Anda di halaman 1dari 5

''MENGKODHO SHOLAT''

Hukum dan cara mengqadha (qodho) shalat yang ditinggalkan karena lupa, tertidur atau ditinggal
dengan sengaja beberapa bulan dan tahun sampai lupa jumlah shalat yang ditinggalkan.
Assalmu'alaikum....
saya mau brtanya...kalau ada orang lalai sholat subuhnya apa dia boleh mengqodhonya setelah
dzuhur atau boleh mengerjakannya diwaktu dhuha?
Atas perhatiannya saya ucapkan jazakumulloh ahsanal jaza...

JAWABAN
Assalamualaikum War. Wab.
HUKUM MENG-QADHA SHALAT YANG DITINGGALKAN
1. Shalat fardhu yang tidak dilaksanakan pada waktunya baik karena ketiduran atau lupa, maka
harus diganti pada waktu yang lain segera setelah dia ingat. Kecuali bagi wanita haid dan nifas
(keluar darah setelah melahirkan). Berdasarkan hadits sahih:




Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka hendaknya ia melakukan
salat setelah ingat dan tidak ada kafarat (pengganti) selain itu. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Di hadits lain Nabi bersabda:



Artinya: Apabila seseorang tidak solat karena lupa atau tertidur, maka hendaknya dia
mengqodho ketika ingat.
Berdasarkan kedua hadits di atas, mayoritas (jumhur) ulama fiqh dari keempat madzhab
berpendapat bahwa (a) wajib mengqadha shalat karena meninggalkan salat itu dosa dan
mengqadha (mengganti)-nya itu wajib; (b) sangat dianjurkan memohon ampun pada Allah
(istighfar), bertaubat dan memperbanyak salat sunnah.
WAKTU MENG-QADHA SHALAT YANG DITINGGALKAN
2. Adapun waktu meng-qadha shalat adalah sesegera mungkin saat seseorang ingat. Kalau,
misalnya tidak melakukan shalat subuh kemudian ingat pada saat solat dzuhur, maka ia harus
mendahulukan shalat qadha-nya yakni solat subuh, baru kemudian shalat dhuhur. Kecuali
apabila waktu shalat dhuhur-nya sangat sempit sehingga kalau mendahulukan qadha maka
dhuhurnya akan ketinggalan. Dalam kasus seperti ini, maka shalat dhuhur didahulukan.
Imam Nawawi (Yahya bin Syaraf Abu Zakariya An Nawawi) dalam kitabnya Syarh an-Nawawi
'ala-l Muslim mengomentari hadits seputar qodho solat demikian:

:
] 308 : [ : .
:

Kesimpulan madzhab (atas hadits qadha): bahwasanya apabila tertinggal satu solat fardhu, maka
wajib mengqadh-nya. Apabila tertinggal shalat karena udzur, maka disunnahkan mengqadha-nya
sesegera mungkin tapi boleh mengakhirkan qadha menurut pendapat yang sahih.
Imam Baghawi dan lainnya menceritakan suatu pendapat: bahwasanya tidak boleh mengakhirkan
qadha. Kalau lalainya solat tanpa udzur, maka wajib mengqadha sesegera mungkin menurut
pendapat yang lebih sahih.
Menurut pendapat lain, tidak wajib menyegerakan qadha. Artinya, boleh diakhirkan. Dan apabila
meng-qadha beberapa solat fardhu, maka disunnahkan mengqadha-nya secara urut. Apabila tidak
dilakukan secara berurutan, maka solatnya tetap sah menurut Imam Syafi'i dan yang sepakat
dengannya baik solat yang tertinggal sedikit atau banyak.

HUKUM QADHA SHALAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN


Ulama berbeda pendapat dalam kasus orang yang tidak sh`lat secara sengaja berhari-hari,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
PENDAPAT PERTAMA: TIDAK WAJIB QADHA SHALAT YANG SENGAJA DITINGGLA
BERTAHUN-TAHUN
Tapi, diharuskan bertaubat nasuha dan banyak melakukan shalat sunnah apabila memungkinkan.
Berdasarkan hadits:

:

Artinya: Perbuatan yang pertama dihisab (dihitung untuk diminta pertanggungjawaban) pada hari
kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya seseorang sempurna, maka ditulis sempurna. Apabila
tidak, maka Allah akan berkata pada malaikat: "Lihatlah apakah dia melakukan shalat sunnah
yang dapat menyempurnakan kekurangan shalat fardhunya?"
Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
Ibnu Hazm dalam Al-Mahalli (II/235-244) berkata:




Artinya: Adapun orang yang sengaja meninggalkan shalat, maka dia tidak akan mampu
menggantinya selamanya, maka hendaknya dia memperbanyak berbuat baik yaitu shalat sunnah,
dan mohon ampun pada Allah.
PENDAPAT KEDUA: WAJIB QADHA SHALAT YANG DITINGGAL BERTAHUN-
TAHUN
Pendapat kedua ini berdasarkan pada hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih)

Artinya: Hutang kepada Allah lebih berhak untuk dibayar.
Adapun cara meng-qadha yang ditinggal begitu lama ada beberapa cara.
1. Menurut madzhab Maliki, cara mengqadha-nya adalah setiap hari mengqadha dua hari shalat
yang ditinggal. Dilakukan terus menerus setiap hari sampai yakin qadha-nya sudah selesai.
2. Menurut Ibnu Qudamah, hendaknya dia mengqadha setiap hari semampunya. Waktunya
terserah, boleh siang atau malam. Sampai dia yakin (menurut perkiraan) bahwa semua shalat
yang ditinggalkan sudah diganti. Ibu Qudamah dalam kitab Al-Mughni berkata:


,
,

.
, , ,
, . .
, . :
,

,








,



.
,
,


, , , , ,

.

,

Arti ringkasan: Wajib mengqodho shalat yang ditinggal secara sengaja dalam waktu lama,
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sampai lupa hitungan persisnya. Adapun caranya adalah
dengan mengqadha berturut-turut tanpa diselingi shalat sunnah seperti yang pernah dilakukan
Nabi saat ketinggalan 4 waktu shalat pada perang Khandaq.
Jangan lupa untuk selalu memohon ampun atas shalat-shalat yang ditinggalkan. Karena shalat
adalah pilar kedua utama dalam Islam setelah Dua Syahadat.

KESIMPULAN HUKUM QADHA SHALAT YANG DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa rang yang meninggalkan shalat dengan sengaja
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya dan dia dalam
keadaan sehat, maka hendaknya dia (a) bertaubat dan (b) meng-qodho seluruh shalat yang
ditinggal setiap hari semampunya sampai selesai; (c) memperbanyak shalat sunnah untuk
mengganti kekurangan.
Namun, apabila dia sudah tidak sehat lagi dan menimbulkan sakit kalau mengqodho semua yang
ditinggalkannya, maka dia dapat mengikuti

HUKUM MENGQADHA (QODHO) SHALAT ORANG SUDAH MENINGGAL DUNIA


(WAFAT)
Orang yang meninggalkan shalat karena sakit kemudian dia mati, maka menurut pendapat dalam
madzhab Hanafi, hukumnya wajib membayar fidyah untuk setiap shalat yang ditinggalkan.
Besarnya adalah 1 mud (1 mud = 675 gram atau 0.688 liter).

Berdasarkan hadits Nabi :


Artinya: Seseorang tidak harus berpuasa atau shalat untuk orang lain, akan tetapi hendaknya ia
memberi makan (fidyah).
As-Sarakhsi dalam Al-Mabsuth mengatakan,

:
:

Arti kesimpulan: Kalau orang meninggal punya hutang shalat, maka wajib membayar fidyah
untuk setiap shalat yang ditinggalkan.
Abu Bakar Al-Ibadi Al-Hanafi mengatakan dalam Al-Jauharah



:
Arti kesimpulan: Hukumnya shalat sama dengan hukumnya puasa. Yakni, harus membayar
fidyah apabila ditingalkan.
Sebagian ulama madzhab Syafi'i juga berpendapat serupa. Dimyathi dalam Hasyiah I'anah at-
Talibin mengatana

..
Artinya: Barangsiapa meninggal dunia dan punya hutang shalat maka tidak wajib qadha dan
fidyah, akan tetapi menurut pendapat banyak ulama Syafi'i, wajib membayar fidyah 1 mud untuk
setiap shalat yang ditinggalkan.
PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN QADHA SHALAT
Mayoritas ulama tidak membolehkan mengqadha-kan shalat orang yang meninggal. Namun
sebagian ulama membolehkan berdasarkan pada hadits sahih riwayat Bukhari sbb:


: - -

Artinya: Ibnu Umar pernah memerintahkan seorang perempuan yang bernadzar untuk shalat di
Quba' kemudian meninggal (sebelum melaksanakan nadzar tersebut). Ibnu berkata: Shalatlah
untuknya.
PERTANYAAN 2: BANYAK MENINGGALKAN SHOLAT BAGAIMANA CARA QODHO-
NYA
Asssalamualaikum wr. wbr.
Pak Ustadz, saya waktu muda banyak meninggalkan sholat wajib. Tetapi alhamdulillah sekarang
sudah bertobat dan insayaallah teratur menjalankan sholat wajib dan sholat sunat. Yang ingin
saya tanyakan adalah bagaimana saya bisa mengqodho sholat wajib yang saya tinggalkan waktu
dulu.
Atas jawabannya kami ucapkan terima kasih.
Wssalamualaikaum wr. wbr.
sayuti Amatkayat
JAWABAN
Kalau Anda dalam kondisi sehat secara fisik, maka Anda dapat mengqodho seluruh sholat wajib
yang ditinggalkan secara mencicil setiap hari sampai Anda yakin seluruh shalat yang ditinggal
sudah diganti.
NIAT QADHA SHALAT ORANG MATI
assalamualaikum.......
Bagaimana niat sholat untuk mengqhodokan shalat orng tua yg sudah meninggal?
jazakallah ustadz
Abdul Hakim
JAWABAN
Niatnya adalah:
- Teks Arab ... ...
- Teks latin: Ushalli fardho [sebutkan nama shalat] untuk mengqadha shalatnya [sebutkan nama
yang mati] lillahi ta'ala.
HUKUM MENGQADHA SHALAT ORANG MATI
Jumhur (mayoritas) ulama fiqih berpendapat bahwa shalat yang ditinggalkan orang mati, baik
sengaja atau tidak, tidak perlu diqadha oleh yang hidup. Tapi dianjurkan membayar fidyah 1 mud
untuk setiap rakaat yang ditinggalkan. Namun ada juga pendapat yang membolehkan mengqadha
shalat orang yang meninggal dunia (wafat)

Anda mungkin juga menyukai