Anda di halaman 1dari 14

Implementasi dan Analisis Jaringan Intranet Dengan Menggunakan Konfigurasi

Notebook Sebagai Access Point

Mirna Naisya Astuty Muhammad Dani Mia Rosmiati, S.Si., MT.


mirna.naisya@yahoo.com mohamad.dani@gmail.com m14_r@yahoo.com

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang saat ini berkembang semakin cepat sehingga diperlukan jenis jaringan yang
di mana jaringan tersebut nantinya dapat diimplementasikan pada saat keadaan darurat sehingga dapat membantu
kegiatan pada saat kondisi darurat di mana infrastruktur yang ada tidak dapat digunakan. Saat ini terdapat virtual
access point yang fungsinya sebagai pengganti access point. Dimana fungsi access point digunakan untuk
melakukan pengaturan lalu-lintas jaringan antar host-computer sehingga keduanya saling berhubungan. Dan fungsi
dari virtual access point juga dapat melakukan internet sharing dan data-sharing antar host-computer. Implementasi
dapat dilakukan dengan merancang suatu jaringan nirkabel dengan menggunakan software Connectify sebagai
virtual access point dan dalam implementasianya dibutuhkan satu buah notebook sebagai virtual access point dan
beberapa notebook difungsikan sebagai client yang nantinya akan saling terhubung. Dimana akan dilihat kinerja dari
virtual access point tersebut dengan melihat parameter seperti delay dan throughput. Delay merupakan jumlah
waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket ketika dikirim dari asal ke tujuan. Kemudian throughput merupakan
jumlah total kedatangan paket yang sukses dikirim dan dibagi oleh durasi interval waktu tertentu. Sehingga dapat di
implementasikan secara nyata dan membantu komunikasi data-sharing antar host-computer yang membutuhkan
suatu koneksi pada suatu kondisi dimana tidak memiliki hotspot area disekitarnya dalam keadaan darurat jika
diperlukan. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh perbandingan antara pengukuran data relative
sama, yang sesuai dengan standar yang telah direkomendasikan oleh ITU-T, sehingga secara keseluruhan QoS yang
didapat memberikan hasil yang cukup memuaskan.

Kata Kunci: delay, throughput, virtual access point, data-sharing, hotspot

BAB I PENDAHULUAN Saat ini terdapat Virtual Access Point yang jarang
1.1 Latar Belakang digunakan oleh kebanyakan masyarakat pada
umumnya.
Perkembangan teknologi informasi yang saat ini
Virtual access point memiliki dua fungsi yaitu
berkembang semakin cepat sehingga tingkat
dapat melakukan data-sharing dimana suatu
kebutuhan teknologi semakin meningkat bagi
komputer dapat melakukan berbagi akses layanan
manusia. Hotspot berpengaruh pada suatu tempat
kepada komputer lain pada suatu folder atau suatu
yang menjadi pusat dari beberapa koneksi yang
layanan berupa teks, suara, video dan layanan lainya.
saling terhubung yang menggunakan jaringan local
Tidak hanya untuk berbagi data, untuk fungsi lain
nirkabel yaitu disebut dengan access point, dan
dari data-sharing dapat dilakukan streaming video
fungsinya digunakan untuk melakukan pengaturan
atau audio. Salah satu teknologi yang efektif dan
lalu-lintas jaringan antar host-computer sehingga
efisien terhadap penggunaan waktu. Virtual access
keduanya bisa saling berhubungan. Komputer-
point juga memliki fungsi lain yaitu dapat berbagi
komputer yang terhubung di dalam access point
akses internet dengan rekan kerja selama pertemuan
tersebut dapat saling berkomunikasi dengan
atau konferensi. Dan dapat digunakan untuk
melakukan sharing file ataupun dapat terkoneksi oleh
menikmati layanan internet dengan menghubungkan
jaringan internet jika access point tersebut terkoneksi
ke jaringan nirkabel yang di siarkan oleh virtual
oleh jaringan internet. Bukan hanya kecanggihan saja
access point secara permanen hanya bersifat
yang diperlukan efisiensi dan keefektifan teknologi
kondisional dan tidak disarankan untuk kapasitas
tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat.
layanan sangat besar.
. 9. Topologi jaringan menggunakan topologi yang
1.2 Rumusan Masalah sama dalam kondisi tetap atau tidak bergerak setiap
Terdapat beberapa perumusan masalah yang sekenarionya.
akan di bahas dalam proyek akhir ini, yaitu:
1. Bagaimana sebuah notebook dapat difungsikan
sebagai access-point (AP) dalam hotspot area ? BAB II DASAR TEORI
2. Bagaimana data-sharing dapat dilakukan pada 2.1 TCP/IP
sebuah jaringan wireless melalui sebuah notebook TCP atau Transmision Control Protocol adalah
yang difungsikan sebagai sebuah access point ? suatu protocol atau perantara yang dapat
3. Bagaimana implementasi data sharing dilakukan mentransmisikan data per segmen, artinya paket data
pada rumah kosan di Bandung yang tidak memiliki dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran
hotspot area ? paket, kemudian dikirim satu per satu hingga paket
4. Bagaimana mengetahui performansi hasil selesai. TCP bertugas menangani pengiriman
jaringan virtual access point yang dibentuk ? messages ukuran sembarang yang handal dan juga
mendefinisikan suatu mekanisme pengiriman dari
1.3 Tujuan semua jenis data pada suatu jaringan.
Adapun tujuan dari Proyek Akhir ini adalah:
1. Melakukan implementasi konfigurasi notebook
sebagai access point.
2. Menganalisis performansi sebuah notebook yang
difungsikan sebagai virtual access point dalam
parameter throughput dan delay.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan-batasan masalah dalam Proyek
Akhir ini adalah sebagai berikut.
1. Proyek akhir ini hanya terfokus pada kondisi
access-point yang digantikan dengan notebook
berbasis jaringan intranet.
Gambar 2.1 Model TCP/IP
2. Implementasi dan pengujian yang dilakukan
hanya pada Jaringan Intranet. Sedangkan Internet Protokol (IP) mempunyai
tugas yaitu untuk me-rute-kan paket data di dalam
3. Adapun penggunaan tools yang digunakan dalam network. IP hanya bertugas sebagai kurir dari TCP
implementasi proyek akhir ini yaitu, Connectify, dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian
Wireshark, Windows Media Player. datagram. IP tidak bertanggung jawab jika ada data
yang tidak sampai dengan utuh (hal ini karena IP
4. Analisis tingkat performansi berdasar parameter: tidak memiliki informasi mengenai isi data yang
delay dan troughtput, untuk jenis data: video dikirimkan), namun IP akan mengirimkan kesalahan
streaming (error messages) melalui ICMP jika hal ini terjadi
dan kemudian kembali ke sumber data. Seperti
5. Tidak membahas lebih lanjut perihal teknik
layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga
switching dan signaling.
memiliki struktur, memungkinkan routing yang
6. Menggunakan mode konfigurasi jaringan mudah networking yang seperti dengan penyortiran
infrastruktur. surat. IP harus memiliki IP-Adress yang unik agar
terhindar dari kesalahan dalam mengirim data ke
7. Tidak membahas tentang keamanan jaringan. alamat tersebut.

8. Spesification yang digunakan pada tiap notebook


sama.
b. Unreliable delivery, Karena proses pada lapisan
Model TCP/IP terdiri dari 4 layer : atas (application layer) memiliki kebutuhan
1. Lapisan Network Access yang bervariasi, makan data pada lapisan
Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link transport tidak perlu dilakukan pemeriksaan
Layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran kesalahan.
frame-frame data pada media fisik yang digunakan
secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan 4. Lapisan Application
service untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data Lapisan ini berfungsi untuk menangani high-
yang ditransmisikan. level protokol, masalah data, proses encoding, dan
2. Lapisan Internet dialog control yang memungkinkan terjadinya
Mempunyai tugas untuk memilih rute terbaik komunikasi antar aplikasi jaringan. Lapisan
yang akan di lewati oleh sebuah paket data dalam Application berisi spesifikasi protokol-protokol
sebuah jaringan. Selain itu pada jaringan internet khusu yang menangani aplikasi umum diantaranya
yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu adalah
jaringan local, lapisan ini bertugas untuk a. Hypertext Transfer Protokol (HTTP) merupakan
mengirimkan paket dan menemukan tujuannya. Oleh protocol yang mayoritas digunakan untuk komunikasi
karena itu, lapisan ini memiliki pernan penting World Wide Web.
terutama dalam mewujudkan internet-working yang b. File Transfer Protokol (FTP) merupakan suatu
meliputi wilayah luas. layanan internet yang mentransfer fili-file dari satu
3. Lapisan Transport computer ke computer lain.
Lapisan Transport menyediakan layanan c. Domain Name System (DNS) merupakan
pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data seperangkat protokol dan layanan pada suatu jaringan
dengan cara membuat logical connection antara untuk mempergunakan nama-nama hierarki yang
keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data sudah dikenal ketika meletakkan host ketimbang
dan membangun kembali data yang diterima dari haris mengingat dan memakai alamat IP-nya.
Lapisan Application ke dalam aliran data yang sama d. Simple Network Management Protokol (SNMP)
antara sumber dan pengirim data. Terdapat dua memungkinkan untuk mengelola node jaringan
protokol utama pada Lapisan Transport yaitu seperti server, workstation, router, bridge dan hub
protokol TCP dan UDP. dari host sentral. [8]
TCP adalah protocol yang handal. Protokol TCP
bersifat reliable delivery. Tetapi kehandalah TCP
tercapai dengan mengorbankan bandwidth jaringan
yang cukup besar. Sedangkan UDP (User Datagram
Protokol) merupakan protokol yang bersifat
unreliable delivery. Dalam pengiriman data, UDP
tidak mengembalikan datagram yang hilang atau
rusak dan mengirimkan ulang data tersebut bila
dibutuhkan. Selain itu UDP memliki layanan
protokol dengan layanan transmisi data yang sedikit.
Dalam mengirimkan paket data, sering sekali UDP
tidak melakukan pengecekan pada paket-paket
datanya akan sampai pada tujuan.[7]
Tanggung jawab Lapisan Transport yang paling berat
dalam hal pengiriman pesan adalah mendeteksi
kesalahan dalam pengiriman data tersebut. Ada dua
kategori umum pendekatan kesalahan pada Lapisan
Transport.
a. Reliable delivery, berarti tidak terjadi kesalahan,
tetapi kesalahan akan dideteksi jika terjadi.
Pemulihan kesalahan dilakukan dengan jalan
memberitahukan lapisan atas bawah kesalahan
telah terjadi dan meminta mengirim kembali
paket yang salah.
2.2 WiFi (Wireless Fidelity) model konfigurasi utama untuk jaringan ini antara
lain yaitu: [7]
Wireless LAN dapat didefinisikan sebagai
sebuah sistem komunikasi data fleksibel yang dapat i.Ad-hoc
digunakan untuk menggantikan Jaringan Wireline Jaringan wireless Ad-hoc adalah jaringan
yang sudah ada dengan berupa konektivitas yang yang bersifat sementara tanpa bergantung
handal sehubungan dengan sifat dan kondisi end-user pada infrastruktur. Selain itu jaringan Ad-
yang bersifat dinamis. Jaringan Wireless LAN hoc juga merupakan kumpulan node
memungkinkan para pengguna komputer terhubung wireless mobile yang secara dinamis
tanpa kabel ke dalam jaringan. keberadaanya tanpa menggunakan jaringan
Saat ini Wireless LAN telah populer infrastruktur yang ada di administrasi
dibanyak kalangan, seperti kalangan perindustrian terpusat. Contoh dari jaringan Ad-hoc adalah
yang menggunakan layanan tanpa kabel tersebut. jaringan peer to peer, konfigurasi peer to
Wireless LAN banyak tersebar dipasaran mengikuti peer hanya mempunyai syarat wireless
standar IEEE 802.11 atau yang disebut dengan Wi-Fi interface di dalan setiap device yang
(Wireless Fidelity). Wi-Fi adalah salah satu standar terhubung ke jaringan.
wireless networking yang dapat terkoneksi ke
jaringan tanpa menggunakan kabel. Wi-Fi merupakan
suatu teknologi yang di rancang untuk memenuhi
sistem komputasi ringan masa depan dengan
mengkonsumsi daya minimal. PDA, notebook dan
berbagai perangkat lainya yang dirancang untuk Wi-
Fi yang kompatibel [2]. Gambar 2.2 Contoh Jaringan Ad-Hoc

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi ii.Infrastuktur (client/server)


IEEE 802.11 terdapat empat spesifikasi dari 802.11, Infrastruktur Wireless LAN adalah sebuah
yaitu: konfigurasi jaringan, dimana jaringan
wireless tidak hanya berhubungan dengan
Tabel 2.1 Jenis Standar IEEE 802.11 sesama jaringan wireless saja, akan tetapi
dapat terhubung juga dengan jaringan wired
802.11a Standar 802.11a memiliki agar jaringan dapat saling terhubung makan
bandwidth tinggi mencapai 54 Access-Point sangat mutlak diperlukan.
Mbps throughput maksimum.
Dan menggunakan frekuensi
hingga 5GHz.

802.11b Standar 802.11b memiliki


bandwidth mencapai 11 Mbps
dan jangkauan hingga 300 meter
di lingkungan terbuka. Dan
menggunakan rentang frekuensi
2,4 GHz. Gambar 2.3 Contoh Jaringan Infrastruktur

802.11g Standar 802.11g memiliki 2.3 Virtual Access Point


bandwidth tinggi mencapai 54 Seiring kita menggunakan fasilitas hotspot yang
Mbps throughput dan terhubung dengan Access Point. Komputer-komputer
menggunakan rentang frekuensi yang terhubung di dalam Access Point tersebut dapat
2,4 GHz. saling berkomunikasi dengan melakukan sharing file
ataupun dapat terkoneksi oleh jaringan internet jika
Access Point tersebut terkoneksi oleh jaringan
internet. Dengan menggunakan virtual Access Point
Dimana spesifikasi dari standar Wi-Fi memiliki kita dapat sharing file dan sharing internet dengan
fungsi untuk meningkatkan kecepatan transimisi data. computer lain yang terkoneksi melalui wifi tersebut,
Selain itu standar IEEE untuk Wi-Fi mempunyai dua bahkan kita dapat berbagi koneksi internet [1].
Virtual access point dapat digunakan untuk 2. Wireless Network Connection
berbagi koneksi internet antara dua komputer dan Fungsinya untuk berbagi jaringan koneksi
bisa lebih dari dua komputer. Dimana komputer untuk mengakses internet.
tersebut dapat dihubungkan melalui komputer server
yang memiliki virtual access point, maka computer 2.4 Kualitas Layanan
yang dekat dengan jarak server tersebut dapat Parameter yang akan digunakan untuk
melakukan koneksi melalui wi-fi. Virtual Access menganalisis performansi jaringan intranet yaitu:
Point juga dapat digunakan untuk sharing file berbagi
file antara dua komputer dan bisa lebih dari dua 1. Delay
computer [1]. Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk
menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat
Client 1
Client 2 dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau
juga waktu proses yang lama[3]
Virtual Access Point

Tabel 2.2 Jenis-jenis Delay


Client 3
Client 4
Jenis Delay Keterangan
Gambar 2.4 Cra Kerja Virtual Access Point
Algorithmic Delay ini disebabkan oleh
Connectify merupakan suatu perangkat lunak
delay standar codec yang
yang berjalan pada Windows yang dapat
digunakan.Contohnya,
memfungsikan sebuah notebook sebagai Access-
Algorithmic delay untuk G.711
Point, sehingga terbentuk suatu Virtual Access Point
adalah 0 ms
dalam jaringan intranet yang menggunakan
Packetization Delay yang disebabkan oleh
Teknologi WiFi. Dengan adanya Connectify,
delay peng-akumulasian bit voice
pengguna WiFi dapat berbagi koneksi internet
sample ke frame. Seperti
dengan menggunakan modem atau bahkan dengan
contohnya, standar G.711 untuk
menggunakan jaringa WiFi. Software ini juga
payload 160 bytes memakan
memiliki kemananan menggunakan WPA2 yang
waktu 20 ms.
menggunakan sandi untuk dapat mengaksesnya.
Akan tetapi Connectify hanya berjalan pada Serialization Delay ini terjadi karena adanya
Windows 7 dan Windows Server 2008. Untuk delay waktu yang dibutuhkan untuk
Windows yang lain seperti Windows Vista dan pentransmisian paket IP dari sisi
Windows XP tidak dapat menggunakan software ini. originating (pengirim).
Dikarenakan dari pihak pembuat software Propagation Delay ini terjadi karena
menjelaskan bahwa Connectify hanya berjalan pada delay perambatan atau perjalanan
32-bit dan 64-bit saja. Dan yang dimaksud 32-bit dan paket IP di media transmisi ke
64-bit adalah jumlah bit yang menyatakan panjang alamat tujuan. Seperti
atau jumlah data yang langsung dapat diproses dalam contohnya delay propagasi di
satu langkah. Sperti CPU 32-bit, artinya processor dalam kabel akan memakan
dapat memproses sebuah intsruksi sepanjang 32-bit waktu 4 sampai 6 ms per
dalam satu clock cycle. Sedangkan 64-bit processor kilometernya.
yaitu suatu CPU yang mampu memiliki kapasitas Coder Waktu yang diperlukan oleh
mengolah intruksi sepanjang 64-bit dalam satu clock (Processing) Digital Signal Processing (DSP)
cycle. Dan data output yang sudah selesai dip roses Delay untuk mengkompres sebuah
CPU kemudian akan dimasukan kedalam memory. block PCM, nilainya bervariasi
Dengan menambah kemampuan panjang data yang bergantung dari codec dan
mampu diproses CPU, maka secara tidak langsung kecepatan prosessor.
juga meningkatkan kinerja memory [1].
Connectify memiliki dua fitur yaitu: Tabel 2.3 Standarisasi ITU-T Delay
1. No Internet Sharing Kategori Delay Besar Delay
Fungsinya yaitu digunakan untuk melakukan Excellent < 150 ms
sharing data antar user. Good 150 s/d 300 ms
Poor 300 s/d 450 ms
Unnaceptable > 450 ms
2. Throughput difungsikan sebagai virtual access point. Setiap
Didalam jaringan telekomunikasi throughput notebook yang difungsikan sebagai client akan
adalh jumlah data persatuan waktu yang dikirim mengakses layanan video streaming sesuai dengan
untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah scenario yang akan diujikan. Untuk mengetahui
jaringan, dari satu titik jaringan, atau dari suatu titik performansi yang akan di analisis , implementasi ini
ke titik jaringan yang lain. Sistem throughput atau menggunakan suatu alat ukur yaitu Wireshark yang
jumlah throughput adalah jumlah rata-rata data yang merupakan suatu Nework Analyzer yang digunakan
dikirimkan untuk semua terminal pada sebuah untuk mengamati paket data yang melewati jaringan.
jaringan. Wireshark akan memberikan informasi untuk dapat
Pada umumnya throughput maksimum sering menghitung pengukuran , seperti nilai delay dan
dikenal sebagai throughput. Throughput maksimum throughput.
dari sebuah titik atau jaringan komunikasi adalah
menandakan kapasitasnya [3]. 3.2 Skenario Percobaan
Secara matematis dapat ditunjukan dengan 3.2.1 Skenario Pertama
persamaan berikut ini: Skenario performansi dengan memakai tiga buah
notebook dengan kondisi setiap notebook client
saling terhubung dengan notebook vap.
5 meter

Client A VAP

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN


PERANCANGAN

er
6 met
3.1 Arsitektuk Sistem
Pada tahap ini akan membahas perancangan
sistem yang akan di implementasikan dan kebutuhan Client B

perangkat yang dibutuhkan dalam melakukan Gambar 3.2 Skema Lay-out Skenario Pertama
implementasianya. Perancangan yang dilakukan pada
jaringan intranet yang digunakan sebayak lima buah Pada skenario pertama pengujian dilakukan pada
notebook dimana salah satu notebook difungsikan bangunan kosan di Bandung dengan dua notebook
sebagai virtual access point. Dan empat notebook yang difungsikan sebagai client ditempatkan secara
lainya berfungsi sebagai client dan semua notebook terpisah dan terhubung dengan notebook yang
tersebut akan terhubung dengan virtual access point difungsikan sebagai virtual access point. Pengujian
agar dapat melakukan data-sharing . Setelah semua akan dilakukan pada notebook 1 dan notebook 2 akan
sudah saling terhubung akan dilakukan analisis melakukan akses layanan video streaming pada
parameter yang akan di uji. notebook vap yang juga berfungsi sebagai streaming
server. Saat notebook 1 dan 2 melakukan akses
Skema lay-out jaringan yang digunakan pada layanan video streaming, masih dengan topologi
jaringan ini adalah sebagai berikut: jaringan yang sama, dilakukan uji analisis parameter
dengan perekaman jaringan menggunakan
Wireshark.
Notebook 1 VAP Notebook 4

3.2.2 Skenario Kedua


Skenario performansi dengan menggunakan
empat buah notebook dengan kondisi tetap sama
dengan skenario pertama saling terhubung dengan
Notebook 2 Notebook 3

notebook vap. Dan tetap pada topologi jaringan yang


sama.
Gambar 3.1 Skema Lay-out Jaringan

Pada skema jaringan diatas dilakukan pada studi


kasus kosan di Bandung, terdapat lima notebook yang
ditempatkan secara terpisah, masing-masing
notebook terhubung dengan salah satu notebook yang
5 meter
3.2.4 Skenario Keempat
Client A VAP
Skenario performansi dengan menggunakan tiga
buah notebook dengan kondisi sama seperti skenario
sebelumnya dengan saling terhubung dengan
r
ete

5 meter
6m

notebook yang difungsikan sebagai virtual access


point. Dan tetap pada topologi jaringan yang sama.
20 meter
Client B Client C

VAP Client A
Gambar 3.3 Skema Lay-out Skenario Kedua

Up
2263,50 2263,50

2829,37
20 m
eter

Pada skenario kedua pengujian akan dilakukan 2263,50 2263,50 2263,50 2263,50

pada bangunan kosan di Bandung dengan tiga


notebook difungsikan sebagai client ditempatkan Client B

secara terpisah dan terhubung dengan notebook vap. Gambar 3.4 Skema Lay-Out Skenario Keempat
Pengujian ini akan dilakukan pada notebook 1,
notebook 2 dan notebook 3 terhubung dengan Pada skenario keempat pengujian dilakukan pada
notebook vap dan secara bersamaan notebook 1, bangunan kosan Kiara Sari dengan dua notebook
notebook 2 dan notebook 3 mengakses layanan video difungsikan sebagai client yang ditempatkan secara
streaming pada notebook vap yang difungsikan juga terpisah dah terhubung dengan notebook VAP.
sebagai streaming server. Disaat notebook yang Pengujian ini tidak seperti pengujian sebelumnya
difungsikan sebagai client mengakses layanan video yaitu perbedaan jarak dari virtual access point
streaming pada topologi jaringan yang sama, terhadap client A dan client B. Skenario ini memiliki
dilakukan perekaman jaringan dengan menggunakan tujuan untuk mengetahui performansi virtual access
Wireshark. point pada kondisi jarak 20 meter pada sebuah
bangunan yang memiki penghalang seperti dinding
3.2.3 Skenario Ketiga dan sebagainya. Disaat client A dan client B
Skenario performansi dengan menggunakan lima mengakses layanan video streaming dengan topologi
buah notebook dengan kondisi setiap notebook diam yang tetap sama, dilakukan uji analisis parameter
dan menggunakan topologi jaringan yang sama dengan merekam jaringan menggunakan Wireshark.
dengan skenario sebelumnya.
3.2.5 Skenario Kelima
Skenario performansi dengan menggunakan tiga
Notebook 1 VAP Notebook 4
buat notebook dengan kondisi notebook client
terhubung dengan notebook virtual access point. Dan
tetap pada topologi jaringan yang sama.

House House House House House House


Notebook 1 20 Meter 20 Meter
Notebook 1

Client B VAP Client A


Gambar 3.4 Skema Lay-out Skenario Ketiga
House House House House House House

Pada skenario ketiga pengujian dilakukan pada Gambar 3.5 Skema Lay-out Skenario Kelima
bangunan kosan di Bandung dengan empat notebook
difungsikan sebagai client ditempatkan secara Pada skenario ke lima pengujian dilakukan
terpisah dan terhubung dengan notebook vap. dengan kondisi diluar tanpa adanya penghalang di
Pengujian ini akan dilakukan pada notebook 1, dalam suatu bangunan. Terdapat dua buah notebook
notebook 2, notebook3, dan notebook 4 mengakses yang difungsikan sebagai client dan satu buah
layanan video streaming pada notebook vap yang notebook difungsikan sebagai virtual access point.
juga difungsikan sebagai streaming server. Disaat Pada skenario ini jarak antara client dan virtual
notebook 1, notebook 2, notebook 3 dan notebook 4 access point memiliki jarak 20 meter pada tiap client.
mengakses layanan video streaming dengan topologi Tujuan dari skenario ini adalah untuk mengetahui
yang tetap sama, dilakukan uji analisis parameter performansi dari notebook yang difungsikan sebagai
dengan merekam jaringan menggunakan Wireshark . virtual access point. Dimana client A dan client B
mengakses layanan video streaming, dilakukan uji 3 Notebook 1 Processor:Intel(R)
analisis parameter dengan menggunakan Wireshark. Axioo Core(TM) Duo
Memory : 1,00 GB RAM
3.2.6 Skenario Keenam Wireless : 802.11g
Skenario performansi dengan menggunakan tiga Wireless Card : Zetta MSN
buat notebook dengan kondisi notebook client
terhubung dengan notebook virtual access point dan BAB IV PENGUJIAN
tetap pada topologi jaringan yang sama. 4.1 Implementasi
Pada bab ini akan di implementasikan dari
House House
40 Meter
House House
40 Meter
House House beberapa perancangan yang telah dibuat pada bab
Client B VAP
sebelumnya.
Client A

Pada layanan steaming video menggunakan file


House House House House House House video yang sama dengan pengukuran yang sama,
yaitu dengan mengukur QoS yang meliputi delay dan
Gambar 3.6 Skema Lay-out Skenario Keenam throughput menggunakan software wireshark.
Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan 4.1.1 Konfigurasi streaming server
kondisi diluar tanpa adanya penghalang di dalam Untuk dapat melakukan streaming video
suatu bangunan. Terdapat dua buah notebook yang diperlukan suatu streaming server agar beberapa
difungsikan sebagai client dan satu buah notebook komputer lebih mudah untuk mengakses layanan
difungsikan sebagai virtual access point. Pada streaming video pada komputer lainnya . Pada
skenario ini jarak antara client dan virtual access proyek akhir ini menggunakan software Windows
point memiliki jarak 40 meter pada tiap client. Media Player dimana memiliki kemampuan untuk
Tujuan dari skenario ini adalah untuk mengetahui melakukan streaming media. Untuk dapat melakukan
performansi dari notebook yang difungsikan sebagai streaming video pada Windows Media Player
virtual access point. Dimana client A dan client B terlebih dahulu harus melakukan langkah-langkah
mengakses layanan video streaming, dilakukan uji seperti dibawah ini.
analisis parameter dengan menggunakan Wireshark. 1. Buka Windows Media Player
2. Kemudian untuk mengaktifkan Streaming, kita
3.2.7 Perangkat Lunak pilih icon Stream dan pilih Turn on media
Tabel 3.1 Perangkat Lunak streaming with HomeGroup
No Software Spesifikasi
1 Wireshark Version 1.4.4
2 Connectify Version 1
3 Windows Version 11
Media Player

3.2.2 Perangkat Keras


Tabel 3.2 Perangkat Keras
No Hardware Unit Spesifikasi
Gambar 4.1 Mengaktifkan Streaming
1 Notebook 3 Processor:Intel(R)
Toshiba Core(TM) i3 3. Kemudian pilih pada What is a Ntework
Memory : 2,00 GB RAM location
Wireless : 802.11g
Wireless Card : Realtek
2 Notebook 1 Processor:Intel(R)
HP Core(TM) i3
Memory : 2,00 GB RAM
Wireless : 802.11g
Wireless Card : Broadcom
Gambar 4.2 Memilih Network Location
4. Syarat utama pada jaringan HomeGroup adalah
network location harus Home Network. Kemudian
pilih Home Network

Gambar 4.6 Tampilan Windows Media Player

8. Selanjutnya notebook client dapat mengakses


folder dari server dan akan menjalankan salah satu
file videonya
Gambar 4.3 Memilih Home Network

5. Kemudian pilih pada Icon Stream pilih opsi


Allow remote of my player dan pilih
Automatically allow device to play media

Gambar 4.7 Tampilan Windows Media Player

4.2 Pengujian
Pengujian dilakukan pada bangunan kosan di
Bandung dengan skenario yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya. Analisis yang dibahas yaitu hasil
pengukuran dari parameter performansi dari tiap-tiap
Gambar 4.4 Memilih Opsi Streaming Server skenario jaringan yang digunakan dalam pengujian
dengan melakukan pengujian pada tiap notebook
6. Muncul jendela Allow remote control pilih yang difungsikan sebagai client untuk mengakses
Allow remote control in this network layanan video streamin. Parameter yang di uji adalah
delay dan throughput. Delay merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh data untuk menempuh jarak dari asal
ke tujuan. Throughput merupakan kecepatan rate
transfer data efektif yang di ukur.
Pengambilan data yang dilakukan dengan cara
notebook yang difungsikan sebagai client akan
mengakses layanan video streaming dengan
dilakukan beberapa kali percobaan. Pada saat
dilakukan akses layanan, dilakukan perekaman
dengan network analyzer Wireshark.

Gambar4.5 Mengaktifkan Streaming Server 4.2.1 Analisis Pengujian


4.2.1.1 Perbandingan delay skenario pertama
7. Kemudian dilihat pada sisi notebook client Setelah melakukan pengambilan data yang
apakah data sharing telah berhasil. Maka buka diperoleh oleh Wireshark pada skenario ke-1
Windows Media Player pada notebook client. Setelah didapatkan grafik delay seperti berikut.
itu perhatikan dibawah menu Other Library, yang
terdapat library dari notebook server. Misal Library
Andec seperti gambar dibawah ini
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa grafik
Perbandingan delay skenario pertama nilai throughput untuk pengujian video streaming
10.00 pada Client A adalah 301,522 Kbps sedangkan pada
Client B 310,639 Kbps. Throughput yang diperoleh
Delay (s)

5.00 untuk Client A dan Client B tidak berbeda jauh


0.00 karena kemungkinan data yang dikirim tidak
Video Streaming memiliki penurunan throughput.
Client A 2.85
Client B 2.72 4.2.1.3 Perbandingan delay skenario kedua
Delay yang diukur pada pengukuran ini adalah
sama pada tiap paket pada saat dikirim dan
Gambar 4.8 Grafik Delay Pada Skenario Pertama perhitungan ini diperoleh dari data yang di-capture
dari Wireshark. Informasi delay yang didapat dari
Pada grafik diatas merupakan hasil yang pengkuruan pada skenario kedua ini yaitu
diperoleh dari pengujian video streaming pada menggunakan tiga client. Dari pengukuran data-data
masing-masing client, dimana Client A terdapat hasil yang diperoleh oleh Wireshark pada skenario kedua
rata-rata delay yang diperoleh dari pengujian video ini didapatkan grafik seperti berikut.
streaming adalah 2,85 s, sedangkan untuk Client B
hasil dari pengujian video streaming adalah 2,72 s.
Dari grafik diatas dapat dilihat hasil yang diperoleh Perbandingan delay skenario kedua
masing-masing client untuk pengujian video
10.00
streaming cenderung tidak memiliki perbedaan yang 9.00
signifikan dimana delay Client A dan Client B 8.00
memiliki hasil yang tidak berbeda jauh. Maka dapat 7.00
delay (s)

diambil keputusan bahwa delay untuk skenario 6.00


pertama sangat baik karena delay yang terjadi cukup 5.00
4.00
baik di atas standart yang ditentukan yaitu 150 ms. 3.00
2.00
4.2.1.2 Perbandingan throughput skenario 1.00
Video Streaming
pertama
Pengukuran throughput pada proyek akhir ini Client A 3.95
dilakukan cara pengamatan paket yang terkirim dari Client B 3.61
sisi client ke sever yang di tuju. Berikut ini adalah Client C 3.89
besarnya throughput berdasarkan analisa data dari
Wireshark. Gambar 4.10 Grafik Delay Pada Skenario Kedua

Pada grafik di atas terlhiat perbandingan delay


Perbandingan throughput skenario pertama tiap client pada masing-masing pengujian, dimana
1,000.000 delay pengujian video streaming yang diperoleh
Client A 3,95 s. Sedangkan untuk Client B hasilnya
800.000 adalah 3,61 s dan untuk Client C hasil pengujian
Throughput

delay diperoleh 3,89 s . Pada skenario kedua


600.000
(Kbps)

memiliki tiga client untuk pengujianya dan hasilnya


400.000 sedikit berbeda dengan skenario pertama dimana
delay pada masing-masing pengujian bertambah,
200.000 akan tetapi di skenario kedua ini tiap client tidak
0.000 berbeda jauh hasilnya, jadi dapat diambil keputusan
Video Streaming bahwa untuk skenario kedua ini delay sangat baik
Client A 301.522 karena masih di atas standart yaitu 150 ms.
Client B 310.639
4.2.1.4 Perbandingan throughput skenario
Gambar 4.9 Grafik Throughput Pada Skenario kedua
Pertama Grafik dibawah ini merupakan grafik throughput
pada skenario kedua
Pada grafik diatas merupakan hasil yang
diperoleh dari pengujian pada tiap-tiap client.
Perbandingan throughput skenario Dimana delay yang didapat pada masing-masing
kedua
client adalah untuk Client A 1,01 s, sedangkan Client
1,000.000 B 5,90 s , Client C 1,38 s, dan untuk Client D 7,68 s.
Throughput

800.000 Hasil yang diperoleh dari antar client sangat berbeda


600.000
(Kbps)

400.000 jauh akan tetapi untuk Client A dan Client C masih


200.000 sedikit tidak berbeda jauh, sedangkan untuk Client B
0.000 dan Client D sangat berbeda jauh hasil yang
Video
Streaming diperoleh. Dari hasil pengujian ini dapat diambil
keputusan bahwa virtual access point yang digunakan
Client A 235.271
sebagai pengganti access point tidak efektif jika
Client B 275.186 menggunakan lebih dari dua client. Karena hanya dua
Client C 237.140 client yang diproses terlebih dahulu, sehingga dua
client yang meminta layanan akan diproses setelah
Gambar 4.11 Grafik Throughput Pada Skenario client yang pertama dahulu meminta layanan pada
Kedua virtual access point yang digunakan pada pengujian
ini. Akan tetapi rata-rata delay masih diatas standar
Pada Gambar 4.12 dapat kita lihat perbandingan sangat baik yaitu 150ms .
throughput antara client pada masing-masing
pengujian layanan video streaming untuk skenario
4.1.2.6 Perbandingan throughput skenario
kedua. Dari grafik menunjukan bahwa pada Client A
235,271 Kbps sedangkan untuk Client B throughput ketiga
dari pengujian adalah 275,186 Kbps, dan pada Client Grafik di bawah ini merupakan grafik
C memiliki nilai 237,140 Kbps. Hasil yang di peroleh throughput pada skenario ketiga, dimana client yang
digunakan dalam skenario ini memiliki empat client.
pada pengujian skenario kedua ini berbeda jauh
dengan skenario pertama, karena perbedaan dari Perbandingan throughput skenario ketiga
jumlah client yang di ujikan tiap skenarionya. Akan
tetapi untuk skenario kedua ini pebedaan antar client 1,000.000
900.000
tidak berbeda jauh. Karena delay antar client juga 800.000
Throughput

tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh 700.000


600.000
(Kbps)

500.000
4.2.1.5 Perbandingan delay skenario ketiga 400.000
300.000
Grafik dibawah ini merupakan grafik delay pada 200.000
100.000
skenario ketiga, dimana untuk pengujian dilakukan 0.000
dengan menggunakan empat client. Video Streaming
Client A 1288.784
Client B 250.512
Perbandingan delay skenario ketiga
Client C 921.157
10.00
Client D 167.305
8.00
Delay (s)

6.00 Gambar 4.13 Grafik Throughput Pada Skenario


4.00 Ketiga
2.00
0.00
Video Streaming Pada grafik di atas dapat dilihat perbandingan
Client A 1.01 throughput antara ke empat client pada masing-
masing pengujian dalam Kbps untuk skenario ketiga.
Client B 5.90
Dari grafik menunjukan pada Client A memiliki hasil
Client C 1.38 1288,784 Kbps, untuk Client B memiliki hasil
Client D 7.68 250,512 Kbps, untuk Client C memiliki 921,157
Kbps dan untuk Client D memiliki hasil 167,305
4.12 Grafik Delay Pada Skenario Ketiga Kbps. Pada grafik diatas dapat dilihat antar client
sangat berbeda jauh perbedaanya, untuk Client D
memiliki throughput paling rendah dan untuk Client
A memiliki throughput paling tinggi. Hal ini Perbandingan throughput skenario
keempat
disebabkan beberapa faktor yaitu saat komunikasi
sedang berjalan cukup padat sehingga throughput 1000.000

Throughput (Kbps)
yang dihasilkan lebih besar Client A karena 800.000
gelombang rentan terhadap interferensi dan frekuensi 600.000
400.000
lainnya.
200.000
0.000
4.1.2.7 Perbandingan delay skenario keempat Video Streaming
Grafik di bawah ini merupakan grafik delay pada Client A 662.735
skenario keempat, dimana client yang digunakan Client B 581.417
dalam skenario ini memiliki dua client.
Gambar 4.15 Grafik Throughput Pada Skenario
Keempat
Perbandingan delay skenario keempat
10.00 Pada gambar diatas dapat dilihat dari
8.00 perbandingan throughput pada kedua client pada
Delay (s)

pengujian dalam Kbps untuk skenario keempat. Dari


6.00
grafik menunjukan pada client A 662,735 Kbps dan
4.00 untuk client B memiliki hasil 581,471 Kbps.
2.00 Throughput yang diperoleh pada client A dan client
0.00 B tidak berbeda jauh.
Video Streaming
Client A 1.53 4.1.2.9 Perbandingan delay skenario kelima
Client B 1.72 Grafik dibawah ini merupakan grafik delay pada
skenario kelima.
Gambar 4.14 Grafik Delay Pada Skenario
Keempat
Perbandingan delay skenario kelima
Pada grafik di atas merupakan perbandingan
delay dari hasil pengujian pada masing-masing client. 10.00
8.00
Delay(s)

Dimana yang didapat pada kondisi jarak antar client 6.00


dengan virtual access point yaitu 20 meter. Hasil dari 4.00
client A yaitu dengan 1,53 s dan client B memiliki 2.00
hasil 1,72 s, hal ini tidak berbeda hasilnya dengan 0.00
Video Streaming
skenario pertama yang memiliki jarak kurang dari 10
meter. Karena performansi virtual access point masih Client A 1.38
cukup bagus untuk jarak 20 meter. Client B 1.76

4.1.2.8 Perbandingan throughput skenario Gambar 4.16 Grafik Delay Pada Skenario Kelima
keempat
Grafik di bawah ini merupakan grafik troughput Pada grafik di atas merupakan perbandingan
pada skenario keempat, dimana client yang delay dari hasil pengujian pada masing-masing client.
digunakan dalam skenario ini memiliki dua client. Dimana yang di dapat pada kondisi jarak antar client
dengan virtual access point yaitu 20 meter akan tetapi
pada kondisi diluar suatu bangunan. Hasil dari client
A yaitu dengan 1,38 s dan client B memiliki hasil
1,76 s, hal ini tidak berbeda hasilnya dengan skenario
pertama yang memiliki jarak kurang dari 10 meter.
Karena performansi virtual access point masih cukup
bagus untuk jarak 20 meter.
4.1.2.10 Perbandingan throughput skenario Pada grafik di atas terlihat perbandingan delay
kelima tiap client pada masing-masing pengujian, dimana
Grafik dibawah ini merupakan grafik throughput delay pengujian video streaming yang diperoleh
pada skenario kelima. Client A 1,32 s. Sedangkan untuk Client B hasilnya
adalah 1,89 s. Pada skenario ini memiliki dua client
untuk pengujianya yaitu antara client dan virtual
Perbandingan throughput skenario access point memiliki jarak 40 meter dan dapat
kelima diambil keputusan bahwa untuk skenario ini delay
1,000.000 sangat baik karena masih di atas standart yaitu 150
ms.
Throughput (Kbps)

800.000
600.000 4.1.2.12 Perbandingan throughput skenario
400.000 keenam
200.000 Grafik di bawah ini merupakan grafik
0.000 throughput pada skenario keenam, dimana client
Video yang digunakan dalam skenario ini memiliki dua
Streaming client dan satu buah notebook yang difungsikan
Client A 725.4306 sebagai virtual access point.
Client B 570.0003
Perbandingan throughput skenario
Gambar 4.17 Grafik Throughput Pada Skenario
keenam
Kelima
1000.000
Troughput (Kbps)

Pada grafik di atas dapat dilihat perbandingan


800.000
throughput antara kedua client masing-masing
pengujian dalam Kbps untuk skenario kelima. Grafik 600.000
di atas menunjukan pada client A memiliki 400.000
throughput 752,4036 Kbps dan client B memiliki
troughput 570,0003 Kbps. Pada pengujian video 200.000
streaming ini hasil yang diperoleh pada dua client 0.000
memiliki perbandingan cukup jauh karena terjadi Video
beberapa faktor yaitu interferensi gelombang Straming
frekuensi lain yang mempengaruhi pengujian pada Client A 661.363
skenario ini.
Client B 296.463
4.1.2.11 Perbandingan delay skenario keenam Gambar 4.19 Grafik Throughput Pada Skenario
Grafik dibawah ini merupakan grafik delay pada Keenam.
skenario keenam.
Pada grafik di atas dapat dilihat perbandingan
troughput antara kedua client masing-masing
Perbandingan delay skenario keenam
pengujian dalam Kbps untuk skenario keenam.
10.00 Grafik di atas menunjukan pada client A memiliki
8.00 throughput 661,363 Kbps dan client B memiliki
troughput 296,463 Kbps. Pada pengujian video
Delay (s)

6.00 streaming ini hasil yang diperoleh pada dua client


4.00 memiliki perbandingan cukup jauh karena terjadi
2.00 beberapa faktor yaitu interferensi gelombang
frekuensi lain yang mempengaruhi pengujian pada
0.00 skenario ini.
Video Streaming
Client A 1.32
Client B 1.89
Gambar 4.18 Grafik Delay Pada Skenario Keenam
dilakukan dengan layanan lainya seperti audio
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN streaming, text dan lainya.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan: 2. Disarankan di masa datang dapat dilakukan
1. Jarak antara client dan virtual access point bila pengukuran parameter-parameter QoS lainya
menggunakan jaringan local untuk jarak 20 meter seperti jitter, latency, availability, MOS dan
dalam kondisi di dalam ruangan memiliki lainya.
penghalang masih dalam keadaan cukup baik
dengan spesifikasi yang digunakan dan QoS Referensi
masih dibawah standar ITU-T. Sedangkan untuk [1] Connectify,URL:HYPERLINK
jarak lebih dari 20 meter pada kondisi yang sama http://www.connectify.me/
kinerja virtual access point sangat tidak baik [2] Dwi Hantoro, Gunadi, 2009, Wifi Jaringan
karena terjadi connecting lost saat client Komputer Tanpa Kabel, Bandung.
terhubung dengan virtual access point. [3] Ganda P, Agus, Ir.,M.T., Sholekan S.T.,
2. Jarak optimal untuk kondisi diluar ruangan untuk 2010, Pengendali Mutu Telekomunikasi,
kurang dari 40 meter masih dalam keadaan cukup Institute Teknologi Telkom, Bandung.
baik dan dapat terhubung atau terkoneksi ke [4] Kurniawan, Wiharsono.2007. Jaringan
virtual access point dan QoS yang didapat masih Komputer. Yogyakarta: Andi.
dibawah standar ITU-T, akan tetapi untuk jarak [5] Lord Sing, V., Simamora, S.N.M.P., Siregar,
41 meter hingga lebih, client tidak menangkap S..2010. "Evaluasi Performance OLRS
sinya dari virtual access point sehingga client Coptimized Link State Routing Pada Mobile
tidak dapat terhubung dengan virtual access point. Ad Hoc Network". Program Studi Teknik
3. Pengujian menggunakan video streaming Komputer, Politeknik Telkom Bandung.
menghasilkan QoS yang tidak jauh berbeda tiap [6] Rachman, O., Yugianto, G,2008, "TCP/IP
client, dari perbandingan tiap skenario. Dengan Dalam Dunia Informatika dan
demikian untuk penggunaan virtual access point Telekomunikasi". Bandung.
mempunyai delay yang masih baik di atas kualitas [7] Setio Basuki, S.T dkk, 2008, "Client Server
standar sangat baik untuk layanan yang diujikan. Application Development". Program Studi
Teknik Komputer, Politeknik Telkom.
5.2 Saran Bandung.
1. Implementasi ini hanya menggunakan layanan [8] Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan
video streaming, diharapkan di masa datang dapat Komputer. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai