PEMBAHASAN
Definsi APAR adalah alat pemadam api berbentuk tabung (berat maksimal
16 kg) yang mudah dilayani/ dioperasikan oleh satu orang untuk pemadam api
pada awal terjadi keb akaran (APAR, Petrokimia, 1988). APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) sebagai alat untuk memutuskan atau memisahkan rantai tiga unsur
(sumber panas, udara dan bahan bakar). Dengan terpisahnya tiga unsur tersebut,
kebakaran dapat dihentikan (Gempur Santoso, 2004).
Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu dengan
dua unsur yang lain dilakukan melalui identifikasi bahan bakar tersebut. Bahan
bakar dapat dibedakan dari jenis, titik nyala dan potensi menyala sendiri. Bahan
bakar yang memiliki titik nyala rendah dan rendah sekali harus diwaspadai karena
berpotensi besar penyebab kebakaran. Bahan seperti ini memerlukan pengelolaan
yang memadai : penyimpanan dalam tabung tertutup, terpisah dari bahan lain,
diberi sekat dari bahan tahan api, ruang penyimpanan terbuka atau dengan
ventilasi yang cukup serta dipasang detektor kebocoran. Selain itu kewaspadaan
diperlukan bagi bahan-bahan yang berada pada suhu tinggi, bahan yang bersifat
mengoksidasi, bahan yang jika bertemu dengan air menghasilkan gas yang mudah
terbakar (karbit), bahan yang relatif mudah terbakar seperti batu bara, kayu
kering, kertas, plastik,cat, kapuk, kain, karet, jerami, sampah kering, serta bahan-
bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu.
C. Pengendalian Titik nyala
Sumber titik nyala yang paling banyak adalah api terbuka seperti nyala api
kompor, pemanas, lampu minyak, api rokok, api pembakaran sampah dsb. Api
terbuka tersebut bila memang diperlukan harus dijauhkan dari bahan yang mudah
terbakar. Sumber penyalaan yang lain : benda membara, bunga api, petir, reaksi
eksoterm, timbulnya bara api juga terjadi karena gesekan benda dalam waktu
relatif lama, atau terjadi hubung singkat rangkaian
D. Klasifikasi Kebakaran
E. Sebab-sebab Kebakaran
1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian
pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati
menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya
kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca,
sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan
topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan
kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-
bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase,
mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan,
tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.
F. Peralatan Pemadaman Kebakaran
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang
untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR
harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi
: jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan
gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di
sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung
karena dorongan gas bertekanan.
Konstruksi APAR sebagai berikut :
3. Safety pin (pin pengaman) : berfungsi untuk mengunci keluarnya isi tabung
saat diangkat atau dipindain pin adalah pengunci tabung, dibuka saat
menggunakan APAR dan sebagai pengaman tabung agar tidak mudah ditekan
Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara
otomatis.
a) Jenis Air ( water) Sejak dulu air digunakan untuk memadamkan kebakaran
dengan hasil yang memuaskan ( efektif dan ekonomis ) karena harganya
relatif murah, pada umumnya mudah diperoleh, aman dipakai, mudah
disimpan dan dipindahkan APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored
pressure type (tersimpan bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas).
Sangat baik digunakan untuk pemadaman kebakaran kelas A.
b) Jenis Busa (foam) Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk
kebakaran awal minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium
sulfat dan natrium bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya
adalah busa yang volumenya mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh
busa merupakan sistem isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak
ikut dalam reaksi.
c) Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder) Bahan pemadam api
serbuk kimia kering ( Dry Chemical Powder ) efektif untuk kebakaran B dan
C bisa juga untuk kelas A. Tepung serbuk kimia kering berisi dua macam
bahan kimia, yaitu:
(1) Sodium Bicarbonate dan Natrium Bicarbonate
(2) Gas CO2 atau Nitrogen sebagai pendorong Khusus untuk pemadaman
kelas D (logam) seperti magnesium, titanium, zarcanium, dan lain-lain
digunakan metal-dry-powder yaitu campuran dari Sodium, Potasium
dan Barium Chloride.
d) Jenis Halon
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) jenis Halon efektif untuk
menanggulangi kebakaran jenis cairan mudah terbakar dan peralatan listrik
bertegangan (kebakaran kelas B dan C). Bahan pemadaman api gas Halon
biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia seperti : chlorine, flourine, bromide
dan iodine.
K. Pemeliharaan APAR