Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hubungan Kanker dengan Glukosa

Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diteliti di
seluruh dunia, para ilmuwan internasional fokus bekerja pada penelitian untuk
memperluas pemahaman setiap aspek penyakit ini. Mengapa dan bagaimana
kanker bisa berkembang, tumbuh dan menyebar dalam tubuh manusia. Dengan
kata lain, penelitian ini tidak hanya penting untuk kepentingan pengetahuan
akademik saja tetapi dapat membantu menyelamatkan kehidupan masyarakat
dan membuat kualitas hidup mereka menjadi lebih baik.

Para ilmuwan dari UCLA baru-baru ini menemukan bahwa glukosa


dapat mendorong pertumbuhan dan penyebaran tumor atau kanker di dalam
tubuh. Dengan kata lain, glukosa berperan sebagai sarana untuk pertumbuhan
sel-sel kanker.

Penelitian ini dilakukan dengan cara merangsang penggunaan obat


antidiabetes untuk mencegah pembentukan dan pertumbuhan tumor atau
kanker. Ketika kadar glukosa darah rendah, sel-sel kanker akan mengalami
kelaparan

Penelitian ini didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh dari studi di


masa lalu, yang menemukan bahwa adanya hubungan antara kadar glukosa dan
perkembangan tumor. Studi ini menemukan adanya transpor glukosa aktif. Ini
terjadi melalui transporter glukosa tergantung natrium (SLGTs).
SLGTs dapat dideteksi melalui PET scan sehingga akan mudah bagi dokter
untuk mendeteksi timbulnya kanker pada tahap awal lebih banyak. Para ahli setuju
bahwa ini dapat meningkatkan peluang pasien dalam bertahan terhadap penyakit ini.
Para ilmuwan berharap dapat melanjutkan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut
tentang peran SLGTs dalam perkembangan kanker dan juga untuk melihat seberapa
efektif obat antidiabetes untuk menghambat transportasi glukosa ke sel-sel kanker.

Gula merupakan sumber makanan bagi setiap sel dalam tubuh, bahkan
sel-sel kanker. Sel-sel tubuh membutuhkan gula untuk berfungsi normal,
namun terrlalu banyak gula dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Ketika bertambahnya berat badan dan dikombinasi dengan kurangnya aktifitas
fisik, menjadi faktor resiko kanker.

Gula berhubungan dengan kanker Karena sel-sel sehat mengikuti siklus


pertumbuhan, pembelahan sel dan akhirnya kematian sel. Ketika sel-sel lama
mati, mereka diganti oleh sel-sel baru yang sehat dan jumlahnya sama.
Kanker terjadi ketika sel-sel lama mati dan menolak untuk terus
membagi, membangun disatu tempat dan berkembang kemudian menciptakan
tumor. Sel-sel kanker ini membutuhkan pasukan regular gula untuk lebih lama.
Sel-sel kanker menggunakan gula yang lebih tinggi untuk bertahan hidup.
Dikatakan bahwa gula adalah teman terbaik kanker.

B. Hubungan Kanker dengan Insulin


Apabila kita memakan tepung atau makanan yang berindeks glykemik
tinggi maka level glukosa dalam darah akan meningkat dengan cepat.
Kemudian tubuh kita segera melepaskan insulin untuk memungkinkan glukosa
menerobos masuk ke dalam sel-sel. Pelepasan insulin ini juga disertai pelepasan
molekul lain yang disebut IGF (insulinlike growth factor) atau faktor
pertumbuhan yang mirip insulin, dan peran utamanya untuk stimulasi
pertumbuhan sel. Singkat kata, gula memberi makan jaringan (tissues) dan
membuat mereka bertumbuh lebih cepat. Selain itu, insulin maupun IGF
mempunyai pengaruh yang sama. Keduanya mempromosi faktor peradangan,
yang akan merangsang pertumbuhan sel dan selanjutnya bertindak sebagai
pupuk untuk tumor.
Pemuncakan insulin dan pelepasan IGF bukan saja secara langsung
merangsang pertumbuhan sel-sel, tetapi juga mereka memiliki kapasitas untuk
menyerang jaringan tetangga. Contohnya, dengan menyuntik sel-sel kanker
payudara ke dalam tubuh tikus, para peneliti juga menunjukkan bahwa sel-sel
kanker tersebut menjadi kurang rentan terhadap kemoterapi apabila sistem
insulin tikus itu sudah dirangsang dengan keberadaan gula. Kesimpulan para
peneliti, perlu ada suatu obat-obatan baru untuk melawan kanker yaitu obat-
obatan yang mengurangi pemuncakan insulin dan IGF dalam darah.
Kita semua sudah bisa mengurangi jumlah gula rafinasi dan tepung
putih yang kita konsumsi dalam makanan kita. Sudah dibuktikan bahwa hanya
dengan mengurangi kedua faktor makanan ini akan mengurangi pengaruh dari
tingkat insulin dan IGF dalam darah. Efek sampingan pengurangan ini adalah
kulit yang lebih sehat.
Apabila faktor-faktor penyebab peradangan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tumor dicabut dari lingkungan mereka, tumor itu tak akan
menyebar. Faktanya adalah, faktor-faktor penyebab radang ini, pupuk untuk
kanker, disajikan dalam makanan kita. Pupuk utama dalam makanan adalah
gula rafinasi, yang mendorong naik insulin dan IGF yang pro-peradangan;
kekurangan jumlah Omega-3 dan kelebihan Omega-6 yang akan berubah
menjadi molekul yang meradang; dan hormon pertumbuhan (growth hormons)
yang terdapat dalam daging dan hasil produksi peternakan (dairy products),
yang juga merangsang IGF. Sebalikna, makanan kita juga bisa menyediakan
antipromotor seperti semua komponen phytochemicals berbagai sayuran dan
buah-buahan, yang melawan efek mekanisme peradangan.

C. Proses Terjadinya Kanker


Kanker bukanlah penyakit yang bisa terjadi dalam waktu sekejap.
Penyakit ini membutuhkan proses panjang untuk mengubah sel normal menjadi
sel kanker. Dengan mengetahui proses pembentukan dan faktor-faktor
pemicunya, diharapkan penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin.tubuh kita
terdiri dari badan dan anggota badan yang dihubungkan oleh pembuluh darah
dan pembuluh limfa. Anggota badan tersusun dari sel-sel yang berukuran
sangat kecil (seperseratus millimeter), bentuknya hampir sama namaun
memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya,sel darah putih berfungsi melawan
kuman-kuman yang masuk kealam tubuh, sedangkan sel darah merah berfungsi
mengangkut oksigen dalam darah sementara keeping darah befungsi untuk
membekukan darah.
Didalam sel terdapat organ sel, salah staunya adalah inti sel yang berisi
gen/DNA yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Gen didalam sel ada
yang disebut gen kanker (onkogen), gen penekan tumor (tumor supresor gen)
dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang rusak (repair gen). Bila salah satu
dari gen tersebut mengalami kerusakan dia akan menjadi liar dan kehilangan
kendali serta mekanisme normalnya. Akibatnya, pertumbuhan menjadi liar.
Sehingga berkembang menjadi jutaan sel membentuk jaringan baru yang
disebut tumor atau kanker. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakannya sel kanker tersebut membentuk suatu jaringan ganas,
menyusup ke jaringan lain di dekatnya, dan selanjutnya menyebar ke seluruh
tubuh (metastasis).
Proses perubahan dari sel normal jadi sel kanker disebut transformasi
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
a. Pada tahap inisiasi akibat agen karsinogen (bahan kimia, virus, radiasi
atau sinar matahari), bahan genetic sel berubah menjadi ganas. Namun
tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. Kelainan genetic dalam sel disebut promotor, dapat
menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen. Bahkan gangguan
fisik menahun pun kadang bisa membuat sel menjadi lebih peka dan
cenderung berubah menjadi lebih ganas.
b. Pada tahap promosi sel. yang terinisiasi berubah menjadi ganas tanpa
mempengaruhi sel lain (gabunngan sel yang peka dan karsinogen).
Sehingga perubahan DNA sangat sulit ditemukan. Kadang kala hanya
diketahui dari adanya perubahan ukuran atau bentuk suatu kromosom
tertentu.

Tampaknya timbulnya kanker memerlukan serangkaian perubahan


kromosom. Pada penelitian polyposis familian usus besar (pertumbuhan
polip yang menjadi ganas pada usus), lapisan usus yang normal tumbuh
secara aktif (hiperproliferasi) karena sel- selnya tidak lagi memiliki gen
penekan pada kromosom 5 (dalam keadaan normal berfungsi
mengendalikan pertumbuhan lapisan tersebut). Perubahan dalam DNA
tersebut mempermudah terbentuknya adenoma (tumor jinak). Gen lain
memicu adenoma tubuh lebih aktif. Hilangnya gen penekan pada
kromosom 18 selanjutnya merangsang adenoma menghilangkan gen
kromosom 17. Akibatnya, adenoma yang jinak dapat berubah menjadi
kanker dan selanjutnya menyebar keseluruh bagian tubuh yang lain yang
dikenal dengan proses metastasis. Dalam keadaan lemah system kekebalan
seharusnya dapat menghancurkan sel ganas tersebut sebelum ia sepat
berubah menjadi kanker. Kanker cenderung terjadi jika kekebalan tidk
berfungsi normal sehingga kanker dapat menembus perlindungan system
kekebalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai