PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan teori penyakit Varicella
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit
Varicella.
1
1.3 MANFAAT
1. Agar lebih mengetahui tentang penyakit Varicella.
2. Agar terhindar dari bahayanya Penyakit Varicella.
3. Agar meningkatkah asuhan keperawatan Varicella bagi perawat.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang
ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel
yang lebih baru lagi. Padasaat yang sama sel-sel lapisan paling luar
mengelupas dan gugur.
2. Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang
terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu
sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang
membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang
membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur
berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang
sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di
bawahlapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut.
rambut dan struktur sekitarnya
a. Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus
arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan
membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan
berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila
rambut dicabut.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh
darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat
tumbuh.
c. Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar
akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak
kering.
d. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat
berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang
banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar
hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak
tangan dan telapak kaki.
4
e. Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir
saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas,
dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang
memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat
memikat lawan jenis (Kulit Jangat).
2.2 DEFINISI
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
Chicken – pox.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai
gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di
kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah
infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh,
disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin
fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit
dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).
Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian sentral tubuh
(Mawarti Harap, 2000).
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang
disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat
akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,
5
malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang
kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).
Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang
disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa,
ditandai oleh adanya vesikel-vesikel. (Rampengan, 2008)
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar
air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
Jadi varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul
bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
2.3 KLASIFIKASI
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi
ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya
varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester
pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis
infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus
pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum
sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan
menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune
globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus
dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita
varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular
6
dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa
risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan
infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya
timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela
progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus
diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal
dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila
terpajan varisela maternal.
2.4 ETIOLOGI
Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk kelompok
Herpes virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut Capsid,
terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S) dan
rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat molekul 100 juta yang
disusun dari 162 capsomer dan sangat infeksius.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan
dalam darah penderita varisela sehingga mudah dibiakkan dalam media yang
terdiri dari fibroblast paru embrio manusia.
Varisela Zoster Virus dapat menyebakan varisela dan herpes zoster. Kontak
pertama dengan penyakit ini akan menyebabkan varisela, sedangkan bila terjadi
serangan kembali, yang akan muncul adalah Herpes Zoster, sehingga varisela
sering disebut sebagai infeksi primer virus ini.
7
2.5 PATHOFISIOLOGI
Virus varisela masuk ke dalam tubuh umumnya melalui saluran pernafasan
dan berkolonisasi di traktus respiratorius bagian atas, virus pada mulanya
bereplikasi dalam kelenjar limfe regional, 4-6 hari kemudian mulai terjadi viremia
dan menyebar melalui peredaran darah masuk ke dalam organ reticuloendothelial
seperti limpa, hepar. Setelah seminggu terjadi lagi viremia kedua, saat virus mulai
menyebar masuk ke dalam visera dan kulit, dan berakhir dengan manifestasi lesi
pada kulit yang khas. Virus juga menyebar ke saluran pernafasan. Infeksi pada
susuna saraf pusat tau hepar juga terjadi saat ini.
Lesi pada kulit terjadi akibat infeksi kapiler endothelial papil lapisan dermis
kemudian menyebar ke sel-sel epitel lapisan epidermis, folikel kulit, dan glandula
sebasea sehingga terjadi pembengkakan. Pada mulanya ditandai dengan adanya
makula dan berkembang dengan cepat menjadi papula, vesikel dan akhirnya
menjadi krusta. Lesi ini jarang menetap dalam bentuk makula dan papula saja.
Vesikel ini akan berada pada lapisan sel sedangkan dasarnya adalah lapisan yang
lebih dalam.
Degenerasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,
dan kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.
Dengan berkembangnya lesi yang cepat, lekosit polimorfonuklear akan
masuk ke dalam korium dan cairan vesikel sehingga mengubah cairan yang jelas
dan terang menjadi berwarna keruh, kemudian terjadi absorbs dari cairan ini,
akhirnya terbentuk krusta.
Terbentuknya lesi-lesi pada membran mukosa juga dengan cara yang sama,
tetapi tidak langsung membentuk krusta. Vesikel-visikel biasanya akan pecah dan
membentuk luka yang terbuka, namun akan sembuh dengan cepat.
Bila terjadi ensefalitis, pada pemeriksaan patologis akan tampak gambaran
demielinisasi perivaskuler pada substansi alba. Meluasnya kerusakan pada sel
otak anterior dapat menyebabkan paralisis permanen atau sementara. Lesi-lesi
serat saraf posterior ditandai oleh adanya infiltrasi dari menyebabkan reaksi
inflamasi dari gonglion sheath.
8
Virus varisella
Adalah virus khusus yang sangat menular dengan ditandai bintik-bintik merah yang
dapat menimbulkan kerusakan dan ketidaknyamanan pada kulit.
9
Bradikinin Merangsang reseptor nyeri
Respon nyeri Nyeri dibagian tubuh karena
vesikel. MK : Nyeri
10
2.6 MANIFSTASI KLINIS
1. Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
2. Didahului stadium prodromal yang ditandai :
Demam
Malaise
Sakit kepala
Anoreksia
Sakit punggung
Batuk kering
Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
3. Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna
kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan
kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung
kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut
menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan
mengering tanpa meninggalkan abses.
4. Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )
5. Stadium Prodromal
Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya rum
kulit disertai demam,malaise. Pada anak lebih besar-besar dan dewasa
didahului oleh demam selama 2-3 hari
sebelumnya,menggigil,malaise,nyeri kepala,anoreksia,nyeri punggung,
dan pada beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk
6. Stadium Erupsi
Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala,badan dan ekstermitas.
Penyebaran lesi varicella menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam
waktu 1-3 minggu tergantung kepada dalamnya kelainan kulit
11
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain
2. Antihistamin oral seperti Diphenhydramine dan Hydroxyzine diberikan bila
pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena toksisitasnya.
Dapat terjadi absorpsi sistemik.
3. Acetaminofen diberikan untuk mengurangi demam
4. Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak – anak
yang immunocompromised atau dengan pneumonia atau ensefalitis varicella
5. Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa pada
saat awal sakit
6. VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang – orang dengan resiko
tinggi
Berikut beberapa kelompok pengobatan yang diberikan pada penderita varicella :
1. Antihistamin
Kerjanya melalui efek penghambatan terhadap histamin pada reseptor H1.
a. Diphenhydramine
Dapat diberikan peroral, intravena, dan intramuskuler.
Nama obat:Diphenhydramine
Dosis;
- Dewasa :
12
25 – 50 mg/dosis peroral setiap 4 atau 6 jam perhari ; 10 – 50 iv mg
/dosis secara iv atau im ; tidak boleh melebihi 400 mg / hari ; bila
diberikan secara iv harus secara pelahan
- Anak – anak :
0,5 – 1 mg/kgBB/dosis secara peroral / iv / im tiap 6 jam
Kontraindikasi
- Pada orang – orang yang hipersensitif, MAOIs, dan asma akut
- Dapat menyebabkan depresi SSP
Efek Samping
Dapat menyebabkan glaucoma sudut tertutup, hipertiroid, peptic ulcer,
obstruksi traktus urinarius, sedatif
b. Hydroxyzine
Merupakan antagonis reseptor H1. Dapat menekan aktivitas histamin
pada regio subkorteks pada SSP. Merupakan lini kedua bila pemberian
diphenhydramine tidak dapat menghentikan pruritus. Dapat diberikan
secara peroral atau intramuskuler.
Nama obat :Hydroxyzine
Dosis;
- Dewasa :
25 – 100 mg/dosis secara peroral atau intramuskuler tiap 4 – 6 jam
perhari
- Anak – anak :
2 – 4 mg/kgBB/dosis tiap 4 – 6 jam perhari. Sebagai alternative
dapat diberikan 0,5 – 1 mg/kgBB/dosis tiap 4 – 6 jam perhari
Kontraindikasi : Pada orang – orang hipersensitif
2. Agen Antiviral
Diberikan pada anak – anak dengan immunocompromised atau pada anak
sehat yang menderita pneumonia atau ensefalitis varicella. Sebenarnya pemberian
secara rutin Acyclovir pada anak – anak sehat tidak dianjurkan.
Acyclovir dapat mencegah serangan ulang. Dapat digunakan pada penderita
dengan usia lebih dari 13 tahun, anak – anak lebih dari 12 bulan dengan gangguan
kulit atau paru kronik, pasien yang mendapat terapi Aspirin yang lama, dan
13
penderita imunocompromised. Dosis pemberiannya pada dewasa 600 – 800 mg
peroral 5 dosis perhari untuk 5 hari, tidak boleh melebihi 3200 mg / hari.
Sedangkan untuk anak – anak 80 mg/kgBB/hari peroral untuk 5 hari.
Kontraindikasi Acyclovir adalah pada penderita yang hipersensitif. Sedangkan
efek sampingnya antara lain dapat menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi, gangguan
neurologist.
3. Antipiretik
Diberikan bila penderita demam, contohnya adalah Acetaminofen.
Nama obat : Acetaminophen
Dosis;
- Dewasa : 325 – 650 mg peroral setiap 4 – 6 jam perhari. Tidak boleh
melebihi 4 g/hari
- Anak – anak :
< 12 tahun : 10 – 15 mg/kgBB/dosis peroral setiap 4 – 6 jam perhari. Tidak
boleh melebihi 2,5 g/hari
> 12 tahun : sama dengan dosis dewasa
Kontraindikasi : Penderita hipersensitif
Efek samping : Dapat menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi, gangguan
neurologis
4. Immunoglobulin
Imunoglobulin merupakan imunisasi pasif yang diberikan pada orang yang
telah terekspos virus setelah 96 jam.
Nama Obat : Varicella Zooster Immunoglobulin Human (VZIG)
Dosis;
- Dewasa : 625 IU secara intramuskuler
- Anak – anak : < 10 kg : 125 IU
10,1 – 20 kg : 250 IU
20,1 – 30 kg : 375 IU
30,1 – 40 kg : 500 IU
> 40 kg : sama dengan dosis
Dewasa
14
Kontraindikasi
Pada penderita hipersensitif dan trombositopenia tidak boleh diberikan
intravena karena dapat menyebabkan defisiensi Ig A, nyeri, kemerahan, dan
bengkak pada tempat injeksi
15
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang
dewasa.
1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan
menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada
kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak. Adanya infeksi
sekunder bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan
memburuk.
2. Otak
ditemukan (1:4000 kasus varisela). Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3
minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan. Klinis mulai dari yang
ringan sampai berat, sedang sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.
Prognosis keadaan ini baik, walaupun beberapa anak dapat mengalami
inkoordinasi atau dysarthria.
ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah
timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.
3. Pneumonia
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus,
imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari
dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari.
Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, bantuk, sesak
napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hematom. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut, yaitu
nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.
16
5. Hepatitis
6. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.
Penderita perlu dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala
berikut:
Varisela yang progresif atau berat.
Komplikasi yang dapat mengancam jiwa (life-threatening) seperti
pneumonia, ensefalitis.
Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup A
Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan
cepat serta terjadi “Toxic Shock Syndrome”.
Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit atau
bila perlu ICU.
Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain:
- Penurunan kesadaran.
- Kejang.
- Sulit jalan.
- Gangguan pernafasan (Respiratory distress).
- Sianosis.
- Saturasi oksigen menurun.
Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5
hari sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan
17
3. Terapi steroid dosis tinggi (1-2 mg/kg/hari prednisolon) selama 2 minggu.
Walaupun dengan dosis sama dalam jangka waktu pendek terutama saat
memasuki atau selama masa inkubasi.
4. Keganasan, terutama pada penderita leukemia. Hampir 30% penderita
leukemia terdapat varisela menyerang meluas ke dalam alat viscera dengan
angka kematian 7%.
5. Gangguan imunitas (obat kanker, HIV), gangguan pada imunitas seluler lebih
mudah menyerang varisela berat.
6. Kehamilan.
2.10 PENCEGAHAN
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Pemberian vaksin MMR
4. Imunoglobulin Varicella Zoster
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila
diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar
beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.
18
2.11 PROGNOSIS
1. Pada varicella yang tidak berat, prognosis baik
2. Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang – orang
dengan sistem imun baik, dan 30% pada penderita yang
immunocompromised
3. Angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak – anak yang
menderita varicella dengan immunocompromised
4. Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan seumur
hidup walaupun reinfeksi sekunder pernah dilaporkan
5. Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai hingga
30%
19
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama/inisial klien :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Suku/bangsa :
Pekerjaan :
Status :
Alamat :
b. Keluhan utama
Klien datang ke pusat kesehatan dengan keluhan badanya terasa demam seperti
akan flu dan terdapat ruam yang berisi air d sekitar tubuhnya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Saaat ini klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam
merah pada bagian tubuhnya dan tersa nyeri apabila di pegang. Sebelumnya klien
belum pernah periksa kesehatan ke pusat kesehatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Sebelumnya salah satu anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang
sama.
f. Riwayat psikososial
Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari tubuhnya
terdapat ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian dari wajahnya
yang banyak terdapat ruam.
20
g. Pengkajian pola aktivitas
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi
corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6. Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.
21
Dapat digunakan dua teknik pemeriksaan, yaitu :
1) Teknik imunofluoresensi langsung : Lebih sensitif dan cepat bila
dibandingkan dengan kultur jaringan
2) Teknik PCR : Sangat sensitif dalam mengidentifikasi VZV.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan serologis seperti EIA, IFA, Complemen
fixation, FAMA, dan Tes Aglutinasi Latex (4).
b. Pencitraan
Foto thoraks diindikasikan bila pada penderita menunjukkan adanya tanda –
tanda gangguan pulmonal, untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya
pneumonia. Pada foto thoraks dapat ditemukan normal atau adanya infiltrat
bilateral yang difus pada pneumonia yang disebabkan varicella (4).
c. Pemeriksaan Lain
1) Lumbal Punksi
Anak – anak dengan tanda – tanda gangguan neurologis sebaiknya
dilakukan pemeriksaan LCS melalui lumbal punksi. LCS pada penderita
dengan encefalitis varicella ditemukan beberapa atau banyak sel, yaitu
PMN atau mononuklear.
2) Kadar glukosa sering normal
3) Kadar protein dapat normal atau sedikit meningkat.
22
3.5 INTERVENSI & IMPLEMENTASI
NO. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN HASIL (NOC)
1. Gangguan Pola Tidur NOC NIC
Definisi : Gangguan kualitas Anxiety reduction Sleep Enhancement
dan kuntitas waktu tidur Comfort level Determinasi efek-efek
akibat faktor eksternal Pain level medikasi terhadap pol tidur
Batasan Karakteristik Rest: Extent an pattern Jelaskan pentingnya tidur
Perubahan pola tidur Sleep: extent and pattern yang adekuat
normal Kriteria Hasil: Fasilitas untuk
Penurunan kemampuan Jumlah jam tidur dalam mempertahankan aktivitas
berfungsi batas normal 6-8jam per sebelum tidur (membaca)
Ketidakpuasan tidur hari Ciptakan lingkungan yang
Menyatakan sering terjaga Pola tidur,kualitas dalam nyaan
Menyatakan tidak batas normal Kolaborasi pemberian obat
mengalami kesulitan tidur Perasaan segar sesudah tidur
Menyatakan tidak merasa tidur atau istirahat Diskusikan dengan pasien
cukup istirahat Mampu mengidntifikasi dan keluarga tentang teknik
Faktor yang hal-hal yang tidur pasien
meningkatkan tidur
Berhubungan Instruksikan untuk
Kelembaban lingkungan memonitor tidur pasien
sekitar Monitor waktu makan dan
Suhu lingkungan sekitar minum dengan waktu tidur
Tanggungjawab memberi Monitor/catat kebutuhan tidur
asuhan pasien setiap hari dan jam
Perubahan pejanan terhadap
cahaya gelap
Gangguan (mis:untuk
tujuan
terapeutik,pemantauan,pem
eriksaan laboratorium)
23
Kurang kontrol tidur
Kurang privasi,percahayaan
Bising,baugas
Restrain fisik,teman tidur
Tidak familier dengan
prabot tidur
2. Gangguan rasa nyaman NOC NIC
Definisi : merasa kurang Ansiety Anxiety Reduction
senang,lega,dan sempurna Fear level (penurunan kecemasan)
dalam simensi Sleep deprivation - Gunakan pendekatan yang
fisik,psikospiritual,lingkunga Comfort, readines for menenangkan
n,dan sosial. enchanced - Nyatakan dengan jels harapan
Batasan Karakteristik Kriteria Hasil: terhadap pelaku pasien
Ansietas Mampu mengontrol - Jelaskan semua prosedur dan
Menangis kecemasan apa yang dirasakan selama
Gangguan pola tidur Status lingkungan yang prosedur
24
dengan situasi tersebut mengungkapkan
Gelisah perasaan,ketakutan,persepsi
Berkeluh kesah - Instruksikan pasien
Faktor yang berhubungan menggunakan teknik
Gejala terkait penyakit relaksasi
lingkungan
Kurang privasi
Kurang kontrol situasional
Stimulasi lingkungan yang
mengganggu
Efek samping terkaitt terapi
(mis:medikasi,radiasi)
3. Hambatan mobilitas fisik NOC NIC
Definisi : keterbatasan pada Joint Movement:Active Exercise therapy:ambulation
pergerakan fisik tubuh atau Mobility Level - Monitoring vital sign
satu atau lebih ekstermitas Self Care: ADLs sebelum/sesudah latihan dan
secara mandiri dan terarah Transfer Performance lihat respon pasien saat
Batasan Karaktristik Kriteria Hasil: latihan
Penurunan waktu reaksi Klien meningkat dalam - Konsultasikan dengan terapi
Kesulitan membolak-balik aktivitas fisik fisik tentang rencana
posisi Mengerti tujuan dari ambulasi sesuai dengan
Melakukan aktivitas lain peningkatan mobiltas kebutuhan
sebagai pengganti Memverbalisasikan - Bantu klien untuk
pergerakan perasaan dalam menggunakan tongkat saat
(mis:meningkatkan meningkatkan kekuatan berjalan dan cegah terhadap
perhatian pada aktivitas dan kemampuan cedera
orang lain,mengendalikan berpindah - Ajarkan pasien atau tenaga
perilaku,focus pada Memperagakan kesehatan lain tentang teknik
ketunadayaan/aktivitas penggunaanalat bantu ambulasi
untuk mobilisasi - Kaji kemampuan pasien
25
sebelum sakit) (walker) dalam mobilisasi
Dispnea setelah berakivitas - Latih pasien dalam
Perubahan cara berjalan pemenuhan kebutuhan ADLs
Gerakan bergetar secara mandiri sesuai
26
Penurunan ketahanan tubuh
Penurunan kendali otot
Perubahan masa otot
Malnutrisi
Gangguan muskuloskeletal
Gangguan
neuromuskular,nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan
tentang aktivtas fisik
Keadaan mood depresif
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse,kaku sendi
Kurang dukungan
lingkungan
Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
Kerusakan integritas
atruktur tulang
Program pembatasan gerak
Keenganan memulai gerkN
Gaya hidup monoton
Gangguan persepsi sensoroi
27
Batasan Karakteristik Body image positif terhadap tubuhnya
Perilaku mengenai tubuh Mampu mengidentifikasi - Monitor frekuensi mengkritik
individu kekuatan personal dirinya
Perilaku menghindari tubuh Mendiskripsikan secara - Jelaskan tentang
individu faktual perubahan fungsi pengobatan,perawatan,kemaj
Perilaku memantau tubuh tubuh uan dan prognosis penyakit
individu Mempertahankan - Dorong klien
28
Perilaku mengenali tubuh
individu
Perilaku memantau tubuh
individu
Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan hubungan
spesial tubuh terhadap
lingkungan
Perubahan dalam
keterlibatan sosial
Perluasan batasan tubuh
untuk menggabungkan
objek lingkungan
Secara sengaja
menyembunyikan bagian
tubuh
Secara sengaja
menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian
tubuh
Trauma pada bagian yang
tidak berfungsi
Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan
melalui kata ganti yang
netral
29
Depersonalisasi bagian
melalui kata ganti yang
netral
Penekanan pada kekuatan
yang tersisa
5. Nyeri akut NOC : NOC :
Definisi : Pengalaman Pain level Pain management
sensori dan emosional yang Pain control Lakukan pengkajian nyeri
tidak menyenangkan yang Comfort level secara komprehensif
muncul akibat kerusakan Kriteria Hasil : termasuk
jaringan yang aktual atau Mampu mengontrol lokasi,karakteristik,durasi,fr
potrnsial atau digambarkan nyeri (tahu ekuensi,kualitas dan faktor
dalam hal kerusakan penyebabnyeri,mampu presiitasi
sedemikian rupa menggunakan tehnik Observasi reaksi nonverbal
(international association for nonfarmakologi untuk dan ketidaknyamanan
the study of pain):awitan mengurangi Gunakan teknik komunikasi
yang tiba-tiba atau lambat nyeri,mencari bantuan) terapeutik untuk
dari intensitas ringan hingga Melaporkan bahwa nyeri mengetahui pengalaman
berat dengan akhir yang dapat berkurang dengan nyeri pasien
diantisipasi atau diprediksi menggunakan Kaji kultur yang
dan berlangsung <6 bulan. manajemen nyeri mempengaruhi respon nyeri
Batasan karakteristik : Mampu mengenali nyeri Evaluasi pengalaman nyeri
Perubahan selera makan (skala,intensitas,frekuens masa lampau
Perubahan tekanan darah i dan tanda nyeri) Evaluasi bersama pasien
Perubahan frekwensi Menyatakan rasa dan tim kesehatan lain
jantung nyaman setelah nyeri tentang ketidakefektifan
Perubahan frekwensi berkurang kontrol nyeri masa lampau
pernafasan Bantu pasien dan keluarga
Laporan isyarat untuk mencari dan
Diaforesis menemukan dukungan
Perilaku distraksi Kontrol lingkungan yang
(mis:berjalan mondar- dapat mempengaruhi nyeri
30
mandir mencari orang seperti suhu
lain dan atau aktivitas ruangan,pencahayaan dan
lain,aktivitas yang kebisingan
berulang) Kurangi faktor presipitasi
Mengekspresikan perilaku nyeri
(mis:gelisah,merengek,m Pilih dan lakukan
enangis) penanganan nyeri
Masker wajah (mis:mata (farmakologi,non
kurang bercahaya,tampak farmakologi dan
kacau,gerakan mata interpersonal)
berpencar atau tetap pada Kaji tipe dan sumbernyeri
satu fokus meringis) untuk menentukan
Sikap melindungi area intervensi
nyeri Ajarkan tentang teknik non
Fokus menyempit farmakologi
(mis:gangguan persepsi Berikan analgetik untuk
nyeri,hambatan mengurangi nyeri
prosesberfikir,penurunan Evaluasi keefektifan kontrol
interaksi dengan orang nyeri
dan lingkungan) Tingkatkan istirahat
Indikasi nyeri yang dapat Kolaborasikan dengan
diamati dokter jika ada keluhan dan
Perubahan posisi untuk tindakan nyeri tidak berhasil
menghindari nyeri Monitor penerimaan pasien
Sikap tubuh melindungi tentang manajemen nyeri
Dilatasi pupil Analgesic administration
Melaporkan nyeri secara Tentukan
verbal lokasi,karakteristik,kualitas,
Gangguan tidur dan derajat nyeri sebelum
Faktor yang berhubungan : pemberian obat
Agen cedera (mis:biologis,zat Cek instruksi dokter tentang
kimia,fisik,psikologis) jenis obat,dosis,dan
31
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik
pilihan,rute pemberian dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian secara
IV,IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik,tanda dan gejala.
6. Kerusakan integritas kulit NOC NIC
Definisi: Pressure management
Tissue Integrity: skin
perubahan/ganngguan Anjurkan pasien untuk
epidermis dan/atau dermis. and mucous membranes menggunakan pakaian
Batasan karakteristik : yang longgar
Hemodyalisis akses
Kerusakan lapisan kulit Hindari kerutan pada
(dermis) Kriteria Hasil: tempat tidur
Gangguan permukaan Jaga kebersihan kulit agar
Integritas kulit yang baik
kulit (epidermis) tetap bersih dan kering
Invasi struktur tubuh bisa dipertahankan Mobilisasi pasien (ubah
Faktor yang berhubungan : posisi pasien) setiap dua
(sensasi,alastisitas,tempe
Zat kimia,radiasi jam sekali
Usia yang ekstrim ratur,hidrasi,pigmentasi) Monitor kulit akan adanya
Kelembaban kemerahan
32
Hipertermia,hipotermia Tidak ada luka/esi pada Oleskan lotion atau
Faktor mekanik (mis.,gaya minysk/baby oil pada
kulit
gunting [shearing force] daerah yang tertekan
Medikasi Perfusi jaringan baik Monitor aktivitas dan
Lembab mobilisasi pasien
Menunjukkan
Imobilitasi fisik Memandikan pasien
Internal : pemahaman dalam prose dengan sabun dan air
Perubahan status cairan hangat
perbaikan kulit dan
Perubahan pigmentasi Insision site care
Perubahan turgor mencegah terjadinya Membersihkan,memantau
Faktor perkembangan dan meningkatkan proses
cedera berulang
Kondisi penyembuhan pada luka
ketidakseimbangan nutrisi Mampu melindungi kulit yang ditiup dengan jahitan
(mis.,obesitas,emasiasi) ,klip atau straples
dan mempertahankan
Penurunan sirkulasi Monitor proses
Kondisi gangguan kelembaban kulit dan kesembuhan area insisi
metabolik Bersihkan area sekitar
perawatan alami
Gangguan sensasi jahitan atau
Tonjolan tulang staples,menggunakan lidi
kapas steril
Gunakan preparat
antiseptic,sesuai program
Ganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau
biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
33
Pemakaian pakaian yang cairan intravena
tidak sesuai dengan suhu Kompres pasien pada lipat
lingkungan paha dan aksila
Peningkatan laju Tingkatkan sirkulasi udara
metabolisme Berikan pengobatan untuk
Medika mencegah terjadinya
Trauma menggigil
Aktivitas berlebihan Temperatur regulation
Monitor suhu minimal tiap
2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD,nadi,dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign monitoring
Monitor TD,nadi,suhu,dan
RR
Catat adanya fluktasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk,atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
34
lengan dan bandingkan
Monitor
TD,nadi,RR,sebelum,sela
ma,dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu,warna,dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar,bradikardi,pening
katan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
8. Resiko infeksi NOC NIC
Definisi : mengalami Immune status Ifection control (control
peningkatan resiko terserang Knowledge: infection infeksi)
organism patogenik control Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko: Kriteria hasil: setelah dipakai pasien lain
Penyakit kronis: Klien bebas dari tanda Pertahankan teknik isolasi
Diabetes mellitus dan gejala infeksi Batasi pengunjung bila
Obesitas Mendeskripsikan proses perlu
Pengetahuan yang tidak penularan Instruksikan pada
cukup untuk menghindari penyakit,faktor yang pengunjug untuk mencuci
pemanjanan pathogen mempengaruhi tangan saat berkunjung
Pertahanan tubuh primer penularan serta meninggalkan pasien
yang tidak adekuat penatalaksaannya Gunakan sabun
Gangguan peristalsis Menunjukan antimikrobia untuk cuci
Kerusakan integritas kemampuan untuk tangan
kulit (pemasangan mencegah timbulnya Cuci tangan setiap sebelum
kateter infeksi dan sesudah tindakan
intravena,prosedur Jumlah leukosit dalam keperawatan
invasif) batas normal Gunakan baju,sarung tangan
Perubahan sekresi PH Menunjukan perilaku sebagai alat pelindung
Penurunan kerja siliaris hidup sehat Pertahankan lingkungan
Pecah ketuban lama aseptic selama pemasangan
Merokok alat
Stasis cairan tubuh Ganti letak IV perifer dan
Trauma jaringan line central dan dressing
(mis.trauma destruksi sesuai dengan petunjuk
jaringan) umum
Ketidak adekuatan Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder untuk menurunkan infeksi
35
Penurunan hemoglobin kandung kencing
Imunosupresi Tingkatkan intake nutrisi
(mis,imunitas di dapat Berikan terapi antibiotic
tidak adekuat,agen bila perlu infection
farmaseutikal termasuk protection (proteksi
imunosupresan,steroid, terhadap infeksi)
antibodi Monitor tanda dan gejala
monoklonal,imunomod infeksi sistemik dan local
ulator) Moitor dan hitung
Supresi respon granulosit,WBC
inflamasi Monitor kerentanan
Vaksinansi tidak adekuat terhadap infeksi
Pemajanan terhadap Batasi pengunjung
pathogen lingkungan Sering pengunjung terhadap
meningkat penyakit menular
Wabah Pertahankan teknik aspesis
Prosedur invasive pada pasien yang beresiko
malnutrisi Pertahankan teknik isolasi
k/p
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membrane mukosa terhadap
kemerahan,panas,drainase
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kultur positif
3.6 EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam intervensi
danmasalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila :
1. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal
2. Krusta berkurang
3. Suhu kulit, kelembapan dan warna kulit serta membran mukosa normal alami,
tidak terjadi kelainan neurogik.
4. Tidak terjadi kelainan respiratorik.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus ini
memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
Varicella.
4.2 SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mengetahui apa itu Varicella dan
jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan sehari-hari.
37
DAFTAR PUSTAKA
38