfe dan organ lainnya menyebabkan
pembengkakan dan rasa sakit.
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum
tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih
yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-
reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri.
Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah
diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada
tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol
(abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer
atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat
mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini akan
menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
perdarahan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
dan mengerti tentang Kanker Sel Darah Putih (Leukemia).

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anggota keluarga dapat menjelaskan
kembali :
a. Pengertian Leukemia
b. Etiologi leukimia
b. Tanda dan gejala Leukemia
c. Klasifikasi Leukemia
d. Komplikasi dari Leukemia
e. Pengobatan Leukemia
f. perawatan pasien dengan leukimia di rumah
.
C. SASARAN

Keluarga pasien yang ada di ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar, Malang

D. MATERI

Terlampir

E. MEDIA

- LCD
- Laptop

- Leaflet

- PPT

F. METODE

Ceramah dan tanya jawab

G. PENGORGANISASIAN

1. Moderator dan notulen : POLTEKES Malang

Sebagai pemimpin jalannya penyuluhan dan mencatat apa apa yang


perlu di tulis saat penyuluhan dan diskusi.

2. Pemateri : ICME Jombang, UNITRI Malang, POLTEKES Malang

Sebagai penyampai materi atau isi dari penyuluan.

3. Operator : UNITRI Malang

4. Observer dan fasilitator : ICME Jombang

Sebagai fasilitator saat penyampaian materi penyuluahan

5. Absensi : ICME Jombang

Sebagai bukti adanya peserta saat penyuluhan.

H. SETTING RUANAGAN/TEMPAT

LCD

M P
O
PN K K K F
P KP P K P
F P P F

KETERANGAN : OB
M : MODERATOR
P : PEMATERI
OP : OPERATOR
OB : OBSERVER
N : NOTULEN
F : FASILITATOR
KP : KELUARGA PASIEN

I. KEGIATAN PENYULUHAN
N Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Med Waktu
o ia
1. Pembukaan - Memberikan - Membalas Ceramah - 2
dan salam salam salam menit
- Mendenga
- Perkenalan
rkan
- Menjelaskan
tujuan
instruksional
- Kontrak Waktu
- Menggali
pengetahuan
peserta tentang
Penyakit
LEUKEMIA
- Menjelaskan
aturan PKRS

2. Pelaksanaan:

1. Penyampai - Mendenga Ceramah PPT 20


Menyampaikan
an materi rkan dan menit
materi : - Memperh
leafl
a. Pengertian atikan.
et
Leukemia
b. Tanda dan gejala
Leukemia
Diskusi
c. Klasifikasi - Bertanya
Leukemia dan
d. Komplikasi dari diskusi
2. Diskusi
- Memberi
Leukemia
kesempata
e. Pengobatan
n kepada
Leukemia
peserta
a. Tanya jawab untuk
menangga
pi
jawaban

3. Penutup dan - Menyimpulka - Mendenga Diskusi - 8


Ceramah
Tanya jawab n hasil materi rkan menit
jawaban
- Menjawab
- Menyampaika
salam
n
Salam
- Membagi
leaflet

J. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur

Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama


dengan Ruangan 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.

Membuat SAP

Konsul SAP

Kontrak waktu

Meminjam alat

Jumlah peserta kurang lebih 20 orang.

b. Evaluasi Proses

Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.


Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
Semua peserta hadir dalam kegiatan.

c. Evaluasi Hasil

Peserta memahami materi yang telah disampaikan.


Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.

MATERI PENYULUHAN
KANKER DARAH

A. Pengertian Leukemia
Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos , "putih"; aima , "darah"), atau
lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah
medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan
secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum
tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih).
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone
marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah
putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi
membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu
proses pembekuan darah).
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel
darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel
yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu
fungsi normal dari sel lainnya.

B. Penyebab
Sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah
leukemia merupakan penyakit keganasan dan berkembang sel sel limfosit normal
menjadi ganas dengan segara menggantikan sel sel yang normal dalam sumsum tulang
belakang, sehinga sumsum tulang belakang gagal dalam membentuk sel darah normal
menginfiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
(1). Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai
hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
a). Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
b). Leukemiaditemukanpadakorbanhidupkejadian bomatomHiroshima dan Nagasaki, Jen
g
(2). Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi
leukemia:
c). Racun lingkungan seperti benzena
d). Bahan kimia industri seperti insektisida
e). Obat untuk kemoterapi
(3). Epidemologi
f), Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
g). Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
h). Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK
(4). Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1
pada dewasa.

C. Tanda dan Gejala


Seperti semua sel-sel darah, sel-sel leukemia berjalan keseluruh tubuh. Tergantung
pada jumlah sel-sel abnormal dan dimana sel-sel ini berkumpul, pasien-pasien dengan
leukemia mungkin mempunyai sejumlah gejala-gejala.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia.
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun
demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah
merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya
penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam
tubuh).
2. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,
terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya.
Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan
sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari
hidung (meler) dan batuk.
3. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang
(bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
4. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana
sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat
berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
5. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan
bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan
pertolongan medis.
6. Sering merasa sakit kepala /pusing
7. Mudah merasa lelah

D. Klasifikasi Leukemia
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
(a). Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat
meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang
lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
(b). Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan
darah tepi.
1). Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebutleukemia
limfositik.
2). Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil,
maka disebut leukemia mielositik.
(c). Jumlah leukosit dalam darah
1). Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat
sel-sel abnormal
2). Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal,
terdapat sel-sel abnormal
3). Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak
terdapat sel-sel abnormal
(d). Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi
menjadi:
1). Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada
anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65
tahun atau lebih
2). Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-
anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3). Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur
lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir
tidak ada pada anak-anak
4). Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.Dapat juga
terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering
terjadi pada anak-anak.

E. Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu
1). Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
2). Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)
pada keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat
menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan
hematom.
3). Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaan Leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
4), Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus
Leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar
trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke.
5). Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan Leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih
rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan Leukemia juga dapat menurunkan kadar
leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
6). Kematian.

F. Pengobatan
1). Kemoterapi
Kebanyakan pasien-pasien dengan leukemia menerima kemoterapi. Tipe perawatan kanker
ini menggunakan obat-obat untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada tipe dari
leukemia, pasien mungkin menerima suatu obat tunggal atau suatu kombinasi dari dua atau
lebih obat-obat.
Orang-orang dengan leukemia mungkin menerima kemoterapi dalam beberapa cara-cara
yang berbeda:
(1) Dengan mulut
(2) Dengan suntikan langsung kedalam suatu vena (IV atau intravenous)
(3) Melalui suatu kateter (suatu tabung lentur yang kecil) yang ditempatkan didalam
suatu vena besar, seringkali didada bagian atas Suatu kateter yang berdiam ditempat
adalah berguna untuk pasien-pasien yang memerlukan banyak perawatan-perawatan
intravena (IV). Pekerja-pekerja perawatan kesehatan menyuntikan obat-obat kedalam
kateter, dibanding secara langsung kedalam suatu vena. Metode ini menghindari keperluan
untuk banyak suntikan-suntikan, yang dapat menyebabkan ketidakenakan dan melukai
vena-vena dan kulit.
(4) Dengan suntikan secara langsung kedalam cairan cerebrospinal Jika seorang ahli
patologi menemukan sel-sel leukemia didalam cairan yang mengisi ruang-ruang di dan
sekitar otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord), dokter mungkin memerintahkan
kemoterapi intrathecal. Dokter menyuntikan obat-obat secara langsung kedalam cairan
cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat-obat yang diberikan dengan suntikan
intravena atau dikonsumsi melalui mulut seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan
spinal cord. Suatu jaringan dari pembulh-pembuluh darah menyaring darah yang pergi ke
otak dan spinal cord. Penghalang darah-otak ini menghentikan obat-obat dari pencapaian
ke otak.
Pasien mungkin menerima obat-obat dalam dua cara:
(1) Suntikan kedalam spine (tulang belakang): Dokter menyuntikan bat-obat kedalam
kolom tulang belakang bagian yang lebih bawah.
(2) Ommaya reservoir: Anak-anak dan beberapa pasien-pasien dewasa menerima
kemoterapi intrathecal melalui suatu kateter khusus yang disebut suatu Ommaya
reservoir. Dokter menempatkan kateter dibawah kulit kepala. Dokter menyuntikan obat-
obat antikanker kedalam kateter. Metode ini menghindari ketidakenakan dari suntikan-
suntikan kedalam tulang belakang (spine).
Pasien-pasien menerima kemoterapi dalam siklus-siklus: suatu periode perawatan,
kemudian suatu periode pemulihan (recovery), dan kemudian periode perawatan lainnya.
Pada beberapa kasus-kasus, pasien mempunyai kemoterapi sebagai seorang pasien luar
dari rumah sakit, di tempat praktek dokter, atau dirumah. Bagaimanapun, tergantung pada
obat-obat mana yang diberikan, dan kesehatan umum pasien, suatu opname mungkin
diperlukan.
Beberapa orang-orang dengan chronic myeloid leukemia menerima suatu tipe perawatan
baru yang disebut targeted therapy. Targeted therapy menghalangi produksi dari sel-sel
leukemia namun tidak merugikan sel-sel normal. Gleevec, juga disebut STI-571, adalah
targeted therapy pertama yang disetujui untuk chronic myeloid leukemia.

2). Terapi Biologi


Orang-orang dengan beberapa tipe-tipe dari leukemia mempunyai terapi biologi. Tipe
perawatan ini memperbaiki pertahanan-pertahanan alami tubuh terhadap kanker. Terapi
diberikan dengan suntikan kedalam suatu vena.
Untuk beberapa pasien-pasien dengan chronic lymphocytic leukemia, tipe terapi biologi
yang digunakan adalah suatu antibodi monoclonal. Senyawa ini mengikat pada sel-sel
leukemia. Terapi ini memungkinkan sistim imun untuk membunuh sel-sel leukemia
didalam darah dan sumsum tulang (bone marrow).
Untuk beberapa pasien-pasien dengan chronic myeloid leukemia, terapi biologi adalah
suatu senyawa alami yang disebut interferon. Senyawa ini dapat memperlambat
pertumbuhan dari sel-sel leukemia.

3). Terapi Radiasi


Terapi radiasi (juga disebut radiotherapy) menggunakan sinar-sinat bertenaga tinggi untuk
membunuh sel-sel leukemia. Untuk kebanyakan pasien-pasien, suatu mesin yang besar
mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian-bagian lain dari tubuh dimana sel-sel
leukemia telah berkumpul. Beberapa pasien-pasien menerima radiasi yang diarahkan
keseluruh tubuh. Penyinaran atau iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum suatu
transplantasi sumsum tulang. Pasien-pasien menerima terapi radiasi di sebuah rumah sakit
atau klinik.

4). Transplantasi Sel Induk (Stem cell transplantation)


Beberapa pasien-pasien dengan leukemia mempunyai transplantasi sel induk. Suatu
pencangkokan sel induk mengizinkan seorang pasien dirawat dengan dosis-dosis obat-obat
yang tinggi, radiasi, atau kedua-duanya. Dosis-dosis yang tinggi menghancurkan kedua-
duanya yaitu sel-sel leukemia dan sel-sel darah normal didalam sumsum tulang.
Kemudian, pasien menerima sel-sel induk yang sehat melalui suatu tabung yang lentur
yang ditempatkan didalam suatu vena yang besar pada leher atau area dada. Sel-sel darah
baru berkembang dari sel-sel induk yang dicangkokan.
Ada beberapa tipe-tipe dari transplantasi sel induk:
a). Transplantasi Sumsum Tulang Sel-sel induk (stem cells) datang dari sumsum tulang
(bone marrow).
b). Peripheral stem cell transplantationSel-sel induk (stem cells) datang dari darah
peripheral.
c), Umbilical cord blood transplantationUntuk seorang anak dengan tidak ada donor,
dokter mungkin menggunakan sel-sel induk dari darah tali pusar (umbilical cord blood).
Darah tali pusar adalah dari seoarng bayi yang baru dilahirkan. Adakalanya darah tali
pusar dibekukan untuk penggunaan di kumudian hari.
Sel-sel induk (stem cells) mungkin datang dari pasien atau dari seorang donor:
a). Autologous stem cell transplantationTipe pencangkokan ini menggunakan sel-sel
induk pasien sendiri. Sel-sel induk diambil dari pasien, dan sel-sel mungkin dirawat
untuk membasmi sel-sel leukemia apa saja yang hadir. Sel-sel induk dibekukan dan
disimpan. Setelah pasien menerima kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi, sel-sel
induk yang disimpan dicairkan dan dikembalikan pada pasien.
b). Allogeneic stem cell transplantationTipe pencangkokan ini menggunakan sel-sel
induk yang sehat dari seorang donor. Saudara laki, saudara perempuan, atau orangtua
pasien mungkin adalah donornya. Adakalanya sel-sel induk datang dari seorang donor
yang tidak bersaudara. Dokter-dokter menggunakan tes-tes darah untuk memastikan
sel-sel donor cocok dengan sel-sel pasien.
c). Syngeneic stem cell transplantationTipe pencangkokan ini menggunakan sel-sel
induk dari saudara kembar identis pasien yang sehat.
Setelah suatu pencangkokan sel induk, pasien-pasien biasanya berdiam dirumah sakit
untuk beberapa minggu. Regu perawatan kesehatan melindungi pasien-pasien dari
infeksi sampai sel-sel induk yang dicangkokan mulai memproduksi cukup sel-sel darah
putih.

G. Perawatan pasien leukimia di rumah


Ada hal-hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu mengelola efek samping.
Jika dokter telah memberikan instruksi atau obat-obatan untuk mengobati gejala-gejala
ini, patuhi obat-obatannya. Secara umum, kebiasaan untuk mengkonsumsi menu sehat
seperti makan makanan seimbang dan cukup tidur serta olahraga dapat membantu
mengontrol gejala. Perawatan di rumah untuk gejala seperti mual atau muntah dan
mengatasi tanda-tanda awal dehidrasi, seperti mulut kering atau pusing ketika dalam
posisi duduk ke berdiri. Makan makanan kecil dapat membantu. Konsumsi permen jahe
atau teh jahe juga mampu membantu mengatasi gejala. Jika ada gejala diare,
konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Masalah lain yang dapat diobati di rumah meliputi:
a. Masalah tidur
b. Merasa sangat lelah. Jika pasien kekurangan energi atau menjadi lemah dengan
mudah, cobalah untuk mengelola energi dan menjadwalkan istirahat ekstra.
c. Rambut rontok. Tips termasuk menggunakan sampo yang ringan bahan kimia dan
sisir rambut dengan cara yang lembut.
d. Rasa sakit. Perawatan di rumah dapat membantu Anda mengatasi rasa sakit.
e. Penanganan stres karena kanker: Pasien kanker bisa jatuh ke dalam stres. Pikiran
yang berat untuk menghadapi tantangan penyakit itu sendiri serta rasa sakit yang
dirasakan perlu mendapatkan dukungan keluarga dan orang yang dikasihi.
Menemukan cara baru untuk mengatasi gejala stres dapat meningkatkan kualitas
keseluruhan hidup Anda seperti melakukan hal-hal yang disenangi pasien dan
menyarankan pasien untuk berpikiran positif.
f. Berbagi kisah dan perasaan. Menemukan kelompok dukungan untuk sesama
penyandang penyakit kanker dapat meringankan piker

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi I, Jilid III. Jakarta : Media
Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

UPF IKA RSUD Dr. Soetomo, 1998.

http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-leukemia-kanker-darah.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia

http://www.pediatrik.com/pkb/061022022524-03ie136.pdf

Anda mungkin juga menyukai

  • Varicela
    Varicela
    Dokumen4 halaman
    Varicela
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Pengobatan Kank-WPS Office
    Pengobatan Kank-WPS Office
    Dokumen1 halaman
    Pengobatan Kank-WPS Office
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • LP Af
    LP Af
    Dokumen14 halaman
    LP Af
    Indah Ramadhan
    80% (5)
  • Manajemen Resiko Ugd
    Manajemen Resiko Ugd
    Dokumen4 halaman
    Manajemen Resiko Ugd
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • 253 760 1 PB PDF
    253 760 1 PB PDF
    Dokumen9 halaman
    253 760 1 PB PDF
    Mery Angreani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen38 halaman
    Bab I
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Ersfa
    Ersfa
    Dokumen4 halaman
    Ersfa
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi-1
    Naskah Publikasi-1
    Dokumen12 halaman
    Naskah Publikasi-1
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Radna Detra
    Belum ada peringkat
  • Gejala Sakit Gi-WPS Office
    Gejala Sakit Gi-WPS Office
    Dokumen6 halaman
    Gejala Sakit Gi-WPS Office
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Hemathotoraks
    MAKALAH Hemathotoraks
    Dokumen22 halaman
    MAKALAH Hemathotoraks
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • FLU SINGAPURA
    FLU SINGAPURA
    Dokumen13 halaman
    FLU SINGAPURA
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen8 halaman
    Lamp Iran
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Matkul Gizi
    Tugas Matkul Gizi
    Dokumen4 halaman
    Tugas Matkul Gizi
    love DD
    Belum ada peringkat
  • Gizi
    Gizi
    Dokumen3 halaman
    Gizi
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Pengobatan Kank-WPS Office
    Pengobatan Kank-WPS Office
    Dokumen1 halaman
    Pengobatan Kank-WPS Office
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Bencana PDF
    Keperawatan Bencana PDF
    Dokumen39 halaman
    Keperawatan Bencana PDF
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Urinaria
    Urinaria
    Dokumen4 halaman
    Urinaria
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • 1642 3378 3 PB PDF
    1642 3378 3 PB PDF
    Dokumen12 halaman
    1642 3378 3 PB PDF
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • 1642 3378 3 PB PDF
    1642 3378 3 PB PDF
    Dokumen12 halaman
    1642 3378 3 PB PDF
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Bab II - Cynthia Wulandari
    Bab II - Cynthia Wulandari
    Dokumen21 halaman
    Bab II - Cynthia Wulandari
    Anonymous OUObadBH
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kompres Hangat PDF
    Jurnal Kompres Hangat PDF
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Kompres Hangat PDF
    Riechy Siie Noviyanti
    Belum ada peringkat
  • LP BPH
    LP BPH
    Dokumen18 halaman
    LP BPH
    AdzaneaAlHafiz
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Bencana PDF
    Keperawatan Bencana PDF
    Dokumen39 halaman
    Keperawatan Bencana PDF
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • DEMAM
    DEMAM
    Dokumen3 halaman
    DEMAM
    Syofwatun Ngulya
    100% (1)
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Dokumen28 halaman
    LP Fraktur
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • KNF
    KNF
    Dokumen15 halaman
    KNF
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • CA Bronko
    CA Bronko
    Dokumen19 halaman
    CA Bronko
    Agus Prasetyo
    Belum ada peringkat