Anda di halaman 1dari 27

PEMBAHASAN

BENTENG KARATON BUTON

Benteng Keraton Buton atau Benteng Keraton Wolio merupakan Benteng yang terletak di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi
Tenggara. Benteng Keraton Buton memiliki luas sebesar 23.375 hektar dan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book
Record pada September 2006 sebagai benteng terluas di dunia.

Posisi benteng berada pada ketinggian 114 Meter dari permukaan laut. Tinggi benteng antara 2 hingga 3 meter serta ketebalan 1,5 hingga 2 meter.
Sebenarnya, jumlah benteng di seluruh wilayah Kesultanan Buton sesuai dengan jumlah 72 Kadie (wilayah kecil). Setidaknya ada 72 benteng yang ada, namun
benteng Kraton Buton di kelurahan Melai adalah yang terbesar sebagai pusat Pemerintahan Kesultanan Buton.

PETA LOKASI GAMBAR BENTENG KERAJAAN

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 1


1. Sejarah Terbentuknya Benteng menghubung-hubungkan seluruh bangunan yaitu 16 Baluara dalam satu
rangkaian yang utuh. Yang menjadi arsitek pembangunan benteng secara utuh
Latar belakang dibangunnya Benteng Keraton Buton adalah sebagai
ini adalah Perdana Menteri Maa Waponda. Ia mendesain rancangan denah
usaha pertahanan dari adanya serangan dari luar baik itu dari bajak laut
bangunan benteng dengan dasar huruf dal. Dasar dari desain tersebut
ataupun dari kerajaan lain seperti Kerajaan Gowa dan Ternate yang ingin
karena sang menteri melihat bahwa ada salah satu sudut yang tidak bisa
menguasai daerah Kesultanan Buton yang merupakan jalur perdagangan yang
dipertemukan. Sudut tersebut kebetulan berada tepat di atas sebuah tebing
strategis. Selain untuk mempertahankan wilayahnya dari gangguan musuh,
yang sangat curam.
pembangunan benteng juga berguna sebagai pembatas antara komplek
kesutanan dan perumahan penduduk. Proses pembangunan benteng ini mirip dengan proses pembangunan
Candi Borobudur di Jawa. Bahan baku utama yang digunakan adalah batu-
Benteng Keraton Buton mulai dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan
batu gunung. Agar bisa saling melekat kuat, tumpukan batu tersebut
Buton III bernama La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin (1591-1596).
dilekatkan dengan menggunakan putih telur yang dicampur dengan kapur,
Pada awalnya, benteng tersebut hanya dibangun dalam bentuk tumpukan batu
dan pasir yang diolah menjadi adonan dengan campuran rumput laut. Seluruh
yang disusun mengelilingi komplek istana dengan tujuan untuk mambuat
penduduk Kesultanan Buton turut serta membantu proses pembangunan
pagar pembatas antara komplek istana dengan perkampungan masyarakat
benteng. Baik laki-laki maupun perempuan. Lakilaki membanu dalam
sekaligus sebagai benteng pertahanan. Pada masa pemerintahan Sultan Buton
mencari batu gunung dan menumpuk batu tersebut, sedangkan perempuan
IV yang bernama La Elangi atau Sultan Dayanu Ikhsanuddin (1578-1615),
bertugas mengumpulkan pasir di pantai.
benteng berupa tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen untuk
meningkatkan pertahanan wilayahnya karena makin banyaknya bajak laut Benteng ini dibangun dalam kurun waktu sekitar lima puluh tahun,
yang menyerang warganya, salain itu juga pada masa sultan ini dibangun melampaui tiga masa sultan yang berbeda. Pada masa kejayaan pemerintahan
bastion atau baluara yang berisi meriam untuk sebagai senjata untuk Kesultanan Buton, keberadaan Benteng Keraton Buton memberi pengaruh
menyerang musuh sekaligus untuk mempertahankan wilayahnya. besar terhadap eksistensi Kerajaan. Dalam kurun waktu lebih dari empat abad,
Kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari ancaman musuh.
Pada masa kekuasaan Sultan Buton ke-VI, La Buke atau Sultan Gafatul
Wadudu (1632-1645), terjadi perubahan secara besar-besaran. Pada tahun
1634, ia memerintahkan ribuan prajurit dan seluruh wargnnya agar
membangun benteng besar di puncak Bukit Wolio, yaitu dengan cara
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 2
2. Struktur Pemerintahan Saat ini, banyak orang-orang Wolio asli yang tinggal di Indonesia bagian
timur (Maluku dan Irian Jaya). Dalam masyarakat Wolio, laki-laki yang
Kekuasasan tertinggi di Kerajaan Buton dipegang oleh sultan. Struktur
mencari nafkah, sedangkan wanita menyiapkan makan, melakukan pekerjaan
kekuasaan di kesultanan ditopang oleh dua golongan bangsawan: kaomu dan
rumah tangga, membuat barang-barang dari tanah liat, menenun dan
walaka. Walaka adalah golongan yang memegang adat dan pengawas
menyimpan uang yang telah dikumpulkan oleh kaum laki-laki. Sejak dulu,
pemerintahan yang dijalankan oleh sultan. Wewenang pemilihan dan
orang Wolio juga sangat mementingkan pendidikan. Pendidikan yang baik
pengangkatan sultan berada di tangan golongan Walaka, namun, sultan harus
terhadap anak laki-laki dan perempuan membuat mereka memiliki
berasal dari golongan kaomu. Untuk mempermudah jalannya pemerintahan,
kesusasteraan yang maju. Tidak ketinggalan pula dalam hal mempelajari
Buton menjalankan sistem desentralisasi dengan membentuk 72 wilayah kecil
bahasa asing. Karena itu, saat ini mulai terlihat hasil-hasil kemajuan di bidang
yang disebut kadie. Beberapa jabatan yang ada di struktur pemerintahan
sosial.
Buton adalah bontona (menteri), menteri besar, bonto, kepala Siolimbona dan
Perkawinan dalam kebudayaan Buton sudah bersifat monogami. Setelah
sekretaris sultan.
menikah, pasangan akan tinggal di rumah keluarga wanita sampai sang suami
3. Sosial Budaya anggup mendirikan rumah sendiri. Tanggup jawab membesarkan anak ada di
bahu ayah dan ibu. Rumah tempat tinggal suku Wolio didirikan di atas
Di dalam perkampungan mereka umumnya terdapat pasar yang menjual
sebidang tanah dengan menggunakan papah yang kuat, dengan sedikit jendela
hasil-hasil tenunan dari sutera, katun dan sejenisnya. Banyak kampung juga
dan langit-langit yang terbuat dari papan yang kecil dan daun kelapa.
memiliki toko-toko kecil dan penjaja keliling, di mana hal ini terlihat dari
Etnik Buton sebutan bagi masyarakat yang berasal dari kerajaan dan
gerobak-gerobak yang mereka buat sendiri untuk berjualan. Mata pencaharian
kesultanan Buton, memiliki sejumlah bahasa yang berbeda tiap wilayah.
utama suku Wolio adalah bertani, karena tanah yang mereka tempati sangatlah
Sebagai bahasa pemersatu digunakan Bahasa Wolio.Bahasa daerah dapat
subur. Hasil pertanian tersebut antara lain beras, jagung dan singkong. Banyak
dikatakan pada setiap bagian desa terdapat adanya bahasa suku, namun yang
juga yang menjadi nelayan atau pembuat perahu. Perairan pulau Buton dan
menjadi bahasa kerajaan adalah bahasa wolio, sedangkan bahasa itu terdapat
Mina kaya akan ikan tuna dan ikan ekor kuning. Tetapi sejak kesempatan
puluhan bahkan tidak kurang dari pada 200 bahasa suku.
untuk memperoleh penghasilan yang cukup di daerah terasa sulit, banyak dari
Dari sekian banyaknya dapat dibagi dalam empat kelompok yang utama
mereka yang kemudian pergi meninggalkan pulau mereka dengan bekerja
masing-masing :
sebagai buruh di perusahanperusahaan dagang dalam jangka waktu yang lama.
Bahasa Wuna;

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 3


Bahasa Cia-Cia; adalah area paling sakral dalam kawasan Benteng Keraton Buton, namun jika
Bahasa Tolaki dan; dibuatkan hirarki lagi maka Masjid Agung Keraton berada dihirarki teratas
Bahasa Wolio; karena maknanya tidak hanya sebagai mewakili permasalahan ketuhanan yang
4. Tata Letak , Hirarki, Orientasi, besaran ruang dan batasan bersifat rohani dan batin.

ruang.

Tata letak secara makro yaitu keberadaan atau posisi Yaroana Masigi
terhadap lingkungan sekitarnya. Letak Yaroana Masigi sendiri terletak di
tengahtengah permukiman yang dikelilingi oleh benteng. Posisi ini di
pengaruhi oleh konsep kosmologis orang Buton yang meyakini bahwa Masjid
Agung Keraton merupakan inti kosmos dan area Yaroana Masigi adalah
bagian dari inti tersebut.

Yaroana Masigi digambarkan sebagai alam batin manusia, yang dimana


alam batin harus senantiasa menjadi pusat dan inti dari kehidupan. Sehingga
berada di pusat/ tengah-tengah, dengan benteng keraton sebagai cangkang
(pelindungnya) serupa filosofi telur, yang kemudian menjelaskan tradisi lisan
tentang benteng keraton yang terbuat dari butih telur. Konsep ini juga ikut
Ruang publik Yaroana Masigi berhubungan dengan persoalan makna,
menjelaskan status hirarki Yaroana Masigi sebagai ruang dengan hirarki
bermakna Kekuasaan identitas kerajaan. Yaroana Masigi merupakan ruang
sakral. Sehingga kegiatan yang dianggap sakral atau penting kerap di gelar di
public yang secara fungsi dan konsep tidak jauh berbeda dengan konsep Alun-
area ini. Sedangkan untuk orientasinya tidak berorientasi pada arah manapun
alun. Yaroana Masigi merupakan ruang yang sangat penting bagi alur ritual
kecuali arah kiblat Masjid Agung Keraton untuk ibadah shalat yang tetap
pelantikan Sultan. Tidak hanya ruang kosongnya tapi juga bangunan yang
mengarah ke kiblat yaitu barat.
terdapat dalam lingkungan Yaroana Masigi juga ikut berperan dalam
Tata letak mikro menjelaskan letak komponen obyek-obyek dalam membangun karakter ruang sebagai ruang pelantikan sultan. Mulai dari Batu
lingkup Yaroana Masigi . Posisi obyek-obyek tersebut dipengaruhi oleh Wolio, Masjid Agung keraton, Batu Popaua, serta Baruga.
urutan sejarah keberadaanya. Secara hirarki, ruang Yaroana Masigi itu sendiri
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 4
Yaroana Masigi yang berada di depan Masjid Agung Keraton dapat 1 lawa menuju benteng, nama lawa disesuaikan dengan nama setiap kampung
dikatakan sebagai halaman masjid, halaman yang juga digunakan untuk yang dimasukinya.
perluasan penggunaan masjid untuk aktivitas sholat jika kapasitas masjid tidak
dapat menampung jumlah jamaah. Aktivitas keagaamaan lainnya juga
berpusat di area Yaroana Masigi. Yaroana Masigi juga berperan melengkapi
konsep kosmologi tentang pemaknaan pemimpin/sultan melalui proses ritual
pelantikan.

5. Bentuk Arsitektur Benteng

Benteng Keraton Buton terbuat dari batu kapur/gunung. Jika dilihat dari
atas, dengan bangunan bagian selatan sebagai kepalanya, maka terlihat bahwa
bangunan benteng berbentuk huruf dal dalam Aksara Arab. Benteng ini
Selanjutnya dari 12 Lawa, ada 7 Lawa yang terbuka dan 5 lainnya
memiliki 12 pintu gerbang yang disebut lawa dan 16 emplasemen meriam atau
memiliki atap. Ini juga mengandung makna bahwa dari 12 lubang pada tubuh
baluara, benteng ini terletak di puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng
manusia terdapat lima diantaranya tertutup dan tidak Nampak secara langsung.
terjal. Bentuk benteng ini mengikuti kontur tanah, dan bentuknya dipengeruhi
Sedangkan 7 lubang lainnya Nampak. Keduabelas Lawa tersebut yakni
oleh letak bastion/baluara yang sudah lebih dulu ada dibanding keberadaan
Lawana Rakia, Lanto, Labunta, Kampebuni, Waborobo, Dete, Kalau,
benteng
Bariya/wajo, Burukene/Tanailandu, Melai/Baau, Lantongau dan Lawana
Pintu masuk benteng terdiri atas 12 pintu menurut Masyarakat Buton Gundu.
mencerminkan jumlah lubang itu sama dengan lubang tubuh manusia, yaitu
Bastion atau baluara dibangun sebelum benteng keraton didirikan pada
dua lubang mata, dua lubang hidung, dua lubang telinga, satu lubang anus,
tahun 1613 pada masa pemerintahan La Elangi/Dayanu Ikhsanuddin (sultan
satu lubang mulut, satu lubang kecing, satu saluran sperma, satu lubang pusat,
buton ke-4) bersamaan dengan pembangunan 'godo' (gudang). Dari 16 baluara
dan satu lubang keringat atau pori-pori. Seluruh lawa ini dapat ditemukan
dua diantaranya memiliki godo yang terletak diatas baluara tersebut. Masing-
disekeliling pagar benteng sejauh 2.740 meter. Ke-12 Lawa ini juga mewakili
masing berfungsi sebagai tempat penyimpanan peluru dan mesiu. Setiap
jumlah kampung yang berada di sekeliling Benteng, setiap kampung memiliki

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 5


baluara memiliki bentuk yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi lahan mulai dipengaruhi oleh modernisasi, masih banyak rumah yang
dan tempatnya. mempertahankan bentuk asli rumah adat Buton namun ada juga rumah yang
sudah lebih modern dengan menggunakan material batu dan semen, namun
masih terdapat ciri khas rumah adat Buton.

Dalam kawasan Benteng Keraton Buton memeng terdapat aturan dalam


membangun rumah, yaitu harus memilki ciri khas rumah adat Buton yaitu
rumah panggung, adapun masyarakat yang membangun rumah batu hanya
diperbolehkan menggunakan material batu dan semen pada bagian bawah
rumah. Bagian atas rumah harus terbuat dari kayu dan atapnya harus
Sultan mendasari jumlah 16 dengan proses kelahiran manusia. Angka 16
mencirikan rumah adat Buton
adalah angka kehidupan (nuftah) karena menurut kepercayaan Islam, pada
umur 160 hari, Allah SWT akan meniupkan ruh pada janin yang berada pada
perut ibu. Dengan filosofi ini, adanya 16 Baluara itu tujuannya adalah untuk
memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.

6. Masyarakat yang Tinggal Dalam Benteng

Benteng ini mengelilingi perkampungan adat asli Buton dengan rumah-


Contoh rumah di dalam Benteng Keraton Buton yang masih
rumah yang masih mempertahankan ciri khas rumah adat Buton yang terdiri
tradisional
dai 3 dusun yaitu Baluwu, Peropa, Dete. Benteng Keraton Buton berisi
perkampungan yang dihuni oleh kaum Bangsawan yaitu Kaumu dan rakyat
biasa yaitu Walaka. Kaumu adalah golongan bangsawan yang berhak menjadi
sultan, sedangkan walaka adalah golongan yang menjadi dewan legislatif yang
mengangkat sultan.

Suasana klasik saat memasuki kawasan benteng Kraton masih tetap


Contoh rumah dalam Bengteng Keraton Buton yang sudah modern
terjaga. Kondisinya tak ubahnya masa kesultanan. Meski aktivitas warga

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 6


Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat di dalam
benteng, dulunya keadaan di dalam Benteng sangatlah padat, sehingga atap
setiap rumah bisa bersentuhan. Namun pada masa Sultan Muh. Idrus (1824-
1851 M) terjadi kebakaran hebat, sehingga banyak masyarakat yang tadinya
tinggal di dalam benteng pindah mencari daerah lain. Sebagian pindah ke
Mesjid Raya Keraton Tiang Bendera
daerah atas yang sekarang dikenal dengan Baadia dan sebagian lagi pindah
menuju daerah bawah yang sekarang menjadi Kota Baubau.
Di zaman Kesultanan Buton bagian luar benteng terdiri dari parit sebagai
7. Bagian-Bagian Benteng jebakan bagi musuh yang akan menyerang keraton, tumbuhan-tumbuhan
beracun untuk menggalau musuh dan perkampungan warga. Namun sekarang
Benteng dalam benteng terdiri atas permukiman warga, istana-istana
parit-parit yang berupa lubang memanjang di sepanjang bagian selatan luar
sultan, ruang terbuka, pusat keagamaan, balai pertemuan (baruga), sekolah,
benteng tersebut sudah tidak difungsikan lagi dan mulai ditumbuhi dengan
puskemas, kantor pemerintahan, dan peninggalan-peninggalan sejarah serta tanaman-tanaman liar.

kebudayaan Kesultanan Buton.

Bekas istana sultan Baruga

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 7


ARSITEKTUR DAN STRUKTUR BANGUNAN 1. Asal-Usul

Kesultanan Buton merupakan kerajaan yang pada masa lalumasyhur dan Banua tada adalah rumah suku walio atau orang buton di
berjaya di Nusantara. Bahkan berbagai sumber sejarahmenyebutkan bahwa kabupatenbuton. Kata banua dalam bahasa setempat berarti rumah sedangkan
Kesultanan Buton tidak pernah dikuasai atau tundukoleh kerajaan ataupun tadaberarti siku. Jadi, banua tada dapat diartikan sebagai rumah
bangsa di dunia. Namun bukan berarti KesultananButon menjadi sempit akan siku.Berdasarkan status sosial penghuninya, struktur bangunan ini
pengetahuan. Kesultanan Buton pada saat itubersifat terbuka dan bersahabat dapatdibedakan menjadi tiga yaitu Kamali, Banua Tada Tare Pata Pale,
kepada siapapun. Dengan demikian karyanyata peradaban manusia yang danBanua Tada Tare Talu Pale. Kamali atau yang lebih dikenal dengan
beraneka ragam juga dapat di jumpai disini. namaMalige berarti Mahligai atau istana, yaitu tempat tinggal raja atau sultan
Salah satu dari karya nyata peradaban tersebut, yang berhubunganerat dankeluarganya. Banua Tada Tare Pata Pale yang berarti rumah siku
dengan arsitektur, tentunya adalah rumah adat. Rumah adat Buton,yang bertiangempat adalah rumah tempat tinggal para pejabat atau pegawai
merupakan rumah tempat tinggal suku Wolio, disebut dengan Banua Tada. istana.Sementara itu, Banua Tada Tare Talu Pale yang berati rumah siku
Banua Tada berasal dari dua kata Banua dan Tada. Kata Banua dalam bertiangtiga adalah rumah tinggal untuk orang biasa.
bahasa setempat berarti rumah sedangkan tada berarti siku, jadiBanua Tada
adalah Rumah siku

Masyarakat luas lebih banyak mengenal Malige sebagai rumah


adatmasyarakat buton daripada kedua jenis rumah adat buton lainnya,
yaituBanua Tada Tare Pata Pale dan Banua Tada Tare Talu Pale. Hal
inidikarenakan Malige yang merupakan arsitektur peninggalan
KesultananButon sarat degan nilai-nilai dan kearifan budaya serta
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 8
peradabanmasyarakat Buton di masa lampau. Nilai-nilai itu dapat dipelajari Sultan Murhum Kaimuddin menempatkan ajaran tasawuf sebagapijakan
daripemaknaan simbol dan ragam hias pada bangunan tersebut. Fungsi dan utama untuk mengatur seluruh sendi-sendi kehidupan negara
makna simbolis pada bangunan Malige banyak dipengaruhi oleh konsepdan danmasyarakatnya. Beliau bersama gurunya, Syekh abdul wahid bin
ajaran tasawuf. Masyarakat buton pada saat itu menganggap pemilikMalige syarif Sulaiman Al-Fathani, menerbitkan undang-undang Martabah tujuh
dalam hal ini Sultan adalah replika dari wajah tuhan (Allah) yangdiwujudkan yangsebagian berisi ajaran tentang penyucian akhlak sebagai undang
dalam bentuk Malige, baik secara kontruktif maupun dekoratif. undangtertinggi di negeri itu (http://semua-
Pengaruh konsep tasawuf pada bangunan Malige muncul tentangkehidupanku.blogspot.com).Selanjutnya , nilai-nilai ajaran tasawuf
sekitar pertengahan abad ke-16 M, yaitu sejak Raja Buton ke-6, yang terkandung didalam undang-undang tersebut diekspresikan baik dalam
TimbangTimbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo, memeluk agama Islam bentuk manuskrip maupunmelalui simbol-simbol yang dilekatkan pada artefak
dan dilantik sebagai Sultan Buton yang pertama dengan gelar Murhum artefak, seperti padaBenteng Kesultanan (Benteng Wolio) maupun pada
Kaimuddin Khali fatul. Terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa ulama bangunan malige.
yang mengislamkan dan melantik Raja Lakilaponto menjadi Sultan. Ada 2. Filosofi
pendapat yang mengatakan bahwa Raja Lakiponto diislamkan olehulama ahli Rumah adat suku walio atau orang buton, terutama pada
tasawuf dari Negri Johor yang bernama Syekh Abdul Wahid BinSyarif bangunanmalige, sangat kaya akan nilai-nilai filofosi dan kearifan lokal. Nilai-
Sulaiman Al-Fathani. Pendapat lain mengatakan, Raja Buton ke-6tersebut nilaitersebut diantaranya kedekatan dengan alam, nilai keyakinan, nilai
diislamkan dan dilantik menjadi sultan oleh Imam Fathani, yaituguru dari sosial,dan nilai estetika.
Syekh Abdul Wahid Bin Syarif Sulaiman Al-Fathani. Pendapatyang terakhir a. Nilai Kedekatan Dengan Alam
ini lebih diyakini kebenarannya karena Syekh Abdul WahidBin Syarif Nilai kesatuan dengan alam tercermin pada rumah adat butonterlihata
Sulaiman dua kali datang ke Buton, yaitu tahun 1526 M dantahun 1541 M. pada bahan-bahan bangunan yang digunakan. Semuabangunan tersebut
Pada kedatangannya yang kedua, ia disertai oleh gurunyayang bernama Imam terbuat dari bahan-bahan alami yang banyaktersedia di alam sekitar
Fathani. Menurut pendapat ini, Imam Fathani itulahyang mengislamkan tempat tinggal suku walio. Nilai kesatuan denganalam ini semakin jelas
lingkungan Istana Buton sekaligus melantik RajaLakiponto sebagai Sultan terlihat ketika mereka menggangap pemggunaankayu sebagai bahan
Buton pertama dengan gelar Murhum. Kata Murhum diambil dari nama untuk tiang rumah dapat memberikankesejahteraan pada penghuninya.
sebuah kampung di Patani yang bernama Kampung Parit Murhum. ( Hal ini juga terlihat pada symbol-simbol yang terkandung dalam ragam
http://gundala69.wordpress.com )

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 9


hias yang terdapat pada rumahadat ini. Motif-motif yang digunakan mendirikanbangunan, dan memasang atap. Melalui kerjasama tersebut
sebagian besar berasal dari alam. sifatsolidaritas antar sesame masyarakat wolio akan terjalin dengan baik.
b. Nilai Keyakinan d. Nilai estetika
Struktur bangunan rumah adat buton secara umum dipengaruhi Nilai estetika merupakan salah satu nilai yang paling menonjol
olehajaran tasawuf. Hal ini menunjukkan bahwa dengan keyakinan padabangunan orang buton. Nilai-nilai keindahannya terlihat sangat
danpengetahuan yang mereka miliki, masyarakat buton dalam hal jelasmulai dari struktur dan bentuk bangunan hingga ragam hiasnya
inisultan murhum kaimuddin mampu mengekspresikan nilai- yangsarat seni rupa dan seni ukir. Ukiran motif-motif flora dan fauna
nilaikeyakinannya (ajaran tasawuf) melalui bentuk bangunan tampaksangat indah pada hamper semua bagian rumah adat tersebut. Hal
sehinggaterciptalah bangunan yang indah dan artistik bernama malige inimenunjukkan bahwa masyarakat buton pada masa lampau
sebgaitempat tinggal. Struktur bangunan rumah tersebut secara umum telahmemiliki jiwa seni dan daya kreasi yang tinggi.
jugamempengaruhi struktur bangunan rumah masyarakat buton. 3. Makrokosmos Dan Mikrokosmos
c. Nilai Sosial Tampak bangunan terbagi 3 (tiga) sebagai ciri 3 (tiga) alamkosmologi
Nilai social dalam rumah adat buton dapat dilihat dalam yakni, alam atas (atap), alam tengah atau badan rumah dan alambawah atau
prosespembangunannya. Meskipun sebagian tenaga yang digunakan kaki/kolong. Masing-masing bagian tersebut dapat diselesaikansendiri-sendiri
adalahtenaga upahan, namun sebagian pekerjaan pembuatan rumah tetapi satu sama lain dapat membentuk suatu struktur yangkompak dan kuat
adattersebut dilakukan secara bergotong royong, terutama dalam dimana keseluruhan elemennya saling berkaitan dan berdiri di atas tiang-tiang
prosespembangunan malige. Dalam pembangunan malige, seluruh yang menumpu pada pondasi batu alam, dalambahasa Buton disebut Sandi
tenagakerja yang terlibat merupakan suatu kesatuan terorganisir mulai Sandi tersebut tidak ditanam, hanya diletakkan begitu saja tanpaperekat.
darimahkamah syarah, sio lombo, saraginti, hingga pandempuu. Sandi berfungsi meletakkan tiang bangunan, antara sandi dantiang bangunan
Merekaselalu bekerja sama untuk membangunan rumah tempat tinggal diantarai oleh satu atau dua papan alas yang ukurannyadisesuaikan dengan
rajamereka. Nilai social pada proses pembangunan rumah orang biasa diameter tiang dan sandi. Fungsinya untuk mengatur keseimbangan bangunan
jugadapat dilihat ketika para keluarga atau tetangga terdekat mereka secara keseluruhan. Penggunaan batu alamtersebut bermakna simbol prasejarah
secarabersama-sama membantu si calon pemilik rumah mencari bahan- dan pemisahan alam (alam dunia danalam akherat)/ konsep dualisme,
bahanbangunan dari dalam hutan, membersihkan lokasi, walaupun sebenarnya jika ditinjau darifungsinya lebih bersifat profan.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 10


penyakit dan segala gangguan dari luar. Pola perkampunganmasyarakat pada
umumnya mengelompok dan berjejer mengikuti jalan rayaserta berada tidak
jauh dari sumber-sumber air. Sementara itu, arah rumahyang baik menurut
masyarakat setempatadalah arah utara atau selatanwalaupun tetap harus
diusahankan tidak harus tepat atau bisa bergeser sedikit dari titik utara atau
selatan. Menurut keyakinan mereka, arah rumahtidak boleh tepat pada titik
utara atau selatan karena, selain menghindariangin jahat, arah yang dipilih
harus memudahkan mereka dalammenentukan arah kiblat ketika akan
melaksanakan shalat (lakebo, 1986:96-97)

Bentuk rumah adat tradisional orang buton diibaratkan tubuhmanusia


yang memiliki kepala, badan, kaki dan hati. Bagian kepaladianalogikan atap
rumah, badan dianalogikan dengan badan rumah, kakidianalogikan bagian
bawah atau kolom rumah, dan hati dianalogikan dengan pusat rumah. Menurut
keyakinan orang buton, hati merupakan titiksentral tubuh manusia. Dengan
demikian, sebuah rumah harus memilikihati. Itulah sebabnya dalam
masyarakat buton terdapat sebuah tradisimemberi lubang rahasia pada salah
Hal lain yang melandasi penataan struktur bangunan rumahtradisional
satu kayu terbaiknya yang kemudiandigunakan sebagai tempat untuk
orang buton adalah konsep kosmologi. Konsep ini mengajarkantentang
menyimpan emas. Lubang rahasiatersebuat dianggap sebagai simbol pusar
perlunya keseimbangan diantara seluruh unsur alam semesta.Oleh karena itu,
yang merupakan titik sentraltubuh manusia sementara emas adalah simbol hati
dalam proses pembuatan sebuah rumah, keberadaansebuah sistem
rumah tersebut.
pengetahuan tentang kondisi lingkungan sekitar menjadisangat penting.
Lokasi, arah, letak bangunan rumah suku walio pada umumnyadilakukan
Dengan sistem pengetahuan yang dimiliki, masyarakatsetempat dapat memilih
menurut ketentuan yang sama. Lokasi yang dipilih harus amandari sumber

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 11


bahan bangunan yang baik, waktu dan lokasimendirikan rumah yang cocok, sosialpenghuninya, semakin besar dan unik bentuknya semakin besar
serta bentuk dan desain rumah yang tepatatau seimbang sehingga sebuah pulatanggung jawab pemilik rumah tersebut. Rumah dijadikan sebagai
bangunan rumah dapat selaras denganalam sekitar. lambangdan simbol kekuasaan serta status sosial pemiliknya.
4. Ciri-Ciri Arsitektur Dan Struktur Simbol yang melekat di konstruksi rumah Buton mempunyai
A. Ciri-Ciri Arsitektur maknayang sangat sakral yang di ambil dari alam kosmos sebagai
Bentuk dan ciri pada sebuah rumah memberikan arti dan manifestasiajaran agama dilihat dari proses budaya
maknayang berbeda-beda. Luas bangunan, bentuk dan ornamen- Malige/Kamali sebagai Rumah Sultan
ornamen yangmelekat pada konstruksi rumah tersebut memberikan arti
dan maknatergantung siapa yang menempati rumah tersebut. Rumah
tradisionalButon berupa rumah panggung yang disebut Banua Tada,
mempunyaibentuk dan ciri yang khas.
Yang membedakan bentuk rumah tersebut adalah status sosialnya,
apakah pemilik rumah itu adalah Sultan, pejabat kesultanan atau
masyarakat umum.( BB1.P2/LU)
Ciri umumnya yaitu ukuran rumah, kalau rumahnya besar berarti
tinggi juga jabatan dalam kesultanan, juga dari bentuk atapnya, pejabat
kesultanan atapnya bersusun sedangkan masyarakat biasa hanya satu
susun.( BB1.P3/HK)
Sumber : foto Malige dari TMII melayu online
Yang membedakan bentuk rumah yang dibangun berdasarkan Tampak Depan Rumah Kesultanan Buton Malige

statussosialnya, apakah ia sultan, pejabat kesultanan atau masyarakat Sultan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Kesultanan Buton dan
biasa.(BB1.P2/AS) juga sebagai simbol kesejahteraan masyarakatnya, dalam pembuatan rumah
Rumah sering direpresentasikan sebagai tempat nilai-nilai adat kediamannya tentu harus mencirikan kebesaran dan kehormatannya. Di
danbudaya yang berhubungan dengan nilai kepercayaan atau agama Kesultanan Buton, Sultan sebagai pemimpin pemerintahan, pimpinan Agama,
yangbersifat khusus atau unik pada suatu masyarakat tertentu. pelindung dan pengayom rakyat. Jabatan yang diembannya ini di tuangkan
Rumahtradisional buton bentuk dan modelnya menandakan status

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 12


dalam pembangunan rumah kediamannya. Rumah tinggal Sultan yang disebut Ciri khas yang menonjol adalah ukuran bangunannya besar, Susunan atap
Kamali atau Malige mempunyai bentuk dan ciri rumah utama yaitu : bersusun, Ornamen bangunan yang unik, ada naga dan nenas dibagian atap. (
Bentuk atap yang bersusun dengan jarak yang rengga menandakan BB1.P3/LU)
bahwa Sultan adalah Pemerintah, pimpinan agama dan pengayom
masyarakat.
Jumlah petak rumah berjumlah lima, tujuh ataupun sembilan yang
jumlahnya harus ganjil. Ini dianalogikan bahwa Sultan sebagai
pemimpin agama harus menjalankan pemerintahan sesuai dengan ajaran
agama Islam, maksud dari lima petak dianalogikan dengan rukun Islam,
tujuh dianalogikan Surat Alfatiha dan susunan langit tujuh lapis.
Adanya tiang-tiang penyangga di kiri kanan rumah yang disebut
kambero,
Bentuk lantai rumah yang ditinggikan disebelah kanan rumah dan
semakin kebelakang semakin tinggi yang dianalogikan sebagai posisi
orang waktu sembahyang.
Pada bagian atas rumah terdapat simbol Nenas dan Naga, nenas ini
merupakan simbol kesejahteraan yang ditumbuhkan dari rakyat,
sedangkan Naga menyimbolkan kekuasaan pemerintah dan mengisahkan
asal-usul leluhur Buton dari daratan Cina (Raja Pertama Buton Fungsi dan makna simbolis pada bangunan Kamali/Malige dipengaruhi
Wakaaka) oleh pemahaman masyarakat secara keseluruhan tentang konsep tasawuf
Adanya ruang teras didepan sebagai tempat menerima tamu yang (Martabat Tujuh), yang menganggap bahwa pemilik Kamali/Malige dalam hal
menyimbolkan transparan Sultan bagi rakyatnya. ini Sultan adalah replikasi dari wajah Tuhan (Allah) yang wujudnya
Guci yang diletakkan di depan rumah sebagai tempat air, yang dianalogikan dalam bentuk arsitektur rumahnya (istananya) baik yang bersifat
menyimbolkan kesucian bahwa siapa saja yang memasuki rumah hatinya konstruksi maupun dekorasi. Bentuk lantai dan atapnya yang bersusun
telah suci. menunjukkan kebesaran dan keagungan Sultan. Bentuk tersebut juga
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 13
menggambarkan fungsi Sultan sebagai pimpinan agama, pimpinan kesultanan ritual yang ditujukan kepada gadis-gadis untuk dipingit karena dianggap
serta pengayom dan pelindung rakyat. sudah dewasa (aqil baligh) dan pantas untuk berkeluarga.
Kamali/Istana Malige dalam penataan struktur bangunannya, didasari Penghuni istana disimbolkan sebagai nyawa atau ruh pada manusia.
oleh konsep kosmologis sebagai wujud keseimbangan alam dan manusia. Hubungan antara tubuh atau jasad dengan ruh manusia mengandung
Disisi lain keberadaannya merupakan media penyampaian untuk memahami pemahaman saling menjaga dan saling merawat dan memelihara.
kehidupan masyarakat pada jamannya (masa Kesultanan) dan sebagai alat Denah ruangan Kamali/Malige yang ada sebagaimana gambar di atas
komunikasi dalam memahami sangat jelas peruntukan ruangannya. Pada lantai satu terlihat pembagian
bentuk struktur masyarakat, status sosial, ideologi dan gambaran struktur ruangan yang tertata bagi seluruh penghuninya. Lantai dua diperuntukan
pemerintahan yang dapat dipelajari melalui pemaknaan lambanglambang, sebagai tempat menyimpan barang-barang kesultanan sedangkan lantai tiga
simbol maupun ragam hiasnya secara detail. sebagai gudang dan tempat mengintai.
Untuk Istana Malige pembagian tata ruangan tersebut mengandung unsur
pemaknaan sebagai berikut:
Disebut Sasambiri disimbolkan sebagai penggambaran pribadi Sultan
yang selalu terbuka kepada rakyatnya. Hal ini terlihat pada penempatan
pintu utama dan pintu belakang yang fungsi umumnya untuk keluar-
masuknya orang kedalam istana.
Disebut Bamba dan Tanga disimbolkan sebagai rongga perut, berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya tamu dan menampung segala pesoalan
yang ditujukan kepada Sultan maupun keluarganya. Bamba biasanya
digunakan untuk tamu yang bukan kerabat dekat Sultan sedangkan tanga Denah Rumah Kesultanan Buton Malige
digunakan untuk kerabat dekat Sultan. Secara umum dapat digambarkan bahwa susunan ruangan dalam istana Malige
Disebut Suo disimbolkan sebagai rongga dada dan kepala. Hal ini adalah sebagai berikut:
dihubungkan dengan penempatan kamar utama yang berfungsi sebagai Lantai pertama terdiri dari 7 petak atau ruangan, ruangan pertama dan
tempat peraduan Sultan. Selain itu Suo berhubungan dengan tradisi kedua berfungsi sebagai tempat menerima tamu atau ruang sidang
masyarakat setempat yang disebut posuo. Tradisi ini berbentuk acara anggota Hadat Kerajaan Buton. Ruangan ketiga dibagi dua, yang sebelah

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 14


kiri dipakai untuk kamar tidur tamu, dan sebelah kanan sebagai ruang nenas itu hanya tumbuh sebuah nenas saja, melambangkan bahwa hanya
makan tamu. Ruangan keempat juga dibagi dua, berfungsi sebagai kamar ada satu Sultan di dalam kerajaan Buton. Bunga nenas bermahkota,
anak-anak Sultan yang sudah menikah. Ruang kelima sebagai kamar berarti bahwa yang berhak untuk dipayungi dengan payung kerajaan
makan Sultan, atau kamar tamu bagian dalam, sedangkan ruangan hanya Sultan Buton saja. Nenas merupakan buah berbiji, tetapi bibit
keenam dan ketujuh dari kiri ke kanan dipergunakan sebagai makar anak nenas tidak tumbuh dari bibit itu, melainkan dari rumpunya timbul tunas
perempuan Sultan yang sudah dewasa, kamar Sultan dan kamar anak baru. Ini berarti bahwa kesultanan Buton bukan sebagai pusaka anak
laki-laki Sultan yang dewasa. beranak yang dapat diwariskan kepada anaknya sendiri. Falsafah nenas
Lantai kedua dibagi menjadi 14 buah kamar, yaitu 7 kamar di sisi ini dilambangkan sebagai kesultanan Buton, dan Malige Buton mirip
sebelah kanan dan 7 kamar di sisi sebelah kiri. Tiap kamar mempunyai rongga manusia
tangga sendiri-sendiri hingga terdapat 7 tangga di sebelah kiri dan 7 Dari hasil kajian tersebut dapat dirumuskan, bahwa bentuk dan ciri
tangga sebelah kanan, seluruhnya 14 buah tangga. Fungsi kamar-kamar Kamali/Malige memperlihat bagaimana wibawa dan status sosial
tersebut adalah untuk tamu keluarga, sebagai kantor, dan sebagai penghuninya. Ornamen-ornamen yang melekat di konstruksi Kamali/Malige
gudang. Kamar besar yang letaknya di sebelah depan sebagai kamar yang beraneka ragam baik dari ornamen yang mewakili flora maupun fauna
tinggal keluarga Sultan, sedangkan yang lebih besar lagi sebagai Aula. terlihat dengan indah yang mempunyai nilai kewibawaan bagi siapa saja yang
Lantai ketiga berfungsi sebagai tempat rekreasi. melihatnya. Bentuk Kamali/Malige itu juga menggambarkan bagaimana besar
Lantai keempat berfungsi sebagai tempat penjemuran. Di samping kamar tanggung jawab pemiliknya terhadap masyarakatnya, baik itu sebagai
bangunan Malige terdapat sebuah bangunan seperti rumah panggung pemimpin pemerintahan, pemimpin agama, pengayom dan pelindung
mecil, yang dipergunakan sebagai dapur, yang dihubungakan dengan masyarakat.
satu gang di atas tiang pula. Di anjungan bangunan ini dipergunakan
sebagai kantor anjungan. Pada bangunan Malige terdapat 2 macam
hiasan, yaitu ukiran naga yang terdapat di atas bubungan rumah, serta
ukiran buah nenas yang tergantung pada papan lis atap, dan di bawah
kamar-kamar sisi depan. Adapun kedua hiasan tersebut mengandung
makna yang sangat dalam, yakni ukiran naga merupakan lambang
kebesaran kerajaan Buton. Sedangkan ukiran buah nenas, dalam tangkai

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 15


Banua Kambero Sebagai Rumah Pejabat Kesultanan

Tampak Banua Kembero Rumah Pejabat Kesultanan

Pejabat Kesultanan yang merupakan pembantu-pembantu Sultan dalam


melaksanakan tugas pemerintahan di dalam Undangundang Kesultanan Buton
(Martabat Tujuh) telah diatur fungsi dan kedudukannya.
Bentuk rumah Pejabat Kesultanan tidaklah sama bentuk dan ornamennya Tampak Depan Banua Kembero Rumah Pejabat Kesultanan

tergantung seberapa besar jabatannya dalam pemerintahan, contoh rumah Secara garis besar bentuk dan dan ciri khas konstruksi rumah Pejabat
siolimbona beda dengan rumah bonto. (BB1.P2/HK) Kesultanan atau Banua Kambero yaitu :
Sebagaimana kedudukannya didalam pemerintahan, dalam Bentuk atap bersusun dua sebagai simbol pembantu sultan dan
pembangunan rumah tinggal para pejabat Kesultanan, bentuk dan simbol yang pengayom rakyat.
terdapat pada konstruksi rumah ditidaklah sama antara pejabat yang satu Jumlah petak rumah 3-5 petak.
dengan yang lain tergantung jabatannya. Ornamen-ornamen sebagian besar sama dengan rumah untuk
Sultan,namun simbol yang tidak diperbolehkan yaitu ornamen Naga.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 16


Adanya penambahan teras di depan rumah sebagai tempat menerima semakin besar rumah dan semakin unik ornamenornamen yang melekat pada
tamu dan sebagai tempat untuk mengintai gerak gerik masyarakat, ini konstruksi rumah tersebut.
khusus untuk pejabat Bonto Ogena.
Bentuk lantai rumah yang ditinggikan disebelah kanan rumah dan
semakin kebelakang semakin tinggi yang dianalogikan sebagai posisi
orang waktu sembahyang.
Bentuk-bentuk rumah serta ornamen-ornamen yang melekat dikontruksi
rumah Pejabat Kesultanan ini tidak sama antara pejabat Kesultanan, semakin
tinggi jabatan pemilik rumah di Kesultanan semakin besar bentuk rumah dan
semakin banyak ornamen yang melekat dikonstruksinya.
Denah ruangan rumah pejabat Kesultanan (Banua Kambero) seperti pada
gambar di atas terbagi atas dua denah, perbedaan tersebut dilihat hari status Denah Banua Kembero Rumah Pejabat Kesultanan
sosial penghuninya. Denah rumah untuk 3 petak diperuntukan untuk pejabat Banua Tada sebagai Rumah Masyarakat
kesultanan seperti staf Pertahanan (Staf Kapitalao), lantai dua biasa digunakan
untuk tempat tidur dan menyimpan barang. Denah rumah untuk 5 petak
diperuntukan untuk Pejabat Kesultanan yang mempunyai jabatan penting di
kesultanan seperti Sekretaris Perdana Menteri (Kenipulu), Kapitalao,
Bontogena dan lain-lain yang masuk dalam struktur pemerintahan Kesultanan
Buton. Lantai dua diperuntukan sebagai tempat menyimpan barang ataupun
sebagai gudang.
Dari hasil kajian tersebut dapat dirumuskan, bahwa bentuk dan ciri
Banua Kambero bermacam-macam tergantung tinggi rendahnya jabatan yang
dipegang oleh pemilik rumah tersebut. Bentuk-bentuk rumah serta
ornamenornamen yang melekat dikontruksi rumah Pejabat Kesultanan ini
tidak sama antara pejabat Kesultanan, semakin tinggi jabatan di Kesultanan Tampak Depan Banua Tada Masyarakat Biasa

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 17


Jumlah rumah ini di dalam benteng Keraton Buton tidak banyak dan saat ini
Awal terbentuknya permukiman Wolio di Baluwu dan Peropa dimulai jumlah mulai berkurang di ganti dengan bentuk rumah yang menyerupai
dengan terbangunnya rumah-rumah panggung, sebagai pendatang bentuk bentuk rumah pejabat.
rumah yang dibangun masih sangat sederhana yang kemudian rumah tersebut
dikenal sebagai Banua Tada yang kemudian dijadikan bentuk rumah
masyarakat umum pada masa Kerajaan dan Kesultanan Buton. Bentuk rumah
tada adalah bentuk awal rumah panggung yang dibangun di Baluwu dan
Peropa yang kemudian menjadi bentuk rumah masyarakat
umum.(BB1.P3/TU)
Rumah masyarakat biasa petak rumahnya dua atau 3 petak saja, tidak boleh
lebih dari itu, ornamen-ornamen pada rumah tidak ada seperti pada rumah
sultan atau rumah pejabat.( BB1.P3/MZ)
Bentuk dan ciri banua tada untuk masyarakat berupa rumah panggung
Denah Banua Tada Masyarakat Biasa
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
B. Struktur Arsitektur
Jumlah petak rumah dua atau 3 petak.
Tidak ada simbol-simbol pada bangunan rumah. Tahap Pembuatan
Para siriginti, pandeempu, dan pande lainnya mulai membersihkan
Atap rumah satu susun.
(menguliti) dan meluruskan kayu dengan menggunakan kapak atau bingku
Guci di tempatkan depan rumah
setelah seluruh bahan yang dibutuhkan terkumpul. Setelah dipilih dan
Dengan bentuk yang sangat sederhana, penghuni banua tada tidak
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, kayu-kayu tersebut dan bahan-bahan
mempermasalakan bentuk rumah dan ornamen yang melekat dikontruksi
lainnya diramu menjadi bagian-bagian rumah. Setiap bagian rumah memiliki
rumah mereka. Masyarakat yang menempati rumah tersebut umumnya
fungsi dan cara pembuatannya masing-masing .
mempunyai pekerjaan sebagai petani, buruh, tukang kayu, tukang batu
berikut fungsi dan cara pembuatan beberapa bagian rumah adat orang
ataupun nelayan.
Buton.
Harapan mereka dapat tinggal dengan tenang dan kehidupannya dapat
berjalan dengan damai dan aman di bawah pemerintahan Kesultanan Buton.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 18


Sandi (sendi), yaitu pondasi tiang rumah yang terbuat dar bau kali Kayi atau balok penyambung, yaitu bagian rumah yang berbentuk balok
(sungai) ataubatu gunung yag berbentuk pipih. Sandi ini hanya pipih dengan ukuran tebal 6-7cmdan lebar 12-15cm. panjang balok pipih
diletakkan begitu saja ditanah tanpa harus ditanam atau diberi perekat. ini disesuaikan dengan panjang rumah. Kayi berfungsi sebagai
Antara sandi dan tiang diberi papan alas yang terbuat dari kayu keras dan penghubung antara satu tiang dengan tiang yang lain. Kayi dibuat
ukurannya disesuaikan dengan diametersandi dan tiang. Bagian ini dengan cara menghaluskan kayu yang telah dibentuk menjadi balok
berfungsi untuk mengatur keseimbangan bangunan secara keseluruhan. pipih. penghalusan ini dilakukan dengan menggunakan serut.
Tiang, yaitu bagian rumah yang berfungsi untuk menopang bagianbagian Tumbu tada yaitu balok pipih panjang yang berfungsi untuk mengikat
rumah lainnya. Tiang ini memiliki peranan yang sama pentingnya atau menyambung deretan tiang yang berjejer kesamping. Tumbu ada
dengan pondasi pada rumah modern. Oleh karena itu harus dipilih kayu- berukuran tebal sekitar 6 cm, lebar 12 cm, dan panjangnya disesuaikan
kayu yang berkualitas tinggi seperti kayu nagka, teme, atau jati. Kayu dengan lebar rumah. Cara membuatnya sama seperti cara pembuatan
yang telah dipilih keudian dibentuk menjadi empat persegi panjang kayi.
untuk tiang malige dan berbentuk bundar untuk tiang rumah orang biasa. Galaga (gelegar), yaitu balok pipih yang diletakkan di antara tumbu tada.
Tiang-tiang tersebut kemudian diberi lubang, dimulai dari tiang utama Ukuran tebal dan lebarnya sama dengan ukuran tumbu tada sedangkan
kemudian disusul tiang-tiang lainnya. Setelah itu, tiang-tiang tersebut panjangnya diseuaikan dengan panjang masing-masing ruang. Galaga
dirangkai bersama bagianbagian rumah lainnya menjadi satu deret berfungsi sebagai landasan atau penyangga papan lantai. Cara
sehngga terbentuklah kerangka rumah. membuatnya sama seperti membuat kayi dan tumbu tada.
Lantai, yaotu bagian bawah atau alas (dasar) suau ruanganatau bagunan
yang berfungsi tempat melakukan segala kegiatan didalam rumah. Lantai
rumah tempat tinggal rakya biasanya terbuat dari kayuj jati, yang
melambangkan status sosial sang sultan. Maknanya adalah bahwa sultan
Gambar Susunan Tada Rumah Adat Suku Walio adalah seorang bangsawan dan pribadi yang selalu tenang menghadapi
Susunan tada pada bangunan rumah adat suku Walio atau Orang Buton persoalan. Sementara itu, lantai rumah tempat tinggal orang biasa terbuat
Keterangan : dari kayu bamboo ang sudah tua. Agar awet, bambu tersebut terlebih
1.Tiang 2. Tada 3.Tada dahulu direndam di air laut selama berhari-hari. Setelah itu, bambu
tersebut dipotong-potong sesuai dengan panjang kamar didalam rumah,
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 19
lalu dibelah dan diraut hingga halus. Selanjutnya, belahan-belahan adalah tutumbu (tiang bubung), kasolaki, pana-pana, kumboho
bambu halus tersebut dijalan menjadi satu kesatuan dengan tali penjalin (bubungan), lelea, tadana tutumbu atau sule ngalu, dan tora-tora, jika
yang disebut woll sehingga tampak lebih indah. bangunan rumah terdiri dari 4 tingkat seperti bangunan malige, maka
bangunan tersebut juga membutuhkan 4 set kerangka atap. Susunan
kerangka atap dan istilah-istilah yang digunakan dapat dipahami dengan
melihat gambar berikut.

Gambar Susunan Lantai Rumah Adat Suku Walio


Keterangan :
1. Ariy
2. Konta
3. Tumbu tada Maket Konstruksi/Struktur Rumah Adat Suku Walio
4. Galaga
5. Kayi

Rindi atau dinding, yaitu bagian tengah rumah yang berfungsi sebagai Tahap pendirian rumah adat buton
penutup semua kerangka bagian tengah yang bangunan (badan) rumah. Mendirikan tiang atau kerangka rumah
Dinding rumah adat buton umumnya terbuat dari papan kayu. Dinding ni Lokasi rumah dibersihkan dan diratakan terlebih dahulu sebelum tiang
dibuat dengan cara memasang papan kayu bakal dinding pada tuorana didirikan, kemudian sandi-sandi disiapkan ditempat tiang-tiang tersebut akan
rindi (rangka dinding) yang telah disiapkan sebelumnya. dipasang. Sandi ini hanya diletakkan begitu saja ditanah tanpa harus ditanam
Kerangka atap, yaitu bagian atas rumah yang berfungsi sebagai tempat atau diberi perekat. Antara sandi dan tiang diberi papan alas yang terbuat dari
untuk melekatkan atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau nipah. kayu keras dan ukurannya disesuaikan dengan diameter sandi dan tiang.
Kerangka atap ini terdiri dari beberapa bagian yang dirangkai menjadi Bagian ini berfungsi untuk mengatur keseimbangan bangunan secara
satu kesatuan sehingga membentuk piramida. Bagian-bagian tersebuat keseluruhan. Stelah itu, pendirian kerangka rumah dapat segera dimulai.
Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 20
Memasang kerangka atap atap dan atap rumah rindi ( rangka dinding rumah) dipasang dan dilanjutkan dengan pemasangan
Susunan atau tahap-tahap pendirian rumah modern biasanya dimulai dari dinding, pintu, dan jendelah rumah. Tahap terakhir adalah pemasangan oda
bagian bawah, tengah, dan atas. Namun, urutan tahaptahap pendirian rumah atau tangga rumah. Sertelah semua bagian rumah induk dipasang, maka
adat buton tidak demikian. Lantai yang merupakan bagian rumah paling pekerjaan selanjutnya adalah membuat bangunan rumah tambahan seperti
bawah justru dipasang setelah bagian atas atau rumah selesai. Jadi, setelah dapur dan kamar mandi.
kerangka rumah berdiri, proses dilanjutkan dengan pemasangan kerangka Urutan tahap-tahap pendirian rumah tersebut diatas berlaku pada semua
atap, lalu disusul dengan pemasangan atap rumah yang terbuat dari daun bangunan rumah adat buton. Hanya saja, pendirian bangunan malige lebih
rumbia atau nipa. kompleks karena ruangannya lebih banyak daripada kedua jenis rumah adat
buton lainnya.
5. Detail-Detail Arsitektur
A.Ragam Hias
Ragam hias pada rumah adat suku walio atau orang buton secara garis
besar terdiri dari dua macam, yaitu ragam hias dalam bentuk seni pahat (tiga
dimensi) dan ragam hias dalam bentuk seni ukir (dua dimensi). Ragam hias
Rangka Kuda-Kuda Atap Rumah Adat Suku Walio
dalam bentuk seni pahat dan seni ukir tersebut biasanya ditempatkan pada
Keterangan : bingkai-bingkai pintu atau jendela, pada dinding, dan ujung depan atau
1. Tutumbu
belakang bumbungan atap rumah. Dari segi motif, ragam hias yang paling
2. Kasolaki
3. Pana-pana menonjol pada rumah orang buton adalah motif flora dan fauna. Tiaptiap
4. Kumbowu motif memiliki makna simbolis dan nilai falsafah hidup yang tinggi.
5. Tadana tutumbu
Kedua jenis motif tersebut adalah.
6. Lelea
7. Tora-tora Motif Flora
Memasang bagian tengah rumah (lantai, dinding, pintu, dan tangga)
Pemasangan bagian-bagian tengah rumah dilakukan setelah pemasangan
atap rumah selesai. Bagian tengah rumah yang pertama-tama dipasang adalah
lantai yang terbuat dari papan kayu atau jalinan bambu. Setelah itu, tourana

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 21


Nanasi, yaitu hiasan yang berbentuk buah nenas. Motif yang biasa B. Detail Struktur Arsitektur
ditempatkan pada ujung atap bagian depan dan belakang melambangkan Rumah adat ini berbentuk panggung ini unik karna dapat berdiri tegak tanpa
keuletan dan kesejahteraan. Tanaman nenas menurut orang buton merupakan menggunakan paku
tanaman yang mudah tumbuh dan tidak mudah layu walaupun ditanam di
tanah kering. Symbol nenas ini menyiratkan dimanapun orang buton berada
atau mencari nafkah, dia harus ulet dalam menghadapi segala tantangan alam.
Bosu-bosu atau buah pohon butun (baringtonia asiatica), yaitu sejeni
buah yang menyerupai buah delima. Motif yang biasa ditempatkan di
tenkebala atau bate (yaitu bagian atap rumah yang berada dibawah cucuran
atap) merupakan simbol keselamatan, keteguhan, dan kebahagiaan.
Ake, yaitu motif yang berbentuk seperti patra (daun). Motif ini
melambangkan kesempurnaan. Motif ini juga terdapat pada bangunan malige
sebagai lambing bersatunya sultan (sebagai manusia) dengan khalik (tuhan).
Makna simbolis ini berasal dari ajaran tasawuf wahdatul wujud
Kambang, yaitu sejenis kembang berbentuk kelopak teratai atau
matahari yang melambangkan kesucian. Karena bentuknya seperti matahari,
maka orang buton menyebutnya lambing suryanullah (cahaya allah ), yang
menggambarkan kemajuan dari zaman majapahit ke zaman islam.
Motif Fauna
Motif fauna yang paling menonjol dari rumah adat orang buton adalah
motif naga. Motif ini biasanya ditempatkan pada bubungan atap rumah karena
masyrakat beranggapan naga itu tinggal di langit. Motif ini melambangkan
kekuasaan dan pemerintahan. Selain pada bubungan atap rumah, motif ini juga
biasa dipasang pada pintu depan dan belakang, dengan maksud agar penghuni
rimah terhindar dari segalam macam bahaya, terutama angin jahat.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 22


KRITERIA KONSERVASI
Dasar bagian mana dari kota dan bantuan apa yang perlu dilestarikan:
1. Estetika
Bangunan-bangunan atau dari bagian kota yang dilestarikan karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya sejarah tertentu.Tolak ukur estetika ini
dikaitkan dengan nilai estetis dari dari arsitektonis : bentuk, tata ruang dan ornamennya.
2. Kelangkaan
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau merupakan contoh terakhir yang masih ada. Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak dimiliki oleh
daerah lain.
3. Peranan sejarah
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang merupakan lokasi-lokasi bagi peristiwa-peristiwa bersejarah yang penting untuk dilestarikan sebagai
ikatan simbolis antara peristiwa terdahulu dan sekarang.
4. Kejamakan
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan. Penekanan pada
karya arsitektur yang mewakili ragam atau jenis yang spesifik.
5. Memperkuat kawasan di sekitarnya
Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawsan-kawasan di dekatnya, atau kehadiratnya bermakna
untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya.
6. Keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan, misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar pertama dan sebagainya.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 23


TEKNIK PENILAIAN KONSERVASI
1. Kriteria pembobotan nilai kejamakan
0 = Tidak memiliki kejamakan
1 = Memiliki kejamakan namun tidak jelas, hanya dapat dilihat dari sebagian kecil bangunan.
2 = Memiliki kejamakan, dan sangat jelas dapat dilihat dari keseluruhan bangunan.
2. Kriteria pembobotan nilai keistimewaan
0 = Tidak memiliki keistimewaan sama sekali.
1 = Memiliki keistimewaan, ditinjau dari skalnya, misalnya terbesar dan terkecil.
2 = Memiliki keistimewaan yang sangat bik, misalnya hanya satu di dunia.
3. Kriteria pembobotan nilai kelangkaan
0 = Tidak langka, sangat rendah dan banyak ditemukan di tempat lain atau lokasi lain.
1 = kurang langka, mudah ditemukan di tempat lain.
2 = Langkah, sulit ditemukan di tempat lain.
3 = Sangat langkah, satu-satunya yang ada di Indonesia bahkan di Dunia.
4. Kriteria pembobotan memperkuat kawasan sekitar
0 = Tidak memperkuat kawasan sama sekali.
1 = Memperkuat kawasan, namun tidak berlaku jelas.
2 = memperkuat kawasan degan baik.
3 = sangat memperkuat kawasan, memperkuat kawsan dengan baik.
5. Kriteria pembobotan nilai sejarah
0 = Tidak memiliki nilai sejarah
1 = Ada nilai sejarah tapi tidak terlalu penting
2 = Ada niali sejarah dan penting
3 = Ada nilai sejarah, sangat jelas dan sangat penting

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 24


6. Kriteria pembobotan nilai estetika
0 = Tidak memiliki nilai estetika
1 = Memiliki nilai estetika tetapi kurang baik
2 = memiliki nilai estetika yang baik
3 = memiliki nilai estetika yang sangat baik, memiliki detail-detail yang layak dilestariakan

BOBOT NILAI (A) KONSERVASI


Kejamakan diberi nilai (max 1) karena adanya tipologi bangunan yang sama dalam jumlah banyak. Kita dapat mengetahui kebudayaan apa yang berpengaruh
terhadap suatu bangunan, dan kadangkala mungkin dapat diperkirakan pada waktu/zaman suatu bangunan didirikan.
Keistimewaan diberi nilai (max 2) karena dengan adanya keistimewaan dapat menjadikan suatu bangunan memilikii keunikan sendiri.
Memperkuat kawasan (max 2) karena dengan pengaruh suatu bangu nan terhadap lingkungannya akan memberi nilai tambah bagi bangunan untuk
dikonservasi, juga berfungsi sebagai generator pertumbuhan kawasan.
Kelangkaan diberi nilai (max 3) karena dengan kelangkaan sebuah bangunan dapat dengan mudah menjadi sebuah monumental peringatan.
Sejarah diberi nilai (max 4) karena bangunan bersejarah dapat memberikan suatu informasi tentang masa lalu.
Estetika diberi nilai (max 5) karena estetika merupakan hal yang terpenting dari antar kriteria-kriteria tersebut. Pada umumnya yang pertama dapat dinikmati
oleh manusia secara visual adalah estetika bangunan tersebut.

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 25


PENILAIAN KELAYAKAN KONSERVASI UNTUK BANGUAN BERSEJARAH BENTENG KARATON BUTON

KRITERIA UMUM NAMA BANGUNAN


BOBOT NILAI KRITERIA (K)
KONSERVASI BOBOT NILAI (A) (KxA)
Kejamakan 2 1 2
keistimewaan 2 2 4
Memperkuat Kawasan 2 2 4
Kelangkaan 2 3 6
Sejarah 3 4 12
Estetika 3 5 15
K = 14 K x A = 43
KxA
Nilai Total = X= 3,07
K

1,5 x< 3 Maka bangunan yang dikaji layak dilestarikan/dikonservasi

Kesimpulan Layak

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 26


KESIMPULAN

Berdasarkan Pemaparan di atas, dapat dirumuskan bahwa arsitektur tradisional Keraton Buton dipengaruhi oleh tradisi yang masih tetap dipegang teguh oleh
masyarakatnya.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu:
1. Konsep pembangunan rumah adat Buton diambil dari norma Falsafah Martabat Tujuh. Sebagai Undang-undang dasar Kesultanan Buton, penerapan dan
maknanya telah mengakar dan telah dijadikan tradisi bagi masyarakat Melai dalam berkehidupan sosial masyarakat termasuk dalam hal membangun rumah.
2. Simbol yang melekat di konstruksi rumah Buton mempunyai makna yang sangat sakral yang di ambil dari alam kosmos sebagai manifestasi ajaran agama
dilihat dari proses budaya.
3. Konstruksi dalam rumah adat buton memiliki keunikan yaitu rumah panggung dengan hirarki ruang yg dipengaruhi oleh ajaran tasawuf dengan struktur
sambungan kayu yang saling mengait dengan pasak kayu tanpa menggunakan paku.
4. Keberlanjutan arsitektur tradisional Keraton buton terancam kelangsungannya. Hal ini disebabkan adanya kelangkaan dan mahalnya kayu yang dibutuhkan
dan maraknya pembangunan rumah modern.
5. Dari Tabel perhitungan dan penilaian diatas, Benteng kerajaan buton layak di lestarikan/konservasi

Teknik konservasi dan preservasi | BENTENG KEATON BUTON 27

Anda mungkin juga menyukai