DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA
TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL :
MENGETAHUI
( ) ( )
KEPALA RUANGAN
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Perawatan pada pasien leukimia (kanker sel darah putih)
Sasaran : Pasien, keluarga pasien dan pengunjung R. 22 RSSA Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar Malang
A. LATAR BELAKANG
(kanker darah) adalah jenis penyakit kanker menyerang darah putih diproduksi
oleh sumsum tulang Sumsum tulang atau ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga
type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet
(bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Sumsum tulang
adalah jaringan lunak yang ada pada setiap tulang. Di sumsum tulang inilah sel darah
dibuat. Sel darah yang pabriknya ada pada sumsum tulang yakni :
a. Sel darah putih, tugasnya melindungi tubuh dari infeksi.
b. Sel darah merah, tugasnya membawa oksigen ke seluruh organ tubuh.
c. Platelet atau trombosit, tugasnya membantu proses pembekuan darah.
Orang normal, semua fungsi ini berjalan sebagaimana mestinya, tetapi tidak pada
penderita leukemia. Sumsum tulang memproduksi sel darah putih abnormal dalam
jumlah besar. Sel sel ini kemudian dikenal dengan nama sel leukemia. Tidak seperti sel
darah putih umumnya, sel leukemia tumbuh sangat cepat bahkan mereka mampu
tumbuh tiada henti.
Celakanya, pertumbuhan luar biasa sel leukemia ini mampu mendesak sel sel darah
yang normal. Sehingga munculah masalah kesehatan seperti anemia, perdarahan dan
infeksi. Sel leukemia juga menyebar ke kelenjar limfe dan organ lainnya menyebabkan
pembengkakan dan rasa sakit.
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum
tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih
yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-
reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri.
Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah
diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada
tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol
(abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer
atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat
mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini akan
menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
perdarahan.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
dan mengerti tentang Kanker Sel Darah Putih (Leukemia).
Keluarga pasien yang ada di ruang 22 RSUD dr. Saiful Anwar, Malang
D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
- LCD
- Laptop
- Leaflet
- PPT
F. METODE
G. PENGORGANISASIAN
H. SETTING RUANAGAN/TEMPAT
LCD
M P
O
PN K K K F
P KP P K P
F P P F
KETERANGAN : OB
M : MODERATOR
P : PEMATERI
OP : OPERATOR
OB : OBSERVER
N : NOTULEN
F : FASILITATOR
KP : KELUARGA PASIEN
I. KEGIATAN PENYULUHAN
N Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Med Waktu
o ia
1. Pembukaan - Memberikan - Membalas Ceramah - 2
dan salam salam salam menit
- Mendenga
- Perkenalan
rkan
- Menjelaskan
tujuan
instruksional
- Kontrak Waktu
- Menggali
pengetahuan
peserta tentang
Penyakit
LEUKEMIA
- Menjelaskan
aturan PKRS
2. Pelaksanaan:
J. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Membuat SAP
Konsul SAP
Kontrak waktu
Meminjam alat
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
MATERI PENYULUHAN
KANKER DARAH
A. Pengertian Leukemia
Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos , "putih"; aima , "darah"), atau
lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah
medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan
secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum
tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih).
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone
marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah
putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi
membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu
proses pembekuan darah).
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel
darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel
yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu
fungsi normal dari sel lainnya.
B. Penyebab
Sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah
leukemia merupakan penyakit keganasan dan berkembang sel sel limfosit normal
menjadi ganas dengan segara menggantikan sel sel yang normal dalam sumsum tulang
belakang, sehinga sumsum tulang belakang gagal dalam membentuk sel darah normal
menginfiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
(1). Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai
hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
a). Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
b). Leukemiaditemukanpadakorbanhidupkejadian bomatomHiroshima dan Nagasaki, Jen
g
(2). Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi
leukemia:
c). Racun lingkungan seperti benzena
d). Bahan kimia industri seperti insektisida
e). Obat untuk kemoterapi
(3). Epidemologi
f), Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
g). Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
h). Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK
(4). Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1
pada dewasa.
D. Klasifikasi Leukemia
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
(a). Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat
meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang
lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
(b). Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan
darah tepi.
1). Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebutleukemia
limfositik.
2). Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil,
maka disebut leukemia mielositik.
(c). Jumlah leukosit dalam darah
1). Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat
sel-sel abnormal
2). Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal,
terdapat sel-sel abnormal
3). Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak
terdapat sel-sel abnormal
(d). Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi
menjadi:
1). Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada
anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65
tahun atau lebih
2). Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-
anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3). Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur
lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir
tidak ada pada anak-anak
4). Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.Dapat juga
terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering
terjadi pada anak-anak.
E. Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu
1). Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
2). Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)
pada keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat
menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan
hematom.
3). Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaan Leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
4), Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus
Leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar
trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke.
5). Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan Leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih
rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan Leukemia juga dapat menurunkan kadar
leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
6). Kematian.
F. Pengobatan
1). Kemoterapi
Kebanyakan pasien-pasien dengan leukemia menerima kemoterapi. Tipe perawatan kanker
ini menggunakan obat-obat untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada tipe dari
leukemia, pasien mungkin menerima suatu obat tunggal atau suatu kombinasi dari dua atau
lebih obat-obat.
Orang-orang dengan leukemia mungkin menerima kemoterapi dalam beberapa cara-cara
yang berbeda:
(1) Dengan mulut
(2) Dengan suntikan langsung kedalam suatu vena (IV atau intravenous)
(3) Melalui suatu kateter (suatu tabung lentur yang kecil) yang ditempatkan didalam
suatu vena besar, seringkali didada bagian atas Suatu kateter yang berdiam ditempat
adalah berguna untuk pasien-pasien yang memerlukan banyak perawatan-perawatan
intravena (IV). Pekerja-pekerja perawatan kesehatan menyuntikan obat-obat kedalam
kateter, dibanding secara langsung kedalam suatu vena. Metode ini menghindari keperluan
untuk banyak suntikan-suntikan, yang dapat menyebabkan ketidakenakan dan melukai
vena-vena dan kulit.
(4) Dengan suntikan secara langsung kedalam cairan cerebrospinal Jika seorang ahli
patologi menemukan sel-sel leukemia didalam cairan yang mengisi ruang-ruang di dan
sekitar otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord), dokter mungkin memerintahkan
kemoterapi intrathecal. Dokter menyuntikan obat-obat secara langsung kedalam cairan
cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat-obat yang diberikan dengan suntikan
intravena atau dikonsumsi melalui mulut seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan
spinal cord. Suatu jaringan dari pembulh-pembuluh darah menyaring darah yang pergi ke
otak dan spinal cord. Penghalang darah-otak ini menghentikan obat-obat dari pencapaian
ke otak.
Pasien mungkin menerima obat-obat dalam dua cara:
(1) Suntikan kedalam spine (tulang belakang): Dokter menyuntikan bat-obat kedalam
kolom tulang belakang bagian yang lebih bawah.
(2) Ommaya reservoir: Anak-anak dan beberapa pasien-pasien dewasa menerima
kemoterapi intrathecal melalui suatu kateter khusus yang disebut suatu Ommaya
reservoir. Dokter menempatkan kateter dibawah kulit kepala. Dokter menyuntikan obat-
obat antikanker kedalam kateter. Metode ini menghindari ketidakenakan dari suntikan-
suntikan kedalam tulang belakang (spine).
Pasien-pasien menerima kemoterapi dalam siklus-siklus: suatu periode perawatan,
kemudian suatu periode pemulihan (recovery), dan kemudian periode perawatan lainnya.
Pada beberapa kasus-kasus, pasien mempunyai kemoterapi sebagai seorang pasien luar
dari rumah sakit, di tempat praktek dokter, atau dirumah. Bagaimanapun, tergantung pada
obat-obat mana yang diberikan, dan kesehatan umum pasien, suatu opname mungkin
diperlukan.
Beberapa orang-orang dengan chronic myeloid leukemia menerima suatu tipe perawatan
baru yang disebut targeted therapy. Targeted therapy menghalangi produksi dari sel-sel
leukemia namun tidak merugikan sel-sel normal. Gleevec, juga disebut STI-571, adalah
targeted therapy pertama yang disetujui untuk chronic myeloid leukemia.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi I, Jilid III. Jakarta : Media
Aesculapius.
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-leukemia-kanker-darah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia
http://www.pediatrik.com/pkb/061022022524-03ie136.pdf